Anda di halaman 1dari 52

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

APOTEK KIMIA FARMA

(SKRINING RESEP)

DISUSUN OLEH:

ALFITO
105131104220
B20

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2024

Resep 1:
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Tidak ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio

Nama obat : Ada


Sediaan obat : Tidak ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Tidak ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Amlodipine

Kekuatan sediaan : Amlodipin 5 mg dan 10 mg

Nama generik : Amlodipin besilate

Nama dagang : Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate,

Amlodipine Besylate, Zenovask dan Norvask.

Pemerian : Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg merupakan

tablet berwarna putih dan berbetuk bulat

bikonveks. Tablet ditandai dengan ‘kf’ pada

muka atas tablet dan 'breakline' '5' dan

'breakline '10'. Masing-masing tablet

mengandung 6.93 mg Amlodipine Besylate

setara dengan 5 mg Amlodipine dan 13.86 mg


Amlodipine Besylate setara dengan 10 mg

Amlodipine.

Farmakologi : Amlodipine merupakan senyawa penghambat

masuknya ion kalsium (antagonis ion kalsium)

yang menghambat masuknya ion kalsium

secara transmembrane kedalam otot polos

jantung dan pembuluh darah. Mekanisme

antihipertensi Amlodipine disebabkan oleh

efek relaksan langsung pada otot polos

pembuluh darah.

Mekanisme kerja : Amlodipine melebarkan arteriol perifer

sehingga mengurangi resistensi perifer total

(afterload) sehingga jantung dapat bekerja.

Setelah detak jantung stabil, pelepasan

jantung mengurangi konsumsi energi miokard

dan kebutuhan oksigen. Mekanisme kerja

Amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri

koroner utama dan arteriol coroner, baik di

daerah normal maupun iskemik. Dilatasi ini

meningkatkan pengiriman oksigen miokard

pada pasien dengan spasme arteri coroner

(Prinzmetal's atau varian angina) dan


mencegah vasokonstriksi koroner akibat

merokok.

Interaksi dengan obat lain : Amlodipine aman diberikan dengan obat

golongan diuretik tiazid, alpha blocker, beta-

blocker, inhibitor ACE, nitrat kerja panjang,

nitrogliserin sublingual, obat anti-inflamasi

non steroid, antibiotik, dan obat hipoglikemik

oral. Data in vitro dari penelitian dengan

plasma manusia menunjukkan bahwas

Amlodipine tidak berpengaruh pada

pengikatan protein dari obat yang diuji

(Digoxin, Phenytoin, Warfarin, atau

Indomethacin)

Indikasi terapeutik : Amlodipine diindikasikan sebagai pengobatan

hipertensi lini pertama dan dapat digunakan

sebagai agen tunggal untuk mengontrol

tekanan darah pada sebagian besar pasien.

Kontraindikasi : Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien

dengan hipersensitivitas yang diketahui

terhadap dihidropindin atau salah satu bahan

yang digunakan dalam formula.


Efek samping : Sakit kepala, mengantuk, pusing, palpitasi,

kemerahan, sakit perut, mual, udem, dan

kelelahan.

Pasologi dan cara pemberian : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang

biasa digunakan adalah 5 mg Amlodipine

sekali sehan yang dapat ditingkatkan hingga

dosis maksimum 10 mg tergantung pada

respon masing-masing pasien. Tidak

diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine

setelah pemberian diuretik thiazide, beta

blocker, dan Inhibitor ACE secara bersamaan.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung

dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-

anak.

2. Ibuprofen

Kekuatan sediaan : Ibuprofen 200-00 mg

Nama generik : Ibuprofen

Nama dagang : Anafen, Arbupon, Arthrifen Plus, Axofen,

Bimacyl, Bodrex Extra, Bodrexin IBP, Brufen,

Hufagripp TMP, Ibuprofen, Intrafen, Ifen 400,

Neo Rheumacyl, Novaxifen, Oskadon SP,


Paramex Nyeri Otot, Peinlos 400, Procold,

Proris.

Farmakologi : Ibuprofen adalah golongan obat antiinflamasi

non-steroid yang mempunyai efek

antiinfalamasi, analgesik, dan antipiretik. Obat

ini menghambat prostaglandin lebih

digunakan dimana rasa nyeri dan inflamasi

merupakan gejala utama.

Mekanisme kerja : Menghambat sintesis prostaglandin dalam

jaringan tubuh dengan menghambat

setidaknya 2 isoenzim siklo-oksigenase

(COX), COX-1 dan COX-2. Dapat

menghambat kemotaksis, mengubah aktivitas

limfosit, menurunkan aktivitas sitokin

proinflamasi, dan menghambat agregasi

neutrofil; efek ini dapat berkontribusi pada

aktivitas anti-inflamasi.

Indikasi : Karena efek analgesia dan antiinflamasinya

maka dapat digunakan untuk meringankan

gejala-gejala penyakit rematik bulang sendi

dan non-sendi. Juga dapat digunakan untuk

meringankan gejala-gejala akibat trauma otot


dan tulang atau sendi. Karena efek

analgesiknya maka dapat digunakan untuk

meringaritan nyeri ringan sampai sedang

antara lain nyeri pada dismenor primer (nyeri

haid), nyeri pada penyakit gigi atau

pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, dan

sakit kepala.

