Anda di halaman 1dari 2

BAB I TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN

A. Konsep Ketuhanan dalam Islam


Istilah Tuhan dalam sebutan Al-Quran digunakan kata ilaahun, yaitu setiap yang menjadi
penggerak atau motivator, sehingga dikagumi dan dipatuhi oleh manusia. Orang yang
mematuhinya disebut abdun (hamba). Kata ilah (tuhan) di dalam Al-Quran konotasinya ada dua
kemungkinan, yaitu Allah, dan selain Allah. Subjektif (hawa nafsu) dapat menjadi ilah (tuhan).
Benda-benda seperti: patung, pohon, binatang, dan lain-lain dapat pula berperan sebagai ilah.
Demikianlah seperti dikemukakan pada surat Al-Baqarah (2): 165, sebagai berikut:

‫َو ِم َن ٱلَّناِس َم ن َيَّتِخ ُذ ِم ن ُد وِن ٱِهَّلل َأنَد اٗد ا ُيِح ُّبوَنُهۡم َك ُحِّب ٱِۖهَّلل َو ٱَّل ِذ يَن َء اَم ُن ٓو ْا َأَش ُّد ُح ّٗب ا ِۗهَّلِّل‬
١٦٥ ‫َو َلۡو َيَر ى ٱَّلِذ يَن َظَلُمٓو ْا ِإۡذ َيَر ۡو َن ٱۡل َع َذ اَب َأَّن ٱۡل ُقَّو َة ِهَّلِل َج ِم يٗع ا َو َأَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱۡل َع َذ اِب‬
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah;
mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman
amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu
mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan terhadap Allah.
Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.
Sebelum turun Al-Quran di kalangan masyarakat Arab telah menganut konsep tauhid
(monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari ungkapan-ungkapan yang
mereka cetuskan, baik dalam do’a maupun acara-acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan
khutbah nikah Nabi Muhammad dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunya Al-Quran)
ia mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith, hal 29). Adanya nama Abdullah
(hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.
Keyakinan akan adanya Allah, kemahabesaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah
mantap. Dari kenyataan tersebut timbul pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan
Nabi Muhammad? Pertanyaan ini muncul karena Nabi Muhammad dalam mendakwahkan
konsep ilahiyah mendapat tantangan keras dari kalangan masyarakat. Jika konsep ketuhanan
yang dibawa Muhammad sama dengan konsep ketuhanan yang mereka yakini tentu tidak
demikian kejadiannya. Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam
dikemukakan dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;
‫َو َلِئن َس َأۡل َتُهم َّم ۡن َخ َل َق ٱلَّس َٰم َٰو ِت َو ٱَأۡلۡر َض َو َس َّخ َر ٱلَّش ۡم َس َو ٱۡل َقَم َر َلَيُق وُلَّن ٱُۖهَّلل َف َأَّنٰى‬
٦١ ‫ُيۡؤ َفُك وَن‬
61. Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang
menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka
akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang
benar)
Jika kepada mereka ditanyakan, “Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan menundukkan
matahari dan bulan?” Mereka pasti akan menjawab Allah.
Dengan demikian seseorang yang mempercayai adanya Allah, belum tentu berarti orang itu
beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Seseorang baru laik dinyatakan bertuhan kepada Allah jika
ia telah memenuhi segala yang dimaui oleh Allah. Atas dasar itu inti konsep ketuhanan Yang
Maha Esa dalam Islam adalah memerankan ajaran Allah yaitu Al-Quran dalam kehidupan sehari-
hari. Tuhan berperan bukan sekedar Pencipta, melainkan juga pengatur alam semesta. Pernyataan
lugas dan sederhana cermin manusia bertuhan Allah sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-
Ikhlas. Kalimat syahadat adalah pernyataan lain sebagai jawaban atas perintah yang dijaukan
pada surat Al-Ikhlas tersebut. Ringkasnya jika Allah yang harus terbayang dalam kesadaran
manusia yang bertuhan Allah adalah disamping Allah sebagai Zat, juga Al-Quran sebagai ajaran
serta Rasullullah sebagai uswatun hasanah

Anda mungkin juga menyukai