Anda di halaman 1dari 68

BORANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PEMBENIHAN IKAN AIR TAWAR

PEMBENIHAN IKAN NILA SULTANA Oreochromis niloticus


DI BALAI BESAR PERIKANAN BUDIDAYA AIR TAWAR
(BBPBAT) SUKABUMI, JAWA BARAT

BERLIANA PUTERI NOVITASARI

TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN PEMBENIHAN IKAN


SEKOLAH VOKASI
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2023
KATA PENGANTAR

Borang (lembar isian) adalah daftar isian yang harus diisi oleh mahasiswa ketika
melakukan Praktik Kerja Industri (Prakerin), selain mengisi jurnal harian. Tujuan
dari borang ini adalah:
(1) Memberi arah kepada mahasiswa dalam pelaksanaan tugas Prakerin sehingga
fokus (tidak kehilangan orientasi),
(2) Membantu mahasiswa mendokumentasikan dan mencatatkan semua kegiatan
yang dilakukan serta data sekunder secara terstruktur,
(3) Memudahkan penulisan Makalah Prakerin dan mencegah mahasiswa melakukan
plagiat,
(4) Memudahkan pembimbing Prakerin, baik Dosen Pembimbing maupun
Pembimbing Lapang, mengevaluasi kegiatan Prakerin mahasiswa secara
objektif kuantitatif, semi kuantitatif dan kualitatif.

Pengisian borang ini berdasarkan catatan Jurnal Harian, Jurnal Periodik atau
langsung setelah melakukan kegiatan, dan selanjutnya borang ini menjadi bahan
untuk penulisan makalah Prakerin. Oleh karena itu terdapat kaitan yang kuat
antara kegiatan Prakerin yang dilakukan, Jurnal Harian, Jurnal Periodik, Borang
Prakerin dan Makalah Prakerin. Kegiatan Prakerin yang baik, pengisian Jurnal
Harian dan Periodik yang disiplin, lengkap dan rinci, pengisian Borang Prakerin
yang logis kronologis, sehingga memudahkan penulisan Makalah Prakerin orisinil
dan berkualitas akan menyebabkan mahasiswa memperoleh nilai Prakerin secara
maksimal.

Borang Pembenihan ini terdapat lembar isian: (1) pemeliharaan induk, (2)
pemijahan induk, (3) penetasan telur, (4) pemeliharaan larva, (5) pemeliharaan
benih, (6) kultur pakan alami, (7) tranportasi benih, (8) manajemen pembenihan
dan (9) analisis usaha. Pengisian borang berupa angka di dalam tabel dan kalimat
(uraian), dan jika memerlukan tambahan kolom atau baris pada tabel isian atau
tambahan ruang (space) untuk penulisan uraian sangat dimungkinkan. Oleh karena
itu borang ini dibagikan kepada mahasiswa Prakerin dalam bentuk soft file,
sehingga mudah untuk diisi dan dikembangkan.

Borang ini harus diisi ketika kegiatan Prakerin tengah berlangsung (paralel), dan
harus selesai ketika kegiatan Prakerin berakhir. Print out dan soft file borang
yang telah diisi diserahkan kepada Dosen Pembimbing dan Prodi segera setelah
pulang dari lokasi Prakerin. Tata cara pengisian borang ini dipaparkan dalam
tulisan ini, dan telah dijelaskan kepada mahasiwa pada saat Kuliah Pengantar
Prakerin oleh Dosen Pemateri. Semoga tulisan ini bermanfaat.

Penulis

i
DAFTAR ISTILAH

Prakerin, praktik kerja industri, adalah kegiatan praktik mahasiswa tingkat akhir
yang dilakukan di unit kegiatan perikanan budidaya yang aktif yang
mencakup persiapan, pelaksanaan di lapangan, penulisan laporan dan
evaluasi.

Perikanan budidaya atau budidaya ikan atau budidaya perairan atau akuakultur
adalah kegiatan usaha memproduksi ikan secara terkontrol dan bertujuan
mendapatkan keuntungan (bisnis).

Ikan adalah komoditas atau spesies budidaya dalam arti luas sehingga termasuk di
dalamnya kelompok ikan itu sendiri (finfish), udang (krustasea), kerang
(moluska), ekinodermata (teripang, bulu babi dan sebagainya), dan alga
(rumput laut, fitoplankton dan sebagainya), baik sebagai ikan konsumsi
maupun ikan hias.

Pembenihan adalah kegiatan usaha perikanan budidaya untuk memproduksi ikan


ukuran benih dan produksi dinyatakan dalam satuan jumlah (populasi),
misalnya 500.000 ekor per siklus atau 1,5 juta ekor per tahun.

Borang adalah daftar atau lembar isian dalam bentuk tabel maupun uraian untuk
mencatatkan semua kegiatan yang telah dilakukan dan data sekunder.

Wadah adalah tempat untuk memelihara ikan bisa dalam bentuk kolam, tambak,
karamba, bak, tangki, akuarium, rakit atau longline.

Kolam adalah wadah budidaya yang dalam konstruksinya dilakukan penggalian


sehingga dasar kolam berada dibawah permukaan tanah asal. Terdapat
berbagai jenis kolam, antara lain kolam tanah, kolam beton, kolam terpal,
kolam air deras. Komponen kolam terdiri dari dasar, pematang, pintu air
dan saluran air.

Tambak adalah kolam yang menggunakan air payau sebagai sumber airnya
sehingga umumnya berlokasi di pesisir.

Karamba adalah wadah budidaya berbentuk sangkar/kandang persegi terbuat


kayu, papan dan/atau bambu. Modifikasi karamba dengan menggunakan
bahan jaring polietilen (PE) dikenal sebagai karamba jaring apung (KJA),
karamba jaring tancap (KJT). KJA sekarang sudah ada yang berbentuk
bulat. Penempatan karamba ke dalam dasar sungai atau saluran irigasi
dikenal sebagai kombongan.

Bak adalah wadah budidaya yang dalam konstruksinya dilakukan dengan


membangun pematang, umumnya terbuat dari beton, di atas permukaan
tanah sehingga dasar bak sama atau lebih tinggi dari permukaan tanah asal.
Selain bak beton, dewasa ini dikenal pula bak terpal. Komponen bak
terdiri dari dasar, pematang, pintu air dan saluran (pipa) air.

Tangki adalah wadah budidaya terbuat dari fiber atau plastik (hard plastic) dan
bisa diangkat/dipindah secara mudah dan praktis.

ii
Akuarium adalah wadah budidaya terbuat dari kaca, bisa dipindah secara mudah
dan ikan kultur bisa dilihat dari samping. Akuarium biasanya dilengkapi
dengan rak sebagai dudukan.

Induk adalah ikan dewasa yang memiliki kemampuan reproduksi (menghasilkan


telur atau sperma) yang tinggi sehingga dijadikan alat produksi dalam
usaha pembenihan.

Telur adalah satu stadia dalam siklus hidup ikan yang dihasilkan oleh induk betina
dan menjadi telur dibuahi oleh sperma induk jantan dalam kegiatan
pemijahan.

Larva adalah anak ikan yang bentuknya belum seperti induknya (belum definitif)
dan masih mengalami metamorfosis (perkembangan bentuk) menuju
bentuk definitif.

Pemijahan adalah perkawinan induk betina dan jantan dengan cara alami maupun
buatan (artificial spawning) dalam rangka memperoleh telur yang dibuahi
untuk ditetaskan.

Penetasan adalah menginkubasi telur yang telah dibuahi di dalam media tertentu
sehingga proses perkembangan telur (embryogenesis) berlangsung dengan
baik, hingga telur menetas menjadi larva.

Transportasi benih adalah pengangkutan benih secara tertutup atau terbuka dari
suatu tempat (biasanya produsen atau pembenihan) hingga ke tempat lain
(konsumen) dengan tingkat kelangsungan hidup setinggi-tingginya dan
kondisi ikan sebaik mungkin.

Padat penebaran (stocking density) atau tingkat kepadatan adalah biomasa ikan
per satuan luas atau volume air wadah pemeliharaan pada pembesaran,
sedangkan untuk pembenihan adalah jumlah ikan (ekor) per satuan luas
atau volume air wadah pemeliharaan.

Sistem pengairan adalah penyaluran air dari sumber air (perairan) melalui
jaringan pengairan (irigasi) ke setiap wadah produksi (wadah pemeliharaan)
dan penyaluran air keluar setiap wadah produksi kembali ke perairan
dengan segala komponen pengairan dan perlakuan air.

Sistem aerasi adalah penyaluran udara (yang mengandung oksigen) dari


sumbernya (blower, aerator dan sebagainya) ke setiap wadah produksi
melalui jaringan pipa dan selang serta batu aerasi dalam rangka
meningkatkan kelarutan oksigen (dissoloved oxygen, DO) di dalam air.

Sistem kelistrikan adalah penyaluran listrik dari sumbernya (PLN, genset) ke


setiap wadah produksi melalui jaringan kabel untuk menyalakan berbagai
peralatan listrik perikanan budidaya (blower, aerator, pemanas air
(termostat), pemanas ruangan, pompa, penyemprot air (high pressure
sprayer), lampu penerangan, dan sebagainya.

Sortasi dan grading adalah memilih dan memisahkan benih sesuai dengan standar
(grade) tertentu mulai dari grade terbaik hingga di bawah standar (BS).

Makanan alami (natural food) adalah makanan ikan dalam bentuk organisme
(jasad) baik dalam keadaan hidup maupun segar.

iii
Pakan buatan (artificial feed) adalah makanan ikan yang diramu,dengan formulasi
tertentu, dari bebagai bahan baku sumber protein, lemak, karbohidrat,
vitamin dan mineral sehingga memiliki kandungan gizi yang lengkap
(complete diet).

iv
BORANG PRAKERIN PEMBENIHAN

BORANG 1. PEMELIHARAAN INDUK (A)

BORANG 2. PEMIJAHAN INDUK (B)

BORANG 3. PENETASAN TELUR (C)

BORANG 4. PEMELIHARAAN LARVA (D)

BORANG 5. PEMELIHARAAN BENIH (E)

BORANG 6. TRANSPORTASI BENIH (F)

BORANG 7. KULTUR PAKAN ALAMI (G)

BORANG 8. MANAJEMEN PEMBENIHAN

BORANG 9. ANALISIS USAHA

Alur Proses Produksi Pembenihan

1 2 3 4 5 6

v
INFORMASI UMUM

I. Nama mahasiswa : Berliana Puteri Novitasari


NIM : J1308201019

II. Lokasi Prakerin Pembenihan


2.1. Nama : Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)

2.2. Alamat : Jl. Selabintana No 37, Selabatu, Kec. Cikole, Kota


Sukabumi, Jawa Barat 43114.
Telp. dan Fax : +6226625211
email : bbpbats37@yahoo.com.

2.3. Contact person


Nama : Rojali
Telepon/HP : 0815-7281-9328

III. Komoditas : Ikan Nila Sultana Oreochromis niloticus

IV. Judul laporan : Pembenihan Ikan Nila Sultana Oreochromis niloticus


V. Pembimbing
5.1. Dosen Pembimbing : Dian Eka Ramadhani S.Pi,. M.Si
Telepon/HP : 0813-7363-7310
5.2. Pembimbing Lapang : Rojali
Telepon/HP : 0815-7281-9328

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Dr. Wiyoto, S.Pi., M.Sc. Dian Eka Ramadhani, S.Pi., M.Si.

Tanggal penyerahan borang:

vi
BORANG 1. PEMELIHARAAN INDUK

I. Pengertian dan Tujuan

Memelihara induk dalam rangka mematangkan gonad, sehingga diperoleh induk


matang gonad. Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah (1) tingkat
kematangan gonad, (2) persentase induk matang.

II. Wadah pemeliharaan induk

2.1. Fasilitas utama (bak induk)

N Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi p.l.t Juml Volum Hargae) Keteranganf)


o (m2)b) atau Øc) (m) ah e Aird) (Rp/unit)
. (unit) (L)
1 Kolam semi 546 26 x 14 x 1,5 7 25.000 Rp. 10.000.000 Kondisi baik,
permanen memiliki
pematang
yang dibuat
dari beton
dan dasar
kolam tanah.
a) Kolam tanah, kolam beton, KJA, KJT, bak, tangki, akuarium.
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan
dengan gambar yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap.
c) Lakukan pengukuran.
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah.
e) Harga ditanyakan dan ditaksir.
f) Kondisi wadah baik atau rusak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air
pemasukan/pengeluaran, sistem aerasi, bak kolektor telur) ada atau tidak ada.

2.2. Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung
dan pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam
tanah, kolam beton, KJA, KJT, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitas1) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Saluran inlet 6 inci 1 Rp. 110.000 Kondisi baik
2 Saluran outlet 6 inci 1 Rp. 115.000 Kondisi baik
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi,
blower, aerator), bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem
kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan di
lokasi Prakerin).
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan
yang teliti.

III. Induk
No. Induka) Asal dan Umur Ukuranb) Jumla Harga Padat Kondisid)
(thn) L (cm) W (g) h (Rp/unit) tebar
(ekor) (kg/m3) c)
1 Jantan BBPBAT 20 800 50 Indukan 6 Sehat,
Sukabumi tidak tidak cacat.
dijual
2 Betina BBPBAT 17 600 300 Indukan Sehat,

1
Sukabumi tidak tidak cacat.
dijual
a) Induk jantan atau betina, induk didatangkan beberapa tahap, ada beberapa varitas induk dan sebagainya
b) Lakukan pengukuran/penimbangan
c) Bisa juga ekor/m3
d) TKG, sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama.

