”S” PARTURIEN 39
MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DAN ANEMIA SEDANG
DI RSUD CIBABAT KOTA CIMAHI
TANGGAL 12 AGUSTUS 2023
STUDI KASUS
Disususun Oleh:
MASRIPAH 2118811364
SUPARTINA 2118811413
VIA SOPIANI 2118811353
Asuhan Kebidanan Intranatal pada Ny. “S” parturien 39 minggu dengan ketuban
pecah dini dan anemia sedang
Di RSUD Cibabat Kota Cimahi
Oleh:
MASRIPAH 2118811364
SUPARTINA 2118811413
VIA SOPIANI 2118811353
Mengetahui, Mengetahui,
pebimbing lapangan Pembingbing akademik
(……………………….….………)
(……………………….….………)
KATAPENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga studi kasus yang berjudul “Asuhan Kebidanan Intranatal Pada Ny. S Dengan Ketuban
Pecah Dini Di Rsud Cibabat” ini dapat di selesaikan dengan baik. Tidak lupa sholawat dan
salam semoga terlimpahkan kepada Rosullulah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan studi kasus ini masih terdapat berbagai
kesalahan dan kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca yang bersifat membangun demi penyempurnaan studi kasus ini. Kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah membantu dalam
memberikan informasi yang akan menjadi sumber bahan studi kasus.
Akhir kata, kami berharap semoga studi kasus ini dapat memberi manfaat kepada
pembacanya, terutama mahasiswa agar mampu menjelaskan tentang asuhan kebidanan bagi
ibu bersalin dan memberikan edukasi pada masyarakat sekitar.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses alamiah yang ditandai dengan terjadinya
kontraksi uterus yang menyebabkan pendataran dan dilatasi serviks yang nyata serta
diikuti dengan pengeluaran janin dan plasenta dari tubuh ibu (Sarwono, 2010).
Proses persalinan terdiri dari empat kala yaitu kala I sampai kala IV. Kala I
persalinan dimulai sejak adanya kontraksi uterus yang teratur hingga serviks
membuka lengkap. Kala I terdiri daridua fase yaitu fase laten dan fase aktif. Ada 5
faktor utama yang mempengaruhi proses persalinan yaitu power, passage, pasanger,
psikologis dan penolong, (Sarwono, 2010).
Ketuban Pecah Dini (KPD) adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya
melahirkan atau sebelum inpartu, pada pembukan <3 cm pada primipara dan <5 cm
pada mulipara. Hal ini terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya
melahirkan ( Nugroho, 2013:113).
KPD biasanya terjadi pada usia kehamilan yang sangat awal yaitu usia
kehamilan sebelum 28 minggu atau pada trimester ketiga ( Antara 28 minggu hingga
34 minggu), hal ini biasanya disebabkan apabila leher rahim tertutup atau melebar
kemungkinan yang menjadi faktor predisposisi pada KPD adalah paritas, kelainan
selaput ketuban, usia ibu, serviks yang pendek, indeksi, serviks yang inkompeten,
trauma, gemeli, hidromnion, kelainan letak, alkohol, dan merokok (Nugrahini, etal:
2017).
Komplikasi yang bisa di sebabkan KPD pada ibu yaitu infeksi masa nifas,
meningkatkan operatf obstetric (khususnya SC), morbiditas, mortalitas maternal.
Sedangkan pada janin KPD dapat menyebabkan prematuritas (sindrom distress
pernafasan, hipotermia, masalah pemberian makan pada neonatal, perdarahan
intraventikuler, gangguan otak, dan resiko cerebral palsy, anemia, skor APGAR
rendah, ensefelopati,cerebral palsy, perdarahan intracranial,gagal ginjal, distress
pernafasan). Dan oligohidromnion (sindrom defornits janin, hipolapsia paru,
deformitas ekstrimitas dan pertumbuhan janin terhembat), morbiditas dan mortalitas
perinatal (Marni dkk,2016:105-106).
Penyebab Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi menurut dinas
kesehatan RI tahun 2013 yaitu perdarahan, infeksi, dan abortus. Ketuban pecah dini
adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum inpartu atau persalinan, yaitu
apabila pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm.
dalam keadaan normal ketuban pecah pada saat persalinan. Bila periode laten panjang
dan ketuban sudah pecah, maka akan menyebabkan infeksi yang bisa menyebabkan
kematian ibu (Sofian,2013).
Penyebab kematian langsung ibu akibat dari penyakit penyulit kehamilan,
persalinan, dan nifas. misalnya infeksi, eklamsia, perdarahan, emboli air ketuban,
trauma anestesi, trauma operasi, dan lain-lain. Infeksi yang banyak dialami oleh ibu
sebagian besar merupakan akibat dari adanya komplikasi atau penyulit kehamilan,
seperti febris, korioamnionitis, infeksi saluran kemih, dan sebanyak 65% adalah KPD
karena KPD yang banyak menimbulkan infeksi pada ibu dan bayi.
KPD disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya
tekanan intrauterin atau oleh kedua faktor tersebut. Berkurangnya kekuatan membran
disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. KPD
merupakan suatu kejadian obstetrik yang banyak ditemukan, dengan insiden sekitar
10,7% dari seluruh persalinan, dimana 94% diantaranya terjadi pada kehamilan cukup
bulan. Ini terjadi pada sekitar 6-20% kehamilan
Pada tahun 2012 kementrian kesehatan meluncurkan program Expanding
Maternal and Neonatal Survival (EMAS), dalam rangka menurunkan angka kematian
ibu dan neonatal sebesar 25% Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten
dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten,
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan
provinsi tersebut disebabkan 52,6% dari jumlah total kejadian kematian ibu di
Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga dengan menurunkan angka
kematian ibu di enam provinsi tersebut diharapkan akan dapat menurunkan angka
kematian ibu di Indonesia secara signifikan(Dekpes,2016:104).
Angka insidensi ketuban pecah dini pada tahun 2010 berkisar antara 6-10 % dari
semua kelahiran. Angka kejadian KPD yang paling banyak terjadi ada kehamilan
cukup bulan yaitu 95 %, sedangkan pada kehamilan prematur terjadi sedikit 34 %.
(Depkes, 2010). Sedangkan AKI akibat infeksi terjadi sebanyak 7,3% selama tahun
2013.
Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian
neonatal dengan cara yaitu pertama, meningkatkan kualitas pelayanan emergensi
obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONED dan 300
Puskesmas/Balkesmas mampu PONED . Pemerintah juga telah meluncurkan program
Jampersal sejak tahun 2012, yang telah di lanjutkan ke era JKN saat ini dengan tujuan
utama mendekatkan akses layanan untuk seluruh ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi
baru lahir ke fasilitas. Diharapkan upaya ini dapat menekan kematian ibu dan bayi
baru lahir (Depkes Kota Makassar, 2016: 37).
