Anda di halaman 1dari 13

library.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritik

1. Tematik
Sebuah karya seni berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan
terhadap suatu lingkungan melalui proses perenungan atau proses berpikir yang
menimbulkan gagasan atau ide yang menjadi sebuah landasan (Sunarto, 1998:
3). Ide dalam penciptaan karya tugas akhir ini bersumber dari pengalaman
penulis membaca buku, majalah maupun internet, dan melakukan wawancara
terhadap narasumber yang berkaitan dengan tema yang diangkat yaitu
kebebasan siswa SMA Kolese De Britto Yogyakarta.
Berdasarkan kajian mengenai topik tersebut, dihasilkan pemahaman yang
menjadi sumber ide penciptaan bahwa kebebasan yang diterapkan kepada
siswa SMA Kolese De Britto Yogyakarta bukan semata-mata bebas liar yang
mengacu pada hal negatif. Tema tersebut memberikan beberapa pesan moral
kepada masyarakat yang dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan
meliputi kebebasan yang diberikan kepada seorang remaja dengan cara yang
benar akan memberikan dampak positif bahkan dapat menggali potensi
seseorang sehingga dapat menjadi pribadi yang autentik serta bagaimana
memahami batas kebebasan karena kebebasan yang dimiliki setiap orang tidak
absolut melainkan dibatasi oleh kebebasan orang lain sehingga menciptakan
toleransi dan menghargai perbedaan.
Ide penciptaan karya seni grafis dalam Tugas Akhir ini berawal dari
ketertarikan terhadap kebebasan siswa SMA Kolese De Britto yang tidak
dijumpai di sekolah lain. Siswa di sekolah tersebut diberikan kebebasan namun
harus bisa mempertanggungjawabkan kebebasan yang mereka dapat.
Kebebasan memberikan peluang luas kepada siswa untuk belajar banyak hal,
akan tetapi tenaga pendidik sekolah tersebut menjelaskan bahwa jangan
lakukan apa yang sudah kita tahu itu salah. Beberapa dampak negatif muncul
dalam perilaku siswa, namuncommit
itulah towaktu
user yang tepat untuk memperbaiki

54
library.uns.ac.id 55
digilib.uns.ac.id

perilaku siswa. Kebijakan tersebut melatih siswa untuk memiliki self dicipline
tinggi sehingga setiap anak tidak lagi taat terhadap peraturan karena takut tetapi
sadar atas apa yang dilakukannya dengan penuh pertimbangan.
Simbol-simbol representatif digunakan untuk dapat menyampaikan pesan
visual kepada penikmat. Beberapa simbol yang dapat ditemui dalam karya
tugas akhir ini antara lain figur remaja laki-laki yang merepresentasikan siswa
SMA Kolese De Britto Yogyakarta, rambut gondrong yang menjadi ciri khas,
kursi yang melambangkan proses belajar mengajar di dalam kelas dan lain
sebagainya yang dijelaskan lebih lanjut dalam analisis karya.

2. Konsepsi
Latar belakang tematik yang sudah dijabarkan berkaitan dengan tema
kebebasan siswa SMA Kolese De Britto Yogyakarta menjadi landasan untuk
menciptakan konsep visual setelah melalui perenungan dan pematangan ide.
Tema tersebut dirasa unik dan belum ada sebelumnya sehingga ditanggap
menjadi sebuah ide.
Secara umum bentuk kebebasan merupakan hal abstrak yang sulit untuk
divisualisasikan karena setiap orang memiliki pandangan, imajinasi atau bentuk
gambaran berbeda terhadap kebebasan. Hal tersebut menjadi sebuah tantangan
sehingga menarik untuk direnungkan menjadi sebuah konsep karya. Tema
tersebut ditangkap dalam bentuk ide, kemudian dikembangkan menjadi sumber
inspirasi dalam penciptaan karya grafis.
Teknik yang dipilih dalam proses visualisasi karya yaitu teknik woodcut
atau hardboardcut yang merupakan salah satu teknik yang tergolong dalam
teknik cetak tinggi. Teknik tersebut dipilih karena sesuai dengan latar belakang
pencipta yang menempuh pendidikan seni rupa murni dengan minat utama seni
grafis serta woodcut merupakan teknik yang paling dikuasi.
Konsep visual yang diciptakan tidak lepas dari beberapa teori dan prinsip
seni rupa. Figur laki-laki menjadi objek utama dalam setiap karya. Figur
tersebut dibuat menggunakan perubahan bentuk distorsi dan disformasi
sehingga menambah daya tarik dan menciptakan keunikan atau karakter khas.
Figur tersebut menjadi sebuah objek yang ditonjolkan atau disebut aksentuasi.
commit to user
Penonjolan dilakukan dengan membuat figur utama lebih besar daripada objek
library.uns.ac.id 56
digilib.uns.ac.id