Dosis dan cara pemberian : Dewasa

1. Untuk analgesik dan antiinflamasi

(rematik tulang, sendi dan non-sendi,

trauma otot dan tulang/sendi). Dosis yang

dianjurkan sehari 3-4 kali 400 mg. Pada

permulaan pemakalan sebaiknya

menggunakan dosis minimum yang efektif

yaitu 400 mg 3 kali sehari

2. Untuk analgesik:

Dosis yang dianjurkan: 200 mg sampai

400 mg 3-4 kali sehari.

Peringatan dan perhatian : - Tidak boleh melebihi dosis yang

dianjurkan.
- Penggunan Ibuprofen harus hati-hati pada

penderita lupus eritematosus sistemik

gangguan fungsi hati dan ginjal.

- Karena Ibuprofen dapat menyebabkan

penyempitan bronkus (bronkospasme)

maka hati-hati pada penderita asma.

Karena pemah dilaporkan terjadi retensi

cairan dan edema, maka hati-hati pada

penderita yang pernah menderita penyakit

gagal jantung.

- Pada umumnya perdarahan pada lambung

darvatau ulcer atau perforasi pada pasien

usia lanjut. Tidak dianjurkan untuk wanita

hamil dan menyusul akan lebih berat.

- Penurunan ketajaman penglihatan dan

kesulitan membedakan wama dapat

terjadi, tetapi sangat jarang dan akan

sembuh bila obat dihentikan. Apabila

terjadi gangguan penglihatan maka obat

hanus segera dihentikan dan

memeriksakan mata ke dokter


Efek samping : Gangguan saluran pencernaan, mual, muntah,

nyeri lambung, atau rasa panas bagian atas,

diare, konstipasi, dan pendarahan lambung.

Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat hipersensitif

terhadap Ibuprofen dan obat antinflamasi non-

steroid yang lain. Penderita dengan ukus

peptikum (tutak lambung dan duodenum)

yang berat dan aktut. Penderita dimana bila

menggunakan aspirin atau obat antiinflamasi

non-steroid lainnya akan timbul gejala asma,

thenlis (selesma) atau urtikaria (kaligata).

Kehamilan tiga bulan terakhir.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam

wadah tertutup rapat.

3. Omeprazole

Kekuatan sediaan : Omeprazole 10-40 mg

Nama generik : Omeprazole

Nama dagang : Blomer, Onic, Opm, Carosec, Ozid,

Conprazole, Contral, Prilos, Dudencer,

Prohibit, Gastrazol, Gastrofer, Protop,

Pumpitor, Lanacer, Lokev, Losec, Risek,

Rindopump, Rocer, Norsec, Meisec,


Stomacer, Tamezol, Ulzol, Zeprazol, Zolacap,

Zollocoid, Omeyus, OMZ, Omevell,

Omeprazole, Omed, Omberzol.

Golongan : Proton pump inhibitor

Farmakologi : Omeprazole me merupakan antisekresi,

turunan Benzimidazole yang bekerja menekan

sekresi asam lambung dengan menghambat

aktivitas enzim H+/K+ -ATPase (pompa

proton) pada permukaan kelenjar sel parietal

gastrik pada pH < 4. Omeprazole yang

berikatan dengan proton (H) secara cepat akan

diubah menjadi sulfonamida, suatu

penghambat pompa proton yang aktif.

Penggunaan Omeprazole secara oral

menghambat sekresi asam lambung basal dan

stimulasi pentagastrik.

Indikasi : Pengobatan jangka pendek tukak duodenal

dan yang tidak responsif terhadap obat- obat

antagonis reseptor H2. Pengobatan jangka

pendek tukak lambung. Pengobatan refluks

esofagitis erosit/ulceratif yang telah


didiagnosa melalui endoskopi. Pengobatan

jangka lama pada sindroma Zollinger Ellison.

Dosis dan cara pemberian : Dosis yang dianjurkan 20 mg atau 40 mg,

sekali sehan ditelan utuh dengan air.

1. Pada penderita dengan gejala tukak

duodenal pengobatan dan penyembuhan

memerlukan waktu 2 minggu. Bagi

penderita yang belum sembuh dalam tahap

pengobatan awal ini, biasanya

memerlukan periode pengobatan 2 minggu

lagi

2. Pada penderita dengan gejala tukak

lambung atau refluks esofagitis

erosifulseratif. Pengobatan dan

penyembuhan memerlukan waktu 4

minggu. Bagi penderita yang belum

sembuh diperlukan periode pengobatan 4

minggu lagi

3. Pada penderita yang sukar disembuhkan

dengan pengobatan lain, diperlukan 40 mg

sekali sehari dan biasanya kesembuhan

dapat tercapai dalam waktu 4 minggu


(bagi penderita tukak duodenal) atau 8

minggu (bagi pendenta tukak lambung

atau refluks esofagitis erosif/ulseratif).

Kontraindikasi : Penderita yang hipersensitif terhadap

Omeprazole

Peringatan dan perhatian : Pada penggunaan jangka panjang omeprazole

perlu diwaspadai efek sustained

hypocholindric dan hypergastrinemia. Untuk

dosis lebih dari 80 mg per hari, dosis harus

dibagi dua kali sehari. Omeprazole sebaiknya

tidak diberikan selama masa kehamilan dan

menyusul kecuali apabila penggunaannya

dianggap penting.

