Anda di halaman 1dari 18

Korupsi

Table of contens

Korupsi
Oleh :
Nisa Lutvia Tulloh
Devi Febriani

next
Korupsi
Pembahasan
01. 02. 03.
Pengertian Jenis-Jenis Dasar hukum

04.
Faktor Penyebab

a Aspek Internal Aspek Organisasi c Faktor tempat

05.
Solusi Pencegahan
01.
Pengertian
Pengertian
Korupsi berasal dari bahasa Latin corruptio atau
corruptus yang kemudian dikatakan bahwa
corruptio berasal dari bahasa Latin yang lebih tua,
yaitu corrumpere. Secara harfiah, korupsi adalah
kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, dan penyimpangan
dari kesucian.Secara umum, pengertian korupsi
adalah semua tindakan tidak jujur yang
memanfaatkan jabatan atau kuasa untuk
mendapatkan keuntungan bagi pribadi atau orang
lain.
02.
Jenis-jenis
Jenis-jenis
1. Penyuapan (Bribery)
2. Penggelapan/Pencurian
(Embezzlement)Penggelapan atau pencurian
3. Penipuan (Fraud)
4. Pemerasan (Extortion)
5. Favoritisme (Favortism)
03.
Dasar hukum
Dasar hukum
Berikut adalah dasar-dasar hukum pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.
1. UU No. 3 tahun 1971 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
2. Ketetapan MPR No XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas KKN
3. UU no 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas KKN
4. UU Nomor 20 Tahun 2001 jo UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
5. Peraturan Pemerintah No 71 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
6. UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
7. UU No 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang
8. Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2018 tentang Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK)
04.a
Faktor internal
Aspek internal
• Sifat selalu merasa kurang

• Moral lemah

• Penghasilan kurang mencukupi

• Kebutuhan hidup yang mendesak

• Gaya hidup konsumtif

• Malas atau tidak mau bekerja


04.b
Aspek organisasi
Aspek organisasi
1. Kurangnya sikap keteladanan pimpinan.Posisi pimpinan dalam lembaga formal
maupun informal berpengaruh penting bagi anggotanya. Jika pemimpin
melakukan korupsi, terbuka kemungkinnan bagi anggotanya untuk mengambil
risiko yang sama.
2. Tidak ada kultur organisasi yang benar.Kultur organisasi berpengaruh pada
anggotanya.
3. Kurangnya sistem akuntabilitas yang bena.rSistem akuntabilitas yang tidak
memadai, visi-misi serta tujuan dan sasaran yang berlu ditetapkan dengan jelas,
serta kurangnya perhatian pada efisiensi penggunaan sumber daya yang dimiliki
berisiko memicu situasi organisasi kondusif untuk praktif korupsi.
4. Kelemahan sistem pengendalian manajemen.Pengendalian manajemen
merupakan salah satu syarat bagi tindak pelanggaran korupsi dalam sebuah
organisasi.
5. Manajemen cenderung menutupi korupsi di dalam organisasi.Umumnya, jajaran
manajemen menutupi tindakan korupsi yang dilakukan segelintir oknum dalam
organisasinya. Akibat sifat tidak transparan tersebut, pelanggaran korupsi justru
terus berjalan dengan berbagai bentuk.
04.c
Aspek tempat
Aspek tempat
1. Nilai di masyarakat memungkinkan korupsi.Nilai di masyarakat berisiko memicu langgengnya korupsi.
Korupsi dapat timbul dari budaya masyarakat seperti menghargai seseorang berdasarkan kekayaan.
Kondisi ini dapat memicu seseorang tidak kritis, seperti dari mana kekayaan tersebut didapat
2. Masyarakat kurang sadar dirinya korban korupsi.Anggapan umum di masyarakat adalah yang rugi
karena korupsi adalah negara. Padahal jika negara rugi, yang rugi adalah masyarakat karena proses
anggaran pembangunan dipangkas para pelaku korupsi.
3. Masyarakat kurang sadar dirinya terlibat korupsi.Terbiasa pada kegiatan korupsi sehari-hari dengan
cara terbuka berisiko membuat masyarakat tidak kritis pada aktivitas korupsi yang dilakukannya.
4. Masyarakat kurang sadar korupsi bisa dicegah dan diberantasPandangan umum yang kerap berlaku di
tengah masyarakat yaitu mencegah dan menindak korupsi merupakan tanggung jawab pemerintah.
Padahal, pencegahan dan pemberantasan korupsi di lingkungan pribadi dan profesional merupakan
tanggung jawab semua masyarakat.
5. Aspek peraturan perundang-undanganKorupsi juga berisiko timbuh karena adanya kelemahan dalam
peraturan perundang-undangan. Peraturan tersebut dapat berisi poin yang hanya menguntungkan
penguasa, tidak berkualitas, kurang disosialisasikan, sanksi terlalu ringan, penerapan sanksi yang tidak
konsisten dan pandang bulu, serta lemah di bidang evaluasi dan revisi.
05.
Solusi pencegahan korupsi
Solusi pencegahan korupsi
1. Hidup Sesuai Kemampuan salah satu hal yang mendorong kita melakukan korupsi karena
seringnya kita tidak merasa cukup dan bergaya hidup yang tidak wajar, atau melebihi dari
kemampuan kita. Jangan banyak membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
2. Mengatur Manajemen Waktu.Disiplin waktu dalam menjalani kegiatan sehari-hari dapat
membuat perencanaan kegiatan harian akan berjalan dengan baik dan tepat waktu sehingga
dapat mengurangi korupsi dalam hal waktu.
3. Fokus kepada Kinerja dan Tanggung Jawab Pribadi.Selesaikan segala pekerjaan dengan baik
dan sesuai dengan kesepakatan atau aturan yang ada. Dengan hal itu, kita tidak akan meleset
dari aturan tersebut sehingga dapat meminimalkan korupsi.
4. Mengatur Pengeluaran.Catat pengeluaran sehari-hari dan bedakan pengeluaran tersebut
berdasarkan kebutuhan dan keinginan. Upayakan kebutuhan dapat tercukupi dahulu baru jika
masih ada sisa bisa digunakan untuk keinginan. Hal ini berhubungan dengan gaya hidup yang
sederhana.
5. Selalu Bersyukur.Bersyukur apa yang kita miliki dan bersyukur dengan apa yang telah kita raih
hari ini dapat mencegah tindakan korupsi. Apabila kita tidak bersyukur dan selalu mencari
kekurangan atau tidak pernah merasa puas, apabila tidak diiringi dengan niat yang baik akan
membawa kita kedalam perilaku dan perbuatan yang menyimpang.
Thanks!
Do you have any questions?

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai