Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek dan Data Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada kawasan wisata Suoh yang terletak di Desa
Sukamarga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung (5º14‟
47,5” LS dan 104º 15‟ 55,2”BT). Namun penelitian tidak hanya berlokasi di satu titik
desa saja, penelitian ini juga mengambil sampel penelitian di berbagai titik sekitar
kawasan wisata Suoh yang disebar di masing-masing desa dengan berbagai titik
dengan lokasi tertera pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Peta lokasi kawasan wisata Suoh (Desa Suka Marga).

Terdapat enam titik lokasi pengambilan data pada penelitian ini. Pemilihan titik
lokasi tidak dilakukan secara sembarang, namun memiliki maksud. Titik-titik tersebut
telah dijadikan lokasi kemah pada kawasan wisata Suoh serta lapangan desa yang
juga dapat dijadikan lokasi kemah. Titik lokasi penelitian dijabarkan pada Tabel 3.1.
Tidak hanya itu saja terdapat juga titik penelitian tambahan sebagai hasil
perbandingan yang dijabarkan pada Tabel 3.2.

28
Tabel 3.1 Titik-titik lokasi penelitian.
Nama Desa Nama Lokasi Koordinat Lokasi
Sukamarga Lapangan Sukamarga -5,2516 °LS, 104,2674 °BT
Bumi Perkemahan Danau Lebar -5,2472 °LS, 104,2710 °BT
Menara Safana Suoh -5,2429 °LS, 104,2682 °BT
Dermaga Danau Asam Suoh -5,2381 °LS, 104,2784 °BT
Bumi Perkemahan Puncak Loreng -5,2303 °LS, 104,2649 °BT
Suoh
Bumi Perkemahan Nirwana -5,2397 °LS, 104,2629 °BT
Tabel 3.2.Titik-titik lokasi penelitian tambahan untuk perbandingan data
Nama Desa Nama Lokasi Koordinat Lokasi
Sukajadi, Kec. Bandar Hotel D2 -5,2516 °LS, 104,2674 °BT
Negeri Suoh, Kab.
Lampung Barat
Way Huwi, Kec. Jati Laboratorium Teknik 5 -5,2472 °LS, 104,2710 °BT
Agung, Kab. Lampung ITERA
Selatan
Data penelitian diambil dari dua sumber data yakni data primer dan data
sekunder. Berikut rincian data yang diambil:
A) Data primer
1) Night Sky Brightness. Data ini diambil menggunakan SQM-LU [41]. Detail
teknis lebih lengkap dapat dilihat pada subbab 3.4.2;
2) Ketinggian. Data ini diambil dengan mengandalkan GPS pada SQM-LU;
3) Fasilitas Umum (akses kendaraan, jarak dengan tempat penginapan, jarak
dengan fasilitas tempat makan, jarak dengan tempat wisata, dan
ketersediaan pemandu). Data ini diambil dengan menggunakan aplikasi
pendeteksi rute dan jarak tempuh yakni Strava [42].
B) Data sekunder
1) Jumlah hari cerah. Data ini diambil persentase rata-rata tahunan hari
berawan pada website Earthenv2 yang berasal dari citra satelit Moderate
Resolution Imaging Spectroradiometer (MODIS) [43].

