Dosen Pengampu:
Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Disusun Oleh:
Nama : Agustina
NIM : E1Q020002
Fakultas&Prodi : FKIP & Pendidikan Fisika
Semester : 1 ( Satu )
i
KATA PENGANTAR
Terima kasih saya sampaikan atas bimbingan Bapak Dr. Taufiq Ramdani,
S.Th.I., M.Sos sebagai dosen pengampuh mata Kuliah Pendidkan Agama Islam yang
telah memberikan tugas ini sehingga penulis dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
Besar harapan saya tugas ini akan memberi manfaat bagi saya dan para
pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Nama : Agustina
NIM : E1Q020002
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB I. Tauhid: Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam. . . 1
BAB II. Sains dan Teknologi dan Al-Quran dan Al-Hadits ..................................... 8
BAB III. 3 Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits...................................................... 21
BAB IV. Pengertian dan Jejak Salafussoleh ( Resume Al-Hadits) ........................ 32
BAB V. Ajaran dan Tuntutan tentang Berbagi, Penegakan serta.......................... 38
Keadilan Hukum dalam Islam
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 47
LAMPIRAN............................................................................................................. 48
iii
BAB I
Tauhid: Keistimewaan dan Kebenaran Konsep Ketuhanan dalam Islam
Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai tandingan
terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu sebagaimana mencintai Allah.
Sebelum turun Al-Quran dikalangan masyarakat Arab telah menganut konsep
tauhid (monoteisme). Allah sebagai Tuhan mereka. Hal ini diketahui dari
ungkapan-ungkapan yang mereka cetuskan, baik dalam do a maupun acara-
acara ritual. Abu Thalib, ketika memberikan khutbah nikah Nabi Muhammad
dengan Khadijah (sekitar 15 tahun sebelum turunya Al-Quran) ia
mengungkapkan kata-kata Alhamdulillah. (Lihat Al-Wasith,hal 29).
Adanya nama Abdullah (hamba Allah) telah lazim dipakai di kalangan masyarakat
Arab sebelum turunnya Al-Quran. Keyakinan akan adanya Allah, kemaha
besaran Allah, kekuasaan Allah dan lain-lain, telah mantap. Dari kenyataan
tersebut timbul pertanyaan apakah konsep ketuhanan yang dibawakan Nabi
Muhammad?
1
Pengakuan mereka bahwa Allah sebagai pencipta semesta alam dikemukakan
dalam Al-Quran surat Al-Ankabut (29) ayat 61 sebagai berikut;
Jika kepada mereka ditanyakan, Siapa yang menciptakan lagit dan bumi, dan
menundukkan matahari dan bulan? Mereka pasti akan menjawab Allah.
a. Surat Al-Fatihah
Artinya :
2
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan(rabbi) semesta alam. Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. Yang menguasai di hari Pembalasan.[3]
Dalam surat Al-fatihah, Tuhan disebut dengan Arrahman dan Arrahim yang
artinya adalah Maha pemurah dan penyayang, dalam hal ini arti kata
pemurah maksudnya adalah Allah bersifat welas asih sehingga melimpahkan
karunianya kepada seluruh hambanya.
Artinya :
Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah
kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Mensyukuri[4]
Artinya :
Dan Itulah keterangan kami yang kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. kami tinggikan derajad siapa yang kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana Maha Mengetahui.[5]
ِّلCو َعلَى ُكCَ Cِيت َو ُهُ ض يُحْ ِيي َو ُيم ِ ْت َواألرCِ َم َاواCالس
َّ كCُ ض َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َحكِي ُم َل ُه م ُْل Cِ فِي ال َّس َم َاواCَسب ََّح هَّلِل ِ َما
ِ ْت َواألر
َّ َشيْ ٍء َقدِي ٌر ه َُو األوَّ ُل َواآلخِرُ َو
مCٌ الظا ِه ُر َو ْالبَاطِ نُ َوه َُو ِب ُك ِّل َشيْ ٍء َعلِي
Artinya :
Apa yang di langit dan di bumi bertasbih kepada Allah. Dialah yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. Milik-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia
menghidupkan dan mematikan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
3
Dialah yang Awal dan yang akhir yang Zhahir dan yang Bathin dan dia Maha
mengetahui segala sesuatu.[6]
e. Surat Al-Ikhlas
دCٌ ِد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم َي ُكنْ لَ ُه ُكفُ ًوا أَ َحCْم َيلCْ َد لCُ ص َم
َّ الCُ قُ ْل ه َُو هَّللا ُ أَ َحد هَّللا
Artinya :
Katakanlah (Muhammad), "Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah tempat
meminta segala sesuatu. (Allah) tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.[7]
Agama Islam adalah agama yang mengenalkan Tuhan dengan melalui isi
kandungan ayat-ayat al-Qur'an. Kata "Allah " dalam al-Qur'an terulang sebanyak
2698 kali[8]. Belum lagi kata-kata semacam wahid, ahad,ar-Rabb, Al-Ilah atau
kalimat yang menafikan adanya sekutu bagi-Nya dalam perbuatan atau
wewenang menetapkan hukum atatu kewajaran beribadah kepada selain-Nya
serta penegasian lain yang semuanya mengarah kepada penjelesan tentang
tauhid.[9]
Dari kata-kata tersebut yang kembali pada Tuhan kemudian dikenal dengan
istilah"Al-Asma’ Al-Husna".
Cِ ْت َواألَر
)24( ض َوه َُو ْال َع ِزي ُز ْال َحكِي ُم Cِ فِي ال َّس َم َاواC ْالحُسْ َنى ي َُس ِّب ُح لَ ُه َماCصوِّ ُر لَ ُه األَسْ َماء ِ ِق ْال َبCُ ه َُو هَّللا ُ ْال َخال
َ ارئُ ْال ُم
"Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, Dia
memiliki nama-nama yang indah.Apa yang di langit dan bumi bertasbih kepada-
Nya. dan Dialah yang Maha Perkasa Maha Bijaksana."
4
"Rasulullah bersabda: Allah mempunyai 99 nama, bagi siapa yang menjaganya
maka dia masuk surga, dan sesungguhnya Allah itu ganjil, maka Allah menyukai
sesuatu yang ganjil."(HR. Muslim)[10]
Dan perincian jumlah tersebut sebagaimana yang ada di Kitab Sunan Ibnu Majah.
[11]
Uraian al-Qur’an tentang Tuhan kepada umat Nabi Muhammad Saw dimulai
dengan pengenalan tentang dan sifat-Nya. Ini terlihat secara jelas ketika wahyu
pertama turun.[14]
5
"Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya."(QS. Al-'Alaq: 1-5)[15]
Dalam rangkaian ayat-ayat yang terdapat di dalam wahyu pertama kali turun
menunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kata Rabbuka (Tuhanmu),
bukan kata "Allah". Hal ini menggarisbawahi bahwa wujud Tuhan Yang Maha Esa
dapat dibuktikan melalui ciptaan atau perbuatan-Nya. Dari satu sisi memang
dikenal satu ungkapan yang oleh sementara pakar dinilai sebagai Hadis Qudsi
yang berbunyi:[16]
"Aku adalah sesuatu yang tersembunyi, Aku berkehendak untuk dikenal, maka
Ku ciptakan makhluk agar mereka mengenal-Ku".Di sisi lain, tidak digunakannya
kata" Allah" pada wahyu-wahyu awal itu adalah dalam rangka meluruskan
keyakinan kaum musyrik, karena mereka juga menggunakan kata "Allah" untuk
menunjuk kepada Tuhan, namun keyakinan mereka tentang Allah berbeda
dengan keyakinan yang diajarkan oleh Islam.[17]
)39( د ْال َقهَّا ُرCُ ْال َوا ِحCُ ون َخ ْي ٌر أَ ِم هَّللا Cٌ صا ِح َبيِ السِّجْ ِن أَأَرْ َب
َ ُاب ُم َت َفرِّ ق َ َيا
6
"Wahai kedua penghuni penjara! manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa, Maha Perkasa?", (QS.
