Anda di halaman 1dari 77

BORANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PEMBENIHAN IKAN AIR PAYAU DAN LAUT

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN DI BALAI BENIH


IKAN LAUT, PULAU TIDUNG, KEPULAUAN SERIBU, DKI
JAKARTA

BERLIANA PUTERI NOVITASARI

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Borang (lembar isian) adalah daftar isian yang harus diisi oleh mahasiswa ketika
melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), selain mengisi jurnal harian. Tujuan
dari borang ini adalah:
(1) Memberi arah kepada mahasiswa dalam pelaksanaan tugas Prakerin sehingga
fokus (tidak kehilangan orientasi),
(2) Membantu mahasiswa mendokumentasikan dan mencatatkan semua kegiatan
yang dilakukan serta data sekunder secara terstruktur,
(3) Memudahkan penulisan Makalah Prakerin dan mencegah mahasiswa melakukan
plagiat,
(4) Memudahkan pembimbing Prakerin, baik Dosen Pembimbing maupun
Pembimbing Lapang, mengevaluasi kegiatan Prakerin mahasiswa secara
objektif kuantitatif, semi kuantitatif dan kualitatif.

Pengisian borang ini berdasarkan catatan Jurnal Harian, Jurnal Periodik atau
langsung setelah melakukan kegiatan, dan selanjutnya borang ini menjadi bahan
untuk penulisan makalah Prakerin. Oleh karena itu terdapat kaitan yang kuat
antara kegiatan Prakerin yang dilakukan, Jurnal Harian, Jurnal Periodik, Borang
Prakerin dan Makalah Prakerin. Kegiatan Prakerin yang baik, pengisian Jurnal
Harian dan Periodik yang disiplin, lengkap dan rinci, pengisian Borang Prakerin
yang logis kronologis, sehingga memudahkan penulisan Makalah Prakerin orisinil
dan berkualitas akan menyebabkan mahasiswa memperoleh nilai Prakerin secara
maksimal.

Borang Pembenihan ini terdapat lembar isian: (1) pemeliharaan induk, (2)
pemijahan induk, (3) penetasan telur, (4) pemeliharaan larva, (5) pemeliharaan
benih, (6) kultur pakan alami, (7) tranportasi benih, (8) manajemen pembenihan
dan (9) analisis usaha. Pengisian borang berupa angka di dalam tabel dan kalimat
(uraian), dan jika memerlukan tambahan kolom atau baris pada tabel isian atau
tambahan ruang (space) untuk penulisan uraian sangat dimungkinkan. Oleh karena
itu borang ini dibagikan kepada mahasiswa Prakerin dalam bentuk soft file,
sehingga mudah untuk diisi dan dikembangkan.

Borang ini harus diisi ketika kegiatan Prakerin tengah berlangsung (paralel), dan
harus selesai ketika kegiatan Prakerin berakhir. Print out dan soft file borang
yang telah diisi diserahkan kepada Dosen Pembimbing dan Prodi segera setelah
pulang dari lokasi Prakerin. Tata cara pengisian borang ini dipaparkan dalam
tulisan ini, dan telah dijelaskan kepada mahasiwa pada saat Kuliah Pengantar
Prakerin oleh Dosen Pemateri. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Penulis

i
DAFTAR ISTILAH

Prakerin, praktik kerja industri, adalah kegiatan praktik mahasiswa tingkat akhir
yang dilakukan di unit kegiatan perikanan budidaya yang aktif yang
mencakup persiapan, pelaksanaan di lapangan, penulisan laporan dan
evaluasi.

Perikanan budidaya atau budidaya ikan atau budidaya perairan atau akuakultur
adalah kegiatan usaha memproduksi ikan secara terkontrol dan bertujuan
mendapatkan keuntungan (bisnis).

Ikan adalah komoditas atau spesies budidaya dalam arti luas sehingga termasuk di
dalamnya kelompok ikan itu sendiri (finfish), udang (krustasea), kerang
(moluska), ekinodermata (teripang, bulu babi dan sebagainya), dan alga
(rumput laut, fitoplankton dan sebagainya), baik sebagai ikan konsumsi
maupun ikan hias.

Pembenihan adalah kegiatan usaha perikanan budidaya untuk memproduksi ikan


ukuran benih dan produksi dinyatakan dalam satuan jumlah (populasi),
misalnya 500.000 ekor per siklus atau 1,5 juta ekor per tahun.

Borang adalah daftar atau lembar isian dalam bentuk tabel maupun uraian untuk
mencatatkan semua kegiatan yang telah dilakukan dan data sekunder.

Wadah adalah tempat untuk memelihara ikan bisa dalam bentuk kolam, tambak,
karamba, bak, tangki, akuarium, rakit atau longline.

Kolam adalah wadah budidaya yang dalam konstruksinya dilakukan penggalian


sehingga dasar kolam berada dibawah permukaan tanah asal. Terdapat
berbagai jenis kolam, antara lain kolam tanah, kolam beton, kolam terpal,
kolam air deras. Komponen kolam terdiri dari dasar, pematang, pintu air
dan saluran air.

Tambak adalah kolam yang menggunakan air payau sebagai sumber airnya
sehingga umumnya berlokasi di pesisir.

Karamba adalah wadah budidaya berbentuk sangkar/kandang persegi terbuat


kayu, papan dan/atau bambu. Modifikasi karamba dengan menggunakan
bahan jaring polietilen (PE) dikenal sebagai karamba jaring apung (KJA),
karamba jaring tancap (KJT). KJA sekarang sudah ada yang berbentuk
bulat. Penempatan karamba ke dalam dasar sungai atau saluran irigasi
dikenal sebagai kombongan.

Bak adalah wadah budidaya yang dalam konstruksinya dilakukan dengan


membangun pematang, umumnya terbuat dari beton, di atas permukaan
tanah sehingga dasar bak sama atau lebih tinggi dari permukaan tanah asal.
Selain bak beton, dewasa ini dikenal pula bak terpal. Komponen bak
terdiri dari dasar, pematang, pintu air dan saluran (pipa) air.

Tangki adalah wadah budidaya terbuat dari fiber atau plastik (hard plastic) dan
bisa diangkat/dipindah secara mudah dan praktis.

ii
Akuarium adalah wadah budidaya terbuat dari kaca, bisa dipindah secara mudah
dan ikan kultur bisa dilihat dari samping. Akuarium biasanya dilengkapi
dengan rak sebagai dudukan.

Induk adalah ikan dewasa yang memiliki kemampuan reproduksi (menghasilkan


telur atau sperma) yang tinggi sehingga dijadikan alat produksi dalam
usaha pembenihan.

Telur adalah satu stadia dalam siklus hidup ikan yang dihasilkan oleh induk betina
dan menjadi telur dibuahi oleh sperma induk jantan dalam kegiatan
pemijahan.

Larva adalah anak ikan yang bentuknya belum seperti induknya (belum definitif)
dan masih mengalami metamorfosis (perkembangan bentuk) menuju
bentuk definitif.

Pemijahan adalah perkawinan induk betina dan jantan dengan cara alami maupun
buatan (artificial spawning) dalam rangka memperoleh telur yang dibuahi
untuk ditetaskan.

Penetasan adalah menginkubasi telur yang telah dibuahi di dalam media tertentu
sehingga proses perkembangan telur (embryogenesis) berlangsung dengan
baik, hingga telur menetas menjadi larva.

Transportasi benih adalah pengangkutan benih secara tertutup atau terbuka dari
suatu tempat (biasanya produsen atau pembenihan) hingga ke tempat lain
(konsumen) dengan tingkat kelangsungan hidup setinggi-tingginya dan
kondisi ikan sebaik mungkin.

Padat penebaran (stocking density) atau tingkat kepadatan adalah biomasa ikan
per satuan luas atau volume air wadah pemeliharaan pada pembesaran,
sedangkan untuk pembenihan adalah jumlah ikan (ekor) per satuan luas
atau volume air wadah pemeliharaan.

Sistem pengairan adalah penyaluran air dari sumber air (perairan) melalui
jaringan pengairan (irigasi) ke setiap wadah produksi (wadah pemeliharaan)
dan penyaluran air keluar setiap wadah produksi kembali ke perairan
dengan segala komponen pengairan dan perlakuan air.

Sistem aerasi adalah penyaluran udara (yang mengandung oksigen) dari


sumbernya (blower, aerator dan sebagainya) ke setiap wadah produksi
melalui jaringan pipa dan selang serta batu aerasi dalam rangka
meningkatkan kelarutan oksigen (dissoloved oxygen, DO) di dalam air.

Sistem kelistrikan adalah penyaluran listrik dari sumbernya (PLN, genset) ke


setiap wadah produksi melalui jaringan kabel untuk menyalakan berbagai
peralatan listrik perikanan budidaya (blower, aerator, pemanas air
(termostat), pemanas ruangan, pompa, penyemprot air (high pressure
sprayer), lampu penerangan, dan sebagainya.

Sortasi dan grading adalah memilih dan memisahkan benih sesuai dengan standar
(grade) tertentu mulai dari grade terbaik hingga di bawah standar (BS).

Makanan alami (natural food) adalah makanan ikan dalam bentuk organisme
(jasad) baik dalam keadaan hidup maupun segar.

iii
Pakan buatan (artificial feed) adalah makanan ikan yang diramu,dengan formulasi
tertentu, dari bebagai bahan baku sumber protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral sehingga memiliki kandungan gizi yang lengkap
(complete diet).

iv
BORANG PRAKERIN PEMBENIHAN

BORANG 1. PEMELIHARAAN INDUK (A)

BORANG 2. PEMIJAHAN INDUK (B)

BORANG 3. PENETASAN TELUR (C)

BORANG 4. PEMELIHARAAN LARVA (D)

BORANG 5. PEMELIHARAAN BENIH (E)

BORANG 6. TRANSPORTASI BENIH (F)

BORANG 7. KULTUR PAKAN ALAMI (G)

BORANG 8. MANAJEMEN PEMBENIHAN

BORANG 9. ANALISIS USAHA

Alur Proses Produksi Pembenihan

1 2 3 4 5 6

v
INFORMASI UMUM

I. Nama mahasiswa : Berliana Puteri Novitasari


NIM : J1308201019

II. Lokasi Prakerin Pembenihan


2.1. Nama : Pusat Budidaya Konservasi Laut dan Balai Benih Ikan Laut

2.2. Alamat : Jalan Jembatan Cinta Pulau Tidung RT.007 RW.002 Pulau
Tidung, Administrasi Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.
Telp. dan Fax : (021) 6286627

2.3. Contact person


Nama : Dedi Alamsyah, S.Tr,.Pi
Telepon/HP : 0856-9466-9695

III. Komoditas : Kerapu Macan ( Epinephelus fuscoguttatus )

IV. Judul laporan : Pembenihan Ikan Kerapu Macan di Balai Benih Ikan Laut,
Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Daerah khusus Ibukota Jakarta.
V. Pembimbing
5.1. Dosen Pembimbing : Dian Eka Ramadhani, S.Pi., M.Si.
Telepon/HP : 0813-7363-7310
5.2. Pembimbing Lapang : Dedi Alamsyah, S.Tr,.Pi
Telepon/HP : 0856-9466-9695

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Dr. Wiyoto, S.Pi., M.Sc. Dian Eka Ramadhani, S.Pi., M.Si.

Tanggal penyerahan borang:

vi
BORANG 1. PEMELIHARAAN INDUK

I. Pengertian dan Tujuan

Memelihara induk dalam rangka mematangkan gonad, sehingga diperoleh induk


matang gonad. Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah (1) tingkat
kematangan gonad, (2) persentase induk matang.

II. Wadah pemeliharaan induk

2.1. Fasilitas utama (bak induk)

N Jenis Wadaha) Ukuran (m2)b) Dimensi Jumla Volume Hargae) Keteranganf)


o. p.l.t atau h Aird) (L) (Rp/unit)
Øc) (m) (unit)
1 Bak beton Berdiameter 6 1 90.000 50.000.0 Kondisi baik
lingkaran m2 000
a) Kolam tanah, kolam beton, KJA, KJT, bak, tangki, akuarium.
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan dengan gambar
yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap.
c) Lakukan pengukuran.
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah.
e) Harga ditanyakan dan ditaksir.
f) Kondisi wadah baik atau rusak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air pemasukan/pengeluaran,
sistem aerasi, bak kolektor telur) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung dan
pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam tanah, kolam
beton, KJA, KJT, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitas1) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Saluran inlet 3 inci 1 110.000 Kondisi baik
2 Saluran outlet 4 inci 1 115.000 Kondisi baik
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator),
bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar),
dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di lokasi Prakerin).
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan yang teliti.

III. Induk
No. Induka) Asal dan Umur Ukuranb) Jumlah Harga Padat Kondis
(thn) L (cm) W (g) (ekor) (Rp/unit) tebar id)
(kg/m3) c)
1 Kerapu Kepulauan Seribu, 70 cm 11 kg 29 29 Sehat,
macan Lampung (6 tidak
tahun) cacat
a) Induk jantan atau betina, induk didatangkan beberapa tahap, ada beberapa varitas induk dan sebagainya
b) Lakukan pengukuran/penimbangan
c) Bisa juga ekor/m3
d) TKG, sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama.

IV. Sarana produksi pemeliharaan induk

1
Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi dan volume
kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikas Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi ia) (Rp/unit)
Pakan A Ikan tembang Pipih 7000/kg Setiap hari untuk satu 1 kali/ hari
kali makan
1 hari 5kg (Ad Station)
B Cumi Panjang, 70.000/kg Diberikan ketika
bulat memasuki fase
pemijahan
3 kg
Obat-obatan A El Bayou 17.000/5 g 2 ppt / ton Dilarutkan kedalam
ember kemudian
dituangkan ke air
pemeliharaan
B Acriflavine 40.000 / 100 5 ppt Dilarutkan kedalam
g ember kemudian
dituangkan ke air
pemeliharaan
Energi A Pompa air laut 16.000.000
B Blower 6.000.000
Peralatan A Bak
B Serokan
C Saringan telur
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan induk

Kegiatan pemeliharaan induk dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran induk, (3)
pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan kesehatan induk, (6) sampling
kematangan gonad induk, hingga (7) pemanenan induk matang untuk dipijahkan.
No. Kegiatana) Lama waktu (jam) Frekuensi Total waktu Keterangan2)
(kali) (jam)
1 Persiapan 1 minggu 1 bulan 1 kali 3/4/2023 : melakukan persiapan
wadah wadah untuk induk kerapu
macan, sebelum bak digunakan
didiamkan terlebih dahulu agar
mematikan virus dan penyakit
(sanitasi) kemudian pemberian
kaporit untuk menghilangkan
jamur pada dinding bak dan
untuk mempermudah pencucian
wadah dari sisa-sisa lumut yang
menempel pada dinding
2 Penebaran 1 hari 2 kali
induk
3 Pemberian 1 jam 1 kali pada 6 jam Pemberian dilakukan satu kali
pakan induk pagi hari dalam sehari yaitu pagi hari
pukul 09.00 WIB
4 Pengelolaan 3 jam 1 kali 6 jam Pengukuran kualitas air
kualitas air pengecekan dilakukan pada pagi hari pukul
09.00 WIB dan sore pukul 14.00
WIB, Pergantian ait tiap hari dan
pembersihan bak induk 2 minggu
sekali

5 Pengelolaan 0,5 1 jam Pemberian antibiotik untuk


kesehatan induk pengobatan dan diberikan jika
ikan terserang penyakit

2
Acriflavine, el bayou
6 Sampling 2 jam 1 bulan 1 kali 1 jam Alat-alat yang diperlukan :
kematangan penggaris, timbangan gantung,
induk serokan, ember, obat bius.
Mengamati dan menangkap
induk betina dan jantan kerapu
macan, induk jantan ketika di
stripping sudah mengeluarkan
sperma. Untuk betina
menggunakan selang (
dimasukan kedalam lubang anus)
kemudian disedot jika ada telur
maka betina siap untuk memijah.
7 Pemanenan 3 jam 2 kali 6 jam Penimbangan bobot induk
induk matang sebelum pemijahan
Jumlah
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan hama dan
penyakit hingga wadah siap ditebar induk
- Penebaran induk induk dimulai sejak membuka wadah pengangkutan induk, aklimatisasi, penebaran hingga
pengamatan induk pascapenebaran
- Pemberian pakan dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan, pemberian pakan,
pengamatan ikan yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif kegiatan di bawah
ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit, diagnosis
penyakit benih serta penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan, pengamatan pasca pengobatan.
- Sampling kematangan induk dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok, ember, kateter dan sebagainya),
mengamati dan menangkap induk, mengamati perut bunting dan empuk, urogenital memerah, distriping mengeluarkan
sperma, mengecek telur dengan menggunakan kateter, mengembalikan induk ke wadah pemeliharaan
- Pemanenan induk matang gonada dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan induk (jaring, jala, serok, ember),
menangkap dan memindahkan induk ke wadah pemijahan atau wadah lainnya.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi lebih dari 1
kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan pada Jurnal Harian harus
dilakukan dengan disiplin dan seksama!

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan induk

6.1. Persiapan wadah

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda :
- Alat yang digunakan : ember, sikat
- Lama waktu yang diperlukan : 4 jam
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Bak induk kerapu macan berdiameter 6m2 Persiapan wadah dilakukan satu kali
selama satu bulan. Alat yang digunakan untuk pembersihan bak yaitu : selang
berukuran 1 inc, sikat, wiper, ember, gayung. Sebelum dibersihkan bak disiram
menggunakan zat kaporit dengan dosis 100 ppm setelah itu didiamkan selama kurang
lebih 30 menit agar bakteri pada dinding bak mati. Dinding dan lantai yang sudah
dibersihkan kemudian dibilas menggunakan air bersih. Setelah dinding dan lantai
bersih bak dikeringkan yang bertujuan untuk menghilangkan zat kaporit. Bak
dikeringkan selama 5 hari, setelah 5 hari pengeringan, bak siap digunakan dan diisi
air sebanyak 90.000 L. Jumlah tenaga kerja yang berada di divisi induk berjumlah 3

3
orang, yang terdiri dari kepala divisi induk dan 2 anggota serta rekan-rekan pkl yang
membantu persiapan wadah.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah dan fasilitas pendukung/pelengkapnya


- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada wadah yang rusak sehingga tidak dilakukannya perbaikan selama prakerin.

(3) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sumber air yang digunakan yaitu air laut yang disedot dengan menggunakan pompa.
Alat yang digunakan untuk mengisi air yaitu pompa dan pipa. Lama waktu yang
diperlukan 6 jam untuk pengisian air dengan ketinggian 90 ton/ 90.000 L.
Masalah yang dihadapi : tidak adanya sand filter untuk penyaringan. Yang akan
menyebabkan jamur masuk, bakteri masuk dan akan menggangu induk. Cara
mengatasinya : perendaman menggunakan air tawar atau menggunakan obat fumisid
berbentuk cair dengan dilarutkan menggunakan air asin.

(4) Jelaskan cara anda memasang wadah, untuk KJA atau KJT
- Ukuran jaring yang dipasang
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak dilakukan pemasangan KJA/KJT selama Prakerin berlangsung.

(5) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemberian acriflavine dan elbayou serta pemandian dengan metode dipping dengan
air tawar selama 2 – 3 menit. Untuk dosis acriflavine dan elbayou sendiri 5 ppt/ton
dan untuk elbayou 10 ppt/ton. Serta melakukan coating pakan pada indukan yaitu
penambahan C san dengan dosis 1 gram/4 kg pakan dan bindernya memakai Scoot
emulsion dengan dosis 4 tutup botol/kg pakan.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah pemeliharaan induk
misalnya penggunaan sumber air tertentu yang bisa menstimulasi nafsu makan dan
perkembangan gonad induk

4
Tidak ada metode atau tekntik tertentu

(7) Dokumentasi Kegiatan

6.2. Penebaran induk

(1) Jelaskan induk yang anda tebar ditebar, termasuk kriteria induk yang baik
- Varitas dan asal induk yang ditebar
- Jumlah, ukuran, kondisi induk, warna yang ditebar
- Cara pengangkutan induk ke lokasi pembenihan

Induk kerapu macan berasal dari Kepulauan seribu dan Lampung Jumlah kerapu
macan terdiri 29 ekor yang terdiri dari 10 jantan dan 19 betina. Ukuran kerapu
macan yaitu mencapai 70 cm untuk kondisi induk sehat, berwarna hitam legam
bermotif loreng. Cara pengangkutan menggunakan ember dan serokan, untuk jarak
dekat tidak perlu pembiusan.

(2) Berapa padat penebaran yang digunakan


- Hitung kepadatan induk dalam satuan kg/m3 air atau ekor/m3
- Apakah padat penebaran induk ideal menurut anda?Bandingkan kepadatan induk dengan di lokasi atau
pembenihan lain!

Kepadatan induk kerapu macan dalam wadah bak beton dengan volume air yang
terisi 90 ton adalah 29 ekor. Dengan perbandingan 10 jantan dan 19 betina.

(3) Amati tingkah laku induk setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna
- Gerakan operculum

Pergerakan ikan setelah ditebar yaitu ikan sangat aktif berenang di dasar serta tengah
kolam.

(4) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam penebaran induk.

Tidak ada metode lain pada aat Prakerin.

5
(5) Dokumentasi Kegiatan

6.3. Pemberian pakan

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food additive
untuk menstimulasi perkembangan gonad induk
- Merek dagang, produsen/pabrikan,
- Bentuk, ukuran, warna
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

Pakan yang digunakan yaitu ikan tembang dan cumi-cumi sebagai multivitamin
karena memiliki kandungan protein yang tinggi.

(2) Jelaskan cara menghitung kebutuhan pakan untuk induk


- Biomasa induk yang dipelihara (jumlah populasi dikali bobot rata-rata induk)
- Persentase pemberian (feeding rate) harian yang digunakan
- Menurut anda jumlah pakan harian sudah cukup, kurang atau berlebih? Bandingkan dengan pemberian pakan
pada pembenihan lain di lokasi lain

Untuk perhitungan pakan sendiri untuk indukan pada BBIL Pulau tidung sudah
ditetapkan oleh pihak BBIL Pulau tidung. Untuk presentase FR yang digunakan
yaitu 3-5 %/hari.

(3) Jelaskan cara penimbangan pakan untuk induk


- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan
- Lama waktu yang digunakan

Pakan sudah ditakar oleh teknisi lapang dengan menggunakan timbangan gantung.

(4) Jelaskan cara pemberian pakan induk


- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemberian pakan induk diberikan pukul 08.00 WIB satu hari sekali pada pagi hari

6
menggunakan metode ad station. Pemberian pakan dilakukan dengan memotong
ikan tembang menjadi 3 bagian sesuai bukaan mulut ikan, kemudian diberi
campuran vitamin.

(5) Jelaskan tingkah laku induk ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang seharusnya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang terisisa.
Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa induk kurang nafsu makan?

Induk kerapu macan nafsu makan, tingkah laku yang terlihat yaitu ketika memberi
pakan, induk kerapu macan langsung merespons dan tidak ada pakan yang tersisa.

(6) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan induk


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Cara penyimpanan pakan ditaruh didalam freezer agar tidak busuk. Penyimpanan
pakan indukan untuk ikan runcha dan cumi ditaro di freezer dengan suhu freezer –
18 oC

(7) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan induk, misalnya
penggunaan automatic feeder dan sebagainya.

Tidak ada metode lain dalam pemberian pakan induk.

(8) Dokumentasi Kegiatan

7
6.4. Pengelolaan kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan induk
- Pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pemberian probiotik, penaungan, pemupukan
susulan, pemberian kapur (untuk menaikan pH) atau daun ketapang atau larutan asam (untuk menurunkan pH)
dan sebagainya

Melakukan pergantian air sebanyak 70 – 80 % setiap hari pada pagi hari. Dan
melakukan pembersihan bak setiap 2 minggu/kali untuk menghilangkan serta
membersihkan lumut yang menempel.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada pengolahan kualitas air pada indukan yang mana air langsung di pompa
dari laut tanpa adanya filtrasi mengingat kapasitas air yang sangat besar untuk
mengisi bak beton indukan.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air, dasar wadah,
saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Pengukuran kualitas air pada bak beton indukan kerapu macan tidak dilakukan.

(4) Sajikan data hasil pengukuran kualitas air dalam bentuk tabel dan grafik dengan
variabel
- Parameter yang diukur, waktu, tempat/lokasi. Bila tidak tersedia alat pengukuran kualitas air anda bisa
mengamati warna dan bau air.

Pengukuran kualitas air pada bak beton indukan kerapu macan tidak dilakukan.

(5) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda untuk
menjawab pertanyaan ini.

Kualitas air membaik dengan dilakukannya pergantian air secara rutin sehingga tetap
stabil.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pengeloaan air wadah pemeliharaan
induk termasuk misalnya penggunaan bahan tertentu untuk mempertahankan dan
memperbaiki mutu air.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pengelolaan air wadah pemeliharaan
indukan.

(7) Dokumentasi Kegiatan

8
6.5. Pengelolaan Kesehatan Induk

(1) Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan induk atau
mencegah munculnya penyakit pada induk

Melakukan pergantian air sebanyak 70 – 80 % setiap hari pada pagi hari. Dan
melakukan pembersihan bak setiap 2 minggu/kali untuk menghilangkan serta
membersihkan lumut yang menempel.

(2) Jelaskan hama dan penyakit yang menyerang induk


- Sebutkan jenis hama dan penyakit yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama penyakit tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di bawah mikroskop
atau data sekunder

Vibrio sp.

(3) Jelaskan gejala induk yang terserang penyakit (untuk setiap penyakit)
- Morfologi (sisik, sirip, mata, sungut, lendir, warna)
- Tingkahlaku (berenang/pergerakan, makan, posisi di badan air apakah di permukaan, kolom atau dasar)
- Tingkat kematian akibat serangan penyakit yang menyerang induk

Ikan mengalami luka luka borok pada badan ikan serta nafsu makan menurun. Ikan
yang terserang penyakit tingkah laku berenang tidak gesit.

(4) Jelaskan cara pemberantasan hama dan pengobatan penyakit yang menyerang induk
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemberantasan hama dan pengobatan penyakit yang menyerang pada induk


dilakukan dengan cara pemberian acriflavine dan elbayou serta pemandian dengan
metode dipping dengan air tawar selama 2 – 3 menit. Untuk dosis acriflavine dan
elbayou sendiri 5 ppt/ton dan untuk elbayou 10 ppt/ton.

(5) Berapakah tingkat mortalitas induk akibat serangan hama dan penyakit

9
Tergantung pada penyakit yang menginfeksi yaitu kisaran 20 – 100 %. efe

(6) Jelaskan hasil dari kegiatan pemberantasan hama dan pengobatan penyakit yang
dilakukan (efektif atau tidak?)! Bandingkan dengan di tempat lain (data sekunder)!.

Efektif. Namun memerlukan waktu 2 – 3 minggu.

(7) Dokumentasi Kegiatan

6.6. Seleksi induk matang gonad

(1) Jelaskan cara seleksi induk matang gonad


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Melakukan kanulasi dengan alat untuk seleksi induk yang matang gonad yaitu
kateter. Alat kateter ini berupa selang yang dimasukan ke lobang betina untuk
mengecek apakah sel telur sudah siap atau tidak. Serta dilakukannya stripping
dengan memijat perut indukan jantan ke arah alat vital.

(2) Jelaskan cara memindahkan induk dari wadah pemeliharaan ke wadah pemijahan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Indukan yang sudah dipindahkan ke bak beton merupakan indukan yang sudah bisa
memijah. Indukan sendiri berasal dari fase pendederan yang merupakan calon

10
indukan atau pembesaran untuk mencapai fase induk.

(3) Dokumentasi Kegiatan

6.7. Rekayasa pematangan gonad

(1) Adakah upaya untuk pematangan gonad induk ? Jika ada, jelaskan upaya tersebut
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Upaya untuk pematangan gonad induk diberi pakan cumi sebagai multivitamin
karena mengandung protein yang tinggi. Dan diberi vitamin berupa kapsul seperti
capivlex, c san dan natur-e

11
BORANG 2. PEMIJAHAN INDUK

I. Pengertian dan tujuan

Mengawinkan induk betina dan jantan dengan cara alami maupun buatan (artificial
spawning) dalam rangka memperoleh telur yang dibuahi untuk ditetaskan. Indikator kinerja
kegiatan/proses ini adalah: (1) Jumlah telur, (2) fekunditas atau jumlah telur per kg induk,
(3) derajat pembuahan (spawning rate).

II. Wadah

Wadah pemijahan seringkali juga merupakan wadah pemeliharaan induk. Apakah wadah
pemijahan juga wadah pemeliharaan induk? Bila jawabannya tidak, maka isilah tabel di
bawah ini.

2.1. Fasilitas Utama

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi p.l.t Jumlah Volume Hargae) Keteranganf)
(m2)b) atau Øc) (m) (unit) Aird) (L) (Rp/unit)
1 Bak Bulat Beton 6 1 90.000 50.000.000/ Kondisi baik
unit
a) Kolam tanah, kolam beton, KJA, KJT, bak, tangki, akuarium
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau rusak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air pemasukan/pengeluaran,
sistem aerasi, bak kolektor telur) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

No. Fasilitasa) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Saluran inlet Kondisi baik
2 Saluran Outlet Kondisi baik
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator),
bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar),
dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di lokasi Prakerin)
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan yang teliti!

III. Induk matang gonada


No. Ukurana) Asalb) Umur TKGc Ciri-cirid)
)
L (cm) W (g) (thn)
1 73 11 kg Kepulauan Seribu, - Ramping, ukuran lebih kecil
Lampung dan pada saat diurut
mengeluarkan sperma (jantan)
2 42 7 kg Kepulauan Seribu, - Perut sudah membesar
Lampung (betina)
a) Lakukan pengukuran/penimbangan
b) Mengacu pada tabel pada Borang 1
c) Bandingkan dengan data sekunder dan diskusikan dengan Pembimbing Lapangan
d) Perut, urogenital, warna, sperma, telur (dengan kateter)

IV. Peralatan dan bahan

Teknik pemijahan yang digunakan: Alamia)

12
No. Alat atau bahan Spesifikasi Jumlah/dosisb) Keterangan
1 Arowana Stabilizer Obat penenang/ obat bius Secukupnya Air sudah berbau
2 Timbangan gantung 1 buah
a) Alami atau buatan
b) Gunakan satuan yang relevan, misalnya untuk jumlah gunakan unit sedangkan untuk dosis gunakan mg/kg induk, dan
sebagainya

V. Alokasi waktu kegiatan pemijahan

Kegiatan pemijahan induk bergantung kepada teknik pemijahan yang digunakan apakah
pemijahan alami atau pemijahan buatan, namum umumnya adalah sebagai berikut: (1)
persiapan wadah dan peralatan pemijahan, (2) penempatan/pemasangan induk, (3)
perangsangan ovulasi induk (penyuntikan dengan hormon atau ablasi mata pada udang
misalnya), (4) pengamatan pemijahan alami, (5) stripping induk jantan dan betina, (6)
pembuahan, (7) pemeriksaan sarang (kakaban), (8) penanganan sarang yang sudah ditempeli
telur.

Teknik pemijahan yang digunakan:alamia)


No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keterangand)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah dan peralatan 4 2 8
pemijahan
2 Penempatan/pemasangan induk 1 1 1
3 Perangsangan pemijahan
4 Pengelolaan kualitas air wadah 1 2 2
pemijahan
Jumlah 11
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan hama dan
penyakit hingga wadah siap ditebar induk matang untuk dipijahkan
- Penempatan/pemasangan induk untuk dipijahkan dimulai sejak pengambilan induk dari wadah pengangkutan induk,
aklimatisasi, penempatan/pemasangan hingga pengamatan induk pascapenempatan
- Perangsangan pemijahan/ovulasi,dengan pemberian hormon ovaprim, HCG, hipofisa atau ablasi mata pada
udang,dimulai sejak menyiapkan alat dan bahan penyuntikan, menangkap induk, penyuntikan dan menempatkan
kembali induk ke dalam wadah pemijahan
- Pengelolaan kualitas air wadah pemijahan dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif
kegiatan di bawah ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= filtrasi resirkulasi
= Penyemprotan air
= Pengaturan suhu
= Penaungan
= Pemupukan susulan
- Pengamatan pemijahan dimulai sejak penempatan induk ke dalam wadah pemijahan setelah atau tanpa perangsangan
ovulasi hingga induk memijah
- Stripping induk dimulai sejak persiapan peralatan dan bahan, menangkap dan memegang induk, pengurutan perut
induk betina, pengurutan perut jantan, penambahan larutan fisiologis, pengadukan/pencampuran telur dengan sperma
(pembuahan telur), pengembalian peralatan dan bahan ke tempat semula
- Pemeriksaan sarang dan penanganan telur dilakukan sejak sarang ditempeli telur hingga penempatan sarang ke wadah
penetasan telur
- Penanganan induk pascapemijahan dilakukan sejak induk selesai dipijahkan hingga pengembalian induk ke dalam
wadah pemeliharaan induk.
- Pemijahan alami
- Pemijahan buatan
- Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi lebih dari 1
kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan pada Jurnal Harian harus
dilakukan dengan disiplin dan seksama.
-
VI. Uraian kegiatan pemijahan

6.1. Persiapan wadah dan peralatan pemijahan

13
(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah
- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Wadah yang digunakan pada pemeliharaan indukan di bak beton dengan diameter 6
meter. Bak dibersihkan setiap 2 minggu sekali dengan cara memindahkan indukan
kerapu macan ke bak karantina dan menggosok permukaan bak serta lumut yang
menempel pada bak pemeliharaan. Lalu siram dengan larutan kaporit dengan dosis
100 ppm yang sudah dilarutkan di dalam ember lalu gosok hingga bersih. Nyalakan
inlet air untuk membilas permukaan bak yang sudah disiram dengan kaporit yang
telah menempel pada bak. Kemudian matikan inlet dan buka outlet bak dan
keringkan bak pemeliharaan kurang lebih 1-2 hari. Indukan kerapu macan dapat
dipindahkan jika bak telah diisi air melalu pompa dari laut sebanyak 90.000 L.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memberishkan bak indukan kurang lebih 3-4
orang.

(2) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Memasang pompa air yang terpisah dari tandon dan mengarahkan air langsung dari
laut tanpa filtrasi apapun. Waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kapasitas bak 100
ton yaitu selama 12 – 24 jam

(3) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Melakukan pergantian air sebanyak 70 – 80 % setiap hari pada pagi hari. Dan
melakukan pembersihan bak setiap 2 minggu/kali untuk menghilangkan serta
membersihkan lumut yang menempel. Pemberian acriflavine dan elbayou serta
pemandian dengan metode dipping dengan air tawar selama 2 – 3 menit. Untuk
dosis acriflavine 5 ppt/ton dan untuk elbayou 10 ppt/ton. Serta melakukan coating
pakan pada indukan yaitu penambahan C san dengan dosis 1 gram/4 kg pakan dan
bindernya memakai Scoot emulsion dengan dosis 4 tutup botol/kg pakan.

(4) Jelaskan persiapan peralatan pemijahan yang anda lakukan


- Jenis peralatan dan bahan untuk pemijahan, dan spesifikasinya
- Jumlah unit peralatan, dosis bahan,
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Timbangan gantung 1 buah, bak fiber kecil, arowana stabilizer 1 botol, dan kateter
(pengecekan kualitas induk telur pada ikan)

14
(5) Dokumentasi Kegiatan

6.2. Penempatan dan pemasangan induk

(1) Jelaskan induk yang akan dipijahkan


- Varitas dan asal induk
- Jumlah, ukuran, kondisi induk, warna induk
- Cara pengangkutan induk ke wadah pemijahan

Indukan yang digunakan berasal dari BBIL Pulau Tidung dan Lampung. Indukan
berjumlah 29 ekor dengan jantan sebanyak 10 Ekor dan betina 19 Ekor. Ukuran
bobot induk kerapu macan untuk jantan 11 kg dan betina 7 kg.

(2) Penempatan induk


- Rasio jantan dan betina yang dipijahkan
- Hitung kepadatan induk dalam satuan kg/m3 air atau ekor/m3
- Apakah rasio induk jantan dan betina itu sudah ideal menurut anda? Bandingkan rasio induk betina dan jantan
yang digunakan dengan di lokasi atau pembenihan lain!

Rasio pemijahan pada indukan jantan dan betina yaitu 1: 3.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi induk


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

15
Aklimatisasi dilakukan pada pagi hari untuk mengurangi ikan stress akibat
perubahan suhu yang tinggi. Lalu gunakan stabilizer pada saat pemindahan induk
dan aklimatisasi dengan cara mengambil air dari kolam pemeliharaan dan dimasukan
ke dalam wadah sementara ikan (bak fiber) kemudian tunggu 5 – 10 menit ikan
dapat di tebar ke wadah bak beton.

(4) Amati tingkah laku induk setelah ditempatkan/dipasangkan


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna
- Gerakan operculum
- Tingkah laku percumbuan

Pergerakan ikan setelah ditebar yaitu ikan aktif saat berenang di dasar serta tengah
kolam. Ikan yang ditempatkan akan saling mengejar satu sama lain.

(5) Dokumentasi Kegiatan

6.3. Pengelolaan kualitas air wadah pemijahan ikan

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan induk:
pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, penyemprotan air
(hujan buatan), pengaturan suhu, pemberian probiotik, penaungan, pemupukan
susulan

Melakukan pergantian air sebanyak 70 – 80 % setiap hari pada pagi hari. Dan
melakukan pembersihan bak setiap 2 minggu/kali untuk menghilangkan serta
membersihkan lumut yang menempel.

16
(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada pengelolaan kualitas air pada indukan karena air langsung di pompa dari
laut tanpa adanya filtrasi mengingat kapasitas air yang sangat besar untuk mengisi
bak beton indukan.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air, dasar wadah,
saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Pengukuran kualitas air pada bak beton indukan tidak dilakukan.

(4) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda untuk
menjawab pertanyaan ini.

Kualitas air menjadi stabil dengan dilakukannya pergantian air dan melakukan
penyurutan air sebanyak 30% dengan tujuan manipulasi lingkungan pasang surut
pergantian air.

6.4. Pemeriksaan sarang dan penanganan telur

(1) Jelaskan cara pemerikasaan sarang


- Apa yang diperiksa
- Cara pemeriksaan
- Tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemeriksaan telur pada hapa/egg collector dilakukan pada outlet bak. Diperiksa
kembali apakah masi ada telur yang tersisa atau tidak.

(2) Jelaskan cara penanganan telur hasil pemijahan sebelum ditetaskan


- Apakah dilakukan penghitungan jumlah telur? Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Telur dipindahkan dari hapa/egg collector menuju baskom lalu pisahkan telur yang
dibuahi dan tidak dibuahi dengan cara mengaduk air baskom searah jarum jam.
Telur yang terbuahi berwarna bening dan mengambang diatas permukaan dan telur
yang tidak akan mengendap di dasar baskom dan berwarna putih susu. Kemudian
dilakukan penghitungan sampling telur untuk mengetahui total telur yang ada.

(3) Jelaskan bila ada metode atau teknik tertentu dalam pemerikasaan sarang dan
penanganan telur.

17
Tidak ada metode/teknik tertentu dalam pemeriksaan sarang kerapu macan.

BORANG 3. PENETASAN TELUR

I. Pengertian dan tujuan

Menginkubasi telur yang telah dibuahi di dalam lingkungan tertentu sehingga proses
perkembangan telur (embryogenesis) berlangsung dengan baik hingga telur menetas menjadi
larva. Indikator kinerja dan output kegiatan/proses ini adalah: (1) derajat penetasan, (2)
morfometri larva, (3) abnormalitas larva.

II. Wadah

Umumnya wadah penetasan telur terpisah dari wadah pemijahan dan wadah pemeliharaan
induk. Bila demikian maka isilah tabel di bawah ini.

2.1. Fasilitas Utama

No. Jenis Wadaha) Dimensi p.l.t atau Jumlah Volume Hargad) Keterangane)
Øb) (m) (unit) Airc) (L) (Rp/unit)
1 Akuarium 0.8 x 0.4 x 0.4 2 40 200.000 Kondisi akuarium
baik
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium, hatching jarr, galon dan sebagainya
b) Lakukan pengukuran
c) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
d) Harga ditanyakan dan ditaksir
e) Kondisi wadah baik atau usak, apakah ada fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (lihat tabel di bawah).

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

No. Fasilitas1) Spesifikasib) Jumlah Harga Keteranganc)


(unit) (Rp/unit)
1 Heater 2 35.000 Kondisi heater
berfungsi
2 Sistem aerasi Aerasi 1 lubang 2 40.000 Kondisi baik
a) Pintu air inlet/outlet, sistem pengairan, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator), sistem filter, water
heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya
yang ditemukan di lokasi Prakerin).
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, daya hisap dan daya dorong untuk pompa misalnya, dan sebagainya.
Lakukanlah pengukuran dan pengamatan yang teliti!
c) Kondisi fasilitas pendukung apakah baik atau rusak.

III. Telur
No. Asal a) DiameterB) Warnac) Jumlahd) Kondisie)
1 BBIL Pulau Tidung Transparant
putih
a) Misalnya pemijahan tahap I, dari Bali (Gondol) pada penetasan telur ikan kerapu dan sebagainya
b) Lakukan pengukuran
c) Lakukan pengamatan
d) Lakukan perhitungan, dan jelaskan metode yang digunakan
e) Kualitas telur

18
IV. Alokasi waktu kegiatan penetasan

Kegiatan penetasan terdiri dari: (1) penyiapan wadah penetasan, (2) penempatan telur, (3)
inkubasi telur, (4) penanganan larva awal.

No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keterangand)


(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah dan peralatan 3 1 3
penetasan
2 Penempatan telur dan pengamatan 0.5 2 1
selama inkubasi telur
3 Pengelolaan kualitas air media 0.5 1 0.5
penetasan
4 Penanganan larva awal 1 1 1
Jumlah 5.5
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dan peralatan penetasan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, desinfeksi dan
pengisian air hingga wadah siap ditebar telur untuk ditetaskan
- Penempatan dan inkubasi telur dimulai sejak penempatan telur dalam wadah penesatan hingga telur menetas
- Pengelolaan kualitas air wadah penetasan dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif
kegiatan di bawah ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= filtrasi resirkulasi
= Pengaturan suhu
= Pemberian bahan kimia anti jamur atau anti bakteri, misalnya biru metilin
- Penanganan larva awal dilakukan sejak telur menetas menjadi larva hingga sebelum larva ditebar ke wadah
pemeliharaan larva

V. Uraian kegiatan penetasan

6.1. Persiapan wadah dan peralatan penetasan

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah penetasan


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Inkubator yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 0.8 x 0.4 x 0.4 m.
Dalam persiapan wadah akuarium dikeringkan terlebih dahulu sebelum pemakaian
selama 3-4 hari dan dibilas menggunakan kaporit.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah penetasan dan fasilitas


pendukung/pelengkapnya
- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak dilakukan perbaikan wadah penetasan selama Prakerin.

(3) Jelaskan cara anda melakukan desinfeksi agen penyakit pada wadah penetasan
- Jenis penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat

19
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Dengan pembilasan kaporit dengan dosis 5 ppm/ton bilas dan gosok secara merata
pada dinding akuarium kemudian bilas secara merata pada akuarium.

(4) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengisian air dilakukan dengan mengisi air bak/akuarium dan diberikan kaporit
dengan dosis 5 ppm / ton. Larutkan kaporit pada media air selama 6 jam dan
lakukan penambahan Natrium tiosulfat dengan dosis ½ dari dosis kaporit. Air media
dapat digunakan setelah 3 jam dari pemberian Natrium tiosulfat. Untuk pemberian
kaporit dan Natrium tiosulfat penggunaan aerasi harus mencukupi sehingga larutan
kaporit dan Natrium tiosulfat dapat homogen sehingga tidak ada endapan atau
suspensi yang dapat membahayakan kelangsungan hidup.

(5) Jelaskan persiapan peralatan penetasan yang anda lakukan


- Jenis peralatan dan bahan untuk penetasan, dan spesifikasinya, termasuk mikroskop untuk pengamatan
perkembangan telur
- Jumlah unit peralatan, dosis bahan,
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Lakukan pemasangan heater pada akuarium penetasan serta pengecekan sistem


aerasi pada akuarium. Suhu yang baik untuk penetasan 30-31 OC dan lakukan
pengamatan perkembangan telur di mikroskop setiap 2-3 jam/kali

(6) Jelaskan bila ada metode dan teknik tertentu yang khas dalam persiapan wadah dan
peralatan penetasan telur.

Tidak ada metode atau teknik tertentu dalam persiapan wadah penetasan.

(7) Dokumentasi Kegiatan

20
6.2. Penempatan dan dan inkubasi telur

(1) Jelaskan telur yang akan ditetaskan


- Asal telur
- Jumlah, ukuran, warna dan kondisi telur
- Cara pengangkutan telur ke wadah penetasan

Telur berasal dari hasil pemijahan indukan yang ada di BBIL Pulau Tidung dengan
jumlah awal telur yang terbuahi sebanyak butir telur pada volume inkubator.
Dengan kondisi telur yang terbuahi berwarna bening dan mengambang diatas air
dan cara pengangkutan dengan menggunakan baskom dan gayung.

(2) Penempatan/penebaran telur ke dalam waadah penetasan


- Hitung kepadatan telur dalam satuan butir/m3 air atau butir/L. Apakah kepadatan penetasan ini termasuk
ideal? Bandingkan dengan yang digunakan di lokasi atau pembenihan lain

Kepadatan telur pada saat pelaksanaan prakerin yaitu butir/L. Jumlah tersebut
terbilang sedikit yang mana volume total pada inkubator itu sendiri 40 Liter.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi telur dalama wadah penetasan


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Aklimatisasi dilakukan dengan cara penyesuaian suhu pada inkubator pada wadah
telur. Telur dipindahkan ke inkubator secara perlahan lahan agar tidak rusak. Suhu
dibuat pada kisaran 30 – 31 OC.

