Anda di halaman 1dari 98

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSPEKTORAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA RI
2020
LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020

TIM PENYUSUN
Pengarah:
Deni Suardini

Penanggung Jawab:
Muhammad Tambrin

Editor:
Siti Mudayaroh

Penyusun:
Siti Mudayaroh, Muh. Mumtahin Balya Hulaimy, Anggun Wibisono,
Wendi Wijarwadi, Mardani Rifianto, Khalilurrahman, Ade Irma Solihah,
Abdul Hamid, Endang Kusnadi, Yenny Syamyuliati, Dian Andriyadi,
Muthmainnah Baso

Desain Perwajahan/Tata Letak:


Agus Sujiarko

Produksi:
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
Tahun 2021

www.itjen.kemenag.go.id

Itjen Kemenag RI

Itjen Kemenag

itjen_kemenag_ri

@itjen_Kemenag
LAPORAN KINERJA
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................v
DAFTAR GRAFIK.............................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................ix
IKHTISAR EKSEKUTIF......................................................................1

BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................5
A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi............................................................ 6
B. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................................... 8
C. Arah Kebijakan dan Strategi............................................................................. 9
D. Isu-Isu Strategis.............................................................................................. 16
E. Sumber Daya.................................................................................................. 20

BAB II
PERENCANAAN KINERJA...............................................................23
A. Rencana Kinerja.............................................................................................. 24
B. Perjanjian Kinerja............................................................................................ 31

BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................33
A. Capaian Kinerja Organsasi............................................................................. 34
B. Realisasi Anggaran......................................................................................... 77

BAB IV
PENUTUP........................................................................................81

LAMPIRAN.......................................................................................84

iv LAPORAN KINERJA 2020


DAFTAR TABEL

1 Tabel 1.1 Rekapitulasi Data Pegawai Inspektorat Jenderal


Kementerian Agama Bulan Desember 2020 20
2 Tabel 2.1 Kegiatan Pengawasan Fungsional Pendidikan 25
3 Tabel 2.2 Kegiatan Pengawasan Fungsional Inspektorat Wilayah I 26
4 Tabel 2.3 Kegiatan Pengawasan Fungsional Inspektorat Wilayah II 26
5 Tabel 2.4 Kegiatan Pengawasan Fungsional Inspektorat Wilayah III 27
6 Tabel 2.5 Kegiatan Pengawasan Fungsional Inspektorat Wilayah IV 27
7 Tabel 2.6 Kegiatan Pengawasan Fungsional Inspektorat Investigasi 28
8 Tabel 2.7 Kegiatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya 29
9 Tabel 2.8 Jenis Pengawasan Inspektorat Jenderal Tahun 2020 30
10 Tabel 2.9 Perjanjian Kinerja Inspektur Jenderal
Kementerian Agama Tahun 2020 31
11 Tabel 3.1 Kategori Capaian Kinerja 34
11 Tabel 3.2 Target dan Capaian Kinerja Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Tahun 2020 35
12 Tabel 3.3 Temuan Keuangan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan
Keuangan Kementerian Agama Tahun Anggaran 2015-2019 36
13 Tabel 3.4 Temuan Keuangan Pemeriksaan BPK RI pada
Inspektorat Jenderal Tahun Anggaran 2015-2019 37
14 Tabel 3.5 Temuan Keuangan Hasil Audit Inspektorat Jenderal
Tahun Anggaran 2015 – 2019 39
15 Tabel 3.6 Rekap Nilai Materialitas Temuan Pengawas Eksternal dan Internal
Terhadap Anggaran Kementerian Agama Tahun 2020 39
16 Tabel 3.7 Rekap Capaian Nilai Materialitas Temuan Pengawas
Eksternal dan Internal Terhadap Anggaran
Kementerian Agama Tahun 2017-2020 40
17 Tabel 3.8 Persentase Output Atas Anggaran Kegiatan
Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan Eksternal 41
18 Tabel 3.9 Persentase Output Atas Anggaran Kegiatan
Tindak Lanjut Hasil Pengawasan Internal 41
19 Tabel 3.10 Klasifikasi Tingkat Maturitas SPIP 43
20 Tabel 3.11 Hasil Evaluasi SPIP Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Tahun 2020 44
21 Tabel 3.12 Hasil Penilaian PMPRB Unit Eselon I Pusat Kementerian Agama 46
22 Tabel 3.13 Nilai PMPRB Unit Eselon I Pusat Kemenag Tahun 2019 47
23 Tabel 3.14 Skor Hasil Audit Kinerja Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Tahun 2020 49

LAPORAN KINERJA 2020 v


DAFTAR TABEL

24 Tabel 3.15 Target dan Capaian Skor Hasil Audit Kinerja


Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2017 - 2020 49
25 Tabel 3.16 Evaluasi Implementasi SAKIP pada Satker Kementerian Agama
oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Tahun 2017 – 2020 51
26 Tabel 3.17 Jumlah Satuan Organisasi/Satuan Kerja/UPT
yang Mendapat Nilai Akuntabilitas Kinerja Minimal BB 53
27 Tabel 3.18 Data Tindak Lanjut Hasil Pengawasan yang Masuk dan
Selesai Diverifikasi pada Inspektorat Jenderal Tahun 2020 55
28 Tabel 3.19 Persentase Verifikasi Pengaduan Masyarakat Tahun 2020 57
29 Tabel 3.20 Rekapitulasi Pengaduan Masyarakat Tahun 2020
Berdasarkan Bulan 57
30 Tabel 3.21 Pengaduan Masyarakat Berdasarkan Provinsi
(Termasuk PTKN dan Eselon 1 Pusat) Tahun 2020 58
31 Tabel 3.22 Pengaduan Masyarakat Berdasarkan Media Pengaduan
Tahun 2020 59
32 Tabel 3.23 Pengaduan Masyarakat Berdasarkan Jenis Pelanggaran
Tahun 2020 59
33 Tabel 3.24 Tindak Lanjut Pengaduan Masyarakat Tahun 2020 60
34 Tabel 3.25 Nilai Kapabilitas APIP Kemenag Tahun 2016 - 2020 61
35 Tabel 3.26 Target Kapabilitas APIP Kementerian Agama 2020-2024 61
36 Tabel 3.27 Temuan Keuangan dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
pada Inspektorat Jenderal Tahun 2016-2020 63
37 Tabel 3.28 Hasil Penilaian PMPRB Inspektorat Jenderal oleh TPI 64
38 Tabel 3.29 Hasil Evaluasi Implementasi SAKIP pada
Inspektorat Jenderal Tahun 2020 66
39 Tabel 3.30 Target Nilai Maturitas SPIP Periode Renstra Tahun 2020 – 2014 68
40 Tabel 3.31 Kriteria Penilaian Indeks Profesionalitas ASN 70
41 Tabel 3.32 Pagu dan Realisasi anggaran Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Tahun 2015 – 2020 77
42 Tabel 3.33 Realisasi Anggaran, Output dan Efisiensi 78
43 Tabel 3.34 Realisasi Anggaran Berdasarkan Fungsi 78
44 Tabel 3.35 Realisasi Anggaran Berdasarkan Jenis Kegiatan 78
45 Tabel 3.36 Perbandingan Pagu dan Realisasi Anggaran Inspektorat
2015 s.d. 2020 79
46 Tabel 3.37 Nilai Kinerja Unit Eselon I Pusat Kementerian Agama
Bedasarkan Aplikasi SMART 80

vi LAPORAN KINERJA 2020


DAFTAR GRAFIK

1 Grafik 1.1 Rekapitulasi Data Pegawai Inspektorat Jenderal


Kementerian Agama Bulan Desember 2020
Berdasarkan Jabatan 21
2 Grafik 1.2 Rekapitulasi Data Pegawai Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Bulan Desember 2020
Berdasarkan Jenis Kelamin 21
3 Grafik 1.3 Rekapitulasi Data Pegawai Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Bulan Desember 2020
Berdasarkan Tingkat Pendidikan 21
4 Grafik 1.4 Jabatan Administrasi pada Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama Per tanggal 16 Desember 2020 22
5 Grafik 3.1 Target Nilai Maturitas SPIP Kementerian Agama
Periode Renstra 2020 – 2024 43
6 Grafik 3.2 Target Satuan Kerja yang Mendapat Skor Audit Kinerja
Minimal 75 Tahun 2020 – 2025 50
7 Grafik 3.3 Nilai Implementasi SAKIP Kementerian Agama 67
8 Grafik 3.4 Pelaporan LHKPN & LHKASN Kementerian Agama
Tahun 2015 – 2020 72

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama menggelar test SKD (Seleksi Kompetensi Dasar). Tahun ini,
peserta yang lulus untuk mengikuti SKD berjumlah 2.848 orang. Mereka akan bertarung untuk 30 formasi
yang telah ditetapkan.

LAPORAN KINERJA 2020 vii


INSPEKTUR JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA RI
DENI SUARDINI
KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI
DENI SUARDINI

P
uji syukur ke hadirat Allah Swt., Jenderal 2020-2024 yang merupakan
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala turunan dari Renstra Kementerian Agama
limpahan nikmat dan karunia- 2020-2024. LKj ini merupakan laporan
Nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) pertama dari periode Renstra Inspektorat
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Jenderal 2020-2024 yang berisi tentang
Tahun 2020 dapat disusun tepat waktu. LKj ikhtisar yang menjelaskan secara lengkap
ini disusun untuk memenuhi ketentuan dan jelas mengenai gambaran umum
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun organisasi, perencanaan kinerja dan
2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan akuntabilitas kinerja yang merupakan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan pencapaian kinerja Itjen Kemenag tahun
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang 2020 yang diukur melalui indikator-
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi indikator kinerja yang telah ditetapkan
Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri dan diperjanjikan di awal tahun serta
Pendayagunaan Aparatur Negara dan realisasi anggaran yang digunakan untuk
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun mewujudkan kinerja organisasi.
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Meski LKj ini disusun dengan
Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata melibatkan semua unsur yang ada pada
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Itjen Kemenag dan dilakukan koreksi
Pemerintah dan Keputusan Menteri Agama secara berjenjang, namun tetap disadari
Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Pedoman bahwa LKj ini masih jauh dari sempurna,
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan sehingga masukan dan saran perbaikan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja pada dari semua pihak sangat diharapkan
Kementerian Agama. untuk perbaikan dan peningkatan mutu
Laporan Kinerja ini berfungsi sebagai di masa mendatang. Kepada semua pihak
alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas yang telah berpartisipasi dalam penigkatan
pelaksanaan tugas dan fungsi Itjen kinerja organisasi dan penyusunan LKj ini
Kemenag dan wujud transparansi serta disampaikan terima kasih.
pertanggungjawaban kepada masyarakat
serta merupakan alat kendali dan alat
pemacu peningkatan kinerja. Laporan ini Jakarta, Januari 2021
diharapkan menjadi sumber informasi Inspektur Jenderal
kinerja yang terukur dan sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan dalam
meningkatkan kinerja organisasi.
Penyusunan laporan mengacu pada Deni Suardini
Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat

LAPORAN KINERJA 2020 ix


Pelatihan Persiapan Uji Kompetensi Sertifikasi Certified Risk Management Officer Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama RI

Inspektur Jenderal, Deni Suardini mengawal langsung Desk Evaluasi Pembangunan Zona Integritas yang
dilakukan oleh Tim Penilai Nasional (TPN) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi yang dilaksanakan secara virtual.

x LAPORAN KINERJA 2020


IKHTISAR
EKSEKUTIF

LAPORAN KINERJA 2020 1


IKHTISAR EKSEKUTIF

Penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Inspektorat Jenderal


Kementerian Agama Tahun 2020 dimaksudkan untuk
menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja
berdasarkan Perjanjian Kinerja (Perkin) yang telah
ditandatangani, penggunaan anggaran yang telah dialokasikan
dan sebagai bentuk keterbukaan informasi publik dalam rangka
mewujudkan good governance. LKj ini merupakan perwujudan
pelaksanaan program yang tercantum pada Rencana Strategis
(Renstra) Itjen Kemenag tahun 2020 - 2024.
Laporan kinerja ini merupakan laporan pertama dari periode
Renstra Inspektorat Jenderal 2020-2024.

aaa

2 LAPORAN KINERJA 2020


IKHTISAR EKSEKUTIF

Itjen Kemenag telah menetapkan tiga Sasaran Kegiatan dengan 14 Indikator Kinerja
berikut target-targetnya sesuai dengan arah dan kebijakan Renstra dan Rencana Kerja Tahun­
an (RKT) Itjen. Berikut tiga sasaran strategis dan 14 Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta
capaiannya:

TARGET DAN CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA


TAHUN 2020

LAPORAN KINERJA 2020 3


IKHTISAR EKSEKUTIF

Rerata capaian kinerja Itjen tahun capaian Kinerja Itjen sebesar 94,97 dengan
2020 atas seluruh IKU yang diukur adalah rincian penyerapan anggaran sebesar
sebesar 100% atau kategori BAIK. Adapun 99,05% dicapai efisiensi anggaran sebesar
rerata capaian kinerja dari 3 sasaran program 0,95% dan konsistensi penyerapan anggaran
adalah 107% atau kategori SANGAT terhadap perencanaan sebesar 88,36%,
BAIK. Dari 14 IKU yang diperjanjikan, capaian sasaran program sebesar 100%, rata-
terdapat 7 IKU terealisasi melebihi target, 1 rata nilai capaian satker sebesar 95,21% dan
IKU sesuai target, 4 IKU belum memenuhi efisensi dari target output sebesar 10,94%.
target dan 2 IKU masih dalam proses dan Pada masa yang akan datang Itjen
akan tersaji pada laporan tahun yang akan perlu melakukan langkah-langkah strategis
datang. Adapun dari segi kategori, maka guna mendukung pencapaian target kinerja
7 IKU kategori SANGAT BAIK, 3 IKU pada semua IKU yang telah diperjanjikan.
kategori BAIK, 1 IKU kategori CUKUP Kelemahan-kelemahan yang ditemui pada
dan 1 IKU kategori KURANG. tahun 2020 dijadikan bahan evaluasi dan
Pagu anggaran Itjen Kemenag diperlukan terobosan-terobosan baru dalam
tahun 2020 sebesar Rp135.213.119.000,00 pelaksanaan tugas fungsi pengawasan
dengan realisasi anggaran sebesar dengan memaksimalkan seluruh sumber
Rp133,932,403,883,00 (99,05%). Berdasarkan daya yang dimiliki agar terjadi peningkatan
aplikasi SMART Kementerian Keuangan, kinerja.

Menteri Agama Fachrul Razi melantik lima pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Agama.
Mereka adalah para pejabat yang terpilih melalui Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya
yang prosesnya berlangsung sejak April 2020. Pejabat-pejabat yang dilantik diantaranya adalah
Deni Suardini sebagai Inspektur Jenderal.

4 LAPORAN KINERJA 2020


BAB I
PENDAHULUAN

Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi


Visi, Misi dan Tujuan
Arah Kebijakan dan Strategi
Isu-Isu Strategis
Sumber Daya

aaa

LAPORAN KINERJA 2020 5


TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI

A. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi

1. Tugas dan Fungsi


Dalam susunan Organisasi Kementerian, Inspektorat Jenderal merupakan unsur
pengawas yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri.

TUGAS:

Melaksanakan pengawasan internal pada Kementerian Agama

FUNGSI:

a. Penyusunan kebijakan teknis pengawasan internal di lingkun-


gan Kementerian Agama;
b. Pelaksanaan pengawasan internal di lingkungan Kementerian
Agama terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu,
evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengasawan lainnya;
c. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
Menteri;
d. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kement-
erian Agama;
e. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan
f. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

6 LAPORAN KINERJA 2020


TUGAS, FUNGSI, DAN STRUKTUR ORGANISASI

2. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA

LAPORAN KINERJA 2020 7


VISI, MISI DAN TUJUAN

B. Visi, Misi dan Tujuan


Inspektorat Jenderal sebagai unsur pengawas pada Kementerian Agama, berkewajiban
mengawal terwujudnya visi, misi dan tujuan Kementerian Agama.

VISI KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020-2024:

“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun


masyarakat yang saleh, moderat, cerdas, dan unggul untuk mewujudkan
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian
berdasarkan gotong royong”.

MISI:

1. Meningkatkan kualitas kesalehan umat beragama;


2. Meningkatkan moderasi beragama dan kerukunan umat beragama;
3. Meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah, dan merata;
4. Meningkatkan layanan pendidikan yang merata dan bermutu;
5. Meningkatkan produktivitas dan daya saing pendidikan;
6. Memantapkan tata kelola kepemerintahan yang baik
(good governance);

TUJUAN:

1. Peningkatan kualitas umat beragama dalam menjalankan ibadah;


2. Penguatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat
beragama;
3. Peningkatan umat beragama yang menerima layanan keagamaan;
4. Peningkatan peserta didik yang memperoleh layanan pendidikan
berkualitas;
5. Peningkatan lulusan pendidikan yang produktif dan memiliki daya
saing komparatif;
6. Peningkatan budaya birokrasi pemerintahan yang bersih, melayani
dan responsif.

8 LAPORAN KINERJA 2020


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

C. Arah Kebijakan dan Strategi


1. Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Agama
Kementerian Agama menetapkan arah kebijakan dan strategi pembangunan
bidang agama dan pendidikan dalam lima tahun ke depan mendasarkan pada kebijakan
nasional yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2020-2024. Kebijakan dimaksud bertujuan untuk menciptakan sumber
daya manusia Indonesia dengan fondasi internalisasi nilai-nilai agama yang moderat,
inklusif, toleran, rukun, tanpa kekerasan, serta menghargai keragaman, dan perbedaan.

KEBIJAKAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020-2024


diarahkan pada:

a. Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan ajaran agama;


b. Peningkatan kualitas moderasi beragama dan kerukunan umat
beragama;
c. Peningkatan keselarasan relasi agama dan budaya;
d. Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama;
e. Peningkatan pemanfaatan ekonomi keagamaan umat;
f. Peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran;
g. Peningkatan kualitas pemerataan akses pendidikan;
h. Peningkatan kualitas pengelolaan dan penempatan pendidik;
i. Peningkatan kualitas penjaminan mutu pendidikan;
j. Peningkatan kualitas mental/karakter siswa;
k. Peningkatan pendidikan tinggi yang berkualitas;
l. Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan yang efektif,
transparan dan akuntabel;
m. Peningkatan kualitas penelitian pengembangan dan kebijakan.

LAPORAN KINERJA 2020 9


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

Dalam rangka menjalankan arah kebijakan tersebut, Inspektorat Jenderal


sebagai pelaksana program dukungan manajemen diarahkan untuk peningkatan
kualitas tata kelola kepemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel
melalui pengendalian dan penjaminan mutu kinerja Kementerian Agama.

STRATEGI YANG AKAN DILAKUKAN UNTUK PENINGKATAN


KUALITAS TATA KELOLA KEPEMERINTAHAN ADALAH:

a. Peningkatan pola pikir ASN dalam penerapan perubahan budaya birokrasi


yang bersih, disiplin, melayani, dan responsif terhadap perkembangan
zaman;
b. Peningkatan kualitas data di bidang agama dan pendidikan yang
komprehensif, valid, realibel, up to date, dan terdigitalisasi;
c. Pengelolaan portal satu pintu dalam big data melalui integrasi sistem
aplikasi data dan informasi;
d. Peningkatan tata laksana pengembangan teknologi informasi dan
komunikasi (e-government);
e. Penguatan public campaign/mainstremaing/pengarasutamaan Reformasi
Birokrasi/RB secara berkelanjutan oleh seluruh satker dengan
mempublikasikan RB;
f. Peningkatan kualitas rencana program dan anggaran berbasis rencana
strategis;
g. Peningkatan kualitas laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntasi
Pemerintah (SAP);
h. Peningkatan kualitas monitoring dan evaluasi hasil kegiatan berbasis
kinerja;
i. Peningkatan kualitas kebijakan, program, anggaran, dan kegiatan
berdasarkan umpan balik yang diperoleh dari hasil evaluasi;
j. Peningkatan layanan tanggap darurat;
k. Penyusunan peta kualitas kebutuhan ASN dan road map peningkatan
kompetensinya;
l. Peningkatan koordinasi untuk harmonisasi, sinkronisasi, dan ketercukupan
produk hukum yang diperlukan;
m. Restrukturisasi organisasi yang efisien dengan memanfaatkan teknologi;
n. Penerapan pelayanan informasi publik sesuai dengan standar;
o. Peningkatan efektivitas sistem administrasi perkantoran dengan
memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komputasi (TIK);
p. Peningkatan sistem administrasi pencatatan dan pengelolaan BMN;
q. Penguatan pengawasan internal berbasis kinerja;
r. Peningkatan kualitas verifikasi terhadap pengaduan masyarakat.

10 LAPORAN KINERJA 2020


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

2. Arah Kebijakan dan Strategi adaptif, solusi yang substansial dan


Inspektorat Jenderal Kementerian komprehensif, dan proaktif. Inilah
Agama yang disebut sebagai fungsi auditor
Arah kebijakan yang dirumuskan oleh sebagai mitra yang dapat dipercaya dan
Inspektorat Jenderal senantiasa disinergikan diandalkan (Trusted Advisor).
dengan arah kebijakan Kementerian Agama. 2) Menginternalisasikan mahkota baru
Arah kebijakan tersebut disusun untuk pengawasan yang harus dimiliki yaitu:
mewujudkan tujuan, sasaran strategis, dan i. Karakteristik pribadi. Setiap Auditor
sasaran program yang telah ditetapkan. pada Inspektorat Jenderal harus
Dalam rangka mewujudkan Kementerian memiliki atribut wajib pada dirinya,
Agama yang berintegritas dan akuntabel, yaitu harus menjadi pribadi yang
maka arah kebijakan Itjen Kementerian berpegang teguh pada integritas dan
Agama dapat dijabarkan sebagai berikut: etika, berorientasi hasil, berpikiran
terbuka dan keingintahuan yang
a. Peningkatan kapasitas intern tinggi secara intelektual.
dilakukan dengan strategi: ii. Karakteristik hubungan. Sebagai
mitra terpercaya, Inspektorat
1) Menginternalisasikan paradigma baru Jenderal harus memiliki karakteristik
pengawasan dengan terobosan baru menjadi komunikator yang dinamis
pendekatan pengawasan yaitu: Agile untuk fleksibilitas berkomunikasi
Pengawasan Intern berbasis risiko dengan auditee, menjadi mitra yang
sebagai Trusted Advisor. Pendekatan berwawasan dan mengetahui auditee
ini merupakan suatu paradigma baru secara mendalam, dan terakhir
dalam penyusunan penerapan desain harus menjadi pemimpin yang
pengawasan sebagai tindak lanjut dari mengilhami atau menginspirasi
kemajuan teknologi informasi, otomasi, agar dapat mengartikulasikan visi
data analisis, kecerdasan buatan dan organisasi dengan baik.
globalisasi yang membuat lingkungan iii. Karakteristik profesional.
bisnis maupun sektor publik berubah Karakteristik profesional harus
cepat dan labil, sehingga sulit melekat pada setiap insan Inspektorat
melakukan prediksi secara akurat Jenderal, yaitu berupa karakter
karena meningkatnya ketidakpastian insan yang mampu berpikir kritis
dan ketidakjelasan, serta tantangan yang untuk mampu mengembangkan
lebih kompleks. hal tersebut menuntut alternatif solusi yang logis dan
pengawas intern untuk bersikap bisa dipertanggungjawabkan, dan
lincah (agile) dalam menyikapi setiap memiliki keahlian teknis untuk
perubahan yang terjadi. Kelincahan mampu mengetahui proses bisnis
pengawas intern akan dicerminkan yang dijalankan organisasi dengan
melalui pengawasan berbasis risiko baik.
yang hasilnya akhirnya tidak hanya 3) Melakukan inovasi standarisasi proses
memotret kelemahan kondisi yang bisnis pengawasan. Agar tetap eksis,
telah lalu, melainkan juga memberikan maka standar operasional baku (SOP)
rekomendasi perbaikan yang visioner, harus berbasis pada standar internasional

LAPORAN KINERJA 2020 11


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

berupa Manajemen Kualitas dengan (SPIP), Manajamen Risiko, Reformasi


standar ISO 9001:2015; Manajemen Birokrasi, dan lain-lain. Selain itu jenis
Anti Penyuapan dengan standar ISO pelayanan pengawasan yang dilakukan
37001:2016; Penerapan manajemen adalah melalui pemberdayaan
risiko dengan standar ISO 31000:2018; masyarakat berupa Pengawasan
Peningkatan Kapabilitas APIP (Aparat Berbasis Partisipasi Masyarakat.
Pengawasan Intern Pemerintah) dengan Seluruh pelayanan pengawasan akan
standar IACM Tahun 2017. Selain itu ditingkatkan kecepatan, ketepatan, dan
SOP pengawasan harus menggunakan keakuratan melalui integrasi tata kelola
Teknologi Informasi Komunikasi. organisasi berbasis Sistem Administrasi
4) Melakukan inovasi standarisasi Berbasis Elektronik (SABE);
kompetensi pengawasan. Agar tetap 6) Melakukan inovasi aliansi strategis di
eksis menjadi mitra strategis dan bidang pengawasan. Agar tetap eksis,
pemenuhan tuntutan karakteristik maka perlu dibangun aliansi strategis
sebagai trusted advisor, maka kompetensi melalui koordinasi, sinergi, komunikasi,
pengawasan Inspektorat Jenderal kolaborasi dengan semua pemangku
terus dikembangkan. Pengembangan kepentingan, baik sesama APIP melalui
dilakukan melalui keikutsertaan keaktifan dalam organisasi AAIPI
pendidikan/pelatihan profesi (QIA, CIA, (Asosiasi Auditor Intern Pemerintah
CFRA, dll) dan teknis substantif, baik Indonesia), Badan Pemeriksa Keuangan
yang dilakukan oleh GIA Corpu (Pusat (BPK), Aparat Penegak Hukum atau
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan pihak lain, dengan menggunakan
Badan Pengawasan Keuangan dan Teknologi Informasi Komunikasi
Pembangunan/Pusdiklatwas BPKP) berupa zoom meeting, GIA Corpu, dan
maupun lembaga pengembangan penjaminan kualitas reviu sejawat.
kompetensi lain. Pengembangan 7) Melakukan inovasi penerapan
kompetensi tidak hanya mengandalkan manajemen risiko sebagai pemenuhan
metode konvensional berupa pendidikan/ terhadap amanah RPJMN 2020-
pelatihan tatap muka, tetapi juga melalui 2024 dan Rencana Kerja Pemerintah
teknologi informasi komunikasi berupa (RKP) 2020. Agar tetap eksis, maka
e-learning dan MOOC (Massive Open perlu dibangun terobosan baru dalam
Online Courses). penerapan manajemen risiko dengan
5) Melakukan inovasi pelayanan berbasis ISO 31000:2018 dengan model
pengawasan. Pelayanan pengawasan penerapan manajemen risiko lima lini
harus dilakukan secara cepat dan pertahanan, melalui langkah-langkah
tepat serta sesuai dengan keinginan sebagai berikut:
pemangku kepentingan. Inovasi yang i. Penyusunan grand design dan road
dikembangkan adalah Pelayanan map penerapan manajemen risiko;
Terpadu Satu Pintu (PTSP), yaitu ii. Pengembangan budaya sadar risiko
pelayanan dalam pemberian asuransi untuk meningkatkan pemahaman
dan konsultasi melalui satu pintu dan kepedulian dengan pilar utama,
pelayanan sekaligus berupa pelayanan yaitu komitmen, kepemimpinan,
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah pemahaman, integrasi dalam proses

12 LAPORAN KINERJA 2020


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

bisnis pengawasan; penerapanan manajemen risiko


iii. Pembentukan struktur manajemen melalui aplikasi RAT (Risk
risiko sebagai wujud akuntabilitas, Assessment Tools).
berupa fungsi manajemen risiko
sebagai lini pertama pertahanan b. Peningkatan pengawasan untuk
oleh manajemen yang mengelola pencegahan korupsi, dilakukan
manajemen risiko secara akuntabel, dengan strategi
fungsi kepatuhan sebagai lini kedua
pertahanan oleh unit kepatuhan 1) Strategi edukatif, dengan fokus pada
internal yang memastikan upaya peningkatan pemahaman dan
pengelolaan manajemen risiko kepedulian terhadap korupsi, dalam
berjalan efektif; fungsi audit internal bentuk pengawasan intern berupa
sebagai lini ketiga pertahanan sosialisasi pembelajaran anti korupsi,
oleh Itjen Kementerian Agama pembentukan masyarakat pembelajar
dengan fokus untuk memberikan anti korupsi melalui wadah komunitas
keyakinan yang memadai dan pembelajaran anti korupsi;
pemberian konsultasi terkait 2) Strategi edukatif, dengan fokus pada
efektifitas manajemen risiko, upaya re-engineering/reframing budaya
fungsi auditor eksternal sebagai untuk merubah budaya koruptif/
lini keempat pertahanan oleh permisif menjadi budaya anti korupsi,
BPKP yang memberikan keyakian melalui upaya pembentukkan budaya
memadai melalui pemeriksaan organisasi anti korupsi;
terhadap efektifitas manajemen 3) Strategi preventif, dengan fokus
risiko, fungsi aparat penegak hukum pada upaya penguatan tata kelola,
sebagai lini kelima pertahanan oleh manajemen risiko, dan pengendalian
KPK, Kepolisian dan Kejaksaan intern, melalui bentuk pengawasan
Agung dengan fokus pada upaya intern berupa pemberian konsultasi
memberikan keyakinan terbatas atas dalam percepatan pembentukkan Zona
efektifitas penerapan manajemen Integritas menuju Wilayah Bebas dari
risiko yang akan dijadikan Korupsi atau Wilayah Birokrasi Bersih
bahan dakwaan sekunder dalam dan Melayani (ZI-WBK/WBBM),
persidangan di pengadilan. Langkah pengendalian gratifikasi, pengendalian
penerapan manajemen risiko kepatuhan LHKPN/LHKASN,
selanjutnya adalah penyelenggaraan penanganan benturan kepentingan,
manajemen risiko secara terukur, penyediaan whistle blowing system,
terstruktur, komprehensif dan pendampingan dan reviu penerapan
bekelanjutan melalui penetapan reformasi birokrasi, penerapan
konteks, identifikasi risiko, analisis Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
risiko, evaluasi risiko, mitigasi Pemerintah (SAKIP), penerapan SPIP,
risiko, monitoring dan reviu, peningkatan kapabilitas APIP dan
komunikasi dan konsultasi dan penerapan manajemen risiko;
pencatatan/pelaporan dan langkah
terakhir adalah evaluasi kematangan

LAPORAN KINERJA 2020 13


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

4) Strategi represif untuk preventif, dengan


fokus pada upaya penindakan dan d. Pengawasan peningkatan ruang
pemberian koreksi perbaikan melalui fiskal dan pengamanan aset negara
bentuk pengawasan intern berupa audit serta pengelolaan keuangan yang
investigasi, audit perhitungan kerugian berkualitas, dilakukan dengan
negara dan pemberian keterangan ahli. strategi:

1) Pengawasan untuk peningkatan


c. Pengawasan untuk mengawal penerimaan negara yang berasal dari
pembangunan nasional, dilakukan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),
de­ngan strategi: baik yang dikelola oleh Badan Layanan
Umum (BLU) ataupun Non BLU;
1) Pengawasan intern difokuskan 2) Pengawasan untuk peningkatan
untuk memberikan kontribusi nyata penghematan belanja Negara;
bagi tercapainya sasaran dan target 3) Pengawasan untuk merubah paradigma
pembangunan nasional, berdasarkan pengguna barang yang berorientasi
RPJMN 2020-2024. Prioritas nasional pada belanja menjadi berorientasi
yang menjadi tugas Kementerian pada penerimaan negara melalui
Agama adalah pertama, pembangunan pemanfaatan Barang Milik Negara
sumber daya manusia yang berkualitas (BMN) yang tidak dimanfaatkan,
dan berdaya saing, dan kedua, revolusi peningkatan penatausahaan BMN
mental dan pembangunan kebudayaan melalui inventarisasi fisik dan revaluasi
yang dijabarkan dalam program aset, dan pengendalian fisik atas aset
prioritas perlindungan sosial dan tata dengan sertifikasi hak milik agar tidak
kelola kependudukan, pemerataan dikuasai pihak lain. Bentuk pengawasan
layanan pendidikan yang berkualitas, intern yang dilakukan adalah assurance
dan pengutan moderasi beragama. dan pemberian konsultasi.
2) Sasaran pengawasan diarahkan untuk 4) Peningkatan kualitas pengendalian
mengawal tercapainya sasaran strategis pelaporan keuangan dan BMN;
Kementerian Agama, yaitu meningkatnya 5) Peningkatan koordinasi dengan BPK
pemahaman dan pengamalan agama, atas pemeriksaan laporan keuangan;
moderasi beragama, kerukunan hidup 6) Percepatan akselerasi verifikasi hasil
beragama, pelayanan hidup beragama, pemeriksaan BPK atas laporan keuangan;
pendidikan agama dan pendidikan 7) Peningkatan pengendalian internal
keagamaan, peningkatan potensi pelaporan keuangan pada penyelenggaraan
ekonomi umat, dan pemerintahan yang ibadah haji
baik dan berwibawa. Bentuk pengawasan 8) Peningkatan implementasi probity audit
intern yang dilakukan adalah assurance dan pendampingan terhadap proyek
(audit, reviu, pemantauan, evaluasi, dan strategis dan kegiatan prioritas nasional
pengawasan lainnya) dan pemberian serta kegiatan dengan risiko tinggi;
konsultasi. 9) Peningkatan kualitas pelaksanaan
pengawasan dana Pendidikan;

14 LAPORAN KINERJA 2020


ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

10) Peningkatan kualitas pengawasan atas


pelaksanaan program dan kegiatan pada
masing-masing unit eselon I.

e. Peningkatan implementasi
Reformasi Birokrasi Kementerian
Agama, dilakukan dengan strategi:

1) Peningkatan kualitas penilaian dan 6) Peningkatan kualitas evaluasi atas


pendampingan implementasi reformasi implementasi SAKIP dan pendampingan
birokrasi pada satuan kerja; implementasi SAKIP pada satuan kerja;
2) Peningkatan kualitas penilaian 7) Peningkatan jumlah satuan kerja
dan pendampingan implementasi memperoleh skor hasil audit kinerja di
pembangunan ZI-WBK/WBBM pada atas 75;
satuan kerja; 8) Pengembangan program pengawasan
3) Peningkatan kualitas sistem pengawasan preventif dan sistem manajemen
internal berbasis analisis risiko; pencegahan korupsi;
4) Peningkatan kualitas pengawasan dan 9) Peningkatan kualitas verifikasi
pengendalian manajemen SDM pada pengaduan masyarakat; dan
satuan kerja; 10) Peningkatan kualitas verifikasi tindak
5) peningkatan jumlah regulasi pengawasan lanjut hasil pengawasan.
yang dihasilkan/disempurnakan;

Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI mengadakan telaah sejawat antar-unit eselon II. Dibuka secara
resmi oleh Sekretaris Itjen Kemenag Muhammad Tambrin dan dihadiri Inspektur, Kabag Perencanaan, Dalnis,
Ketua Tim dan Anggota Tim Penilai Intern dari masing-masing Itwil dan Investigasi.