2
https://www.earthenv.org/cloud

29
Data yang diambil pada penelitian ini tidak hanya itu saja. Peneliti juga
mengambil data pendukung lainnya seperti temperatur, tekanan, kelembapan, dan
kecepatan angin dengan menggunakan AWS.
3.2 Hipotesis Awal
Tabel 3.3 Nilai potensi geosite pada kawasan wisata Suoh [20].
No Nama situs Bujur Lintang Nilai Nilai Nilai
(°BT) (°LS) Ilmiah Edukasi Wisata
1 Danau Asam 104,278166 5,238389 102,28 76,25 91,25
2 Danau Lebar 104,271500 5,247194 77,77 82,50 76,25
3 Danau Minyak 104,265333 5,247167 75,27 82,50 70,00
4 Kawah Nirwana 104,259520 5,237197 91,03 63,75 71,25
5 Kawah Keramikan 104,263487 5,239270 94,15 56,25 71,25
6 Kawah Kopi Susu 104,262807 5,239689 86,03 56,25 52,50
7 Sungai Pasir Kuning 104,267649 5,236443 74,03 72,50 75,00
8 Titik Pemandangan 104,239794 5,260760
95,76 72,50 62,5
Lembah Suoh
9 Geotermal Gemburak 104,3452 5,0974 74,65 66,25 60,00
10 Air Terjun Bidadari 103,825689 4,924613 53,27 51,25 51,25
11 Lava Gantung 103,833471 4,924572 47,01 42,50 48,75
12 Lava Andesit 103,930140 4,944303 58,26 42,50 48,75
13 Jagaraga 104,008535 4,920894 58,26 42,50 48,75
14 Depresi Patahan 104,16776 5,00982
103,27 68,75 80,00
Batubrak
15 Situs Tuff, Lembah 104,16776 5,00982
74,65 66,25 61,25
Batubrak
Pemilihan lokasi penelitian pada kawasan Geopark Suoh bukan tanpa alasan.
Kawasan ini selain memiliki potensi wisata berupa geopark, masih berupa desa
dengan alam yang asri. Berdasarkan Muslim dkk. (2022) [20] setidaknya terdapat
lima belas geosite pada kawasan Geopark Suoh yang diukur dengan pedoman teknis
pengkajian sumber daya peninggalan geologi yang diterbitkan oleh Pusat Survei
Geologi Indonesia dengan rincian analisis nilai sesuai dengan Tabel 3.3 [20].
Tidak hanya itu saja, pada kawasan wisata Suoh juga terdapat Danau Blibis yang
merupakan danau yang dipenuhi oleh burung belibis yang sedang bermigrasi [44].
Kawasan wisata Suoh memiliki banyak potensi wisata beserta masih jauh dari
perkotaan, sehingga memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi lokasi
astrowisata. Sebagai contoh pada tempat kemah Danau Lebar (5,24769°LS,
104,27087°BT) berdasarkan peta radiance VIIRS 2022 [3] [4] pada website

30
lightpollutionmap3 didapat nilai radiance sebesar 0,50× W/ sr). Nilai ini
2
dapat dikonversi ke satuan mpsas atau mag/arcsec kecerlangan langit malam
berdasarkan instrumen SQM dengan menggunakan persamaan dari Priyatikanto dkk.
(2019) [35]:
(1)
Keterangan:
y = magnitudo atau kecerlangan langit malam menggunakan SQM (mag/arcsec2)
x = radiance (W/ sr))
Perhitungan dari NELM (naked eye limiting magnitude) [45] dari bacaan magnitudo
pada persamaan 2:
( )
(2)
Keterangan:
m = magnitudo atau kecerlangan langit malam
Sehingga didapat nilai kecerlangan malam sebesar 21,2805 mag/arcsec2. Nilai ini
setara dengan skala Bortle 4 dengan keterangan “langit transisi desa atau pinggiran
kota” serta NELM 6,2699 atau dengan kata lain batas nilai magnitudo objek yang
dapat dilihat dengan mata telanjang. Referensi dan perbandingan nilai kecerlangan
langit malam pada observatorium dan destinasi astrowisata lain dijabarkan pada
Tabel 3.4.
Dari Tabel 3.4 dapat dikatakan bahwa kawasan wisata Suoh memang memiliki
potensi astrowisata. Akan tetapi, nilai pada Tabel 3.4 masih sebatas pengukuran
melalui citra satelit. Sebagai gambaran, hasil pengukuran dengan kecerlangan langit
malam dengan SQM di OAIL ITERA bernilai 18,92 mag/arcsec2, padahal pada Tabel
3.4 kecerlangan langit malam di OAIL ITERA bernilai 16,85 mag/arsec2, sehingga
perlu dilakukan pengukuran langsung nilai kualitas langit malam pada kawasan
wisata Suoh dengan SQM untuk mendapatkan hasil dan potensi yang lebih konkret.