(4) Apakah dilakukan pengamatan perkembangan telur (embryogenesis) selama masa

21
inkubasi? Jelaskan
- Peralatan yang digunakan
- Periode pengamatan
- Sajikan data hasil pengamatan, bisa dalam bentuk gambar hasil pengamatan di bawah mikroskop dan
sebagainya

Pengamatan dilakukan selama 2 jam sekali untuk melihat perkembangan telur


selama masa inkubasi.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik tertentu yang khas dalam
menempatkan/menebar telur ke dalam wadah penetasan.

Tidak ada metode atau teknik tertentu dalam mebar telur ke dalam wadah penetasan.

6.3. Pengelolaan kualitas air wadah penetasan telur

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan dalam penetasan telur:
pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pengaturan suhu,
pemberian bahan kimia anti jamur atau anti bakteri, penaungan

Dengan pengaturan suhu menggunakan heater serta pengaerasian pada wadah


inkubator

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengecekan kualitas air di BBIL Pulau tidung setiap pagi dan sore hari pada pukul
09.00 WIB dan 14.00 WIB. Parameter yang di cek yaitu mulai dari suhu, ph, DO, dan
salinitas.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air, dasar
wadah, saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Pengukuran dilakukan oleh pihak BBIL sendiri sehingga tidak melakukan


pengukuran kualitas air secara langsung.

(4) Sajikan data hasil pengukuran kualitas air dalam bentuk tabel dan grafik dengan
variabel: parameter yang diukur, waktu, tempat/lokasi. Bila tidak tersedia alat
pengukuran kualitas air anda bisa mengamati warna dan bau air.

Kualitas air pada wadah penetasan suhu berkisar 29 – 31oC dengan salinitas 33 dan
Ph 7 – 8. Untuk warna air sendiri jernih dan tidak berbau serta tidak terdapat suspensi
pada perairan.

(5) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda untuk

22
menjawab pertanyaan ini.

Kualitas air sudah optimal pada wadah penetasan.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik tertentu yang khas dalam pengelolaan kualitas
air penetasan telur, termasuk misalnya pemberian tanah untuk menghilangkan sifat
rekat telur.

Sirkulasi air dan filter air tandon yang terdapat bio filter berupa karang jahe, arang,
batu zeolit, pasir kuarsa, dan bioball. Dan melakukan penyesuaian suhu menggunakan
heater.

23
BORANG 4. PEMELIHARAAN LARVA

I. Pengertian dan Tujuan


Memelihara larva hingga ukuran benih. Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah (1)
tingkat kelangsungan hidup, (2) perkembangan larva.

II. Wadah pemeliharaan larva

Wadah pemeliharaan umumnya terpisah dari wadah penetasan telur, Bila demikian maka
isilah tabel di bawah ini!

2.1. Fasilitas utama (bak larva)

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi p.l.t Jumlah Volume Hargae) Keterang
(m2)b) atau Øc) (m) (unit) Aird) (L) (Rp/unit) anf)
1 Bak beton 5 x 4 x 1,2 8 8000 10.000.000 Kondisi
baik
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan dengan gambar
yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau usak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air
pemasukan/pengeluaran, sistem aerasi) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung dan
pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam tanah, kolam
beton, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitas1) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Inlet/outlet 1 Kondisi baik
2 Sistem aerasi 18 aerasi per bak 144 Kondisi baik
3 Selang sipon Selang sipon yang 2 Kondisi baik
tersambung dengan pipa
paralon
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator),
bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel,
saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di lokasi Prakerin)
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan yang teliti

III. Larva
No. Asal Ukurana) Jumlah Harga Padat tebar Kondisic)
L (cm) W (g) (ekor) (Rp/ekor) (ekor/m3) b)
1 BBIL Pulau 3.500 1.500
Tidung
a) Lakukan pengukuran/penimbangan
b) Bisa juga ekor/L
c) Sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama!

IV. Sarana produksi pemeliharaan larva

24
Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi dan volume
kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)
Pakan a) Love Larva No 1,2,3 420.000- Ad station Pemberian
650.000/kg (frekuensi 4-5 pakan pelet
hari sekali) diberikan
pada D-10
b) Nannochloropsis D4 – D7 Dipanen pada D2- D29
pagi hari pemberian
pakan alami
c) Rotifera D4 Dipanen pada D2 – D29
pagi hari pemberian
pakan alami
d) Artemia sp. Golden west 850.000/unit Ad station Pemberian
pakan D15-
D29
Obat- a) Minyak ikan Tung - Hai 23.000/100 Penggunaan 4 Untuk
obatan Fish Liver butir kapsul per hari melapisi
Oil pada pagi hari permukaan air
b) Pro bac 35.000/100 g Penggunaan Untuk
sebanyak 37.5 menguraikan
ton sisa-sisa
pakan dari
kotoran
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan larva

Kegiatan pemeliharaan larva dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran larva, (3)
pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan kesehatan larva, (6) sampling
populasi dan bobot, hingga (7) pemanenan larva untuk dipelihara lebih lanjut pada kegiatan
pemeliharaan benih atau dijual.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah 2 12 24 Persiapan wadah meliputi
persiapan wadah kerapu
macan, kerapu bebek
2 Penebaran larva 1 1 1 Larva kerapu macan
3 Pemberian pakan larva 1.5 120 180 Pemberian pakan larva
kerapu macan, kerapu
bebek, bawal bintang
dengan Nannochloropsis,
rotifera, artemia sp. dan
love larva
4 Pengelolaan kualitas air 1 28 28 Melakukan penyiponan,
pengukuran kualitas air,
pembersihan bak.
5 Pengelolaan kesehatan larva - - -
6 Sampling populasi dan bobot 1 1 1 Menghitung dan
mengukur larva
7 Pemanenan larva 1 1 1 Pemanenan larva
dilakukan pada D-35
didapatkan 3.500 ekor
Jumlah 235
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan hama dan
penyakit hingga wadah siap ditebar larva
- Penebaran larva dimulai sejak membuka wadah pengangkutan larva, aklimatisasi, penebaran hingga pengamatan larva
pascapenebaran

25
- Pemberian pakan larva dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan, pemberian
pakan, pengamatan ikan yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif kegiatan di bawah
ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pengelolaan suhu
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit, diagnosis
penyakit benih serta penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan, pengamatan pasca pengobatan.
- Sampling populasi dan bobot dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok, ember, kateter dan sebagainya),
menangkap dan mengamati larva, mengukur panjang dan bobot, menduga populasi
- Pemanenan larva dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan (jaring halus, serok, ember), menangkap dan
memindahkan larva.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi lebih dari 1
kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan pada Jurnal Harian harus
dilakukan dengan disiplin dan seksama.

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan larva

6.1. Persiapan wadah larva

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Persiapan wadah dan treatment air pada wadah larva yaitu dengan melakukan
pembersihan bak larva dengan kapasitas bak beton sebesar 8 ton. Dengan cara disikat,
digosok dan disiram dengan larutan kaporit keseluruh permukaan bak hingga kotoran
yang melekat luruh semuanya. Pembilasan dilakukan ke seluruh permukaan wadah
dengan menggunakan air bersih yang mengalir hingga tidak ada sisa larutan kaporit
yang menempel. Wadah yang sudah dibersihkan maka dilakukan pengeringan bak
selama 7 hari sebelum pengisian air.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah dan fasilitas pendukung/pelengkapnya


- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada yang diperbaiki selama prakerin.

(3) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Treatment air dilakukan dengan mengisi air bak sebanyak 7 – 8 ton dan diberi kaporit
dengan dosis 5 ppm / ton. Kaporit dilarutkan pada media air pemeliharaan larva selama
6 jam dan diberi penambahan Natrium tiosulfat dengan dosis ½ dari dosis kaporit. Air

26
media dapat digunakan setelah 3 jam dari pemberian Natrium tiosulfat. Untuk
pemberian kaporit dan Natrium tiosulfat penggunaan aerasi pada bak larva harus
mencukupi sehingga larutan kaporit dan Natrium tiosulfat dapat homogen sehingga
tidak ada endapan atau suspensi yang dapat membahayakan kelangsungan hidup larva.

(4) Jelaskan cara anda memasang wadah waring halus (bila menggunakan waring halus
untuk pemeliharaan larva)
- Ukuran waring yang dipasang dan ukuran mata waring
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak menggunakan waring halus pada pemeliharaan larva.

(5) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Treatment air dilakukan dengan mengisi air bak sebanyak 7 – 8 ton dan pemberian
kaporit dengan dosis 5 ppm / ton. Kaporit dilarutkan pada media air pemeliharaan larva
selama 6 jam dan dilakukan penambahan Natrium tiosulfat dengan dosis ½ dari dosis
kaporit. Air media dapat digunakan setelah 3 jam dari pemberian Natrium tiosulfat dan
pemberian probac pada perairan dengan dosis 37.5 gram/ton.

(6) Dokumentasi Kegiatan

27
6.2. Penebaran larva

(1) Jelaskan larva yang anda tebar, termasuk kriteria larva yang baik
- Asal larva yang ditebar, dan kriteria larva yang baik
- Jumlah, ukuran, kondisi larva yang ditebar
- Cara pengangkutan larva ke bak larva

Larva berasal dari hasil pemijahan di BBIL Pulau Tidung dengan jumlah larva
sebanyak 3.500 ekor dalam 1 bak beton ber volume 8 ton air. Pengangkutan larva
dilakukan dengan cara diambil menggunakan gayung kecil secara perlahan lahan agar
tidak membuat gerakan yang banyak sehingga larva tidak mati saat dilakukan kegiatan
pemindahan ke bak larva.

(2) Berapa padat penebaran yang digunakan


- Hitung kepadatan larva dalam satuan ekor/m3 air atau ekor/L
- Apakah padat penebaran larva sudah ideal menurut anda? Bandingkan kepadatan larva dengan di lokasi atau
pembenihan lain!

28
Kepadatan dalam satu bak larva yaitu 1.500 ekor/m3.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi larva


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemindahan larva dari inkubator ke bak larva yaitu dengan mengambil menggunakan
gayung secara perlahan lahan sehingga larva tidak kaget dan mati pada saat
pemindahan dilakukan.

(4) Amati tingkah laku larva setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna

Larva kerapu macan yang sudah ditebar akan berenang di kolom air dan mengitari
sekitar kolam larva.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam penebaran larva.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam penebaran larva.

6.3. Pemberian pakan larva

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food additive
- Pakan alami: jenis
- Pakan buatan: merek dagang, produsen/pabrikan
- Bentuk, ukuran, warna, sifat pakan (apakah tenggelam, melayang atau terapung)
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

D-0 – D-1 Egg yolk


D-2 – D-10 Nannochloropsis sp., Rotifera
D-11 – D-20 Nannochloropsis sp., Rotifera, Artemia sp., Pellet (Love larva no 1)
D-21 – D-30 Nannochloropsis sp., Rotifera, Pelet (Love larva no 1 – 2), Artemia sp.

(2) Jelaskan cara menghitung kebutuhan pakan untuk larva


- Biomasa larva yang dipelihara (jumlah populasi dikali bobot rata-rata induk)
- Persentase pemberian (feeding rate) harian yang digunakan
- Menurut anda jumlah pakan harian sudah cukup, kurang atau berlebih? Bandingkan dengan pemberian pakan pada
pembenihan lain di lokasi lain (data sekunder)

Untuk perhitungan pakan yaitu hanya berdasarkan dari tingkah laku larva sendiri,
apakah masih tersisa atau sudah habis setelah pemberian pakan. Untuk pemberian
pakan alami berupa Nannochloropsis dan rotifera dilakukan pengecekan kepadatan
rotifera dengan gelas ukur serta indikator Nannochloropsis yaitu dari tampak atau
tidaknya perairan dengan melihat selang aerasi larva apakah terlihat atau tidak.

(3) Jelaskan cara penimbangan pakan untuk larva


- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan

29
- Lama waktu yang digunakan

Tidak dilakukan penimbangan pakan pada larva.

(4) Jelaskan cara pemberian pakan larva


- Waktu, frekuensi pemberian pakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Untuk pertumbuhannya setelah menetas, larva membawa cadangan makanan dalam


bentuk kuning telur dan butiran minyak. Larva memanfaatkan cadangan energi tersebut
(endogenous feeding) untuk perkembangan organ tubuh, terutama untuk keperluan
pengambilan makanan, seperti mata, sirip, mulut, dan saluran pencernaan. Saat larva
berumur 2 hari (D-2) dan cadangan makanan berupa kuning telur akan terserap habis
saat larva berumur 3 hari (D-3) maka larva memerlukan makanan dari luar (exogenous
feeding) Makanan yang dapat diberikan berupa rotifera.
Pemberian pakan berupa Artemia sp. dilakukan pada D-15 sampai dengan D-29.
Pemberian pakan Artemia sp. mulai mengalami penurunan pada D-30 yang mana pada
umur tesebut larva sudah tidak diberikan pakan berupa artemia dan sudah diberi pakan
pellet dengan merek dagang Love Larva.

(5) Jelaskan tingkah laku larva ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang mustinya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang terisisa.
Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa larva kurang nafsu makan?

Tingkah laku sangat nafsu. Ketika diberi pakan alami ataupun pellet, larva kerapu
macan langsung merespons dengan bergerombol.

(6) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan larva


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Penyimpanan pakan larva untuk pelet disimpan di gudang pakan. Untuk pakan alami
mempunyai bak sendiri dan dilakukan pemanenan setiap hari.

(7) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan larva, misalnya
penggunaan automatic feeder dan sebagainya.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan larva.

(4) Dokumentasi Kegiatan

30
6.4. Pengelolaan kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan induk:
pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pemberian probiotik,
pengelolaan suhu, penaungan, pemupukan susulan, pemberian kapur (untuk menaikan
pH) atau daun ketapang atau larutan asam (untuk menurunkan pH) dan sebagainya

Melakukan penyiponan setiap 2 hari/sekali pada dasar kolam yang terdapat kotoran dan
sisa pakan. Dan penambahan aerasi sebanyak 18 buah setiap 1 kolamnya. Untuk
pemberian probiotik berupa probac dengan dosis 37.5 gram/ton yang diaplikasikan ke
perairan larva dengan cara dilarutkan terlebih dahulu pada baskom kemudian setelah
homogen dapat dicampurkan ke media air.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan

31
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Penyiponan dilakukan dengan selang yang tersambung pada pipa paralon dengan cara
penyedotan gravitasi. Untuk pemberian probiotik berupa probac dengan dosis 37.5
gram/ton yang diaplikasikan ke perairan larva dengan cara dilarutkan terlebih dahulu
pada baskom kemudian setelah homogen dapat dicampurkan ke media air.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air, dasar wadah,
saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Untuk larva parameter yang diukur yaitu suhu, pH dan salinitas. Pengukuran
kualitas air dilakukan pada pagi dan sore hari pukul 08.00 WIB dan 14.00 WIB.

(4) Sajikan data hasil pengukuran kualitas air dalam bentuk tabel dan grafik dengan
variabel: parameter yang diukur, waktu, tempat/lokasi. Bila tidak tersedia alat
pengukuran kualitas air anda bisa mengamati warna dan bau air.

Kualitas Air Bagian Larva Kerapu Macan

Suhu Ph Salinitas

Minggu 1 28.9
– 30 7.48 - 7.9 33

Minggu 2 28.7
- 30.2 7.7 - 7.8 33

Minggu 3 28.5
– 31 7.30 – 7.81 33

Minggu 4
29.2 – 31 7.8 - 7.91 33

(5) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda untuk
menjawab pertanyaan ini.