LAPORAN KINERJA 2020 15


ISU-ISU STRATEGIS

D. Isu-Isu Strategis sehingga adanya program pengarusutamaan


Tahun 2020 merupakan tahun yang moderasi beragama ini dinilai penting dan
penuh tantangan. Masifnya arus globalisasi menemukan momentumnya.
dan revolusi industri 4.0 serta munculnya Ekstremisme, radikalisme, dan ujaran
wabah Virus Corona Disease 2019 (Covid-19) kebencian (hate speech) tidak terbatas terjadi
sebagai pandemi global, membawa dampak di masyarakat saja, namun juga dapat terjadi
disruptif pada seluruh aspek kehidupan kepada para Aparatur Sipil Negara (ASN)
masyarakat. Kejadian ini memaksa setiap Kementerian Agama. Disini perlu adanya
individu, organisasi, instansi bahkan negara kehadiran pengawasan internal dari atasan
agar segera beradaptasi dengan perubahan langsung. Langkah-langkah persuasive yang
lingkungan strategis yang penuh dinamis, dapat dilakukan adalah melalui pembinaan,
penuh ketidakpastian, penuh keberagaman, evaluasi kinerja pegawai, dan lainnya.
dan penuh ambiguitas atau dikenal dengan Selain itu kehadiran pengawasan internal
istilah VUCA. dari Inspektorat Jenderal juga sangat
Menyikapi tantangan tersebut, peran diperlukan untuk melakukan identifikasi
yang diharapkan dari Itjen Kementerian dan pelaksanaan audit investigasi terhadap
Agama selaku APIP melalui fungsi para ASN Kemenag yang terpapar paham-
pengawasan adalah mampu mengendalikan paham menyimpang tersebut.
dan mengarahkan pelaksanaan tugas dan
fungsi Kementerian Agama agar sesuai b) Pengawasan Penyelenggaraan Haji
dengan peraturan perundang-undangan dan Umroh
yang berlaku. Kebijakan pengawasan yang Menurut Pasal 9 Undang-
dilaksanakan dapat memberikan jaminan Undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang
dan kepastian bahwa Kementerian Agama Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah
mampu menghasilkan kinerja yang disebutkan bahwa Pemerintah bertanggung
maksimal, unggul, dan sesuai dengan jawab terhadap penyelenggaraan ibadah haji
harapan masyarakat. Adapun isu-isu strategis reguler dan ibadah umrah. Secara umum,
dalam peningkatan kualitas tata kelola jemaah haji Indonesia telah menerima semua
Kementerian Agama adalah sebagai berikut : pelayanan yang diberikan oleh pemerintah
dengan sangat memuaskan. Hal ini dapat
1. Pengawasan Bidang Agama dilihat dari Indeks Kepuasan Jamaah Haji
yang menunjukkan tren positif. Indeks
a) Pengawasan Moderasi Agama kepuasan Jamaah Haji tersebut mencakup
Kementerian Agama aktif pelayanan jamaah haji sejak dalam negeri
mensosialisasikan pengarusutamaan higga ke luar negeri. Pelayanan tersebut
moderasi beragama. Moderasi beragama dimulai dari pendaftaran haji reguler di
adalah cara pandang dalam beragama Kantor Kemenag Kab/Kota, pelayanan
secara moderat, tidak ekstrem, baik ekstrem Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
kanan maupun ekstrem kiri. Ekstremisme, Embarkasi di Asrama Haji, revitalisasi
radikalisme, ujaran kebencian (hate speech), asrama haji, pembangunan Pusat Layanan
hingga retaknya hubungan antarumat Haji dan Umroh Terpadu (PLHUT) di
beragama, merupakan problem yang Kabupaten/Kota, pengembangan sistem
dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini, pendaftaran haji hingga penyiapan sistem

16 LAPORAN KINERJA 2020


ISU-ISU STRATEGIS

elektronisasi yang terintegrasi dengan Terkait hal tersebut, efektifitas


e-umrah Arab Saudi, pelayanan selama di pelayanan produk halal belum berjalan
arab saudi, dan jamaah haji sampai kembali secara optimal meskipun keberadaannya
ke tanah air. sudah berjalan selama 3 tahun. Lembaga
Untuk menjamin penyelenggaraan Pemeriksa Halal (LPH) menjadi sangat
ibadah haji yang adil, profesional dan penting dalam manajemen pengelolaan
akuntabel dengan mengedepankan produk halal di suatu Negara, terlebih di
kepentingan jemaah, diperlukan adanya Indonesia, dengan mayoritas penduduknya
pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat bergama Islam. Namun, saat ini
Jenderal mulai dari pengawasan manasik Lembaga Pemeriksa Halal masih terpusat
haji, pendampingan persiapan pelayanan LPPOM MUI, diharapkan ke depan
perumahan, transportasi dan konsumsi, dapat memberdayakan Perguruan Tinggi
pemantauan operasional haji, audit haji dan Keagamaan (PTK) dan pusat penelitian
reviu laporan pengelolaan keuangan haji. lainnya untuk dikembangkan menjadi LPH
Selain itu pengawasan juga dilakukan yang ikut berperan aktif dalam pemeriksaan
terhadap pelayanan kepada jemaah umrah kehalalan produk.
yang meliputi pengawasan terhadap Undang-Undang Nomor 33 Tahun
rencana perjalanan, kegiatan operasional 2014 tentang Jaminan Produk Halal (JPH)
pelayanan Jemaah, ketaatan dan/atau diterbitkan agar penyelenggaraan JPH
penertiban terhadap ketentuan peraturan memberikan kenyamanan, keamanan,
perundang­ undangan. Pengawasan ini keselamatan dan kepastian ketersediaan
perlu dilakukan karena banyaknya biro produk halal bagi masyarakat dalam
travel yang menyediakan layanan umrah mengkonsumsi dan menggunakan produk
di Indonesia dan pemerintah menyerahkan serta meningkatkan nilai tambah bagi
penyelenggaraan umrah melalui biro travel pelaku usaha untuk memproduksi dan
tersebut. Sementara, Kementerian Agama menjual produk halal.
hanya berwenang memberikan izin usaha. Permasalahannya, struktur kelem-
Adapun yang menjadikan faktor-faktor bagaan pendukung jaminan produk
yang menyebabkan lemahnya pengawasan halal di tingkat daerah belum dibentuk.
oleh Kementerian Agama terhadap Selain dari pola pelayanan prima jaminan
penyelenggaraan ibadah umroh adalah izin produk halal yang masih mencari bentuk,
travel Umroh dan aturan yang belum mampu potensi keuangan yang dihasilkan dari
untuk memenuhui perlindungan konsumen. pelayanan produk halal sangat besar untuk
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
c) Pengawasan Layanan Produk Halal Dalam pengelolaan keuangan negara,
Capaian tujuan pemenuhan memang Kemenag sudah mencapai opini
kebutuhan akan pelayanan kehidupan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) terhadap
beragama yang berkualitas dan merata LKKA dari tahun 2016 s.d. 2019. Namun
diukur dengan tiga indikator, yaitu: (i) demikian, potensi PNBP yang sangat
Indeks Layanan Keagamaan; (ii) Indeks besar termasuk dari jaminan produk halal
Kepuasan Layanan KUA; dan (iii) Indeks ternyata belum dapat digali semuanya
Kepuasan Layanan Jaminan, Perlindungan, dan hal tersebut menjadi catatan materiil
dan Pengawasan Produk Halal. dalam penilaian opini jika tidak dikelola

LAPORAN KINERJA 2020 17


ISU-ISU STRATEGIS

dengan baik. Untuk itu peran pengawasan Pelaksanaan Audit Syariah


internal dari Inspektorat Jenderal dalam sebagaimana amanah dalam Peraturan
bentuk pendampingan dan lainnya sangat Pemerintah No.14 Tahun 2014 tentang
diperlukan untuk membangun dan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 23
memantapkan tata kelola layanan dan Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat
keuangan jaminan produk halal. ini melingkupi pemeriksaan terhadap
pelaksanaan pengelolaan zakat, infaq,
d) Audit Syariah shadaqah dan dana sosial keagamaan
Salah satu dari wujud pelaksanaan lainnya sesuai dengan ketentuan yang
visi presiden Republik Indonesia dalam berlaku menurut pemerintah dan
pembangunan ekonomi yang diamanahkan kesesuaian dalam syariat Islam.
kepada Kementerian Agama adalah Sebagai bentuk wujud nyata
mewujudkan kemandirian ekonomi pelaksanaan amanat dari Undang-Undang
keummatan sebagai bagian dari upaya untuk Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan
meningkatkan minat para investor. Bentuk Zakat dan Peraturan Pemerintah No.14
nyata dari ekonomi keummatan yang Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-
dapat dilaksanakan Kementerian Agama Undang Nomor 23 Tahun 2011, maka
adalah mengoptimalkan potensi ekonomi Inspektorat Jenderal telah mengagendakan
melalui zakat. Zakat merupakan amal pelaksanaan audit syariah secara berkala
sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan terhadap BAZNAS dan LAZ di seluruh
yang strategis dan sangat berpengaruh pada Indonesia yang dimulai pada tahun 2020.
pembangunan ekonomi umat. Negara telah Pelaksanaan Audit syariah ini diharapkan
mengamanahkan pengelolaan zakat ini dapat menjadi garansi kepercayaan
melalui Undang-undang Nomor 23 Tahun umat terhadap pengelolaan zakat yang
2011 tentang Pengelolaan Zakat. diproyeksikan menjadi salah satu penopang
Untuk membangun tata kelola zakat kemandirian ekonomi bangsa dan dapat
agar sesuai dengan prinsip-prinsip good menarik minat para investor untuk
governance, transparansi, akuntabilitas, dan menginvestasikan dananya ke Indonesia.
kesetaraan serta untuk menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap Organisasi Pengelola 2. Pengawasan Bidang Pendidikan
Zakat (OPZ) yang dalam hal ini adalah Badan Pemerataan dan perluasan akses
Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan Lembaga pendidikan diarahkan pada upaya
Amil Zakat (LAZ) di seluruh Indonesia, memperluas daya tampung satuan
amanah UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang pendidikan serta memberikan kesempatan
Pengelolaan Zakat mewajibkan seluruh OPZ yang sama bagi semua peserta didik dari
agar diaudit syariah yang dilaksanakan oleh seluruh golongan masyarakat. Pemerataan
Kementerian Agama dan audit keuangan layanan pendidikan berkualitas sudah
yang dilaksanakan oleh Akuntan Publik. dilakukan melalui pendidikan dasar dan
Kewajiban Inspektorat Jenderal untuk menengah (RA, MI, MTs, MA), pendidikan
melaksanakan audit Syariah telah diatur keagamaan, pendidikan tinggi keagamaan,
dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 41 baik negeri maupun swasta, dan program
Tahun 2016 tentang Pengawasan Internal kesetaraan. Pemerintah telah memberikan
pada Kementerian Agama. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang

18 LAPORAN KINERJA 2020


ISU-ISU STRATEGIS

menjamin satuan pendidikan memperoleh yang memiliki anggaran terbesar dan risiko
anggaran untuk membiayai operasional dan tinggi. Diharapkan dengan pengawasan
peningkatan mutu pendidikan pada jenjang yang dilakukan dapat memperkuat
pendidikan dasar, menengah dan program sinkronisasi dan koordinasi antara
pendidikan keagamaan. Sementara pada pemangku kepentingan antara pemrakarsa
jenjang pendidikan tinggi, telah diberikan dan pengelola proyek dengan pihak terkait
Bidik Misi. yang secara rutin juga dievaluasi serta
Demikian halnya untuk peningkatan menjamin pelaksanaan/pengelolaannya
mutu dan relevansi pendidikan, Kementerian sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Agama mendorong dan membimbing perundang-undangan yang berlaku.
satuan pendidikan dan program studi Untuk mendukung keberhasilan
pada Perguruan Tinggi Keagamaan untuk pencapaian program pembangunan bidang
mencapai Standar Nasional Pendidikan. pendidikan secara efektif, efisien, dan
Selain itu upaya lain diarahkan pada akuntabel, pengawasan dapat diarahkan
perluasan inovasi pembelajaran, baik dengan pendampingan untuk mengawal
pada pendidikan formal maupun non kebijakan jangka menengah, kebijakan
formal dalam rangka mewujudkan proses strategis dan program-program prioritas.
yang efektif, efisien, dan ekonomis tanpa Pengawasan dilakukan oleh masyarakat dan
mengesampingkan kualitas pendidikan dan pengawasan fungsional. Masyarakat dapat
peningkatan tata kelola. secara langsung melakukan pengawasan.
Peningkatan akses dan mutu Pengawasan fungsional dilakukan oleh
layanan pendidikan agama melalui Inspektorat Jenderal, BPK, dan BPKP
upaya pemenuhan standar sarana dan terhadap hasil pembangunan pendidikan.
prasarana pendidikan tentu membutuhkan
pengelolaan dan pendanaan dengan 3. Pencegahan Korupsi
memanfaatkan berbagai skema pembiayaan Upaya pencegahan korupsi bukanlah
sesuai ketentuan perundang-undangan. merupakan suatu program yang baru
Salah satunya adalah program Peningkatan dimulai saat ini. Perkembangan pencegahan
Sarana Prasarana satuan kerja pendidikan korupsi mulai terlihat semakin progresif
Islam yaitu bersumber dari anggaran melalui sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 5
Pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara Tahun 2004 yang menginstruksikan setiap
(SBSN). Alokasi SBSN untuk Kementerian instansi pemerintah untuk turut serta
Agama dari tahun ke tahun mengalami melakukan upaya pemberantasan korupsi
kenaikan. Terdapat 4 (empat) unit Eselon I di instansi masing-masing. Dasar hukum
pemrakarsa Proyek SBSN di Kementerian lainnya adalah Peraturan Presiden Nomor
Agama, yaitu Direktorat Jenderal Bimas 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional
Islam, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pencegahan Korupsi.
Haji dan Umrah, Direktorat Jenderal Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
Pendidikan Islam, dan Badan Penyelenggara (Stranas PK) adalah arah kebijakan nasional
Jaminan Produk Halal. yang memuat fokus dan sasaran pencegahan
Dengan begitu besarnya anggaran korupsi yang digunakan sebagai acuan
SBSN yang dikelola, maka prioritas kementerian, lembaga, pemerintah daerah
pengawasan diarahkan pada proyek strategis dan pemangku kepentingan lainnya dalam

LAPORAN KINERJA 2020 19


SUMBER DAYA

melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah
lemahnya pengawasan dan pengendalian intern pemerintah, indepedensi Inspektorat pada
kementerian, lembaga, dan pemerintah, sehingga sasaran yang harus diarahkan ialah perlu
dilakukan penguatan implementasi strategi pengawasan yang bersinergi, terarah, dan terpadu.
Sebagai wujud nyata aksi nasional pencegahan korupsi pada Kementerian Agama,
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama berupaya untuk mendorong pencegahan korupsi
yang lebih efektif dan efisien, yaitu terfokus pada sektor yang strategis yang merupakan
sektor yang mempengaruhi performa pembangunan dan kepercayaan publik dengan sinergitas
dan kolaborasi pihak-pihak terkait. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pendampingan
dan probity audit pada proyek-proyek strategis pada Kementerian Agama seperti proyek
pembangunan infrastrukur layanan agama dan pendidikan yang dibiayai SBSN, pinjaman
luar negeri, maupun APBN

E. Sumber Daya
Untuk menjalankan tugas dan fungsi, serta peran strategis Itjen dibutuhkan sumber
daya sebagai input. Pada tahun 2020, Itjen didukung oleh 391 pegawai. Berikut rekapitulasi
data pegawai dimaksud per Desember 2020:

Tabel 1.1
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020

20 LAPORAN KINERJA 2020


SUMBER DAYA

Grafik 1.1
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN JABATAN

Pejabat Tinggi Madya : 1 Orang


Pejabat Tinggi Pratama : 6 Orang
Pejabat Administrasi : 4 Orang
Pejabat Pengawas : 17 orang
Jabatan Fungsional Auditor : 268 orang
Calon Auditor : 8 Orang
Jabatan Fungsional Perencana : 4 Orang
Jabatan Fungsional Arsiparis : 5 Orang
Jabatan Pejabat Pengadaan
Barang dan Jasa (PPBJ) : 1 Orang
Tugas Belajar (Pelaksana) : 2 Orang

Grafik 1.2
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN JENIS KELAMIN

Laki-Laki : 268 Orang


Perempuan : 123 Orang

GRAFIK 1.3
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Jenjang Doktoral/S3 : 7 Orang


Jenjang Magister/S2 : 82 Orang
Jenjang Sarjana/S1 : 288 Orang
Jenjang Diploma : 1 Orang
Jenjang SMA Sederajat : 13 Orang

LAPORAN KINERJA 2020 21


SUMBER DAYA

Terkait dengan adanya pelaksanaan kebijakan penyetaraan jabatan administrasi ke


dalam jabatan fungsional, sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Nomor:043246/B.
II/3/2020 tanggal 25 November 2020 Tentang Pengangkatan Pejabat Administrasi ke dalam
Jabatan Fungsional Melalui Mekanisme Penyetaraan, pada Inspektorat Jenderal terdapat 9
jabatan administrasi yang dialihkan ke dalam jabatan fungsional.
Sehubungan dengan adanya pelantikan pejabat tersebut, maka terdapat perubahan
susunan Jabatan Administrasi pada Inspektorat per tanggal 16 Desember 2020 sebagai berikut:

GRAFIK 1.4
JABATAN ADMINISTRASI PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
PER TANGGAL 16 DESEMBER 2020

Pejabat Tinggi Madya


Pejabat Pengawas 1 Orang
8 Orang Pejabat Tinggi Pratama
6 Orang

Pejabat Administrasi
2 Orang

Pejabat Fungsional Penyetaraan


(Sub Koordinator)
9 Orang

Selain sumber daya manusia, Inspektorat Jenderal juga memiliki sumber daya berupa
anggaran, sarana prasarana kerja, baik berupa alat kerja kantor, transportasi, maupun alat do-
kumentasi. Juga terdapat sistem teknologi informasi berupa jaringan, database, dan berbagai
aplikasi, baik yang langsung digunakan untuk pekerjaan pengawasan seperti aplikasi dumas
online, Whistleblowing System (WBS), simwas dan aplikasi-aplikasi yang mendukung tugas
pengawasan lainnya.

22 LAPORAN KINERJA 2020


BAB II
PERENCANAAN KINERJA

Rencana Kinerja
Perjanjian Kinerja

aaa

LAPORAN KINERJA 2020 23


RENCANA KERJA

A. Rencana Kerja Untuk mencapai sasaran dan target


Rencana Kerja (Renja) merupakan yang ditetapkan, Inspektorat Jenderal
penjabaran dari Renstra 2020-2024 yang melaksanakan 7 kegiatan pada tahun 2020
disusun dengan mengacu pada Rencana sebagai berikut :
Kerja Kementerian Agama. Renja memuat a. Pengawasan Fungsional Pendidikan
kebijakan, program, sasaran dan kegiatan b. Pengawasan Funsional Inspektorat
yang meliputi kegiatan pokok dan kegiatan Wilayah I
pendukung untuk mencapai sasaran c. Pengawasan Funsional Inspektorat
hasil dari program pada tahun berjalan. Wilayah II
Hal ini sesuai dengan INPRES Nomor 7 d. Pengawasan Funsional Inspektorat
Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Wilayah III
Instansi Pemerintah. Renja Inspektorat e. Pengawasan Funsional Inspektorat
Jenderal Tahun 2020 menjadi acuan dalam Wilayah IV
penyusunan Perencanaan Kinerja (Perkin) f. Pengawasan Funsional Inspektorat
yang selanjutnya akan menjadi kontrak Investigasi
kinerja antar pimpinan instansi yang lebih g. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
tinggi dengan pimpinan instansi yang lebih Tugas Teknis Lainnya
rendah. Kegiatan-kegiatan yang berupa
Inspektorat Jenderal sebagai unsur pengawasan fungsional memiliki output
pengawas internal berkewajiban mengawal layanan audit internal dengan satuan
tercapainya visi dan misi Kementerian volume layanan, sedangkan kegiatan yang
Agama. Dalam rangka mewujudkan sasaran dilaksanakan Sekretariat memiliki output
strategis Kementerian Agama, salah satunya layanan dukungan manajemen eselon I
yaitu “meningkatnya kualitas tata kelola dengan satuan volume layanan. Berikut
pemerintahan yang efektif, transparan, dan Tabel Kegiatan yang dilaksanakan pada
akuntabel”, maka berdasarkan Rencana Level Eselon II Inspektorat Jenderal
Kerja Anggaran tahun 2020 ditetapkan Kementerian Agama.
bahwa Itjen menjalankan program
Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian Agama.
Dalam rangka mendukung pencapaian
indikator sasaran strategis Kementerian
Agama, Itjen sebagai unit eselon I teknis
memiliki sasaran (outcomes) program
sebagai berikut :
1. Meningkatnya Akuntabilitas Keuangan
Kementerian Agama;
2. Meningkatnya Implementasi reformasi
birokrasi Kementerian Agama;
3. Meningkatnya Tata Kelola organisasi
Inspektorat Jenderal yang efektif dan
akuntabel.