Yusuf: 39)[19]
Dan juga al-Qur'an menggunakan perumpamaan, seperti:
7
BAB II
Sains dan Teknologi dan Al-Quran dan Al-Hadits
Dapat diambil contoh dari disiplin ilmiah yang dihasilkan oleh para ilmuwan
muslim di bidang astronomi, yaitu bidang yang berhubungan dengan peredaran
benda-benda langit, para ilmuan melakukan penelitian hingga begitu lama dan
mendapatkan jawaban tentang benda-benda langit, mereka mengatakan bahwa
semua peredaran benda-benda langit dapat dihitung dengan rumus-rumus.
Sedangkan hal ini telah diterangkan oleh Allah S.W.T dalam Al-Qur an sebelum
mereka lahir.
Kemudian fungsi langit sebagai atap yang dituliskan dalam Al-Qur an
(Dialah) yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai
atap, dan Dialah yang menurunkan air (hujan)dari langit, lalu Dia hasilkan dengan
(hujan)itu buah-buahan sebagai rezeki untukmn. Karena itu janganlah kamu
mengadakan tandingan-tandingan bagi Allah, padahal kamu mengetahui. (Q.S
Al-Baqarah 2 : 22).
Allah S.W.T telah menjelaskan di dalam ayat diatas tentang langit. Hal ini
kemudian diteliti selama bertahun-tahu oleh ilmuwan dan mereka mendapatkan
jawaban serta kesimpulan bahwa langit melindungi manusia dari terpaan angin
matahari (melalui medan magnet bumi), dari sinar ultraviolet (melalui atmosfer),
dari kejatuhan benda angkasa seperti meteor dan batu angkasa (melalui
atmosfer), menahan gas-gas yang diperlukan bagi kehidupan (melalui gravitasi
bumi), serta mempertahankan suhu bumi tetap hangat (melalui efek rumah kaca).
8
B. 10 ilmuwan Masuk Islam
Berikut ini beberapa ilmuwan yang masuk Islam karena takjub dengan
keistimewaan Al- Quran :
Seorang ahli oceanografer dan ahli selam terkemuka dari Prancis, Jacques-
Yves Cousteau melakukan eksplorasi bawah laut. Tiba-tiba ia menemukan
beberapa kumpulan mata air tawar yang tidak bercampur dengan air laut.
Seolah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.Lalu, suatu hari
ia bertemu dengan seorang profesor Muslim dan menceritakan fenomena itu.
Profesor itu teringat pada ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan pada
surat Ar Rahman Ayat 19-20.
9
2. Maurice Bucaille
Jasadnya yang baru dikeluarkan dari laut kemudian segera dibalsem untuk
diawetkan. Namun hal ini tetap mengganjal logika sang profesor. Bagaimana
jasad mumi yang sudah tenggelam lama di dalam laut ini masih lebih baik
kondisinya dibanding mumi-mumi lainnya?
Hal tersebut mulai sesuai dengan penggambaran kematian Fir'aun di Alquran
bahwa dia mati karena ditelan ombak. Bucaille kemudian merilis laporannya
yang berjudul "Les momies des Pharaons et la midecine" (Mumi Fir'aun;
Sebuah Penelitian Medis Modern). Ia lalu mendengar bahwa Alquran
sebenarnya telah mengisahkan cerita tenggelamnya Fir'aun. Kabarnya, setelah
mencari riwayat di berbagai kitab termasuk Taurat dan Injil, Bucaille beralih ke
Islam. Ia menemui sejumlah ilmuwan autopsi Muslim dan diberitahu mengenai
salah satu ayat Alquran.
"Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi
pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya
kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami," (QS.
Yunus Ayat 92).
Ayat tersebut telah menyentuh hati Bucaille hingga ia menjadi seorang mualaf.
10
3. Prof William Brown
"Dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian
yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak
pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-
satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak
11
memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," ungkap
William
4. Fidelma O'leary
Fidelma merupakan ahli neurologi yang berasal dari Negeri Paman Sam, Amerika
Serikat. Ia mendapatkan hidayah ketika meneliti saraf otak manusia. Saat ia
melakukan penelitian, ia menemukan bahwa beberapa urat saraf di otak manusia
tidak dimasuki oleh darah. Padahal, setiap inci otak manusia memerlukan suplai
darah yang cukup untuk bisa berfungsi secara normal.
Ia menemukan bahwa darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak,
kecuali ketika seseorang melakukan gerakan sujud dalam salat seperti yang
dilakukan umat Muslim. Ini menunjukkan bahwa bila seseorang tidak melakukan
salat, maka otak tidak dapat menerima darah yang cukup untuk bisa berfungsi
secara normal.
12
Prof. Dr. Leopold Werner von Ehrenfels merupakan seorang psikiater serta
sekaligus neurology berkebangsaan Austria, serta agama saat sebelum Islam
yaitu Kristen. Dari remaja dia sudah banyak mendapatkan kejanggalan dalam
agama kristen. Pada akhirnya ia mempelajari Islam. Satu di antara yang ia
cermati yaitu mengenai kewajiban wudhu saat sebelum lakukan solat serta ia juga
mempelajari mengenai kewajiban mandi sesudah jima dengan istri, serta dalam
agama Kristen tidak ada ketentuan bersuci seperti ini.
Bahkan juga orang Kristen, tuturnya, walaupun dalam kondisi junub (habis
bersetubuh dengan istri tanpa mandi) langsung pergi ke gereja untuk menyembah
Tuhan. Prof Leopold Werner von Ehrenfels, menemukannya sesuatu yang
mengagumkan pada wudhu. Ia menyampaikan satu kenyataan yang amat
mengagetkan. Kalau pusat-pusat syaraf yang paling sensitif dari tubuh manusia
nyatanya ada di bagian dahi, tangan, serta kaki. Pusat-pusat syaraf itu amat peka
pada air segar. Dari sini ia temukan hikmah di balik wudhu yang membersihkan
pusat-pusat syaraf itu.
Ia bahkan juga menganjurkan supaya wudhu bukan sekedar milik serta rutinitas
umat Islam, namun untuk umat manusia secara keseluruhan. Dengan selalu
membersihkan air segar pada pusat-pusat syaraf itu, memiliki arti orang bakal
memelihara kesehatan serta kesesuaian pusat syarafnya. Selanjutnya Leopold
memeluk agama Islam serta merubah nama menjadi Baron Omar Rolf Ehrenfels.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka
basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu
dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air,
maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan
13
tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur" (QS Al-Maidah ayat 6).