Parameter kualitas air sudah cukup optimal dan membaik setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pengeloaan air wadah pemeliharaan
larva termasuk misalnya penggunaan bahan tertentu untuk mempertahankan dan
memperbaiki mutu air.

Sumber air di tampung pada tandon utama dan tandon sebelah lab kesehatan. Di dalam
tandon terdapat sistem filter berupa karang jahe, batu zeolit, pasir kuarsa, bio ball, dan
arang. Dan penambahan probiotik probach untuk membantu penguraian zat zat yang
tersisa dan menjernihkan air.

32
(7) Dokumentasi Kegiatan

6.5. Pengelolaan Kesehatan Larva

(1) Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memelihara kesehatan larva atau
mencegah munculnya penyakit pada larva

Dengan menyipon secara rutin setiap 2 hari/kali serta penambahan el bayou dengan
dosis 10 ppm yang dilarutkan ke dalam ember lalu di sebarkan pada media
pemeliharaan.

(2) Jelaskan hama dan penyakit yang menyerang larva


- Sebutkan jenis hama dan penyakit yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama penyakit tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di bawah mikroskop
atau data sekunder

Ham yang sering ditemukan berupa jentik nyamuk.

(3) Jelaskan gejala larva yang terserang penyakit (untuk setiap penyakit)
- Morfologi (sisik, sirip, mata, sungut, lendir, warna)
- Tingkahlaku (berenang/pergerakan, makan, posisi di badan air apakah di permukaan, kolom atau dasar)
- Tingkat kematian akibat serangan penyakit yang menyerang induk

Pergerakan renang tidak normal dan nafsu makan ikan berkurang.

(4) Jelaskan cara pemberantasan hama dan penyakit larva


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Dengan Treatment air, yang dilakukan dengan mengisi air bak sebanyak 7 – 8 ton

33
kemudian diberikan kaporit dengan dosis 5 ppm / ton. Kaporit dilarutkan pada media
air pemeliharaan larva selama 6 jam dan diberikan penambahan Natrium tiosulfat
dengan dosis ½ dari dosis kaporit. Dan penggunaan el bayou dengan dosis 10 ppm.

(5) Berapakah tingkat mortalitas larva akibat serangan hama dan penyakit

Untuk mortalitas larva merupakan stadia yang paling rentan biasanya berkisar antara 70
– 90 %. Sehingga hal sekecil apapun baik itu treatment kesehatan dan lain lain
merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan.

(6) Jelaskan hasil dari kegiatan pemberantasan hama dan pengobatan penyakit yang
dilakukan (efektif atau tidak)! Bandingkan dengan di tempat lain (data sekunder)!

Masa sangat rentan ketika memasuki tahap larva, larva kerapu macan mengalami
collaps pada D-10 karena sifat kerapu macan yang kanibal serta disebabkan oleh
faktor internal berupa kualitas dari hasil sperma dan telur yang masih kurang pada
saat pemijahan baik itu dari telur yang terbuahi dan larva.

(7) Jelaskan jika ada metode atau teknik lain yang dapat dilakukan pada kasus yang terjadi
di lokasi Prakerin, dalam pencegahan dan pengobatan penyakit serta pemberantasan
hama pada larva (dapat mengacu pada referensi)!

Tidak ada metode lain di lokasi prakerin.

(8) Dokumentasi Kegiatan

34
6.6. Sampling Larva

(1) Jelaskan cara sampling larva yang anda lakukan


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Alat yang gunakan baskom, seser, dan penggaris. Jumlah tenaga yang terlibat 2 orang.
Pada saat prakerin sampling dilakukan 1 kali selama prakerin untuk larva dikarenakan
pada D1 – D10 masih rentan untuk di lakukannya sampling.

(2) Sampling larva tidak selalu dilakukan dengan menangkapi larva dan memeriksanya,
kadang-kadang cukup dengan observasi langsung terhadap tingkah laku, warna dan
morfologi larva. Jelaskan observasi langsung tersebut.

Observasi langsung dilihat melalui kepadatan larva yang bergerak pada saat pemberian
pakan.

(3) Dokumentasi Kegiatan

6.7. Sortir dan Grading Larva

35
(1) Jelaskan cara sortir dan grading larva yang anda lakukan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak melakukan sortir dan grading larva.

(2) Sajikan data hasil sortir dan grading larva

Tidak melakukan sortir dan grading larva.

6.8. Pemanenan larva

(1) Jelaskan cara pemanenan larva untuk dipelihara lebih lanjut


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Cara pemanenan larva yaitu air disurutkan tetapi tidak sampai habis, kemudian di
serok menggunakan grading/jaring dan diletakan kedalam baskom yang sudah berisi
air kemudian larva dipindahkan ke divisi Re-aring.

(2) Jelaskan cara memindahkan larva dari wadah penetasan ke wadah pemeliharaan larva
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya.

Larva dimasukan kedalam ember yang sudah berisi air kemudian dipindahkan
kedalam pwadah pemeliharaan. Sebelum dimasukan kedalam wadah pemeliharaan,
wadah sudah diberikan larutan elbayou.

36
37
BORANG 5. PEMELIHARAAN BENIH

I. Pengertian dan tujuan

Memelihara benih hingga ukuran benih siap dijual. Seringkali pemeliharaan benih ini dibagi
ke dalam beberapa tahap sehingga dikenal pendederan I, pendederan II dan seterusnya.
Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah: (1) tingkat kelangsungan hidup, (2)
pertumbuhan benih.

II. Wadah pemeliharaan benih

Wadah pemeliharaan benih seringkali dipisahkan dari wadah pemeliharaan larva, Bila
demikian maka isilah tabel di bawah ini,

2.1. Fasilitas utama (bak benih)

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi p.l.t Jumlah Volume Hargae) Keterang
(m2)b) atau Øc) (m) (unit) Aird) (L) (Rp/unit) anf)
1 Bak fiber bulat 2.1 12 2.700 6.000.000 Kondisi
baik.
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium, hapa
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan dengan gambar
yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau rusak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air
pemasukan/pengeluaran, sistem aerasi) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung dan
pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam tanah, kolam
beton, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitasa) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Inlet/outlet 12 Kondisi baik.
2 Selang aerasi 48 Kondisi baik.
3s Selang sipon Selang yang 3 150.000 Kondisi baik.
menyambung dengan
pipa paralon dengan total
panjang 1.5 – 2 meter. 2
inchi
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator),
bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel,
saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di lokasi Prakerin)
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan yang teliti!

III. Benih

No. Asal a) Ukuranb) Jumlah Harga Padat tebar Kondisid)


L (cm) W (g) (ekor) (Rp/ekor) (kg/m3) c)
1 BBIL Pulau 3-10 1.5- 2.500 1000/cm 500 Kondisi baik,
Tidung 20 terdapat
ukuran 3-5

38
hingga 13 cm.
a) Benih mungkin berasal dari siklus pemijahan tertentu atau mungkin didatangkan dari luar
b) Lakukan pengukuran/penimbangan
c) Bisa juga ekor/m3
d) TKG, sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama.

IV. Sarana produksi pemeliharaan benih

Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi dan volume
kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)
Pakan a) Love larva no 2 Mengandung 700.000 Ad station Frekuensi 7 kali 1
dan 3 protein 48% hari, dengan selisih
protein 10% waktu 1 jam.
dan serat 5%
b) NRD G8 Berbentuk 150.000/kg Ad station Benih sudah
bulat, mencapai ukuran 4
berwarna cm dan diberikan 2
coklat jam sekali.
c) migami no 1 500.000/20 kg Ad station Benih sudah
berukuran 5 cm
diberikan pada pagi
pukul 08.00 WIB,
siang 12.00 WIB
dan sore hari 14.00
WIB.
Obat-obatan a) Scoot emulsion 42.000/botol 4 tutup Sebagai binder
botol/kg pakan pakan.
b) C san 40.000/unit 1 gram/ 4 kg Kebutuhan vitamin
pakan c dan imun tubuh
ikan.
c) Roxine 80.000/unit 3 gram/ 2kg
pakan
d) El bayou 17.000/ 5 2 ppt/ton
gram
Probitik a) Lacto bac 30.000/100 5 gram/kg
gram pakan
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan benih

Kegiatan pemeliharaan benih dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran benih, (3)
pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan kesehatan benih, (6) sampling
populasi dan bobot, hingga (7) pemanenan benih untuk dijual.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah 2 3 6
2 Penebaran benih - - - Benih sudah
ditebar
3 Pemberian pakan benih 1 28 28 Pemberian
pakan benih
kerapu macan,
kerapu bebek,
kerapu
cantang, bawal
bintang.
4 Pengelolaan kualitas air 0.5 40 20 Pengukuran
kualitas air,

39
penyiponan
pagi dan sore
5 Pengelolaan kesehatan benih - - - Pemberian
probiotik
6 Sampling populasi dan bobot 2 2 4 Menyampling
kerapu macan,
kerapu
cantang.
7 Pemanenan benih 1 1 1 Pemanenan
pada benih
kerapu macan
dilakukan pada
hari ke – 70
dengan ukuran
7 cm.
Jumlah 54
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan hama dan
penyakit hingga wadah siap ditebar benih
- Penebaran benih dimulai sejak membuka wadah pengangkutan induk, aklimatisasi, penebaran hingga pengamatan benih
pascapenebaran
- Pemberian pakan benih dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan, pemberian pakan,
pengamatan benih yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif kegiatan di bawah ini
(bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pengelolaan suhu
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pengaturan pH air
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit, diagnosis
penyakit benih dan penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan, pengamatan pascapengobatan.
- Sampling populasi dan ukuran (bobot dan panjang) dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok, ember, timbangan,
mistar, buku catatan, dan sebagainya), menangkap dan mengamati benih, mengukur bobot dan panjang, menduga
populasi
- Pemanenan benih dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan (jaring, serok, ember, buku catatan), menangkap dan
memindahkan benih ke wadah penampungan, dan menghitung produksi benih.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi lebih dari 1 kali,
tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan pada Jurnal Harian harus
dilakukan dengan disiplin dan seksama.

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan benih

6.1. Persiapan wadah benih

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Outlet pada bak fiber dibuka dan air pada bak dikuras. Permukaan bak fiber dibilas
dan dilap menggunakan lap atau kanebo. Kemudian kaporit yang sudah dilarutkan
kedalam basokm disiram pada dinding-dinding bak agar tidak ada lumut atau
kotoran yang menempel, selanjutnya dibilas menyeluruh menggunakan air pada
inlet beserta dipasang kembali selang aerasi. Kemudian bak dapat dipakai kembali
dan diisi air laut untuk pemeliharaan.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah dan fasilitas pendukung/pelengkapnya

40
- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada perbaikan wadah selama prakerin.

(3) Jelaskan cara mengisi air wadah pemeliharaan benih


- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan dan treatment air
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengisian air dengan cara membuka katup inlet dan tunggu hingga wadah bak fiber
penuh dengan ketinggian air pada bawal bintang 50 cm.

(4) Jelaskan cara anda memasang wadah waring (bila menggunakan waring untuk
pemeliharaan benih)
- Ukuran waring yang dipasang dan ukuran mata waring
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak memasang wadah waring.

(5) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Penggunaan elbayou dengan dosis 10 ppm/bak yang sudah di takar dan di kemas
pada plastik zip.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah pemeliharaan
benih.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah benih.

6.2. Penebaran benih

(1) Jelaskan benih yang anda tebar, termasuk kriteria benih yang baik
- Asal benih yang ditebar, dan kriteria benih yang baik
- Jumlah, ukuran, kondisi benih yang ditebar
- Wadah, pengepakan dan cara pengangkutan benih ke bak benih

Kriteria benih yang baik yaitu benih aktif berenang, nafsu makan tinggi,
pertumbuhannya cepat dan merata.

41
(2) Berapa padat penebaran yang digunakan
- Hitung kepadatan benih dalam satuan ekor/m3 air atau ekor/L
- Apakah padat penebaran benih sudah ideal menurut anda? Bandingkan kepadatan larva dengan di lokasi atau
pembenihan lain

Padat tebar yaitu 4 ekor/liter tetapi tergantung size dari benihnya. Pada benih ukuran
10-12 cm dengan diameter bak bulat 2.1 meter kepadatannya yaitu 250 ekor/bak
fiber.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi benih


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Kantong plastik dimasukan ke dalam wadah pemeliharaan dan tunggu 15 menit.


Kemudian buka kantong plastik perlahan lahan dan masukan sedikit air
pemeliharaan. Biarkan ikan keluar dengan sendirinya dari kantong plastik.

(4) Amati tingkah laku benih setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna

Benih mulai bergerak pada dalam kolam dan dasar kolam air, ikan sangat aktif pada
pagi dan siang hari.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam penebaran benih.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam penebaran benih.

(6) Dokumentasi Kegiatan

42
6.9. Pemberian pakan

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food additive
- Pakan alami: jenis dan kualitas (data nilai gizi pakan alami)
- Pakan buatan: merek dagang, produsen/pabrikan
- Bentuk, ukuran, warna, sifat pakan (apakah tenggelam, melayang atau terapung)
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

Pakan pelet dengan merk dagang MG Megami GR tipe slow sinking No 1 – 5. Pakan
Megami GR ini mengandung banyak kandungan vitamin serta kandungan yang
bermanfaat pada saat proses pertumbuhan ikan.

(2) Jelaskan cara menghitung kebutuhan pakan untuk benih


- Biomasa benih yang dipelihara (jumlah populasi dikali bobot rata-rata induk)
- Persentase pemberian (feeding rate) harian yang digunakan
- Menurut anda jumlah pakan harian sudah cukuk, kurang atau berlebih? Bandingkan dengan pemberian pakan
pada pembenihan lain di lokasi lain (data sekunder)

Untuk pakan sudah di takar oleh pihak balai sehingga hanya pemberian pakan saja.

(3) Jelaskan cara pemberian pakan benih


- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pakan diberikan secara perlahan 3 kali sehari pada pagi, siang dan sore dan diberikan
pada spot yang sama. Pemberian pakan dilakukan dengan mengamati tingkah laku ikan

43
apakah masih responsif terhadap pakan atau tidak.

(4) Jelaskan tingkah laku benih ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang mustinya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang terisisa.
Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa benih kurang nafsu makan?

Nafsu dan juga responsif saat pemberian pakan berupa pelet buatan MG Megami GR
No.1-5.

(5) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan benih


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Penyimpanan pakan di taruh di gudang pakan dengan suhu ruangan.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan benih, misalnya
penggunaan automatic feeder dan sebagainya.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan benih.

6.10. Pengelolaan Kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan benih:
pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pemberian probiotik,
pengelolaan suhu, penaungan, pemupukan susulan, pemberian kapur (untuk menaikan
pH) atau daun ketapang atau larutan asam (untuk menurunkan pH) dan sebagainya

Dilakukan pergantian air, penyiponan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, dan penambahan


probiotik.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pergantian air dilakukan 1 minggu sekali ketika penyortiran ikan. Untuk penyiponan
dilakukan setiap 2 kali/hari pada pagi hari dan sore hari dengan cara menyedot pipa
selang. Untuk pengaerasian setiap bak fiber terdapat 3 aerasi dan filtrasi resirkulasi
setiap 2 kali/hari dengan meresirkulasi 70 % air pemeliharaan. Penambahan probiotik
dengan lacto bac pada pakan dengan dosis 5 gram/kg pakan.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air, dasar wadah,
saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

44
Ya, saya melakukan pengukuran kualitas air. Parameter yang diukur yaitu suhu, pH,
dan salinitas.

(4) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan pengelolaan
kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda untuk menjawab
pertanyaan ini.

Kualitas air membaik dan stabil setelah dilakukan pengelolaan kualitas air.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pengeloaan air wadah pemeliharaan
benih termasuk misalnya penggunaan bahan tertentu untuk mempertahankan dan
memperbaiki mutu air.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pnegelolaan air wadah pemeliharaan benih.

(6) Dokumentasi Kegiatan

6.11. Pengelolaan Kesehatan Benih

6.12. Sampling populasi dan bobot

(1) Jelaskan cara sampling benih yang anda lakukan


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sampling dilakukan dengan cara menangkap ikan kerapu macand dengan seser serta
keranjang dan di pindahkan kedalam baskom. Kemudian dilakukan pengukuran dengan
alat centian dan timbangan digital.

(2) Sampling benih tidak selalu dilakukan dengan menangkapi benih dan memeriksanya,
kadang-kadang cukup dengan observasi langsung terhadap tingkahlaku, warna dan

45
morfologi benih. Jelaskan observasi langsung tersebut.

Observasi langsung pada benih dengan cara melihat dan mengamati dari cara
berenang, makan, morfologi benih.

(3) Berapa persen tingkat kelangsungan benih? Jelaskan abnormalitas benih yang
ditermukan.

Pada saat Prakerin total akhir benih kerapu macan pada divisi larva re-range berkisar
1500 ekor dengan jumlah awal sebesar 3000 ekor. Dan diperoleh dengan SR sebesar
40%. Kemudian untuk pendederan kerapu macan sudah mencapai 10 cm sebanyak
3000 ekor.

(4) Dokumentasi Kegiatan

6.13. Sortir dan Grading

(1) Jelaskan cara sortir dan grading benih yang anda lakukan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

46
Sortir pada kerapu macan dilakukan setiap 1 minggu sekali tergantung pada cuaca
dan kondisi lapangan. Dengan menghitung kembali populasi serta memisahkan
berdasarkan ukuran agar seragam. Kerapu macan di pindahkan ke bak yang lebih
kecil yang sudah disiapkan.

(2) Berapa persen benih yang lolos sortir dan grading? Jelaskan jika ada abnormalitas hasil
sortir dan grading benih!

Semua benih lolos sortir dikarenakan memiliki ukuran yang sesuai dan seragam.

(3) Dokumentasi Kegiatan

6.14. Pemanenan benih

(1) Benih yang dipanen


- Ukuran dan umur benih
- Kondisi benih
- Estimasi jumlah benih yang akan dipanen, jumlah pemesanan benih

Benih yang dipanen dapat di distribusi ke masyarakat sekitar sebagai program untuk
bantuan benih ikan di sekitar kepulauan seribu ketika ukuran sudah diatas 10 cm. Pada
saat prakerin berlangsung distribusi benih tidak dilakukan.

(2) Jelaskan cara pemanenan benih untuk dipelihara lebih lanjut atau dijual
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

47
BBIL Pulau Tidung tidak menjual benih karena benih kerapu macan di BBIL Pulau
Tidung disiapkan untuk stok distribusi ke masyarakat sekitar. Dan sebagian benih
dipelihara untuk dibesarkan.

(3) Jelaskan cara memindahkan benih dari wadah pemeliharaan benih ke wadah
penampunganbenih
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Dengan cara menggunakan 2 keranjang dan diarahkan ke sudut wadah untuk


menangkap benih ikan lalu ikan ditampung pada baskom yang sudah diisi air dan
dipindahkan ke wadah penampungan sementara benih untuk dilakukan sortir dan
grading.

(4) Jelaskan cara menghitung benih


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Menghitung benih dilakukan secara manual dengan mengambil satu persatu ekor ikan.

(5) Jelaskan cara sortasi dan grading benih


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya
- Sajikan data hasil sortasi dan grading: Grade A = ....ekor (%), Grade B = ... ekor (%) dan Grade C = .... ekor
(%), dan BS = ....ekor (%).

Sortir dan grading pada kerapu macan dilakukan setiap 1 minggu sekali tergantung
pada cuaca dan kondisi lapangan. Dengan menghitung kembali populasi serta
memisahkan berdasarkan ukuran agar seragam. Kerapu macan di pindahkan ke bak
yang lebih kecil sebanyak 2 bak yang sudah disiapkan keranjang sebanyak 4 keranjang
per bak. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menyortir dan grading keseluruhan
kurang lebih 3 jam dan tenaga kerja yang dibutuhkan 3-4 orang. Untuk grading sendiri
terdapat grade A,B dan C. Untuk grade A sendiri ikan kerapu macan yang lebih besar
dibanding kerapu macan lainnya sehingga dipisahkan untuk dilanjutkan proses
pembesaran calon indukan. Untuk B dan C sama gradenya dan di khususkan untuk
distribusi ke masyarakat sekitar.

BORANG 7. KULTUR PAKAN ALAMI

I. Tujuan dan pengertian

Memproduksi pakan alami untuk makanan ikan baik larva, benih maupun induk. Indikator
kinerha kegiatan ini adalah: (1) tingkat kepadatan pakan alami, (2) jumlah pakan alami, (3)
keseuaian waktu (matching) antara ketersediaan pakan alami dengan kebutuhan untuk ikan

II. Wadah kultur

48
2.1. Fasilitas utama

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi p.l.t Jumlah Volume Hargae) Keteranganf)
(m2)b) atau Øc) (m) (unit) Aird) (L) (Rp/unit)
1 Bak Beton 6.78 x 2.75 x 7 15.000 Rp. Kondisi
Nannochloropsis 1.14 m 10.000.0 baik.
00/unit
2 Bak Beton 2.97 x 1.72 5 5000 Rp. Kondisi
Rotifera m x 1.20 m 2.000.00 baik.
00/unit
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan dengan gambar
yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap.
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau usak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air pemasukan/pengeluaran,
sistem aerasi) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

No. Fasilitasa) Spesifikasib) Jumlah Harga (Rp/unit) Keterangan


(unit)
1 Filter bag Filter bag kecil dan 2 Dipasang pada
filter bag besar selang pompa.
2 Plankton net Ukuran plankton net 30 1 1.200.000/meter Kondisi baik
micron dipasang di
pipa
pemanenan.
3 Gayung 1 Kondisi baik
4 Selang 1 Kondisi baik
5 Sistem aerasi 3 aerasi tiap bak 3 dan 5 Kondisi baik
rotifera dan 5 aerasi di
bak Nannochloropsis
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi, blower, aerator), bak
kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar), dan
sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di lokasi Prakerin)
6.3.1.1.1. Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan
yang teliti.

III. Pakan alami


No. Jenisa) Ukuranb) Kualitasc) Asald) Manfaate)
1 Rotifera BBPBL
Lampung 1
2 Nannochloropsis BBPBL
Lampung
a) Fitoplankton (Chlorella, Nanochloropsis, dan sebagainya), zooplankton (Rotifera: Brachionus, Artemia, Daphnia,
Moina), benthos (Tubifex, cuk merah, dan sebagainya), dan sebagainya.
b) Lakukan pengukuran diameter badan pakan alami atau berdasarkan data sekunder
c) Kandungan gizi pakan alami seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin dan zat gizi lain yang khas
(berdasarkan data sekunder atau pengukuran sendiri)
d) Apakah dari lembaga penelitian, lembaga perekayasaan, pembenihan lain dan sebagainya?
e) Sebagai pakan larva, benih atau induk. Sebutkan pula ukuran atau umur larva dan benih yang dimaksud ketika
membutuhkan pakan alami tersebut.

IV. Sarana produksi


No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)

49
1 Nannochloropsis c)
Pupuk a) Urea 7.000/kg 30 g/ton
b) Za 10.000/kg 20 g/ton
c) TSP 10.000/kg 10 g/ton Dilarutkan
selama 15 menit.
Inokulan a)
Nannochloropsis
Peralatan a) filter bag 115.000/kg
b) pompa 310.000
c) selang 5.500/m
2 Rotifera c)
Inokulan a) inokulan
rotifera
Peralatan b) plankton net 1.200.000/m
c) gayung 13.000/unit
d) ember 10.000/unit
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, kandungan bahan aktif, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi
c) Ditulis sesuai jenis pakan alami

V. Alokasi waktu kegiatan

Kegiatan kultur pakan alami dimulai sejak: (1) persiapan wadah kultur, (2) inokulasi pakan
alami, (3) pemupukan susulan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pemberantasan hama dan
penyakit, (6) sampling populasi (tingkat kepadatan), hingga (7) pemanenan pakan alami.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
Nannochloropsis c)
1 Persiapan wadah kultur 1 2 2
2 Inokulasi pakan alami 2 2 4
3 Pemupukan susulan 0.5 2 1
4 Pengelolaan kualitas air - - - Air berasal dari
tandon yang
sudah di filtrasi
5 Pemberantasan hama penyakit - - -
6 Sampling populasi - - -
7 Pemanenan pakan alami 0.5 4 2
Jumlah 9
Rotifera c)
1 Persiapan wadah kultur 0.5 2 1
2 Inokulasi pakan alami 0.5 2 1
3 Pemupukan susulan
4 Pengelolaan kualitas air
5 Pemberantasan hama penyakit
6 Sampling populasi
7 Pemanenan pakan alami 0.5 2 1
Jumlah 3
Dst
Jumlah
Total 12
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan hama dan
penyakit hingga wadah siap diinokulasi pakan alami
- Inokulasi pakan alami dimulai sejak membuka wadah pengangkutan inokulan, aklimatisasi, penebaran hingga
pengamatan pascapenebaran inokulan.
- Pemupukan susulan dimulai sejak penghitungan kebutuhan pupuk, pengambilan dan penimbangan pupuk, pemberian
pupuk, dan pengembalian pupuk ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif kegiatan di bawah
ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pengaerasian
= Pemupukan susulan
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)

50
= Pengelolaan suhu
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pengaturan pH air
- Pemberantasan hama dimulai dengan pengamatan keberadan hama dalam media kultur, penyiapan bahankimia dan
peralatan pemberantasan, pemberian bahan kimia, pengamatan air media kultur pakan alami pasca pemberantasan.
- Sampling populasi dan kepadatan pakan alami dimulai sejak menyiapkan alat (serok, ember, mikroskop, hemasitometer
dan sebagainya), mengambil sampel pakan alami, menghitung dan menduga populasi dan kepadatan pakan alami
- Pemanenan pakan alami dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan (pompa, plankton net, serok, ember dan
sebagainya), memanen pakan alami dan perlakuan pascapemanenan.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi lebih dari 1 kali,
tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan pada Jurnal Harian harus
dilakukan dengan disiplin dan seksama.
c) Ditulis sesuai jenis pakan alami

VI. Uraian kegiatan kultur Nannochloropsis dan Rotifera


Bagian VI dapat dicopy sebanyak jenis pakan alami yang dikultur. Isian bagian VI dapat disesuaikan dengan jenis pakan
alaminya. Contohnya pada penetasan Artemia tidak ada kegiatan pemupukan, maka part terkait pemupukan dapat
dihilangkan.

6.1. Persiapan wadah kultur

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah kultur pakan alami
- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat dan bahan yang digunakan
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Persiapan wadah bertujuan agar wadah yang digunakan bersih dan steril dari hama dan
kotoran. Pertama-tama alat dan bahan disiapkan, alat dan bahan berupa ember dengan
kapasitas 20 liter, sikat, selang air, wiper lantai, dan kaporit 40 gram. Kaporit
dilarutkan dengan air sebanyak 20 liter lalu kaporit disiramkan pada wadah
pemeliharaan dan pada dinding. Dinding disikat sampai bersih jika sudah bersih dibilas
menggunakan air. Kemudian jika suah selesai dicek kembali apakah masih terdapat
kotoran atau tidak, alat yang telah digunakan dicuci sampai bersih dan dikembalikan
pada tempat semula.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah kultur pakan alami dan fasilitas
pendukung/pelengkap wadah kultur
- Apa yang diperbaiki, sebutkan!
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat dan bahan yang digunakan
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak dilakukan perbaikan wadah pada saat Prakerin.

(3) Jelaskan cara mengisi air wadah kultur pakan alami


- Volume wadah kultur yang diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik dan alat yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi

Alat dan bahan disiapkan, seperti filter bag sebanyak 4 buah, selang dan pompa air,
aerasi, inokulan fitoplankton D-5 – D-6, pupuk urea, ZA, TSP dengan perbandingan
dosis 30 : 20 : 10 gram/ton. Inokulan dimasukan ke dalam bak kultur dengan

51
perbandingan inokulan dan air laut sebanyak 1 : 4. Sebelum memasukan inokulan
dipasang filter bag terlebih dahulu untuk proses pemasukan ke dalam bak kultur.
Wadah Nannochloropsis berkapasitas 15 ton air dan pengisian waktu air laut kurang
lebih membutuhkan waktu 12 – 18 jam.

Untuk rotifera alat dan bahan yang perlu disiapkan berupa filter bag sebanyak 1 buah,
selang dan pompa air, aerasi, inokulan rotifera D-4 – D-5. Air laut dimasukan ke
dalam wadah kultur dengan disaring menggunakan filter bag sebanyak 750 liter serta
inokulan sebanyak 150 liter dan 100 liter Nannochloropsis. Kemudian di amati setiap
hari dan ditambahkan nanochloropsis sebanyak 1 ton apabila media kultur mulai
bening. Rotifera dapat dipanen pada hari ke-4 dan ke-5.

(4) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dalam wadah kultur
- Jenis hama yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis serta alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Dengan penggunakan kaporit pada media kultur dengan dosis 5 ppm/ton.

6.2. Inokulasi inokulan

(1) Jelaskan pakan alami yang dikultur


- Jenis, ukuran dan kualitas
- Jumlah dan asal pakan alami
- Cara pengangkutan pakan alami ke lokasi pembenihan, wadah dan pengepakan yang digunakan

Pakan alami yang dikultur adalah Nannochloropsis untuk fitoplankton dan zooplankton
Rotifera. Inokulan awal pada saat pertama kali kultur di BBIL Pulau tidung sendiri
diambil dari BBPBL Lampung. BBIL Pulau Tidung belum mempunyai lab Pakan alami
sehingga masih terbatas untuk membuat kultur murni.

(2) Apakah dilakukan aklimatisasi pakan alami sebelum diinokulasi? Jelaskan!

Aklimatisasi dilakukan dengan pemfilteran air laut yang berada ditandon dengan cara
memasang filter bag pada saat pengisian air laut untuk proses kultur sendiri.

(3) Jelaskan cara inokulasi (penebaran awal) pakan alami.

Untuk kultur awal Nannochloropsis alat dan bahan yang perlu disiapkan berupa filter
bag sebanyak 4 buah, selang dan pompa air, aerasi, inokulan fitoplankton D-5 – D-6,
pupuk urea, ZA, TSP dengan perbandingan dosis 30 : 20 : 10 gram/ton. Inokulan
dimasukan ke dalam bak kultur dengan perbandingan inokulan dan air laut sebanyak 1 :
4. Sebelum memasukan inokulan gunakan filter bag pada proses pemasukan ke dalam
bak kultur. Jika sudah selesai peralatan dicuci kembali dan diletakan ke tempat semula.
Sedangkan untuk kultur rotifera alat dan bahan yang perlu disiapkan berupa filter bag
sebanyak 1 buah, selang dan pompa air, aerasi, inokulan rotifera D-4 – D-5. Air laut
dimasukan ke dalam wadah kultur dengan disaring menggunakan filter bag sebanyak
750 liter serta inokulan sebanyak 150 liter dan 100 liter Nannochloropsis. Untuk
perkembang lebih lanjut diamti setiap hari dan tambahkan nanochloropsis sebanyak 1
ton apabila media kultur mulai bening. Rotifera dapat dipanen pada hari ke-4 dan ke-5.