24 LAPORAN KINERJA 2020


RENCANA KERJA

Tabel 2.1
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL PENDIDIKAN

LAPORAN KINERJA 2020 25


RENCANA KERJA

Tabel 2.2
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH I

Tabel 2.3
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH II

26 LAPORAN KINERJA 2020


RENCANA KERJA

Tabel 2.4
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH III

Tabel 2.5
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH IV

LAPORAN KINERJA 2020 27


RENCANA KERJA

Tabel 2.6
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT INVESTIGASI

28 LAPORAN KINERJA 2020


RENCANA KERJA

Tabel 2.7
KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA

LAPORAN KINERJA 2020 29


RENCANA KERJA

Berdasarkan PP 60 Tahun 2010 sebagai Aparat Pengawas Internal Pemerintah, jenis


pengawasan yang dilaksanakan Itjen pada tahun 2020 sebagai berikut:

Tabel 2.8
JENIS PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2020

30 LAPORAN KINERJA 2020


PERJANJIAN KINERJA

Sebagaimana diketahui, sumber B. Perjanjian Kinerja


pendanaan anggaran Kementerian/ Perjanjian Kinerja merupakan lembar/
Lembaga terdiri dari Rupiah Murni, dokumen yang berisikan penugasan dari
Pinjaman baik dalam negeri maupun luar pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada
negeri, Hibah baik dalam maupun luar pimpinan instansi yang lebih rendah untuk
negeri, Penerimaan Negara Bukan Pajak melaksanakan program/kegiatan yang
(PNBP), Surat Berharga Syariah Negara disertai dengan indikator kinerja. Melalui
(SBSN) dan Badan Layanan Umum (BLU). perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen
Sedangkan sumber pendanaan anggaran penerima amanah dan kesepakatan antara
untuk Inspektorat Jenderal Kementerian penerima dan pemberi amanah atas kinerja
Agama, hanya berasal dari Rupiah Murni. terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi
dan wewenang serta sumber daya yang
tersedia. Selanjutnya secara lebih lengkap
sasaran, Indikator Kinerja Utama (IKU),
dan target yang akan dicapai Itjen dalam
melaksanakan program tersebut pada tahun
2020 dapat dilihat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.9
PERJANJIAN KINERJA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020

LAPORAN KINERJA 2020 31


PERJANJIAN KINERJA

32 LAPORAN KINERJA 2020


BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA

Capaian Kinerja Organisasi


Realisasi Anggaran

aaa

LAPORAN KINERJA 2020 33


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

A. Capaian Kinerja Organisasi Pengukuran kinerja dilakukan dengan


Dalam rangka mendukung pencapaian membandingkan realisasi kinerja dengan
sasaran strategis Kementerian Agama target kinerja yang dicantumkan dalam
dalam kurun waktu lima tahun ke depan, dokumen perjanjian kinerja. Sesuai dengan
maka sasaran program ditetapkan untuk Keputusan Menteri Agama Nomor 94
dapat menjamin suksesnya pelaksanaan Tahun 2021 Tentang Pedoman Perjanjian
dan memudahkan pengendalian serta Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
pemantauan kinerja satuan kerja. Sasaran Cara Reviu Atas Laporan Kinerja pada
Program (SP) Inspektorat Jenderal beserta Kementerian Agama bahwa penentuan
Indikator Kinerja Sasaran Program (IKSP) batas atas capaian kinerja adalah 120% dan
telah ditetapkan dalam Renstra Inpektorat batas bawah adalah 0%. Dengan demikian,
Jenderal Kementerian Agama 2020-2024 jika terdapat capaian yang melebihi 120%,
dan telah dituangkan dalam dokumen maka capaiannya hanya dihitung 120%.
perjanjian kinerja. Sesuai KMA Nomor 94 Tahun 2021
Pengukuran kinerja dimaksudkan tersebut, capaian kinerja diklasifikasikan
untuk menilai keberhasilan atau kegagalan menjadi empat kategori sebagaimana dalam
pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan. tabel berikut:

Tabel 3.1
KATEGORI CAPAIAN KINERJA

Kinerja tahun 2020 merupakan kinerja tahun pertama pada periode Renstra tahun
2020 – 2024. Rerata capaian kinerja Itjen tahun 2020 atas seluruh IKU yang diukur adalah
sebesar 100% atau kategori BAIK. Adapun rerata capaian kinerja dari 3 sasaran program
adalah 107% atau kategori SANGAT BAIK. Dari 14 IKU yang diperjanjikan, terdapat 7
IKU terealisasi melebihi target, 1 IKU sesuai target, 4 IKU belum memenuhi target dan
2 IKU masih dalam proses dan akan tersaji pada laporan tahun yang akan datang. Adapun
dari segi kategori, maka 7 IKU kategori SANGAT BAIK, 3 IKU kategori BAIK, 1 IKU
kategori CUKUP dan 1 IKU kategori KURANG. Indikator yang belum dapat diukur adalah
persentase pengendalian intern pelaporan keuangan yang efektif dan Indeks Profesionalitas
ASN. Secara rinci capaian kinerja sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

34 LAPORAN KINERJA 2020


Tabel 3.2
TARGET DAN CAPAIAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2020

LAPORAN KINERJA 2020 35


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Secara rinci, capaian dari tiap dari rerata nilai temuan keuangan dibagi
indikator kinerja diuraikan sebagai berikut: dengan nilai anggaran yang dikelola
berdasarkan hasil audit rutin tahunan
1. Meningkatnya Akuntabilitas lembaga pengawas, baik dari eksternal
Keuangan Kementerian Agama (BPK RI dan BPKP) maupun internal
(Itjen). Periode waktu didasarkan pada
1.1.Batas toleransi materialitas temuan terbitnya laporan hasil pengawasan pada
pengawas eksternal dan internal periode tahun Laporan Kinerja dibuat.
terhadap anggaran Berdasarkan data tanggal 31 Desember
Indikator kinerja batas toleransi 2020, data temuan hasil pengawasan sebagai
materialitas temuan pengawas eksternal dan berikut:
internal terhadap anggaran Kementerian a. Pemeriksaan BPK RI
Agama merupakan indikator batasan Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK
jumlah temuan yang masih bisa ditolerir RI atas Laporan Keuangan Kementerian
atau dianggap masih dibawah nilai material Agama yang setiap tahun dilaksanakan,
dibandingkan dengan nilai anggaran yang diperoleh data temuan keuangan pada 5
dikelola. Nilai ambang batas ini diperoleh tahun terakhir sebagai berikut:

Tabel 3.3
TEMUAN KEUANGAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2015-2019

36 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Mengacu pada data sebagaimana lanjutnya, antara lain melalui kegiatan


tabel di atas, khususnya pada periode rapat koordinasi dan pemutakhiran data
tahun pemeriksaan 2020, yakni hasil tindak lanjut hasil pengawasan, yang
pemeriksaan BPK RI atas LKKA TA antara lain pada tahun 2020 dikarenakan
2019, dimana nilai temuannya sebesar adanya pandemi Covid-19, pada Semester I
Rp65.740.049.010,28 sedangkan anggaran dilaksanakan secara virtual atau daring dan
Kemenag Tahun Anggaran 2019, yakni pada Semester II dilaksanakan secara luring
sebesar Rp66.411.712.560.000,00, maka namun dengan tetap menerapkan protokol
nilai materialitas temuan BPK RI pada kesehatan, baik untuk tingkat Unit Eselon
Kementerian Agama adalah sebesar 0,99%. I Pusat maupun untuk satker Kemenag
Jika nilai ini secara parsial dibandingkan di wilayah Indonesia Bagian Timur dan
dengan target yang ditetapkan, yakni sebesar Bagian Barat dengan mengundang seluruh
0,07% maka untuk capaian kinerja nilai Koordinator Tindak Lanjut baik untuk 11
materialitas temuan hasil pengawasan BPK Unit Eselon I Pusat maupun 34 Kanwil
belum memenuhi target, karena persentase Kementerian Agama Provinsi.
capaian hanya 59%. Jika dilihat pada lingkup Itjen saja
Jika dibandingkan dengan tahun- sebagai salah satu satker, temuan BPK
tahun sebelumnya, memang pada tahun khusus pada Itjen tidaklah signifikan.
pemeriksaan 2020 ini nilai temuan Adapun data temuan BPK RI khusus pada
mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
Atas hal tersebut, telah dilakukan sebagai berikut:
berbagai upaya guna penyelesaian tindak

Tabel 3.4
TEMUAN KEUANGAN PEMERIKSAAN BPK RI PADA INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN ANGGARAN 2015-2019

LAPORAN KINERJA 2020 37


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Jika mengacu pada data di atas, Jika nilai ini secara parsial dibandingkan
khususnya hasil pemeriksaan BPK RI dengan target yang ditetapkan sebesar 0,07%,
atas LKKA TA 2019 pada Inspektorat maka capaian kinerja nilai materialitas
Jenderal, dimana nilai temuannya sebesar temuan hasil pengawasan BPKP sebesar
Rp54.036.000,00 sedangkan anggaran Itjen 200% atau telah memenuhi target.
TA 2019 sebesar Rp165.498.413.000,00 Pada Inspektorat Jenderal, pada
maka nilai materialitas temuan BPK RI tahun 2020 dan 2 tahun sebelumnya, tidak
pada Itjen adalah sebesar 0,03%. Jika nilai ada nilai temuan atau 0 (nol). Hal ini
ini secara parsial dibandingkan dengan disebabkan BPKP tidak melakukan audit
target yang ditetapkan, yakni sebesar pada Inspektorat Jenderal, atau jika pun
0,07%, maka untuk capaian kinerja nilai ada namun tidak ada nilai temuan yang
materialitas hasil pengawasan BPK pada direkomendasikan.
Inspektorat Jenderal mencapai 157% atau
telah memenuhi target, yakni dibawah c. Pengawasan Inspektorat Jenderal
ambang batas yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengawasan
Inspektorat Jenderal pada tahun 2020,
b. Pengawasan BPKP temuan keuangan pada Laporan Keuangan
Tindak lanjut hasil pengawasan BPKP Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar
selain disampaikan kepada Inspektorat Rp16.038.526.182,09 atau 0,024% dari
Jenderal, juga harus langsung dilaporkan jumlah anggaran Kementerian Agama
oleh satker kepada BPKP Perwakilan sebesar Rp66.411.712.560.000,00 sehingga
Provinsi atau BPKP Pusat, bergantung dari materialitasnya masih di bawah ambang
sumber penugasan pengawasan tersebut. batas toleransi yang ditetapkan, yaitu 0,07%
Selanjutnya Inspektorat Jenderal mendapat dari jumlah anggaran. Adapun temuan
update rekapitulasi temuan beserta tindak keuangan selama empat tahun terakhir
lanjut satker dari Pusinfowas BPKP Pusat sebagai berikut:
sekurang-kurangnya per semester pada
setiap tahunnya. Data tersebut terbagi atas
2 (dua), yakni data yang bersumber dari
aplikasi milik BPKP, yakni SIMHP untuk
tahun pengawasan cut off sampai dengan
tahun 2016, sedangkan untuk 2017 ke atas
melalui aplikasi SIMA.
Berdasarkan laporan hasil
pengawasan yang terbit pada tahun 2020,
data terakhir yang diperoleh adalah data
update sampai dengan tanggal 17 Desember
2020 dengan total temuan BPKP sebesar
Rp174.119.753,94. Jika dibandingkan dengan
anggaran Kemenag Tahun Anggaran 2019,
yakni sebesar Rp66.411.712.560.000,00,
maka nilai materialitas temuan BPKP pada
Kementerian Agama adalah sebesar 0,003%.

38 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Tabel 3.5
TEMUAN KEUANGAN HASIL AUDIT INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN ANGGARAN 2015-2019

Berdasarkan data pada tabel di atas, temuannya selalu berada di bawah 0,03%
persentase nilai temuan keuangan hasil dari nilai anggaran Kementerian Agama.
audit Inspektorat Jenderal sebagai pengawas Dengan demikian, berdasarkan
internal sebesar 0,024 masih jauh di bawah hasil pengawasan BPK RI, BPKP dan
ambang batas nilai materialitas temuan Inspektorat Jenderal, maka dapat disajikan
yang ditargetkan, dimana pada tahun 2020 besarnya persentase nilai temuan pengawas
ini ditargetkan tidak melebihi 0,07%. Jika eksternal dan internal terhadap anggaran
dihitung capaian kinerja secara parsial Kementerian Agama dan capaian kinerja
atas temuan keuangan hasil audit internal atas nilai materialitas temuan tahun
ini, maka capainnya adalah sebesar 165%. 2020 dengan target kinerja 0,07 adalah
Prestasi ini juga berhasil dipertahankan sebagaimana tabel berikut:
sejak 5 tahun sebelumnya, yakni nilai

Tabel 3.6
REKAP NILAI MATERIALITAS TEMUAN PENGAWAS EKSTERNAL DAN INTERNAL
TERHADAP ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020

LAPORAN KINERJA 2020 39


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Mengacu pada data di atas, maka rerata persentase nilai temuan pengawas eksternal dan
internal terhadap anggaran Kementerian Agama adalah sebesar 0,0411%. Jika dibandingkan
dengan target yang ditetapkan yakni sebesar 0,07%, maka dapat dikatakan capaian kinerja
nilai materialitas temuan hasil pengawasan eksternal dan internal terhadap anggaran telah
memenuhi target, dengan capaian 141% atau kategori SANGAT BAIK. Sesuai dengan KMA
Nomor 94 Tahun 2021, capaian indikator kinerja yang melebihi 120%, maka capaiannya
hanya dihitung 120%.
Jika IKU ini dibandingkan capaiannya dengan 3 tahun sebelumnya, maka dapat dilihat
pada tabel berikut:

Tabel 3.7
REKAP CAPAIAN NILAI MATERIALITAS TEMUAN PENGAWAS EKSTERNAL DAN INTERNAL
TERHADAP ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017-2020

Tabel tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja nilai materialitas ini dapat
dikatakan selalu berhasil memenuhi target, yang artinya rerata persentase temuan terhadap
anggaran dapat bertahan selalu di bawah ambang batas nilai materialitas yang ditetapkan,
termasuk untuk tahun 2020 ini meskipun nilai target materialitasnya diturunkan dari
1% menjadi 0,07%. Prestasi ini juga dibarengi dengan keberhasilan Kementerian Agama
mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI atas Laporan
Keuangan sejak 4 tahun terakhir, yakni sejak LKKA TA 2016 sampai dengan LKKA TA 2019,
yang LHP-nya terbit pada tahun 2017 s.d. 2020.

40 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Berkaitan dengan efisiensi sebagian besar anggaran juga dilakukan


penggunaan sumber daya, dapat dilaporkan efisiensi, sehingga turun cukup signifikan
bahwa dalam upaya penyelesaian tindak dari pagu awal tahun sebelum revisi POK.
lanjut hasil pengawasan, baik oleh lembaga Namun demikian, meski anggaran turun,
pengawas eksternal maupun lembaga akan tetapi diperoleh output berupa tindak
pengawas internal, dilaksanakan beberapa lanjut keuangan yang cukup besar, yang
kegiatan dengan anggaran yang lebih kecil jika dibandingkan antara anggaran yang
dari tahun-tahun sebelumnya, utamanya dikeluarkan dengan perolehan output dapat
tahun ini yang karena pandemi covid-19, digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.8
PERSENTASE OUTPUT ATAS ANGGARAN KEGIATAN TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN EKSTERNAL

Tabel 3.9
PERSENTASE OUTPUT ATAS ANGGARAN KEGIATAN TINDAK LANJUT
HASIL PENGAWASAN INTERNAL

LAPORAN KINERJA 2020 41


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Jika dilihat pada dua tabel di atas, maka ini diagendakan akan dilaksanakan pada
tampak jelas bahwa efisiensi sumber daya tahun 2021, sehingga baru dapat disajikan
anggaran yang digunakan dibandingkan hasilnya nanti pada Laporan Kinerja Itjen
dengan output yang dihasilkan cukup Tahun 2021 yang akan diterbitkan awal
signifikan, dimana persentase output yang tahun 2022.
diperoleh bisa mencapai 651,68% atau 6
kali lipat dari anggaran yang digunakan
untuk yang kegiatan TLHP Eksternal, dan 2. Meningkatnya implementasi
446,07% atau 4 kali lipat untuk kegiatan Reformasi Birokrasi
TLHP Internal. di Kementerian Agama

1.2. Persentase Pengendalian Intern 2.1. Nilai Sistem Pengendalian Internal


Pelaporan Keuangan yang Efektif Pemerintah (SPIP)
Indikator kinerja ini didasarkan Penilaian Maturitas SPIP dilakukan
pada banyaknya satuan kerja yang oleh Badan Pengawasan Keuangan dan
dilakukan penilaian Pengendalian Intern Pembangunan (BPKP). Pada Kementerian
atas Pelaporan Keuangan (PIPK) dengan Agama, penilaian dimulai pada tahun 2016
tingkatan efektif dibandingkan seluruh dengan perolehan nilai 2,151 (level 2).
satuan kerja yang direviu, dengan target Sampai dengan laporan kinerja ini disusun,
tahun 2020 ini sebesar 75%. Dengan BPKP belum mengeluarkan laporan
kata lain, jika jumlah satker yang maturitas SPIP pada Kemenag.
memperoleh hasil penilaian Untuk itu, maka pengukuran
PIPK pada tingkatan efektif capaian IKU maturitas SPIP
mencapai 75% atau lebih, maka diambil dari
capaian kinerja indikator ini telah penilaian mandiri
terpenuhi, begitu pula sebaliknya. yang dilakukan
Sebagaimana diketahui oleh Inspektorat
bersama bahwa regulasi terkait Jenderal Kementerian
Pedoman Penerapan, Penilaian, dan Agama. Ruang lingkup
Reviu PIPK, yakni Peraturan Menteri penilaian tingkat maturitas
Keuangan Nomor 17/PMK.09/2019 penyelenggaraan SPIP
baru terbit pada tahun 2019, meliputi unsur lingkungan
sehingga butuh waktu dalam sosialisasi pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
dan implementasi. Demikian pula pada pengendalian, informasi dan komunikasi
Kementerian Agama, dimana tahun 2020 serta pemantauan.
Inspektorat Jenderal belum melakukan Simpulan hasil penilaian maturitas
penilaian PIPK secara komprehensif, SPIP dituangkan dalam bentuk predikat/
namun masih dalam tahap uji coba. Oleh tingkat sesuai dengan hasil akhir untuk
karena itu, pada Laporan Kinerja Tahun masing-masing fokus penilaian dengan le­
ini capaian indikator ini belum dapat vel/gradasi sebagai berikut:
disajikan. Implementasi penilaian PIPK

42 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Tabel 3.10
KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS SPIP

Target nilai SPIP sebagaimana tertuang dalam Renstra Itjen Tahun 2020 - 2024
sebagaimana tergambar pada grafik berikut:

Grafik 3.1
TARGET NILAI MATURITAS SPIP KEMENTERIAN AGAMA
PERIODE RENSTRA 2020-2024

LAPORAN KINERJA 2020 43


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Adapun target nasional sebagaimana tertuang pada Peraturan Menteri Pendayagunaan


Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map
Reformasi Birokrasi 2020-2024 bahwa indikator dari sasaran birokrasi yang bersih dan
akuntabel berupa Persentase kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan Indeks
Maturitas SPIP minimal level 3 pada tahun 2024 adalah 100%.
Hasil penilaian internal terhadap penyelenggaraan SPIP pada 11 Unit Eselon I Pusat
Kementerian Agama Tahun 2020 dapat disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.11
HASIL EVALUASI SPIP INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020

