KEPEMIMPINAN
MODUL 4A
MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN
MODUL 4 1
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui
MODUL 4 2
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
LEMBAR PENGESAHAN
MODUL PEMBELAJARAN
Nomor Pustaka : -
MODUL 4 3
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
VISI:
Menghasilkan lulusan bidan professional dalam asuhan kebidanan komprehensif yang
unggul dalam hypnotherapy kebidanan.
MISI:
MODUL 4 4
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan Rahmat dan
Hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan modul manajemen dan kepemimpinan
yang berjudul “Menerapkan manajemen dalam pelayanan kebidanana”. Kemudian, tidak
lupa kami ucapkan kepada bapak dosen yaitu Dr. Efendi Sianturi, SKM,M.Kes yang telah
memberikan tugas modul ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan modul ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kata sempurna, baik dalam penulisan maupun dalam penyajiannya. Mengingat
isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan dalam menghadapi
dan memecahkan masalah. Sebagai penulis dan penyusun modul kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun. Bila terdapat kesalahan dalam penulisan modul
ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami berharap mudah-mudahan modul ini
besar manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya kami sebagai penulis.
Kelompok 4 A
MODUL 4 5
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
DAFTAR ISI
Hh
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................3
VISI & MISI.......................................................................................................................4
KATA PENGANTAR.......................................................................................................5
DAFTAR ISI .....................................................................................................................6
PENDAHULUAN .............................................................................................................7
A. Deskripsi singkat....................................................................................................7
B. Relevansi.................................................................................................................7
C. Tujuan belajar..........................................................................................................7
PETUNJUK PEMBELAJARAN.....................................................................................8
KEGIATAN BELAJAR I ................................................................................................9
URAIAN MATERI......................................................................................................9
A. Kepemimpinan dalam setting pelayanan kebidanan................................................9
B. Lingkungan sosek yang mempengaruhi kebijakana, pelayanan dan model asuhan
.................................................................................................................................14
C. Regulasi dan peraturan dalam pelayanan kebidanan...............................................15
D. Tanggungjawab akuntabilitas dalam pelayanan kebidanan.....................................21
TEST FOMATIF...............................................................................................................29
KUNCI JAWABAN...........................................................................................................32
KESIMPULAN..................................................................................................................33
SARAN ..............................................................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................35
MODUL 4 6
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
BAB I
PENDAHULUAN
DESKRIPSI SINGKAT
RELEVANSI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi matakuliah penelitian dalam
kebidanan.
TUJUAN BELAJAR
MODUL 4 7
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
PETUNJUK PEMBELAJARAN
Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat ilmu yang
bermanfaat.
• Bacalah uraian materi yang telah dipaparkan secara detail, tujuannya agar mahasiswa
mampu mengetahui pokok-pokok pikiran yang di urainkan dalam modul pembelajaran.
• Setelah mengetahui pokok-pokok fikiran bacalah sekali lagi secara cermat agar lebih
memahami mengenai pembahasan pokok fikiran.
• Untuk memudahkan anda mencari materi yang telah di baca maka beri tanda pada bacaan
yang telah anda baca.
• Bila anda belum terlalu yakin telah memahami materi tersebut maka bacalah sekali lagi
materi yang belum anda pahami
• Pelajari cara menyelesaikan soal yang telah di berikan, cara pengerjaannya seperti
berikut:
a. Baca soal yang akan anda kerjakan
b. Analisi soal tersebut dan carilah jawaban yang terdapat di materi Modul.
c. Carilah permasalahan dari soal tersebut
d. Buatlah konsep untuk menjawab soal yang telah di berikan
e. Tulis jawaban yang telah anda dapatkan padfa lembar jawaban
MODUL 4 8
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
KEGIATAN BELAJAR I
URAIAN MATERI
Menurut Kartono kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain
agar mau bekerjasama yang didasarkan pada kemampuan orang tersebut untuk
membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.
Kepemimpinan adalah bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang
sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan
penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi
yang khusus. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan
merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan
MODUL 4 9
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok (Ellisyah, 2019).
