Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH FAKTOR RASIONAL, POLITIK DAN SOSIO-KULTUR

ORGANISASI TERHADAP PEMANFAATAN INFORMASI KINERJA


INSTANSI DAERAH. STUDI KASUS PEMDA XYZ

Disusun oleh :
Nama : Yosep Ijie
Nim : 2162201027

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


BUKIT ZAITUN
SORONG PAPUA BARAT DAYA
TAHUN 2024
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Pengukuran kinerja instansi pemerintah dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas,
transparansi, pengelolaan organisasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Informasi kinerja yang dihasilkan oleh suatu sistem pengukuran kinerja ditujukan untuk
keperluan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap organisasi, yaitu stakeholder
internal maupun eksternal. Namun, tujuan utama pengukuran kinerja instansi adalah
untuk memperbaiki pengambilan keputusan internal serta alokasi sumber daya. Sistem
pengukuran kinerja menjadi tidak berguna sama sekali apabila informasi kinerja yang
dihasilkan tidak dimanfaatkan dalam memperbaiki pengambilan Keputusan.

Proses pemanfaatan (Utilization process) merupakan suatu proses perubahan dan proses
keperilakuan dalam pengambilan keputusan yang meliputi tahap-tahap adopsi dan
implementasi (Beyer dan Trice,1982; Cronbach,dkk,1980; Stehr,1992; Julnes dan
Holzer,2001). Pada kedua tahap pemanfaatan informasi kinerja, organisasi tidak boleh
hanya mempertimbangkan faktor-faktor rasional, yaitu ketentuan eksternal dan internal,
ketersediaan sumberdaya, orientasi pada tujuan, informasi yang dapat meningkatkan
keahlian, namun juga mempertimbangkan pengaruh lingkungan politik, baik kelompok
internal organisasi maupun kelompok eksternal serta pengaruh kultur organisasi. Dengan
mengakui pengaruh faktor-faktor politik dan kultur organisasi disamping faktor-faktor
rasional, maka ukuran kinerja yang dirancang dan diadopsi akan dapat dimanfaatkan
dalam memperbaiki pengambilan keputusan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Pengaruh Faktor Rasional, politik dan Sosio-Kultur Organisasi Terhadap Pemanfaatan
Informasi Kinerja Instansi Daerah Studi kasus pemda xyz

1.3 TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui Pengaruh Faktor Rasional, politik dan Sosio-Kultur Organisasi
dapat dimanfaatan sebagai Informasi Kinerja Instansi Daerah Studi kasus pemda xyz

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN


BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
BAB III METODOLOGI PENELI
3.1 Jenis Penelitian
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
3.3. Sumber Data Penelitian
3.3.1.Sumber Data Primer
3.3.2. Sumber Data Sekunder
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 PEMANFAATAN INFORMASI
Proses pemanfaatan (Utilization process) merupakan suatu prosesperubahan dan proses
keperilakuan dalam pengambilan keputusan yang meliputi tahap-tahap adopsi dan
implementasi. Pemanfaatan informasi kinerja juga dapat dibagi dalam dua tahap tersebut,
yaitu tahap adopsi dan tahap implementasi hasil pengukuran kinerja. Tahap adopsi ukuran
kinerja merupakan tahap pengembangan ukuran-ukuran kinerja, yaitu pengembangan
ukuran-ukuran kinerja input, output, outcome dan efisiensi dengan mempertimbangkan
kapasitas dan sumberdaya yangada di organisasi. Tahap implementasi merupakan tahap
menggunakan ukuran kinerja untuk perencanaan strategis, perencanaan kinerja alokasi
anggaran, pemantauan, evaluasi dan pelaporan (Sihaloho, 2010: 778)

2.2 FAKTOR RASIONAL


Faktor rasional lainnya adalah ketersediaan sumberdaya yang dikhususkan untuk
pengukuran kinerja. Apabila terdapat sumberdaya, yaitu staf dan dana, yang dikhususkan
untuk mengembangkan, mengumpulkan dan mengevaluasi kinerja maka akan berdampak
pada pengadopsian suatu ukuran kinerja. Staf sebagai sumberdaya keuangan sangat
penting dalam mengembangkan dan memantau ukuran kinerja (Wang, 2000)

2.3 POLITIK
Politik merupakan suatu rangkaian asas, prinsip, keadaan, jalan, cara, danalat yang
digunakan untuk mencapai tujuan tertentu yang kita kehendaki. Politics dan policy
memiliki hubungan yang erat dan timbal balik. Politics memberikan asas, jalan, arah, dan
medannya. Politics dalam bahasa Inggris, adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan,
cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Sedangkan
policy memberikan pertimbangan cara pelaksanaan asas, jalan, dan arah tersebut sebaik-
baiknya.

2.4 SOSIAL-KULTUR ORGANISASI


Edward B. Taylor (dalam Tilaar, 2000) dalam bukunya Primitive Culture menyatakan
bahwa kultur atau peradaban adalah suatu keseluruhan yang kompleks dari
pengetahuan,kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, serta kemampuan-
kemampuan dan kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Berdasarkan klasifikasi penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasional. Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian deskriptif
korelasional Penelitian deskriptif korelasional yangndimaksudkan untuk
menggambarkan ciriciri orang tertentu, kelompok-kelompok atau keadaan-keadaan.
Penelitian deskriptif korelasional berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu(Margono, 1997). Penelitian deskriptif
korelasional adalah penelitian yang dilakukan terhadap keadaan sekelompok orang,
suatu target atau obyek, suatu keadaan atau kondisi, suatu sistem pemikiran pada waktu
sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat kolerasi, gambaran/ lukisan secara
sistematis, faktual, akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki (Nazir, 2014).

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Tempat penelitian adalah Pemerintah Daerah xyd yang bekerja di bagian dinas Dinas
Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD), dengan Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di pemerintahan daerah xyd. Waktu penelitian
dilakuan penelitian ini dari awal hingga akhir penelitian dilakukan.

3.3 SUMBER DATA PENELITIAN


Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan pengumpulan sumber data dalam
wujud data primer dan data sekunder.
3.3.1 SUMBER DATA PRIMER
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang di peroleh secara langsung dari
sumber pertama (tidak melalui perantara),baik individu maupun kelompok. Jadi data
yang di dapatkan secara langsung. Data primer secara khusus di lakukan untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Penulis mengumpulkan data primer dengan metode
survey dan juga metode observasi. Metode survey ialah metode yang pengumpulan data
primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Penulis melakukan wawancara
kepada pemilik pegawai pemerintah untuk mendapatkan data atau informasi yang di
butuhkan. Kemudian penulis juga melakukan pengumpulan data dengan metode
observasi. Metode observasi ialah metode pengumpulan data primer dengan melakukan
pengamatan terhadap aktivitas dan kejadian tertentu yang terjadi. Jadi penulis datang ke
pemerintahan daerah untuk mengamati aktivitas yang terjadi pada usaha tersebut untuk
mendapatkan data atau informasi yang sesuai dengan apa yang di lihat dan sesuai
dengan kenyataannya.
3.3.2 SUMBER DATA SEKUNDER
Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian yang di peroleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip
atau data dokumenter. Penulis mendapatkan data sekunder ini dengan cara melakukan
permohonan ijin yang bertujuan untuk meminjam bukti-bukti transaksi dan buku yang
di gunakan untuk pencatatan transaksi setiap harinya.

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau
kuesioner dan dokumentasi. Metode atau cara untuk melakukan pengumpulan data
melalui tiga tahap yaitu tahap yang pertama dengan melakukan observasi pada usaha
yang telah di tentukan, kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa
kuesioner yang dapat menambah informasi bagi peneliti dengan melakukan wawancara
dan setelah itu mengumpulkan data-data dari sebagian bukti transaksi atau dapat di
sebut dengan istilah metode dokumentasi yang sangat berguna untuk memperoleh hasil
penelitian.

3.5 TEKNIK ANALISA DATA


Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik. Statistik deskriptif adalah
statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2019 : 206). Dalam statistik
deskriptif juga dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui
analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat
perbandingan dengan membandingkan ratarata data sampel atau populasi.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada umumnya pelayanan publik yang berkualitas diukur melalui efektifitas
pemanfaatan teknologi informasi (TI) dan komunikasi dalam pelayanan publik. Sejalan
dengan hal tersebut di atas, saat ini pemerintah Pusat telah menetapkan program
pembangunan dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang populer
dengan istilah e-Government. Electoronic Government ini menjadi bagian yang penting
dalam proses pembangunan nasional maupun daerah yang tercermin dengan
diterbitkannya beberapa keputusan penting di antaranya Inpres No. 6 Tahun 2001
Tentang Pengembangan dan Pendayagunaan Telematika di Indonesia dan Inpres Nomor
3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan e-Government,
sehingga dengan e-Government diharapkan akan dapat mendorong peningkatan kualitas
pelayanan publik.