6. Keith Moore
Buku ini juga digunakan oleh para ilmuwan, dokter, fisioterapi dan siswa seluruh
dunia. Pada suatu waktu, ada sekelompok mahasiswa yang menunjukkan
referensi Alquran tentang Penciptaan Manusia kepada Profesor Keith L Moore,
lalu sang Profesor melihatnya dan berkata : Tidak mungkin ayat ini ditulis pada
tahun 7 Masehi, karena apa yang terkandung di dalam ayat tersebut adalah fakta
ilmiah yang baru diketahui oleh ilmu pengetahuan modern! Ini tidak mungkin,
Muhammad pasti menggunakan mikroskop!
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati air yang
berasal dari tanah. Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu
Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan
14
daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik." ( QS A;-Mu'Minum 13-14).
Ayat tersebutlah yang membuat sang profesor akhirnya memeluk agama Islam
dan merevisi beberapa kajian ilmiahnya karena Alquran ternyata telah menjawab
beberapa bagian yang selama ini membuat sang profesor gusar. Ia merasa
materi yang ditelitinya selama ini terasa belum lengkap atau ada tahapan dari
perkembangan embrio yang kurang.
7. Masaru Emoto
Masaru Emoto adalah seorang peneliti dari Hado Institute di Tokyo, Jepang. Pada
tahun 2003 Peneliti Masaru Emoto melakukan penelitian dan mengungkapkan
adanya suatu keanehan terhadap suatu sifat air. Ia menemukan bahwa partikel
molekul air ternyata bisa berubah-ubah tergantung perasaan manusia di
sekelilingnya yang secara tidak langsung mengisyaratkan pengaruh perasaan
terhadap klasterisasi molekul air yang terbentuk oleh adanya ikatan hidrogen.
Emoto juga menemukan bahwa partikel kristal air terlihat menjadi indah dan
mengagumkan apabila mendapat reaksi positif disekitarnya, misalnya dengan
kegembiraan dan kebahagiaan. Namun partikel kristal air terlihat menjadi buruk
dan tidak sedap dipandang mata apabila mendapat efek negatif disekitarnya,
seperti kesedihan dan bencana.
Lebih dari dua ribu buah foto kristal air terdapat di dalam buku Message from
Water (Pesan dari Air) yang dikarangnya sebagai pembuktian kesimpulan nya
sehingga hal ini berpeluang menjadi suatu terobosan dalam meyakini keajaiban
alam. Emoto menyimpulkan bahwa partikel air dapat dipengaruhi oleh suara
musik, doa-doa dan kata-kata yang ditulis dan dicelupkan ke dalam air tersebut.
15
Sampai sekarang Emoto dan karyanya masih dianggap kontroversial. Ernst Braun
dari Burgistein di Thun, Swiss, telah mencoba dalam laboratoriumnya metoda
pembuatan foto kristal seperti yang diungkapan oleh Emoto, sayangnya hasil
tersebut tidak dapat direproduksi kembali, walaupun dalam kondisi percobaan
yang sama. Dalam kajian Masaru Emoto dengan tekun melakukan penyelidikan
tentang perubahan molekul air.
Air murni dari mata air di Pulau Honshu didoakan mengikut tradisi agama Shinto,
lalu didinginkan sehingga -5°C kemudian ia diambil gambar dengan mikroskop
elektron dengan kamera kwalitas tinggi. Ternyata molekul air tersebut membentuk
kristal segi enam yang indah.
Ujicoba Air diulangi dengan membacakan kata arigato (terima kasih dalam
bahasa Jepang) di depan botol air tadi.
Kristal yang terbentuk sangat indah. Lalu dicoba dengan menghadapkan tulisan
huruf Jepang arigato, kristal membentuk dengan keindahan yang sama.
Selanjutnya ditunjukkan kata syaitan, maka molekul air berbentuk buruk.
Diputarkan musik Symphony Mozart, kristal muncul berbentuk bunga. Ketika
musik heavy metal diperdengarkan, molekul kristal air itu terus hancur. Ketika 500
orang berkonsentrasi memusatkan pesanan peace di depan sebotol air, kristal air
tadi mengembang bercabang-cabang dengan indahnya.
Dan ketika diuji dengan dibacakan doa Islam, kristal bersegi enam dengan lima
cabang daun muncul berkilauan. Maha Suci Allah yang telah mencipta makhluk
yang bernama air ini. Sesungguhnya ia adalah makhluk yang paling setia dan
amat peka sekali dalam menjalankan perintah Tuhannya.
Firman Allah Swt: Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dulu adalah suatu yang padu,
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? (QS. Al-
Anbiya: 30)
16
membuktikan khasiat dan keistimewaan air zamzam dari zaman ke zaman.
Karena keistimewaan dan keunikan air zamzam ini, ia pun kemudian memeluk
agama Islam.
8. Tegatat Tejasen
Tegatat Tejasen adalah ilmuan Thailand dari bidang anatomi. Tegatat Tejasen
masuk islam saat peneliatan Tagatat Tejasen masuk islam dalam penelitian
dermatologi dalam tinjauan anatomi. Lapisan Kulit terdiri atas 3 lapisan yakni,
Epidermis, Dermis dan Cut Cutis.
Pada lapisan terakhir ini terdapat ujung ujung pembuluh darah dan saraf.
Penemuan modern dibidang anatomi membuktikan bahwa luka bakar yang terlalu
dalam bisa mati saraf pengatur sensasi. Saat terjadi luka bakar hingga lapisan
terakhir ini orang tersebut tidak akan merasa nyeri karena tidak berfungsinya
ujung saraf eferen dan eferen yang rusak akibat luka bakar tersebuut.
Penelitian ini ternyata sudah ada dalam ayat Al-Quran. "Allah akan memasukkan
orang-orang kafir ke dalam neraka dan mengganti kulit mereka yang baru setiap
kali kulit itu habis terbakat" (QS An-Nisa:56).
Tanggal 3 November 1983 adalah hal bersejaranh bagi Tagatat karena pada hari
itu dia mengucap kalimat syahadat dihadapan peserta konferensi dan
memberitahukan hal layak umum bahwa ia masuk Islam.
9. Carner Nasa
17
Gambar 1.9 Carner Nasa
Mantan pejabat Amerika Serikat ini juga masuk islam karena menemukan fakta-
fakta tentang malam Lailatul Qadar dan Ka'bah. Setelah masuk Islam, Carnar
kemudian meneliti fenomena mencium Hajar Aswad.
Nasa menyembunyikan kepada dunia bukti empiris ilmiah tentang (malam)
Lailatul Qadar. Ia menyayangkan kelompok jutawan Arab yang kurang perhatian
dengan masalah ini sehingga dunia tidak mengetahuinya.
Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah
“baljah” (;) َب ْل َجةtingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke
(atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.
Menurutnya, sesuai dengan hadits Nabi bahwa malam Lailatul Qadar adalah
“baljah” (;) َب ْل َجةtingkat suhunya sedang), tidak ada bintang atau meteor jatuh ke
(atmosfer) bumi, dan pagi harinya matahari keluar dengan tanpa radiasi cahaya.
Sayyid menegaskan, terbukti secara ilmiah bahwa setiap hari (hari-hari biasa)
ada 10 bintang dan 20 ribu meteor yang jatuh ke atmosfer bumi, kecuali malam
Lailatul dimana tidak ada radiasi cahaya sekalipun.
