Peta Mangrove Nasional Untuk Langkah Tepat Pengelolaan Mangrove
Peta Mangrove Nasional Untuk Langkah Tepat Pengelolaan Mangrove
“One map mangrove ini merupakan langkah tepat untuk terus maju bekerja
merehabilitasi mangrove sesuai agenda presiden. Kita programkan untuk G20 juga,”
ujar Menteri Luhut.
Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, one map merupakan label dari one map
policy di mana Kementerian LHK merupakan wali data one map dengan tematik
mangrove “Peta itu jangan hanya dilihat sebagai kartografik atau gambar, namun
terdapat unsur politik di dalamnya ada rule based, aturan main, kebijakan-kebijakan
dan kemudian didelineasi artinya ditentukan garis-garisnya sehingga semua
kementerian akan terlibat menjaga dan mengelola mangrove dengan baik,” kata Siti.
Hasil analisis data yang dikeluarkan KLHK menunjukkan, terdapat perubahan luasan
yang cukup signifikan luas eksisting mangrove dari PMN 2013--2019 sebesar
3,311,245 Ha, dan hasil pemutakhiran PMN di tahun 2021 menjadi seluas 3.364.080
Ha. Terdapat kenaikan luasan mangrove eksisting seluas 52.835 Ha. Kenaikan itu
menunjukkan indikasi positif dalam upaya konservasi ekosistem mangrove di
Indonesia.
Menurut KLHK, kerja ini dilakukan oleh banyak pihak, baik kementerian/lembaga
maupun kelompok masyarakat, terutama masyarakat pesisir secara swadaya.
Kegiatan secara swadaya dalam rehabilitasi mangrove ini menunjukkan sudah mulai
kesadaran tentang pentingnya keberadaan mangrove bagi lingkungan dan manfaat
secara ekonomis. Informasi baru yang tersedia dari hasil pemutakhiran PMN 2021
adalah luasan potensi habitat mangrove sebesar 756.183 Ha.
Perubahan tutupan mangrove yang cukup dinamis dalam beberapa tahun terakhir
mengakibatkan kegiatan pemutakhiran PMN tahun 2021 penting untuk
diselenggarakan dalam rangka memperoleh data terbaru terkait keberadaan dan
sebaran mangrove.
“Sesuai dengan arahan Presiden Jokowi, PMN menjadi program nasional yang sangat
penting termasuk juga dalam menghadapi G-20. Kalau kita lihat di lapangan sudah
banyak pengalaman dari tahun 1990-an akhir dan tahun 2003, bagaimana
mentransformasi dari tambak kemudian direhabilitasi menjadi ekosistem mangrove,”
tambah Menteri Siti.
Peluncuran one map policy mangrove ini diapresiasi Country Dirctor World Bank,
Satu Kahkonen. Ia mengatakan sangat mengapresiasi peluncuran one map
policy mangrove dan kinerja pemerintah Indonesia dalam pengelolaan ekosistem
mangrove. “One map merupakan satu agenda yang sangat penting langkah Indonesia
dalam mengelola mangrove ke depan untuk berbagai program mangrove. Dalam
tayangan dan penjelasan tampak bahwa KLHK telah mengerjakan banyak terkait
mangrove. World Bank akan mendukung kerja-kerja yang sudah baik ini untuk
percepatan dan untuk dukungan kepada issue global seperti ini,” ujar Satu yang hadir
dalam acara itu.
Total luasan itu terdiri atas mangrove lebat seluas 3,1 juta hektare, mangrove sedang
seluas 188 ribu hektare dan mangrove jarang seluas 44 ribu hektare.
Peta Mangrove Nasional 2021 juga memuat informasi sebaran potensi habitat
mangrove seluas 756 ribu hektare. Potensi habitat mangrove adalah lahan yang
secara karakteristik sesuai dengan habitat mangrove, namun tidak terdapat
vegetasinya. Secara detail lahan potensial kini berupa tambak seluas 631.802 hektare,
tanah timbul seluas 56 ribu hektare, lahan terbuka seluas 55 ribu hektare, mangrove
terabrasi sekitar 8 ribu hektare dan area abrasi seluas 4 ribu hektare.
Kerangka kerja rehabilitasi mangrove meliputi pemulihan 120 ribu hektare mangrove
dengan kerapatan vegetasi jarang, peningkatan 180 ribu hektare mangrove sedang
dan mempertahankan 300 ribu hektare mangrove lebat.