Pemanfaatan TI di instansi pemerintah dinyatakan optimal jika menghasilkan pelayanan


publik yang efisien dari segi biaya, waktu, dan tenaga. Untuk itu ukuran optimal
tidaknya pemanfaatan TI di instansi pemerintah dalam kajian ini dilihat dari aspek
penggunaan waktu dan biaya untuk pelayanan publik dan tingkat kinerja SDM aparatur
dalam memberikan pelayanan publik. Penilaian penggunaan waktu dan biaya tersebut
terkait dengan penilaian responden bahwa 8 waktu yang diperlukan setelah pemanfataan
teknologi informasi adalah lebih cepat dan tepat, dan biaya yang dikeluarkan untuk
pelayanan publik setelah menggunakan teknologi informasi lebih murah dan wajar.
Sebagian besar responden menyatakan aspek penggunaan waktu dan biaya kurang
efisien. Adapun produktifitas SDM aparatur setelah memanfaatkan informasi kinerja
pemerintah dalam pelayanan publik dinilai responden hasil kinerja SDM aparatur
menunjukkan penilaian khalayak (para pegawai) yang masih bervariasi. Kinerja SDM
aparatur dalam memberikan pelayanan publik yang memanfaatkan teknologi informasi
dinilai responden kurang optimal.

Pada dasarnya kultur organisasi adalah sebuah sistem yang stabil dari individu yang
bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui sebuah
hirarki kepangkatan dan pembagian kerja. Lebih lanjut Tubss dan Moss (1996)
menyebutkan bahwa organisasi dapat memberi hasil yang lebih banyak bila individu
dimungkinkan melakukan spesialisasi melalui suatu pembagian kerja. Ahli lain
menyatakan bahwa , “an organization is a system of consciously coordinated activities
or force af two or more person. Elemen-elemen organisasi secara umum adalah sebagai
berikut: Upaya kordinasi, Tujuan umum, Pembagian kerja, dan Hirarki wewenang
Bernard dalam Robert dan Kinicki (1992).

Beberapa faktor dalam organisasi ternyata memiliki potensi dalam menjelaskan aliran
pengetahuan atau rasional. Misalnya faktor pelatihan, gaya kepemimpinan, struktur
organisasi, dan peranan. Pelatihan menunjukkan harapan organisasi pada anggota dan
bagaimana mereka memperolehnya, gaya kepemimpinan atasan menunjukkan
sejauhmana kebebasan, tanggung jawab dan kesempatan berinteraksi dalam satu
kelompok dapat diperoleh. Struktur organisasi memberikan kerangka kontak
interpersonal dan mata rantai pelaporan, dan peranan menunjukkan ketentuan formal
posisi apa yang diharapkan dalam sistem. Dalam konteks ini struktur organisasi
kemudian dimaksudkan sebagai struktur aliran pengetahuan. Aliran pengetahuan ini
melalui sebuah peran dan mekanisme organisasi melalui apa yang disebut input dan
output. Dalam konteks pemanfaatan ada 5 hal yang secara adminitratif mendukung
terhadap pemanfaatan pengetahuan 9 yaitu: (1) Pendidikan, (2) Dukungan finansial, (3)
Hukum atau kontrol administratif, (4) Perlindungan, dan (5) Pertumbuhan dan
peruabahan pembiayaan (maintenance).
Organisasi tidak lepas dari teknologi atau pengetahuan baru untuk diterapkan. Demikain
besarnya pengaruh pengetahuan baru atau teknologi (termasuk TI), dan pengaruhnya
terhadap organisasi. Dalam kaitannya dengan hal ini, maka pengukuran dan
pendefinisian pengetahuan baru, termasuk semua kriteria berikut ini:
1) Karakteristik dari semua input yang digunakan oleh organisasi
2) Karakteristik dari proses transformasi yang dikerjakan oleh orgaisasi
3) Karakteristik dari output yang diproduksi oleh organisasi.

Sedangkan teknologi itu sendiri, inheren dengan penekanan berikut: bahanbahannya,


operasi keteknikannya, dan proses transformasi dari pengetahuan. Apapun inovasi yang
hendak dilewati, harus melalui suatu tahapan komunikasi tertentu. Setiap tindakan
komunikasi mempengaruhi organisasi dalam cara tertentu, sehingga ketiadaan
komunikasi dapat menyebabkan ketiadaan kordinasi yang menyebabkan keruntuhan
organisasi. Komunikasi pada dasarnya adalah penyampaian (transfer ) informasi dan
pergantian perasaan serta nilai pada sesesorang. Ada sebuah kaidah yang disebut kaidah
5 dalam komunikasi organisasi yang memungkinkan adanya penerimaan yang efektif
dari para penerima, yaitu menerima, memahami, menyambut baik, menggunakan, dan
umpan balik (Newstroom, 1996).