Kesakitan dan angka kematian ibu masih merupakan masalah serius di Negara
bekembang. Menurut World Health Organization (WHO) menegeskan setiap tahun
sejumlah 358.000 ibu meninggal saat bersalin di mana 355.000(99%) dari Negara
berkembang. Angka Kematian Ibu (AKI) di Negara berkembang merupakan peringkat
tertinggi dengan 290 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup jika di bandingkan
dengan AKI di Negara maju yaitu 14 kematian per 100.000 kelahiran hidup. AKI
tahun 2015 di dunia yaitu 303.000 menurun sekitar 44% di bandingkan dengan tahun
1990(WHO 2015).
Presentase komplikasi pada persalinan dengan KPD yaitu infeksi sebanyak
28,3%, premature 19,1%, partus lama sebanyak 13,4%, perdarahan 7,3%, sindrom
gawat napas 33%, dan kompresi tali pusat yaitu 32% (Prediatri, 2013:318).
AKI dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk
mencerminkan derajat kesehatan ibu dan anak, selain sekaligus menjadi cerminan dari
status kesehatan suatu Negara. Hasil survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2015, AKI yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup yang mengalami penurunan
dari 2012 yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB menurut Survey Penduduk
Atau Sensus (SUPAS) pada tahun 2015 yaitu 22 per 100.000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data Rekam medik RSUD Cibabat Kota Cimahi, pada tahun 2020
angka kejadian KPD di ruang bersalin sebanyak ……. kasus dari….. ibu yang
melahirkan, pada tahun 2021 sebanyak…..kasus dari ….. ibu bersalin, dan pada tahun
2022 sebanyak ….. kasus dari… ibu bersalin.
Berdasarkan kemenkes 900 tahun 2002 tentang registrasi dan praktik bidan dan
memperhatikan draf ke VI kompetensi inti bidan yang disusun oleh International
Confederation of Midwife (ICM) Februari 1999, kompetensi bidan yang mencakup
dan berhubungan dengan judul diatas dalam pemberian asuhan yakni :
1 Bidan memiliki persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari ilmu-ilmu sosial,
kesehatan masyarakat, dan etik yang membentuk dasar asuhan yang bermutu
yang tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan keluarganya.
2 Bidan memberikan asuhan bermutu tinggi serta tanggap terhadap budaya
setempat selama persalinan, memimpin persalinan yang bersih, aman, menangani
situasi kegawatdaruratan tertentu untk mengoptimalkan kesehatan wanita dan
bayi baru lahir. Berdasarkan uraian masalah tersebut penulis tertarik mengambil
study kasus dengan judul “Ketuban Pecah Dini (KPD)”.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan adalah pendekatan manajemen asuhan kebidanan
intranatal care dengan kasus Ketuban Pecah Dini (KPD.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan analisis data dasar pada klien
b. Mengidentifikasi dan mengantisipasi diagnosis/masalah aktual pada klien
c. Mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah potensial pada klien
d. Melakukan tindakan segera dan kolaborasi untuk klien
e. Menyusun perencanaan asuhan kebidanan pada klien
f. Melakukan tindakan asuhan kebidanan pada klien
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada klien
h. Melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan dengan metode SOAP
D. Sasaran, Tempat dan Waktu Asuhan Kebidanan
a. Sasaran
b. Tempat
E. Manfaat Penulisan
1. Instansi
Sebagai sumber informasi dan menambah pengetahuan kepada intansi terkait
dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
2. Insitusi
Sebagai bahan pembelajaran dan sumber pengetahuan untuk penulis selanjutnya
dan juga sebagai informasi bagi rekan-rekan Mahasiswa Akademi Kebidanan Ar-
Rahamh Bandung dalam penerapan Asuhan Kebidanan Persalinan dengan KPD.
3. Penulis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang kasus KPD, dan merupakan
pengalaman yang dapat meningkatkan dan menambah pengetahuan dalam
peberapan menajemen asuhan persalinan dengan KPD.
F. Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan beberapa metode yaitu:
1. Metode pustaka
Penulis mempelajari buku-buku, literatur dan media internet yang berhubungan
dengan Intranatal Care khususnya pada Asuhan pesalinan dengan KPD
2. Studi Kasus
Penulis melakukan penelitian ini dengan menggunakan pendekatan proses
manajemen asuhan kebidanan oleh Helen Verney, dengan 7 langkah yang
meliputi identifikasi data dasar, identifiasi Diagnosa atau masalah actual,
identifikasi diagnosa masalah potensial, segera atau kolaborasi, rencana asuhan
atau intervensi, implementasi data yang akurat, penulis menggunakan teknik.
a. Anamnesa
Penulis menggunakan teknik tanya jawab atau diskusi yang dilakukan
dengan keluarga dan bidan yang memberikan informasi yang di butuhkan.
b. Pemeriksaan fisik
Dilakukan secara sistematis mulai dari kepala samapi kaki dengan cara
infeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
1) Inpeksi, merupakan proses observasi dengan menggunakan mata,
inspeksi di lakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik.
2) Palpasi, dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan. Metode
ini dilakukan untuk mendeteksi ciri-ciri jaringan atau organ.
3) Perkusi, adlah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk
4) Aukultasi, merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop
untuk mempejelas mendengar denyut jantung, paru-paru, bunyi usus
serta untuk memperjelas mendengar denyut jantung, paru-paru, bunyi
usus serta untuk mengatur tekanan darah sedangkan lenek atau dopler
digunakan mendengar denyut jantung janin (DJJ).
c. Pengkajian Psikososial
Pengkajian psikososial di lakukan meliputi pengkajian status emosinal,
respon terhadap kondisi yang dalam serta pola interaksi klien terhadap
keluarga, petugas, kesehatan dan lingkungan.
3. Studi dokumentas
Studi ini di lakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang bersumber
dari catatan bidan, perawat, peugas laboratorium, dan hasil pemeriksaan
penunjang lainnya yang dapat memberi konstribusi dan penyelesaian proposal ini.
4. Diskusi
Penulis melakukan Tanya jawab dengan klien keluarga klien, dosen pembimbing
baik di lahan maupun di institusi yang membantu untuk kelancaran penyusunan
karya tulis ilmiah ini.
G. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan yang digunakan untuk menulis karya tulis
ilmiah ini yaitu : pada bab I yaitu pendahuluan, akan menguraikan tentang latar
belakang masalah, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
Pada bab II terdiri dari tinjauan teori, akan menguraikan tinjauan umum
tentang asuhan kebidanan dan persalinan, tinjauan khusus tentang KPD, tinjauan
umum KPD menurut islam, proses manajemen asuhan kebidanan, serta
pendokumentasianasuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
Pada bab III yaitu pada kasus, akan menguraikan tentang 7 langkah vaney
yaitu identifikasi data dasar, identifikasi diagnose atau masalah actual, identifikasi
diagnose atau masala potensial, tindakan segera atau kolaborasi, rencana tindakan
segera dan kolaborasi, rencana tindakan atau intervensi , implementasi dan evaluasi,
serta melakukan pendokumentasian (SOAP).
Pada bab IV yaitu pembahasan, akan membahas tentang perbandingan
kesenjangan antara teori dan asuhan kebidanan serta praktek yang di laksanakan di
RSUD Cibabat Kota Cimahi dalam memberikan asuhan kebidanan intranatal dengan
KPD.
Pada bab V yaitu penutup akan memberikan kesimpulan dan saran dari asuhan
yang telah di lakukan, semua temuan seta pengetahuan yang di dapatkan dari hasil
asuhan. Kemudian selanjutnya daftar pustaka, bagan ini memuat daftar literatur ilmiah
yang telah di jadikan rujukan dalam penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Umum Pesalinan
1. Pengertian Persalianan
Definisi persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang di mulai
secara spontan, beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap demikian selama
persalinan. Bayi di lahirkan spontan dalam presentase belakang kepala pada usia
kehamilanan antara 37 minggu hingga 42 minggu lengkap. Stelah persalinan ibu
maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau
melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini
di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang di tandai dengan perubahan
serviks secara progresif dan di akhiri dengan kelahiran plasenta (eka dan kurnia,
2014:2).
Menurut Varney (2007), Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan berbagai
rangkaian yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu. Proses ini
dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, dan diakhiri dengan kelahiran plasenta
(Elisabet siwi walyani,2015).
a. Tujuan asuhan persalinan
Salah satu hal penting daalam proses persalinan adalah asuhan intrapartum,
yang bertujuan untuk meningkatkan jalan lahir yang aman bagi ibu dan bayi,
meminimalkan resikopada ibu dan bayi, dan meningkatkan hasil kesehatan yang
baik dan pengalaman yang positif.
Tujuan dari asuhan persalinan normal adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan perilaku koping ibu
2) Memberikan lingkungan yang aman bagi ibu dan janin
3) Mendukung ibu dan keluarganya melewati pengalaman persalinan dan
melahirkan
4) Memenuhi keinginan dan pilihan ibu selama persalinan,ketika
memungkinkan
5) Memberikan tindakan rasa nyaman dan meredakan nyeri jika perlu
6) Memberikan ketenangan dan informasi, yang disertai dengan perhatian
terhadap kebutuhan budaya ibu dan keluarga
7) Untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu daan bayinya (Eka Puspita 2014).
2. Jenis-Jenis Persaliana
a. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri dan
melalui jalan lahir
b. Persalinan Spontan
Yaitu persalinan yang berlangsung dengan presentasi belakang kepala
dengan bantuan tenaga ibu sendiri, tanpa adamnya bantuan dari luar misalnya
ekstraksi dari foceps atau vakum atau sectio caessarea
c. Persalinan Anjuran
Yaitu persalinan yang berlangsung bila kekuatan yang di perlukan
untuk persalinan di timbulkan dari luar dengan jalan rangsangan misalnya
pemberian Pitocin, prostaglandin (Damayanti, dkk, 2014:oktarna,
2016;prawirohardjo,2014)
3. Sebab-sebab Terjadinya Persalinan
a. Teori Penurunan Hormon
Satu sampai dua terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron.
Penurunan progesteron mempengaruhi relaksasi otot-otot Rahim, Sedangkan
penurunan estrogen mempengaruhi kerentanan otot-otot Rahim. Pada saat
kehamilan terjadi keseimbangan antara kedua hormon tersebut dan pada akhir
kehamilan terjadi penrunan hormon.
b. Teori Distensi Rahim
Rahim yang membesar dan meregang akan menyebabkan iskemik otot
rahim sehingga timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya.
c. Teori Iritasi Mekanik
Di belakang servik terdapat ganglion servikalis, ketika ganglion
tersebut mengalami penekanan pada kepala janin dan mengakibatkan
kontraksi pada Rahim.
d. Teori Plasenta Menjadi Tua
Akibat tuanya placenta mengakibatkan turunnya kadar progesteron
yang mengakibatkan ketegangan pada pembuluh darah dan menyebabkan
kontraksi pada Rahim.
e. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh desidua menjadi sebab permulaan
persalinan karena menyebabkan kontraksi pada myometrium pada setiap umur
kehamilan.
f. Teori oxytosin
Pada akhir kehamilan kadar oxytosin bertambah, oleh karena itu timbul
kontraksi otot-otot Rahim(kuswanti dan melina, 2014:3-4)
4. Tanda-tanda Persalinan
Pada fase ini memasuki tanda-tanda inpartu:
a. Terjadinya his persalinan
His adalah kontraksi Rahim yang dapat diraba menimbulkan rasa nyeri
pada perut serta dapat menimbulkan pembukaan serviks kontraksi Rahim. His
menimbulkan pembukaan serviks dengan kecepatan tertentu di sebut his
efektif. His efektif mempunyai sifat adanya dominan kontraksi uterus pada
fundus uteri (fundal dominance), kondisi berlangsung secara sinkron dan
harmonis, adanya intensitas kontraksi yang maksimal diantara dua kontraksi,
irama teratur dan frekuensi yang kian sering. Lama his berkisar 45-60 detik.
Pengaruh his dapat menimbulkan desakan daerah uterus, terjadi
penurunan janin, terjadi penebalan pada dinding korpus uteri, terjadi
peregangan dan penipisan pada istmus uteri, serta terjadinya pembukaan pada
kanalis servikalis.
His persalinan memiliki sifat yaitu:
1) Pinggang terasa sakit dan mulai menjalar kedepan
2) Teratur dan interval yang makin pendek dan kekuatannya makin besar.