lainnya atau dengan warna yang lebih tegas sehingga objek tersebut menjadi
point of interest dalam sebuah karya. Meskipun demikian, penonjolan tersebut
juga mempertimbangkan aspek kesatuan dan keseimbangan sehingga dapat
menyatu dengan latar belakang dan objek pendukungnya.
Garis yang diciptakan dalam karya tugas akhir ini meliputi beberapa
macam jenis garis yang memiliki karakteristik berbeda namun didominasi garis
lengkung karena memberikan kesan dinamis sesuai dengan tema yang diangkat
yaitu tentang kebebasan yang dapat diwakili dengan kesan dinamis yang
diciptakan oleh garis-garis dalam karya tersebut.
Warna menjadi salah satu komponen terpenting dalam visualisasi sebuah
karya seni rupa karena dapat membantu membawa penikmat untuk memahami
maksud atau makna yang disampaikan. Setiap warna memiliki karakteristiknya
masing-masing, namun tidak menutup kemungkinan setiap orang memiliki
interpretasi berbeda terhedap setiap warna yang dipengaruhi beberapa faktor
seperti latar belakang, pengalaman pribadi dan lain sebagainya. Warna yang
digunakan merupakan warna yang berasal dari tinta offset dengan warna utama
CMYK (Cyan, Magenta, Yellow dan Black) dan warna putih. Susunan warna
yang diciptakan memperhatikan kesan yang ingin disampaikan dalam setiap
karya. Susunan warna yang tepat dapat menciptakan suasana yang harmonis
dan memikat mata, baik antara dua warna yang memiliki kemiripan (gradasi)
ataupun dua warna yang kontras
Tekstur yang digunakan adalah tekstur semu dan tekstur nyata. Tekstur
semu dapat dirasakan dengan melihat tetapi tidak dapat dirasakan dengan
meraba, sedangkan tekstur nyata tercipta dari tinggi rendah warna yang tercipta
oleh lapisan cat sehingga apabila diraba karya akan terasa kasar karena dalam
karya seni grafis dengan teknik cetak tinggi warna diciptakan satu lapis demi
satu lapis sehingga tercipta relief.
Proporsi dan keseimbangan merupakan dua hal yang tidak jauh berbeda.
Proporsi diterapkan dalam menciptakan bentuk objek dan keseimbangan
diterapkan pada keseluruhan komposisi dalam suatu karya, keduanya
membutuhkan rasa untuk mencapainya. Keseimbangan yang diterapkan
terdapat dua macam yaitu keseimbangan simetris dan asimetris. Penerapan
commit to user
library.uns.ac.id 57
digilib.uns.ac.id

keseimbangan yang berbeda dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan


kesan monoton pada setiap karya.
Karya dalam tugas akhir ini menggunakan bidang organis dan geometris
dengan komposisi terbuka dan tertutup. Karya dengan komposisi terbuka
memiliki objek yang tersebar pada bidang karya sedangkan karya dengan
komposisi tertutup memiliki objek yang terkesan memusat. Semua objek yang
terdapat dalam karya divisualisasikan dengan mempertimbangkan aspek
kesatuan. Kesatuan dimunculkan dengan cara menggambarkan objek-objek
dalam karya menjadi saling berkaitan dan berhubungan satu dengan yang
lainnya. Bidang yang diciptakan juga memperhatikan ukuran dengan komposisi
besar dan kecil yang bertujuan untuk membangun kesan ruang yang jauh dan
dekat.
Irama merupakan hal yang penting dalam sebuah karya karena dapat
membangun keharmonisan. Irama dalam karya tugas akhir ini dibangun
melalui repitisi atau pengulangan bentuk yang menggunakan satu jenis ukuran
atau beberapa ukuran dan melalui beberapa kelompok pengulangan seperti
garis, bentuk dan warna.