Morrow dan Hitt (dalam Sihaloho, 2010: 777) menyatakan bahwa organisasi sektor
publik tidak bisa melepaskan diri dari interaksi dengan stakeholder dan menutup diri dari
masa jabatan pemerintah dan legislatif yang terbatas. Konsistensi kebijakan dalam
pelaksanaan program dan sistem pengukuran kinerja serta kepentingan politik
merupakan sumber ketidakpastian yang mempengaruhi pengukuran kinerja di sektor
publik. Para pimpinan dan anggota organisasi sektor publik akan mengalami
kebingungan apabila terjadi ketidakkonsistenan antara kebijakan sebelumnya dengan
kebijakan pemerintahan baru, sementara outcome dari pemerintahan sebelumnya belum
dapat dirasakan.
Pengaruh rasional, politik, dan organisasi berpengaruh terhadap pemanfaatan TI sesuai
dengan penelitian yang dilakukan Sihaloho (2010) bahwa rasional, politik, dan
organisasi mempengaruhi implementasi pemanfaatan TI.

Proses pengadopsian suatu ukuran kinerja merupakan suatu keputusan yang didasarkan
pada faktor-faktor rasional, dimana organisasi menilai kemampuannya untuk
melaksanakan suatu ukuran kinerja. Informasi ini dapat meningkatkan kemampuan
teknis pelaksana program atau kegiatan. Semakin banyak informasi yang diperoleh
tentang pengukuran kinerja yang benar, maka organisasi semakin memiliki kemampuan
teknis untuk mengadopsi sistem pengukuran kinerja. Faktor rasional pada ketersediaan
sumberdaya yang dikhususkan untuk pengukuran kinerja. Apabila terdapat sumberdaya,
yaitu staf dan dana, yang dikhususkan untuk mengembangkan, mengumpulkan dan
mengevaluasi kinerja maka akan berdampak pada pengadopsian suatu ukuran kinerja.
Staf yang berkualitas dan tersedianya sumber daya keuangan sangat penting dalam
mengembangkan dan memantau ukuran kinerja (Wang, dalam Sihaloho, 2010).

Penelitian ini hasilnya sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sihaloho (2010),
yang hasil bahwa variabel rasional, yaitu ketentuan eksternal, sumberdaya, informasi dan
orientasi tujuan, berpengaruh secara signifikan terhadap adopsi ukuran kinerja di Instansi
Pemerintah. Namun, penelitian ini tidak berhasil membuktikan pengaruh ketentuan
internal terhadap pengadopsian suatu ukuran kinerja. Kebijakan mengadopsi suatu
ukuran kinerja di instansi Pemerintah lebih dipengaruhi oleh mandat atau ketentuan dari
luar instansi (misalnya Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden, PERDA) daripada
kebijakan pimpinan instansi (ketentuan internal).

Politik secara umum menyangkut proses penentuan tujuan negara dan cara
melaksanakannya. Pelaksanaan tujuan itu memerlukan kebijakan-kebijakan umum yang
menyangkut pengaturan, pembagian, atau alokasi sumber-sumber yang ada. Penentuan
kebijakan umum tersebut memerlukan kekuasaan dan wewenang. Dalam konteks
pengukuran kinerja, peran pimpinan dan level manajemen sangat penting dalam meraih
kesepakatan internal organisasi untuk mengadopsi suatu ukuran kinerja.

Politik dalam penggunaannya mempertimbangkan yang dianggap lebih menjamin


terlaksananya suatu usaha, cita-cita atau keinginan yang dikehendaki dalam organisasi.
Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya: proses pertimbangan, menjamin
terlaksananya suatu usaha, dan pencapaian cita-cita atau keinginan. Politik dalam kinerja
pemerintahan yang dilakukan pimpinan mampu meningkatkan kinerja bawahan.

Pengaruh lingkungan yang langsung dan tidak langsung terhadap organisasi, serta
adanya keterkaitan visi, misi, dan tujuan organisasi terhadap kinerja manajemen
membuat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam meningkatkan kinerja
manajemen organisasi.

Variabel kultur organisasi yang bernilai positif menunjukkan hubungan kultur organisasi
terhadap kinerja manajemen positif berbanding lurus sehingga kenaikan pada sistem
manajemen mutu menyebabkan naiknya kinerja manajemen. Kultur organisasi secara
signifikan berpengaruh terhadap pemanfaatan teknologi informasi (TI).