3) Mempunyai pengaruh terhadap perubahan serviks
4) Penabahan aktivitas (seperti berjalan) maka his tersebut semakin
meningkat.
b. Dilatasi dan effacement
Dilatasi adalah terbukanya kanalis servikalis secara berangsur-angsur
akibat pengaruh his. Effacement adalah pendataran atau pemendekan kanalis
servikalis yang semula panjang 1-2 cm menjadi hilang sama sekali, sehingga
tinggal ostium yang tipis yang seperti kertas.
c. Keluarnya lendir bercampur darah (show)
Lendir ini berasal dari pembukaan kanalis servikalis. Sedangkan
pengeluaran darah di sebabkan oleh robeknya pembuluh darah waktu serviks
membuka.
5. Faktor-faktor terjadinya pesalinan
Ada 6 faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan yaitu:
a. Power
Power adalah tenaga atau kekuatan yang membantu atau mendorong
prnurunan dan keluarnya janin. Kekuatan tersebut terdiri dari his, kontraksi
otot Rahim, kontraksi diafrgama, dan aksi dari ligament dengan kerja sama
yang baik dan sempurna
1) His
His adalah kontraksi uters karena otot-otot polos Rahim bekerja. Sifat his
yang baik yaitu kontraksi simetris, fndus dominan, terkoordinasi dan
relaksasi.
2) Tenaga ibu
b. Passenger (faktor janin)
Passenger ini meliputi letak janin, sikap janin, presentasi, bagian bawah,
dan posisi janin.
c. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari tulang panggul ( rangka panggul) dan
bagianbagian lunak dari pangul (otot-otot. Jaringan-jaringan, dan
ligamentligamen)
d. Psikologi ibu
Keadaan psikologi ibu memberi pengaruh pada persalinan ibu, ibu yang
bersalin di damping suami atau keluarga atau orang-orang yang di percayai
ibu cenderung mengalami proses persalinan yang lancar karena adanya
kepercayaan dan rasa nyaman yang dirasakan ibu. Di banding dengan ibu
bersalin yang tanpa pendampingan.
e. Faktor penolong
Kompetensi yang di miliki penolong sangat bermanfaat untuk
memperlancar persalinan dengan mencegah kemaian dan neonatal (asrinah
dkk,2010:9-21).
f. Faktor posisi ibu
Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi ibu dan fisiologi
persalinan. Perubahan posisi yang di berikan pada ibu bertujuan untuk
menghilangkan rasa letih, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki sirkulasi
(sondakh, 2013).
6. Tahap-tahap Persalinan
Tahap persalinan terbagi menjadi atas 4 tahapan yaitu:
a. Kala I (fase pembukaan)
Kala I di sebut sebagai kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan 0 hingga pembukaan 10 cm (lengkap). Proses pembukaan serviks
sebagai akibat his di bagi menjadi 2 fase, yaitu:
a. Fase laten
Berlangsung selama 8 jam, terjadi sangat lambat hingga mencapai 3 cm
b. Fase aktif
di bagi menjadi 3 fase yaitu:
a. Fase akselarasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4
cm
b. Fase dilatasi maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi, pembukaan menjadi lambat sekali. Dalam waktu 2
jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
Kala I pada pimigravida dan multigravida berbeda. Untuk primigravida
berlangsng 12 jam, sedangkan multigravida berlangsung 8 jam. Berdasarkan
hitungan friedman, pembukaan 1cm/jam dan pembukaan multigravida
2cm/jam. Dengan perhitungan tersebut maka waktu pembukaan lengkap dapat
di perkirakan (eka dan kurnia, 2014:14).
b. Kala II
Kala II di sebut juga kala pengeluaran. Kala ini di mulai dari pembukaan
lengkap 10 cm sampai lahirnya bayi. Proses ini berlangsung selama 1 jam pada
primigravida dan 1 jam pada multigravida(sumrah,2009). Tanda dan gejala
kala II
Pada pengeluaran janin his terkoordinir,kuat,cepat dan lama kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekaan otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan mengedan.
Karena tekanan pada rectum ibu merasa seperti ingin buang air besar dengan
tanda anus terbuka pada waktu his, kepala janin mulai terlihat. Vulva
membuka dan perineum menegang.
c. Kala III (kala pengeluaran pelasenta)
Batasan kala III yaitu masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses peneluaran placenta.
Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dan bundar dengan tinggi fundus
setenggi pusat dan beberapa kemudian uterus kembali berkontraksi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya, biasanya placenta terlepas dari
dindingnya 6-15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan.
d. Kala IV (kala pengawasan)
Di mulainya dari lahirnya sampai dengan 2 jam pertama post partum.
kala IV di maksudkan untuk mengobservasi karena perdarahan di 2 jam
pertama post partum.
Observasi yang di lakukan adalah:
1) Memeriksa tingkat kesadaran pasien
2) Memeriksa tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu dan pernapasan)
3) Kontraksi uterus
4) Jumlah perdarahan
C. Paritas
Paritas menurut varney adalah jumlah kehamilan yang dialami oleh seorang
wanita yang berakhir dengan kelahiran bayi atau bayi yang mampu bertahan hidup
dengan minimal 20 minggu atau berat janin 500 gram (Elisabet siwi walyani,2015)
PENGKAJIAN KALA I
A. DATA SUBYEKTIF
Biodata Istri Suami
Nama Ny. S Tn. M
Umur 29 tahun 29 tahun
Agama Islam Islam
Pendidikan Sma Smk
Pekerjaan IRT Karyawan swasta
Suku Bangsa Sunda, Indonesia Sunda, Indonesia
Golongan Darah B+ O
Alamat Bukit Permata Cimahi Bukit Permata Cimahi
Alamat Kantor - -
G5P3A1
HPHT : 19 November 2022
Taksiran Partus : 26 Agustus 2023
b. Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lamanya : 7 hari
Banyaknya : ±30 ml
c. Gerakan Janin
Gerakan Janin Pertama : 4 bulan
Gerakan dirasakan sekarang : Aktif
d. Imunisasi
TT1 (tanggal & tempat) : Belum pernah
TT2 (tanggal & tempat) : Belum pernah
B. DATA OBYEKTIF
1. KeadaanUmum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah : 110/74 mmHg
Nadi : 79 x / menit
Respirasi : 20 x /menit
Suhu : 36,4 oC
3. Pemeriksaan Fisik
a. Mata
Konjungtiva : merah/tidak anemis
Sclera : putih/tidak iterik
Oedema : tidak ada
b. Mulut dan Gigi
Lidah : merah muda
Gigi : tidak ada caries
Gusi : merah muda
c. Leher
Kelenjar Tiroid : Tidak ada pembesaran
KGB : Tidak ada pembengkakan