MODUL 4 10
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
1. Adanya kepemimpinan
Unsur pertama dari kepemimpinan adalah adanya pemimpin yakni seorang yang
mendorong dan atau mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang lain,
sehingga tercipta hubungan kerja yang serasi dan menguntungkan untuk
melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Adanya pengikut
Seorang atau sekelompok orang yang mendapat dorongan atau pengaruh sehingga
bersedia dan dapat melakukan berbagai aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Unsur ketiga dari kepemimpinan adalah adanya sifat ataupun perilaku tertentu
yang dimiliki oleh pemimpin yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong dan
ataupun memepengaruhi seseorang atau sekelompokorang.
Unsur keempat dari kepemimpinan adalah adanya situasi dan kondisi tertentu yang
memungkinkan terlaksananya kepemimpinan. Situasi dan kondisi yang dimaksud
dibedakan atas dua macam. Pertama, situasi dan kondisi yang terdapat di dalam
organisasi. Kedua, situasi kondisi yang terdapat di luar organisasi yakni
lingkungan secara keseluruhan.
MODUL 4 11
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
MODUL 4 12
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan memberi hasil yang berkualitas, yaitu
kepuasan pelanggan maupun provider dan pelayanan yang bermutu. Untuk pelayanan
yang berkualitas tersebut diperlukan seorang pemimpin yang dapat meningkatkan
terus mutu pelayanan kebidanan yang diberikan oleh organisasinya dan pelayanan
yang diberikan harus berorientasi pada mutu.
Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi
dan manajemen pelayanan kebidanan (KIA/KB), kesehatan reproduksi dan kesehatan
masyarakat di komunitas dalam praktik kebidanan (Permenkes 149 pasal 8).
Bidan sebagai seorang pemimpin harus mampu :
a. Berperan serta dalam perencanaan pengembangan dan evaluasi kebijakan
kesehatan.
b. Melaksanakan tanggung jawab kepemimpinan dalam praktik kebidanan di
masyarakat.
c. Mengumpulkan, menganalisis dan menggunakan data serta
mengimplementasikan upaya perbaikan atau perubahan untuk meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan di masyarakat.
d. Mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah secara proaktif, dengan
perspektif luas dan kritis.
e. Menginisiasi dan berpartisipasi dalam proses perubahan dan pembaharuan
praktik kebidanan.
Klien atau pasien menginginkan bidan dapat memberi pelayanan yang berkualitas.
Selain keterampilan dan pengetahuan diperlukan kematangan pribadi bidan dalam
memberi pelayanan karena bidan juga menjadi tokoh masyarakat dan panutan bagi kaum
wanita, oleh karena itu ada beberapa keterampiran bidan dalam kepemimimpinan.
MODUL 4 13
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Pendekatan yang mengutamakan pelayanan medis, menjadi tidak berarti ketika ibu
bersalin tidak berdaya memanfaatkan pelayanan kesehatan, karena faktor ekonomi,
budaya dan persepsi terhadap kualitas pelayanan kesehatan. Kurangnya dukungan sosial
merupakan faktor risiko penting bagi perilaku ibu hamil dan berdampak buruk terhadap
proses persalinan dan bayi yang dilahirkan. Dukungan masyarakat terhadap sistem
rujukan kesehatan dapat membantu menurunkan morbiditas dan kematian ibu. Fakta
tersebut menunjukkan bahwa perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dipengaruhi
faktor sosial ekonomi dan budaya. Teori perilaku kesehatan Model Lingkungan
Psikososial menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh aksesibilitas
informasi, dukungan sosial, otonomi personal, dan kondisi yang memungkinkan untuk
bertindak (Widodo, Amanah, Pandjaitan, Susanto, et al., 2017).
Kematian ibu tidak hanya disebabkan oleh kegawatdaruratan yang terkait dengan
kehamilan dan persalinan, tetapi juga oleh kualitas pelayanan kesehatan yang buruk, yang
dapat dipengaruhi oleh status sosial ekonomi dan lokasi geografis. Tingginya AKI jamak
terjadi pada populasi yang menghadapi ketimpangan sosial ekonomi. Beberapa penelitian
telah menunjukan bahwa sosial ekonomi merupakan salah satu faktor risiko kematian ibu
Untuk mengurangi kematian terkait kehamilan/persalinan yang bisa dicegah, faktor-
faktor yang dapat berkontribusi terhadap kematian ibu, seperti status sosial ekonomi yang
berkaitan dengan pemilihan fasilitas kesehatan, harus diidentifikasi. Dengan mengetahui
tentang faktor risiko lingkungan kritis, diharapkan dapat membantu mengurangi kematian
ibu (Khulafa & Asdary, 2021).
MODUL 4 14
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Upaya meningkatkan cakupan persalinan yang aman telah banyak dilakukan melalui
penyediaan dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan, bantuan jaminan biaya
persalinan, dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil. Perilaku persalinan yang aman,
yaitu persalinan di fasilitas kesehatan yang memadai, merupakan salah satu kunci sukses
dalam upaya mencegah kematian ibu. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang
bertujuan untuk mengidentifikasi faktor sosial ekonomi dan budaya yang mempengaruhi
perilaku persalinan di perdesaan pada daerah angka kematian ibu tinggi dan rendah
(Widodo, Amanah, Pandjaitan, Susanto, et al., 2017).
Upaya yang paling efisien untuk mengatasi masalah tersebut adalah pelayanan
penyuluhan untuk meningkatkan dukungan keluarga dan dukungan lingkungan sosial,
memberikan jaminan kesetaraan kualitas pelayanan dan kepastian biaya pelayanan, serta
memfasilitasi kelengkapan administrasi. Dukungan sosial yang kuat ditunjukkan oleh
banyaknya tetangga, kader, pamong desa, dan petugas kesehatan yang menyarankan agar
melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, memfasilitasi dalam mengurus jaminan biaya
persalinan, serta banyak saudara dan tetangga yang siap membantu mengurus anggota
keluarga ketika ditinggal bersalin di fasilitas Kesehatan (Widodo, Amanah, Pandjaitan, &
Susanto, 2017).
Ayat (5) Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 28 Tahun 2017 tentang
Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan Indonesia bahwa Pemantauan tumbuh kembang
MODUL 4 15
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
bayi, anak balita, dan anak prasekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c
meliputi kegiatan penimbangan berat badan, pengukuran lingkar kepala, pengukuran
tinggi badan, stimulasi deteksi dini, dan intervensi dini peyimpangan tumbuh kembang
balita dengan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) (Andayani et
al., 2020)
MODUL 4 16
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
MODUL 4 17
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
MODUL 4 18
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
dewasa ini, maka hukum, mencakup keseluruhan Norma-norma, baik tertulis maupun
tidak tertulis.
Menurut Pasal 46 ayat (4) Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan bahwa dalam rangka pelaksanaan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Menteri, Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dapat memberikan tindakan administratif kepada bidan
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan penyelenggaraan praktik. Pasal 46
ayat (5) Permenkes Nomor 28 Tahun 2017 Tentang Izin Dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan menyatakan bahwa tindakan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan melalui:
a. teguran lisan;
b. teguran tertulis;
c. pencabutan SIP untuk sementara paling lama 1 (satu) tahun; atau
d. pencabutan SIPB selamanya.
Kegiatan yang dilaksanakan oleh sebuah profesi harus didasarkan atas peraturan
perundang undangan yang berlaku. Di samping itu tindakannya harus dapat terukur dan
dapat dipertanggungjawabkan, sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh
kelompok profesi dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Demikian halnya
profesi Bidan, semua tindakannya arus berdasarkan pada peraturan perundang
undangan dan semua yang dilakukan bidan harus berbasis kompetensi dan didasari
suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hukum yang
mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan. Beberapa dasar hukum
yang perlu dalam otonomi dan aspek legal yang mendasari dan terkait dengan
pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut (Fajrin et al., 2023) :
MODUL 4 19
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Hubungan antara bidan dengan pasien diatur dalam suatu perjanjian yang syaratnya
harus terpenuhi secara umum sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 KUHPerdata.
Apabila seseorang pada waktu melakukan perbuatan melawan hukum tahu betul suatu
perbuatannya akan berakibat suatu keadaan yang merugikan orang lain pada umumnya
perbuatan orang tersebut dapat dikatakan bisa dipertanggugjawabkan (Nuryuniarti &
Nurmahmudah, 2019).