IV. Sarana produksi pemeliharaan induk

Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi
dan volume kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)
Pakan Pellet apung Merk dagang Hi-Pro-Vite 781- Rp. 370.000 Frekuensi Kondisi
2 yang berdiamter 3 mm, pakan pemberian pakan pakan baik
buatan ini memiliki kandungan 2 kali/hari pada karena
protein sebesar 31–33%, lemak pagi hari pukul disimpan
4–6%, serat 3–5% dan kadar air 08.00–09.00 WIB didalam
9–10%. Metode pemberian dan sore hari gudang
pakan yang digunakan adalah pukul 15.00– pakan, dan
pemberian pakan menggunakan 16.00 WIB pakan selalu
tangan dengan cara disebar dengan feeding tersedia.
dengan cepat hal ini bertujuan rate (FR) sebesar
agar induk mendapatkan pakan 1% dari biomassa
secara merata. sehingga per
harinya induk
diberi pakan
sebanyak 15
kg/hari.

Energi Pompa air Merk dagang SHIMIZU PC- Berjumlah 1 Pompa air Kondisi
260 BIT 250 WATT, JET unit dengan digunakan saat pompa air
PUMP harga Rp. pengisian air pada baik.
1.899.000,00 wadah indukan.
Peralatan Lambit Berbentuk seperti serokan, Berjumlah 5 Untuk Kondisi baik
tetapi lebih besar dan berbahan unit dengan menangkap ikan dan terawat
nilon. harga Rp. nila sultana ketika karena
45.000,00 akan dipanen. disimpan di
gudang
peralatan.
Slaber Alat pembersih lantai, tetapi Berjumlah 4 Membersihkan Kondisi baik
bisa digunakan untuk unit dengan kolam karena
membersihkan kolam. Slaber harga Rp. pemeliharaan disimpan di
berbahan karet. 20.000,00 induk gudang
peralatan.
Scoop net Ukuran scoop net 40 cm x 25 Berjumlah 1 Memindahkan Kondisi baik
cm dan terbuat dari unit dengan induk ikan nila karena
alumunium. harga Rp. sultana. disimpan di
20.000,00 gudang
peralatan.
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan induk

Kegiatan pemeliharaan induk dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran
induk, (3) pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan
kesehatan induk, (6) sampling kematangan gonad induk, hingga (7) pemanenan
induk matang untuk dipijahkan.

2
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keterangan2)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah 4 3 12 12/01/2023
18/01/2023
5/02/2023
2 Penebaran induk 1 3 3 12/01/2023
18/01/2023
5/02/2023
3 Pemberian pakan induk 0.5 70 35 Setiap hari
4 Pengelolaan kualitas air 0.5 2 1 14/01/2023
4/02/2023
5 Pengelolaan kesehatan induk 1 3 3 12/01/2023
15/01/2023
9/02/2023
6 Sampling kematangan induk 2 2 4 12/01/2023
5/02/2023
7 Pemanenan induk 2 2 4 12/01/2023
18/01/2023
Jumlah 11 85 62
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan
hama dan penyakit hingga wadah siap ditebar induk
- Penebaran induk induk dimulai sejak membuka wadah pengangkutan induk, aklimatisasi, penebaran
hingga pengamatan induk pascapenebaran
- Pemberian pakan dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan,
pemberian pakan, pengamatan ikan yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif
kegiatan di bawah ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit,
diagnosis penyakit benih serta penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan,
pengamatan pasca pengobatan.
- Sampling kematangan induk dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok, ember, kateter dan
sebagainya), mengamati dan menangkap induk, mengamati perut bunting dan empuk, urogenital
memerah, distriping mengeluarkan sperma, mengecek telur dengan menggunakan kateter,
mengembalikan induk ke wadah pemeliharaan
- Pemanenan induk matang gonada dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan induk (jaring, jala,
serok, ember), menangkap dan memindahkan induk ke wadah pemijahan atau wadah lainnya.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi
lebih dari 1 kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan
pada Jurnal Harian harus dilakukan dengan disiplin dan seksama!

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan induk

6.1. Persiapan wadah

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda :
- Alat yang digunakan : ember, sikat
- Lama waktu yang diperlukan : 4 jam
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Wadah pemeliharaan induk berukuran 26 m x 14 m x 1,5 m. Sebelum induk ditebar kolam


dibersihkan terlebih dahulu dengan pembersihan lumpur pada dasar kolam menggunakan
slaber karet menuju pematang kolam. Kegiatan selanjutnya adalah pengapuran. Kapur yang

3
digunakan adalah kapur tohor dengan dosis 50 g m-2. Kapur yang akan digunakan dilarutkan
terlebih dahulu dengan cara mencampurkan 1 kg kapur kedalam 6 L air yang kemudian
disiramkan dengan rata kedalam kolam dan dinding kolam. Tujuan pengapuran ini adalah
untuk memperbaiki pH tanah dasar kolam. Kapur juga berfungsi sebagai desinfektan dan
penyedia unsur hara (fosfor) yang dibutuhkan oleh fitoplankton. Untuk wadah pemelihaaran
induk membutuhkan kapur sebanyak 23 kg dan air sebanyak 138 L. Selanjutnya dilakukan
pengeringan kolam, proses pengeringan kolam ini bertujuan untuk memutuskan rantai bibit
penyakit yang ada. Proses pengeringan ini selama 3 – 7 hari, lamanya pengeringan
dipengaruhi oleh cuaca, setelah proses pengeringan selesai dilanjukan dengan pemupukan.
Pupuk yang digunakan adalah kotoran puyuh dengan dosis 0,5 kg m-2. Wadah pemeliharaan
induk membutuhkan kotoran puyuh sebanyak 232 kg. Pemupukan dilakukan dengan
menyebarkan pupuk menggunakan tangan kedalam wadah pemeliharaan. Pemupukan ini
bertujuan untuk menumbuhkan fitoplankton. Setelah kegiatan pengapuran, pengeringan dan
pemupukan selesai, kegiatan selanjutnya adalah pengisian air. Pengisian air selama selama 2
– 3 hari.

(2) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengisian air pemeliharaan induk bersumber dari Sungai Cisarua. Pengisian air
dilakukan selama 2 sampai 3 hari.

(3) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pembersihan di sekitar kolam pemeliharaan dilakukan secara rutin agar hama seperti
keong tidak dapat berkembangbiak didalam wadah pemeliharaan. Keong dan tutut
diambil menggunakan scoopnet lalu menguburnya di dalam tanah.

(4) Dokumentasi Kegiatan

4
6.2.Penebaran induk

(1) Jelaskan induk yang anda tebar ditebar, termasuk kriteria induk yang baik
- Varitas dan asal induk yang ditebar
- Jumlah, ukuran, kondisi induk, warna yang ditebar
- Cara pengangkutan induk ke lokasi pembenihan

Kriteria induk nila sultana yang akan dipijahkan adalah tingkah laku normal, tidak cacat,
tidak ada parasit yang menempel pada tubuhnya, dan tidak sakit. Induk betina yang
digunakan untuk pemijahan adalah yang memiliki bobot 400 g dengan umur minimal 10
bulan, sedangkan induk jantan memiliki bobot minimal 800 g dengan umur minimal 12
bulan. Induk jantan dan betina ditebar di kolam pemijahan dengan ukuran 26 m x 14 m x 1,5
m dengan ketinggian air 0,58 m. Perbandingan antara induk jantan dan betina adalah 1:3
yaitu jantan 100 ekor dan betina 300 ekor. Pemijahan dilakukan dengan metode alami
secara masal.

(2) Berapa padat penebaran yang digunakan


- Hitung kepadatan induk dalam satuan kg/m3 air atau ekor/m3
- Apakah padat penebaran induk ideal menurut anda?Bandingkan kepadatan induk dengan di lokasi
atau pembenihan lain!

Padat penebaran yaitu 100 jantan dan 300 betina.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi induk


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Aklimatisasi induk dilakukan dengan memegang tubuh induk dengan posisi kepala
mengarah ke air lalu biarkan induk berenang secara perlahan.

(4) Amati tingkah laku induk setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna

5
- Gerakan operculum

Indukan yang sudah ditebar akan berenang secara perlahan kedasar kolam.

(5) Dokumentasi Kegiatan

6.3. Pemberian pakan

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food


additive untuk menstimulasi perkembangan gonad induk
- Merek dagang, produsen/pabrikan,
- Bentuk, ukuran, warna
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

Dalam pemeliharaan induk ikan nila sultana dilakukan pemberian pakan jenis pelet
apung dengan merek dagang Hi-Pro-Vite 781-2 yang berdiameter 3 mm, pakan
buatan ini memiliki kandungan protein sebesar 31–33%, lemak 4–6%, serat 3–5%
dan kadar air 9–10%. Metode pemberian pakan yang digunakan adalah pemberian
pakan menggunakan tangan dengan cara disebar dengan cepat hal ini bertujuan agar
induk mendapatkan pakan secara merata. Frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari
pada pagi hari pukul 08.00–09.00 WIB dan sore hari pukul 15.00–16.00 WIB.

(2) Jelaskan cara menghitung kebutuhan pakan untuk induk


- Biomasa induk yang dipelihara (jumlah populasi dikali bobot rata-rata induk)
- Persentase pemberian (feeding rate) harian yang digunakan
- Menurut anda jumlah pakan harian sudah cukup, kurang atau berlebih? Bandingkan dengan
pemberian pakan pada pembenihan lain di lokasi lain

dengan feeding rate (FR) sebesar 1% dari biomassa sehingga per harinya induk
diberi pakan sebanyak 15 kg/hari.

6
(3) Jelaskan cara penimbangan pakan untuk induk
- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan
- Lama waktu yang digunakan

Timbangan yang digunakan yaitu timbangan gantung. Pakan yang akan ditimbang
dimasukan kedalam ember.

(4) Jelaskan cara pemberian pakan induk


- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Dalam pemeliharaan induk ikan nila sultana dilakukan pemberian pakan jenis pelet
apung dengan merek dagang Hi-Pro-Vite 781-2 yang berdiameter 3 mm, pakan
buatan ini memiliki kandungan protein sebesar 31–33%, lemak 4–6%, serat 3–5%
dan kadar air 9–10%. Metode pemberian pakan yang digunakan adalah pemberian
pakan menggunakan tangan dengan cara disebar dengan cepat hal ini bertujuan agar
induk mendapatkan pakan secara merata. Frekuensi pemberian pakan 2 kali/hari
pada pagi hari pukul 08.00–09.00 WIB dan sore hari pukul 15.00–16.00 WIB.

(5) Jelaskan tingkah laku induk ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang seharusnya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang
terisisa. Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa induk kurang nafsu makan?

Tingkah laku induk saat diberi makan sangat merespons dan nafsu makan.

(6) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan induk


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pakan disimpan digudang pakan yang berukuran 4 m x 5 m. Karung pakan


diletakkan di atas sebuah papan kayu dengan ukuran 30 cm x 30 cm dengan tinggi 3
cm dan ukuran lubang palet sebesar 1 cm x 3 cm, hal ini bertujuan agar pakan tidak
terkontak langsung dengan lantai sehingga dapat meminimalisir pakan terserang
hama.

(7) Dokumentasi Kegiatan

7
6.4. Pengelolaan kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan
induk
- Pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pemberian probiotik, penaungan,
pemupukan susulan, pemberian kapur (untuk menaikan pH) atau daun ketapang atau larutan asam
(untuk menurunkan pH) dan sebagainya

Pengelolaan kualitas air pada wadah pemeliharaan induk dilakukan dengan


cara mengambil air sampel diambil pada kedalaman kolam ±10 cm dari
permukaan kolam pada dua titik yaitu inlet dan outlet. Pengambilan sampel
air dilakukan dengan cara memasukan botol kedalam kolam hingga air
memenuhi botol. Pengambilan sampel air dilakukan secara hati-hati agar
tidak ada gelembung udara yang masuk kedalam botol karena akan
mempengaruhi nilai dissolved oxygen (DO) sehingga penutupan botol
dilakukan di dalam air. Air sampel dibawa ke Laboratorium kualitas air untuk
diukur. Parameter yang diukur adalah suhu, pH, NH3 dan DO.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengambilan sampel air dilakukan secara hati-hati agar tidak ada gelembung
udara yang masuk kedalam botol karena akan mempengaruhi nilai dissolved
oxygen (DO) sehingga penutupan botol dilakukan di dalam air. Air sampel
dibawa ke Laboratorium kualitas air untuk diukur. Parameter yang diukur
adalah suhu, pH, NH3 dan DO.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air

8
- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air,
dasar wadah, saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Saya melakukan pengukuran kualitas air pada pemeliharaan larva dan induk.

(4) Sajikan data hasil pengukuran kualitas air dalam bentuk tabel dan grafik
dengan variabel
- Parameter yang diukur, waktu, tempat/lokasi. Bila tidak tersedia alat pengukuran kualitas air anda
bisa mengamati warna dan bau air.

Tabel 1 Data kualitas air pada wadah pemeliharaan induk ikan nila sultana Oreochromis
niloticus
Hasil
Parameter Satuan SNI
Inlet Outlet

Suhu °C 25 24,5 23-30

pH - 7,46 6,59 6,5-8,5

NH3 mg/L 0,02 0,01 < 0,02

DO mg/L 5,02 5,10 >5

Berdasarkan tabel diatas seluruh parameter yang diukur dari mulai suhu
mendapatkan nilai rata-rata 24,75°C, nilai pH 7,02, nilai NH3 0,015 mg/L dan DO 5,06 mg/L
sudah sesuai dengan ketetapan standar nasional indonesia (SNI).

(5) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah
dilakukan pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi
visual anda untuk menjawab pertanyaan ini.

Parameter kualitas air di BBPBAT sudah optimal dan sesuai dengan ketetapan
standar nasional indonesia (SNI).

6.5. Pengelolaan Kesehatan Induk

(1) Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan induk


atau mencegah munculnya penyakit pada induk

Melakukan pengelolaan air secara rutin, mengecek dan segera membuang hama
yang dapat membawa penyakit.