Efek samping : Omeprazole umumnya dapat ditoleransi

dengan baik. Pada dosis besar dan

penggunaan yang lama kemungkinan dapat

menstimulasi pertumbuhan sel ECL

(Enterochromaffin like Cells). Pada

periggunaan jangka panjang perlu

diperhatikan adanya pertumbuhan baktari

yang bertebihan di saluran pencernaan.


Interaksi obat : Omeprazole dapat memperpanjang eliminasi

obat-obat yang dimetabolisme meiatul

sitokrom P450 di dalam hati yaitu Diazepam,

Warfarin dan Fenitoin. Pemantauan penderita

yang juga mendapat pengobatan Warfarin atau

Fenitoin sangat dianjurkan mungkin perlu

menurunkan dosis Warfarin dan Fenitoin.

Tidak ditemukan interaksi dengan Propanolol

dan Teofilin. Omeprazole mengganggu

absorpsi obat-obat yang absorpsinya

dipengaruhi oleh pH lambung yaitu

Ketoconazole, Ester, Ampisilin, Garam besi.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 25°C.

4. Vitamin B Complex

Nama generik : Thiamine HCl (Vitamin B1), Pyridoxine HCl

(Vitamin B6), dan Cynocobalamin (Vitamin

B12).

Nama dagang : Bioron

Pemeriaan : Tablet berlapis gula, berbentuk bulat agak

cembung berwarna putih.

Komposisi : Tiap tablet salut gula berisi

Thiamine HCI (Vitamin B1) ……….100 mg


Pyridoxine HCI (Vitamin B6) ………200 mg

Cyanocobalamin (Vitamin B12) …….200

mcg

Mekanisme kerja : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam alta-keto dan berperan

dalam metabolisme karbohidrat.

Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi

piridoksal fosfat dan pindoksamin fosfat yang

dapat membantu dalam metabolisme protein

dan asam amino.

Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam

nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel

dan memelihara integritas jaringan saraf.

Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,

B6, dan B12 seperti pada polineuritis.

Pasologi : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter.

Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam

jangka waktu lama, dapat menyebabkan

sindroma neuropati.

Peringatan : Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang

sedang menerima terapi levodopa.


Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam

wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

Resep 2:
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio

Nama obat : Ada

Sediaan obat : Tidak ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Tidak ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Natrium diklofenak

Kekuatan sediaan : Natrium diklofenak 25 mg dan 50 mg


Nama generik : Natrium diklofenak

Nama dagang : Araclof, Dicloflam, Flamar, Gratheos,

Neurofenac, Voltaren.

Golongan : NSAID

Indikasi : Artritis reumatoid, osteoartritis, nyeri akut,

dan migrain akut

Farmakologi : Menghambat siklooksigenase (COX)-1 dan

COX-2, sehingga menghambat sintesis

prostaglandin.

Efek samping : Sakit perut, sembelit, diare, dispepsia, perut

kembung, mual, sakit kepala, dan pusing

Perhatian : Gunakan dengan hati-hati pada pasien dengan

bronkospasme, penyakit jantung, gagal

jantung kongestif, porfiria hati, hipertensi,

retensi cairan, gangguan ginjal berat,

merokok, lupus eritematosus sistemik.

Hindari penggunaan NSAID pada wanita

hamil pada usia kehamilan sekitar ≥30

minggu.

Pemberian NSAID jangka panjang dapat

menyebabkan nekrosis papiler ginjal dan

cedera ginjal lainnya; pasien yang paling


berisiko termasuk orang lanjut usia, mereka

yang mengalami gangguan fungsi ginjal,

hipovolemia, gagal jantung, disfungsi hati,

atau kekurangan garam, dan mereka yang

menggunakan diuretik, penghambat enzim

pengubah angiotensin, atau penghambat

reseptor angiotensin.

Kontraindikasi : Hipersensitivitas (misalnya anafilaksis, reaksi

kulit yang serius) terhadap diklofenak atau

komponen produk lainnya.

Penyimpanan : Simpan pada suhu 20-25ºC

2. Amlodipine

Kekuatan sediaan : Amlodipin 5 mg dan 10 mg

Nama generik : Amlodipin besilate

Nama dagang : Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate,

Amlodipine Besylate, Zenovask dan Norvask.

Pemerian : Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg merupakan

tablet berwarna putih dan berbetuk bulat

bikonveks. Tablet ditandai dengan ‘kf’ pada

muka atas tablet dan 'breakline' '5' dan

'breakline '10'. Masing-masing tablet

mengandung 6.93 mg Amlodipine Besylate


setara dengan 5 mg Amlodipine dan 13.86 mg

Amlodipine Besylate setara dengan 10 mg

Amlodipine.

Farmakologi : Amlodipine merupakan senyawa penghambat

masuknya ion kalsium (antagonis ion kalsium)

yang menghambat masuknya ion kalsium

secara transmembrane kedalam otot polos

jantung dan pembuluh darah. Mekanisme

antihipertensi Amlodipine disebabkan oleh

efek relaksan langsung pada otot polos

pembuluh darah.

Mekanisme kerja : Amlodipine melebarkan arteriol perifer

sehingga mengurangi resistensi perifer total

(afterload) sehingga jantung dapat bekerja.

Setelah detak jantung stabil, pelepasan

jantung mengurangi konsumsi energi miokard

dan kebutuhan oksigen. Mekanisme kerja

Amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri

koroner utama dan arteriol coroner, baik di

daerah normal maupun iskemik. Dilatasi ini

meningkatkan pengiriman oksigen miokard

pada pasien dengan spasme arteri coroner


(Prinzmetal's atau varian angina) dan

mencegah vasokonstriksi koroner akibat

merokok.