BAB V
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian, analisis data dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
a. Ada pengaruh signifikan antara faktor rasional terhadap pemanfaatan TI pada
instansi Pemerintah Daerah. Cara berpikir secara rasional yang dimiliki oleh
staf pegawai dalam memanfaatkan TI melalui proses penerimaan informasi, 12
kemudian dikembangkan, dan dievaluasi, sehingga berguna bagi staf pegawai
Pemda.
b. Ada pengaruh signifikan antara faktor politik terhadap pemanfaatan TI pada
instansi Pemerintah Daerah. Politik yang diterapkan dalam organisasi
tergantung kepada pimpinan. Kebijakan yang dibuat pimpinan dapat
meningkatkan kemampuan pegawai dalam memanfaatkan TI.
c. Ada pengaruh signifikan antara faktor kultur organisasi terhadap pemanfaatan
TI pada instansi Pemerintah Daerah. Kebiasaan yang dilakukan oleh pegawai
Pemda menjadi kultur organisasi. Kebiasaan pegawai yang dapat menerima
perkembangan teknologi, secara langsung dapat memanfaatkan TI secara
optimal.

4.2 SARAN
Penulis menyarankan agar penelitian selanjutnya untuk pengambilan subjek
penelitian tidak hanya pemerintahan daerah tetapi wilayah sepropinsi xyd di
Indonesia sehingga hasil penelitian dapat bervariasi dan lebih akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Beyer, Janice M., and Harrison M. Trice., 1982, The Utilization Process: A
Conceptual Framework and Synthesis of Empirical Findings,
Administrative Science Quarterly 27(4): 591– 622.
Sihaloho, Ferry Laurensius. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Rasional, Politik dan
Kultur Organisasi Terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi. VIII. Hal. 774: 793
Wang, Xiahou,2002, Assesing Performance Measurement Impact: A study of US
Local Government, Public performance and Management Review, Vol.26,
Sage Publications, hal.26-43
Tilaar, H.A.R. 2000. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: Rineka Cipta.
Margono.1997.Metode Penelitian Pendidikan.Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. (2019). Metodelogi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Dan R&D.
Bandung:ALFABETA
Sihaloho, Ferry Laurensius. 2010. Pengaruh Faktor-Faktor Rasional, Politik dan
Kultur Organisasi Terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja Instansi
Pemerintah Daerah. Simposium Nasional Akuntansi. VIII. Hal. 774: 793
Robert D.Pritchard and Bernard W.Karasick (1973) The effects of organizational
climate on managerial job performance and job satisfaction.
Organizational Behavior and Human Performance, Volume 9, Issue 1,
Pages 126-146
KATA PENGANTAR
Tiada kalimat yang pantas penulis ucapkan kecuali rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas selesainya makalah yang berjudul “ Pengaruh Faktor Rasional, politik dan Sosio-Kultur
Organisasi Terhadap Pemanfaatan Informasi Kinerja Instansi Daerah Studi kasus pemda xyz
”. Tidak lupa pula dukungan baik secara materil dan nonmateril yang diberikan kepada
penulis dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, izinkan penulis mengucapkan rasa
terima kasih kepada Ibu dosen
Penulis sadar bahwa makalah yang disusun ini masih belum sempurna. Oleh karena itu,
dengan rendah hati penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Sorong, Januari 2024
Yosep Ijie
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………….…1
1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN ……………………………………...1
1.2. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………1
1.3. TUJUAN PENELITIAN ………………………………………....................1
1.4. SISTEMATIKA PENULISA………………………………………..............1

BAB II LANDASAN TEORITIS


2.1 PEMANFAATAN INFORMASI………………………………………..............2

2.2 FAKTOR RASIONAL ……………………………………….............................2

2.3 POLITIK………………………………………....................................................2

2.4 SOSIAL-KULTUR ORGANISASI………………………………………...........2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………..4

3.1. JENIS PENELITIAN ………………………………………............................4

3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN……………………………………..4

3.3. SUMBER DATA PENELITIAN ……………………………………………..4


3.3.1.SUMBER DATA PRIMER ………………………………………...............4

3.3.2. SUMBER DATA SEKUNDER……………………………………….........4

3.4 TEKNIK PENGUMPULAN DATA……………………………………….....5

3.5. TEKNIK ANALISA DATA………………………………………..................5

BAB IV PEMBAHASAN………………………………………............................6

BAB V PENUTUP………………………………………........................................8

5.1. KESIMPULAN ………………………………………......................................8

5.2. SARAN ………………………………………..................................................9

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

Anda mungkin juga menyukai