Hal ini sudah pernah ditemukan Badan Antariksa NASA 10 tahun lalu. Namun
mereka enggan mempublikasikannya. Statemen ini mengutip ucapan seorang
pakar di NASA Carner , seperti yang dikutip oleh harian Al-Wafd Mesir. Abdul
Basith Sayyid, Kepala Lembaga Mukjizat Ilmiah Al-Quran dan Sunnah di Mesir, Dr
Abdul Basith As-Sayyid dalam sebuah program di TV Mesir Sayyid juga
menegaskan, pakar Carner akhirnya masuk Islam dan harus kehilangan
jabatannya di NASA. Ini bukan pertama kalinya, NASA mendapatkan kritikan dari
pakar Islam.
Pakar geologi Islam Zaglol Najjar pernah menegaskan, NASA pernah meremove
satu halaman di situs resminya yang pernah dipublish selama 21 hari. Halaman
18
itu tentang hasil ilmiah yakni cahaya aneh yang tidak terbatas dari Ka bah di
Baitullah ke Baitul Makmur di langit. Sayyid menegaskan, jendela yang berada
di langit itu mirip yang disebutkan dalam Al-Quran.
Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-
pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya. tentulah mereka
berkata: Sesungguhnya panda ngan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami
adalah orang orang yang kena sihir. (Al-Hijr: 14)
Saat itu Carner dengan bukti jelas bahwa jagat raya saat itu gelap setelah
jendela itu tersibak. Karenanya, setelah itu Carner mendeklarasikan
keislamannya.
Kisah Jon Dean kembali pada Islam bermula ketika ia memutuskan bekerja di
Riyadh, Arab Saudi. Ia bekerja di industri kesehatan dan nutrisi. Bidang itu
kebetulan sedang membutuhkan individu seperti dirinya. "Mereka membutuhkan
saya guna membangun industri mereka. Saya tahu, negara ini begitu kaya,
banyak uang di sini," kenang pria asal Amerika Serikat itu seperti dinukil
onislam.net.
Ketika tiba di Riyadh, Jon sebelumnya tidak tahu banyak tentang Islam. Yang ia
tahu, Saudi seperti negara Arab lainnya, kaya minyak, terlibat perang dan
pertikaian. Ia sempat khawatir apakah pilihan ini yang terbaik baginya atau tidak.
Dengan berbekal keyakinan tinggi, dan bermodalkan pemahaman tentang Islam,
Jon memulai petualangnya di Jazirah Arab dengan satu tujuan, tidak terlibat
dalam hal buruk, seperti dipenjara. Setiap hari Jon membaca buku tentang Islam.
19
Baginya, Islam merupakan hal yang asing meski ia berteman dengan penganut
Hindu, Buddha, Ateis atau Yahudi.
Sekelebat membaca ada ketertarikan. Maklum, ia seorang peneliti biologi yang
haus akan rasa ingin tahu. Memang, ketertarikan itu lebih kepada ilmu
pengetahuan belum sampai menyentuh aspek spiritual. "Saya memang pribadi
yang gemar membaca hal yang menarik, semisal saja, Muhammad Ali, Bruce
Lee," kata dia. Dean mendapati Alquran begitu sederhana bahasanya sehingga
mudah dipahami. Ayat-ayatnya sangat mudah untuk diintegrasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari. Ini sangat mengejutkannya. Sangat bertolak belakang
dengan asumsinya bahwa Alquran sangat kaku dalam mengatur kehidupan umat
muslim. Dean mendapat penjelasan dari seorang rekannya yang lain bahwa
agama Islam juga berfungsi seperti panduan hidup. Yang paling menyenangkan
dalam Islam, menurut Dean, adalah perintah agama tersebut untuk membuktikan
semua ayat-ayat Alquran jika mampu. Agama Islam juga menyarankan untuk
terus belajar kepada pemeluknya.
Dean bersyukur bisa bertemu orang-orang yang mampu membuka matanya
bahwa yang dipercayainya selama ini tentang Islam ternyata salah. Dan ketika dia
mulai mempelajarinya, agama tersebut ternyata mudah dipahami dan masuk akal.
Setelah menyadari hal tersebut, Dean mengungkapkan keinginannya untuk
menjadi mualaf. Ditemani dua rekannya, Dean mengucapkan dua kalimat
syahadat.
20
BAB III
3 Generasi Terbaik Menurut Al-Hadits
Berdasarkan hadits dari nabi, bahwa generasi terbaik dari umat Islam adalah para
sahabat, tabiin dan tabiut tabiin.
Aku adalah sebaik-baik salaf (pendahulu) (Hadist riwayat Muslim no. 2450 (98))
1. Pengertian Sahabat
Kata sahabat menurut lughah jamak dari sahib artinya yang menyertai.
Menurut para ulama yang disebut "sahabat" adalah orang yang bertemu
dengan Nabi SAW dalam keadaan beriman dan meninggal dunia sebagai
pemeluk Islam. Maka, orang yang bertemu dengan Nabi sedang dia belum
memeluk agama Islam, maka tidaklah dipandang sahabat. Orang yang
menemui masa Nabi dan beriman kepadanya tetapi tidak menjumpainya,
seperti Najasi, atau menjumpai Nabi setelah Nabi wafat, seperti Abu Dzu'aib,
yang pergi dari rumahnya setelah ia beriman untuk menjumpai Nabi di
Madinah. Setiba di Madinah, Nabi telah wafat. Maka, baik Najasi dan Abu
Dzu'aib, mereka berdua termasuk sahabat Nabi.
2.Pengertian Tabiin
Tabiin menurut bahasa adalah jama dari kata tabi yang artinya pengikut.
Menurut istilah, tabiin adalah orang yang pernah bertemu dengan sahabat,
iman kepada Nabi saw dan meninggal dalam keadaan Islam. Tentang hal ini al-
Khatib al-Baghdadi mensyaratkan adanya persahabatan dengan sahabat, jadi
bukan hanya bertemu.
21
Menurut Ibnu Katsir, yang dinamakan tabiin tidak cukup hanya pernah melihat
sahabat, sebagaimana yang dinamakan sahabat cukup pernah melihat Nabi
saw saja.
Yang membedakan adalah keagungan dan kebesaran dari melihat Nabi saw.
Namun menurut kebanyakan ahli hadis, yang dinamakan tabiin ialah orang
yang pernah bertemu sahabat dalam keadaan beriman dan meninggal dunia
dalam keadaan beriman meskipun tidak pernah bersahabat dengan sahabat
dan tidak pula pernah meriwayatkan hadits dari sahabat.
Dari Imran bin Hushain radhiyallahu anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
َ َخي َْر أ ُ َّمتِـي َقرْ نِي ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُو َن ُه ْم ُث َّم الَّذ
مCْ ِين َيلُو َن ُه
Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling
mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang
memiliki keshalihan yang tertinggi (as-salafu ash-shalih).Karenanya, sudah
merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan pengamalan Islam
yang benar merujuk kepada mereka (as-salafu ash-shalih).