3
Lightpollutionmap.info

31
Tabel 3.4 Nilai kecerlangan langit malam di berbagai observatorium dan destinasi astrowisata
di dunia.
No Nama Lokasi Koordinat Radiance Magnitudo NELM Skala
( W Langit (Mag) Bortle
/ sr) (Mag/arcsec2)
1 Bumi
Perkemahan
Danau Lebar 5,2472° LS,
0,50 21,5251 6,3972 4
(Kawasan 104,2710° BT
wisata Suoh,
Lampung)
2 Eduwisata
Imahnoong 6,8321° LS,
3,9 18,7686 4,5927 7
(Lembang, 107,6186° BT
Jawa Barat)
3 Dark Sky
Villa,
5,8469° LS,
Karimun 0,50 21,5251 6,3972 4
110,4237° BT
Jawa, Jawa
Tengah
4 OAIL ITERA
5,3581° LS,
(Jati Agung, 16,2 16,8576 2,9738 9
105,3140° BT
Lampung)
5 Observato-
rium Bosscha 6,8244° LS,
8,9 17,6613 3,6806 9
(Lembang, 107,6171° BT
Jawa Barat)
6 OIF UMSU
(Medan, 3,5820° LU,
39,8 15,6513 1,8642 9
Sumatera 98,7216°BT
Utara)
7 Danau
Tekapo 43,9959° LS,
0,7 21,0736 6,1569 4
(Selandia 170,4619° BT
Baru)
8 Sterland
Stargazing
32,4080° LS,
(Sutherland 0,6 21,2805 6,2699 4
20,6592° BT
Afrika
Selatan)
9 ALMA Radio
Observatoriu
23,0233° LS,
m (Gurun 1,2 20,3503 5,7241 5
67,7530° BB
Atacama,
Chile)

32
No Nama Lokasi Koordinat Radiance Magnitudo NELM Skala
( W Langit (Mag) Bortle
/ sr) (Mag/arcsec2)
10 Gunung
Lemmon Sky
Center
32,4464° LU,
Observatory 0,5 21,5251 6,3972 4
110,7851°BB
(Arizona,
Amerika
Serikat

3.3 Alat Penelitian


Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dijabarkan pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Alat serta software penelitian beserta fungsinya.
No Nama Alat Fungsi
1 SQM-LU [41] Pengambilan data night sky
brightness
2 Sunroad GPS Altimeter Pengambilan data koordinat serta
ketinggian lokasi
3 Satu set teleskop
OTA Lunt Pengambilan data seeing serta citra
beserta Engineering 80 astronomi (menggunakan objek
analisator dan mm langit yang terlihat paling terang
detektor Mounting iOptron pada malam penelitian)
ZEQ25
Tripod
CMOS ASI
533MC
Filter Baader
UBVRI
4 AWS Vantage Pro 2 Pengambilan data pendukung
meteorologi (kecuali tutupan awan)
5 All Sky Camera (ZWO ASI 178mm Pengambilan data pendukung
170° dengan lensa fisheye 2,5mm) tutupan awan
6 Kamera Pengambilan foto wisata serta
kondisi langit malam
7 Laptop Pengolahan data penelitian
8 Software SQMDroid [46] Aplikasi pengambilan data SQM
9 Software QGIS Aplikasi pembuatan peta
10 Strava [42] Aplikasi pengukuran jarak tempuh
titik lokasi