B. Implementasi Rupa

Keberhasilan dalam penciptaan karya bergantung pada perencanaan, proses


dan teknik pengerjaan yang diterapkan. Perlu adanya pertimbangan matang
mengenai dasar pemikiran yang meliputi media dan teknik, proses penciptaan,
serta penyajian akhir karya. Alur penciptaan karya tugas akhir ini adalah sebagai
berikut:

Gambar 9. Bagan Alur Penciptaan Karya


(Sumber: Ilustrasi Pandu Setyo Adji, 2018)
commit to user
library.uns.ac.id 58
digilib.uns.ac.id

1. Media
Pemilihan media meliputi alat dan bahan merupakan salah satu faktor
penting dalam penciptaan sebuah karya seni rupa. Media yang digunakan
dalam penciptaan karya tugas akhir dengan teknik woodcut ini adalah MDF
(Medium Density Fibreboard) yang digunakan sebagai master plate atau acuan
dengan ukuran panjang 120 sentimeter dan lebar 90 sentimeter. MDF
merupakan bahan padat yang tidak terlalu keras untuk dicukil sehingga lebih
mudah dalam proses pengerjaan dan lebih murah dibandingkan dengan bahan
linoleum, selain itu MDF juga lebih mudah didapat.
Media cetak yang digunakan adalah kertas samson. Kertas samson dipilih
karena memiliki warna coklat dan memiliki tekstur semu yang tercipta dari
serat kecil pada kertas yang terlihat oleh mata. Kertas ini tidak terlalu tebal
sehingga lebih mudah memastikan tinta sudah menempel atau belum ketika
mencetak meskipun mudah sobek atau rusak ketika digosok.

Gambar 10. MDF (Medium Density Fibreboard)


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

Tinta cetak yang digunakan dalam karya grafis cetak tinggi pada proses
penciptaan karya tugas akhir ini menggunakan tinta offset. Tinta tersebut
merupakan tinta berbasis minyak yang biasanya juga digunakan dalam cetak
offset. Ada banyak pilihan warna yang tersedia, namun yang digunakan dalam
penciptaan karya tugas akhir ini hanya warna dasar CMYK (Cyan, Magenta,
Yellow dan Black) dan putihcommit
(lihat toGambar
user 11 halaman 59). Alat yang
library.uns.ac.id 59
digilib.uns.ac.id

digunakan untuk mencukil MDF yaitu pisau cukil. Alat cukil ini biasanya
dijual dalam satu paket berisi lima macam pisau dengan ujung yang berbeda
(lihat Gambar 12).

Gambar 11. Tinta Cetak Berbasis Minyak (Offset)


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

Gambar 12. Alat Cukil


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

Rol karet dibutuhkan sebagai alat untuk menorehkan tinta cetak ke MDF
atau hardboard. Rol karet memiliki ukuran beragam mulai dari yang kecil,
commit
sedang dan besar (lihat Gambar to user60). Biasanya rol berukuran besar
13 halaman
library.uns.ac.id 60
digilib.uns.ac.id

digunakan untuk menorehkan warna pada media yang luas seperti latar
belakang pada karya agar waktu yang dibutuhkan lebih singkat, sedangkan
yang kecil digunakan untuk objek yang lebih kecil agar lebih mudah meratakan
tinta pada area yang sempit.
Selain itu media yang dibutuhkan adalah scrap dan alat penggosok. Scrap
merupakan alat yang digunakan untuk mengambil dan mencampurkan tinta
sehingga dapat menciptakan warna yang diinginkan dari warna primer yang
ada (lihat Gambar 14 halaman 61). Scrap biasanya dijual di toko alat bangunan
dengan berbagai ukuran. Ukuran kecil lebih enak digunakan daripada ukuran
besar karena untuk keperluan pencampuran warna. Selain scrap, media lain
yang dibutuhkan untuk mencampur warna adalah papan. Papan yang bisa
digunakan adalah papan MDF, akrilik atau keramik tidak terpakai yang
permukaannya rata dan bersih.
Penggosok digunakan untuk menggosok permukaan kertas ketika
mencetak. Penggosok yang digunakan dalam pengerjaan karya tugas akhir ini
adalah kaleng kecil bekas dengan permukaan yang rata (lihat Gambar 15
halaman 61). Alternatif lain bisa menggunakan bahan kayu halus agar kertas
tidak mudah sobek atau bahan lainnya.

commit
Gambar 13.to user
Rol Karet
(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)
library.uns.ac.id 61
digilib.uns.ac.id

Gambar 14. Scrap


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

Gambar 15. Penggosok


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

2. Proses
Proses penciptaan karya tugas akhir ini menggunakan teknik woodcut
atau cetak tinggi dengan bahan utama MDF meliputi tahapan sebagai berikut:
a. Pembuatan sketsa
Langkah pertama yaitu membuat sketsa atau rancangan awal pada
kertas (lihat Gambar 16 halaman 62). Sketsa ini yang nantinya akan
dipindah pada papan MDF yang sudah diberi warna dasar agar saat dicukil
terlihat bagian mana yang sudah tercukil atau belum sehingga tidak ada
bagian yang terlewat.

commit to user
library.uns.ac.id 62
digilib.uns.ac.id

Gambar 16. Sketsa Karya


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

b. Pencukilan
Mencukil papan MDF dengan gambar sketsa yang sudah dipindah ke
papan (lihat Gambar 17). Proses pencukilan memerlukan pertimbangan
bagian mana dulu yang harus dicukil karena teknik yang digunakan adalah
reduksi.