Vena Jugularis : Tidak ada peningkatan
d. Dada
Jantung : Normal
Irama : Normal
Paru – paru : Normal
e. Payudara
Bentuk : Simetris
Puting Susu : Menonjol
Kolostrum : Ada sedikit
Benjolan : Tidak ada
f. Abdomen
Luka Bekas Operasi : Ada
Pengukuran dengan MC. Donald : 26 cm
Leopold I : TFU 3 jari di bawah processus
xiphoideus, pada fundus teraba bulat
lunak dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Pada bagian perut kiri teraba keras
dan memanjang seperti papan
(punggung) pada bagian perut kanan ibu
ekstremitas
Leopold III : Teraba bulat keras dan melenting
(Presentasi kepala) dan tidak dapat
digerakan ((sudah masuk PAP)
Leopold IV : divergent
His : ada
Intensitas / Kekuatan : kuat
Lama His : 15-20 detik
Frekuensi : 3x/10 menit
DJJ : 134 x/menit, reguler
Punctum Max. : Puki
g. Ekstremitas Atas
Oedema : Tidak ada (terpasang infus oxytosin+D5% 20 tpm
pada tangan sebelah kiri)
h. Ekstremitas Bawah
Oedema : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Reflek Patella : positif (+)
i. Genetalia
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Hygiene : Bersih
Lain – lain : Tidak ada
j. Anus
Haemorrroid : Tidak ada
4. Pemeriksaan Dalam
Vulva / vagina : Tida ada kelainan
Portio : Tipis lunak, Posisi : antefleksi / retrofleksi
Pembukaan Serviks : 3 cm
Keadaan Ketuban : Negatif (-)
Presentasi : Kepala
Mollage : tidak ada
Bagian lain yang teraba : tidak ada
Turunnya bagian terendah : hodge 2
Ubun - Ubun Kecil (UUK) : belum teraba
5. Data Penunjang
Laboratorium
1. Darah
a. Hb : 9.3 g/dl
b. Golongan Darah : B+
2. Urine
a. Glukosa Urine : negatif (-)
b. Protein Urine : negatif (-)
C. ANALISA
Diagnosa :
Ny S umur 29 tahun G5P3A1 inpartu 39 minggu janin tunggal hidup
intrauterine presentasi kepala, kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD) dan
anemia sedang, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : Keluar air-air dari jalan lahir dan mules
Kebutuhan : Induksi persalinan dan teraphy antibiotik
Masalah Potensial : Infeksi intrapartum dan hipoxia pada janin
Tindakan Segera : Kolaborasi dengan dokter SPOG
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjalin hubungan baik dengan pasien.
Evaluasi: (Sudah dilakukan)
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa usia kehamilannnya saat ini adalah 39
minggu dengan ketuban sudah pecah/KPD dan janin dalam keadaan baik.
Evaluasi: (ibu mengerti tentang keadaannnya)
3. Memberitahu ibu hasil pemerisaan fisik:
Tekanan Darah : 110/74 mmHg
Nadi : 79 x / menit
Respirasi : 20 x /menit
Suhu : 36,5 oC
Djj : 134 x/menit, reguler
Evaluasi: (ibu mengerti bahwa hasil pemeriksaannnya dalam keadaan baik)
4. Membertahu ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah 3 cm.
Evaluasi: (ibu mengerti tentang penjelasan tersebut)
5. Melakukan observasi pada ibu dan bayinya dengan memantau detak jantung janin
setiap 30 menit sekali di bagian perut kiri ibu.
Evaluasi: (dilakukan setiap 30 menit sekali)
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter SPOG.
Advice dokter: memberikan drip oxytosin+D5% (induksi persalinan)
Evaluasi: (sudah dilakukan, ibu terpasang infus oxytosin+D5% 20 tpm ditangan
sebelah kiri)
7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi ketika sedang kontraksi, yaitu dengan cara menarik
nafas dalam-dalam melalui hidung dan menghembuskannya melalui mulut secara
pelahan.
Evaluasi: (ibu mengerti serta melakukannya)
8. Menganjurkan ibu untuk istirahat dengan posisi miring kiri supaya peredaran darah
lebih lancar dan meredakan rasa sakit serta membantu mempercepat proses persalinan
yaitu mempercepat penurunaan kepala dan melancaran suplai oksigen ke janin.
Evaluasi: (ibu mengerti tentang penjelasan tersebut serta melakukannnya)
9. Menganjurkan ibu untuk minum dan makan agar tetap ada asupan nutrisi ke ibu seta
bayinya.
Evaluasi: (ibu sudah makan dan minum)
10. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAB atau BAK.
Evaluasi: (ibu mengerti serta melakuannnya)
11. Menyiapkan partus set untuk persiapan persalinan
Evaluasi: (sudah dilakukan)
12. Melakukan pencatatan pendokumentasian
Evaluasi: (sudah dilakukan)
PENGKAJIAN KALA II
A. DATA SUBJEKTIF
Keluhan Utama : Ibu mengeluh mules semakin sering dan seperti ingin BAB
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
2. Tanda – tanda Vital
Tekanan Darah :115/74 mmHg
Nadi : 82 x / menit
Respirasi : 20 x /menit
Suhu : 36.6 oC
3. Pemeriksaan Abdomen
His : ada
Intensitas / Kekuatan : kuat
Lama His : 30 detik
Frekuensi : 3x/10 menit
DJJ : 145 x/menit, reguler
Kandung kemih : kosong
Puctum Max. : puki
4. Genetalia
Inspeksi
a) Vulva Membuka : Iya
b) Perineum Menonjol : Iya
c) Lendir darah : Iya
d) Lain – lain : Tidak ada
Pemeriksaan dalam
a) Vulva / vagina : tidak ada kelainan
b) Portio : tidak teraba, antefleksi / retrofleksi
c) Pembukaan Serviks : 10 (lengkap)
d) Keadaan Ketuban : negatif (-)
e) Presentasi : kepala
f) Mollage :0
g) Bagian lain yang teraba : tidak ada
h) Turunnya bagian terendah : +2
i) Ubun - Ubun Kecil (UUK) : teraba
C. ANALISA
Diagnosa :
Ny S umur 29 tahun G5P3A1 parturient 39 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine presentasi kepala dengan persainan kala II
Masalah : mules semakin kuat dan ingin mengedan
Kebutuhan : bimbingan meneran
Masalah Potensial : perdarahan
Tindakan Segera : bimbingan meneran
D. PENATALAKSANAAN
1. Mendengar dan melihat adanya dorongan meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol dan vulva membuka.
Evaluasi: (sudah dilakukan, dan terdapat adanya doran, teknus, perjol, vulka)
2. Memastikan kelengkapan partus set serta obat-obatan.
Evaluasi: (sudah dilakukan dan lengkap)
3. Memakai APD/apron plastik untuk persiapan menolong persalinan.
Evaluasi: (APD sudah dipakai)
4. Memasukan oxytosin ke dalam spuit 5 cc)
Evluasi: (sudah dimasukan)
5. Memberi tahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap (10 cm), kemudian melakukan
bimbingan meneran degan teknik yang baik dan benar ketika ada his, istirahat
diantara kontraksi.