22
Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah
Subhanahu wa Taala dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa
Taala. Firman Allah Subhanahu wa Taala:
ت ٍ م َج َّناCْ َّد لَ ُهC ُه َوأَ َعC َع ْنCان َرضِ َي هللا ُ َع ْن ُه ْم َو َرضُوا َ ار َوالَّذ
ٍ ِين ا َّت َبعُو ُه ْم ِبإِحْ َس ِ صَ ين َواأْل َ ْن َ ُون اأْل َوَّ ل
َ ون م َِن ْال ُم َها ِج ِر َ َُّابق
ِ َوالس
مCُ ك ْال َف ْو ُز ْال َعظِ ي َ َتجْ ِري َتحْ َت َها اأْل َ ْن َها ُر َخالِد
Cَ ِ َذلC أَ َب ًداCِين فِي َها
Menukil ucapan Ibnul Qayyim rahimahullahu dalam I lam Al-Muwaqqi in, terkait
ayat di atas disebutkan bahwa setiap sahabat adalah orang yang kembali
kepada Allah Subhanahu wa Taala. Maka, wajib mengikuti jalannya, perkataan-
perkataannya, dan keyakinan-keyakinan (itiqad) mereka.
Dalil bahwa mereka adalah orang-orang yang kembali kepada Allah Subhanahu
wa Taala, (dikuatkan lagi) dengan firman-Nya yang menunjukkan mereka
adalah orang-orang yang telah diberi Allah Subhanahu wa Taala petunjuk.
Firman-Nya:
23
“Dan (Allah) memberi petunjuk kepada (agama)-Nya, orang yang kembali
(kepada-Nya).” (Asy-Syura: 13) (Lihat Kun Salafiyan ‘alal Jaddah, Abdussalam
bin Salim bin Raja’ As-Suhaimi, hal. 14)
Maka, istilah as-salafu ash-shalih secara mutlak dilekatkan kepada tiga kurun
yang utama. Yaitu para sahabat, at-tabiun, dan atba u tabiin (para pengikut
tabiin). Siapapun yang mengikuti mereka dari aspek pemahaman, i tiqad,
perkataan maupun amal, maka dia berada di atas manhaj as-salaf. Adanya
ancaman yang diberikan Allah Subhanahu wa Taala terhadap orang-orang
yang memilih jalan-jalan selain jalan yang ditempuh as-salafu ash-shalih,
menunjukkan wajibnya setiap muslim berpegang dengan manhaj as-salaf. Allah
Subhanahu wa Taala berfirman:
24
mengabaikan al-huda (petunjuk) dan al-haq (kebenaran) di setiap tempat dan
zaman. (Ushul wa Qawaid fi al-Manhaj As-Salafi, hal. 12-13)
َ م أَ ْم ُر هللاِ َو ُه ْم َظا ِهرCْ الَ َي َزا ُل َطا ِئ َف ٌة مِنْ أ ُ َّمتِـي َظاه ِِري َْن َح َّتى َيأْ ِت َي ُه
ُون
“Akan selalu ada sekelompok orang dari umatku yang unggul/menang hingga
tiba pada mereka keputusan Allah, sedang mereka adalah orang-orang yang
unggul/menang. (Shahih Al-Bukhari, no. 7311)
Bila menatap langit zaman, di setiap kurun, waktu, senantiasa didapati para
pembela al-haq. Mereka adalah bintang gemilang yang memberi petunjuk arah
dalam kehidupan umat. Mereka memancarkan berkas cahaya yang memandu
umat di tengah gelap gulita. Kala muncul bidah Khawarij dan Syi ah, Allah
Subhanahu wa Taala merobohkan makar mereka dengan memunculkan Ali bin
Abi Thalib radhiyallahu anhu dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu anhuma.
Begitupun saat Al-Qadariyah hadir, maka Abdullah bin Umar, Abdullah bin
Abbas, dan Jabir bin Abdillah radhiallahu anhum dari kalangan sahabat yang
utama melawan pemahaman sesat tersebut. Washil bin Atha dengan paham
Mutazilahnya dipatahkan Al-Hasan Al-Bashri, Ibnu Sirin, dan lain-lainnya dari
kalangan utama tabiin.
Merebak Syiah Rafidhah, maka Al-Imam Asy-Sya bi, Al-Imam Syafii, dan para
imam Ahlus Sunnah lainnya menghadapi dan menangkal kesesatan Syi ah
Rafidhah. Jahm bin Shafwan yang mengusung Jahmiyah juga diruntuhkan Al-
Imam Malik, Abdullah bin Mubarak, dan lainnya. Demikian pula tatkala
menyebar pemahaman dan keyakinan bahwa Al-Quran adalah makhluk bukan
25
Kalamullah. Maka, Al-Imam Ahmad bin Hanbal tampil memerangi pemahaman
dan keyakinan sesat tersebut.
Sosok Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sendiri bagi sebagian umat Islam bukan
lagi sosok yang asing. Kiprah dakwahnya begitu agung. Pengaruhnya sangat
luas. Kokoh dalam memegang sunnah. Sebab, menurut Syaikhul Islam Ibnu
Taimiyah, sesungguhnya tidak ada kebahagiaan bagi para hamba, tidak ada
pula keselamatan di hari kembali nanti (hari kiamat) kecuali dengan ittiba’
(mengikuti) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
ْ َو َمن.و ُز ْال َعظِ ي ُمCْ Cك ْال َف َ دCِا ُر َخالCC اأْل َ ْن َهC اCت َتجْ ِري مِنْ َتحْ ِت َه
َ Cِ َو َذلC اCِين فِي َه ٍ َو َرسُولَ ُه ي ُْدخ ِْل ُه َج َّناCَ د هللاِ َو َمنْ يُطِ ِع هَّللاCُ ك حُ دُو
َ ت ِْل
ٌاب م ُِهين Cٌ َولَ ُه َع َذC فِي َهاC ي ُْدخ ِْل ُه َنارً ا َخالِ ًداCُ َو َرسُولَ ُه َو َي َت َع َّد ُحدُو َدهCَص هللا
Cِ َْيع
26
Sungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menciptakan makhluk dalam rangka
untuk beribadah kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyat: 56)
“Barangsiapa melakukan satu amal yang tidak ada dasar perintah kami, maka
tertolak.” (Shahih Al-Bukhari no. 2697 dan Shahih Muslim, 1718)
27
Padahal Islam sendiri tak mengajarkan semacam itu. Mereka terbelenggu
bidah nan menyesatkan.
ارً اCوا ِد ْي َنCم ي َُورِّ ُثCْ ا َء لَـC إِنَّ اأْل َ ْن ِب َيC،ء َو َر َث ُة اأْل َ ْن ِب َيا َءCَ إِنَّ ْال ُعلَ َماC،ب
ِ د َك َفضْ ِل ْال َق َم ِر َعلَى َسائ ِِر ْال َك َوا ِكCِ ِم َعلَى ْال َع ِابCِ َو َفضْ ُل ْال َعال
ذ ِب َح ٍّظ َواف ٍِرCَ أَ َخCُم َف َمنْ أَ َخ َذهCَ إِ َّن َما َورَّ ُثوا ْالع ِْلC،َوالَ دِرْ َهمًا
“Dan keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah, bagai rembulan
atas seluruh bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris para nabi.
Sesungguhnya para nabi tidaklah mewariskan dinar dan dirham, (tetapi)
mereka mewariskan ilmu.
28
Begitulah seorang alim. Dia laksana rembulan di langit zaman. Wallahu alam.