44 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dari tabel tersebut dapat diketahui 2.2. Persentase satuan kerja yang men-
bahwa dari 11 Unit eselon I Pusat yang dapat nilai PMPRB minimal 82
dilakukan penilaian oleh Itjen, rerata Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi
skor SPIP adalah 3,07 atau level 3 dengan (PMPRB) dilakukan secara berjenjang.
tingkat maturitas SPIP kategori terdefinisi. Pada tahap awal, PMPRB dilakukan oleh
Capaian IKU nilai SPIP diambil dari nilai masing-masing unit kerja/satker. Hasil
yang diperoleh dibagi dengan target nilai penilaian satker tersebut selanjutnya
SPIP yang ditargetkan. Karena target dari dilakukan verifikasi/reviu oleh Tim Penilai
IKSP nilai SPIP adalah 3,31, maka capaian Internal (TPI)/Asesor dibawah koordinasi
kinerjanya adalah 93% dengan kategori Inspektur Jenderal. Hasil verifikasi/reviu
BAIK. pada unit-unit kerja dan pada level instansi
Capaian nilai maturitas Kementerian akan menghasilkan nilai PMPRB Instansi.
Agama tahun 2020 yang tidak memenuhi Hasil PMPRB instansi tersebut selanjutnya
target 3,31 disebabkan oleh beberapa akan dilakukan verifikasi dan validasi oleh
kelemahan, baik dalam pemahaman aspek Kementerian Pendayagunaan Aparatur
penilaian, dalam penyiapan dokumen dan Negara dan Reformasi Birokrasi. Hasil
data yang dibutuhkan dan keterbatasan penilaian/evaluasi Kemenpan RB inilah
Sumber Daya Manusia. Hal ini akan yang pada akhirnya akan menghasilkan
menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi nilai Reformasi Birokrasi Instansi.
ke depan dalam usaha peningkatan nilai Tahun 2020 terjadi perubahan
maturitas SPIP. pola penilaian pelaksanaan Reformasi
Pelaksanaan evaluasi maturitas SPIP Birokrasi (RB), jika dibandingkan dengan
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal tahun sebelumnya. Penilaian dilakukan
Kemenag tahun 2020 merupakan langkah dengan mengacu pada Peraturan Menteri
maju yang sistematis dan metodologis Pendayagunaan Aparatur Negara dan
berdasarkan mekanisme dan regulasi yang Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020
ditetapkan dibandingkan dengan tahun Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan
2018 dan 2019. Hal ini disebabkan penilaian Reformasi Birokrasi yang mencabut
maturitas SPIP Tahun 2020 telah mengacu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
pada Keputusan Inspektur Jenderal Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Kementerian Agama Nomor 96 Tahun 2020 8 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Maturitas Sistem Pengendalian Intern Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pemerintah pada Kementerian Agama, Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman
sementara penilaian pada tahun 2018 dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
2019 belum dilakukan secara sistematis Pemerintah. Diantara perubahannya adalah
dan metodologis disebabkan tahun 2018 pada komposisi penilaian. Komposisi
dan 2019 masih proses perumusan strategi penilaian terdiri dari komponen pengungkit
dan medolologi serta penyusunan Petunjuk yang memiliki bobot 60% dan komponen
Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem hasil yang memiliki bobot 40%. Perubahan
Pengendalian Intern Pemerintah pada penilaian terjadi pada komposisi dan bobot
Kementerian Agama. penilaian komponen pengungkit yang
sebelumnya langsung dijabarkan pada 8 area

LAPORAN KINERJA 2020 45


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

perubahan, saat ini komponen pengungkit (TPN). Dengan demikian, maka yang
terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek dijadikan indikator pada IKSP ini adalah
Pemenuhan (bobot 20%), Hasil Antara Area nilai komponen pengungkit yang terdiri
Perubahan (bobot 10%), dan Aspek Reform dari 2 aspek, yaitu aspek pemenuhan dan
(bobot 30%). Kategori-kategori pengungkit aspek reform.
ini menjadi bagian dari 8 (delapan) area Tahun 2020 Inspektorat Jenderal
perubahanRB. telah melakukan reviu dan verifikasi
Dari 3 aspek komponen pengungkit PMPRB terhadap 11 unit eselon Pusat dan
yang dinilai tersebut, Inspektorat Jenderal PMPRB instansi Kementerian Agama.
sebagai Tim Penilai Internal (TPI) Hasil reviu dan verifikasi menunjukkan
hanya melakukan penilaian pada aspek bahwa nilai RB pada masing-masing unit
pemenuhan dan reform. Adapun penilaian di lingkungan Kemenag untuk komponen
aspek hasil antara dan komponen hasil pengungkit pada aspek pemenuhan dan
dilakukan oleh Tim Penilai Nasional aspek reform sebagai berikut:

Tabel 3.12
HASIL PENILAIAN PMPRB UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA

46 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Target capaian IKSP persentase Dengan demikian, maka realisasi capaian


satuan kerja yang mendapat nilai PMPRB kinerja adalah di bawah target, yaitu 18,18
minimal 82 tahun 2020 adalah 45,45. atau 40% dengan kategori KURANG.
Perhitungan capaian kinerja diperoleh dari Jika dibandingkan dengan hasil
jumlah satker yang dinilai oleh TPI/Itjen penilaian tahun sebelumnya, maka terjadi
Kemenag/APIP yang mendapatkan nilai penurunan capaian. Tahun 2019 satker
PMPRB minimal 82 dibagi jumlah satker yang mendapat nilai komponen pengungkit
yang dinilai APIP dikalikan 100. Dari hasil di atas 82 sebanyak 4 dari 11 unit kerja yang
penilaian sebagaimana dipaparkan pada dilakukan penilaian oleh Itjen. Secara rinci
tabel tersebut, diketahui bahwa hanya 2 nilai PMPRB yang dilakukan oleh Itjen
satker yang mendapatkan nilai di atas 82 pada 11 Unit Eselon I Pusat Tahun 2019
dari 11 satker yang dilakukan penilaian. sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.13
NILAI PMPRB UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2019

LAPORAN KINERJA 2020 47


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Secara umum diantara penyebab permasalahan dan kelemahan-kelemahan


tidak tercapainya target IKSP point ini dan yang ada, sehingga capaian RB dapat
turunnya capaian jika dibandingkan dengan lebih baik dan optimal. Pengawalan dari
tahun sebelumnya adalah kurang siapnya Inspektorat Wilayah terhadap unit-unit
unit kerja menghadapi pola penilaian kerja yang menjadi mitra kerja masing-
yang baru. Sempitnya waktu persiapan masing perlu ditingkatkan, sehingga target
menjadi foktor yang tidak dapat dihindari. IKSP dapat terpenuhi dan capaian RB
Jarak antara terbitnya Permenpan Nomor Kementerian lebih baik dan optimal.
26 Tahun 2020 tertanggal 1 Mei 2020
yang menjadi dasar penilaian, dengan 2.3. Persentase satuan kerja yang
waktu sosialisasi pola penilaian yang baru mendapat nilai skor audit kinerja
dan batas akhir submit tanggal 30 Juni minimal 75
2020 tidak sebanding dengan banyaknya Skor hasil audit kinerja merupakan
penyesuaian yang harus disiapkan oleh unit nilai prestasi/rapor satker atas kinerja yang
kerja. Pandemic covid 19, dimana terjadi diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
pembatasan ruang gerak dalam bekerja kinerja dalam kerangka audit kinerja, baik
juga menjadi hambatan sekaligus tantangan audit kinerja atas penyelenggaraan tugas
tersendiri dalam penyiapan evidence- dan fungsi, maupun audit kinerja program.
evidence yang dibutuhkan, maupun Persentase indikator kinerja ini dihitung
koordinasi-koordinasi yang diperlukan, berdasarkan banyaknya satuan kerja yang
karena tidak semua hal dapat dilakukan mendapatkan nilai 75 dibagi dengan
secara online. Disamping itu belum jumlah satuan kerja yang telah didampingi
kuatnya komitmen seluruh pimpinan dan sebelum diaudit tersebut. Pada tahun 2020,
keterlibatan anggota organisasi yang belum indikator kinerja ini ditargetkan sebesar
menyeluruh terhadap pelaksanaan RB 47,22%.
juga menjadi penyebab yang signifikan. Adapun skor hasil audit kinerja
Reformasi Birokrasi masih difahami yang dilaksanakan oleh Inspektorat
sebagai pekerjaan bagian tertentu Jenderal pada tahun 2020
dalam struktur organisasi sebagaimana tersaji
dan masih lebih banyak pada tabel berikut:
terfokus pada pemenuhan
evidence, belum banyak
mematangkan aspek
reform yang justru
menjadi fokus
penilaian.
Ke depan, perlu
dilakukan akselerasi
pelaksanaan RB,
antara lain dengan
melakukan evaluasi
secara lebih komprehensif
atas permasalahan-

48 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Tabel 3.14
SKOR HASIL AUDIT KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020

Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rerata realisasi IKU diperoleh sebesar
67,02%, sehingga jika dibandingkan dengan target capaian tahun ini yaitu 47,22% maka
capaiannya adalah sebesar 141,94% dengan kategori SANGAT BAIK. Persentase satker
yang mendapat skor audit minimal 75 terbanyak pada Inspektorat Wilayah IV, yakni dengan
persentase sebesar 77,52% dari total satker yang diaudit. Sedangkan persentase terkecil terjadi
pada Inspektorat Wilayah II dimana hanya 50,48% dari satker yang diauditnya yang telah
mendapat skor audit minimal 75. Sesuai dengan KMA Nomor 94 Tahun 2021 maka capaian
yang di atas 120% tetap dihitung hanya 120%.
Untuk indikator yang sama, jika dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya dapat
disajikan data sebagai berikut:

Tabel 3.15
TARGET DAN CAPAIAN SKOR HASIL AUDIT KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020

Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2017 – 2019,
maka terjadi peningkatan realisasi persentase jumlah satker yang mendapat skor audit kinerja
di atas 75 pada tahun 2020 ini. Namun demikian, tabel tersebut juga menyajikan data bahwa
terdapat penurunan target jika dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. Bahkan jika target
tahun ini dibandingkan dengan target pada periode Renstra tahun 2020 – 2024, maka target
yang ditentukan masih dibawah tahun 2019.

LAPORAN KINERJA 2020 49


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Penurunan target ini merupakan hal yang sangat rasional karena target yang
diperjanjikan dari tahun ke tahun ternyata tidak dapat tercapai. Penurunan target dilakukan
dengan pertimbangan hasil evaluasi dan kajian yang mendalam. Adapun secara lengkap target
pada IKU ini pada periode Renstra tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:

Grafik 3.2
TARGET SATUAN KERJA YANG MENDAPAT SKOR AUDIT KINERJA
MIMIMAL 75 TAHUN 2020 - 2025

Beberapa hal yang menjadi penyebab 2.4. Persentase satuan kerja yang
atas keberhasilan capaian ini antara lain mendapat nilai Akuntabilitas
karena pemahaman satker atas realisasi Kinerja minimal BB
anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Evaluasi implementasi
dan program yang perlu didukung dengan SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi
kinerja/tusinya semakin meningkat. Selain Pemerintah (SAKIP) pada tingkat satker
itu, Inspektorat Jenderal tidak hanya di Kementerian Agama berkembang secara
memokuskan diri pada peran represif bertahap. Pada tingkat Eselon I Pusat,
berupa audit, namun telah dilakukan pula Evaluasi SAKIP sudah berjalan sejak
pengawasan lainnya berupa sosialisasi dan tahun 2014. Evaluasi SAKIP pada tingkat
konsultasi terhadap satker yang menjadi Kanwil Kemenag mulai dilakukan tahun
auditi pada awal tahun anggaran atau 2016. Adapun pada Perguruan Tinggi
sebelum pelaksanaan audit sebagai bentuk Keagamaan Negeri (PTKN), evaluasi mulai
implementasi peran konsultan dan katalis. dilaksanakan pada tahun 2019. Data satker
Selain terjadi kenaikan capaian yang telah dievaluasi implementasi SAKIP
kinerja dari tahun sebelumnya, dalam dapat dilihat pada tabel berikut:
capaian kinerja IKU ini terdapat efisiensi
sumber daya berupa anggaran pengawasan
untuk audit kinerja dan program sebesar
Rp121.726.650,00.

50 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Tabel 3.16
EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA SATKER KEMENTERIAN AGAMA
OLEH INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020

LAPORAN KINERJA 2020 51


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Tabel 3.16
EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA SATKER KEMENTERIAN AGAMA
OLEH INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020
(Lanjutan dari halaman 51)

52 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Perolehan capaian IKU ini didasarkan pada banyaknya satuan kerja yang dilakukan
evaluasi akuntabilitas kinerja yang memperoleh nilai predikat minimal BB dibagi dengan
jumlah seluruh satuan kerja yang telah didampingi pengelolaan akuntabilitas kinerjanya.
Pada tahun 2020 persentase satker yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal
BB mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 persentase
organisasi/satuan kerja/UPT yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal BB sebesar
52,63. Nilai ini lebih rendah dari target IKU, yakni 78,13 atau capaian sebesar 67% dengan
kategori CUKUP. Berikut data persentase organisasi/satuan kerja/UPT yang mendapat nilai
akuntabilitas kinerja minimal BB dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020:

Tabel 3.17
JUMLAH SATUAN ORGANISASI/SATUAN KERJA/UPT YANG MENDAPAT NILAI
AKUNTABILITAS KINERJA MINIMAL BB

Beberapa catatan hasil evaluasi SAKIP pada tahun 2020 adalah:


a. Perencanaan Kinerja
1) Berbagai kaidah penyusunan Dokumen Renstra masih belum terpenuhi, seperti:
i. Sebagian besar tujuan pada Renstra unit eselon I tidak mempunyai indikator dan
target keberhasilan;
ii. Terdapat indikator kinerja yang belum cukup mengindikasikan tercapainya tujuan
dan sasaran;
iii. Terdapat sasaran yang belum sepenuhnya berorientasi hasil;
iv. Terdapat sasaran yang belum dilengkapi dengan indikator dan target keberhasilannya;
v. Terdapat Indikator Kinerja Sasaran yang belum sepenuhnya memenuhi kriteria
indikator yang baik.
2) Dokumen Renstra belum sepenuhnya digunakan sebagai acuan penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran.
3) Masih terdapat beberapa dokumen Perjanjian Kinerja (PK) yang belum selaras dengan
Renstra dan belum dipublikasikan.
4) Rencana aksi atas kinerja telah disusun, akan tetapi beberapa unit eselon I hanya
sebatas menyusun rencana aksi atas tindak lanjut hasil evaluasi SAKIP.

LAPORAN KINERJA 2020 53


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

b. Pengukuran Kinerja c. Pelaporan Kinerja


a) Mekanisme pengumpulan data a) Laporan kinerja belum menyajikan
belum sepenuhnya memenuhi pembanding data kinerja yang
kriteria yang memadai, yaitu terdapat memadai, yaitu perbandingan antara
SOP, terdapat penanggungjawab :
yang jelas, dan kemudahan untuk i. Realisasi sampai dengan tahun
mengakses data bagi pihak yang berjalan dibandingkan dengan
berkepentingan. target jangka menengah;
b) Terdapat IKU pada unit eselon I ii. Realisasi atau capaian tahun
yang belum direviu secara berkala berjalan dibandingkan dengan
dan belum memenuhi kriteria standar nasional;
indikator yang baik. iii. Realisasi atau capaian organisasi/
c) Terdapat IKU pada unit eselon I instansi dibanding dengan
yang belum sepenuhnya cukup untuk realisasi atau capaian organisasi/
mengukur keberhasilan kinerja. instansi sejenis yang setara atau
d) Ukuran (indikator) kinerja individu sekelas.
belum menjadi penyebab (memiliki b) Informasi yang disajikan dalam
hubungan kausalitas) terwujudnya Laporan Kinerja belum dijadikan
kinerja utama atasannya. pedoman perbaikan dalam
e) Pengukuran kinerja diterapkan pengelolaan program dan kegiatan
hanya kepada tingkat manajerial, dan belum dapat menyimpulkan
belum sampai pada tingkatan keberhasilan atau kegagalan program
individu secara terukur.
f) Sebagian besar target kinerja c) Laporan Kinerja baru menyajikan
eselon III dan IV hanya dimonitor informasi tentang upaya efisiensi
pencapaiannya secara insidentil. yang telah dilakukan, belum
g) Hasil pengukuran (capaian) kinerja menyajikan besaran efisiensi yang
mulai dari setingkat eselon IV dapat dikuantifikasikan.
keatas belum sepenuhnya dikaitkan
dengan (dimanfaatkan sebagai dasar d. Evaluasi Kinerja
pemberian) reward & punishment. a) Pemantauan atas Rencana aksi
h) Pengukuran kinerja atas rencana belum dilakukan secara berkala dan
aksi belum digunakan sepenuhnya belum ditindaklanjuti dalam bentuk
untuk pengendalian dan pemantauan langkah-langkah nyata.
kinerja secara berkala. b) Evaluasi program telah dilaksanakan
namun belum menyimpulkan
keberhasilan atau kegagalan program
c) Hasil evaluasi program belum
seluruhnya ditindaklanjuti untuk
perbaikan pelaksanaan program di
masa yang akan datang dan belum
ada progres tindaklanjut rekomendasi
terkait dengan perencanaan

54 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

d) Masih terdapat unit eselon I yang 2.5. Persentase tindak lanjut hasil
belum melakukan evaluasi atas pengawasan yang diverifikasi
rencana aksi Capaian indikator kinerja persentase
tindak lanjut hasil pengawasan yang
e. Capaian Kinerja diverifikasi ini mengacu pada jumlah tindak
Pencapaian target kinerja tahun lanjut yang telah diverifikasi dibagi dengan
berjalan selalu diupayakan melebihi capaian jumlah verifikasi yang diterima. Adapun
tahun sebelumnya. data tindak lanjut hasil pengawasan yang
masuk dan yang selesai diverifikasi oleh
Inspektorat Jenderal dapat digambarkan
sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.18
DATA TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN YANG MASUK DAN SELESAI DIVERIFIKASI
PADA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2020

Jika mengacu pada data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data tindak
lanjut yang masuk ke Itjen telah selesai diverifikasi 100%, sehingga target capaian kinerja
tahun 2020 sebesar 88,00% telah terpenuhi dengan capaian kinerja sebesar 114% dengan
kategori SANGAT BAIK.
Data tidak lanjut (TL) tersebut secara periodik per semester dimutakhirkan
bersama dengan para satker, sehingga jika terdapat data tindak lanjut yang tidak sesuai
dengan rekomendasi selanjutnya dilakukan koreksi dan penyesuaian. Khusus untuk data
TL pemeriksaan eksternal BPK dan BPKP, Itjen sebagai verifikator selanjutnya akan
menyampaikan data TL dimaksud kepada Tim Pemantauan Tindak Lanjut (PTL) BPK dan
BPKP secara periodik per semester untuk dibahas bersama dan datanya dimutakhirkan.
Indikator kinerja ini merupakan IKU baru, sehingga tidak dapat diperbandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, berdasarkan data TL yang masuk
dibandingkan dengan data TL yang selesai diverifikasi pada beberapa tahun sebelumnya,
persentasenya rata-rata di atas 85%. Adapun untuk tahun ini, dimana capaiannya adalah
100% dan targetnya adalah 88%, maka dapat disimpulkan capaian kinerja tahun 2020 telah
di atas target.