33
3.4 Teknik Pengambilan Data
3.4.1 Studi Kawasan
Daerah penelitian tugas akhir ini berada di kawasan wisata Suoh yang merupakan
sebuah wilayah geomorfologi yang terletak di Bukit Barisan Selatan. Di Suoh
terdapat sebuah danau kecil yang sering disebut dengan nama Danau Asam. Danau
Asam ini merupakan danau vulkanis yang terdapat di kawasan Wisata Suoh, Dusun
Kalibata, Desa Suka Marga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung [19]. Potensi yang terdapat di daerah kawasan wisata Suoh antara lain:
Kawah Keramikan yakni sumber air panas dengan endapan lahar yang telah
mengeras, Kawah Nirwana, Kawah Hitam, Kawah Kopi Susu, Danau Lebar Suoh,
Danau Minyak, Danau Asam, air terjun, serta pemandangan bukit. Pada penelitian
ini peneliti melakukan studi kawasan di enam lokasi yang berbeda. Diteliti pula
keunikan tertentu seperti potensi wisata dan ragam kenampakannya, topografi,
fasilitas, dan lain-lain pada titik terkait. Studi kawasan ini dilakukan dengan cara
survei secara langsung titik lokasi dengan melakukan pencatatan ketinggian titik
lokasi melalui GPS dari SQM-LU beserta pengukuran jarak fasilitas umum dari titik
lokasi menggunakan aplikasi Strava pada siang hari.
Strava merupakan aplikasi komunitas olahraga yang dapat merekam aktivitas
fisik dengan berbagai jenis olahraga seperti berlari, bersepeda, berenang, ski, dan
lain-lain [42]. Aplikasi ini melakukan pengukuran berupa jarak tempuh, penggunaan
tenaga, rerata kecepatan, waktu, kalori, dan sebagainya. Penggunaan aplikasi ini
dikarenakan Strava dapat melakukan pengukuran jarak tempuh yang berguna untuk
mengukur jarak lokasi penelitian dengan fasilitas umum dengan menggunakan sepeda
motor dan mobil ketika melakukan studi kawasan. Pada aplikasi Strava tidak terdapat
pilihan sepeda motor atau mobil, namun ini dapat diatasi dengan memilih mode
sepeda listrik. Kecepatan sepeda motor dan mobil diatur pada ± 30 km/jam dengan
asumsi sama dengan kecepatan sepeda listrik.
3.4.2 Pengukuran Kecerlangan Langit dengan Sky Quality Meter (SQM)
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini ialah SQM-LU. Instrumen SQM-
LU dipilih karena memungkinkan pengukuran kecerahan secara bertahap di langit,

34
yang memberikan lebih banyak informasi tentang berbagai kecerahan langit di arah
dan area langit tertentu. Kecerahan langit malam merupakan pancaran langit malam
yang melintasi panjang gelombang dalam pita fotometrik detektor dan dirata-ratakan
secara sudut di seluruh bidang pandangnya. Instrumen SQM-LU ini terdiri dari sensor
yang dikalibrasi khusus yang mampu mendeteksi cahaya dalam bidang pandang
tertentu. Hasilnya adalah nilai logaritmik numerik dalam satuan besaran per detik
busur persegi [6]. Spesifikasi SQM-LU sebagai berikut [41]:
a) Konektivitas USB serta aplikasi untuk membaca data;
b) Half Width Half Maximum (HWHM) sensitivitas sudut adalah ~10°. Full Width
Half Maximum (FWHM) adalah ~20°. Sensitivitas ke sumber titik ~19° di luar
sumbu adalah faktor 10 lebih rendah daripada di sumbu. Sumber titik ~20° dan
~40° di luar sumbu masing-masing akan mencatat magnitudo 3,0 dan 5,0 lebih
redup;
c) Dimensi 3,6 x 2,6 x 1,1 inci;
d) Waktu pengambilan sampel cahaya maksimum: 80 detik;
e) Waktu pengambilan sampel cahaya minimum: 1 detik.

Gambar 3.2 Instrumen SQM-LU [41].

Para astronom mengukur kecerahan langit dalam sistem magnitudo astronomi


mag/arcsec2 . Maksud dari sistem ini adalah bahwa jika suatu area di langit hanya
berisi tepat satu bintang X bermagnitudo Y di setiap detik busur persegi, maka
kecerahan langit akan menjadi Y mag/arcsec2. Kecerahan langit malam berkisar dari
24 mag/arcsec2 (hampir gelap gulita, seperti di luar angkasa) hingga 0 mag/arcsec2
(fajar dan senja). Tempat yang paling gelap di Bumi dapat memiliki kecerahan langit

35
sekitar 22 mag/arcsec2 . Kecerlangan langit malam pada daerah pedesaan berkisar
19,0-21,6 mag/arcsec2 dan daerah pinggiran kota 16,0-20,4 mag/arcsec2, sedangkan di
tengah kota bernilai 16-17 mag/arcsec2 [6].
Penelitian ini dilakukan ketika fase bulan sabit akhir atau bulan baru atau sabit
awal dengan estimasi pengambilan data selama tiga hingga empat hari selama satu
malam penuh. Pengambilan data pada titik lokasi dilakukan dari senja astronomis
yakni sekitar pukul 19.30 hingga fajar astronomis pukul 04.30 dengan data kecerahan
langit diambil dengan interval 5 menit yang diarahkan ke zenit kemudian dirata-
ratakan.
3.4.3 Pengukuran Jumlah Hari Cerah dengan Data Satelit MODIS
Dalam pengamatan astronomi baik ruang lingkup amatir maupun profesional,
kondisi langit malam yang diinginkan tidak hanya terbebas dari polusi cahaya, akan
tetapi terbebas dari tutupan awan. Tidak semua daerah dapat terbebas dari awan,
hanya daerah kering (gurun) yang memiliki malam sedikit atau terbebas dari awan.
Pada penelitian ini, pengukuran jumlah hari cerah dilakukan menggunakan data
sekunder dari instrumen satelit Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer
(MODIS) [43] dengan resolusi ±1 km selama 15 tahun (2000-2014). Data satelit ini
memaparkan dinamika tutupan awan spatio-temporal dari kompleksitas global baik
secara frekuensi rerata, variabilitas inter-annual (standar deviasi), variabilitas intra-
annual (standar deviasi), variabilitas spasial, konsentrasi per musim, dan sebagainya.
Gambaran data MODIS dapat dilihat pada Gambar 3.3 dan Gambar 3.4

Gambar 3.3 Citra metrik awan global satelit MODIS dengan resolusi 1 km, (a) Frekuensi awan rerata
tahunan (%) dari 2000-2014, (b) Variabilitas antar tahunan dalam frekuensi awan (rata-rata dari 12

36
bulanan standar deviasi), (c) Variabilitas spasial (standar deviasi dari rata-rata frekuensi awan tahunan
dalam satu derajat 110 km, circular moving window), (d) Variabilitas intra-annual dalam frekuensi
awan (standar deviasi dari frekuensi awan rata-rata 12 bulanan) [43].

Gambar 3.4 Konsentrasi awan musiman dari satelit MODIS dengan resolusi 1 km, (a) Tanda warna
yang menggambarkan distribusi musiman dan konsentrasi awan global. Rona menunjukkan bulan
puncak kekeruhan, sedangkan saturasi dan nilai menunjukkan besarnya konsentrasi mulai dari 0
(hitam, semua bulan berawan sama) hingga 100 (semua awan diamati dalam satu bulan), (b) Distribusi
global konsentrasi awan musiman dengan garis pantai ditunjukkan dengan warna putih, area tanpa data
berwarna abu-abu gelap [43].

Satelit MODIS memiliki spesifikasi antara lain [47]:


1. Orbit: 705 km, 10:30 descending node (Terra) atau 13:30 ascending node (Aqua),
sun-synchronous, near-polar, circular,
2. Tingkat pemindaian: 20,3 putaran per menit, cross track,
3. Dimensi petak: 2330 km (cross track) oleh 10 km (sepanjang jalur di titik nadir),
4. Teleskop: 17,78 cm diameter off-axis, afocal (terkolimasi), dengan bidang
menengah berhenti,
5. Ukuran: 1,0 x 1,6 x 1,0 m,
6. Berat: 228,7 kg,
7. Daya: 162,5 W (rerata orbit tunggal),
8. Tingkat data: 10,6 Mbps (puncak siang hari); 6,1 Mbps (rerata di orbit),
9. Kuantisasi: 12 bit,
10. Resolusi spasial: 250 m (kanal 1-2), 500 m (kanal 3-7), 1000 m (kanal 8-36),
11. Rancangan kala hidup: 6 tahun.
Citra dari satelit MODIS memiliki keterangan di masing-masing pita, dapat dilihat
pada Tabel 3.6.

37
Tabel 3.6 Keterangan masing-masing pita satelit MODIS [47].
No Penggunaan Kanal Lebar Pita1 Radiasi SNR yang
Utama Spektral2 Diperlukan3
1 Batas tanah/ 1 620-670 21,8 128
awan/ aerosol 2 841-876 24,7 201
2 Properti tanah/ 3 459-479 35,3 243
awan/ aerosol 4 545-565 29,0 228
5 1230-1250 5,40 74
6 1628-1652 7,30 275
7 2105-2155 1,00 110
3 Warna lautan/ 8 405-420 44,9 880
Fitoplankton/ 9 438-448 41,9 838
biogeokimia 10 483-493 32,1 802
11 526-536 27,9 754
12 546-556 21,00 750
13 662-672 9,50 910
14 673-683 8,70 1087
15 743-753 10,2 586
16 862-877 6,20 516
4 Uap air atmosfer 17 890-920 10,00 167
18 931-941 3,60 57
19 915-965 15,00 250
No Penggunaan Band Bandwidth1 Radiasi NE[Δ]T(K) yang
Utama Spektral2 Diperlukan4
5 Temperatur 20 3.660-3.840 0,45(300K) 0,05
permukaan/ 21 3.929-3.989 2,38(335K) 0,20
awan 22 3.929-3.989 0,67(300K) 0,07
23 4.020-4.080 0,79(300K) 0,07
6 Temperatur 24 4.433-4.498 0,17(250K) 0,25
atmosfer 25 4.482-4.549 0,59(275K) 0,25
7 Uap air awan 26 1.360-1.390 6,00 150 (SNR)
cirrus 27 6.535-6.895 1,16(240K) 0,25
28 7.175-7.475 2,18(250K) 0,25
8 Properti awan 29 8.400-8.700 9,58(300K) 0,05
9 Ozon 30 9.580-9.880 3,69(250K) 0,25
10 Temperatur 31 10.780-11.280 9,55(300K) 0,05
permukaan/ 32 11.770-12.270 8,94(300K) 0,05
awan
11 Ketinggian 33 13.185-13.485 4,52(260K) 0,25
awan atas 34 13.485-13.785 3,76(250K) 0,25
35 13.785-14.085 3,11(240K) 0,25
36 14.085-14.385 2,08(220K) 0,35

38
Keterangan:
1. (1): Band 1-19 dalam nm; Band 20-36 dalam µm,
2. (2): Spectral Radiance values (W/(m2 -µm-sr)),
3. (3): SNR = Signal-to-noise ratio,
4. (4): NE(Δ)T = Perbedaan suhu yang setara dengan noise.
Persentase jumlah hari cerah atau malam fotometrik akan memengaruhi
pengambilan keputusan pembangunan situs observasi astronomi. Semakin banyak
jumlah hari cerah atau semakin sedikit jumlah hari berawan maka akan semakin
bagus daerah terkait untuk dibangun situs observasi astronomi dan ini berlaku
sebaliknya. Sebagai gambaran hasil jumlah hari cerah pada calon situs observasi di
Situs Aliness Gunung Aures, Provinsi Khenchela, Aljazair adalah sebesar 72,5%
untuk 6 jam malam fotometrik dan 78,8% untuk 4,5 jam malam fotometrik [30]. Di
lokasi lain, jumlah hari cerah adalah 88% di Paranal (Chile), 86,5% di Cerro
Tolonchar (Chile), 76% di La Silla (Chile), 59% di Gunung Graham (Amerika
Serikat), dan 72,5% di La Palma (Kepulauan Canary, Spanyol) [48]. Situs observasi
yang telah ada di Indonesia seperti Observatorium Bosscha (Lembang, Jawa Barat)
memiliki jumlah hari cerah sebesar 33,8% dan Observatorium Timau (Timau, Nusa
Tenggara Timur) sebesar 58,6% [49].
3.4.4 Pengukuran Data Pendukung Lainnya
Pada penelitian ini dilakukan juga pengukuran data pendukung lainnya seperti:
Pengukuran variabel suhu, tekanan, kelembapan, dan kecepatan angin menggunakan
automatic weather station (AWS) portabel dengan merek Vantage Pro 2 dari Davis.
Spesifikasi AWS ada pada Tabel 3.7.
Tabel 3.7 Spesifikasi AWS Vantage Pro 2 Davis.
No Variabel Rentang nilai
1 Tekanan barometrik Tekanan barometrik
410 - 820mm Hg. 540 - 1100
hPa/mb
Rentang ketinggian -999 - 15,000 (-600m - 4570m)
2 Kelembapan dan titik Kelembapan dalam 1% - 100% RH
embun Kelembapan luar 1% - 100% RH
Titik embun -105° - 130°F. -76° - 54°C
3 Curah hujan Harian dan badai 0 - 99,99‟‟. 0 – 999,8 mm
Bulanan dan tahunan 0 - 199,99‟‟. 0 – 6.553 mm

39
No Variabel Rentang nilai
Tingkat curah hujan 0 – 96”/jam. 0 – 2.438 mm/jam
4 Temperatur Temperatur dalam 32° - 140°F. 0° - 60°C
Temperatur luar -40° - 150°F. -40°- 65°C
5 Indeks temperatur yang tampak -40° 165°F. -40° - 74°C
6 Angin Arah angin 0° - 360°
Kecepatan angin 1 – 200 mph. 1 – 174 knot.
1 – 80 m/s. 1 – 320 km/jam
7 Angin dingin -110°-135°F. -79° - 57°C

Gambar 3.5 AWS Vantage Pro 2 Davis [50].

AWS portabel terdiri dari beberapa bagian, yakni:


1. Wind cup dan wind direction: untuk mengukur kecepatan angin dan arah angin;
2. Tipping bucket: untuk mengukur curah hujan;
3. Panel surya: sebagai sumber energi cadangan dengan daya dari matahari;
4. Sensor kelembapan dan suhu dengan pelindung radiasi: untuk mengukur
kelembapan relatif dan suhu;
5. Console: sebagai alat monitoring dan penyimpanan data AWS dengan data logger.
Parameter ini diambil selama penelitian berlangsung yang mana waktu
pengambilan data bersamaan dengan pengambilan data kecerlangan langit malam.
Namun parameter ini diambil pada siang hari dan malam hari (satu hari penuh) per 5
menit. Data akan dipisah berdasarkan siang hari dan malam hari untuk diolah dalam
bentuk output grafik.
3.4.5 Evaluasi Potensi Astrowisata
Potensi astrowisata suatu daerah dapat dilakukan pengukuran dan evaluasi
dengan metode analisis multikriteria. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
seperangkat parameter dan sistem peringkat yang dapat diterapkan ke kawasan wisata
Suoh dari Kanianska dkk. (2020) [6] yakni tabel evaluasi PAD, tiga di antaranya

40
adalah parameter alami (kecerahan langit malam, jumlah hari cerah, ketinggian), dan
lima parameter antropogenik (pemandu profesional, aksesibilitas kendaraan,
kedekatan dengan fasilitas makanan dan akomodasi, kedekatan dengan unit wisata
lainnya). Semua parameter diskalakan dan terdapat tingkat nilai. Penjabaran
parameter dapat dilihat pada Tabel 3.8.
Table 3.8 Parameter potential astrotourism development (PAD) beserta nilainya [6].
No. Parameter Subkriteria Nilai
1 Kecerlangan langit malam >21,80 10
(mag/arcsec2) 21,61–21,80 8
21,41–21,60 6
21,21–21,40 4
21,01–21,20 3
20,81–21,00 2
20,50–20,80 1
<20,50 0
2 Jumlah hari cerah (hari) >300 6
251–300 5
201–250 4
151–200 3
101–150 2
50–100 1
<50 0
3 Ketinggian (mdpl) >3000 6
2501–3000 5
2001–2500 4
1501–2000 3
1001–1500 2
500–1000 1
<500 0
4 Ketersediaan pemandu profesional Ya 1
Tidak 0
5 Akses kendaraan Ya 1
Tidak 0
6 Jarak dengan fasilitas makanan dan <1 3
akomodasi (km) 1–5 2
5–10 1
>10 0
7 Jarak dengan wisata lainnya (km) <5 3
5–25 2
25–50 1
>50 0