1) Generasi Sahabat
1. Abu Bakar Ash-Shiddiq (wafat 13 H)
2. Umar bin Khoththob (wafat 23 H)
3. Utsman bin Affan (wafat 34 H)
4. Ali bin Abi Tholib (wafat 40 H)
5. Tholhah bin Ubaidillah (wafat 36 H)
6. Zubair bin Awwam (wafat 36 H)
7. Abdurohman bin Auf (wafat 36 H)
8. Saed bin Abi Waqqosh (wafat 55 H)
9. Saed bin Zaid (wafat 55 H)
10. Abu Ubaidah ibnul Jarroh (wafat 18 H)
11. Hamzah bin Abdul Muththolib (wafat 3 H saat perang Uhud)
12. Zaid bin Haritsah (wafat 6 H)
13. Salim Maula Abi Hudzaifah (wafat 106 H)
14. Abdulloh bin Jahsy (wafat 3 H saat perang Uhud)
15. Mushab bin Umair (wafat 3 H saat perang Uhud)
16. Uthbah bin Ghozwan (wafat 2 H saat perang Badar)
17. Abdulloh bin Masud (wafat 32 H)
18. Miqdad bin Amr (wafat 33 H)
19. Khobab bin Arott (wafat 38)
20. Shuhaib bin Sinan (wafat 38)
21. Amir bin Fuhairoh (wafat 4 H saat peristiwa Biru Maunah)
22. Bilal bin Robah (wafat 20 H)
23. Abu Salamah (wafat 3 H)
24. Al-Arqom bin Abil Arqom (wafat 13 H)
25. Amar bin Yasir (wafat 37 H saat perang Hunain)
26. Zaid bin Khothob (wafat saat perang Yamamah)
27. Amir bin Robiah (wafat 35 H)
28. Utsman bin Madhun (wafat sekitar 3 bulan dari Hijroh)
29. Abdulloh bin Suhail bin Amru (wafat saat perang Yamamah)
29
30. Saad bin Muadz (wafat 5 H)
31. Ubay bin Kaab (wafat 32 H)
2) Generasi Tabi'in
1. Uwais bin Amir Al Qarani
2. Al-Qomah bin Qois bin Abdulloh bin Malik (wafat 61 H)
3. Masruq bin Ajda Al-Hamdani (wafat 62 H)
4. Ubaidah bin Amru (wafat 72 H)
5. Aslam maula Umar bin Khoththob (wafat 80 H)
6. Ummu Darda (wafat 80-an H)
7. Said bin Musayyib (wafat 94 H)
8. Urwah bin Zubair (wafat 91 H)
9. Abu Salamah bin Abdurrohman bin Auf (wafat 94 H)
10. Abu Bakar Al-Mahzumi (wafat 93 H)
11. Muthorrif bin Abdillah (wafat 95 H)
12. Malik bin Aus (wafat 92 H)
13. Al-Aswad bin Yazid bin Qois An-Nakhoi (wafat 74 H)
14. Syuroih bin Hani bin Yazid (wafat 78 H)
15. Abu Idris Al-Khoulani (wafat 80 H)
16. Abdurrohman bin Abi Laila (wafat 83 H)
17. Abul Aliyah RufaI bin Mihron (wafat 92 H)
18. Amru bin Maimun (wafat 74 H)
19. Abu Utsman An-Nahdi (wafat 95 H)
20. Abu Roja Al-Uthoridi (wafat 106 H)
21. Zaid bin Wahab Al-Juhani (wafat 96 H)
22. Abdulloh bin Muhairiz (wafat 99 H)
23. Ibrohim At-Taimi (wafat 92 H)
24. Ibrohim An-Nakhoi (wafat 96 H)
25. Ali bin Husain bin Ali bin Abi Tholib (wafat 42 H)
26. Said bin Jubair (wafat 92 H)
27. Muhammad bin Sirin (wafat 110 H)
28. Asy-Syabi Amir bin Syurohil (wafat 103 H)
29. Salim bin Abdulloh bin Umar bin Khoththob (wafat 106 H)
30. Thowus bin Kaisan (wafat 101 H)
30
1. Abu Hanifah Numan bin Tsabit (wafat 150 H)
2. Muqotil bin Hisyam
3. Abdurrohman Al-uzaI bin Amru (wafat 157 H)
4. Malik bin Anas bin Malik (wafat 179 H)
5. Nafi bin Umar bin Abdulloh (waft 169 H)
6. Fudhoil bin Iyadh (wafat 187 H)
7. Sufyan bin Uyainah (wafat 148 H)
8. Abu Bakar bin Ayyash (wafat 193 H)
9. Abdulloh bin Mubarok (wafat 181 H)
10. Abu Yusuf Al-Qodhi (wafat 182 H)
12. Syubah bin Hajjaj (wafat 160 H)
13. Abdul Aziz bin Abdulloh bin Abi Salamah Al-Majishun (wafat 164 H)
14. Laits bin Saad bin Abdurrohman (wafat 175 H)
15. Abdulloh bin Luhaiah bin Uqbah Al-Mishri (wafat 174 H)
16. Ubaidulloh bin Amru bin Abil Walid Al-Asadi (wafat 180 H)
17. Hammad bin Salamah bin Dinar Al-Bashri (wafat 167 H)
18. Zaidah bin Qudamah Ats-Tsaqofi (wafat 161 H)
19. Hasan bin Sholih bin Hayyi Al-Hamdani (wafat 169 H)
20. Marwan bin Muawiyah (wafat 193 H)
21. Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i
22. Ahmad bin Hanbal
23. Ja'far al-Sadiq
24. Al-Qasim bin Muhammad bin Abu Bakr as-Siddiq (Wafat 108 H)
25. Sufyan al-Tsauri (97161 H)
31
BAB IV
Pengertian dan Jejak Salafussoleh ( Resume Al-Hadits)
Menurut istilah (terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari
ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabiin, Tabi ut Tabi in dan para
Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang
dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Taala, sebagaimana sabda Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam :
مCْ اس َقرْ نِيْ ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه ْم ُث َّم الَّ ِذي َْن َيلُ ْو َن ُه
Cِ خ ْي ُر ال َّن.
َ
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat),
kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa
Tabi’ut Tabi’in). Menurut al-Qalsyani: Salafush Shalih adalah generasi pertama
dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya.
32
seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Ta-biin dan Tabi ut
Tabiin.
Penisbatan kata Salaf atau as-Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara bid ah,
akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar i karena menisbatkan diri
kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi in dan Tabi ut
Tabiin. Ahlus Sunnah wal Jamaah dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka
mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabiut Tabiin.
Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan
manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena
dinisbatkan kepada Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang
difahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam
ber-aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya) yang wajib diikuti
oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang
menjaga keselamatan aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu anhum
sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H) berkata: Bukanlah
merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan
dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj
Salaf tidak lain kecuali kebenaran.
33
Pengertian As-Sunnah menurut Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah (wafat 795
H): As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang
teguh kepada apa yang dilaksanakan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan para
khalifahnya yang terpimpin dan lurus berupa itiqad (keyakinan), perkataan dan
perbuatan. Itulah As-Sunnah yang sempurna. Oleh karena itu generasi Salaf
terdahulu tidak menamakan As-Sunnah kecuali kepada apa saja yang mencakup
ketiga aspek tersebut. Hal ini diriwayatkan dari Imam Hasan al-Bashri (wafat th.