LAPORAN KINERJA 2020 55


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

2.6. Persentase pengaduan masyarakat oleh pejabat atau pegawai Aparatur Sipil
yang diverifikasi Negara (ASN) pada Kementerian Agama
Tata pemerintahan yang baik terkait atau lembaga lain melalui media pengaduan
erat dengan pelayanan publik. Upaya tertentu.
peningkatan kualitas pelayanan publik Pengaduan masyarakat ini dapat
tersebut dilakukan melalui berbagai disampaikan oleh seluruh masyarakat secara
langkah kebijakan. Kebijakan yang paling lisan maupun tertulis, baik melalui surat,
mendasar adalah penataan kelembagaan media elektronik (SMS/WhatsApp/email),
pelayanan publik, penyederhanaan prosedur dan media cetak. Sesuai dengan rencana
pelayanan, penerapan standar pelayanan strategis Inspektorat Jenderal Kementerian
maksimal, peningkatan pemanfaatan Agama, maka disusun perjanjian kinerja
teknologi informasi dan komunikasi Inspektorat Jenderal yang salah
dalam manajemen pelayanan, satu indikator kinerjanya,
serta penerapan system yaitu persentase penanganan
manajemen mutu dalam pengaduan masyarakat
pelayanan publik, termasuk sebesar 90%. Capaian IKU
manajemen penanganan ini diperoleh berdasarkan
pengaduan masyarakat. jumlah pengaduan
Keputusan Menteri masyarakat yang telah
Agama Nomor 765 Tahun diverifikasi dibagi
2018 menyebutkan bahwa dengan jumlah pengaduan
pengaduan masyarakat yang masyarakat yang diterima.
selanjutnya disebut dumas adalah Banyaknya jumlah satuan kerja
sumbangan pikiran, saran, gagasan, yang berada di bawah naungan Kementerian
dan keluhan yang disampaikan oleh Agama tentunya berbanding lurus dengan
masyarakat kepada Kementerian Agama jumlah pengaduan masyarakat yang masuk
sebagai bentuk penerapan dari pengawasan terkait layanan masyarakat. Salah satu tolak
masyarakat terhadap penyelenggaraan tata ukur yang dapat digunakan dalam menilai
kelola pemerintahan pada Kementerian tingkat keberhasilan dalam sektor layanan
Agama. Sedangkan whistleblowing adalah publik, yaitu persentase penanganan
pengungkapan yang dilakukan oleh pejabat pengaduan masyarakat. Semakin besar
atau pegawai Aparatur Sipil Negara persentase penanganan pengaduan
mengenai perbuatan yang melawan hukum/ masyarakat yang dicapai, maka semakin
tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain baik pula tingkat kepuasan masyarakat
yang dapat merugikan organisasi maupun terhadap layanan publik yang diberikan.
pemangku kepentingan yang dilakukan

56 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Jumlah pengaduan masyarakat selama tahun 2020 adalah 472 aduan. Seluruh
pengaduan tersebut telah diverifikasi, sehingga target 90% telah terpenuhi dengan tingkat
capaian sebesar 111% dengan kategori SANGAT BAIK. Berikut data penanganan pengaduan
masyarakat:

Tabel 3.19
PERSENTASE VERIFIKASI PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020

Tabel 3.20
REKAPITULASI PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020
BERDASARKAN BULAN

LAPORAN KINERJA 2020 57


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Berdasarkan wilayah, provinsi (termasuk didalamnya PTKN dan eselon 1 pusat) dengan
pengaduan terbanyak selama tahun 2020 adalah provinsi Jawa Barat sebanyak 66 pengaduan.
Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi Papua dengan 0 aduan. Berikut ini jumlah
pengaduan masyarakat seluruh Indonesia berdasarkan provinsi:

Tabel 3.21
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN PROVINSI
(TERMASUK PTKN DAN ESELON I PUSAT) TAHUN 2020

58 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Penyampaian pengaduan masyarakat melalui berbagai media. Pengaduan terbanyak di­


sampaikan melalui surat. Rinciannya sebagai berikut:

Tabel 3.22
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN MEDIA PENGADUAN TAHUN 2020

Jenis aduan yang disampaikan terbagi menjadi 8 jenis, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3.23
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN JENIS PELANGGARAN TAHUN 2020

LAPORAN KINERJA 2020 59


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Pengaduan masyarakat yang masuk ke Inspektorat Jenderal Kementerian Agama


selanjutnya dilakukan tindak lanjut. Berikut tindak lanjut yang sudah dilakukan untuk aduan
pada tahun 2020.

Tabel 3.24
TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020

Faktor penghambat penanganan 2.7. Nilai Kapabilitas APIP


dumas, antara lain: Penilaian kapabilitas Itjen (IACM)
a. Kurangnya ketaatan pimpinan satuan dilakukan oleh Badan Pengawasan Keuangan
kerja dalam melaksanakan tugasnya; dan Pembangunan (BPKP). IACM (Inter-
b. Tidak adanya reward dan punishment nal Audit Capability Model) sendiri adalah
dalam pelaksanaan tugas dan fungsi; sebuah model yang dikembangkan oleh
c. Belum optimalnya pelaksanaan The Institute of Internal Auditor (IIA)
pengawasan internal pada setiap satker; dalam mengindentifikasi aspek-aspek
d. Kurangnya koordinasi, pembinaan fundamental untuk pengawasan intern yang
dan sosialisasi terhadap peraturan efektif di sektor publik untuk memenuhi
perundang-undangan terkait dengan persyaratan tata kelola organisasi ke arah
tugas dan fungsi. profesional. Adapun yang dimaksud tingkat
(level) kapabilitas sebagaimana disebut
Strategi dalam upaya penangangan di atas adalah karak¬teristik kapabilitas
dan penyelesaian pengaduan masyarakat: APIP yang dibagi menjadi 5 level, yaitu:
a. Meningkatkan komitmen pimpinan Intial (Level 1), Infrastructure (Level 2),
satuan kerja dalam melaksanakan Integrated (Level 3), Managed (Level 4),
tugas dan fungsi sesuai peraturan dan Optimizing (Level 5).
perundangan yang berlaku; Penilaian IACM pada Kemenag
b. Optimalisasi pemberian reward dan dilakukan oleh BPKP mulai tahun 2016
punishment bagi pimpinan satuan kerja; dengan memperoleh nilai kapabilitas pada
c. Meningkatkan pengawasan internal level 2 dengan perbaikan. Pada Tahun 2017
pada setiap satker; telah dilakukan penilaian dan hasilnya
d. Meningkatkan koordinasi dan soaialisasi keluar pada tanggal 23 Februari 2018
serta pembinaan peraturan terkait dengan capaian level 3 dengan perbaikan
dengan tugas dan fungsi kepada seluruh dalam berbagai hal sebagai berikut:
ASN yang ada dalam binaannya.

60 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

1. Melakukan penyamaan persepsi mengenai peraturan yang digunakan dengan melakukan


pembekalan terhadap tim audit sebelum penugasan dilaksanakan.
2. Menyusun kebijakan pejabat yang berwenang mengenai mekanisme pemberian reward
bagi tim yang berhasil menerapkan perilaku yang diharapkan.
3. Mengevaluasi Internal Audit Charter secara berkala.
4. Melakukan efisiensi pendistribusian laporan hasil audit.
5. Melaksanakan kendali mutu audit dalam pelaksanaan tugas.
Standar nasional, target yang ditetapkan dalam RPJMN 2015 – 2019 adalah semua
APIP mencapai nilai kapabilitas level 3 pada Tahun 2019. Hal ini sesuai dengan target yang
telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, yaitu
nilai kapabilitas Itjen (IACM) mencapai level 3 pada tahun 2019.
Pada tanggal 18 September 2019 s.d. 30 November 2019 telah dilakukan Quality
Assurance atas Self Assesment Penilaian Mandiri Kapabilitas APIP Inspektorat Jenderal
Kementerian Agama oleh BPKP dan atas penilaian tersebut Kapabilitas APIP Kementerian
Agama telah mencapai level 3. Dengan demikian, capaian pada IKU ini adalah 100% dengan
kategori BAIK. Berikut disajikan data nilai IACM Kemenag tahun 2016 – 2020.

Tabel 3.25
NILAI KAPABILITAS APIP KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2016 - 2020

Pada periode Renstra 2020 – 2024, berikut target atas kapabilitas APIP:

Tabel 3.26
TARGET KAPABILITAS APIP KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020 - 2024

LAPORAN KINERJA 2020 61


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Target RPJMN 2020-2024, nilai peta kompetensi pegawai, dokumen ren-


Kapabilitas APIP Inspektorat Jender- cana dan usulan diklat, kebijakan rota-
al Kementerian Agama mencapai level 4. si dan mutasi internal serta rekrutmen
Dalam usaha mencapai target yang telah pegawai. Untuk peningkatan kapabil-
ditetapkan, Itjen Kemenag telah melaku- itas APIP telah ditetapkan Keputusan
kan perbaikan-perbaikan secara instensif Inspektur Jenderal Nomor 126 Tahun
atas rekomendasi tim penilai IACM untuk 2020 tentang Petunjuk Pelaksanaan
mencapai level 4, yaitu: Mutasi Internal pada Inspektorat Jen-
1. Menyusun Program Kerja Pengawasan deral Kementerian Agama.
Tahunan (PKPT) berbasis Risiko. Ke- 6. Membuat dan menyempurnakan pe-
giatan ini mengacu pada Keputusan doman-pedoman pengawasan, mengacu
Inspektur Jenderal Nomor 279 Tahun pada standar profesi auditor intern yang
2018 tentang Kendali Mutu Audit Ins- berlaku.
pektorat Jenderal Kementerian Agama. 7. Membuat dan menyempurnakan SOP
2. Melakukan penyamaan persepsi men- bidang Pengawasan, berdasarkan Stan-
genai peraturan yang digunakan da- dar Kerja Pengawasan Internal, yaitu:
lam melaksanakan pengawasan dengan a. Standar Operasional Prosedur (SOP)
melakukan pembekalan terhadap tim Audit Kinerja;
audit sebelum penugasan dilaksanakan b. Standar Operasional Prosedur (SOP)
dan layanan 1 (satu) pintu atas konsulta- Audit Tujuan Tertentu;
si bidang pengawasan. Kegiatan ini akan c. Standar Operasional Prosedur (SOP)
dilakukan di kantor Inspektorat Jender- Reviu;
al Kementerian Agama dengan diikuti d. Standar Operasional Prosedur (SOP)
oleh seluruh auditor yang akan melak- Evaluasi;
sanakan tugas dengan narasumber dari e. Standar Operasional Prosedur (SOP)
unsur pimpinan Itjen Kemenag. Pemantauan;
3. Melakukan efisiensi pendistribusian f. Standar Operasional Prosedur (SOP)
laporan hasil audit. Untuk efisien- Pengawasan Lainnya.
si pendistribusian laporan hasil audit, 8. Pembentukan forum dan satgas untuk
akan dilakukan penetapan Standar Ker- berbagi pengetahuan bagi APIP. Lang-
ja Pengawasan Internal, yang dilanjut- kah-langkah berbagi pengetahuan bagi
kan dengan penetapan Standar Kerja APIP, dilakukan dengan melakukan
Audit yang akan diterapkan pada setiap standarisasi kompetensi berdasarkan
penugasan audit. IACM, yang akan dilanjutkan dengan
4. Melaksanakan kendali mutu audit da- menyusun:
lam pelaksanaan tugas. Untuk pening- a. Metode Pengembangan APIP;
katan mutu hasil audit telah ditetapkan b. Direktori Pengembangan APIP;
Keputusan Inspektur Jenderal Nomor c. Pelaku Pengembangan APIP.
279 Tahun 2018 tentang Kendali Mutu 9. Peningkatan teknologi dan sistem infor-
Audit Inspektorat Jenderal Kementeri- masi bidang pengawasan. Langkah-lang-
an Agama, sehingga pelaksanan audit kah pening­ katan teknologi dan sistem
yang dilakukan sesuai dengan kode etik informasi bidang pengawasan bagi
dan standar audit. APIP, dilakukan dengan melakukan
5. Mendukung APIP untuk mengikuti or- pengembangan pengawasan internal ter-
ganisasi profesi dan peningkatan kom- integrasi menggunakan Sistem Pemerin-
petensi APIP dengan cara mengadakan tahan Berbasis Elektronik (SPBE).

62 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

sendiri. Capaian indikator persentase tindak


3. Meningkatnya Tata Kelola Organisa- lanjut hasil pengawasan yang diselesaikan
si Inspektorat Jenderal yang Efektif mengacu pada jumlah tindak lanjut
dan Akuntabel yang telah diselesaikan oleh Itjen dibagi
dengan jumlah tindak lanjut yang harus
3.1. Persentase tindak lanjut hasil peng­ di tindaklanjuti. Indikator ini menjadi
awasan yang diselesaikan tolok ukur seberapa besar upaya satker
Sebagaimana diketahui bersama, untuk segera menindaklanjuti rekomendasi
Itjen sebagai satker atau Unit eselon I hasil pengawasan. Adapun data temuan
Kementerian Agama juga menjadi salah dan tindak lanjut hasil pengawasan pada
satu satker auditi yang menjadi sampling Inspektorat Jenderal dapat digambarkan
pemeriksaan, baik oleh pemeriksa eksternal sebagaimana tabel berikut:
(BPK dan BPKP) maupun oleh Itjen

Tabel 3.27
TEMUAN KEUANGAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
PADA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 - 2020

Jika mengacu pada data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh temuan Itjen
telah diselesaikan 100%, sehingga target capaian kinerja tahun 2020 sebesar 78% telah
terpenuhi dengan capaian sebesar 128% dengan kategori SANGAT BAIK. Sejak tahun
2016 Itjen memang berkomitmen untuk selalu menuntaskan segera seluruh rekomendasi
hasil pengawasan, baik terhadap temuan keuangan hasil pemeriksaan BPK RI maupun
hasil pengawasan internal yang dilakukan oleh Itjen sendiri. Sesuai dengan KMA Nomor
94 Tahun 2021 bahwa maksimal perhitungan capaian kinerja adalah 120%, maka capaian
indikator inipun dalam perhitungannya tetap pada angka 120%.

LAPORAN KINERJA 2020 63


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.2. Nilai Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB)


Inspektorat Jenderal, selain sebagai TPI, juga sebagai satker/unit kerja yang juga
dilakukan penilaian PMPRB oleh TPI. Hasil penilaian PMPRB yang dilakukan oleh TPI
pada Inspektorat Jenderal dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.28
HASIL PENILAIAN PMPRB INSPEKTORAT JENDERAL OLEH TPI

64 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Target capaian IKSP Nilai PMPRB yang ada. Peningkatan dan perbaikan
pada Inspektorat Jenderal Kementerian harus terus dilakukan, terutama pada
Agama tahun 2020 adalah 88,31. Perhitungan komponen-komponen yang masih belum
capaian kinerja diperoleh dari nilai maksimal pada area-area sesuai hasil
PMPRB yang diperoleh oleh Itjen dibagi evaluasi, menindaklanjuti catatan-catatan
target. Dari hasil penilaian sebagaimana dan rekomendasi-rekomendasi hasil
dipaparkan pada tabel tersebut, diketahui evaluasi, baik dari TPI maupun dari TPN
bahwa nilai komponen pengungkit dari dan meningkatkan keterlibatan anggota
aspek pemenuhan dan aspek reform adalah organisasi pada pelaksanaan RB, sehingga
85,95. Dengan demikian, maka realisasi capaian RB dapat lebih baik dan optimal.
capaian kinerja point ini adalah dibawah Walaupun tahun ini nilai PMPRB
target, yaitu 97% dengan kategori BAIK. sebesar 85,95 tidak memenuhi target
Secara umum diantara penyebab 88,31, namun jika dibandingkan dengan
tidak tercapainya target IKSP point ini capaian tahun 2019 dengan nilai 83,20,
adalah tingginya target yang ditentukan maka nilainya mengalami kenaikan sebesar
kurang mempertimbangkan pola penilaian 2,75. Kenaikan ini agaknya merupakan
baru yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. hal yang perlu diapresiasi, mengingat
Disamping itu kurang siapnya unit kerja tingkat kesulitan penilaian tahun ini lebih
menghadapi pola penilaian yang baru. tinggi jika dibandingkan dengan tahun
Sempitnya waktu persiapan menjadi foktor sebelumnya. Jika perolehan nilai Itjen
yang tidak dapat dihindari. Jarak antara dibandingkan dengan rerata nilai yang
terbitnya Permenpan Nomor 26 Tahun 2020 dicapai oleh Unit Eselon I lainnya tahun
tertanggal 1 Mei 2020 yang menjadi dasar 2020 sebesar 78,66 sebagaimana data pada
penilaian dengan waktu sosialisasi pola IKSP 2.2.2 di atas, maka nilai yang dicapai
penilaian yang baru dan batas akhir submit Itjen masih di atas rata-rata dengan selisih
tanggal 30 Juni 2020 tidak sebanding 7,29 point.
dengan banyaknya penyesuaian yang
harus disiapkan oleh unit kerja. Pandemic 3.3. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
covid 19, dimana terjadi pembatasan Instansi Pemerintah (SAKIP)
ruang gerak dalam bekerja juga menjadi Dalam rangka meningkatkan tata
hambatan sekaligus tantangan tersendiri kelola Inspektorat Jenderal yang efektif
dalam penyiapan evidence-evidence yang dan akuntabel, maka penilaian SAKIP
dibutuhkan maupun koordinasi-koordinasi diperlukan sebagai salah satu alat ukur
yang diperlukan, karena tidak semua hal keberhasilannya. evaluasi implementasi
dapat dilakukan secara online.Penyebab sistem akuntabilitas kinerja dapat
lain dari tidak tercapainya target adalah digunakan oleh pimpinan unit kerja
Reformasi Birokrasi belum terinternalisasi untuk memastikan bahwa target-target
pada seluruh anggota organisasi. kinerja yang telah diperjanjikan dapat
Ke depan, perlu dilakukan dicapai. Evaluasi ini dilakukan dalam
akselerasi pelaksanaan RB, antara lain rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah
dengan melakukan evaluasi secara Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
lebih komprehensif atas permasalahan- Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
permasalahan dan kelemahan-kelemahan dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun

LAPORAN KINERJA 2020 65


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja implementasi SAKIP pada Inspektorat


Instansi Pemerintah (SAKIP). yang dilaksanakan tahun 2020 sebagaimana
Pelaksanaan evaluasi mengacu tertuang pada laporan hasil evaluasi Nomor
pada Peraturan Menteri Pendayagunaan R-631/IJ/IJ.IV/PS.01.6/09/2020 tanggal
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 21 September 2020 menunjukkan bahwa
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
Evaluasi Atas Implementasi Sistem memperoleh nilai 86,65 (kategori A) dengan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah predikat memuaskan, yang menunjukkan
dan Keputusan Menteri Agama Nomor 511 bahwa unit kerja memiliki akuntabilitas
Tahun 2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan kinerja sangat baik, berkinerja baik, dan
Evaluasi Atas Implementasi Sistem memiliki sistem manajemen kinerja yang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah andal. Adapun rincian penilaian dapat
pada Kementerian Agama. Hasil evaluasi dijelaskan sebagaimana tabel berikut:

Tabel 3.29
HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN 2020

Target IKSP dari Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada
Itjen tahun 2020 adalah 82,63. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan perhitungan
nilai SAKIP yang diperoleh dibagi dengan target. Dengan realisasi nilai SAKIP 86,65,
maka capaian kinerjanya telah melebihi target, yaitu sebesar 105% dengan predikat SANGAT
BAIK.
Jika dibandingkan dengan nilai SAKIP Itjen pada tahun-tahun sebelumnya dan
dibandingkan dengan rerata nilai SAKIP pada satker-satker Kemenag serta dibandingkan
dengan nilai SAKIP level Kemenag yang merupakan hasil penilaian dari Kemenpan RB,
maka dapat disajikan data sebagaimana pada grafik berikut:

66 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Grafik 3.3
NILAI IMPLEMENTASI SAKIP KEMENTERIAN AGAMA

Berdasarkan data pada grafik tersebut nilai unit-unit kerja Kemenag dan di atas
dapat diketahui bahwa nilai SAKIP Itjen tiap nilai SAKIP Kemenag yang dikeluarkan
tahun selalu ada kenaikan dan capaiannya oleh KemenpanRB pada tiap tahunnya
selalu di atas rata-rata nilai evaluasi SAKIP tersebut secara umum disebabkan kerja
pada satker-satker Kemenag dan juga di atas keras dari semua komponen organisasi
nilai SAKIP hasil evaluasi dari Kemenpan untuk bersinergi dalam teamwork yang
RB. solid. Namun demikian, peningkatan dan
Keberhasilan capaian di atas target perbaikan terus harus dilakukan, terutama
yang telah ditentukan dan adanya kenaikan pada komponen-komponen yang masih
skor dari capaian tahun-tahun sebelumnya belum maksimal, sehingga capaiannya akan
serta posisi nilai yang selalu di atas rerata terus mengalami kemajuan.

LAPORAN KINERJA 2020 67


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

3.4. Nilai Maturitas SPIP


Nilai Maturitas SPIP yang dimaksud pada IKSP ke-13 ini adalah nilai maturitas pada
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama, bukan pada level Kemenag, sebagiamana IKU 2.1
di atas. Penilaian Maturitas SPIP yang dikeluarkan oleh BPKP merupakan laporan tingkat
Kemenag dan tidak mencantumkan tingkat maturitas pada satker-satker yang dijadikan
sampling. Untuk itu, maka pengukuran capaian IKU maturitas SPIP diambil dari penilaian
mandiri yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama.
Capaian nilai diambil dari nilai yang diperoleh dibagi dengan target nilai SPIP yang
ditargetkan. Adapun target nilai SPIP pada Itjen sebagaimana tertuang dalam Renstra Itjen
Tahun 2020 - 2024 dan target nilai SPIP Kemenag yang tertuang pada Renstra Kemenag
Tahun 2020 – 2024 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.30
TARGET NILAI MATURITAS SPIP PERIODE RENSTRA TAHUN 2020 - 2024

Target nasional sebagaimana tertuang memenuhi target nasional, yaitu level 3.


pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Hasil penilaian tingkat maturitas
Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi tahun sebelumnya sebagaimana tertuang
Nomor 25 Tahun 2020 Tentang Road Map pada Laporan Penilaian Tingkat Maturitas
Reformasi Birokrasi 2020-2024 bahwa Penyelenggaraan SPIP Kementerian
indikator dari sasaran birokrasi yang Agama Tahun 2018 Nomor: B-391.3/IJ/
bersih dan akuntabel berupa Persentase OT.01.2/04/2019 tanggal 18 April 2019,
kementerian/lembaga/pemerintah daerah menunjukkan bahwa tingkat maturitas
dengan Indeks Maturitas SPIP minimal SPIP Kemenag ada pada level 3 (terdefinisi)
level 3 pada tahun 2024 adalah 100%. dengan skor 3,12. Pada laporan tahun 2019
Berdasarkan Laporan Penilaian tersebut, skor yang diperoleh Itjen adalah
Mandiri Maturitas Penyelenggaraan SPIP 3,25. Jika kita bandingkan capaian maturitas
Itjen Kemenag Tahun 2020 Nomor: R-1072/ SPIP Itjen tahun 2020 dengan hasil tahun
IJ/PS.01.4/12/2020 tanggal 30 Desember 2019, maka skor maturitas SPIP Itjen
2020, menunjukkan bahwa tingkat maturitas Kemenag mengalami kenaikan 0,41.
penyelenggaraan SPIP Itjen berada pada Keberhasilan capaian di atas target
level terdefinisi atau tingkat 3 dari 5 tingkat yang telah ditentukan dan adanya kenaikan
maturitas SPIP dengan skor 3.66. Capaian skor dari capaian tahun sebelumnya
ini melebihi target, yaitu 3,12, sehingga tersebut secara umum disebabkan kerja
persentase capainnya adalah 117% dengan keras dari semua komponen organisasi
kategori SANGAT BAIK. Capaian ini untuk bersinergi dalam teamwork yang
juga telah melampaui target skor maturitas solid. Namun demikian, peningkatan dan
level Kemenag, yaitu 3,31 dan juga telah perbaikan harus tetap dan terus dilakukan.

68 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Untuk meningkatkan maturitas ke tingkat ASN adalah 392 pegawai Itjen, termasuk di
berikutnya, maka hal yang perlu dilakukan dalamnya adalah Jabatan Fungsional Auditor
adalah melakukan perbaikan dan peningkatan sebanyak 268 orang.
pada semua komponen penilaian, terutama Pada tahun 2020, nilai Indeks
pada komponen-komponen penilaian Profesionalitas ASN pada Inspektorat
yang masih rendah sesuai hasil evaluasi, Jenderal Kementerian Agama belum dapat
menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi disajikan dikarenakan beberapa hal sebagai
dan meningkatkan monitoring dan evaluasi berikut:
atas implementasi SPIP. 1. Sesuai pasal 15 pada Peraturan
Kepala BKN Nomor 8 Tahun 2019,
3.5. Indeks Profesionalitas ASN pengukuran Indeks dilakukan dengan
Pengukuran Indeks Profesionalitas cara membentuk tim Pengukuran
ASN dilakukan berdasarkan pada Peraturan Indeks oleh Unit Kerja yang menangani
Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 pada Bidang Kepegawaian pada Instansi
Tahun 2019 tentang Pedoman Tata Cara Pusat. Dalam hal ini, Biro Kepegawaian
Dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks pada Sekretariat Jenderal Kementerian
Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Agama sebagai Unit Kerja yang
Menurut Peraturan tersebut, ada 3 kata membidangan Bidang Kepegawaian
kunci dalam pengukuran tersebut yaitu: masih dalam tahap persiapan untuk
1. Indeks adalah suatu ukuran statistik pengukuran Indeks pada tahun 2020.
yang menunjukkan perubahan suatu 2. Data Pengukuran Indeks Profesionalitas
variabel atau sekumpulan variabel ASN didapatkan melalui aplikasi Sistem
yang berhubungan satu sama lain, baik Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
pada waktu atau tempat yang sama atau yang dikelola oleh Badan Kepegawian
berlainan. Negara. Nilai Indeks Profesionalitas baru
2. Standar Profesionalitas ASN adalah akan diketahui jika data seluruh ASN
kriteria yang digunakan untuk sudah dilakukan penginputan melalui
mengukur tingkat profesionalitas ASN SAPK tersebut yang terdiri dari:
yang mencakup dimensi kualifikasi, a. Data Pendidikan
kompetensi, kinerja, dan disiplin. b. Data Diklat Kepemimpinan (Untuk
3. Instrumen Pengukuran Indeks Jenjang Manajerial)
Profesionalitas ASN adalah bahan, alat, c. Data Diklat Fungsional
dan cara yang akan digunakan untuk d. Data Diklat Teknis
mendapatkan data indeks professional e. Data Seminar/Workshop/Kursus
berupa identitas pegawai, dimensi, dan f. Data Penilaian Kinerja (SKP) Tahun
deskripsi indikator berikut tata cara berjalan
pengisiannya. g. Data Disiplin Pegawai
Yang menjadi target pengukuran 3. Data Kepegawaian pada SIMPEG tidak
Indeks Profesionalitas ASN, yaitu seluruh terkoneksi dengan data Kepegawaian pada
pegawai ASN yang bekerja di lingkungan SAPK sehingga seluruh data Kepegawaian
Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Dalam perlu dilakukan penginputan ulang untuk
konteks Inspektorat Jenderal, yang menjadi setiap ASN pada Unit Kerja/Satuan Kerja
target pengukuran Indeks Profesionalis masing-masing.

LAPORAN KINERJA 2020 69


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Untuk mendapatkan gambaran awal nilai Indeks Profesionalitas ASN, Inspektorat


Jenderal melakukan penilaian secara mandiri berdasarkan data-data kepegawaian yang
tersedia dengan menggunakan kriteria penilaian sebagai berikut:

Tabel 3.31
KRITERIA PENILAIAN INDEKS PROFESIONALITAS ASN

Berdasarkan Penilaian Mandiri dan Jabatan Fungsional Non Auditor.


tersebut, nilai rata-rata indeks Profesionalitas Pada tahun 2020, Inspektorat Jenderal
ASN pada Inspektorat Jenderal Kementeria mengadakan Diklat Teknis untuk
Agama adalah 74.75 dengan rincian sebanyak Auditor dan Pejabat Struktural berupa
278 pegawai memiliki nilai indeks minimal Diklat CRMO, DTTS, Penilaian Risiko
71 dan 113 pegawai memiliki nilai indeks 70 Audit, Diklat Legal Drafting, dan Diklat
ke bawah. Dengan target dalam perjanjian Sertifkasi Auditor Hukum.
kinerja sebesar 70,60 dan rerata nilai adalah 4. Nilai Kinerja pada tahun 2020 belum
sebesar 74,75, maka capaian kinerja adalah tersedia karena penilaian Kinerja tahun
106% dengan predikat SANGAT BAIK. 2020 baru akan dilaksanakan pada
Beberapa catatan dalam penilaian awal bulan Januari tahun 2021. Nilai
Indeks Profesionalitas ASN sebagai berikut: penilaian indeks tersebut menggunakan
1. Terdapat Pejabat Struktural Administrasi nikai SKP tahun 2019.
dan Pengawas yang belum mengikuti
Diklat Kepemimpinan (Diklat PIM)
sesuai dengan jenjang jabatannya karena
belum menduduki Jabatan selama
2 (dua) tahun sebagai syarat untuk
mendapatkan prioritas mengikuti Diklat
Kepemimpinan. Hal ini mengurangi
nilai Indeks pada aspek Diklat PIM;
2. Masih terdapat Pegawai yang tidak
mengikuti Seminar/Workshop/
Kursus pada tahun 2020 karena faktor
Pandemi. Hal ini menyebabkan peluang
mengikuti pelatihan menjadi terbatas,
meskipun pelaksanaan Webinar dan
Workshop Daring yang dilakukan
banyak membantu pegawai untuk dapat Halal bi halal di Inspektorat Jende­ral Kementerian Agama
berpartisipasi pada kegiatan tersebut. dilakukan secara daring, turut serta di dalamnya Menteri Agama,
Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi, beserta Wakil Menterinya
3. Masih terdapat pegawai yang tidak Zainut Tauhid Sa’ad. Sontak halal bi halal ini memicu antusiasme
mendapat nilai pada aspek Diklat para pegawai Inspektorat, sekadar menerima arahan dan wejan-
Teknis, terutama untuk Pelaksana gan yang dibalut suasana hangat pasca Idul Fitri.

70 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

serta pemberantasan korupsi, ketaatan


4. Capaian Kinerja Lainnya terhadap aturan, juga telah menjadi salah
satu komponen penilaian Reformasi
4.1. Pelaporan LHKPN dan LHKASN Birokrasi sejak tahun 2019. Saldo pelaporan
Salah satu upaya yang dilakukan dalam nol atau pelaporan 100% menjadi syarat yang
rangka pembangunan integritas Aparatur harus dipenuhi oleh satker yang diajukan
Sipil Negara dan upaya pencegahan serta penilaian pembangunan Zona Integritas
pemberantasan korupsi adalah penyampaian Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan
Negara (LHKPN) dan penyampaian Melayani (ZI-WBK/WBBM). Persentase
Laporan Harta Kekayaan Aparatur pejabat/pegawai yang melaporkan harta
Sipil Negara (LHKASN). Penyampaian kekayaannya telah menjadi Indikator
LHKPN diwajibkan berdasarkan Undang- Kinerja Utama (IKU) yang diperjanjikan
Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang oleh Inspektorat Jenderal pada periode
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Renstra sebelum tahun 2020. Untuk itu,
Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme pengelolaan dan pengendalian pelaporannya
(KKN) dan Undang-Undang Nomor 30 secara baik dibawah koordinasi Inspektorat
Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Jenderal menjadi sebuah keniscayaan.
Tindak Pidana Korupsi (KPK). Adapun Dalam pelaporan harta kekayaan,
kewajiban penyampaian LHKASN Kementerian Agama menggunakan dua jenis
mengacu pada Surat Edaran Kementerian pelaporan, yaitu LHKPN dengan aplikasi
Pendayagunaan Aparatur Negara dan e-lhkpn dari Komisi Pemberantasan Korupsi
Reformasi Birokrasi Nomor 1 Tahun 2015 (KPK) dan LHKASN dengan aplikasi
Tentang Kewajiban Penyampaian Laporan SIHARKA dari Kemenpan RB. Sesuai
Harta Kekayaan Aparatur Sipil Negara dengan Surat Keputusan Sekretaris Jenderal
(LHKASN) Di Lingkungan Instansi Nomor 183 Tahun 2017 tentang Penetapan
Pemerintah. Terhadap pelaporan LHKPN Pejabat Wajib Lapor LHKPN Berdasarkan
dan LHKASN, Kementerian Agama telah Keputusan Menteri Agama Nomor 126
membuat kebijakan yang dituangkan Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian
dalam Keputusan Menteri Agama Nomor Laporan Harta Kekayaan Aparatur Sipil
126 Tahun 2015 Tentang Kewajiban Negara pada Kementerian Agama, maka
Penyampaian Laporan Harta Kekayaan pejabat yang diwajibkan melaporkan
Aparatur Sipil Negara Pada Kementerian LHKPN adalah Menteri, staf ahli, pejabat
Agama. Kebijakan tersebut diperjelas eselon I pusat dan pimpinan Perguruan
dengan terbitnya Keputusan Sekretaris Tinggi. Selain pejabat tersebut, ASN
Jenderal Kementerian Agama Nomor 183 Kemenag melaporkan harta kekayaannya
Tahun 2017 Tentang Penetapan Pejabat menggunakan aplikasi SIHARKA.
Wajib Lapor LHKPN Berdasarkan KMA Capaian kinerja atas pelaporan
No. 126 Tahun 2015. LHKPN dan LHKASN dari tahun ke tahun
Pelaporan LHKPN dan LHKASN mengalami peningkatan, sebagaimana
selain dilakukan dalam rangka tersaji pada grafik grafik berikut:
pembangunan integritas, upaya pencegahan

LAPORAN KINERJA 2020 71


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Grafik 3.4
PELAPORAN LHKPN DAN LHKASN KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2016 - 2020

Capaian100% pada pelaporan dalam pelaporan LHKPN & LHKASN


LHKPN dari tahun 2018 sampai dengan beserta solusi yang diambil antara lain:
tahun 2020 dan peningkatan pelaporan a. Wajib lapor LHKPN merupakan
LHKASN pada tiap tahun tersebut tentu pejabat-pejabat yang memiliki tingkat
tidak datang dengan sendiri, melainkan kesibukan yang sangat tinggi. Terhadap
dengan tingginya komitmen dan usaha kendala ini, Itjen telah melakukan
keras. Langkah yang dilakukan oleh Itjen penagihan-penagihan secara berkala,
dalam rangka optimalisasi pelaporan baik melalui surat, WhatsApp maupun
harta kekayaan, antara lain melakukan telepon langsung kepada wajib lapor
pemantauan, asistensi pelaporan e-LHKPN yang belum melaksanakan pelaporan;
dengan melibatkan KPK sebagai b. Pengelolaan LHKPN dan LHKASN,
narasumber, membuat surat tagihan, walaupun sama-sama melaporkan harta
melakukan asistensi pengisian LHKASN kekayaan, tetapi aplikasi yang digunakan
terutama pada satuan kerja yang tingkat berbeda dan tidak terintegrasi. Aplikasi
pelaporannya masih rendah, maupun pada e-lhkpn dimiliki dan di bawah
ASN yang mengalami kesulitan dalam koordinasi KPK, aplikasi SIHARKA
pengisian LHKPN/LHKASN. Itjen juga di bawah koordinasi Kemenpan RB
menjalankan peran konsultasi dan terus dan sumber data pegawai menggunakan
meningkatkan koordinasi dengan KPK, aplikasi SIMPEG yang dikelola
Kemenpan RB, Biro Kepegawaian dan oleh Biro Kepegawaian Sekretariat
sator/satker/UPT di lingkungan Kemenag. Jenderal Kementerian Agama. Hal ini
Pada grafik tersebut diketahui bahwa menyulitkan Itjen dalam melakukan
pelaporan LHKPN dari tahun 2018 telah pengelolaan pelaporan harta kekayaan
dapat mencapai 100%. Namun untuk tersebut. Selisih data dalam jumlah
pelaporan LHKASN, walaupun terus yang tidak sedikit, dinamika data
mengalami kenaikan, tapi belum dapat kepegawaian yang cepat, update data
mencapai 100%. Kendala yang dihadapi pelaporan yang dilakukan secara manual

