Anda di halaman 1dari 4

NAMA :ANDRIO PRATAMA

NIM :931114219

SEMESTER :6

MATKUL :ETIKA PROFESI HUKUM

KELAS :C

TANGGAL :SABTU, 25 JUNI 2022

1.Kejujuran
Kejujuran adalah dasar utama. Tanpa kejujuran maka profesional hukum mengingkari misi profesinya,
sehingga akan menjadi munafik, licik dan penuh tipu daya. Sikap yang terdapat dalam kejujuran yaitu :

a. Sikap terbuka, berkenaan dengan pelayanan klien, kerelaan/keikhlasan melayani atau secara Cuma-
cuma

b.Sikap wajar. Ini berkenaan dengan perbuatan yang tidak berlebihan, tidak otoriter, tidak sok kuasa,
tidak kasar, tidak menindas, tidak memeras.

Otentik

Otentik artinya menghayati dan menunjukan diri sesuai dengan keasliannya, kepribadian

yang sebenarnya. Otentiknya pribadi profesional hukum antara lain :

a. tidak menyalahgunakan wewenang;

b. tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat (malkukan perbuatan tercela;

c. mendahulukan kepentingan klien;

d. berani berinsiatif dan berbuat sendiri dengan bijaksana, tidak semata-mata menunggu atasan;

e. tidak mengisolasi diri dari pergaulan sosial.

3. Bertanggung Jawab
dalam menjalankan tugasnya, profesioal hukum wajib bertanggung jawab, artinya :
a. kesediaan melakukan dengan sebaik mungkin tugas apa saja yang termasuk lingkup profesinya
b. bertindak secara proporsional, tanpa membedakan perkara bayaran dan perkara cuma-cuma
(prodeo);

c. kesediaan memberikan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan kewajibannya.

4. Kemandirian Moral

Kemandirian moral artinya tidak mudah terpengaruh atau tidak mudah mengikuti pandangan moral
yang terjadi di sekitarnya, melainkan memebetuk penilaian dan mempunyai pendirian sendiri. mandiri
secara moral berarti tidak dapat dibeli oleh pendapat mayoritas, tidak terpengaruhi oleh pertimbangan
untung rugi (pamrih), penyesuaian diri dengan nilai kesusilaan dan agama.

5. Keberanian Moral
Keberanian moral adalah kesetiaan terhadap suara hati nurani yang menyatakan kesediaan untuk
menanggung resiko konflik. Keberanian tersebut antara lain :

a. menolak segala bentuk korupsi, kolusi suap, pungli;

b. menolak segala bentuk cara penyelesaian melalui jalan belakang yang tidak sah.

2.Hubungan etika dengan profesi khususnya profesi hukum, bahwa etika

profesi adalah sebagai sikap hidup, berupa kesediaan untuk memberikan pelayanan
profesional di bidang hukum terhadap masyarakat dengan keterlibatan penuh dan

keahlian sebagai pelayanan dalam rangka melaksanakan tugas berupa kewajiban

terhadap mayarakat yang membutuhkan pelayanan hukum dengan disertai refleksi


seksama. Keiser sebagiaman dikutip M.Nuh mengatakan bahwa etika profesi
merupakan kesanggupan untuk uji memenuhi pelayanan profesional bagi klien.

Berikut adalah kaidah-kaidah pokok dari etika profesi

a. Profesi harus dihayati sebagai suatu pelayanan tanpa pamrih yaitu pertimbangan

yang diambil merupakan kepentingan klien dan kepentingan umum, bukan

kepentingan pribadi dari pengemban profesi. Jika hal ini diabaikan,pelaksanaan

profesi akan mengarah pada penyalahgunaan professi sehingga merugikan

klienya.

b. Pelayanan profesi mendahulukan kepentingan klien, yang mengacu pada


kepentingan atau nilai-nilai luhur sebagai manusia yang membatasi sikap dan

tindakan.

c. Pengemban profesi harus berorientasi pada masyarakat secara keseluruhan.

d. Pengemban profesi harus mengembangkan semangat solidaritas sesama rekan

seprofesi.