Evaluasi: (sudah dilakukan)
6. Meletakan kain di atas perut ibu dan meletakan underpad di bawah bokong ibu.
7. Membuka bak instrument dan memakai handscoon steril tangan kanan penolong
menahan perineum dengan kain agar tidak terjadi robekan sedangkan tangan kiri
berada diatas kepala bayi dengan tekanan yang lembut tapi kuat untuk membiarkan
kepala keluar secra perlahan.
Evaluasi: (sudah dilakukan)
8. Setelah bayi mengadakan depleksi maka lahirlah kepala bayi secara keseluruhan,
kemudian periksa apakah ada lilitan tali pusat ataukah tidak.
Evaluasi: (Terdapat lilitan tali pusat, tetapi tidak dilakukan pemotongan karena tali
puat longgar)
9. Tunggu putaran paksi luar, jika sudah pegang kepala bayi secara biparietal untuk
melahirkan kedua bahu bayi. Menyanggah kepala dan bahu bayi dan lakukan
penyusuran mulai dari lengan atas, punggung, bokong, tungkai hingga kaki.
Evaluasi: (sudah dilakukan)
10. Melakukan penilaian secara sepintas keadaan bayi lalu letakan bayi diatas perut ibu
dan keringkan bayi dengan seksama
Evaluasi: (sudah dilakukan)
11. Pada jam 12:04 WIB bayi lahir secara spontan, letak blakang kepala
BB: 3700 gram A/S: 7/9
PB: 49 cm JK: Laki-laki
Evaluasi: (keadaan umum bayi baik)
B. DATA OBJEKTIF
1. Palpasi Uterus
a. Janin Kedua : tidak ada
b. Kontraksi : keras
2. Kandung Kemih : kosong
C. ANALISA
Diagnosa :
Ny. S umur 29 tahun P4A1 post partum kala III dengan akseptor IUD
Masalah : masih merasa mules
Kebutuhan : pemberian suntik oxytosin dan pengeluaran plasenta
Masalah Potensial : retensio lasenta
Tindakan Segera : pengeluaran plasenta
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa ibu dan bayi dalam keadaan baik.
2. Memeriksa uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan bahwa tidak ada janin
kedua dan melakukan massage uterus memutar searah jarum jam selama 15 kali
dalam 15 detik .
Evaluasi: (tida ada janin kedua dan kontraksi uterus keras)
3. Membritahu ibu bahwa akan disuntik agar membantu kontraksi uterus untuk
pengeluaran plasenta.
Evaluasi: (ibu disuntikan oxytosin sebanyak 10 IU secara IM di 1/3 paha atas bagian
lateral)
4. Memindahkan klem tali pusat 5-10 cm dari depan vulva dan melakukan PTT
(peregangan tali pusat terkendali) agar plasenta lahir serta mengamati tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu terdapat tali pusat memajang, semburan darah tiba-tiba,
uterus globuler/membundar.
Evaluasi: (sudah dilakukan)
5. Tangan kiri melakukan dorso kearah cranial hingga plasenta keluar dan tangan kanan
melakukan pergangan tali pusat dan menggerakan tali pusat ke atas dan ke bawah
hingga plasenta sudah muncul di inroitus vagina lahirkan plasenta dengan kedua
tangan lalu diputar searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin lalu lahirkan
plasenta.
Evaluasi: (sudah dilakukan, plasenta lahir lengkap pukul 12:10 WIB )
6. Memeriksa kandung kemih, memeriksa kelengkapan plasenta, lalu dilakukan
explorasi jalan lahir untuk memeriksa apakah terdapat robekan atau tidak serta
mengecek perdarahan.
Evaluasi: (kandung kemih kosong, plasenta lahir lengkap, tidak terdapat robekan dan
perdarahan ± 200 cc)
7. Memberitahu ibu bahwa akan dilakukan pemasangan IUD, lalu menyiapkan IUD
kemudian menggunting benang IUD sesuai kebutuhan. Melakukan pemasangan IUD
dengan cara memegang IUD menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kemudian
diasukan perlahan-lahan melalui vagina dan servik sementara itu tangan kiri
melakukan penekanan pada abdomen bagian bawah dan mencengkram uterus untuk
memastikan IUD terpasang dengan benar.
Evaluasi: (IUD sudah terpasang)
8. Pastikan uterus berontraksi dengan baik, serta mengajarkan ibu massage uterus
memutar searah jarum jam selama 15 kali dalam 15 detik jika perut ibu terasa lembek.
Evaluasi: (uterus berkontrasi dengan baik yaitu teraba keras, ibu mengerti serta
mempraktikannya)
9. Membereskan alat serta membersihkan ibu dengan air DTT agar ibu merasa nyaman,
lalu ibu dipakaikan pampers dan pakaian yang bersih.
Evaluasi: (ibu sudah dibersihkan dan sudah memakai pampers)
PENGKAJIAN KALA IV
A. DATA SUBJEKTIF
Keluhan Utama :
Ibu megatakan masih merasa mules dan nyeri pada jalan lahir
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis
3. Pemeriksaan Abdomen
Tinggi Fundus Uteri : 2 jari di bawah pusat
Kontraksi Uterus : keras
Kandung Kemih : kosong
4. Genetalia
Perdarahan / Pengeluaran : ± 200 cc, rubra
Laserasi jalan lahir : tidak ada
Anus : tidak ada hemoroid
C. ANALISA
Diagnosa : Ny S umur 29 tahun P4A1 postpartum 2 jam pasca persalinan
Masalah : nyeri pada jalan lahir
Kebutuhan : konseling mengenai tanda bahaya pada massa nifas
Masalah Potensial : perdarahan
Tindakan Segera : penkes
D. PENATALAKSANAAN
1. Melakukan observasi selama 2 jam yaitu pada 1 jam pertama setiap 15 menit sekali,
dan 1 jam kedua setiap 30 menit sekali.
Evaluasi: (sudah dilakukan, patogtaf terlampir)
2. Meberitahu ibu hasil pemeriksan
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Respirasi : 20 x /menit
Suhu : 36.2 oC
TFU : 2 jari dibwah pusat
Kontraksi : keras
Evaluasi: (ibu mengerti bahwa keadaan umunya baik)
3. Menjelaskan kepada ibu bahwa keluhan rasa mules yang ibu alami merupakan hal
normal, karena rahim yang keras dan mules berarti rahim sedang berkontraksi yang
dapat mencegah terjadinya perdarahan masa nifas.