72 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

dari berbagai sumber, menjadi kendala ini, Itjen melakukan strategi penagihan
yang harus segera dicarikan jalan pelaporan LHKASN dan monitoring
keluarnya. Menghadapi kendala ini, serta asistensi secara langsung secara
Itjen telah mengambil langkah-langkah bertahap dengan mendahulukan pada
antara lain meningkatkan koordinasi, sator/satker/UPT yang diusulkan
baik dengan KPK, Kemenpan RB dan penilaian pembangunan Zona Integritas
Biro Kepegawaian, baik dalam rapat dan saldo pelaporannya lebih banyak.
maupun dengan mengirim surat. Itjen Strategi ini memiliki kelemahan,
juga mendorong perubahan Keputusan karena memakan waktu yang lama
Menteri Agama Nomor 126 Tahun jika dibandingkan dengan melakukan
2015 tentang Kewajiban Penyampaian penagihan secara serentak. Namun
Laporan Harta Kekayaan Aparatur hal ini terpaksa ditempuh, mengingat
Sipil Negara pada Kementerian Agama, keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
dimana di dalamnya diusulkan pengelola Itjen juga melakukan sosialisasi
LHKPN dan LHKASN dilakukan oleh dan asistensi secara daring dengan
Biro Kepegawaian Setjen. Hal ini di mengundang seluruh perwakilan Eselon
samping lebih memudahkan melakukan I Pusat, Kanwil Kemenag Provinsi, Unit
update data, juga lebih tepat dalam Pelaksana Teknis (UPT) dan Perguruan
tugas fungsinya, karena pelaporan harta Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). dan
kekayaan merupakan pelaksanaan satu Kemenag Kab. Kota se-Indonesia. Ke
kewajiban dari beberapa kewajiban depan jika pengelolaan LHKPN dan
pegawai yang dibawah koordinasi LHKASN masih diembankan pada Itjen,
bidang kepegawaian. Itjen akan maka perlu penyediaan dan peningkatan
mengambil peran/fungsi pengawasan. SDM yang secara spesifik menangani
Jika pengelolaan LHKPN & LHKASN pengelolaan LHKPN dan LHKASN,
berada pada Itjen, disamping akan baik kualitas maupun kuantitasnya.
mengalami kendala data, juga terjadi d. Admin LHKASN hanya satu level,
tugas pengelolaan dan pengawasan yaitu level Kementerian yang berada
dirangkap oleh satu institusi. pada Itjen tidak sebanding dengan
c. Keterbatasan SDM pada Itjen yang jumlah wajib lapor yang per tanggal 31
menangani pelaporan LHKPN & Desember 2020 pada aplikasi Siharka
LHKASN tidak sebanding dengan berjumlah 231.716 orang. Belum
jumlah wajib lapor LHKPN/LHKASN terdapat level admin yang dibawah
yang mencakup seluruh jumlah admin Itjen, sehingga pengelolaannya
pegawai Kemenag yang sangat banyak. dilakukan secara sentralistik (tidak
Pengelolaan harta kekayaan yang begitu terdistribusi secara berjenjang sesuai
besar dan cukup menyita waktu dan jenjang pada struktur organisasi
tenaga ini juga hanya menjadi tugas Kemenag). Atas permasalahan ini,
tambahan jabatan pelaksana. Tidak ada Itjen telah mengundang Kemenpan
pelaksana dengan jabatan dimaksud, RB dalam suatu pertemuan yang
sehingga fokus dalam mengelolanya menghasilkan saran agar Itjen membuat
dan sesuai dengan Sasaran Kinerja surat ke KemenpanRB untuk meminta
Pegawai (SKP)nya. Terhadap kendala pengintegrasian data siharka dan data

LAPORAN KINERJA 2020 73


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

simpeg serta menambah level admin. Pelaksanaan dan evaluasi


Saran tersebut telah dipenuhi dengan pembangunan ZI-WBK/WBBM telah diatur
surat Itjen kepada Deputi Bidang dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Aparatur dan Pengawasan dan Kepala Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan
Kementerian PANRB Nomor:B-1255/ Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
IJ/Set.IJ/PS.00.6/11/2020 tanggal 26 Dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun
November 2020 Hal Permohonan 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona
Integrasi data dan admin LHKASN. Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
e. Belum terdapat reward bagi yang taat Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih
melaporkan dan punishment bagi yang dan Melayani di Lingkungan Instansi
melanggar. Ke depan hal ini perlu Pemerintah dan Keputusan Menteri Agama
dilakukan. Nomor 633 Tahun 2020 Tentang Pedoman
f. Mekanisme pemberitahuan pelaporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pada
belum terintegrasi dengan mekanisme Kementerian Agama. Dalam dua peraturan
mutasi/pelantikan. Atas permasalahan tersebut Inspektorat Jenderal sebagai Tim
ini, ke depan perlu dilakukan koordinasi Penilai Internal (TPI) pembangunan ZI
dengan Biro Kepegawaian Sekretariat pada Kemenag, disamping memiliki tugas
Jenderal terkait dengan penentuan untuk melakukan penilaian terhadap
pola/mekanismenya. pembangunan ZI yang dilakukan oleh
unit kerja/satker dan menyampaikan
4.2. Peran Itjen dalam mengantarkan rekomendasi kepada pimpinan instansi
Unit Kerja mendapatkan predikat terhadap kelayakan unit kerja untuk
WBK/WBBM mendapat predikat Menuju WBK/WBBM,
Pelaksanaan Pembangunan Zona juga bertugas melakukan pemantauan
Integritas (ZI) memang menjadi bagian secara berkala terhadap unit yang telah
dari pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB). mendapat predikat Menuju WBK/WBBM.
Untuk akselerasi pelaksanaan RB, maka Unit yang telah mendapat predikat
pembangunan ZI dialksanakan pada unit- WBK/WBBM merupakan unit percontohan
unit kerja di lingkungan instansi. Walaupun nasional terkait pelaksanaan RB, khususnya
telah terdapat 2 IKSP Itjen terkait RB, yaitu dalam hal kualitas pelayanan publik dan
persentase satuan kerja yang mendapat nilai integritas anti korupsi. Oleh karena itu,
PMPRB minimal 82 dan nilai PMPRB dalam rangka menjaga unit tersebut tetap
pada Itjen sebagaimana telah dinarasikan menjaga pelayanan atau integritas dan
di atas, namun point tentang pembangunan memastikan tidak terdapat penurunan
ZI Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi kualitas serta menjaga dari berbagai
(WBK) atau Menuju Wilayah Birokrasi penyimpangan, maka langkah yang harus
Bersih dan Melayani (WBBM) dipandang dilakukan oleh TPI adalah melakukan
perlu untuk dinarasikan tersendiri. Hal pendampingan, pemantauan secara berkala
ini dilakukan atas pertimbangan urgensi dan konsisten terhadap unit yang telah
pembangunan ZI dan peran Itjen dalam mendapat predikat Menuju WBK serta
mengantarkan prestasi capaiannya. memantau perkembangan pembangunannya

74 LAPORAN KINERJA 2020


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

untuk Menuju WBBM. Atas amanah tersebut, Itjen telah melakukan penilaian, evaluasi dan
pemantauan sebagaimana diatur dalam kedua peraturan dimaksud.
Dalam melaksanakan pemantauan dan penilaian, Itjen mengedepankan pendekatan
pendampingan, konsultatif dan membantu satker dalam mengoptimalkan sumber daya
yang ada pada satker. Atas apa yang dilakukan Itjen tersebut, agaknya tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa Itjen telah berperan secara signifikan terhadap pembangunan ZI-WBK/
WBBM pada Kemenag. Itjen telah mengambil peran penting dalam mengantarkan satker-
satker Kemenag dalam usahanya mendapatkan predikat WBK/WBBM. Berikut sebaran
satker yang telah mendapatkan predikat WBK dan WBBM pada Kemenag:

Adanya 11 satker yang mendapat predikat WBK/WBBM merupakan prestasi yang


patut dibanggakan, mengingat untuk mendapatkan predikat tersebut bukanlah hal mudah.
Diperlukan komitmen, kerja keras dan sinergi team work yang kuat untuk mendapatkannya.
Namun di sisi lain jika dibandingkan dengan jumlah satuan kerja Kemenag yang begitu
banyak, agaknya prestasi ini bukan sekedar perlu dipertahankan, tetapi diperlukan komitmen
dan usaha yang lebih keras lagi agar semakin banyak satker-satker di lingkungan Kemenag
yang mendapatkan predikat tersebut.

LAPORAN KINERJA 2020 75


CAPAIAN KINERJA ORGANISASI

Dengan mengevaluasi atas pelak- evidence, bahkan pembuatan evidence


sanaan pembangunan ZI pada Kemenag, dilakukan secara dadakan ketika men-
maka secara umum dapat disampaikan bah- jelang/saat penilaian. Belum banyak sat-
wa permasalahan yang mendasar adalah: ker yang melaksanakan pembangunan ZI
a. Pembangunan ZI belum dilakukan se- yang menekankan aspek reform. Keter-
cara merata pada seluruh satker Ke- batasan inovasi (penentuan dan penge-
menag. Belum semua pimpinan satker masan) yang unggul dan berciri khas
memiliki komitmen yang kuat untuk Kemenag dan belum dapat memenuhi
melaksanakan pembangunan ZI secara harapan stakeholder;
serius; e. Belum terdapat pola dan program rep-
b. Pembangunan ZI belum terinternalisasi likasi yang memadai untuk menjadikan
pada semua anggota organisasi. Pem- satker-satker yang sudah mendapatkan
bangunan ZI belum diterapkan pada predikat WBK atau inovasi-inovasi/
seluruh unsur organisasi. Pemahaman keunggulan-keunggulan yang dimiliki
dan keterlibatan anggota organisasi ter- oleh satker-satker tertentu sebagai per-
hadap pembangunan ZI juga tidak me­ contohan bagi satker lainnya dan belum
rata/proporsional. Belum terlihat pema- dilakukan secara masif;
haman yang utuh terhadap subtansi 6 f. Terbatasnya sumber daya yang dimiliki,
area perubahan. Hal ini dikarenakan baik oleh satker maupun pada eselon I
kurangnya pembinaan/pendampingan/ Pusat. Keterbatasan meliputi anggaran,
sosialisasi (kuantitas dan atau kualitas). sarana prasarana maupun SDM;
Sosialisasi yang dilakukan baru pada ta- g. Pengelolaan terhadap media untuk
taran normatif, belum sampai pada ta- menginformasikan pembangunan ZI ke-
taran bagaimana menginternalisasi ZI pada internal dan stakeholder ekstenal/
dan belum sampai pada tataran teknik, masyarakat belum dilakukan secara
misalnya dalam penyiapan evidence efektif dan belum berorientasi/didomi-
yang memadai; nasi pelayaann publik;
c. Pembangunan ZI belum dilakukan se- h. Kurang optimalnya keterlibatan dan
cara terukur, terstruktur, komprehensif dukungan dari eselon I terkait dan be-
dan bekelanjutan. Penyiapan satker-sat- lum maksimalnya koordinasi antar esel-
ker dalam penilaian tidak dilakukan da- on I Pusat;
lam rentang waktu yang memadai (da- i. Satker-satker yang secara geografis dekat
dakan). Hal ini antara lain dapat dilihat dengan eselon I Pusat (DKI Jakarta,
dari penyajian evidence yang kurang Banten dan Jawa Barat) belum ada yang
memadahi, pelaksanaan monev belum layak diajukan untuk predikat WBK.
dilakukan secara berkala, keterlibatan
pimpinan secara aktif dalam monev Atas permasalahan-permasalahan terse-
pelaksanaan pembangunan ZI yang ma- but, langkah yang perlu dilakukan dalam
sih rendah dan sistem pengawasan yang mengakselerasi capaian pembangunan ZI ada-
diterapkan belum mantap; lah melakukan evaluasi secara komprehensif,
d. Pembangunan ZI belum fokus pada sub- menginternalisasi pembangunan ZI secara
stantif, sehingga masih terkesan menge- masif pada semua satker dan semua anggota
jar nilai, berorientasi pada penyiapan organisasi dan meningkatkan monitoring.

76 LAPORAN KINERJA 2020


REALISASI ANGGARAN

Pelaksanaan Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawasan (Rakorjakwas) Kementerian Agama Tahun 2020.
Plt. Irjen Kemenag Thomas Pentury mengingatkan tentang pene­gakkan integritas yang menjadi salah satu
tujuan Rakorjakwas.

B. Realisasi Anggaran sosial, dan pemulihan perekonomian.


Pada awalnya, Inspektorat Jenderal Untuk itu anggaran pada Inspektorat
pada Tahun Anggaran 2020 memperoleh Jenderal direvisi/dikurangi sebesar
anggaran sebesar Rp162,396,272,000. Rp27.183.153.000,00 menjadi sebesar
Namun pada awal triwulan II struktur Rp135.213.119.000, dengan realisasi
anggaran diprioritaskan penggunaannya anggaran sebesar Rp133,932,403,883,00
untuk penanganan pandemi COVID-19 (99,05%). Pengurangan anggaran
serta dampak yang ditimbulkannya tersebut tidak mengurangi kinerja dalam
berupa ancaman yang membahayakan mengoptimalkan penyerapan anggaran
perekonomian nasional dan/atau stabilitas yang dapat dilihat pada lima tahun terakhir
sistem keuangan dengan fokus pada sebagai berikut:
belanja kesehatan, jaring pengaman

Tabel 3.32
PAGU DAN REALISASI ANGGARAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2015 - 2020

LAPORAN KINERJA 2020 77


REALISASI ANGGARAN

Tabel 3.33
REALISASI ANGGARAN, OUTPUT DAN EFISIENSI

Tabel 3.34
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI

Tabel 3.35
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN JENIS KEGIATAN

78 LAPORAN KINERJA 2020


REALISASI ANGGARAN

Tabel 3.36
PERBANDINGAN PAGU DAN REALISASI ANGGARAN INSPEKTORAT 2015 s.d. 2020

LAPORAN KINERJA 2020 79


REALISASI ANGGARAN

Tabel 3.37
NILAI KINERJA UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA
BERDASARKAN APLIKASI SMART

Guna memudahkan satuan kerja Ketiga aspek tersebut guna


dalam monitoring dan evaluasi pelaksanaan mendukung akuntabilitas anggaran Negara
anggaran, Direktorat Jenderal Anggaran melalui kekuatan kinerja (to improve) dan
Kementerian Keuangan membangun keuangan (to prove).
aplikasi SMART yang berbasis web. Berdasarkan data pada aplikasi
Aplikasi ini sangat memperhatikan tiga SMART di atas, dapat dilihat bahwa
aspek penting, diantaranya: Inspektorat Jenderal mendapatkan nilai
1. Aspek implementasi, yaitu mengevaluasi kinerja tertinggi dibandingkan unit eselon
pelaksanan program berupa indikator I Pusat lainnya di lingkungan Kemenag,
penyerapan, capaian keluaran, yaitu 94,97. Dengan rincian penyerapan
konsistensi dan tingkat efisiensi; anggaran sebesar 99,05% dicapai efisiensi
2. Aspek manfaat dengan cara mengevaluasi sebesar 0,95% dan konsistensi penyerapan
hasil pelaksanaan program dengan anggaran terhadap perencanaan sebesar
indikator pencapaian hasil; dan 88,36%, capaian sasaran program sebesar
3. Aspek konteks, yaitu mengevaluasi 100% dan rata-rata nilai capaian satker
relevansi program dengan need/problem sebesar 95,21%.
sesuai dengan dinamika sosial ekonomi.

80 LAPORAN KINERJA 2020


BAB IV
PENUTUP

aaa

LAPORAN KINERJA 2020 81


PENUTUP

L
aporan Kinerja (LKj) Inspektorat kategori BAIK. Adapun rerata capaian
Jenderal Kementerian Agama Tahun kinerja dari 3 sasaran program adalah 107%
2020 disusun sebagai salah satu bentuk atau kategori SANGAT BAIK. Dari 14
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas IKU yang diperjanjikan, terdapat 7 IKU
dan fungsi Itjen selama tahun 2020. LKj terealisasi melebihi target, 1 IKU sesuai
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat target, 4 IKU belum memenuhi target dan
komunikasi dan akuntabilitas yang dapat 2 IKU masih dalam proses dan akan tersaji
memberikan informasi secara transparan pada laporan tahun yang akan datang.
kepada seluruh pihak yang terkait serta Adapun dari segi kategori, maka 7 IKU
mampu memberikan informasi yang relevan kategori SANGAT BAIK, 3 IKU kategori
tentang kinerja Itjen dalam melaksanakan BAIK, 1 IKU kategori CUKUP dan 1
tugas pengawasan, sebagai upaya perbaikan IKU kategori KURANG.
berkesinambungan dalam meningkatkan Pagu anggaran Itjen Kemenag
kinerja organisasi. tahun 2020 sebesar Rp135.213.119.000,00
Penyusunan Laporan Kinerja mengacu dengan realisasi anggaran sebesar
pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Rp133,932,403,883,00 (99,05%).
2006 tentang Pelaporan Keuangan Berdasarkan aplikasi SMART
dan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Keuangan, capaian
dan Peraturan Presiden Nomor Kinerja Inspektorat Jenderal
29 Tahun 2014 tentang Sistem sebesar 94,97 dengan rician
Akuntabilitas Kinerja Instansi penyerapan anggaran sebesar
Pemerintah, Peraturan Menteri 99,05% dicapai efisiensi
Pendayagunaan Aparatur Negara anggaran sebesar 0,95% dan
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 konsistensi penyerapan anggaran
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis terhadap perencanaan sebesar 88,36%,
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan capaian sasaran program sebesar 100%, rata-
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja rata nilai capaian satker sebesar 95,21% dan
Instansi Pemerintah dan Keputusan efisensi dari target output sebesar 10,94%.
Menteri Agama Nomor 94 Tahun 2021 Dalam rangka meningkatkan kinerja
Tentang Pedoman Perjanjian Kinerja, di masa yang akan datang, kelemahan-
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu kelemahan yang ditemui pada tahun
atas Laporan Kinerja pada Kementerian 2020 dijadikan bahan evaluasi secara
Agama. komprehensif. Kendala dan permasalahan
LKj ini merupakan periode pelaporan yang menyebabkan tidak tercapainya target
pertama dalam periode Renstra Itjen Tahun indikator kinerja akan menjadi fokus
2020 – 2024. Laporan Kinerja Tahun 2020 perbaikan kinerja di tahun mendatang.
menyajikan berbagai keberhasilan maupun Diperlukan usaha lebih keras dan cerdas
kendala dalam mencapai sasaran program serta terobosan-terobosan baru dalam
Itjen yang tercermin pada capaian Indikator pelaksanaan tugas fungsi pengawasan
Kinerja Utama (IKU). Rerata capaian dengan memaksimalkan seluruh sumber
kinerja Itjen tahun 2020 atas seluruh IKU daya yang dimiliki, sehingga tercapai
yang diukur adalah sebesar 100% atau perbaikan kinerja organisasi.

82 LAPORAN KINERJA 2020


PENUTUP

Sosialisasi Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA) pada Kantor Kementerian Agama (Kankemenag)
Kota Depok. Sosialisasi yang dilaksanakan ini merupakan sosialisasi kedua dari rangkaian sosialisasi yang
dilaksanakan tahun 2020 pada 4 (empat) Kankemenag, yaitu Kankemenag Kota Tangerang Selatan, Kanke-
menag Kota Depok, Kankemenag Kota Jakarta Pusat dan Kankemenag Kota Jakarta Selatan.

Inspektorat Jenderal Kemen­terian Agama bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama adakan bakti sosial bertajuk “Ramadan Berkah”. Kegiatan penasihat Dharma
Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI Anni Fachrul Razi secara simbolik memberikan santunan
kepada janda, anak yatim piatu, driver, security, dan pramubakti.

LAPORAN KINERJA 2020 83


LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020

aaa
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSPEKTORAT JENDERAL

Jl. RS. Fatmawati No. 33A CIpete, PO. BOX 3687, Jakarta 12420
Tel. 021 75916039, 7697853, 7691849 Fax. 021 7692112

Anda mungkin juga menyukai