(2) Jelaskan hama dan penyakit yang menyerang induk


- Sebutkan jenis hama dan penyakit yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama penyakit tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di
bawah mikroskop atau data sekunder

Hama yang sering menyerang induk yaitu keong.

(3) Jelaskan gejala induk yang terserang penyakit (untuk setiap penyakit)

9
- Morfologi (sisik, sirip, mata, sungut, lendir, warna)
- Tingkahlaku (berenang/pergerakan, makan, posisi di badan air apakah di permukaan, kolom atau
dasar)
- Tingkat kematian akibat serangan penyakit yang menyerang induk

Pada kegiatan pemelihataan induk yang saya lakukan di BBPBAT Sukabumi ikan
nila sultana tidak terserang penyakit. Hanya saja terdapat hama seperti keong dan
tutut.

(4) Jelaskan cara pemberantasan hama dan pengobatan penyakit yang


menyerang induk
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Keong dan tutut diambil menggunakan scoopnet lalu menguburnya di dalam tanah.

6.6. Sampling kematangan gonada induk (TKG)

(1) Jelaskan cara sampling kematangan induk yang anda lakukan


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sebelum melakukan sampling perlu menyiapkan timbangan gantung kemudian


menimbang bobot indukan. Indukan yang matang memiliki bobot 800 g sampai 1
kg.

(2) Sampling induk tidak selalu dilakukan dengan menangkapi induk dan
memeriksanya, kadang-kadang cukup dengan observasi langsung terhadap
tingkahlaku, warna dan morfologi induk (bentuk tubuh dan kebuntingan)
misalnya pada ikan hias. Jelaskan observasi langsung tersebut.

Indukan betina yang telah matang akan memiliki perut gemuk dan lembek, kelamin
tidak menonjol.

(3) Dokumentasi Kegiatan

10
6.7. Seleksi induk matang gonad

(1) Jelaskan cara seleksi induk matang gonad


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Proses yang dilakukan dengan menyurutkan air pada bak induk dengan membuka
pipa outlet, kemudian menyeleksi induk betina dengan mengamati induk secara
visual dengan melihat ciri-ciri induk yang baik dengan fisik yang tidak terdapat luka,
tidak cacat, tidak mengalami sakit, gerakan gesit, dan tingkah laku normal. Proses
seleksi induk bertujuan untuk mengetahui induk yang siap memijah. Cara seleksi
adalah dengan mengamati alat kelamin induk, perut ikan diraba, jika gemuk dan
terasa lembek, maka isi perut ikan tersebut adalah gonad yang sudah matang namun
jika ikan tersebut gemuk namun perutnya keras maka isi perut tersebut adalah
makanan atau kotoran, lubang genital papila terlihat jelas, umur minimal 10 bulan
dengan bobot minimal 400 g. Untuk induk jantan memiliki bobot minimal 800 g
dengan umur minimal 12 bulan.

(2) Jelaskan cara memindahkan induk dari wadah pemeliharaan ke wadah


pemijahan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Menyiapkan peralatan seperti scopnet (lambit), waring dan ember plastik. Menguras
air dalam kolam pemijahan hingga larva dan induk terkumpul dalam kobakan.
Mengambil larva dengan cara menyerok gerombolan larva yang ada di permukaan

11
air. Memasukkan larva dalam hapa penampungan sementara. Menyortir larva agar
ukuran menjadi seragam.

(3) Dokumentasi Kegiatan

12
BORANG 2. PEMIJAHAN INDUK

I. Pengertian dan tujuan

Mengawinkan induk betina dan jantan dengan cara alami maupun buatan
(artificial spawning) dalam rangka memperoleh telur yang dibuahi untuk
ditetaskan. Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah: (1) Jumlah telur, (2)
fekunditas atau jumlah telur per kg induk, (3) derajat pembuahan (spawning
rate).

II. Wadah

Wadah pemijahan seringkali juga merupakan wadah pemeliharaan induk. Apakah


wadah pemijahan juga wadah pemeliharaan induk? Bila jawabannya tidak, maka
isilah tabel di bawah ini.

6.1. Pengelolaan kualitas air wadah pemijahan ikan

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan
induk: pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi,
penyemprotan air (hujan buatan), pengaturan suhu, pemberian probiotik,
penaungan, pemupukan susulan

Kualitas air merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya ikan.
Kualitas air yang sesuai dengan kebutuhan hidup ikan menunjang kelangsungan
hidup dan pertumbuhan ikan. Pengelolaan kualitas air pada wadah pemelihraan
induk dilakukan dengan cara mengambil air sampel pada kedalaman kolam krang
lebih 10 cm dari permukaan kolam pada dua titik yaitu inlet dan outlet. Pengambilan
sampel air dilakukan dengan cara memasukan botol kedalam kolam hingga air
memenuhi botol. Pengambilan sampel air dilakukan secara hati-hati agar tidak ada
gelembung udara yang masuk kedalam botol karena akan mempengaruhi dissolved
oxygen (DO) sehingga penutupan botol dilakukan dalam air.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Setalah pengambilan sampel air selanjutnya air sampel dibawa ke Laboratorium


kualitas air untuk diukur. Parameter yang diukur adalah suhu, pH, amonia dan DO.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air,
dasar wadah, saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Melakukan pengukuran kualitas air.

(4) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah

13
dilakukan pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi
visual anda untuk menjawab pertanyaan ini.

Parameter kualitas air yang diukur sudah sesuai dengan ketetapan standar nasional
indonesia (SNI). Lebih baik jika pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari atau
seminggu sekali guna mengetahui jika ada penyakit atau kematian pada ikan.

(5) Dokumentasi Kegiatan

BORANG 4. PEMELIHARAAN LARVA

I. Pengertian dan Tujuan


Memelihara larva hingga ukuran benih. Indikator kinerja kegiatan/proses ini
adalah (1) tingkat kelangsungan hidup, (2) perkembangan larva.

II. Wadah pemeliharaan larva

14
Wadah pemeliharaan umumnya terpisah dari wadah penetasan telur, Bila demikian
maka isilah tabel di bawah ini!

2.1.Fasilitas utama (bak larva)

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi Jumlah Volume Hargae) Keteranganf)


(m2)b) p.l.t atau (unit) Aird) (L) (Rp/unit)
Øc) (m)
1 Kolam semi 3.072 48 mx 40 1 10.000.0 Kondisi baik
permanen mx 1.60 m 00
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan
dengan gambar yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau usak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air
pemasukan/pengeluaran, sistem aerasi) ada atau tidak ada.

2.2.Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung
dan pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam
tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitas1) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Saluran inlet 6 inci 1 110.000 Kondisi baik.
2 Saluran outlet 6 inci 1 115.000 Kondisi baik.
3 Kamalir 50 mx 0.5 m x 0.2 m 1 Kondisi baik.
4 Kobakan 2 m x 3 m x 0.3 m 1 Kondisi baik.
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi,
blower, aerator), bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem
kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan
di lokasi Prakerin)
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan
pengamatan yang teliti

III. Larva
No. Asal Ukurana) Jumlah Harga Padat tebar Kondisic)
L (cm) W (g) (ekor) (Rp/ekor) (ekor/m3) b)
1 BBPBAT 0.89 0.08 75.000 - Kondisi sehat.
Sukabumi
a) Lakukan pengukuran/penimbangan
b) Bisa juga ekor/L
c) Sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama!

IV. Sarana produksi pemeliharaan larva

Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi dan
volume kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)
Pakan a) Hi-Pro-Vite 37%, lemak 2– 350.000 Pemberian Kondisi baik
PSP 4%, serat 3–5% pakan dan disimpan
dan kadar air dilakukan 2 kedalam
12%. kali dalam gudang pakan.

15
sehari, yaitu
pada pagi hari
pukul 07.00–
08.00 WIB
dan sore hari
pukul 15.00–
16.00 WIB.
Peralatan a) Hapa jaring hapa 250.000 Digunakan Kondisi baik
berwarna hijau untuk dan disimpan di
yang berukuran pemanenan gudang
5 m x 5 m dan larva, dan peralatan.
jaring hapa dipasang
berwarna hitam sehari
berukuran 1 m sebelum
x 1m. pemanenan.
b) Scoopnet Ukuran 40 cm x 20.000 Digunakan Kondisi baik
25 cm untuk dan disimpan di
mengambil gudang
larva. peralatan.
c) Volume 50 L 45.000 Digunakan Kondisi baik
Ember/baskom untuk dan disimpan di
memindahkan gudang
larva yang peralatan.
sudah
dipanen.
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan larva

Kegiatan pemeliharaan larva dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran
larva, (3) pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan
kesehatan larva, (6) sampling populasi dan bobot, hingga (7) pemanenan larva
untuk dipelihara lebih lanjut pada kegiatan pemeliharaan benih atau dijual.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah 5 3 9 12/01/2023
15/01/2023
8/02/2023
2 Penebaran larva 2 3 6 12/01/2023
15/01/2023
8/02/2023
3 Pemberian pakan larva 0.5 70 35 Setiap hari.
4 Pengelolaan kualitas air 0.5 2 1 14/01/2023
4/02/2023
5 Sampling populasi dan bobot 1 3 3 12/01/2023
15/01/2023
8/02/2023
6 Pemanenan larva 3 3 9 16/01/2023
21/01/2023
11/02/2023
Jumlah 12 84 63
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan
hama dan penyakit hingga wadah siap ditebar larva
- Penebaran larva dimulai sejak membuka wadah pengangkutan larva, aklimatisasi, penebaran hingga
pengamatan larva pascapenebaran

16
- Pemberian pakan larva dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan,
pemberian pakan, pengamatan ikan yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif
kegiatan di bawah ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pengelolaan suhu
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit,
diagnosis penyakit benih serta penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan,
pengamatan pasca pengobatan.
- Sampling populasi dan bobot dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok, ember, kateter dan
sebagainya), menangkap dan mengamati larva, mengukur panjang dan bobot, menduga populasi
- Pemanenan larva dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan (jaring halus, serok, ember), menangkap
dan memindahkan larva.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi
lebih dari 1 kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan
pada Jurnal Harian harus dilakukan dengan disiplin dan seksama.

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan larva

6.1.Persiapan wadah larva

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Proses pemeliharaan larva dimulai dengan persiapan wadah pendederan yang


mempunyai ukuran sebesar 48 m x 40 mx 1,60 m, proses ini meliputi pengeringan kolam
selama 1 sampai 5 hari, pengapuran menggunakan kapur tohor dengan dosis 0,05 kg/m2,
pemupukan menggunakan pupuk dari kotoran puyuh dengan dosis 0,5 kg/m2, pemasangan
saringan inlet dan outlet serta pengisian air.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah dan fasilitas


pendukung/pelengkapnya
- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada wadah dan fasilitas yang rusak saat Prakerin.

(3) Jelaskan cara mengisi air wadah, untuk kolam, bak, tanki dan akuarium
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Setelah kegiatan pengapuran, pengeringan dan pemupukan selesai, kegiatan selanjutnya


adalah pengisian air. Pengisian air selama selama 2 – 3 hari. Air bersumber dari Gunung
Gede Pangrango yang memiliki debit air 89,1 L/detik lalu dialirkan melalu sungai-sungai

17
kecil yaitu : Sungai Panjalu, Sungai Cisarua, dan Sungai Cipelang. Air yang akan dgunakan
untuk budidaya sebelumnya diolah terlebih dahulu yaitu dengan cara pengendapan lumpur
dan penyaringan sampah disaluran air. Setelah itu baru air dialirkan pada setiap wadah
pemeliharaan atau kolam budidaya. Air yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah air
tanah yang disedot menggunakan pompa. Air tanah ini ditampung didalam tore air ukuran 1
m x 1 m x 1 m sebelum dgigunakan untuk pemeliharaan larva.

(4) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Hama yang sering menyerang yaitu keong dan tutut. Cara memberantas hama pada
ikan nila sultana dengan mengambil keong dan tutut menggunakan scoopnet lalu
menguburnya.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah
pemeliharaan larva.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah pemeliharaan larva.

(6) Dokumentasi Kegiatan

6.2.Penebaran larva

(1) Jelaskan larva yang anda tebar, termasuk kriteria larva yang baik
- Asal larva yang ditebar, dan kriteria larva yang baik
- Jumlah, ukuran, kondisi larva yang ditebar
- Cara pengangkutan larva ke bak larva

Larva yang ditebar merupakan hasil dari pemijahan induk nila sultana dan berasal
dari telur yang menetas. Larva yang ditebar bergerak secara aktif.

18
(2) Berapa padat penebaran yang digunakan
- Hitung kepadatan larva dalam satuan ekor/m3 air atau ekor/L
- Apakah padat penebaran larva sudah ideal menurut anda? Bandingkan kepadatan larva dengan di lokasi
atau pembenihan lain!

Padat penebaran larva 75.000, larva dituangkan menggunakan ember kedalam


kolam secara perlahan agar tidak stress.

(3) Jelaskan cara aklimatisasi larva


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Larva dimasukan kedalam wadah atau ember kemudian di tunggu 5-10 menit diatas
permukaan air dan ditebar secara perlahan kedalam air.

(4) Amati tingkah laku larva setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna

Larva berenang secara aktif ke dalam kolam dan dasar kolam.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam penebaran larva.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam penebaran larva.

(6) Dokumentasi Kegiatan

6.3. Pemberian pakan larva

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food


additive
- Pakan alami: jenis
- Pakan buatan: merek dagang, produsen/pabrikan

19
- Bentuk, ukuran, warna, sifat pakan (apakah tenggelam, melayang atau terapung)
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

Pemberian pakan pada tahap pendederan 1 menggunakan pakan tepung komersial


dengan merk dagang Hi-Pro-Vite PSP yang berukuran 0,29 mm dengan kadar
protein pakan 37%, lemak 2–4%, serat 3–5% dan kadar air 12%. Pemberian pakan
dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00–08.00 WIB dan sore
hari pukul 15.00–16.00 WIB.