1. Gugatan wanprestasi dasarnya adalah perjanjian yang dalam hal ini adalah
kontrak teraupetik (penyembuhan) antara tenaga kesehatan dalam hal ini adalah
pasien. Dengan berlakunya azas kepribadian dalam transaksi teraupetik maka
pihak yang terkait adalah pasien dan tenaga kesehatan atau rumah sakit. Oleh
karena itu jika transaksi teraupetik tidak tercapai tujuannya karena wanprestasi,
maka gugatan hanya ditujukan kepada bidan atau rimah sakit, sedangkan pihak
lain yang membantu tidak dapat digugat berdasarkan wanprestasi.
2. Sebaliknya gugatan berdasarkan perbuatan melawan hukum, gugatan tidak dapat
ditujukan perbuatan melawan hukum, gugatan tidak hanya ditunjukan pada
terhadap pelaku perbuatan itu saja, melainkan juga terhadap orangorang yang
bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh orangorang yang ada di
bawah tanggung jawabnya.
Dalam hal ini pihak Bidan Praktik Swasta dapat digugat untuk bertanggung jawab
atas perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh tenaga kesehatan atau
asistennya yang bekerja di Bidan Praktik Mandiri yang bekerja atas
diperintahnya.
3. Gugatan berdasarkan wanprestasi dasarnya adalah perjanjian, jadi gugatan hanya
diajukan bila bidan melakukan perbuatan melawan hukum lebih luas karena dapat
bertujuan yang masuk kategori perbuatan melawan hukum yang menimbulkan
pada pihak lain.
MODUL 4 20
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Salah satu prinsip utama dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas (accountability). Dalam konteks historis, akuntabilitas merupakan sebuah
sistem yang sudah ada sejak zaman Mesopotamia pada tahun 4000 SM, yang saat itu ada
yang dikenal dengan adanya hukum Hammurabi dimana seorang raja wajib
mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada pihak yang memberi wewenang
Dunn (Rakhmat 2018).
Semua kepentingan publik dibuat oleh organisasi pemerintah dan oleh sebab itu, perlu
mempertanggungjawabkan tindakan dan kebijakannya kepada publik. Akuntabilitas
dalam suatu istilah yang diterapkan untuk mengukur apakah dana publik telah digunakan
MODUL 4 21
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
secara tepat untuk tujuan apa dana publik itu ditetapkan. Akuntabilitas menurut the
Oxford Advance Leaner's Dictionary (2000), diartikan sebagai required or expected to
give an explananation for one's action. Oleh karena itu, akuntabilitas pada dasarnya
diperlukan dan diharapkan mampu. memberikan penjelasan atas apa yang telah dilakukan
oleh birokrasi. Dalam birokrasi pemerintahan, akuntabilitas merupakan kewajiban
aparatur pemerintah untuk bertindak sesuai dengan kebijakan yang telah di tetapkan
karena aparatur pemerintah itu selaku penanggung gugat atas segala tindakan.
MODUL 4 22
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
b. Akuntabilitas Proses
MODUL 4 23
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
c. Akuntabilitas Program
d. Akuntabilitas Kebijakan
Salah satu prinsip utama dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik adalah
akuntabilitas (accountability). Dalam konteks historis, akuntabilitas merupakan
sebuah sistem yang sudah ada sejak zaman Mesopotamia pada tahun 4000 SM, yang
saat itu ada yang dikenal dengan adanya hukum Hammurabi dimana seorang raja
wajib mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada pihak yang memberi
wewenang Dunn (Rakhmat 2018).
Semua kepentingan publik dibuat oleh organisasi pemerintah dan oleh sebab itu,
perlu mempertanggungjawabkan tindakan dan kebijakannya kepada publik.
Akuntabilitas dalam suatu istilah yang diterapkan untuk mengukur apakah dana
publik telah digunakan secara tepat untuk tujuan apa dana publik itu ditetapkan.