110 H), Imam al-Auzai (wafat th. 157 H) dan Imam Fudhail bin Iyadh (wafat th.
187 H). Disebut al-Jamaah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau
berpecah-belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para
Imam (yang berpegang kepada) al-haqq (kebenaran), tidak mau keluar dari
jamaah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful
Ummah. Jamaah menurut ulama aqidah (terminologi) adalah generasi pertama
dari ummat ini, yaitu kalangan Sahabat, Tabiut Tabiin serta orang-orang yang
mengikuti dalam kebaikan hingga hari Kiamat, karena berkumpul di atas
kebenaran Imam Abu Syammah asy-Syafii rahimahullah (wafat th. 665 H)
berkata: Perintah untuk berpegang kepada jamaah, maksudnya adalah
berpegang kepada kebenaran dan mengikutinya. Meskipun yang melaksanakan
Sunnah itu sedikit dan yang menyalahinya banyak. Karena kebenaran itu apa
yang dilaksanakan oleh jamaah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabatnya tanpa melihat
kepada orang-orang yang menyimpang (melakukan kebathilan) sesudah mereka.
Cَ ق ْال َح َّق َوإِنْ ُك ْنتَ َوحْ َدCَ اَ ْل َج َما َع ُة َما َوا َف
ك
Jadi Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah orang yang mempunyai sifat dan karakter
mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan menjauhi perkara-
perkara yang baru dan bidah dalam agama.
Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba (mengikuti) kepada Sunnah
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan mengikuti Atsar (jejak Salaful
Ummah), maka mereka juga disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba . Di
samping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-Thaa-ifatul Manshuurah
34
(golongan yang mendapatkan per-tolongan Allah), al-Firqatun Naajiyah (golongan
yang selamat), Ghurabaa’ (orang asing).
Tentang ath-Thaa-ifatul Manshuurah, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
ber-sabda:
Cَ م أَ ْم ُر هللاِ َو ُه ْم َعلَى َذ ِلCْ م َح َّتى َيأْ ِت َي ُهCْ م َمنْ َخ َذلَ ُه ْم َوالَ َمنْ َخالَ َف ُهCْ الَ َيضُرُّ ُهCِالَ َت َزا ُل مِنْ أ ُ َّمتِيْ أُم ٌَّة َقا ِئ َم ٌة ِبأ َ ْم ِر هللا.
ك
ُ َف،ً غَ ريْباCَ َب َدأCد َك َماCُ َو َس َيع ُْوC،ً غَريْباC ْاإلسْ الَ ُمCَ َبدَ أ.
ءCِ ط ْو َبى ل ِْل ُغ َر َبا ِ ِ ِ
“Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka
beruntunglah bagi al-Ghurabaa’ (orang-orang asing).”
35
“Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki (ummat) di tengah-tengah
rusaknya manusia.”
“Apabila aku melihat seorang ahli hadits, seolah-olah aku melihat seorang dari
Sahabat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, mudah-mudahan Allah memberikan
ganjaran yang terbaik kepada mereka. Mereka telah menjaga pokok-pokok
agama untuk kita dan wajib atas kita berterima kasih atas usaha mereka.
Ahlus Sunnah yang kami sebutkan itu adalah ahlul haqq, sedangkan selain
mereka adalah Ahlul Bidah.
36
BAB V
Ajaran dan Tuntutan tentang Berbagi, Penegakan serta Keadilan Hukum
dalam Islam
Tidak menunda melakukan amal soleh adalah wasiat Nabi yang kedua. Dosa
kecil dapat terhapuskan dengan perbuatan baik, yakni bersedekah. Ketika kamu
terjerumus dalam dosa dan maksiat wajib bagimu untuk segera bertaubat.
Dengan cara tidak melakukannya lagi dan salah satunya dengan bersedekah
kepada orang lain yang membutuhkan.
Wasiat Nabi yang ketiga adalah memiliki akhlak mulia. Akhlak mulia dalam arti
hubungan antar sesama manusia (habluminannas). Cara yang paling mudah
adalah dengan tersenyum diiringi wajah yang berseri ketika bertemu dengan
orang lain dan bertegur sapa. Karena itu, Rasulullah mengaitkan antara akhlak
mulia dengan iman yang sempurna.
Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling bagus akhlaknya,
HR. Tirmidzi dan hadis Shahih. Dengan memiliki akhlak yang mulia, otomatis
akan dicintai oleh manusia lainnya, terlebih lagi Allah dan Rasulullah.
37
tidaklah seseorang menafkahkan hartanya terhadap diri, keluarga, anak dan
pembantunya melainkan akan menjadi sedekah.
1) Menghapus dosa-dosa.
Sedekah dapat menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api,
HR Tirmidzi, shahih Al Albani, 614.
4) Dilipatgandakan pahalanya.
Secara dzatnya harta tersebut berkurang, maka pengurangan tersebut impas
tertutupi pahala yang didapat dan pahala ini akan dilipat-gandakan. Allah
berfirman sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun
perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik niscaya akan
dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka, dan bagi mereka pahala yang
banyak. (Qs. Al Hadid: 18)
38
6) Membebaskan dari siksa kubur dan api neraka.
Sesungguhnya sedekah itu walaupun sedikit, memiliki andil untuk menjauhkan
dari api neraka. Semakin banyak sedekah, semakin jauh kita dari api nereka.
Jauhilah api neraka, walau hanya dengan bersedekah sebiji kurma. Jika
kamu tidak punya, maka bisa dengan kalimah thayyibah. (HR. Bukhari 6539,
Muslim 1016). Rasulullah juga bersabda sedekah akan memadamkan api
siksaan di dalam kubur. (HR. Tabrani, Shahih At Targhib, 873).
39
B. Keadilan Penegakan Hukum dalam Islam
Penegakan Hukum dalam Islam
Islam telah menggariskan sejumlah aturan untuk menjamin keberhasilan
penegakkan hukum antara lain:
Dalam sistem Islam, sekuat apapun upaya untuk mengintervensi hukum pasti
akan gagal. Pasalnya, hukum Allah SWT tidak berubah, tidak akan pernah
berubah, dan tidak boleh diubah. Khalifah dan aparat negara hanya bertugas
menjalankan hukum, dan tidak berwenang membuat atau mengubah hukum.
Mereka hanya diberi hak untuk melakukan ijtihad serta menggali hukum syariah
dari al-Quran dan Sunnah Nabi saw.
م هللاِ لَ ْوCُ َع َل ْي ِه ْال َح َّد َوا ْيCضعِيفُ أَ َقامُوا ِ َس َرقَ فCم َكا ُنوا إِ َذاCْ م أَ َّن ُهCْ ِين َق ْبلَ ُك
ِ َس َرقَ فCِيه ُم ال َّش ِريفُ َت َر ُكوهُ َوإِ َذا
َّ ِيه ُم ال Cَ َإِ َّن َما أَهْ ل
َ ك الَّذ
Cُ ْت لَ َق َطع
Cت َي َد َها ْ ة ِب ْنتَ م َُح َّم ٍد َس َر َقCَ أَنَّ َفاطِ َم
40
jika orang lemah yang mencuri, mereka menegakkan had atas dirinya. Demi Zat
Yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, seandainya Fatimah putri
Muhammad mencuri niscaya akan aku potong tangannya (HR al-Bukhari).