41
Hasil dari masing-masing poin evaluasi ini diakumulasikan dan diurutkan potensinya
untuk menjadi indeks potensi astrowisata sebagai berikut:
a) Sangat tinggi: 24-30 poin;
b) Tinggi: 18–23 poin;
c) Sedang: 12–17 poin;
d) Rendah: <12 poin.
Setelah didapat output yang diinginkan, maka ditarik kesimpulan titik lokasi mana
yang paling memiliki potensi astrowisata.
3.5 Langkah Penelitian
3.5.1 Penjelasan Langkah Penelitian
a) Persiapan Peralatan dan Penelitian
Persiapan dilakukan dengan kunjungan dan perizinan pengambilan data di
kawasan wisata Suoh kepada pemerintah setempat dan pengelola wisata terkait, serta
melakukan persiapan berbagai peralatan penelitian dan penunjangnya seperti SQM-
LU, AWS, all sky camera, laptop, software hingga permintaan data sekunder ke
Earthenv.
b) Pemeriksaan dan Pengamatan Lokasi Penelitian
Pemeriksaan dilakukan dengan pengecekan kondisi lapangan terkait cuaca untuk
mengetahui mendukung atau tidaknya cuaca dam kondisi lokasi untuk pengambilan
data. Apabila kondisi tidak mendukung maka penelitian akan ditunda hingga
kondisinya memungkinkan.
c) Pengambilan Data
Pengambilan data dilakukan di beberapa titik kawasan wisata Suoh. Data yang
diambil berupa studi kawasan (pengambilan parameter fasilitas dan potensi wisata),
pengambilan parameter astronomi, pengambilan parameter meteorologi, serta
pengambilan data parameter topografi. Rincian data sebagai berikut:
1) Studi Kawasan
Studi kawasan merupakan pengambilan data dengan melihat kualitas suatu titik
lokasi dengan variabel berupa: ketersediaan pemandu profesional, akses
kendaraan, jarak titik lokasi dengan fasilitas makanan dan akomodasi (dalam km),

42
jarak titik lokasi dengan wisata lainnya (dalam km), serta potensi wisata. Pada
tahap ini dilakukan juga pengambilan nilai ketinggian titik lokasi dengan
menggunakan GPS dan Strava. Variabel ketinggian lokasi cukup penting karena
dapat berkaitan dengan transparansi langit dan iklim lokasi.
2) Pengambilan Parameter Astronomi
Dalam penelitian ini dilakukan pengambilan data parameter astronomi berupa
nilai NSB dengan menggunakan SQM-LU untuk melihat kualitas langit titik lokasi
atau terbebas dari polusi cahaya.
3) Pengambilan Parameter Meteorologi
Parameter meteorologi diambil dari data sekunder dari Earthenv yang kemudian
diolah untuk mendapatkan jumlah hari cerah atau malam fotometrik. Akan tetapi,
diambil pula data pendukung berupa data primer pada lokasi penelitian seperti:
temperatur, tekanan, kelembapan, dan kecepatan angin dengan instrumen AWS
Vantage Pro 2 dari Davis yang dipisah antara siang (06.05-18.00) dan malam hari
(18.05-06.00) dengan resolusi data per 5 menit.
d) Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan untuk seluruh parameter yang didapat pada lokasi
penelitian hingga menghasilkan nilai output masing-masing sesuai satuan yang
ditentukan, seperti: NSB (mag/arcsec2), jumlah hari cerah (hari), ketinggian lokasi
(mdpl), jarak fasilitas umum serta lokasi wisata lainnya (km). Data pendukung akan
dibuat grafik berupa tutupan awan (%), temperatur (°C), kecepatan angin (km/jam),
dan tekanan (mmHg).
e) Evaluasi Potensi Astrowisata
Evaluasi potensi astrowisata dihitung di masing-masing titik dengan merujuk
terhadap indikator PAD pada Tabel 3.8. Potensi astrowisata merupakan akumulasi
poin dari seluruh variabel.

43
3.5.2 Flowchart

Mulai

Persiapan peralatan dan penelitian

Pengecekan dan pengamatan


lokasi penelitian

Apakah cuaca
Lakukan penelitian dan kondisi
di lain waktu mendukung?
Tidak

Ya

Pengambilan data

Studi Kawasan

Parameter astronomi

Parameter meteorologi

Pengolahan data

Penilaian PAD

Analisis dan evaluasi potensi astrowisata

Selesai

Gambar 3.6 Diagram Alir Penelitian

44

Anda mungkin juga menyukai