Akuntabilitas menurut the Oxford Advance Leaner's Dictionary (2000), diartikan
sebagai required or expected to give an explananation for one's action. Oleh karena
itu, akuntabilitas pada dasarnya diperlukan dan diharapkan mampu. memberikan
penjelasan atas apa yang telah dilakukan oleh birokrasi. Dalam birokrasi
MODUL 4 24
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
MODUL 4 25
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
b. Akuntabilitas Proses
MODUL 4 26
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
c. Akuntabilitas Program
d. Akuntabilitas Kebijakan
Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan, merupakan suatu hal penting dan
dituntut dari suatu profesi, terutama yang berhubungan dengan keselamatan jiwa
manusia. Akuntabilitas bidan adalah pertanggungjawaban dan tanggung gugat
(accountability) atas semua tindakan yang dilakukannya. Oleh karena itu, semua
tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi dan didasari suatu
evidence based. Dengan adanya Legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan
memiliki hak otonom dan mandiri untuk bertindak secara professional yang dilandasi
kemampuan berfikir logis dan sistematis serta bertindak sesuai standar profesi dan
etika profesi (Suryani et al., 2021).
Konsep tanggung jawab, akuntabilitas dan otonomi secara intrinsik terkait dalam
menentukan ruang lingkup praktik keperawatan dan kebidanan. Perawat dan bidan
memegang posisi yang bertanggung jawab dan oleh karena itu diharapkan
bertanggung jawab atas praktik mereka. Tanggung jawab dan akuntabilitas
merupakan landasan praktik keperawatan dan kebidanan profesional, dan
direpresentasikan sebagai prinsip utama dalam Kode Etik dan Perilaku Profesional
Perawat Terdaftar dan Bidan Terdaftar .
MODUL 4 27
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Akuntabilitas berarti bertanggung jawab atas keputusan yang dibuat dalam praktik
profesional seseorang. Seorang perawat atau bidan harus mampu memberikan alasan
atas keputusan yang diambilnya dalam praktik profesionalnya dan harus
membenarkan keputusannya dalam konteks peraturan perundang-undangan, standar
dan pedoman profesional, praktik berbasis bukti, serta perilaku profesional dan etis.
Perawat dan bidan bertanggung jawab secara hukum dan profesional atas praktik
mereka, yaitu atas keputusan yang mereka buat dan konsekuensi dari keputusan
tersebut. Perawat dan bidan bertanggung jawab kepada pasien, masyarakat, badan
pengawas, pemberi kerja, dan otoritas pengawas terkait. Akuntabilitas hukum
melibatkan perawat dan bidan yang bertanggung jawab untuk memastikan mereka
memiliki asuransi ganti rugi profesional yang sesuai, karena pasien mempunyai hak
untuk meminta mereka memegang asuransi ini jika ada klaim kelalaian profesional
yang dapat dibuktikan (Nursing and Midwifery Board of Ireland, 2015).
Akuntabilitas tidak dapat dicapai kecuali perawat atau bidan mempunyai otonomi
untuk melakukan praktik. Otonomi mengacu pada kemampuan perawat atau bidan
untuk “membuat beberapa keputusan dalam profesi mereka sendiri dan hak serta
tanggung jawab mereka untuk bertindak sesuai dengan standar bersama dalam profesi
tersebut” (Varjus dkk. 2010). Otonomi profesional berasal dari kemampuan untuk
menggunakan berbagai macam pengetahuan secara kritis, yang menawarkan layanan
MODUL 4 28
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
kesehatan yang aman dan berkualitas kepada pasien. Tingkat otonomi individu dapat
bervariasi tergantung pada faktor legislatif, organisasi dan individu.
TEST FORMATIF
Tes formatif
1. Kegiatan atau seni mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada
kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai tujuan-tujuan
yang diinginkan kelompok merupakan kepemimpinan menurut?
a. Kh.Dewantara
b. Swansburg
c. Kartono
d. George Terry
e. Who
MODUL 4 29
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
a. Adanya kepemimpinan
b. Adanya pengikut
c. Adanya sifat dan ataupun perilaku tertentu
d. Adanya situasi dan kondisi tertentu
e. Adanya mental yang kuat
4. gaya pemimpin yang memberikan wewenang secara luas kepada para bawahan merupakan
5. Bidan dituntut harus mampu menerapkan aspek kepemimpinan dalam organisasi dan
manajemen pelayanan kebidanan kecuali?
a. KIA
b. KB
c. Kespro
d. Kesehatan masyarakat dikomunitas
e. Lingkungan sosial dan ekonomi
MODUL 4 30
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
a. Akuntabilitas
b. Kepemimpinan
c. Birokrasi
d. Determinanan
e. Pelayanan kesehatan
9. Batita perempuan, 2 tahun, dirawat di ruang ruang anak dengan keluhan demam selama 5
hari dan muntah. Hasil pengkajian: tampak rewel, menangis ingin keluar ruangan, tidak
kooperatif saat dilakukan tindakan keperawatan. Perawat akan melakukan pemeriksaan suhu
dan menentukan menggunakan thermometer infrared agar pelaksanaannya lebih cepat.