Interaksi dengan obat lain : Amlodipine aman diberikan dengan obat

golongan diuretik tiazid, alpha blocker, beta-

blocker, inhibitor ACE, nitrat kerja panjang,

nitrogliserin sublingual, obat anti-inflamasi

non steroid, antibiotik, dan obat hipoglikemik

oral. Data in vitro dari penelitian dengan

plasma manusia menunjukkan bahwas

Amlodipine tidak berpengaruh pada

pengikatan protein dari obat yang diuji

(Digoxin, Phenytoin, Warfarin, atau

Indomethacin)

Indikasi terapeutik : Amlodipine diindikasikan sebagai pengobatan

hipertensi lini pertama dan dapat digunakan

sebagai agen tunggal untuk mengontrol

tekanan darah pada sebagian besar pasien.

Kontraindikasi : Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien

dengan hipersensitivitas yang diketahui

terhadap dihidropindin atau salah satu bahan

yang digunakan dalam formula.


Efek samping : Sakit kepala, mengantuk, pusing, palpitasi,

kemerahan, sakit perut, mual, udem, dan

kelelahan.

Pasologi dan cara pemberian : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang

biasa digunakan adalah 5 mg Amlodipine

sekali sehan yang dapat ditingkatkan hingga

dosis maksimum 10 mg tergantung pada

respon masing-masing pasien. Tidak

diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine

setelah pemberian diuretik thiazide, beta

blocker, dan Inhibitor ACE secara bersamaan.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung

dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-

anak.

3. Meloxicam

Kekuatan sediaan : Meloxicam 7,5 mg dan 15 mg

Nama generik : Meloxicam

Nama dagang : Arimed, Artilox, Atracox, Cameloc, Denilox,

Flamoxi, Fri-Art, Genxicam, Hufaxicam,

Hexcam, Loximei, Mecox, Meloxin,

Meloxicam, Moxam, Ostelox, Relox, Velcox,

X-Cam.
Farmakologi : Meloxicam adalah antiinflamasi non-steroid

(OAINS) derivat asam enolat yang

menunjukkan sifat aktivitas antiinflamasi,

analgesik dan antipiretik. Meloxicam

menunjukkan aktivitas antiinlamasi pada

semua standar model inflamasi. Mekanisme

umum dari efek intinfamaal tersebut adalah

melalui penghambatan biosintesis

pentaglandin yang merupakan madiator

inflamasi.

Dosi dan cara pemberian : Rheumatoid arthritis: 15 mg satu kali sehari.

Dosis dapat diturunkan hingga 7,5 mg satu

kali sehari berdasarkan respon terapetik.

Osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari. Jika

diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga

15 mg satu kali sehari.

Untuk pasien dengan resiko tinggi, dosis awal

7,5 mg satu kali sehari.

Untuk pasien gagal ginjal parah, dosis tidak

lebih dan 7,5 mg satu kali sehari.

Overdosis : Pada kasus overdosis, pengosongan lambung

dan penanganan suportif secara umum


sebaiknya dilakukan katena antidot-ma belum

diketahui. Uji klinis menunjukkan halwa

kolestiramin mempercepat eliminaal.

Meloxicam. Pengobatan dengan antasida dan

antagonis reseptor H2 diberikan untuk lesi

saluran cema

Peringatan dan perhatian : Seperti obat-obat golongan AINS lain, harus

diperhatikan pada pengobatan pasien dengan

riwayat penyakit saluran cerna bagian atas dan

pasien yang sedang dalam pengobatan dengan

antikoagulan. Penggunaan Meloxicam

sebaiknya dihentikan bila terjadi tukak peptik

atau pendarahan lambung Pada kasus yang

jarang AINS dapat menyebabkan nefritis

interstitial, glomerulonefritis, renal medullary

necrosis atau sindroma nefntis.

Efek samping : Gangguan saluran cerna, anemia, pruritus,

kulit kemerahan, light-headedness, pusing dan

edema.

Sistem pencernaan: dyspepsia, mual, muntah,

sakit perut, flatulen, konstipasi, dan diare.


Hematologi: trombositopenia dan leukopenia.

Reaksi cutaneo-mucosal: urtikaria, stomatitis,

esofagitis dan fotosensitisasi. Kardiovaskular

palpitasi, flushes dan edema anggota gerak

bawah.

SSP: vertigo, tinnitus dan mengantuk.

Abnormalitas parameter fungsi ginjal,

peningkatan bilirubin transaminase

Kontraindikasi : Tukak peptik aktif, kelainan hepar dan ginjal,

anak anak dan remaja 15 tahun, kehamilan

dan menyusui, gangguan saluran cema,

pendarahan serebrospinal atau bagian lain,

asma. Kelainan pembekuan darah atau sedang

mengalami terapi antikoagulan.

Hipersensitifitas terhadap Meloxicam atau

bahan-bahan tambahan yang digunakan.

Terdapat kemungkinan terjadinya sensitifitas

silang terhadap Asetosal dan obat AINS

lainnya. Meloxicam sebaiknya tidak diberikan

pada pasien yang memiliki gejala asma, polip

nasal angioedema atau urtikaria selama

pemberian asetosal atau AINS lainnya.


Interaksi Obat : Meningkatkan risiko pendarahan jika

digunakan bersama AINS lain termasuk

golongan salisilat, antikoagulan oral,

Ticlodipine, heparin, trombolitik.

Meningkatkan kadar litium dalam serum.

Meningkatkan toksisitas hematologis

Methotrexate. Golongan diuretik (monitor

fungsi ginjal). Eliminasi Meloxicam

dipercepat oleh kolestiramine, Menurunkan

efek antihipertensi Pentoxifylline,

Meningkatkan toksisitas nefrotik siklosporin.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C

4. Vitamin B Complex

Nama generik : Thiamine HCl (Vitamin B1), Pyridoxine HCl

(Vitamin B6), dan Cynocobalamin (Vitamin

B12).

Nama dagang : Bioron

Pemeriaan : Tablet berlapis gula, berbentuk bulat agak

cembung berwarna putih.

Komposisi : Tiap tablet salut gula berisi

Thiamine HCI (Vitamin B1) ……….100 mg

Pyridoxine HCI (Vitamin B6) ………200 mg


Cyanocobalamin (Vitamin B12) …….200

mcg

Mekanisme kerja : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam alta-keto dan berperan

dalam metabolisme karbohidrat.

Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi

piridoksal fosfat dan pindoksamin fosfat yang

dapat membantu dalam metabolisme protein

dan asam amino.

Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam

nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel

dan memelihara integritas jaringan saraf.

Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,

B6, dan B12 seperti pada polineuritis.

Pasologi : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter.

Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam

jangka waktu lama, dapat menyebabkan

sindroma neuropati.

Peringatan : Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang

sedang menerima terapi levodopa.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam

wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.


Resep 3:

Kelengkapan Resep:
1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio

Nama obat : Ada

Sediaan obat : Tidak ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Amlodipine

Kekuatan sediaan : Amlodipin 5 mg dan 10 mg

Nama generik : Amlodipin besilate


Nama dagang : Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate,

Amlodipine Besylate, Zenovask dan Norvask.

Pemerian : Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg merupakan

tablet berwarna putih dan berbetuk bulat

bikonveks. Tablet ditandai dengan ‘kf’ pada

muka atas tablet dan 'breakline' '5' dan

'breakline '10'. Masing-masing tablet

mengandung 6.93 mg Amlodipine Besylate

setara dengan 5 mg Amlodipine dan 13.86 mg

Amlodipine Besylate setara dengan 10 mg

Amlodipine.

Farmakologi : Amlodipine merupakan senyawa penghambat

masuknya ion kalsium (antagonis ion kalsium)

yang menghambat masuknya ion kalsium

secara transmembrane kedalam otot polos

jantung dan pembuluh darah. Mekanisme

antihipertensi Amlodipine disebabkan oleh

efek relaksan langsung pada otot polos

pembuluh darah.

Mekanisme kerja : Amlodipine melebarkan arteriol perifer

sehingga mengurangi resistensi perifer total

(afterload) sehingga jantung dapat bekerja.


Setelah detak jantung stabil, pelepasan

jantung mengurangi konsumsi energi miokard

dan kebutuhan oksigen. Mekanisme kerja

Amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri

koroner utama dan arteriol coroner, baik di

daerah normal maupun iskemik. Dilatasi ini

meningkatkan pengiriman oksigen miokard

pada pasien dengan spasme arteri coroner

(Prinzmetal's atau varian angina) dan

mencegah vasokonstriksi koroner akibat

merokok.

Interaksi dengan obat lain : Amlodipine aman diberikan dengan obat

golongan diuretik tiazid, alpha blocker, beta-

blocker, inhibitor ACE, nitrat kerja panjang,

nitrogliserin sublingual, obat anti-inflamasi

non steroid, antibiotik, dan obat hipoglikemik

oral. Data in vitro dari penelitian dengan

plasma manusia menunjukkan bahwas

Amlodipine tidak berpengaruh pada

pengikatan protein dari obat yang diuji

(Digoxin, Phenytoin, Warfarin, atau

Indomethacin)
Indikasi terapeutik : Amlodipine diindikasikan sebagai pengobatan

hipertensi lini pertama dan dapat digunakan

sebagai agen tunggal untuk mengontrol

tekanan darah pada sebagian besar pasien.

Kontraindikasi : Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien

dengan hipersensitivitas yang diketahui

terhadap dihidropindin atau salah satu bahan

yang digunakan dalam formula.

Efek samping : Sakit kepala, mengantuk, pusing, palpitasi,

kemerahan, sakit perut, mual, udem, dan

kelelahan.

Pasologi dan cara pemberian : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang

biasa digunakan adalah 5 mg Amlodipine

sekali sehan yang dapat ditingkatkan hingga

dosis maksimum 10 mg tergantung pada

respon masing-masing pasien. Tidak

diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine

setelah pemberian diuretik thiazide, beta

blocker, dan Inhibitor ACE secara bersamaan.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung

dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-

anak.
2. Candesartan

Kekuatan sediaan : Candesartan 8 mg dan 16 mg

Nama generik : Candesartan cilexetil

Nama dagang : Blocand, Blopress, Candefar, Candefion,

Candesartan Cilexetil, Candotens, Canderin,

Candepress, Desarvas, Gionix, Quatan, Unisia

Farmakologi : Candesartan cilexetil adalah antagonis

angiotensin II nonpeptida yang menghambat

secara selektif pengikatan angiotensin II pada

reseptor AT, dalam jaringan seperti otat polos

vaskular dan kelenjar adrenal. Dalam sistem

renin-angiotensin, angiotensin I diubah oleh

angiotensin converting enzyme (ACE) untuk

membentuk angiotensin II. Angiotensin II

merangsang korteks adrenal untuk mensintesis

dan mengeluarkan aldosteron yang

menurunkan ekskresi natrium dan

meningkatkan ekskresi kalium. Angiotensin II

juga berfungsi sebagai vasokonstriktor di otot

polos vaskular. Dengan menghalangi

pengikatan angiotensin II dengan reseptor AT,

candesartan cilexetil menyebabkan


vasodilatasi dan mengurangi efek aldosteron.

Pengaturan umpan balik negatif dan

angiotensin II pada sekresi renin juga

dihambat mengakibatkan peningkatan

konsentrasi renin plasma dan berakibat

meningkatnya konsentrasi plasma angiotensin

II, tetapi efek tersebut tidak meniadakan

penurunan tekanan darah yang terjadi.

Golongan : ARB

Farmakokinetik : Onset efek antihipertensi terjadi sekitar 2 jam

setelah pemberian dan efek maksimum

dicapai dalam waktu 4 minggu setelah

memulai terapi.

Indikasi : Hipertensi dan pengobatan pada pasien

dengan gagal jantung dan gangguan fungsi

sistolik ventrikel kiri (LVEF 40%) ketika obat

penghambat ACE tidak ditoleransi.

Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan

cilexetil atau komponen yang terkandung

dalam formulasinya. Wanita hamil dan

menyusui. Gangguan fungsi hati yang berat

dan/atau kolestasis.
Dosis dan cara pemberian : Dosis awal candesartan cilexetil adalah 4 mg

sekali sehari. Dosis harus disesuaikan

berdasarkan respons, dengan dosis maksimum

16 mg sehari.

Efek samping : Efek samping terjadi pada 1% atau lebih

pasien yang menerima candesartan cilexetil

meliputi nyeri punggung. pusing, infeksi

saluran pemapasan atas, faringitis, dan rinitis.

Kejadian efek samping tidak dipengaruhi usia,

jenis kelamin atau ras.

Interaksi obat : Candesartan cilexetil hanya dieliminasi dalam

jumlah kecil metalui metabolisme hati

(CYP2C9). Penelitian interaksi yang ada

menunjukkan tidak ada efek pada CYP2C9

dan CYP3A4 tetapi efek pada isoenzim

sitokrom P450 lainnya belum diketahui

sampai sekarang.

Efek antihipertensi candesartan cilexefil dapat

ditingkalkan dengan obat antihipertensi

lainnya. Interaksi farmakokinetika

(peningkatan konsentrasi lithium serum)

terjadi ketika candesartan cilexetil digunakan


secara bersamaan dengan lithium. Pemantauan

yang cermat terhadap konsentrasi ithium

serum dianjurkan selama penggunaan

bersama.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C.

3. Metformin

Kekuatan sediaan : Metformin 250 mg, 500 mg, 850 mg, dan

1000 mg.

Nama generik : Metformin HCl

Nama dagang : Actosmet, Adecco, Amaryl M, Benofomin,

Diabit, Diafac, Diaglifozmet XR, Eraphage,

Forbetes, Glucovance, Glumin XR, Janumet

XR, Kombiglyze XR, Metformin HCl, Nevox

XR, Trajenta Duo, Xigduo, Zipio M.

Golongan : Biguanida

Farmakologi : Metformin merupakan obat antidiabetik oral

yang berbeda dari golongan sulfonilurea baik

secara kimiawi maupun dalam cara

bekerjanya Obat ini merupakan suatu


biguanida yang tersubsitusi rangkap yaitu

Metformin Hydrochloride. Metformin

merupakan zal antihiperglikemik oral

golongan biguanid Mekanisme Mekanis kerja

Metformin menurunkan kadar gula darah dan

tidak meningkatkan sekresi insulin.

Metformin tidak mengalami metabolisme di

hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak

berubah terutama dalam air kemih dan

sejumlah kecil dalam tinja.

Indikasi : Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak

tergantung insulin dan kelebihan berat badan

dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan

diet saja. Dapat dipakai sebagai obat tunggal

atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi

dengan Sulfonilurea. Untuk terapi tambahan

pada penderita diabetes dengan

ketergantungan terhadap insulin yang

simptomnya sulit dikontrol.

Kontraindikasi : Koma diabetik dan ketoasidosis. Gangguan

fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-

obatan terutama dieksresi melalui ginjal.


Penyakit hati kronis, kegagalan jantung,

miokardial infark, alkoholisme, keadaan

penyakit kronik atau akut yang berkaitan

dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang

berbungan dengan laktat asidosis seperti syok,

insufisiensi pulmonary, riwayat laktat asidosis,

dan keadaan yang ditandai dengan

hipoksemia. Hipersensitif terhadap obat ini

Kehamilan dan menyusui.

Dosis : Dosis awal: 1 tablet 3 kali sehari

Peringatan dan perhatian : Hati-hati penggunaan pada penderita dengan

gangguan fungsi ginjal Tidak dianjurkan

penggunaan pada kondisi dimana

menyebabkan dehidrasi atau pada penderita

yang baru sembuh dan infeksi serius atau

trauma. Dianjurkan pemeriksaan berkala

kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.

Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya

hipoglikemia pada penggunaan kombinasi

dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah

harus dimonitor. Pada pengobatan kombinasi

Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan


di rumah sakit agar tercapai rasio kombinasi

pada kedua obat dengan mantap. Hati-hati

pemberian pada pasien usia lanjut yang

mempunyai gangguan fungsi ginjal. Tidak

direkomendasikan penggunaan pada anak-

anak.

Efek samping : Metformin dapat diterima baik oleh pasien

dengan hanya sedikit gangguan gastro-

intestinal yang biasanya bersifat sementara.

Hal ini umumnya dapat dihindari apabila

Metformin diberikan bersama makanan atau

dengan mengurangi dosis secara temporer.

Biasanya efek samping telah lenyap pada saat

diabetes dapat dikontrol. Bila tampak gejala-

gejala intoleransi penggunaan Metformin

tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek

samping demikian tersebut akan hilang pada

penggunaan selanjutnya. Anoreksia, mual,

muntah, diare. Berkurangnya absorbsi vitamin

B12.

Interaksi obat : Kemungkinan terjadi interaksi antara

Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam


hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis

antikoagulan. Terjadi penurunan kliren ginjal

Metformin pada penggunaan bersama dengan

Simetidin, maka dosis harus dikurangi.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C

4. Atorvastatin

Kekuatan sediaan : Atorvastatin 10 mg, 20 mg, dan 40 mg

Nama generik : Atorvastatin

Nama dagang : Atorvastatin Calcium Trihydrate, Carduo,

Cholestor, Genlipid 20, Lipidef, Lipitor,

Stavinor 10.

Farmakologi : Penghambat reduktase HMG-

CoA; menghambat langkah pembatas laju

dalam biosintesis kolesterol dengan

menghambat secara kompetitif HMG-CoA

reduktase.

Indikasi : Hiperlipidimia

Efek samping : Diare, nasofaringitis, artralgia, susah tidur,

infeksi saluran kemih, mual, dispepsia,

mialgia, nyeria anggota badan, angina,

miopati, dan kejang otot.


Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap atorvastatin dan

gagal hati akut atau sirosis dekompensasi.

Perhatian : Efek samping kognitif yang tidak serius dan

reversibel dapat terjadi, gangguan ginjal

merupakan faktor risiko miopati dan

rhabdomyolysis; pantau semua pasien dengan

gangguan ginjal untuk mengetahui

perkembangan miopati; gangguan ginjal tidak

mempengaruhi konsentrasi plasma obat

ini; sehingga tidak ada penyesuaian dosis pada

pasien dengan gangguan ginjal.

Penyimpanan : Simpan pada suhu 20-25ºC

Resep 4
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Tidak Ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio
Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio

Nama obat : Ada

Sediaan obat : Tidak ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Tidak Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Simvastatin

Kekuatan sediaan : Simvastatin 5mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg, dan

80 mg.

Nama generik : Simvastatin

Nama dagang : Cholestat, Cortavas, Ezetatin, Lextatin,

Lipivast, Mevastin, Norpid, Simvastatin,


Simvasto, SVT, Tianvas, Valemia, Vytorin,

Rechol, Rendapid, Zencor, Zochol.

Farmakologi : Simvastatin merupakan obat yang

menurunkan kadar kolesterol (hipolidemik)

dan merupakan hasil sintesa dari hasil

fermentasi Aspergillus terreus. Secara in vivo

simvastatin akan dihidrolisa menjadi

metabolit aktif. Mekanisme kerja dari

metabolit aktif tersebut adalah dengan cara

menghambat kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril

koenzim A reduktase (HMG Co-A reduktase),

dimana enzim ini mengkatalisa perubahan

HMG Co-A menjadi asam mevalonat yang

merupakan langkah awal dari sintesa

kolesterol.

Indikasi : Hiperkolesterolemia

Kontarindikasi : Hipersensitif terhadap simvastatin atau

komponen obat. Penyakit hati aktif atau

peningkatan transaminase serum yang

menetap yang tidak jelas penyebabnya.

Wanita hamil dan menyusul.


Peringatan dan perhatian : Selama terapi dengan simvastatin harus

dilakukan pemeriksaan kolesterol secara

periodik. Pada pasien yang mengalami

peningkatan kadar serum transaminase,

perhatian khusus berupa pengukuran kadar

transaminase harus dilakukan jika terjadi

peningkatan yang menetap (hingga 3 kali

batas normal atas) pengobatan segera

dihentikan.

Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum

pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu setelah

pengobatan pertama, dan berikutnya secara

periodik (misalnya secara semianual).

Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism

dan atau yang mempunyai riwayat penyakit

hati. Pada penggunaan jangka panjang

dianjurkan melakukan tes laboratorium secara

periodik tiap 3 bulan untuk menentukan

pengobatan selanjutnya.

Efek samping : Abdominal pain, konstipasi flatulens,

asthenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis,


Pada kasus tertentu terjadi angioneurotic

edema.

Interaksi obat : Pemakalan bersamadengan immunosupresan,

itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan

eritromisin dapat menyebabkan peningkatan

pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan

miopati).