Imam al-Bukhari juga menuturkan sebuah riwayat dari Rafi bin Khudaij, yang
berkata, Serombongan orang Anshar pergi ke Khaibar. Sesampainya di sana,
mereka berpisah-pisah. Lalu mereka mendapati salah satu anggota rombongan
terbunuh. Mereka berkata kepada orang yang mereka jumpai (Orang-orang
Yahudi), Sungguh kalian telah membunuh sahabat kami. Orang-orang Yahudi
Khaibar itu menjawab, Kami tidak mengetahuai pembunuhnya. Orang-orang
Anshar itu pun menghadap menghadap Nabi saw., seraya berkata, Ya
Rasulullah, kami telah pergi ke Khaibar, dan kami mendapati salah satu
anggota rombongan kami terbunuh. Nabi saw. bersabda, Al-Kubra al-kubra
(Sungguh sangat besar). Kemudian Nabi saw bersabda kepada mereka agar
mereka menghadirkan dua orang saksi yang menyaksikan orang yang
membunuh anggota rombongannya. Mereka berkata, Kami tidak mempunyai
bukti. Rasulullah saw. bersabda, Mereka (orang-orang Yahudi Khaibar) harus
bersumpah. Orang-orang Anshar itu berkata, Kami tidak ridha dengan
sumpahnya orang Yahudi. Rasulullah saw. menolak untuk membatalkan
darahnya. Lalu Rasulullah saw. membayarkan diyat 100 ekor unta sedekah.
(HR al-Bukhari).
Saat itu Khaibar menjadi bagian Negara Islam. Penduduknya didominasi orang
Yahudi. Ketika orang Yahudi bersumpah tidak terlibat dalam pembunuhan,
Rasulullah saw. pun tidak menjatuhkan vonis kepada mereka karena ketiadaan
bukti dari kaum Muslim. Bahkan beliau membayarkan diyat atas peristiwa
pembunuhan tersebut. Hadis ini menunjukkan bahwa semua orang memiliki
kedudukan setara di mata hukum, tanpa memandang perbedaan agama, ras,
dan suku.
41
Cض ِبااْل ِجْ ِت َهاد
Cُ د الَ ُي ْن َقCُ اَاْل ِجْ ِت َها
Keputusan hakim hanya bisa dianulir jika keputusan tersebut menyalahi nas
syariah atau bertentangan dengan fakta. Keputusan hakim adalah hukum
syariah yang harus diterima dengan kerelaan. Oleh karena itu, pengadilan
Islam tidak mengenal adanya keberatan (itiradh), naik banding (al-istinaf) dan
kasasi (at- tamyiiz). Dengan begitu penanganan perkara tidak berlarut-larut dan
bertele-tele. Diriwayatkan bahwa Khalifah Umar ra. pernah memutuskan hukum
musyarakah karena tidak adanya saudara sepupu. Lalu ia menetapkan bagian
di antara saudara tersebut dengan musyarakah. Khalifah Umar lalu berkata,
Yang itu sesuai dengan keputusanku, sedangkan yang ini juga sesuai dengan
keputusanku.
Para Sahabat ra. menetapkan hukum atas suatu persoalan yang berbeda
dengan keputusan Khalifah sebelumnya, namun mereka tidak menghapus
keputusan-keputusan yang lain.
42
Ketiga: Kasus-kasus yang sudah kadaluwarsa dipetieskan, dan tidak diungkit
kembali, kecuali yang berkaitan dengan hak-hak harta. Pasalnya, kasus lama
yang diajukan ke sidang pengadilan ditengarai bermotifkan balas dendam.
43
Berbeda dengan sistem hukum sekular; hukum yang diterapkan berasal dari
manusia yang terus berubah, bahkan acapkali bertentangan dengan keyakinan
penduduknya. Penegakkan hukum sekular justru mendapat penolakan dari
warga negaranya, khususnya kaum Muslim.
44
Ia berwenang menyelesaikan perkara harta yang nilainya dua ratus dirham dan
dua puluh dinar atau lebih sedikit darinya. Ia juga berwenang menentukan
besarnya nafkah yang harus diberikan (seperti nafkah suami kepada istri).
Qadhi ini tidak boleh menjalankan tugasnya di tempat lain, juga tidak boleh
menangani kasus keuangan yang lebih besar dari apa yang telah ditetapkan
tadi, serta kasus lain yang tidak menjadi wewenangnya. (Imam al-Mawardi,
Ahkam as-Sulthaniyah). Ketentuan ini bisa diberlakukan di pusat, wilayah,
maupun imarah.
Dengan ketetapan seperti ini, tumpang-tindih kewenangan bisa dianulir.
Selain itu sistem politik Islam tidak mengenal adanya pembagian atau
pemisahan kekuasaan seperti dalam sistem pemerintahan demokrasi (trias
politika) sehingga menutup celah adanya konflik kelembagaan. Adapun dalam
sistem pemerintahan demokrasi, pembagian atau pemisahan kekuasaan telah
membuka ruang konflik antar lembaga negara.
45
Lembaga legislatif acapkali menyandera kebijakan eksekutif, atau sebaliknya.
Pasalnya, setiap lembaga memiliki klaim kewenangan dan kekuasaan atas
lembaganya.Akibatnya,elit,kekuasaaneksekutif,legislatifdanyudikatif disibuk
kan dengan konflik kelembagaan hingga kepentingan rakyat dikorbankan.
Bahkan tidak jarang, masing-masing lembaga melakukan manuver ke bawah.
Konflik pun tidak hanya terjadi di level elit kekuasaan, tetapi menyebar ke ranah
horisontal. Kekacauan sosial akibat konflik vertikal tidak bisa dielakkan lagi.
Islam pun mewajibkan kaum Muslim untuk melaksanakan amar makruf nahi
mungkar, baik dilaksanakan secara individu, kelompok (partai politik), maupun
kelembagaan negara (mahkamah mazhalim). Kontrol atas penegakan hukum
bukan sekadar menjadi isu politik dan yuridis, namun juga menjadi isu sosial
yang mampu memberi tekanan kuat bagi siapa saja yang berusaha
merobohkan sendi-sendi hukum.
46
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/ujppai/materi-kuliah/materi-03
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Allah_(Islam)
https://www.google.com/amp/s/agungsukses.wordpress.com/2008/07/24/konsep-
ketuhanan-dalam-islam/amp/
http://blog-nuwonokromo.blogspot.com/2014/08/konsep-tuhan-dalam-islam.html?m=1
https://chasaanteter.blogspot.com/2017/03/makalah-konsep-ketuhanan-dalam-al-
quran.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/palembang.tribunnews.com/amp/2020/02/22/10-
ilmuwan-ini-langsung-bersyahadat-masuk-islam-jadi-mualaf-saat-penelitiannya-
terjawab-di-alquran
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Salaf
https://binbaz.or.id/defini-salaf/
https://blog.kitabisa.com/cara-bersedekah-sederhana-membawa-berkah/
https://www.google.com/amp/s/ervanavrian.wordpress.com/2015/04/07/penegakanhu
kumislam/amp/
https://www.google.com/amp/s/m.republika.co.id/amp/oh6pth313
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/vadded/article/view/1779
https://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php/IQTISAD/article/view/1996
47
LAMPIRAN
48