Gambar 17. Mencukil Papan MDF


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

c. Pewarnaan
Setelah selesai mencukil warna pertama kemudian masuk ke tahap
pemberian tinta. Pemberiancommit to user
tinta ke papan MDF menggunakan rol karet
library.uns.ac.id 63
digilib.uns.ac.id

yang dilakukan secara berulang hingga seluruh permukaan papan MDF


tertutup tinta (lihat Gambar 18 halaman 63). Sebelumnya terlebih dahulu
campurkan warna dasar menjadi warna yang diinginkan. Warna tersebut
diratakan pada media papan lalu oleskan rol dan pindahkan tinta ke acuan.

Gambar 18. Proses Pewarnaan


Menggunakan Rol Karet
(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

d. Pencetakan
Sebelum mencetak diperlukan siku yang digunakan sebagai tanda agar
cetakan bisa presisi atau tidak bergeser saat proses cetak mengingat proses
cetak dilakukan berulang kali sesuai jumlah warna yang diinginkan (lihat
Gambar 19 halaman 63). Saat proses cetak posisi master plate berada di
bawah kertas karena bagian kertaslah yang nantinya akan digosok dengan
penggosok. Proses penggosokan pun tidak boleh sembarangan karena
berpengaruh pada hasil cetaknya. Penggosokan dilakukan searah dengan
arah cukilan agar penekanan pada saat menggosok bisa stabil dan tidak
membuang banyak energi. Penggosokan dilakukan dengan hati-hati karena
media cetak yang digunakan adalah kertas samson yang cenderung tipis dan
mudah sobek.
Bersihkan papan MDF setelah proses cetak selesai agar proses
pencukilan warna kedua bisa terlihat jelas. Setelah papan MDF kering,
langkah tersebut dilakukan berkali-kali sesuai jumlah warna yang diinginkan
hingga tercipta tumpukan warna (lihat Gambar 20 halaman 63). Proses cetak
commit to user
library.uns.ac.id 64
digilib.uns.ac.id

selalu dilakuan saat cetakan warna sebelumnya benar-benar kering agar hasil
cetak warna berikutnya bisa maksimal.
Tahapan terakhir setelah semua warna tercetak adalah menunggu hasil
cetakan hingga kering lalu diberi keterangan karya seperti teknik, edisi
cetakan, judul karya, nama, dan tahun dibagian bawah karya sebagai syarat
karya seni grafis pada umunya.

Gambar 19. Siku


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

Gambar 20. Hasil Cetakan


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

commit to user
library.uns.ac.id 65
digilib.uns.ac.id

3. Penyajian
Penyajian adalah salah satu hal yang memberi pengaruh pada setiap karya
seni. Penyajian sangat berpengaruh pada nilai sebuah karya seni baik dua
dimensi maupun tiga dimensi. Penyajian dapat menambah nilai sebuah karya
bila dikerjakan secara maksimal. Karya yang sudah selesai disajikan pada
media kertas dengan bingkai berbahan kayu mentah. Kayu mentah dipilih
karena memberikan kesan natural. Karya tugas akhir ini berukuran panjang 120
sentimeter dan lebar 90 sentimeter. Ukuran bingkai kayu yang digunakan
adalah panjang 140 sentimeter dan lebar 110 sentimeter, jadi terdapat margin
masing-masing 10 sentimeter di bagian atas, bawah, samping kanan dan kiri
(lihat Gambar 21). Penyajian dalam karya tugas akhir ini tidak menggunakan
kaca karena dengan ukuran tersebut karya akan lebih rentan pecah. Karya
dilapisi plastik tebal agar lebih awet (lihat Gambar 22 halaman 66).

commit
Gambar to user
21. Sketsa Bingkai
(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)
library.uns.ac.id 66
digilib.uns.ac.id

Gambar 22. Proses Penyajian


(Sumber: Dokumentasi Pandu Setyo Adji, 2018)

commit to user

Anda mungkin juga menyukai