Disusun oleh :
Paham Najariyah dan Musyabbihah adalah dua aliran dalam ajaran Islam. Menurut
sumber, Faham Najariyah diajarkan oleh Abu Abdillah Husein bin Muhammad an Najjar dan
memfatwakan bahwa perbuatan manusia adalah makhluk, yaitu dijadikan Tuhan, tetapi mereka
berpendapat bahwa sifat Tuhan tidak ada. Kaum Najariyah terpecah menjadi 3 aliran.
Sementara itu, menurut sumber, Faham Musyabbihah memfatwakan bahwa ada keserupaan
Tuhan dengan manusia, umpamanya bertangan, berkaki, duduk 1 di kursi, naik tangga, turun di
lorong malam dan lain-lain. Ini hanya 1aliran saja. Kedua paham ini termasuk dalam 72
golongan (firqah) yang sesat dalam ajaran Islam, menurut Sayid Abdurrahman bin Muhammad
bin Husein bin Umar dalam kitabnya Bugyatul Mustarsyidin, pada halaman 398, cetakan
Mathba'ah Amin Abdul Majid Kairo, yang dikutip dalam sumber.
RESUME
Kaum Musyabbihah mengatakan bahwa dalam ayat-ayat ini nyata benar bahwa
Tuhan mempunyai muka dan itulah yang kekal dan mempunyai tangan yang lebih tinggi
dari tangan manusia Kaum Musyabbihah mengartikan ayat-ayat ini menurut lahirnya.
Kaum Ahlussunnah wal Jamaah menolak paham ini, karena dalam ayat Qur'an
yang lain (As Syura: 11) bahwasanya "tiada yang menyerupai Tulun suatu juga". Kalau
la bermuka dan bertangan maka serupalah dengan makhluk Nya, yaitu manusia. Kaum
Ahlussunnah menta'wilkan perkataan "wajhu" di sini dengan "Dan yang kekal adalah
Zat-Nya yang qadim" yang "mempunyai kebesaran dan kemuliaan". Ayat yang kedua
menurut Ahlussunnah berarti: "Kekuasaan Tuhan di atas dari kekuasaan manusia".
Perkataan "Yaddu" di sini diartikan kekuasaan. Dengan menta'wilkan ayat-ayat ini
semacam itu maka sesuailah pahamnya dengan ayat Syura: 11 tadi, yang mengatakan
bahwa tiada yang menyerupai Tuhan suatu juga.
2. Tuhan Allah Duduk Bersela Di Atas 'Arsy.
Kaum Musyabbihah berpendapat bahwa Tuhan itu duduk bersela di atas Arsy.
Dalil yang dikemukakannya ialah:
طه. علَى ْالعَ ْر ِش ا ْست ََوى
َ الرحْ َم ُن
َّ
Artinya: "Ar Rabman itu duduk bersela di atas 'arsy" (Thaha: 5).
َ ض فَإِذَا ه
ُ ِي تَ ُم
١٦ : الملك. ور َ س َماءِ أ َ ْن َي ْخس
َ ِف ِب ُك ُم ْاْل َ ْر َّ ا أَمِ ْنت ُ ْم َم ْن فِي ال
Artinya: "Adakah kamu merasa aman dengan yang ada di langit, babwa kamu akan
ditenggelamkan ke dalam bumi ketika ia bergoncang dengan kerasnya (Al Mulk 16).
Dalam ayat ini dinyatakan kata kaum Musyabbihah bahwa Tuhan di langit, di
atas karena langit itu di atas. Sedangkan kaum Ahlussunnah wal Jama'ah mengartikan
ayat ini dengan tempat yang mulia", jadi Nabi Isa diangkat ketempat yang mulia dan ia
berada ditempat yang mulia.
4. Tuhan Allah Bertubuh Serupa Nur
Kaum Musyabbihah mengatakan bahwa Tuhan itu bertubuh seperti makhluk-
Nya dan tubuh-Nya itu berkilau-kilauan serupa nur, serupa cahaya. Dalilnya kata
mereka - firman Tuhan:
ِ ت َو ْاْل َ ْر
٣٥ : النور. ض ِ س َم َوا ُ ُهللاُ ن
َّ ور ال
Artinya: "Tuhan Allah itu Nur langit dan bumi?" (An-Nur 35).
Kalau begitu, maka Tuhan menurut kaum Musyabbihah serupa dengan cahaya
matahari yang memancar kesana kesini yang meliputi alam yang luas ini. l'itiqad ini
ditentang keras oleh kaum Ahlussunnah wal jamu'ali karena arti ayat ini ialah "memberi
cahaya pada langit dan bumi. Jadi arti ayat ini ialah: "Tuhan yang memberi cahaya pada
langit dan bumi.
l'itiqad kaum Musyabbihah yang mengatakan bahwa Tuhan itu Cahaya adalah
sesat lagi menyesatkan, karena kalau Tuhan itu cahaya tentulah tak akan ada siang dan
malam, karena Tuhan itu ada pada waktu siang dan waktu malam, dan bersama siang
malam.
Dapat ditegaskan bahwa pokok dari kesalahan kaum Musyabbihah adalah
karena mereka mengartikan ayat-ayat mutasyabih dalam al Qur'an menurut lahirnya
saja. Inilah pokok pangkal kesalahan yang menyesatkan mereka. Mereka boleh juga
dinamakan "kaum Zhahiriyah" dalam i'itiqad
ULASAN DAN TANGGAPAN PERESUME
A. Kesimpulan
Faham Najariyah, yang dipelopori oleh Abu Abdillah Husein bin Muhammad An-
Najar, merupakan salah satu aliran dalam i'itiqad yang dianggap sesat. Aliran ini
menyatakan bahwa Tuhan tidak memiliki sifat, berbeda dengan kepercayaan kaum
Ahlussunnah wal Jama'ah. Mereka juga memfatwakan bahwa setiap orang mu'min yang
mengerjakan dosa besar dan mati sebelum taubat pasti masuk neraka, tetapi tidak kekal
selamanya. Selain itu, mereka juga menyatakan bahwa Tuhan tidak bisa dilihat dengan
mata-kepala, yang bertentangan dengan keyakinan kaum Ahlussunnah. Aliran ini dapat
digolongkan ke dalam kaum Mu'tazilah karena prinsip fatwanya hampir sama, meskipun
ada sedikit perbedaan.
Sejarah paham Musyabbihah (Mujassimah) juga menarik untuk dibahas. Kaum
Musyabbihah menyerupakan Tuhan dengan makhluk-Nya, seperti bertangan, bermuka,
berkaki, dan bertubuh seperti manusia. Mereka juga menyatakan bahwa Tuhan itu bertubuh
yang terdiri dari darah daging, bermuka, bermata, bertangan, berkaki, dan bahkan ada yang
mengatakan bahwa Tuhan itu berkelamin laki-laki. Keyakinan ini bertentangan dengan
ajaran kaum Ahlussunnah wal Jama'ah yang menyatakan bahwa Tuhan tidak serupa dengan
makhluk-Nya.
Aliran kedua ini, Najariyah dan Musyabbihah, merupakan contoh dari berbagai
aliran dalam Islam yang memiliki keyakinan yang bertentangan dengan ajaran mayoritas
kaum Ahlussunnah wal Jama'ah. Aliran-aliran ini sering dikategorikan sebagai aliran sesat
dalam i'itiqad.
B. Saran
Demikianlah tugas resume ini kami selesaikan. Kami menyadari bahwa resume
ini masih jauh dari kesempurnaan. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan dalam pengetikan atau kata-kata yang kurang berkenan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya dimasa
depan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.