3.Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia senantiasa menghindarkan diri


dari perbuatan tercela yang dapat merusak kehormatan profesi dan organisasinya,

dengan tidak melakukan tindakan-tindakan berupa :

1. Bertutur kata kasar dan bernada marah;


2. Menyalahi dan atau menyimpang dari prosedur tugas;
3. Bersikap mencari-cari kesalahan
masyarakat;

4. Mempersulit masyarakat yang membutuhkan bantuan atau pertolongan;

5. Menyebarkan berita yang dapat meresahkan masyarakat;

6. Melakukan perbuatan yang dirasakan merendahkan martabat perempuan;

7. Merendahkan harkat dan martabat manusia.

Ketentuan tersebut merupakan sebagian dari pedoman bagi kepolisian untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Pelanggaran terhadap ketentuan tersebut dapat menimbulkan hak bagi masyarakat
yang dirugikan untuk membuat laporan atau pengaduan agar aparat kepolisian yang melakukan
penyimpangan ataupelanggaran dapat pengaduan dan proses pemeriksaan terhadap pelanggaran yang
dilakukan oleh aparat kepolisian,

contoh ilustrasi terdapat 3 anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran disiplin dan pada point 3
(tiga) ini terdapat 1 (satu) oknum anggota kepolisian yang melakukan tindak pidana berupa
penyalahgunaan narkotika diwilayah hukum Polres Metro Jakarta Utara. dan merendahkan martabat
warga sekitar dan juga dari 3 anggota kepolisian tersebut sering mempersulit masyarakat yang
membutuhkan bantuan atau pertolongan.

Dari bentuk-bentuk pelanggaran kode etik profesi diatas, perlu diketahui bahwa tujuan kepolisian
tertuang pada pasal 4 Undang-undang No.2 tahun 2002 tentang kepolisian, tujuan kepolisian adalah
terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegaknya hukum, terselenggaranya
perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat, serta terbinanya ketenteraman
masyarakat dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia
4. Notaris Membuat Salinan Akta Tidak Sesuai dengan MinutaPada kasus Notaris RW, Notaris
membuat salinan akta tidak sesuai dengan minuta akta. Pasal 16 dan 17 UUJN menentukan
kewajiban dan larangan Notaris yaitu di antaranya bekerja secara seksama, mandiri, tidak
berpihak, dan menjaga kepentingan pihak yang melakukan perbuatan hukum. Ketika seorang
Notaris membuat salinan akta, Notaris harus mencocokkan dengan minuta aslinya, sesuai
dengan kompetensinya, agar akta tidak kehilangan otentitasnya. Apabila dalam prakteknya,
Notaris tidak membuat salinan akta tersebut sesuai dengan aslinya, maka Notaris tersebut telah
melanggar kewenangan dan telah menyebabkan Minuta yang dibuatnya mengandung
keterangan palsu. Selain dalam pembuatan salinan, dalam hal pembuatan Minuta pun Notaris
harus berhati-hati jangan sampai mengandung keterangan palsu, jika tidak maka Notaris harus
bertanggung jawab secara hukum. Bentuk tanggungjawab hukum Notaris adalah tanggung
jawab terhadap hukum perdata, hukum pidana, UUJN, dan Kode Etik Notaris. Selain itu, seorang
Notaris selaku pejabat umum, juga harus bertanggungjawab atas kebenaran materiil atas
Minuta yang dibuatnya, di mana seorang Notaris harus menjamin bahwa minuta yang dibuatnya
merupakan suatu Minuta yang otentik
5. seorang advokat di kecamatan M selalu menjamin krpada klien nya bahwa perkara yang di
tanganinya akan menang.dan advokat itu juga memberikan keterangan yang tidak sesuai
dengan apa yang di sampaikan oleh klien. selain itu juga advokat tersebut juga menyebarkan
luaskan tentang informasi yang di sampaikan oleh kliennya pada khalayak umum.dan sering
membebani biaya biaya yang tidak perlu.

Anda mungkin juga menyukai