(2) Jelaskan cara penimbangan pakan untuk larva


- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan
- Lama waktu yang digunakan

Timbangan yang digunakan untuk pakan larva menggunakan timbangan gantung.


Pakan dimasukan kedalam ember terlebih dahulu untuk ditimbang.

(3) Jelaskan cara pemberian pakan larva


- Waktu, frekuensi pemberian pakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Cara pemberian pakan dikolam pendederan I adalah dengan mengelilingi kolam


agar pakan tersebar ke semua sisi kolam. Pakan ditebar searah dengan arah angin bertujuan
supaya pakan tidak terbuang.

(4) Jelaskan tingkah laku larva ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang mustinya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang
terisisa. Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa larva kurang nafsu makan?

Larva sangat merspons dengan gesit ketikan diberi pakan.

(5) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan larva


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pakan disimpan di gudang pakan yang berukuran 4 m x 5 m. Karung pakan


diletakan di atas sebuah papan kayu dengan ukuran 30 cm x 30 cm dengan tinggi 3
cm ukuran lubang palet sebesar 1 cm x 3 cm. Hal ini bertujuan agar pakan tidak
terkontak langsung dengan lantai sehingga dapat meminimaliir pakan terserang
hama.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan larva,
misalnya penggunaan automatic feeder dan sebagainya.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan larva.

20
(4) Dokumentasi Kegiatan

6.4. Pengelolaan kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan
induk: pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi,
pemberian probiotik, pengelolaan suhu, penaungan, pemupukan susulan,
pemberian kapur (untuk menaikan pH) atau daun ketapang atau larutan asam
(untuk menurunkan pH) dan sebagainya

Pengelolaan kualitas air yang diterapkan pada BBPBAT yaitu pengukuran kualitas
air, parameter yang diukur pH, suhu dan amonia. Kemudian pengapuran
menggunakan kapur tohor dan pemupukan menggunakan kotoran burung puyuh.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengukuran kualitas air dilakukan pada sore hari, pengapuran dan pemupukan
dilakukan setelah pengeringan wadah pemeliharaan larva maupun wadah
pemeliharaan induk.

21
(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air
- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air,
dasar wadah, saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Ya, melakukan pengukuran kualias air.

(4) Sajikan data hasil pengukuran kualitas air dalam bentuk tabel dan grafik
dengan variabel: parameter yang diukur, waktu, tempat/lokasi. Bila tidak
tersedia alat pengukuran kualitas air anda bisa mengamati warna dan bau air.

Data kualitas air pada wadah pemeliharaan benih ikan nila sultana Oreochromis
niloticus
Hasil SNI
Parameter Satuan
Inlet Outlet 7550:2009

Suhu °C 25,70 24,60 23-30

pH - 6,8 7,4 6,5-8,5

NH3 mg/L 0,02 0,02 < 0,02

DO mg/L 6,2 5 >5

Seluruh parameter yang diukur dari mulai suhu mendapatkan nilai rata-rata
25,15°C, nilai pH 7,1, nilai NH3 0,02 mg/L dan DO 5,6 mg/L telah sesuai dengan
ketetapan standar nasional indonesia (SNI 7550:2009)

(5) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda
untuk menjawab pertanyaan ini.

Sebaiknya pengukuran kualitas air dilakukan secara berkala, agar nantinya jika ada
penyakit yang menyerang pada ikan nila sultana bisa diketahui penyebabnya.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pengeloaan air wadah
pemeliharaan larva termasuk misalnya penggunaan bahan tertentu untuk
mempertahankan dan memperbaiki mutu air.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pengelolaan air wadah pemeliharaan larva.

(7) Dokumentasi Kegiatan

22
6.5. Pengelolaan Kesehatan Larva

(1) Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memelihara kesehatan larva


atau mencegah munculnya penyakit pada larva

Melakukan pengelolaan air secara rutin, mengecek dan segera membuang hama
yang dapat membawa penyakit.

(2) Jelaskan hama dan penyakit yang menyerang larva


- Sebutkan jenis hama dan penyakit yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama penyakit tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di bawah
mikroskop atau data sekunder

Hama yang menyerang pada larva yaitu tutut dan keong.

(3) Jelaskan gejala larva yang terserang penyakit (untuk setiap penyakit)
- Morfologi (sisik, sirip, mata, sungut, lendir, warna)
- Tingkahlaku (berenang/pergerakan, makan, posisi di badan air apakah di permukaan, kolom atau
dasar)
- Tingkat kematian akibat serangan penyakit yang menyerang induk

Pada saat Prakerin tidak ada penyakit yang menyerang larva.

(4) Jelaskan cara pemberantasan hama dan penyakit larva


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Untuk pemberantasan hama dilakukan dengan pengambilan keong dan tutut


menggunakan scoopnet lalu hama keong dan tutut dikubur.

23
(5) Jelaskan jika ada metode atau teknik lain yang dapat dilakukan pada kasus
yang terjadi di lokasi Prakerin, dalam pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemberantasan hama pada larva (dapat mengacu pada referensi)!

Tidak ada metode atau teknik lain yang dilakukan dalam pemberantasan
hama pada pemeliharaan larva.

6.6. Sampling Larva

(1) Jelaskan cara sampling larva yang anda lakukan


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sampling panjang larva dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 30 ekor.


Kemudian larva dimasukan kedalam baskom yang berisikan air, larva diukur
menggunakan penggaris kemudian dikembalikan pada wadah. Untuk mengetahui
pengukuran bobot larva, wadah yang sudah diisi air ditimbang terlebih dahulu
kemudian wadah yang berisi air dan larva ditimbang kembali untuk mengetahui
berapa bobot larva.

(2) Sajikan data hasil sampling larva

24
(3) Berapa persen tingkat kelangsungan larva? Jelaskan abnormalitas larva yang
ditemukan.

Dari hasil penebaran larva didapatkan 75.000 ekor larva. Untuk pemanenan larva
didapatkan 50.000 ekor. Tingkat kelangsungan hidup larva sebesar 66.66%

(4) Dokumentasi Kegiatan

25
6.7. Sortir dan Grading Larva

(1) Jelaskan cara sortir dan grading larva yang anda lakukan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sorting bertujuan untuk memisahkan hasil panen yang baik dan yang jelek. Grading
bertujuan untuk mengelompokan ikan berdasarkan ukuran, jenis dan tingkat
kesegarannya. Sorting dan grading di BBPBAT Sukabumi dilakukan setelah
pemanenan larva. Alat yang digunakan yaitu bak sortir ikan atau grading nomor 1
dan 2 larva dimasukan kedalam bak sortir untuk mengetahui seberapa banyak
ukuran yang seragam. Untuk ukuran yang seragam maka di letakan di wadah
pemeliharaan, sedangkan yang lolos/tidak seragam dipisahkan dan dimasukan
kedalam kolam yang berbeda.

(2) Berapa persen larva yang lolos sortir dan grading? Jelaskan jika ada
abnormalitas hasil sortir dan grading pada larva!

Larva yang lolos sortir dan grading 30% dan tidak ditemukan abnormalitas pada
sortir dan grading larva ikan nila.

6.8. Pemanenan larva

(1) Jelaskan cara pemanenan larva untuk dipelihara lebih lanjut


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sehari sebelum pemanenan, hapa penampungan harus dipasang terlebih dahulu, hapa
hijau dengan ukuran 5 m x 5 m yang didalamnya dipasang hapa hitam ukuran 1 m x 1 m

26
dengan bukaan mata jaring lebih besar dibandingkan hapa hijau. Pemasangan hapa tersebut
bertujuan agar larva yang berukuran lebih kecil dapat keluar ke hapa hijau, hal ini
mempermudah pada saat selesai panen agar tidak disortir kembali menggunakan alat
sortiran dan menyurutkan air kolam hingga air kolam setinggi kobakan. Air kolam
disurutkan sehari sebelum pemanenan, penyurutan dilakukan dengan cara mengganti pipa
outlet dengan pipa paralon setinggi 120 cm dengan diameter lubang 1 cm pada setiap sisinya
yang dilapisi dengan jaring/filter, hal ini bertujuan agar larva tetap didalam kolam dan tidak
ikut keluar bersama air melalui saluran outlet. Keesokan harinya setelah air kolam surut,
larva yang telah berkumpul di kobakan diambil menggunakan scoopnet panjang lalu
dimasukan ke dalam baskom besar yang telah diisi air secukupnya, setelah larva didalam
baskom cukup padat, baskom besar berisi larva tersebut dipindahkan kedalam hapa
penampungan yang sudah disiapkan. Setelah kegiatan panen selesai berikutnya adalah
menghitung hasil panen, perhitungan dilakukan dengan cara perhitungan volumentrik
dengan menggunakan gelas ukur 100 mL. Gelas ukur diisi dengan air sebanyak 90 mL dan
larva sebanyak 10 mL, setelah itu gelas ukur tersebut dituangkan ke dalam baskom yang
sudah diisi air sebanyak ± 3 L, lalu larva dihitung didalam baskom untuk mengetahui
kepadatan larva dalam satuan mL. Larva kembali ditakar menggunakan gelas takar 380 mL
kepadatan larva dikalikan dengan hasil takaran yang didapat pada gelas takar ukuran 380
mL.

(2) Jelaskan cara memindahkan larva dari wadah penetasan ke wadah


pemeliharaan larva
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya.

Ketika proses pemanenan berlangsung larva akan berkumpul di kobakan dan


diambil menggunakan scoopnet, kemudian larva di masukan kedalam ember yang
sudah berisi air. Larva dituangkan dengan memiringkan ember secara perlahan-
lahan kedalam wadah pemeliharaan agar larva tidak stress.

(3) Dokumentasi Kegiatan

27
28
BORANG 5. PEMELIHARAAN BENIH

I. Pengertian dan tujuan

Memelihara benih hingga ukuran benih siap dijual. Seringkali pemeliharaan benih
ini dibagi ke dalam beberapa tahap sehingga dikenal pendederan I, pendederan II
dan seterusnya. Indikator kinerja kegiatan/proses ini adalah: (1) tingkat
kelangsungan hidup, (2) pertumbuhan benih.

II. Wadah pemeliharaan benih

Wadah pemeliharaan benih seringkali dipisahkan dari wadah pemeliharaan larva,


Bila demikian maka isilah tabel di bawah ini,

2.1.Fasilitas utama (bak benih)

No. Jenis Wadaha) Ukuran Dimensi Juml Volume Hargae) Keteranganf)


(m2)b) p.l.t atau ah Aird) (L) (Rp/unit)
Øc) (m) (unit)
1 Kolam semi 3.072 48 m x 40 1 10.000.000 Kondisi baik. Kolam
permanen m x 1,60 m semi permanen yaitu
kolam yang mempunyai
pematang berupa beton
dengan dasar kolam
berupa tanah yang
dilapisi dengan high
density polyethyline
(HDPE).
a) Kolam tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium, hapa
b) Untuk memudahkan membuat gambar tata letak (layout) pembenihan. Buatlah layout pembenihan
dengan gambar yang proporsional dan keterangan gambar yang lengkap
c) Lakukan pengukuran
d) Lakukan perhitungan berdasarkan tinggi air dalam wadah
e) Harga ditanyakan dan ditaksir
f) Kondisi wadah baik atau rusak, fasilitas pendukung dan fasilitas pelengkap (pintu/saluran air
pemasukan/pengeluaran, sistem aerasi) ada atau tidak ada.

2.2.Fasilitas pendukung/pelengkap

Fasilitas pendukung dan pelengkap adalah komponen wadah yang mendukung dan
melengkapi fungsi wadah utama (fasilitas utama). Komponen fasilitas pendukung
dan pelengkap bergantung kepada jenis wadah yang digunakan apakah kolam
tanah, kolam beton, bak, tangki, akuarium.

No. Fasilitasa) Spesifikasib) Jumlah Harga Keterangan


(unit) (Rp/unit)
1 Saluran inlet 6 inci 1 115.000 Kondisi baik.
2 Saluran outlet 6 inci 1 120.000 Kondisi baik.
3 Kamalir 50 m x 0,5 m x 0,5 m 1
4 Kobakan 7 mx 3 m x 0,75 m 1
a) Pintu air inlet/outlet, saluran air masuk, saluran air buang, sistem aerasi (batu aerasi, selang aerasi,
blower, aerator), bak kolektor telur, hapa, tambang, sistem filter, water heater/termostat, sistem
kelistrikan (PLN, genset, kabel, saklar), dan sebagainya (tuliskan selengkap-lengkapnya yang ditemukan
di lokasi Prakerin)
b) Termasuk dimensi (p.l.t), merek, daya listrik, dan sebagainya. Lakukanlah pengukuran dan pengamatan
yang teliti!

29
III. Benih
a)
No. Asal Ukuranb) Jumlah Harga Padat tebar Kondisid)
L (cm) W (g) (ekor) (Rp/ekor) (kg/m3) c)
1 BBPBAT 3-4 50 g 50.000 130,00 Kondisi baik.
Sukabumi
a) Benih mungkin berasal dari siklus pemijahan tertentu atau mungkin didatangkan dari luar
b) Lakukan pengukuran/penimbangan
c) Bisa juga ekor/m3
d) TKG, sehat/sakit, atau ciri-ciri lain yang khas. Lakukan pengamatan dengan seksama.