Evaluasi: (ibu mengerti tentang penjelasan tersebut)
4. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya pada masa nifas seperti pengeluaran
lochea yang berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak pada
tangan wajah serta tungkai, sakit kepala hebat, pandangan kabur dan nyeri pada
payudara. Apabila ibu menemukan salah satu tanda bahaya tersebut maka ibu harus
segera melapor kepada petugas yang bertugas.
Evaluasi: (ibu mengerti mengenai tanda-tanda bahaya pada masa nifas dan bersedia
melapor).
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi dini dengan cara miring kanan dan
miring kiri atau berjalan jalan jika ibu sudah dirasa kuat.
Evualuasi; (ibu mengerti dan bersedia melakukannya)
6. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar dapat memulihkan energinya. Serta
mengnjurkan ibu untuk harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, sayur-sayuran serta banyak mengkonsumsi air putih.
Evaluasi: (ibu mengerti serta mau mengikuti anjuran tersebut)
7. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola istirahat dan tidur agar dapat cepat membantu
proses pemulihan energinya.
Evaluasi: (ibu mengerti dan mau melakukannya)
8. Melakukan pencatatan pendokumentasian, yaitu dilakukan dengan cara membuat
soap dan patograf.
Evaluasi: (sudah dilakukan, patograf terlampir)
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik
( ……………………………. ) ( ………………………….….………. )
( …………….…………………….. )
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan membahas berdasarkan teori nyata mengenai kegiatan yang
telah di lakukan dan akan diuraikan secara narasi dalam penerapan proses asuhan kebidanan
intranatal pada Ny. S umur 29 tahun G5P3A1 inpartu 39 minggu, janin tunggal hidup
intrauterine presentasi kepala, kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD) dan anemia
sedang, keadaan ibu dan janin baik di Ruang VK(bersalin) di RSUD Cibabat Kota Cimahi
pada hari Rabu, 12 Agustus 2023.
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah diperoleh didapatkan riwayat keluhan masuk
rumah sakit yaitu kasus Ny. S umur 29 tahun merasa hamil 9 bulan, megeluh keluar air-air
dari jalan lahir pada tanggal 12 Agustus 2023 dan mules sejak pukul 02:30 WIB, gerakan
janin masih dirasakan. Data yang didapatkan dari ponek yaitu riwayat pemeriksaan tes
lakmus dengan hasil kertas lakmus berubah menjadi biru, yang menandakan pelepasan air
yang keluar yaitu air ketuban.
Usia kehamilan yang didapat sesuai HPHT pada 19 November 2022 yaitu 39 minggu
serta didapat TP pada tangal 26 Agustus 2023. Ibu mengatakan ini bukan kehamilan
pertamanya dan pernah melahikan serta pernah mengalami keguguran. Anak petamanya lahir
di bidan pada tahun 2012 dengan usia kehamilan 9 bulan serta tidak ada penyulit atau
masalah. Bayi lahir secara spontan, jenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 3000
gram dan panjang badan 48 cm. Ibu menyusui dengan ASI serta tidak ada masalah.
Anak kedua lahir di bidan pada tahun 2014 dengan usia kehamilan 9 bulan serta tidak
ada masalah. Bayi lqhir spontan, jenis kelamin laki-laki dengan berat badan lahir 3000 gram
dan panjang badan 48 cm. Ibu menyusui dengan ASI serta tidak ada masalah. Lalu ibu
mengatakan bahwa anak ketiga nya keguguran ketika menjalani operasi kista pada tahun
2017.
Anak ke empat lahir di Rumah Sakit Mitra Kasih pada tahun 2018 dengan usia
kehamilan 9 bulan serta tidak ada penyulit atau masalah. Bayi lahir spontan, jenis kelamin
perempuan dengan berat badan lahir 3300 gram dan panjang badan 48 cm. Ibu menyusui
dengan ASI serta tidak ada masalah.
Menurut penelitian Tahir 2012, paritas kedua dan ketiga merupakan keadaan yang
relative lebih aman untuk hamil dan melahirkan pada masa reproduktif, karena pada keadaan
tersebut dinding uterus belum banyak mengalami perubahan dan serviks belum terlalu sering
mengalami pembukaan sehingga dapat menyanggah selaput ketuban dengan baik. Ibu yang
telah melahirkan beberapa kali lebih berisiko mengalami KPD, oleh karena vaskularisasi
pada uterus mengalami gangguan yang mengakibatkan jaringan ikat selaput ketuban mudah
rapuh dan akhirnya pecah spontan. Pada paritas yang rendah (satu), alat-alat dasar panggul
masih kaku (kurang elastik).
Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu Pada usia kehamilan ±4 bulan, sampai saat
ini ibu masih merasakan gerakan Janinnya secara aktif. Ibu tidak pernah mengalami penyulit
apapun sejak Awal kehamilan ini. Ibu sudah 5x memeriksa kehamilannya ke Bidan setempat
serta tidak terdapt penyulit, tetapi belum pernah di suntik TT.
Ada kasus ini diperoleh personal hygiene ibu yaitu mandi, sikat gigi, dan Mengganti
pakaian 2 kali setiap hari, mengganti celana dalam +3 kali setiap hari Atau setiap kali basah.
Pada pola nutrisi dan hidrasi ibu mengatakan tidak ada alergi atau pantangan, ibu
makan 3x sehari, makanan terakhir ibu pada pukul 08:00 WIB dengan menu nasi kuning.
Terakhir minum pada pukul 11:00 WIB dalam ±2 gelas air mineral.
Ibu mengetakan pada kehamilan saat ini mengalami susah tidur sehingga pola
istirahat ibu yaitu tidur ±5 jam pada malam hari dan tidur ±2 jam pada siang hari. Pada
kasus ini diperoleh personal hygiene ibu yaitu mandi, sikat gigi, dan Mengganti pakaian 2
kali setiap hari, mengganti celana dalam +3 kali setiap hari Atau setiap kali basah
BAB terakhir Pukul 08:45 WIB tidak ada Keluhan saat BAB, konsistensi lunak dan
warnanya kuning kecoklatan. BAK terakhir pada pukul 11.00 WIB serta tidak ada keluhan.
Pada kasus ini diperoleh riwayat kesehatan ibu dan keluarga yaitu memiliki riwayat
diabetes melitus dan anemia, ibu tidak pernah merasakan sesak nafas, jantung berdebar-debar,
tekanan darah tinggi, hepatitis, TBC, rasa gatal dan panas pada daerah genetalia.