Dosis dan cara pemakaian : Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari

sebagai dosis tunggal

2. Meloxicam

Kekuatan sediaan : Meloxicam 7,5 mg dan 15 mg

Nama generik : Meloxicam

Nama dagang : Arimed, Artilox, Atracox, Cameloc, Denilox,

Flamoxi, Fri-Art, Genxicam, Hufaxicam,

Hexcam, Loximei, Mecox, Meloxin,

Meloxicam, Moxam, Ostelox, Relox, Velcox,

X-Cam.

Farmakologi : Meloxicam adalah antiinflamasi non-steroid

(OAINS) derivat asam enolat yang

menunjukkan sifat aktivitas antiinflamasi,

analgesik dan antipiretik. Meloxicam

menunjukkan aktivitas antiinlamasi pada


semua standar model inflamasi. Mekanisme

umum dari efek intinfamaal tersebut adalah

melalui penghambatan biosintesis

pentaglandin yang merupakan madiator

inflamasi.

Dosi dan cara pemberian : Rheumatoid arthritis: 15 mg satu kali sehari.

Dosis dapat diturunkan hingga 7,5 mg satu

kali sehari berdasarkan respon terapetik.

Osteoarthritis: 7,5 mg satu kali sehari. Jika

diperlukan, dosis dapat ditingkatkan hingga

15 mg satu kali sehari.

Untuk pasien dengan resiko tinggi, dosis awal

7,5 mg satu kali sehari.

Untuk pasien gagal ginjal parah, dosis tidak

lebih dan 7,5 mg satu kali sehari.

Overdosis : Pada kasus overdosis, pengosongan lambung

dan penanganan suportif secara umum

sebaiknya dilakukan katena antidot-ma belum

diketahui. Uji klinis menunjukkan halwa

kolestiramin mempercepat eliminaal.

Meloxicam. Pengobatan dengan antasida dan


antagonis reseptor H2 diberikan untuk lesi

saluran cema

Peringatan dan perhatian : Seperti obat-obat golongan AINS lain, harus

diperhatikan pada pengobatan pasien dengan

riwayat penyakit saluran cerna bagian atas dan

pasien yang sedang dalam pengobatan dengan

antikoagulan. Penggunaan Meloxicam

sebaiknya dihentikan bila terjadi tukak peptik

atau pendarahan lambung Pada kasus yang

jarang AINS dapat menyebabkan nefritis

interstitial, glomerulonefritis, renal medullary

necrosis atau sindroma nefntis.

Efek samping : Gangguan saluran cerna, anemia, pruritus,

kulit kemerahan, light-headedness, pusing dan

edema.

Sistem pencernaan: dyspepsia, mual, muntah,

sakit perut, flatulen, konstipasi, dan diare.

Hematologi: trombositopenia dan leukopenia.

Reaksi cutaneo-mucosal: urtikaria, stomatitis,

esofagitis dan fotosensitisasi. Kardiovaskular


palpitasi, flushes dan edema anggota gerak

bawah.

SSP: vertigo, tinnitus dan mengantuk.

Abnormalitas parameter fungsi ginjal,

peningkatan bilirubin transaminase

Kontraindikasi : Tukak peptik aktif, kelainan hepar dan ginjal,

anak anak dan remaja 15 tahun, kehamilan

dan menyusui, gangguan saluran cema,

pendarahan serebrospinal atau bagian lain,

asma. Kelainan pembekuan darah atau sedang

mengalami terapi antikoagulan.

Hipersensitifitas terhadap Meloxicam atau

bahan-bahan tambahan yang digunakan.

Terdapat kemungkinan terjadinya sensitifitas

silang terhadap Asetosal dan obat AINS

lainnya. Meloxicam sebaiknya tidak diberikan

pada pasien yang memiliki gejala asma, polip

nasal angioedema atau urtikaria selama

pemberian asetosal atau AINS lainnya.

Interaksi Obat : Meningkatkan risiko pendarahan jika

digunakan bersama AINS lain termasuk

golongan salisilat, antikoagulan oral,


Ticlodipine, heparin, trombolitik.

Meningkatkan kadar litium dalam serum.

Meningkatkan toksisitas hematologis

Methotrexate. Golongan diuretik (monitor

fungsi ginjal). Eliminasi Meloxicam

dipercepat oleh kolestiramine, Menurunkan

efek antihipertensi Pentoxifylline,

Meningkatkan toksisitas nefrotik siklosporin.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C

3. Vitamin B Complex

Nama generik : Thiamine HCl (Vitamin B1), Pyridoxine HCl

(Vitamin B6), dan Cynocobalamin (Vitamin

B12).

Nama dagang : Bioron

Pemeriaan : Tablet berlapis gula, berbentuk bulat agak

cembung berwarna putih.

Komposisi : Tiap tablet salut gula berisi

Thiamine HCI (Vitamin B1) ……….100 mg

Pyridoxine HCI (Vitamin B6) ………200 mg

Cyanocobalamin (Vitamin B12) …….200

mcg
Mekanisme kerja : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam alta-keto dan berperan

dalam metabolisme karbohidrat.

Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi

piridoksal fosfat dan pindoksamin fosfat yang

dapat membantu dalam metabolisme protein

dan asam amino.

Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam

nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel

dan memelihara integritas jaringan saraf.

Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,

B6, dan B12 seperti pada polineuritis.

Pasologi : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter.

Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam

jangka waktu lama, dapat menyebabkan

sindroma neuropati.

Peringatan : Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang

sedang menerima terapi levodopa.

Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam

wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

Anda mungkin juga menyukai