IV. Sarana produksi pemeliharaan benih

Sarana produksi adalah bahan yang habis terpakai dalam satu siklus produksi dan
volume kebutuhannya mengikuti skala usaha.
No. Sarana Jenis Spesifikasia) Harga Penggunaanb) Keterangan
produksi (Rp/unit)
Pakan a) PF 500 Protein 39%, 25.000 2 kali sehari Pakan PF 500
lemak 5%, serat pada pagi dan digunakan
4%, kadar abu sore hari. untuk benih
11% dan berukuran 3-4
Kadar air 10% cm. Frekuensi
pemberian
pakan yaitu dua
kali sehari pada
pagi pukul
08.00 WIB dan
sore pukul
15.00 WIB.
b) PF 800 Protein 39%, 25.000 2 kali sehari Pakan PF 800
lemak 5%, serat pada pagi dan digunakan
6%, kadar abu sore hari. untuk pakan
12% dan benih sampai
Kadar air 10% calon induk
berukuran 7-10
cm.
a) Merek dagang, ukuran, bentuk, warna, analisis proksimat, produsen/pabrikan, dan sebagainya
b) Dosis, frekuensi

V. Alokasi waktu kegiatan pemeliharaan benih

Kegiatan pemeliharaan benih dimulai sejak: (1) persiapan wadah, (2) penebaran
benih, (3) pemberian pakan, (4) pengelolaan kualitas air, (5) pengelolaan
kesehatan benih, (6) sampling populasi dan bobot, hingga (7) pemanenan benih
untuk dijual.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
1 Persiapan wadah 4 2 8 28/01/2023
11/02/2023
2 Penebaran benih 2 2 4 29/01/2023
12/02/2023
3 Pemberian pakan benih 0.5 70 35 Setiap hari.
4 Pengelolaan kualitas air 0.5 2 1 14/01/2023
4/02/2023
5 Pengelolaan kesehatan benih 0.5 2 1 13/01/2023
17/01/2023

30
6 Sampling populasi dan bobot 1 3 3 3/02/2023
13/02/2023
7 Pemanenan benih 2 3 6 3/02/2023
13/02/2023
Jumlah 10.5 85 68
a) Keterangan:
- Persiapan wadah dimulai sejak pengeringan, pembersihan, perbaikan, pengisian air dan pemberantasan
hama dan penyakit hingga wadah siap ditebar benih
- Penebaran benih dimulai sejak membuka wadah pengangkutan induk, aklimatisasi, penebaran hingga
pengamatan benih pascapenebaran
- Pemberian pakan benih dimulai penghitungan kebutuhan pakan, pengambilan dan penimbangan pakan,
pemberian pakan, pengamatan benih yang diberi makan dan pengembalian pakan ke tempat penyimpanan
- Pengelolaan kualitas air dimulai sejak pengamatan dan pengukuran kualitas air, kemudian alternatif
kegiatan di bawah ini (bisa lebih dari satu kegiatan pengelolaan secara paralel):
= Pergantian air
= Penyifonan (dimulai sejak penyiapan alat)
= Pengaerasian
= Pengelolaan suhu
= Pemberian probiotik
= Penaungan
= Pengaturan pH air
= Pemupukan susulan
- Pengelolaan kesehatan ikan dimulai dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk pencegahan penyakit,
diagnosis penyakit benih dan penyiapan obat dan peralatan pengobatan, pemberian obat-obatan,
pengamatan pascapengobatan.
- Sampling populasi dan ukuran (bobot dan panjang) dimulai sejak menyiapkan alat (jaring, jala, serok,
ember, timbangan, mistar, buku catatan, dan sebagainya), menangkap dan mengamati benih, mengukur
bobot dan panjang, menduga populasi
- Pemanenan benih dilakukan sejak menyiapkan alat penangkapan (jaring, serok, ember, buku catatan),
menangkap dan memindahkan benih ke wadah penampungan, dan menghitung produksi benih.
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi
lebih dari 1 kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan
pada Jurnal Harian harus dilakukan dengan disiplin dan seksama.

VI. Uraian kegiatan pemeliharaan benih

6.1. Persiapan wadah benih

(1) Jelaskan cara anda mengeringkan dan membersihkan wadah


- Dimensi wadah yang dikeringkan dan dibersihkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat, selain anda
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Proses pemeliharaan benih dimulai dengan persiapan wadah pendederan yang


mempunyai ukuran sebesar 48 m x 40 mx 1,60 m, proses ini meliputi pengeringan kolam
selama 1 sampai 5 hari, pengapuran menggunakan kapur tohor dengan dosis 0,05 kg/m2,
pemupukan menggunakan pupuk dari kotoran puyuh dengan dosis 0,5 kg/m2, pemasangan
saringan inlet dan outlet serta pengisian air.

(2) Jelaskan cara anda memperbaiki wadah dan fasilitas


pendukung/pelengkapnya
- Apa yang diperbaiki, sebutkan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Tidak ada wadah atau fasilitas rusak pada saat melakukan Prakerin.

31
(3) Jelaskan cara mengisi air wadah pemeliharaan benih
- Volume wadah yang akan diisi air
- Sumber air yang digunakan dan treatment air
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah teknis yang dihadapi dan cara mengatasinya

Setelah kegiatan pengapuran, pengeringan dan pemupukan selesai, kegiatan selanjutnya


adalah pengisian air. Pengisian air selama selama 2 – 3 hari. Air bersumber dari Gunung
Gede Pangrango yang memiliki debit air 89,1 L/detik lalu dialirkan melalu sungai-sungai
kecil yaitu : Sungai Panjalu, Sungai Cisarua, dan Sungai Cipelang. Air yang akan dgunakan
untuk budidaya sebelumnya diolah terlebih dahulu yaitu dengan cara pengendapan lumpur
dan penyaringan sampah disaluran air. Setelah itu baru air dialirkan pada setiap wadah
pemeliharaan atau kolam budidaya. Air yang digunakan untuk pemeliharaan larva adalah air
tanah yang disedot menggunakan pompa. Air tanah ini ditampung didalam tore air ukuran 1
m x 1 m x 1 m sebelum dgigunakan untuk pemeliharaan benih.

(4) Jelaskan cara anda mencegah dan memberantas hama dan penyakit
- Jenis hama dan penyakit yang dihadapi
- Bahan kimia dan dosis yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pencegahan terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu dengan pengeringan dan pengapuran kolam sebelum kolam digunakan.
Pembersihan di sekitar kolam pemeliharaan dilakukan secara rutin agar hama
seperti keong tidak dapat berkembangbiak didalam wadah pemeliharaan. Keong dan
tutut diambil menggunakan scoopnet lalu menguburnya di dalam tanah. Hama
kijing dapat dikurangi dengan pengeringan dan pengapuran. Hama-hama tersebut
menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen dan ruang gerak pada ikan.

(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam persiapan wadah
pemeliharaan benih.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemeliharaan benih.

6.2. Penebaran benih

(1) Jelaskan benih yang anda tebar, termasuk kriteria benih yang baik
- Asal benih yang ditebar, dan kriteria benih yang baik
- Jumlah, ukuran, kondisi benih yang ditebar
- Wadah, pengepakan dan cara pengangkutan benih ke bak benih

Benih yang ditebar berasal dari BBPBAT Sukabumi. Benih ikan nila sultana
tidak cacat, agresif dan sehat.

(2) Berapa padat penebaran yang digunakan


- Hitung kepadatan benih dalam satuan ekor/m3 air atau ekor/L
- Apakah padat penebaran benih sudah ideal menurut anda? Bandingkan kepadatan larva dengan di
lokasi atau pembenihan lain

32
Padat penebaran benih yaitu 50.000 ekor.

(3) Amati tingkah laku benih setelah ditebar


- Pergerakan (berenang) dan posisi di kolom air
- Perubahan warna

Benih berenang kedalam kolam dan ke dasar kolam.

(4) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam penebaran benih.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam penebaran benih.

(5) Dokumentasi Kegiatan

6.9. Pemberian pakan

(1) Jelaskan pakan yang anda digunakan, termasuk penggunaan feed/food


additive
- Pakan alami: jenis dan kualitas (data nilai gizi pakan alami)
- Pakan buatan: merek dagang, produsen/pabrikan
- Bentuk, ukuran, warna, sifat pakan (apakah tenggelam, melayang atau terapung)
- Analisis proksimat (kualitas)
- Asal dan harga

Pakan yang digunakan untuk benih ikan nila sultana yaitu PF 500. Frekuensi
pemberian pakan dua kali sehari pada pagi pukul 08.00 WIB dan sore pukul 15.00
WIB. Pakan diberikan dengan disebar mengelilingi sekitar kolam agar merata.

33
(2) Jelaskan cara penimbangan pakan untuk benih
- Timbangan yang digunakan dan spesifikasinya
- Alat bantu lainnya
- Cara penimbangan
- Lama waktu yang digunakan
-
Untuk mengetahui berapa jumlah pakan yaitu mangkok yang berisi pakan bisa
ditimbang menggunakan timbangan digital, dalam satu mangkok pakan terdapat 700
g pakan

(3) Jelaskan cara pemberian pakan benih


- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Alat yang digunakan
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pakan yang digunakan untuk benih ikan nila sultana yaitu PF 500. Frekuensi
pemberian pakan dua kali sehari pada pagi pukul 08.00 WIB dan sore pukul 15.00
WIB. Pakan diberikan dengan disebar mengelilingi sekitar kolam agar merata.

(4) Jelaskan tingkah laku benih ketika anda beri makan


- Nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu
- Mengapa ikan nafsu, kurang nafsu, tidak nafsu makan?
- Berapa banyak pakan yang tidak termakan (uneaten feed/food)?
- Berapa banyak pakan yang tersisa dari yang mustinya diberikan? Lakukan perhitungan pakan yang
terisisa. Bagaimanakah pengaruhnya pada pemberian pakan selanjutnya?
- Mengapa benih kurang nafsu makan?

Tingkah laku benih ketika diberi pakan sangat nafsu makan dan merespons. Ikan
nila sultana mempunyai kebiasaan makan dan beraktifitas pada siang hari, keunikan
dari kebiasaan makan ikan nila ini yaitu selalu terlihat kelaparan atau mencari-cari
pakan yang menempel di permukaan dinding pematang, ikan nila cenderung
tergolong dalam ikan pemakan segala atau omnivora (Iskandar dan Elrifadah 2015).

(5) Jelaskan cara penyimpanan pakan/makanan benih


- Tempat penyimpanan dan alat yang digunakan
- Lama waktu penyimpanan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Seperti pakan induk dan larva, pakan untuk benih disimpan didalam gudang pakan.

(6) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan benih,
misalnya penggunaan automatic feeder dan sebagainya.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pemberian pakan benih.

(7) Dokumentasi Kegiatan

34
6.10. Pengelolaan Kualitas air

(1) Sebutkan cara pengelolaan kualitas air yang anda lakukan di pemeliharaan
benih: pergantian air, penyifonan, pengaerasian, filtrasi resirkulasi, pemberian
probiotik, pengelolaan suhu, penaungan, pemupukan susulan, pemberian
kapur (untuk menaikan pH) atau daun ketapang atau larutan asam (untuk
menurunkan pH) dan sebagainya

Pengelolaan kualitas air yang diterapkan pada BBPBAT yaitu pengukuran kualitas
air, parameter yang diukur pH, suhu dan amonia. Kemudian pengapuran
menggunakan kapur tohor dan pemupukan menggunakan kotoran burung puyuh.

(2) Jelaskan cara setiap pengelolaan kualitas air tersebut di atas


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pengukuran kualitas air dilakukan pada sore hari, pengapuran dan pemupukan
dilakukan setelah pengeringan wadah pemeliharaan larva maupun wadah
pemeliharaan induk. Masalah yang dihadapi tidak ada, tetapi sebaiknya pengecekan
kualitas air dilakukan secara berkala guna mencegah penyakit pada benih ikan nila.

(3) Apakah anda melakukan pengukuran kualitas air


- Parameter yang diukur
- Alat pengukuran yang digunakan beserta spesifikasinya
- Metode pengukuran kualitas air: waktu (pagi, siang, sore, malam), tempat (permukaan, kolom air,
dasar wadah, saluran/pintu air masuk, saluran/pintu air keluar), teknik pengukuran

Ya, saya melakukan pengukuran kualitas air.

(4) Apakah parameter kualitas air membaik (ke arah optimal) setelah dilakukan
pengelolaan kualitas air? Gunakan data kualitas air dan observasi visual anda
untuk menjawab pertanyaan ini.

Parameter kualitas air yang saya ukur sudah sesuai dengan ketetapan standar nasional
indonesia (SNI 7550:2009).

35
(5) Jelaskan bila ada metode atau teknik lain dalam pengeloaan air wadah
pemeliharaan benih termasuk misalnya penggunaan bahan tertentu untuk
mempertahankan dan memperbaiki mutu air.

Tidak ada metode atau teknik lain dalam pengelolaan air wadah pemeliharaan benih.

6.11. Pengelolaan Kesehatan Benih

(1) Jelaskan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menjaga kesehatan benih


atau mencegah munculnya penyakit pada benih

Melakukan pengelolaan air secara rutin, melakukan pengecekan kualitas air seperti
pH, suhu, DO dan amonia secara rutin, mengecek dan segera membuang hama yang
dapat membawa penyakit.

(2) Jelaskan hama dan penyakit yang menyerang benih


- Sebutkan jenis hama dan penyakit yang menyerang
- Deskripsikan jenis dan hama penyakit tersebut. Lengkapi dengan gambar hasil pengamatan di
bawah mikroskop atau data sekunder

Hama yang menyerang pada benih yaitu tutut, keong dan ikan cere yang akan
menimbulkan persaingan dalam mendapatkan oksigen dan ruang gerak pada ikan.

(3) Jelaskan gejala benih yang terserang penyakit (untuk setiap penyakit)
- Morfologi (sisik, sirip, mata, sungut, lendir, warna)
- Tingkahlaku (berenang/pergerakan, makan, posisi di badan air apakah di permukaan, kolom atau
dasar)
- Tingkat kematian akibat serangan penyakit yang menyerang benih

Pada saat Prakerin tidak ada penyakit yang menyerang benih ikan nila sultana.