Pada riwayat kontrasepsi, ibu pernah menggunakan kontrasepsi IUD selama ±4 tahun
lalu dibuka dengan alasan ingin mempunyai anak lagi.
Wajah tidak Oedema, Konjungtiva merah muda, Sklera putih. Gusi merah muda, gigi
tidak ada caries. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe, tidak Ada
peningkatan vena jugularis.Kedua payudara simetris, bersih, putting susu menonjol, tidak ada
massa Atau benjolan, tidak ada nyeri tekan, sudah keluar kolostrum.
Sedangkan hasil yang diperoleh dari data objektif melalui pemeriksaaan fisik pada
bagian abdomen, terdapat luka bekas operasi, pengukuran dengan metlin 26 cm, Leopold I
TFU teraba 3 jari di bawah processus xiphoideus, pada fundus teraba bulat lunak dan tidak
melenting yaitu bokong, Leopold II pada bagian perut kiri teraba keras dan memanjang
seperti papan yaitu punggung lalu pada bagian perut kanan ibu ekstremitas, Leopold III
teraba bulat keras dan melenting yaitu kepala, Leopold IV kepala janin sudah tidak dapat
digerakan karena sudah masuk (divergent). Kemudian dilakukan pemeriksaan DJJ dengan
dopler diperoleh 134 x/menit, teratur. Sehingga menghasilkan diagnosa Janin tunggal, hidup
presentasi kepala.
Hasil dari pemeriksaan TTV yaitu tekanan darah 110/74 mmHg ,nadi 79 x/menit,
respirasi 20 x/menit, suhu 36,4 oC. Lalu berkolabrasi dengan dokter SPOG untuk dilakukan
pemberian therapy dengan advice doktter yaitu induksi prsalinan(Dextrose 5%+oxytosin 5 iu)
dan pemeriksaan darah dengan hasil Hb 9.3 g/dl.
Pada ekstremitas kedua tangan tidak ada odema dan kuku tidak pucat. Terpasang
infus D5%+oxytosin 20 tpm pada lengan kiri. Kedua kaki tidak ada odema, kuku tidak Pucat,
tidak ada varises dan refleks patela positif.
Pemeriksaan fisik genetalia, ibu terdapat pengeluaran air ketuban vulva / vagina tidak
ada kelainan, Portio tipis lunak dengan posisi : antefleksi / retrofleksi, pembukaan serviks 3
cm, keadaan ketuban sudah pecah, presentasi kepala ,mollage tidak ada, turunnya bagian
terendah hodge 2, ubun – ubun kecil (uuk) tidak terba.
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh, maka dapat ditegakkan analisa pada
Ny. S umur 29 tahun G5P3A1 inpartu 39 minggu, janin tunggal hidup intrauterine presentasi
kepala, kala 1 fase laten dengan ketuban pecah dini (KPD) dan anemia sedang, keadaan ibu
dan janin baik.
Pada pukul 11:30 WIB hasil pemeriksaan DJJ 140 kali/menit reguler. His 5x dalam 10
menit lamanya 50 detik. Dilakukan emeriksaan genetalia yaitu vulva vagina tidak ada
kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, penurunan kepala hodge IV. Ibu di pimpin
mengedan setiap kali ada his.
Pada kala 1 dokter memberikan advice terapi induksi persalian yaitu Dextrose
5%+oxytosin lalu pasien dilakukan pemasangan infus Dextrose 5%+oxytosin 500 ml 20
tetes/ menit serta pasien rawat konservatif dengan pemantauan DJJ setiap 30 menit sekali,
nadi, serta suhu tubuh
Selanjutnya yaitu kala II juga berlangsung normal tanpa ada penyulit, bayi lahir
spontan letak belakang kepala tanggal 12 Agustus 2023, pukul 12:04 WIB. Menangis kuat,
bernapas tanpa bantuan serta bergerak aktif.
Pada kala III, Memeriksa uterus dengan meraba abdomen untuk memastikan bahwa
tidak ada janin kedua dan melakukan massage uterus memutar searah jarum jam selama 15
kali dalam 15 detik. Pada kala II tidak ada penyulit dan berlangsung normal, berlangsung ± 6
menit, kotiledon dan selaput ketuban lahir lengkap pukul 12:10 WIB TFU setinggi pusat,
perdarahan ± 200 cc. kemudian dilakukan pemasangan IUD, lalu menyiapkan IUD kemudian
menggunting benang IUD sesuai kebutuhan. Melakukan pemasangan IUD dengan cara
memegang IUD menggunakan jari telunjuk dan jari tengah kemudian diasukan perlahan-
lahan melalui vagina dan servik sementara itu tangan kiri melakukan penekanan pada
abdomen bagian bawah dan mencengkram uterus untuk memastikan IUD terpasang dengan
benar
Kala IV atau kala pengawasan, pada kala IV setelah dilakukan pemeriksaan TFU 2 jari
dibawah pusat kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar), jumlah perdarahan ± 200 cc,
kandung kemih kosong dan keadaan ibu.
Maka dapat disimpulkan bahwa mulai dari kala I sampai dengan kala IV, semuanya
berlangsung normal, tidak ada komplikasi yang terjadi pada ibu maupun janin. Hal tersebut
terjadi karena manajemen asuhan yang diberikan sesuai dengan teori dan sesuai dengan
wewenang bidan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
1. Bagi penulis
Penulis diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan kembali asuhan
komprehensif sesuai peran fungsi bidan serta kewenangan dan standar asuhan
kebidanan. Lebih cermat dalam melakukan asuhan untuk meminimalisir hasil
pengkajian yang bias dan terus memperbaharui sumber kepustakaan serta menerapkan
evidence based practice dalam memberikan asahan kebidanan guna menciptakan
asuhan kebidanan yang lebih berkualitas
2. Bagi lahan praktek
Diharapkan agar meningkatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan SOP serta
teori, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kepercayaan dari pengguna jasa
pelayanan.
3. Bagi institusi
Dapat memberikan gambaran kepada mahasiswa untuk memperbaiki
ketidaksesuaian antara teori dan praktik dilapangan, menjadikan referensi untuk
asuhan kebidanan komprehensif selanjutnya agar asuhan yang diberikan lebih
berkualitas.
4. Bagi ibu bersalin
Diharapkan responden dapat memperbaiki nutrisi pada saat hamil dan
melakukan pemeriksaan (ANC) secara teratur sesuai standart sehingga dapat
terpantau guna mencegah timbulnya komplikasi pada kehamilan selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA