Selain 6 prinsip kualitas jasa yang dikemukakan diatas, menurut lovelock (1922:11),dalam melaksanakan
pengelolaan jasa harus di dasarkan pada enam prinsip manajemen jasa,yaitu sebagai berikut .
Tabel IV.1
N Prinsip Komentar
o
1. Persamaan Keuntungan Kualitas layanan yang dirasakan Keputusan mengenai efisiensi
dan Logika Bisnis pelanggan mendorong keuntungan internal (pengendalian biaya dan
produktivitas modal dan tenaga
kerja) harus diintegrasikan secara
hatihati.
5. Sistem Penghargaan Produksi kualitas yang dirasakan Semua aspek kualitas pelayanan
pelanggan harus menjadi focus yang relevan harus
sistem penghargaaan dipertimbangkan. Meskipun semua
aspek tersebut tidak selalu dapat
diintegrasikan kedalam sistem
penghargaan
6. Fokus Pengukuran Kepuasan pelanggan terhadap Untuk memantau produktivitas dan
kualitas pelayanan harus menjadi efisiensi internal ,kriteria
fokus pengukuran pencapaian pengukuran internal mungkin juga
harus digunakan ,namun fokus
pada kepuasan pelanggan lebih
mendominasi.
Sumber Lovelock : (1992:12)
Pelanggan
Konsep Operasi
Menggunakan teknik dan strategi operasional spesifik yang dilaksanakan oleh personel dan keterampilan yang diperlukan dan
didukung oleh fasilitas,peralatan,dan teknologi informasi yang tepat untuk menciptakan dan menyampaikan paket layanan tertentu
kepada pelanggan sasaran,sekaligus secara konsisten memenuhi standar kualitas dan produktivitas .
Gambar IV.2
Satu prinsip dasar yang harus dipahami oleh perusahaan jasa adalah bahwa setiap orang ingin
diperlakukan dengan baik, oleh karena itu, sudah selayaknya perusahaan menerapkan strategi pelayanan
yang baik yang sesuai dengan tingkat kenyamanan dan keleluasaan konsumen, tentunya tanpa
mengabaikan sistem pengawasan yang perlu dilakukan.
2. Penempatan orang-orang yang berorientasi pelanggan untuk berhadapan dengan pelanggan (customer-
oriented front-line people).
Agar pelayanan atau jasa yang baik ditunjukkan dan dapat dirasakan oleh konsumen, maka perusahaan
perlu menempatkan para petugas di depan (frontliner) dari orang-orang yang memiliki orientasi terhadap
pelanggan, yaitu orang-orang yang menyadari bahwa pelanggan merupakan aset yang begitu penting bagi
perusahaan sehingga perlakuan yang baik bagi pelanggan sangat perlu dilakukan.
Konsep sistem pelayanan yang bersahabat ini cukup sederhana. Jika pelanggan merasa bahwa perusahaan
telah memperlakukan mereka secara bersahabat, maka perusahaan tidak perlu bersusah payah untuk
meyakinkan pelanggan untuk membeli produk mereka. Sebagaimana halnya seorang sahabat kepada
sahabat lainnya, jika dia memiliki keperluan, maka sahabatnyalah yang pertama kali akan didatangi. Jika
perusahaan telah mampu melakukan manajemen jasa yang menerapkan sistem pelayanan yang bersahabat
ini, tentunya pelanggan tidak hanya akan membeli produk dari perusahaan, akan tetapi juga loyal kepada
perusahaan.
Referensi :
Drs.M.M. Nasution, M. A. (September 2005). Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management)
Edisi Kedua. Bojongkerta, Ciawi - Bogor Selatan 1672: Penerbit Ghalia
Indonesia.https://repository.dinamika.ac.id/id/eprint/505/5/BAB%20II.pdf