(4) Jelaskan cara pemberantasan hama dan penyakit benih


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pencegahan terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu
dengan pengeringan dan pengapuran kolam sebelum kolam digunakan. Pembersihan
di sekitar kolam pemeliharaan dilakukan secara rutin agar hama seperti keong tidak
dapat berkembangbiak didalam wadah pemeliharaan. Keong dan tutut diambil
menggunakan scoopnet lalu menguburnya di dalam tanah. Hama kijing dapat
dikurangi dengan pengeringan dan pengapuran.

(5) Jelaskan jika ada metode atau teknik lain yang dapat dilakukan pada kasus
yang terjadi di lokasi Prakerin, dalam pencegahan dan pengobatan penyakit
serta pemberantasan hama pada benih (dapat mengacu pada referensi)!

Tidak ada metode atau teknik lain.

36
6.12. Sampling populasi dan bobot

(1) Jelaskan cara sampling benih yang anda lakukan


- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sampling panjang benih dilakukan dengan mengambil sampel sebanyak 30 ekor.


Kemudian benih dimasukan kedalam baskom yang berisikan air, benih diukur
menggunakan penggaris kemudian dikembalikan pada wadah. Untuk mengetahui
pengukuran bobot benih, wadah yang sudah diisi air ditimbang terlebih dahulu
kemudian wadah yang berisi air dan benih ditimbang kembali untuk mengetahui
berapa bobot benih.

(2) Sajikan data hasil sampling benih

(3) Dokumentasi Kegiatan

37
6.13. Sortir dan Grading

(1) Jelaskan cara sortir dan grading benih yang anda lakukan
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sorting bertujuan untuk memisahkan hasil panen yang baik dan yang jelek. Grading
bertujuan untuk mengelompokan ikan berdasarkan ukuran, jenis dan tingkat
kesegarannya. Sorting dan grading di BBPBAT Sukabumi dilakukan setelah
pemanenan benih dan pengemasan benih. Alat yang digunakan yaitu bak sortir ikan
atau gradingan nomor 3 dan 4 benih dimasukan kedalam bak sortir untuk
mengetahui seberapa banyak ukuran yang seragam. Untuk ukuran yang seragam
maka di letakan di wadah pemeliharaan, sedangkan yang lolos/tidak seragam
dipisahkan dan dimasukan kedalam kolam yang berbeda.

(2) Berapa persen benih yang lolos sortir dan grading? Jelaskan jika ada
abnormalitas hasil sortir dan grading benih!

Untuk benih ikan nila sultana mempunyai ukuran yang seragam yaitu 3-4 cm.

6.14. Pemanenan benih

(1) Benih yang dipanen


- Ukuran dan umur benih
- Kondisi benih
- Estimasi jumlah benih yang akan dipanen, jumlah pemesanan benih

38
Benih yang dipanen ukuran 3-4 cm dan siap untuk dijual kepada konsumen. Kondisi
benih yang akan dijual yaitu sehat, warna terang dan tidak cacat. Untuk pemesanan
dilakukan via online dengan sosial media seperti instagram, facebook dan bisa
datang langsung ke bagian pelayanan publik untuk membeli benih. Pemesanan
benih bisa diantarkan menggunakan mobil dari BBPBAT ataupun membawa
kendaraan pribadi. Ketika saya melakukan pengemasan rata-rata konsumen
membeli 5000-10.000 ekor benih.

(2) Jelaskan cara pemanenan benih untuk dipelihara lebih lanjut atau dijual
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sehari sebelum pemanenan ikan diberok terlebih dahulu dan hapa penampungan
sudah dipasang sore harinya, hapa yang dipasang berukuran 5 mx 5 m, pemasangan
hapa penampungan bertujuan agar menghemat waktu pada keesokan hari ketika
pemanenan berlangsung. Setelah hapa dipasang outlet yang ada didalam kolam
diganti dengan outlet yang berlubang dan sudah dilapisi dengan filter, agar ketika
penyurutan air tidak ada benih yang ikut hanyut keluar bersama air. Pemanenan
dilakukkan dengan cara menyerok benih menggunakan waring ataupun anco lalu
benih dimasukan kedalam ember yang sudah diisi air lalu disimpan kedalam hapa
penampungan di sortir menggunakan alat sortiran. Sortasi ini bertujuan untuk
memisahkan ikan berdasarkan ukuran sehingga ukuran ikan seragam. Perhitungan
benih dilakukan dengan metode volumentrik sama dengan perhitungan ketika
pemanenan larva. Pemanenan dilakukan setelah 21 masa pemeliharaan. Hasil akhir
yang didapatkan pada kegiatan pembenihan adalah benih berukuran panjang rata-
rata 3,05±0,89 cm/ekor dengan bobot rata-rata 0,21±0,03 g/ekor. Jumlah benih yang
dipanen sebanyak 50.000 ekor dengan tingkat kelangsungan hidup (SR) sebesar
66,66%.

(3) Jelaskan cara memindahkan benih dari wadah pemeliharaan benih ke wadah
penampungan benih
- Alat yang digunakan dan spesifikasinya
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu yang diperlukan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Pemanenan dilakukkan dengan cara menyerok benih menggunakan waring ataupun


anco lalu benih dimasukan kedalam ember yang sudah diisi air lalu disimpan
kedalam hapa penampungan di sortir menggunakan alat sortiran.

(4) Jelaskan cara menghitung benih


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Setelah kegiatan panen selesai berikutnya adalah menghitung hasil panen,


perhitungan dilakukan dengan cara perhitungan volumentrik dengan menggunakan
gelas ukur 100 mL. Gelas ukur diisi dengan air sebanyak 90 mL dan benih sebanyak
10 mL, setelah itu gelas ukur tersebut dituangkan ke dalam baskom yang sudah diisi

39
air sebanyak ± 3 L, lalu benih dihitung didalam baskom untuk mengetahui
kepadatan benih dalam satuan mL. Benih kembali ditakar menggunakan gelas takar
380 mL. Kepadatan benih dikalikan dengan hasil takaran yang didapat pada gelas
takar ukuran 380 mL. Benih yang dipanen pada kolam pemijahan sebanyak 50.000
ekor dari 300 ekor induk betina yang dipijahkan.

(5) Jelaskan cara sortasi dan grading benih


- Alat yang digunakan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Teknik yang digunakan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya
- Sajikan data hasil sortasi dan grading: Grade A = ....ekor (%), Grade B = ... ekor (%) dan Grade C =
.... ekor (%), dan BS = ....ekor (%).

Pemanenan dilakukkan dengan cara menyerok benih menggunakan waring ataupun


anco lalu benih dimasukan kedalam ember yang sudah diisi air lalu disimpan
kedalam hapa penampungan di sortir menggunakan alat sortiran.

(6) Dokumentasi Kegiatan

40
BORANG 6. TRANSPORTASI BENIH

I. Pengertian dan tujuan

Transportasi benih adalah pengangkutan benih dalam keadaan hidup (live fish
transportation) dari lokasi pembenihan ke lokasi konsumen. Indikator kinerja
kegiatan/proses ini adalah: (1) tingkat kelangsungan hidup benih dan (2) kondisi
ikan setelah sampai lokasi konsumen. Terdapat 2 jenis pengangkutan benih: (1)
pengangkutan terbuka, dan (2) pengangkutan tertutup.

II. Wadah, bahan dan peralatan pengangkutan benih

2.1. Pengangkutan tertutup


No. Wadah, Spesifikasi Ukurana) Jumlah Harga Fungsi
bahan (unit) (Rp/unit)
dan
peralatan
1 Plastik Plastik kemas 50 cm x 85 cm Kepadatan 18.000 Untuk
kemas dibuat dengan cara dengan tebal untuk satu pengepakan
mengikat ujung 0,1 mm. kantong benih.
plastik yang sudah plastik kemas
dirangkap dua dengan lama
menggunakan pengiriman
karet. 1-4 jam
adalah 200
ekor L-1
2 Larutan Pembuatan larutan Satu bungkus 20.000 Penggunaan
elbayou elbayou diawali elbayou elbayou pada
dengan mempunyai proses
menghitung berat bersih 5 pengepakan agar
jumlah kantong g dan dapat ikan yang saling
yang akan digunakan bergesekan antara
digunakan terlebih untuk 250 satu
dahulu. Satu plastik denganlainnya
bungkus elbayou kemas. pada saat
mempunyai berat pengiriman tidak
bersih 5 g dan akan terinfeksi
dapat digunakan bakteri yang
untuk 250 plastik berasal dari air.
kemas. Plastik Dan sebagai anti
kemas diisi air stress.
dengan volume air
5 L
perkantongnya,
dan ditambahkan
larutan elbayou
dengan konsentrasi
20 mg L-1
3 Karet Karet gelang 15.000 Karet gelang
gelang digunakan untuk digunakan untuk
mengikat ujung mengikat ujung
plastik. Dan untuk plastik. Dan untuk
pengikatan setelah pengikatan setelah
diberi oksigen. diberi oksigen.
4 Air dan Setelah ikan Tabung 1.500.000 Tabung oksigen

41
tabung dimasukan pada oksigen berfungsi sebagai
oksigen plastik kemas. dilengkapi penambah
Kemudian diberi selang oksigen ketika
oksigen, sepanjang 1 kegiatan
perbandingan air m, selang pengemasan ikan
dan oksigen yaitu berfungsi berlangsung.
1:2 untuk
mempermudah
oksigen masuk
kealam plastik
pada saat
pengemasan
ikan.
Kapasitas satu
oksigen adalah
±6000 L
dengan
kapasitas 6000
L dapat
memenuhi ±
500 kantong
plastik
packing
berukuran 50
cm x 85 cm.
5 Mobil bak Proses Jumlah mobil 80.000.000 Digunakan untuk
terbuka pengangkutan 1 pengangkutan
benih benih.
menggunakan
sistem
pengangkutan
tertutup.
a) Panjang, lebar, tinggi, volume, dosis dan sebagainya

III. Benih yang diangkut


No. Asal Beniha) Ukuranb) Jumlah Harga Padat Pengangkutan Tujuan
(ekor) (Rp/ekor) (ekor/L)
1 BBPBAT 3-4 cm 1000 130,00 Kepadatan untuk satu Pengiriman
Sukabumi kantong plastik kemas benih
dengan lama pengiriman dilakukan
1-4 jam adalah 200 ekor ketika ada
L-1. Untuk pengiriman 4- konsumen
8 jam kepadatannya 100 membeli
ekor L-1. Dan untuk lama benih
pengiriman 8-12 jam ataupun
kepadatannya 50 ekor L- dibagikan
1.
Perhitungan benih ke desa-
dilakukan dengan cara desa.
volumentrik
menggunakan alat
takaran khusu. Benih
dihitung terlebih dahulu
samapi 1000 ekor lalu
dimaskan kedalam
takaran khusus yang
dapat diatur volumenya,
setelah pas ikan akan

42
dimasukan kedalam
plastik kemas yang
sudah diisi air dan
larutan elbayou.
a) Tahap atau siklus produksi, unit hatchery dan sebagainya
b) Satuan cm atau inci

IV. Alokasi waktu kegiatan transportasi benih

Kegiatan transportasi benih mencakup: (1) penyiapan wadah, bahan dan peralatan
pengangkutan, (2) penyiapan benih, (3) pengepakan benih, (4) pengangkutan dan
(5) pengamatan benih.
No. Kegiatana) Lama waktu Frekuensi Total waktu Keteranganb)
(jam) (kali) (jam)
1 Penyiapan wadah, bahan dan 4 3 12 11/01/2023
peralatan pengangkutan 15/01/2023
6/02/2023
2 Penyiapan benih 2 3 6 10/01/2023
14/01/2023
5/02/2023
3 Pengepakan benih 4 3 12 11/01/2023
15/01/2023
6/01/2023
4 Pengangkutan benih 2 3 6 11/01/2023
15/01/2023
6/02/2023
5 Pengamatan benih 1 3 3 11/01/2023
15/01/2023
6/02/2023
Jumlah 13 15 39
a) Kegiatan:
- Termasuk penyiapan air media pengangkutan dan obat-obatan sehingga siap digunakan
- Penyiapan benih sejak penangkapan hingga pemberokan benih
- Pengepakan benih dimulai sejak mengisi air media pengangkutan, penangkapan benih, pemasukan
benih ke dalam wadah, pengisian oksigen dan penutupan kantong (untuk pengangkutan tertutup),
penempatan kantong ke dalam boks (bila ada pada pengangkutan tertutup)
- Pengangkutan benih dimulai sejak penempatan dalam moda angkutan
- Pengamatan benih dilakukan selama pengangkutan untuk memonitor kondisi benih dan mengambil
tindakan percegahan/perbaikan
b) Beri keterangan tanggal dilakukan selama masa Prakerin Pembenihan. Bila dilakukan dengan frekuensi
lebih dari 1 kali, tuliskan semua tanggal dimana kegiatan tersebut dilakukan. Oleh karena itu pencatatan
pada Jurnal Harian harus dilakukan dengan disiplin dan seksama.

V. Uraian kegiatan transportasi benih

5.1. Penyiapan wadah, bahan dan peralatan transportasi benih

(1) Jelaskan penyiapan wadah transportasi benih


- Jenis wadah: kantong plastik, tangki pengangkutan
- Jumlah, ukuran dan spesifikasi (bahan, ketebalan dan sebagainya)
- Cara penyiapan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasi

Wadah yang disiapkan yaitu kantong plastik berukuran 50 cm x 85 cm dengan


ketebalan 0,1 mm. Kemudian karet gelang, karet gelang digunakan untuk mengikat
ujung plastik. Dan untuk pengikatan plastik kemas setelah diberi oksigen.

(2) Jelaskan penyiapan bahan untuk transportasi benih


- Jenis bahan: anestesi (MS222 misalnya), amoniak removal, antikoagulan, sumber karbohidrat,

43
stabilizer suhu dan sebagainya
- Dosis atau volume dan spesifikasi (bahan aktif, warna, bau dan sebagainya)
- Cara penyiapan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasi

Bahan yang perlu disiapkan yaitu benih yang sudah diberok selama 24 jam, larutan
elbayou satu bungkus lartan elbayou mempunyai berat bersih 5 g yang dapat
digunakan untuk 250 plastik kemas.

(3) Jelaskan penyiapan peralatan tranportasi benih


- Jenis peralatan: tabung oksigen, boks styrofoam, dan sebagainya
- Jumlah dan spesifikasi (bahan, ketebalan dan sebagainya)
- Cara penyiapan
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasi

Peralatan untuk transportasi benih ada tabung oksigen yang berfungsi sebagai
penambah oksigen ketika kegiatan pengemasan ikan berlangsung. Tabung oksigen
dilengkapi dengan selang sepanjang 1 m, selang ini berfungsi untuk mempermudah
oksigen masuk kedalam plastik pada saat pengemasan ikan.

(4) Dokumentasi Kegiatan

5.2.Penyiapan benih

(1) Jelaskan cara menangkap benih dari wadah pemeliharaan untuk diangkut
- Waktu penangkapan
- Alat penangkap benih
- Jumlah benih yang ditangkap
- Masalah teknis yang dihadapi dan solusinya

Pemanenan dilakukan dengan cara menyerok benih menggunakan waring ataupun


anco. Lalu benih yang ada didalamnya diambil menggunakan sabetan alumunium.
Kemudian benih dimasukan kedalam ember yang sudah diisi air dan disimpan
kedalam hapa penampungan. Benih yang sudah terkumpul di hapa penampungan di
sortir menggunakan alat sortiran.

(2) Jelaskan cara pemberokan benih yang anda lakukan


- Wadah pemberokan: ukuran (dimensi), jumlah, bahan, sistem pengairan, sistem pengaerasian dan

44
sebagainya
- Kepadatan dan lama pemberokan
- Teknik pemberokan (terkait dengan debit, suhu dan pemberian pakan)
- Masalah yang dihadapi dan cara mengatasinya

Sebelum dikemas, benih diberok terlebih dahulu. Benih diberok selama 24 jam
dengan cara disimpan didalam bak penampungan dan tidak diberi pakan dengan
tujuan agar pada saat pengiriman julah feses yang keluar tidak banyak dan
mengurangi metabolisme benih.

(3) Jelaskan kriteria benih yang siap diangkut.

Benih yang siap diangkut yaitu benih yang sehat, tidak ada abnormalitas, agresif.

(4) Dokumentasi Kegiatan

5.3.Pengepakan benih

(1) Jelaskan cara pengisian media pengangkutan benih


- Sumber air dan perlakuan sebelum digunakan
- Volume air yang dimasukan dan rasionya terhadap volume oksigen (pada pengangkutan tertutup)
- Cara memasukan air ke dalam wadah pengangkutan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan

45
- Masalah yang dihadapi dan solusinya

Ikan dimasukan kedalam plastik kemas yang sudah diisi air dan larutan elbayou.
Kemudian setelah ikan dimasukan kedalam plastik kemas, oksigen ditambahkan
dengan perbandingan air dan oksigen 1:2. Selanjutnya kantong plastik kemas diikat
kencang menggunakan karet gelang. Tenaga kerja yang terlibat yaitu 6 mahasiswa
pkl dan 5 pekerja/teknisi.

(2) Jelaskan cara menangkap benih dari wadah pemberokan dan memasukan ke
dalam wadah pengangkutan
- Alat yang digunakan untuk menangkap benih
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Teknik yang digunakan
= Apakah dilakukan aklimatisasi benih terhadap media pengangkutan? Bagaimana caranya
= Bagaimana cara menghitung benih untuk diangkut
- Lama waktu pengerjaan
- Masalah yang dihadapi dan solusinya

Benih diserok menggunakan waring dan diambil menggunakan sabetan alumunium.


Kemudian benih dihitung terlebih dahulu sampai 1000 ekor lalu dimasukan kedalam
takaran khusus yang dapat diketahui volumenya. Setelah mendapat takaran pas, ikan
dimasukan kedalam plastik kemas yang sudah diisi air dan larutan elbayou.

(3) Jelaskan cara pengisian oksigen ke dalam wadah pengangkutan sistem


tertutup
- Sumber dan volume oksigen
- Cara pengisian ke dalam kantong
- Lama waktu pengerjaan

Pebandingan oksigen dan air yaitu 1:2. Tabung oksigen dilengkapi dengan selang
sepanjang 1m, selang ini berfungsi untuk mempermudah oksigen masuk kedalam
plastik pada saat pengemasan ikan. Kapasitas satu tabung oksigen adalah ± 6000 L,
dengan kapasitas 6000 L dapat memenuhi ± 500 kantong plastik packing berukuran
50 cm x 85 cm.

(4) Jelaskan cara pengikatan kantong pengangkutan sistem tertutup


- Alat/bahan pengikat dan jumlahnya
- Cara pengikatan kantong
- Lama waktu untuk pengerjaan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Masalah yang dihadapi dan solusinya

Pengikatan kantong menggunakan karet. Plastik kemas dibuat dengan cara mengikat
ujung plastik yang sudah dirangkap dua dengan menggunakan karet.

(5) Jelaskan cara penempatan kantong plastik yang telah berisi ikan, air dan
oksigen ke dalam boks styrofoan pada pengangkutan sistem tertutup
- Ukuran boks styrofoam
- Jumlah kantong pada setiap boks styrofoam
- Posisi kantong di dalam boks styrofoam
- Cara penutupan boks styrofoam
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Masalah yang dihadapi dan solusinya.

Setiap tumpukan plastik kemas disekat menggunakan papan kayu untuk menahan
plastik agar tidak menumpuk dan tertekan sehingga dapat meminimalisir terjadinya
kebocoran atau pecah.

46
(6) Dokumentasi Kegiatan

5.4.Pengangkutan benih dan pengamatan selama pengangkutan

(1) Jelaskan cara pengangkutan benih


- Moda angkutan yang digunakan
- Sarana angkutan darat yang digunakan
- Kapasitas pengangkutan sarana angkutan tersebut
- Cara penempatan wadah pengangkutan di dalam sarana angkutan
- Jumlah tenaga kerja yang terlibat
- Lama waktu pengerjaan
- Masalah yang dihadapi dan solusinya

Pengangkutan benih dilakukan dengan pengangkutan tertutup dengan mobil bak


terbuka yang dilengkapi dengan besi penahan pada bagian samping serta sekat pada
setiap tingkatnya. Sehingga plastik kemas ikan dapat ditumpuk menjadi dua atau tiga
tingkat.

(2) Jelaskan cara pengamatan benih selama pengangkutan


- Apa yang diamati
- Cara pengamatan
- Tindakan yang dilakukan ketika mendapatkan ketidaksesuaian/ketidaknormalan pada ikan yang diangkut
dan air pengangkutan
= ikan megap-megap
= ikan lemas, tidak lincah bahkan gerakan dan posisinya tidak normal
= air keruh, air memutih
= ikan mati

Ketika akan dikirim, benih diberi larutan elbayou terlebih dahulu agar tidak stress.
Pengamatan yang saya lakukan ketika benih di angkut kedalam mobil, benih
tergolong lincah pergerakannya.

(3) Dokumentasi Kegiatan

47
BORANG 8. MANAJEMEN PEMBENIHAN

I. Tujuan dan pengertian

Dalam menjalankan produksi (bisnis) guna menghasilkan benih sesuai yang


direncanakan, perusahaan menerapkan suatu sistem manajemen. Sistem tersebut
berupa pengaturan sumber daya (keuangan, sarana, prasarana termasuk SDM)
dalam mencapai tujuan perusahaan melalui kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan kontrol. Sistem manajemen yang baik akan
menguntungkan perusahaan berupa peningkatan produksi atau laba. Indikator
sistem manajemen yang baik yaitu tercapainya tujuan perusahaan dengan
memanfaatkan sumberdaya secara efektif dan efisien.

II. Wewenang

(1) Jelaskan siapa yang berwenang menentukan setiap kegiatan dalam


pembenihan, sejak pemeliharaan induk, pemijahan induk, penetasan telur,
pemeliharaan larva, pemeliharaan benih, transportasi benih hingga kultur
pakan alami? (siapa dan wewenangnya seperti apa)
- Pemilik
- Manajer
- Kepala Bagian
- Teknisi
- Lainnya

Yang berwewenang menentukan setiap kegiatan dalam pembenihan adalah kepala


bagian. Yaitu pokja ikan nila sultana dan gurami.

(2) Gambarkan struktur organisasi dalam manajemen pembenihan

48
III. Perencanaan Produksi

(1) Jelaskan bagaimana cara menentukan target produksi (per siklus atau per
tahun) di lokasi Prakerin! Sebutkan berapa target produksinya dan siapa yang
bertanggung jawab dalam menentukan target produksi?

Cara menentukan target produksi yaitu dengan megetahui seberapa permintaan


konsumen membeli benih ataupun calon induk ikan nila sultana di BBPBAT. Target
produksi ikan nila selama satu tahun adalah 11 siklus pemeliharaan dengan target
produksi sebesar 3.000.000.

(2) Jelaskan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan untuk meningkatkan


penjualan!

Pemasaran dilakukan oleh pihak Balai dengan melalui medias sosial, kperasi dan
personal selting. Transaksi dilakukan dengan cara pembeli mendatangi langsung ke
bagian pelayanan publik di Balai atau menelponnya, setelah itu pembeli akan
diberikan nomor rekening atau virtual account Balai untuk melakukan pembayaran.
Setelah itu pembeli dapat mengangkut benih sendiri menggunakan kendaraan pribadi
atau bisa menggunakan kendaraan Balai. Pengiriman benih keluar daerah
menggunakan mobil bak terbuka milik balai dapat dikenakan biaya tambahan.

IV.Pengorganisasian Sumber Daya Manusia

(1) Jelaskan secara rinci fungsi/peran dan tugas dari setiap bagian dalam
organisasi pada kegiatan produksi?

No Jabatan Fungsi/peran Rincian tugas


1 Pemimpin Memimpin perusahaan, Memimpin perusahaan,
memberi tugas. membuat aturan perusahaan,

49
bertanggun jawab dalam
perusahaan,melakukan evaluasi,
melakukan keputusan.
2 Manajer Memberi arahan. Memberi arahan kepada
karyawan, menjadwalkan
kegiatan.
3 Kepala bagian Melaksanakan arahan Melakukan pengawasan,
manager. membuat laporan kegiatan.
4 Teknisi Menjalankan kegiatan. Memastikan sarana prasarana
tersedia, menjalankan kegiatan
sesuai arahan.

V. Monitoring dan Evaluasi

(1) Menurut pendapat anda, apakah sistem manajemen yang diterapkan di lokasi
Prakerin telah dijalankan dengan baik, efektif dan efisien?

Menurut saya pada bagian pokja ikan nila sultana dan gurami sistem manajemen
yang diterapkan sudah baik dengan kegiatan dan alur produksi. Hanya saja
pegawai/teknisi sering kali tidak menjawab ketika saya bertanya terkait nila sultana.
Dan ada beberapa pegawai yang tutur bahasanya sangat tidak etis. Untuk kedepannya
sebaiknya SDM ditingkatkan lagi dan bisa meghargai sesama.

50
BORANG 9. ANALISIS USAHA

I. Analisis usaha per tahun


Jumlah induk jantan yang digunakan sebanyak 100 ekor betina 300 ekor. Dengan
bobot induk betina 400 g dan jantan 800 g, perbandingan sex ratio 1:3
Survival Rate Larva = 85.4%
Survival Rate Benih = 66.66%

1.1. Investasi
Jenis Spesifikasi Jum Harga satuan Umur teknis Biaya penyusutan
No. lah (Rp.unit) (tahun)
1 Kolam 25 m x 14 m x 1 10.000.000 10 900.000,00
pemeliharaan 1,5 m
2 Kolam 5mx5m 1 200.000 10 18.000,00
penampungan
3 Tabung oksigen Tinggi 1,5 m 1 1.500.000 10 135.000,00
bobot 80 kg
4 Pompa air SHIMIZU PC- 1 1.400.000 7 173.571,00
260 BIT 250
WATT, JET
PUMP
5 Lambit Berdiamter 30 5 50.000 2 106.875,00
cm
6 Gudang pakan 4mx5m 1 8.250.000 10 742.500,00

7 Tandon Kapasitas 2000 1 2.500.000 10 225.000,00


L
8 Kantor 4mx5m 1 8.250.000 10 742.500,00

9 Sepeda motor 200 cc 1 20.000.0000 10 1.800.000,00


viar
10 Scoopnet 40 cm x 25 cm 1 20.000 1 19.000,00
11 Timbangan Maks kapasitas 5 1 500.000 5 19.000,00
digital kg
12 Karet 5 20.000 3 12.666,67
13 Wiper Volume 50 L 5 90.000 2 213.750,00
14 Ember Maks 50 kg 1 120.000 5
22.800,00
Timbangan
15 gantung - 2 25.000 3 15.833,33
16 Sabetan Pick up 1 80.000.000 10
7.200.000
17 Mobil pick up
Alat sortir Ukuran 1, 3 dan 3 50.000 5 28.500,00
18 5 1 10.000 5
1.900,00
19 Saringan inlet 1,5 x 3 m 2 500.000 5
Hapa 5mx5mx1m 190.00,00
20 3 25.000 3
23.750,00
21 Jolang plastik - 1 100.000 7
Pipa paralon 6 inci 12.857,14
22 1 7000 1
6.650,00
23 Gayung 1,4 L 4 30.000 1
Lampu 18 watt 114.000,00
24 1 25.000 1
23.750,00
Baskom -

51
135.937.000,00
Total
Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.2. Biaya tetap