52
Plankton net berukuran 30 – 40 µm untuk memanen rotifera.

(4) Jelaskan cara dan hasil pengamatan pakan alami pascainokulasi.

Pakan alami Nannochloropsis dapat dilihat melalui warna. Apakah terdapat busa atau
warna air menjadi ke kuningan yang menandakan terjadi kematian pada media kultur
jika hal tersebut terjadi maka dilakukan kultur ulang dan Nannochloropsis yang sudah
mati tersebut dibuang. Untuk rotifera dicek secara berkala untuk mencegah terjadinya
kontaminan, serta terpenuhi kebutuhan Nannochloropsisnya dengan mengecek warna
air pada wadah rotifera.

6.3. Pemupukan susulan

(1) Jelaskan pupuk yang digunakan


- Jenis ( organik atau anorganik) dan kualitas (kandungan hara)
- Merek dagang, produsen/pabrikan
- Bentuk, ukuran, warna, sifat pupuk
- Asal dan harga

Pupuk yang digunakan pada kultur Nannochloropsis adalah pupuk Urea,ZA, dan
TSP.

(2) Jelaskan cara menghitung kebutuhan pupuk untuk kultur pakan alami
- Volume wadah kultur, dosis pupuk yang digunakan
- Bandingkan pemupukan ini pada pembenihan lain di lokasi lain (data sekunder)

Dosis kebutuhan pupuk adalah Urea 30 gram/ton, Za 20 gram/ton, dan TSP 10


gram/ton untuk bak kultur dengan kapasitas 15 ton.

Air laut 12 ton

Nannochloropsis 3 ton

Pupuk urea 30 gram/ton x 15 ton = 450 gram

ZA 20 gram/ton x 15 ton = 300 gram

TSP 10 gram/ ton x 15 ton = 150 gram

(3) Jelaskan cara penimbangan pupuk


- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan

Penimbangan pupuk dilakukan menggunakan timbangan duduk dengan cara menaruh


pupuk di wadah timbangan lalu dilihat angka yang tertera pada timbangan.

(4) Jelaskan cara pemupukan susulan


- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

53
Pupuk urea, ZA, TSP dengan perbandingan dosis 30 : 20 : 10 gram/ton ditimbang
dengan timbangan duduk kemudian pupuk TSP dilarutkan kedalam air selama 15
menit. Setelah larut pupuk dicampurkanUrea dan ZA ke dalam TSP pada baskom.
Setelah wadah kultur sudah siap maka dapat disiram ke dalam wadah kultur
Nannochloropsis.

(5) Jelaskan dampak pemupukan terhadap media kultur pakan alami


- Warna dan bau
- Kelimpahan dan keragaman plankton

Membuat warna air berubah lebih hijau dan fitoplankton dapat berkembang pesat di
media kultur.

(6) Jelaskan cara penyimpanan pupuk


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Disimpan pada gedung Larva yang tidak terpakai sehingga pupuk tidak terkena cahaya
matahari dan tidak terkena hujan secara langsung.

(7) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemupukan susulan.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemupukan susulan.

(8) Dokumentasi Kegiatan

6.4. Pengelolaan kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan pada kultur pakan alami,
apakah:
- Pengaerasian
- Pemupukan susulan
- Pergantian air
- Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
- Pengelolaan suhu
- Pemberian probiotik
- Penaungan
- Pengaturan pH air

Pengaerasian, pemupukan susulan dan pemfilteran.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengaerasian pada bak Nannochloropsis terdapat 5 buah aerasi dan pada rotifera 3
buah. Pemfilteran air laut berasal dari filter tandon yang terdapat biofilter seperti batu

54
zeolit, bioball, arang, karang jahe, dll. Serta pemasangan filter bag 2 lapis pada saat
pengisian air melalui selang dan inokulan untuk mengurangi adanya kotoran serta hal
yang tidak diinginkan. Pemupukan susulan dengan pupuk Urea, ZA, TSP dengan
perbandingan dosis 30 : 20 : 10 gram/ton ditimbang dengan timbangan duduk
kemudian pupuk TSP dilarutkan kedalam air selama 15 menit. Setelah larut pupuk Urea
dan ZA dicampur ke dalam TSP pada baskom. Selanjutnya wadah kultur sudah siap
maka dapat disiram ke dalam wadah kultur Nannochloropsis.

6.5. Pemberantasan hama

(1) Jelaskan hama yang menjadi kompetitor dan predator pakan alami
- Sebutkan jenis hama yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di bawah mikroskop atau data
sekunder

Kontaminan terjadi apabila biosecurity ditempat tidak dilaksanakan dengan baik dan
terjadinya kecerobohan dengan memasuki tempat kultur tanpa sterilisasi terlebih
dahulu.

(2) Jelaskan wadah kultur pakan alami yang terserang hama


- Warna air
- Kondisi pakan alami (kelimpahan dan kualitas pakan alami)
- Keragaman plankton lainnya

Warna air menjadi biru apabila terkontaminasi oleh alga benang, apabila berwarna
kuning dan berbuih nannochloropsis mengalami kematian.

(3) Jelaskan cara pemberantasan hama pada kultur pakan alami


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Penyaringan menggunakan filter bag serta sistem filtrasi di tandon merupakan salah
satu cara pencegahan kontaminasi pada wadah kultur pakan alami. Penanganan
yang berbeda-beda berdasarkan jenis pakan alami yang dikultur juga merupakan
salah satu cara terjadi kontaminasi antar bak kultur pakan alami.

(4) Berapakah tingkat kegagalan kultur pakan alami akibat serangan hama

Tingkat kegagaglan pada terserang hama sekitar 80% - 100%.

(5) Jelaskan hasil dari kegiatan pemberantasan hama yang dilakukan (efektif atau tidak)!
Bandingkan dengan di tempat lain (data sekunder)!

Cukup efektif karena dapat mengurangi dan meminimalisir kontaminasi alga benang
pada media kultur pakan alami.

(6) Jelaskan jika ada metode atau teknik lain yang dapat dilakukan pada kasus yang terjadi
di lokasi Prakerin, dalam pemberantasan hama pada kultur pakan alami (dapat mengacu
pada referensi).

55
Tidak ada metode atau teknik lain.

6.6. Pemanenan

(1) Pakan alami yang dipanen


- Tingkat kepadatan pakan alami yang ideal untuk dipanen
- Umur pemeliharaan pakan alami siap panen
- Kondisi pakan alami

Pakan alami Nannochloropsis dan Rotifera dipanen pada usia D4 sampai dengan D7
sehingga dilakukan kultur ulang setelah D7.

(2) Jelaskan cara pemanenan pakan alami


- Alat yang digunakan (pompa, plankton net, serok, ember dan sebagainya)
- Teknik
- Tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Masalah teknis yang dihadapi dan solusinya

Alat dan bahan yang disiapkan berupa plankton net, selang dan pompa air, kabel
listrik, serta pakan alami rotifera dan Nannochloropsis D-4 – D-5. Peralatan
diperiksa terlebih dahulu apakah berada dalam kondisi yang berfungsiatau tidak.
Kemudian pemanenan dilakukan dengan memompa plankton ke divisi larva.

(3) Jelaskan cara memindahkan pakan alami ke wadah pemeliharaan larva, benih atau induk
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah/kendalateknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Alat dan bahan yang disiapkan berupa plankton net, selang dan pompa air, kabel
listrik, serta pakan alami rotifera dan Nannochloropsis D-4 – D-5. Peralatan
diperiksa terlebih dahulu apakah berada dalam kondisi yang berfungsiatau tidak.
Kemudian pemanenan dilakukan dengan memompa plankton ke divisi larva.

(4) Jelaskan cara menghitung pakan alami


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak menghitung populasi pakan alami dikarenakan peralatan yang terbatas.

(5) Berapakah produktivitas kultur pakan alami, dalam satuan individu pe m3 atau individu
per m3 per tahun?

Tidak menghitung populasi pakan alami dikarenakan peralatan yang terbatas.

56
BORANG 8. MANAJEMEN PEMBENIHAN

I. Tujuan dan pengertian

Dalam menjalankan produksi (bisnis) guna menghasilkan benih sesuai yang direncanakan,
perusahaan menerapkan suatu sistem manajemen. Sistem tersebut berupa pengaturan sumber
daya (keuangan, sarana, prasarana termasuk SDM) dalam mencapai tujuan perusahaan
melalui kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan kontrol. Sistem manajemen
yang baik akan menguntungkan perusahaan berupa peningkatan produksi atau laba. Indikator
sistem manajemen yang baik yaitu tercapainya tujuan perusahaan dengan memanfaatkan
sumberdaya secara efektif dan efisien.

II. Wewenang

(1) Jelaskan siapa yang berwenang menentukan setiap kegiatan dalam pembenihan, sejak
pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur, pemeliharaan larva, pemeliharaan
benih, transportasi benih hingga kultur pakan alami? (siapa dan wewenangnya seperti apa)
- Pemilik
- Manajer
- Kepala Bagian
- Teknisi
- Lainnya

Kepala PBKL, Bu Devi


Satuan laksana, Pak Cecep
Pengawas lapangan, Pak Supandir
kepala divisi deder, Dedy Alamsyah
Anggota : Syaiful Anwar
Misnawati
Kepala divisi induk, M. Reza Baidowi
Anggota : Safrudin
Irwanto
Kepala divisi Larva pakan, Lilis Lismawati
Anggota : Rifai
M. Rois
Haerudin
Kepala larva re range, Rahmawati
Anggota : Saefudin
Ading Nurdin

(2) Gambarkan struktur organisasi dalam manajemen pembenihan

57
(3) Apakah anda terlibat dalam menentukan kegiatan pembenihan yang akan dilakukan? Apa
konstribusi anda dalam pengambilan keputusan tersebut?

Terlibat dalam menentukan job desk serta divisi setiap minggunya mulai dari induk, larva,
larva re-range, pendederan, dan pakan alami.

III. Perencanaan Produksi

IV. Pengorganisasian Sumber Daya Manusia

(1) Jelaskan secara rinci fungsi/peran dan tugas dari setiap bagian dalam organisasi pada
kegiatan produksi?

No Jabatan Fungsi/peran Rincian tugas


1 Kepala divisi Sebagai koordinator
dibagian divisi yang
dipegang.
2 Pengawas lapang Betugas dalam kinerja
lapangan sehingga
dapat berjalan.
3 Satuan pelaksana Memastikan
terlaksananya semua
SOP, produksi dan
progres yang
direncanakan dengan
baik.
4 Kepala balai Merancang program
maupun target kegiatan
yang akan dilaksanan

58
dan memastikan
semuanya terlaksana
dengan baik.

V. Monitoring dan Evaluasi

(1) Jelaskan aspek apa saja yang dimonitoring (teknis, ekonomis, dan lain-lain) serta metode
yang digunakan dalam melakukan monitoring?

No Aspek Cara/metode Waktu Petugas


1 Kualitas air Pengukuran suhu, DO, pH dan Pagi dan Teknisi
salinitas sore hari. lab.

(2) Jelaskan cara/metode yang digunakan untuk mengevaluasi ketercapaian perencanaan


produksi! Sebutkan waktu evaluasi serta siapa yang bertugas melakukan evaluasi?

Semua karyawan mengirimkan laporan kegiatan baik yang terlaksana maupun tidak
ke pusat administrasinya.

(3) Jelaskan cara/metode yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja SDM! Sebutkan
waktu evaluasi serta siapa yang bertugas melakukan evaluasi?

Sistem manajemen di BBIL Pulau Tidung cukup efisien dikarenakan setiap kegiatan
yang dilakukan akan ada evaluasi setiap bulannya dari pihak pusat balai.

(4) Menurut pendapat anda, apakah sistem manajemen yang diterapkan di lokasi Prakerin
telah dijalankan dengan baik, efektif dan efisien?

Menurut saya dengan terbaginya menjadi beberapa divisi kurang efisien karena
pekerjaan jadi tidak berjalan dengan semestinya. Sebaiknya jika untuk mahasiswa
PKL tidak perlu mengikuti divisi karena ada beberapa divisi yang memang tidak ada
aktivitas dan kegiatan.

59
BORANG 9. ANALISIS USAHA

I. Analisis usaha per tahun


Jumlah induk jantan yang digunakan sebanyak 10 ekor betina 19 ekor. Dengan
bobot induk betina 7 kg dan jantan 11 kg, perbandingan sex ratio 1:3
Fekunditas = 500.000 butir telur
Fertilization Rate = 84%
Hatching Rate = 71%
Survival Rate Larva = 51%
Survival Rate Benih = 48%

1.1. Investasi
No. Jenis Spesifikasi Jumlah Harga satuan Umur teknis Biaya
(Rp.unit) (tahun) penyusutan
1 Ruang larva Kondisi baik 2 50.000.000 10 9.000.000
2 Ruang larva Re- Kondisi baik 2 50.000.000 10 9.000.000
range
3 Ruang pendederan Kondisi baik 2 50.000.000 10 9.000.000
4 Bak beton larva 3.58 x 1.72 x 4 3.000.000 10 1.080.000
1.05 m

60
5 Bak beton 6.78 x 2.75 x 7 3.000.000 10 1.890.000
Nannchloropsis 1.14 m

6 Bak fiber bulat Diameter 1.94 2 4.000.000 10 720.000


pendek tinggi 0.88 m
2.97 x 1.72 x
7 Bak beton Rotifera 1.20 m 6 3.000.000 10 1.620.000
Bak bulat beton Diameter 6 m
8 untuk induk tinggi 6 m 1 30.000.000 10 2.700.000

Bak fiber kotak 1.35 x 0.8 x 0.5


9 m 1 1.000.000 7 128.571
Root blower Kondisi baik
10 Resun LP-100 4 30.000.000 10 10.800.000
Freezer Kondisi baik
11 Akuarium 3 1.000.000 10 270.000
12 iinkubator Kondisi baik
2 100.000 5 36.000
Ruang Kondisi baik
13 laboratorium 1 30.000.000 10 2.700.000

Tandon Kondisi baik


14 2 15.000.000 10 2.700.000
Alat sipon Kondisi baik
15 Egg collector Ukuran 100 5 150.000 5 135.000
16 micron 1 1.000.000 10 90.000
Scoopnet induk
17 Ember 20 L 1 150.000 10 13.500
18 Beaker Glass 100 mL 1 100.000 10 9.000
19 Baskom Kondisi baik 2 25.000 10 4.500
20 Pompa air Kondisi baik 3 10.000 10 2.700
21 Gunting Kondisi baik 2 150.000 10 27.000
22 Gudang pakan Kondisi baik 5 10.000 5 9.000
23 Timbangan gantung Kapasitas maks 1 3.000.000 10 270.000
24 Timbangan mikro 500 kg 1 1.000.000 10 90.000
Refaktrometer Kondisi baik 1 10
25 Plankton net Kondisi baik 1 50.000 5 9.000
26 Kondisi baik 1 200.000 5 36.000
28 2 1.000.000 5 180.000

Total
276.945.000 52.520.271
Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.2. Biaya tetap


No. Jenis Spesifikasi Jumlah Harga satuan Jumlah (Rp)
(Rp/unit)
1 Penyusutan - - - 52.520.271
2 Listrik kWh 1575 1.300/kWh 24.570.000
3 Gaji Tenaga Kerja Orang 9 3.000.000 27.000.000
4 Biaya Perawatan 100.000 1.200.000

Total 105.290.271
Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.3. Biaya Variabel


No. Jenis Spesifikasi Jumlah Harga satuan Jumlah (Rp)
(Rp/unit)
1 Artemia sp. Merk Golden West Supreme 1 800.000/kaleng 800.000
Plus 425 gram

61
2 NRD G8 Ukuran 800 μ 2 210.000/kg 420.000
3 NRD G12 Ukuran 1200 μ 1 200.000/kg 200.000
4 MG Megami No 1 Ukuran 1 mm dengan 1 sak 2 24.000/kg 48.000
20 kg
5 MG Megami No 2 Ukuran 2 mm dengan 1 sak 2 24.000/kg 48.000
20 kg
6 Love Larva No 1 Ukuran s/d-198μ dengan 1 2 650.000/kg 1.300.000
kemasan 2 kg
7 Love Larva No 2 Ukuran 198-308μ dengan 1 4 500.000/kg 2.000.000
kemasan 2 kg
8 Love Larva No 3 Ukuran 308-476μ dengan 1 4 420.000/kg 1.680.000
kemasan 2 kg
9 Love Larva No 4 Ukuran 476-627μ dengan 1 2 375.000/kg 750.000
kemasan 2 kg
10 Vitamin C san 2 50.000/100 g 100.000
Natur E 2 50.000/box 100.000
11 Caviplex 2 70.000/box 140.000
Pupuk Urea Dosis 30 gram/ton 76 7000/kg 532.000
12 Pupuk ZA Dosis 20 gram/ton 50 10.000/kg 500.000
13 Pupuk TSP Dosis 10 gram/ton 25 10.000/kg 250.000
14 Elbayou 50 gram/pack 10 250.000 2.500.000

Total 3.650.000 11.168.000


Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.4. Produksi benih

(1) Hitunglah produksi (ekor) dan nilai produksi (Rp) benih per siklus. Nilai produksi
diperoleh dengan cara mengalikan produksi (ekor) dengan harga jual benih per ekor

Produksi Benih = 4500 Ekor


Harga = Rp. 12.000
Ukuran Benih = 6 cm

Nilai Produksi = 4500 Ekor x Rp. 12.000 = Rp. 54.000.000

(2) Hitunglah produksi (ekor) dan nilai produksi (Rp) benih per tahun dengan cara
mengalikan produksi dan nilai produksi per siklus tersebut di atas dengan jumlah siklus
produksi per tahun

Siklus per tahun = 4500 ekor x 3 (Siklus 1 tahun) x Rp. 12.000 = Rp. 162.000.000

1.5.Analisis Usaha

Hitunglah parameter analisis usaha pembenihan berikut :


(1) Pendapatan

Harga Jual/Ekor x Jumlah Produksi


= 12.000/ekor x 13.500 ekor
= Rp. 162.000.000

(2) Keuntungan

Penerimaan Total – Biaya Total

62
= Rp 162.000.000 – Rp 116.458.271

= Rp 45.541.729

(3) Harga Pokok Produksi

HPP = Total biaya produksi / Total produksi


= Rp.116.458.271 /13.500 ekor
= Rp. 8.626/ekor

(4) Break Even Point (unit)

(Biaya Tetap)/(Harga(ekor)-Variabel/(Jumlah Produksi))


= (Rp. 105.290.271) / (Rp. 12.000) - Rp. 11.168.000/(13.500 ekor)
= Rp. 7.947

(5) Break Even Point (rupiah)

(Biaya Tetap)/(1-Variabel/Penerimaan)
= (Rp. 105.290.271) / (1- Rp. 11.168.000/ Rp. 162.000.000)
= Rp. 113.215

(6) R/C Ratio

Penerimaan / Biaya Total


= Rp. 162.000.000 / Rp. 105.290.271
= 1.6

(7) Payback Periode

Investasi / Keuntungan
= Rp. 52.520.271/45.541.729
= 1.15

63
PEMBAHASAN
Pembahasan mencakup seluruh kegiatan pembenihan baik aspek teknis maupun manajemen. Perhatikan indikator
kinerja dari masing-masing kegiatan/proses (bandingkan dengan referensi), teknik dan teknis kegiatan
pembenihan (bandingkan dengan referensi), serta kendala yang dihadapi dan alternatif solusinya. Pembahasan
didukung oleh referensi yang memadai, relevan dan terbaru. Halaman pembahasan tidak dibatasi, disesuaikan
dengan kebutuhan.

Kegiatan pembenihan ikan kerapu macan yang saya lakukan di BBIL Pulau Tidung,
Keplauan Seribu yaitu mencakup pemeliharaan induk, pemijahan induk,
pemeliharaan larva dan kultur pakan alami. Kriteria induk kerapu macan yang
dipijahkan adalah tidak sakit, tidak cacat, tingkah laku normal dan tidak ada parasit
yang menempel pada tubuhnya. Induk jantan dan betina ditebar di bak beton yang
berdiameter 6 m2. Perbandingan induk jantan dan betina adalah 1:3 jantan 10 ekor
dan betina 19 ekor pemijahan dilakukan dengan metode alami. Jumlah induk yang
ditebar pada bak beton adalah 29 ekor. Pemberian pakan ikan dilakukan dengan
membagi ikan lemburu menjadi 3 bagian dan diberikan vitamin berupa kapsul
dengan kandungan natur-e, capivlex, dan c-san. Jumlah pakan yang diberikan pada
induk sudah sesuai dengan FCR 5%. Pada saat praktek kerja lapangan, pemberian
pakan pada ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) dilakukan satu kali sehari
pada pagi hari pukul 08.00-09.00 WIB. Prinsip pemberian pakan di BBIL yaitu
memberi makan ikan sampai kenyang. Pakan diberikan sedikit demi sedikit dan
dihentikan apabila ikan sudah tidak mau makan lagi. Hal ini sesuai dengan pendapat
Zainuddin et al. (2015) yang menyatakan bahwa pemberian pakan dilakukan sampai
ikan kenyang. Parameter kualitas air yang diukur yaitu suhu dan pH, dan salinitas.
Pengukuran dilakukan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pagi pukul 08.00 WIB dan
sore pukul 15.00 WIB dan melakukan penyurutan air sebanyak 30% dengan tujuan
manipulasi lingkungan pasang surut pergantian air. Sampling kematangan gonad
dilakukan dengan pengamatan pemberian pakan dengan ciri-ciri induk matang gonad
memiliki nafsu makan rendah pada saat mendekati waktu pijah. Kegiatan pemijahan
dilakukan dengan pemasangan hapa berukuran 1 m2 yang diikat pada bak
penampungan telur berukuran 1 m2 pada pukul 20.00 WIB kemudian induk akan
memijah pada pukul 22.00 WIB sampai 00.00 WIB pada bulan gelap. Kegiatan
penetasan telur dilakukan dengan pemasangan hapa berukuran 1 m2 yang diikat pada
bak penampungan telur berukuran 1 m2 pada pukul 20.00 WIB kemudian induk akan
memijah pada pukul 22.00 WIB sampai pukul 00.00 WIB pada bulan gelap,
selanjutnya telur akan dilakukan pemisahan antara yang terbuahi dengan yang tidak
terbuahi dengan cara menempatkan telur didalam wadah berisi air kemudian air
diputar menggunakan tangan dan telur yang terbuahi akan mengapung sedangkan
yang tidak terbuahi akan tenggelam, selanjutnya dilakukan penyiponan dengan
menyipon telur yang tidak terbuahi, kemudian telur yang terbuahi akan dipindahkan
kedalam inkubator dengan akuarium berukuran 1,60 m x 45 cm x 45 cm yang
dilengkapi dengan aerasi sebanyak 2 titik, telur akan menetas selama 24 jam.
Kegiatan pemeliharaan larva dimulai persiapan wadah dengan melakukan
pembersihan pada bak beton berukuran 5 m x 4 m x 1,2 m kemudian dilakukan
penyurutan air dan pembersihan. Setelah dilakukan pembersihan selanjutnya
dilakukan pengisian air sebanyak 8.000 L dan dilakukan treatment air menggunakan
sanocare pure selama 8 jam dengan tujuan untuk sterilisasi air kemudian dilakukan
penebaran larva dengan padat tebar 1.500 ekor/m2. Pengelolaan kualitas air dilakukan

64
dengan pengecekan kualitas air pada pukul 08.00 WIB dan pukul 15.00 WIB,
penyiponan pada pukul 08.00 WIB dan 14.00 WIB. Pergantian air dilakukan dua
minggu sekali sebanyak 25%. Pada hari ke- 1 larva masih memiliki kuning telur
sebagai cadangan makanan, pada hari ke- 2 sampai ke- 15 larva diberikan pakan
Nannochloropsis. sp dan rotifera, pada hari ke- 16 sampai ke- 23 menggunakan
Artemia sp, dan pada hari ke- 24 sampai ke- 35 menggunakan pakan alami.
Pemanenan larva dilakukan pada hari ke- 35 pemeliharaan dengan hasil 3.500 ekor.
Kegiatan pemeliharaan benih dimulai dengan melakukan pembersihan bak bulat fiber
berdiameter 2.1 m2 menggunakan kaporit untuk memudahkan pembersihan dan
pencegahan hama dan penyakit dengan merek dagang Tjiwi Kimia dengan dosis 100
ppt, setelah dilakukan pembersihan selanjutnya dilakukan pengeringan dan pengisian
air sebanyak 2.700 L kemudian dilakukan penebaran pada hari ke- 35 sebanyak 500
ekor dan dilakukan sampling setiap satu minggu sekali. Selanjutnya dilakukan
pemberian pakan menggunakan pelet dengan merek dagang Love Larva nomor 2 dan
3 sebanyak 200 g/hari dengan frekuensi 7 kali 1 hari pada hari ke- 35 sampai ke- 50.
Kemudian pada hari ke- 51 sampai ke- 60 menggunakan pelet dengan merek dagang
Love Larva nomor 4 sebanyak 230 g/hari dengan frekuensi 7 kali 1 hari. Pada hari
ke- 61 dilakukan pemberian pakan menggunakan pelet dengan merek dagang NRD
G8 sebanyak 500 g/hari dengan frekuensi 7 kali 1 hari. Pada benih ikan kerapu
macan dengan panjang 4 cm dilakukan pemberian pakan menggunakan pelet dengan
merek dagang NRD 12 sebanyak 580 g/hari dengan frekuensi 7 kali 1 hari. Benih
ikan kerapu macan dengan panjang 5 cm diberi pakan pelet dengan merek dagang
Megami nomor 1 sebanyak 690 g/hari dengan frekuensi 7 kali 1 hari. Kemudian
dilakukan pengelolaan kualitas air dengan melakukan pengecekan kualitas air pukul
08.00 WIB dan 15.00 WIB, melakukan penyiponan pada pukul 08.00 WIB dan 14.00
WIB dan melakukan treatment air menggunakan elbayou dengan dosis 5 g/500 L dan
acrivlafine dengan dosis 1 g/500 L dengan frekuensi 1 minggu 1 kali yang bertujuan
untuk mencegah hama dan penyakit. Pemanenan benih dilakukan pada hari ke- 65
sejumlah 2.500 ekor. Kegiatan kultur pakan alami dimulai dengan persiapan wadah
kultur dengan melakukan pembersihan bak pemeliharaan Nannochloropsis sp.
berukuran 6.78 m x 2.75 m x 1.14 m dan bak pemeliharaan rotifera berukuran 2.97 m
x 1.72 m x 1.20 m menggunakan kaporit untuk mencegah dan memberantas hama
dan penyakit dengan merek dagang Tjiwi Kimia sebanyak 40 g, kemudian dilakukan
pengeringan dan pengisian air yang bersumber dari air laut sebanyak 12.000 L untuk
bak Nannochloropsis sp. dan 2.000 L untuk bak rotifera, setelah dilakukan pengisian
air selanjutnya ditambahkan bibit Nannochloropsis sp. sebanyak 3.000 L kemudian
dilakukan pemupukan menggunakan pupuk urea sebanyak 450 g, pupuk ZA
sebanyak 300 g dan TSP sebanyak 150 g. Pemanenan dilakukan secara parsial setiap
pagi hari, waktu panen 5 hari setelah waktu kultur. Sedangkan untuk rotifera
ditambahkan Nannochloropsis sp. sebanyak 2.000 L dan bibit rotifera sebanyak
1.000 L, pemanenan rotifera dilakukan secara parsial setiap pagi hari, untuk waktu
pemanenan dilakukan 5 hari sekali. Artemia sp. dipelihara menggunakan wadah
terbuat dari besi berbentuk tabung berukuran 120 m, pembersihan wadah
pemeliharaan dilakukan dengan menyiram bagian dalam wadah menggunakan air
mengalir sampai kotoran dan sisa artemia hilang, kemudian dilakukan kultur
menggunakan Artemia sp. dengan merek dagang AG Artemia sebanyak 200 ml yang
diukur menggunakan gelas ukur kemudian ditebar kedalam wadah pemeliharaan
yang sudah dilengkapi aerasi dan diisi air laut. Pemanenan dilakukan setelah 24 jam

65
dari waktu kultur menggunakan alat pemanenan yang terbuat dari besi sebagai tempat
menempel cangkang Artemia sp. dan memudahkan proses pemanenan. Kegiatan
manajemen pembenihan dilakukan dengan menentukan dan mengetahui wewenang
yang mencakup pemilik, manajer, kepala bagian, teknisi dan mengeahui struktur
organisasi. Menentukan dan mengetahui perencanaan produksi dengan mengetahui
target produksi, menghitung sarana dan prasarana produksi, mengetahui manajemen
supply, menyusun jadwal produksi dan mengetahui strategi pemasaran. Mengetahui
pengorganisasian sumber daya manusia dan mengetahui cara pimpinan
mengorganisasi tim produksi untuk mencapai target produksi, Kemudian dilakukan
kegiatan monitoring dan evaluasi.

66
SIMPULAN DAN SARAN

I. Simpulan
Tuliskan simpulan dari keseluruhan isi borang dan menjawab tujuan dari kegiatan Prakerin

Kegiatan yang dilakukan dalam pembenihan kerapu mecan Epinephelus


fuscoguttatus dimulai dari pemeliharaan induk, pemijahan dan seleksi induk,
penetasan telur, pemeliharaan larva dan pemeliharaan benih. Fekunditas kerapu
macan dihasilkan sebanyak 500.000 butir telur. Fertilization Rate (FR) pada kerapu
macan dihasilkan 84% dengan 420.000 telur yang terbuahi. Untuk Hatching Rate
(HR) telur yang tebuahi 420.000 butir dan telur yang menetas 300.000 butir
didapatkan 71% untuk SR pada larva dihasilkan 14.100 pada awal penebaran dan
7250 pada pemanenan. Kematian yang terjadi sebesar 6.850 ekor larva. SR larva
yang dihasilkan sebanyak 51% SR benih didapatkan 7.250 pada awal pemeliharaan
dan pemanenan 3500. SR pada benih dihasilkan 48%

II. Saran
Tuliskan saran yang dapat diberikan untuk peningkatan dan atau efisiensi produksi di lokasi Prakerin

Sebaiknya biosecurity ditingkatkan kembali dan alat ukut kualitas air (DO) diadakan.

67
DAFTAR PUSTAKA

68
LAMPIRAN
(jika ada)

69
Lampiran 1 ……..

Lampiran 2 ………

dst

70

Anda mungkin juga menyukai