Apakah prinsip etik pada kasus tersebut?
a. Justice
b. Fidelity
c. Veracity
d. Accountability
e. Nonmaleficence
10. Seorang anak laki-laki, 6 tahun, dirawat di ruang anak dengan keluhan batuk dan sesak
napas. Hasil pemeriksaan: tampak gelisah, terdengar wheezing, frekuensi napas 60x/menit,
frekuensi nadi 99x/menit, suhu 38,5°C. Perawat akan melakukan tindakan pemenuhan
MODUL 4 31
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
kebutuhan oksigen. Apakah persiapan awal yang harus dilakukan perawat pada kasus
tersebut?
KUNCI JAWABAN
1. C
2. E
3. E
4. A
5. E
6. E
7. A
8. A
MODUL 4 32
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
9. E
10. A
R
A
N
G
K
a. Kesimpulan U
M
Dapat disimpulkan bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi A
N
orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan
atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang
diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan seni dan keterampilan seseorang dalam
memanfaatkan seseorang dalam memanfaatkan kekuasaannya untuk memengaruhi
orang lain, agar melaksanakan aktivitas tertentu yang diarahkan pada tujuan yang telah
ditetapkan.
MODUL 4 33
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa sosial ekonomi merupakan salah satu
faktor risiko kematian ibu Untuk mengurangi kematian terkait kehamilan/persalinan
yang bisa dicegah, faktor-faktor yang dapat berkontribusi terhadap kematian ibu,
seperti status sosial ekonomi yang berkaitan dengan pemilihan fasilitas kesehatan,
harus diidentifikasi.
b. Saran
MODUL 4 34
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
V. DAFTAR PUSTAKA
Agrina, A., Sahar, J., & Hariyati, R. T. S. (2012). Karakteristik Orangtua dan Lingkungan
Rumah Mempengaruhi Perkembangan Balita. Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(2),
83–88. https://doi.org/10.7454/jki.v15i2.31
Ariyati, T. (2016). Parenting Di Paud Sebagai Upaya Pendukung Tumbuh. Jurnal Ilmiah
Kependidikan, IX(2).
Ayun, Q. (2017). Pola Asuh Orang Tua dan Metode Pengasuhan dalam Membentuk
Kepribadian Anak. ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal, 5(1),
102. https://doi.org/10.21043/thufula.v5i1.2421
Gea, F. (2019). Manfaat Pelaksanaan Parenting Pada Orang Tua. Parenting Style, 1–9.
Goffar, A., & Kurniawan, S. (2018). Konsep Parenting Dalam Keluarga Muslim. Edupedia,
2(2), 53–61. https://doi.org/10.35316/edupedia.v2i2.331
Herlina, S. (2018). Terhadap Perkembangan Bayi 6-12 Bulan. 1(1).
Maimun. (2016). Evaluasi Program Parenting Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Di
Kota Mataram. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(3), 186–201.
MODUL 4 35
MODUL MANAJEMEN DAN
KEPEMIMPINAN
https://doi.org/10.21009/jtp1803.4
Mufida, A. Y. (2023). Indonesian Journal of Early Childhood Education Mewujudkan
Lingkungan Belajar Aman Pada Satuan PAUD Perspektif “ Seri 6 PAUD Berkualitas
( KEMENDIKBUDRISTEK ).” 6, 95–112.
Mutmainnah. (2015). Lingkungan Dan Perkembangan Anak Usia Dini Dilihat Dari
Perspektif Psikologi. Journal of Child and Gender Studies, 1(2), 15–32.
Surtikanti, J. D. W. (2019). Strategi Pembelajaran Anak Usia Dini (R. Ratlin (ed.); 1st ed.).
Yuliastanti, T., Khoiriyah, E., Pinang, T., Kebidanan, A., & Bintan, A. (2016). POLA ASUH
DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 2 -3 TAHUN. Kebidanan, VIII(02), 2018–
2019.
MODUL 4 36