No. Jenis Spesifikasi Jumlah Harga satuan Jumlah (Rp)
(Rp/unit)
1 Penyusutan - 15.531.698,57 15.531.698,57
2 Pakan induk 57,6 karung 225.000,00 155.520.00,00
3 PBB 2765 m2 1.403.750,00 16.845.000,00
4 Gaji tenaga kerja 2 orang 2.000.000 48.000.000
5 Listrik 25,92 kWh 1.114,75 155.520.000,00
6 Biaya perawatan 776.585,93 9.319.020,15

Total 245.562.446,44
Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.3. Biaya Variabel


No. Jenis Spesifikasi Jumlah Harga satuan Jumlah (Rp)
(Rp/unit)
1 Elbayou 1,1 pcs 60.000,00 5.689.200,00
2 Oksigen 0,5 tabung/siklus 80.000,00 440.000,00
3 Kantong plastik 30,6 pack/siklus 18.000,00 6.058.800,00
4 Karet 0,69 pack/siklus 6000,00 45.540,00
5 Bahan bakar 2,2 L/siklus 6.450,00 156.090,00
6 Kapur 2,3 karung/siklus 75.000,00 1.897.500,00
7 Pakan benih 8,62 karung/siklus 60.000,00 5.689.200,00
8 Pupuk 27 karung/siklus 30.000,00 8.910.000,00

Total 24.439.130,00
Berdasarkan tabel sebelumnya pada setiap kegiatan pembenihan

1.4.Produksi benih

(1) Hitunglah produksi (ekor) dan nilai produksi (Rp) benih per siklus. Nilai
produksi diperoleh dengan cara mengalikan produksi (ekor) dengan harga jual
benih per ekor

Produksi benih : 50.000 ekor x Rp. 130,00 = 6.500.000,00

(2) Hitunglah produksi (ekor) dan nilai produksi (Rp) benih per tahun dengan cara
mengalikan produksi dan nilai produksi per siklus tersebut di atas dengan
jumlah siklus produksi per tahun

50.000 ekor x Rp 130,00 x 11 (Siklus 1 tahun) = 71.500.00,00

1.5.Analisis Usaha

52
Hitunglah parameter analisis usaha pembenihan berikut :
(1) Pendapatan

Penerimaan = Harga jual /ekor × Jumlah produksi


= Rp130,00/ekor × 3.036.000 ekor
= Rp394.680.000,00
Sehingga total penerimaan yang didapatkan dari pembenihan ikan nila sultana
selama 1 tahun adalah Rp 394.680.000,00.

(2) Keuntungan

Keuntungan = Penerimaan Total – Biaya Total


= Rp394.680.000,00 – Rp269.001.576,44
= Rp125.678.423,56
Sehingga keuntungan yang diperoleh dari pembenihan ikan nila sultana adalah
Rp125.678.423,56

(3) Harga Pokok Produksi

HPP ikan nila sultana = Biaya Total (TC)


Total produksi (ekor)
= Rp269.001.576,44
3.036.000 ekor
= Rp89,00/ekor
Sehingga dapat diketahui bahwa HPP pada benih ikan nila sultana ukuran 3-4 cm
sebesar Rp89,00/ekor.

(4) Break Even Point (unit)

(5) Break Even Point (rupiah)

53
(6) R/C Ratio

R/C ratio = Penerimaan


Biaya Total
= Rp 394.680.000,00
Rp 269.001.576,44
=1,4

(7) Payback Periode

PP = __Biaya investasi__
Keuntungan
= Rp140.669.000,00
Rp125.678.423,56
= 1,12 tahun

54
PEMBAHASAN
Pembahasan mencakup seluruh kegiatan pembenihan baik aspek teknis maupun manajemen. Perhatikan indikator
kinerja dari masing-masing kegiatan/proses (bandingkan dengan referensi), teknik dan teknis kegiatan
pembenihan (bandingkan dengan referensi), serta kendala yang dihadapi dan alternatif solusinya. Pembahasan
didukung oleh referensi yang memadai, relevan dan terbaru. Halaman pembahasan tidak dibatasi, disesuaikan
dengan kebutuhan.

Ikan nila strain sultana Oreochromis niloticus merupakan singkatan dari


(Seleksi Unggul Salabintana). Nila strain sultana dikembangkan BBPBAT Sukabumi
sejak tahun 2001 lalu, kemudian varietas nila ini mendapat pengakuan dari KKP
dengan keluarnya Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.28/MEN/2012 tentang pelepasan ikan nila strain sultana pada 7 juni 2012 (KKP
2012). Ikan nila ini memiliki beberapa keunggulan dari nila-nila lainnya seperti daya
tahan tubuh yang bagus, telurnya yang lebih banyak dan pertumbuhannya yang
cukup cepat. Kegiatan pembenihan ikan nila dilakukan pada satu kolam yang sama
dengan kolam pemijahan dengan pengambilan larva ikan nila dari hasil perkawinan
yang dilakukan secara koloni atau masal secara alami, pengambilan larva ikan nila
dengan mengunakan seser halus dan dipindahkan ke kolam pemeliharaan benih ikan
nila (Arifin et al. 2016).
Balai Besar Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, Jawa Barat terletak
di Jalan Raya Selabintana NO. 37, Kota Sukabumi. Pemilihan lokasi praktik kerja
industri (PRAKERIN) ini didasari pada pertimbangan bahwa BBPBAT Sukabumi
masih produktif dalam produksi ikan nila sultana. Keunggulan dari ikan ini adalah
tahan terhadap bakteri Streptococcus agalactiae, fekunditas 1000–2000 butir/kg
bobot induk, derajat penetasan > 80%, pertumbuhan lebih cepat 4–6% dari ikan nila
jenis lainnya, feed convertion ratio (FCR) 1,0–1,4, sintasan 70–80%, dapat hidup
direntang suhu yang cukup luas yaitu 22,7–28,5 °C dan pH mulai dari 6–9,41 (KKP
2012). Praktik kerja industri (PRAKERIN) dilaksanakan selama 35 hari. Kegiatan
dimulai pada tanggal 9 Januari sampai dengan tanggal 12 Februari 2023.
Menurut Arifin (2016) ikan nila sultana Oreochromis niloticus merupakan hasil
penelitian selama kurang lebih 10 tahun sejak 2001. Dan merupakan hasil persilangan
10 varietas nila unggul seperti nila GIFT, JICA, gesit putih dan beberapa nila unggul
lainnya. Nila Genetic Improvement of Farmed Tilapia (GIFT) adalah hasil
persilangan dari 8 varietas ikan nila dari beberapa negara di dunia yaitu (Kenya,
Israel, Senegal, Ghana, Singapura, Thailand, Mesir, dan Taiwan). Sedangkan nila
Japan for International Cooperation Agency (JICA) adalah hasil rekayasa genetis
yang dilakukan oleh Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi dan Japan for
International Cooperation Agency (JICA), sebuah lembaga donor dari Jepang.
Dibandingkan GIFT, pertumbuhan JICA lebih cepat 20%, adapun nila gesit yaitu
kepanjangan dari Genetically Supermale Indonesian Tilapia merupakan jenis
unggulan superjantan. Mengapa disebut super jantan, karena 98−100% telur yang
dihasilkannya berjenis kelamin jantan
Kegiatan pembenihan ikan nila sultana meliputi pemeliharaan induk, pemijahan
induk, pemeliharaan larva, serta pengemasan dan transportasi benih. Kriteria induk
nila sultana yang dipijahkan adalah tidak sakit, tingkah laku normal, tidak cacat, dan
tidak ada parasit yang menempel pada tubuhnya. Induk betina yang digunakan untuk
pemijahan adalah yang memiliki bobot minimal 400 g dengan umur minimal 10
bulan, sedangkan induk jantan memiliki bobot minimal 800 g dengan umur minimal

55
12 bulan. Induk jantan dan betina ditebar di kolam pemijahan yang sudah siap
digunakan dengan ukuran 26 m x 14 m x 1,5 m dengan ketinggian air 0,58 m.
Perbandingan antara induk jantan dengan betina adalah 1:3. Pemijahan dilakukan
dengan metode alami secara masal. Jumlah induk jantan yang ditebar adalah 100 ekor
dan betina 300 ekor, sehingga padat tebar dalam kolam pemijahan adalah 1 ekor/m2.
Pada saat proses pemijahan, induk diberi pakan jenis pelet apung dengan merek
dagang Hi-Pro-Vite 781-2 yang berdiameter 3 mm, pakan buatan ini memiliki
kandungan protein 31–33%, lemak 4–6%, serat 3–5% dan kadar air 9–10% . Pakan
disebar dengan cepat agar induk mendapatkan pakan secara merata. Frekuensi
pemberian pakan 2 kali/hari pada pagi hari pukul 07.00–08.00 WIB dan sore hari
pukul 15.00–16.00 WIB dengan feeding rate (FR) sebesar 2% dari biomassa sehingga
dalam sehari induk diberi pakan sebanyak 4,8 kg.
Setelah 21 hari induk dipijahkan, kegiatan selanjutnya adalah pemanenan larva.
Pemanenan dilakukan dengan cara menyurutkan air pada wadah pemijahan hingga
setinggi kobakan, lalu larva diserok menggunakan scoopnet panjang lalu dimasukan
ke dalam baskom yang sudah diisi air sebanyak ± 3 L. Larva yang ada di baskom
tersebut dipindahkan kedalam hapa penampungan yang sudah disiapkan. Setelah
kegiatan panen selesai, larva dihitung secara volumentrik yaitu dengan menggunakan
gelas ukur 100 mL. Gelas ukur diisi dengan air sebanyak 90 mL dan larva sebanyak
10 mL, setelah itu gelas ukur tersebut dituangkan ke dalam baskom yang sudah diisi
air sebanyak ± 3 L, lalu larva dihitung didalam baskom untuk mengetahui kepadatan
larva dalam satuan mL. Larva kembali ditakar menggunakan gelas takar 380 mL
kepadatan larva dikalikan dengan hasil takaran yang didapat pada gelas takar ukuran
380 mL. Larva nila sultana yang dipanen pada kolam pemijahan sebanyak 105.300
ekor dari 300 induk betina yang dipijahkan.
Proses pemeliharaan larva dimulai dengan persiapan wadah pendederan yang
mempunyai ukuran sebesar 48 m 40 m 1,60 m, proses ini meliputi pengeringan
kolam selama 1–5 hari, pengapuran menggunakan kapur tohor dengan dosis 0,05
kg/m2, pemupukan menggunakan pupuk dari kotoran puyuh dengan dosis 0,5 kg/m2,
pemasangan saringan inlet dan outlet serta pengisian air. Jumlah larva yang ditebar
adalah 75.000 ekor dengan padat tebar 39,4 ekor/m2. Pengukuran awal yang
dilakukan pada saat penebaran didapatkan panjang rata-rata 0,89±0,26 cm/ekor dan
bobot rata-rata sebesar 0,04±0,03 g/ekor. Benih dipanen setelah 21 hari
pemeliharaan. Pada kegiatan panen pembenihan didapatkan hasil sebanyak 50.000
ekor dengan bobot rata-rata akhir 0,21±0,14 g/ekor dan panjang rata-rata 0,89±0,26
cm/ekor, sintasan sebesar 66,66%, laju pertumbuhan spesifik (LPS) 2% dan laju
pertumbuhan harian (LPH) 0,3 g/hari.
Pada tahap pendederan 1, benih diberi pakan tepung komersial dengan merk
dagang Hi-Pro-Vite PS-P berukuran 0,29 mm dengan kadar protein pakan 37%,
lemak 2%, serat 3% dan kadar air 12%. Frekuensi pemberian pakan dilakukan 2
kali/hari, yaitu pada pagi hari pukul 07.00–08.00 WIB dan sore hari pukul 15.00–
16.00 WIB. Dengan dosis pemberian pakan sebanyak 30% dari biomassa, sehingga
pakan yang diperlukan untuk larva sebanyak 4,1 kg/hari. Cara pemberian pakan
dikolam pendederan I adalah dengan mengelilingi kolam searah dengan arah angin
sambil memberi pakan tersebut agar dapat tersebar ke semua sisi kolam, pakan
ditebar searah dengan arah angin bertujuan supaya pakan tidak terbuang sia-sia.
Kegiatan pembenihan di BBPBAT Sukabumi dapat memproduksi benih
sebanyak 50.000 ekor/siklus, dalam 1 tahun ada 11 siklus pembenihan dengan lama

56
waktu pemeliharaan benih 21 hari sehingga produksi total sebanyak 3.036.000
ekor/tahun dengan harga jual Rp130,00/ekor. Selama 1 tahun kegiatan pembenihan
ini dapat menghabiskan biaya produksi Rp269.001.576,44 dan menerima keuntungan
sebesar Rp125.678.423,56. R/C ratio dalam kegiatan pembenihan ini adalah 1,4 dan
payback period (PP) selama 1,12 tahun.

57
SIMPULAN DAN SARAN

I. Simpulan
Tuliskan simpulan dari keseluruhan isi borang dan menjawab tujuan dari kegiatan Prakerin

Tujuan dari kegiatan Prakerin adalah untuk menambah pengalaman, menambah ilmu dan
mengetahui kegiatan di dunia kerja/lapang. Kegiatan Prakerin yang saya lakukan dapat
menambah wawasan, relasi dan pengalaman bagi saya serta keterampilan di bidang
perikanan.

II. Saran
Tuliskan saran yang dapat diberikan untuk peningkatan dan atau efisiensi produksi di lokasi Prakerin

Saran untuk Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi
sebaiknya pengecekan kualitas air seperti suhu, DO, pH dan amonia dilakukan secara
rutin atau satu minggu sekali, sehingga jika ada kematian ikan nila sultana dapat
diatasi dan diketahui penyebabnya dan dapat segera diatasi permasalahannya.
Adapun SDM dari pekerja/pegawai ikan nila sultana yang jika bertutur kata sangat
tidak etis sebaiknya perlu menghargai sesama jenis dan tidak melakukan hal senonoh.

58
LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta lokasi Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT)
Sukabumi, Jawa Barat (Google maps)

59
60
61

Anda mungkin juga menyukai