INSPEKTORAT JENDERAL
LAPORAN KINERJA
INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA RI
2020
LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020
TIM PENYUSUN
Pengarah:
Deni Suardini
Penanggung Jawab:
Muhammad Tambrin
Editor:
Siti Mudayaroh
Penyusun:
Siti Mudayaroh, Muh. Mumtahin Balya Hulaimy, Anggun Wibisono,
Wendi Wijarwadi, Mardani Rifianto, Khalilurrahman, Ade Irma Solihah,
Abdul Hamid, Endang Kusnadi, Yenny Syamyuliati, Dian Andriyadi,
Muthmainnah Baso
Produksi:
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama
Tahun 2021
www.itjen.kemenag.go.id
Itjen Kemenag RI
Itjen Kemenag
itjen_kemenag_ri
@itjen_Kemenag
LAPORAN KINERJA
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................v
DAFTAR GRAFIK.............................................................................vii
KATA PENGANTAR...........................................................................ix
IKHTISAR EKSEKUTIF......................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................5
A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi............................................................ 6
B. Visi, Misi dan Tujuan......................................................................................... 8
C. Arah Kebijakan dan Strategi............................................................................. 9
D. Isu-Isu Strategis.............................................................................................. 16
E. Sumber Daya.................................................................................................. 20
BAB II
PERENCANAAN KINERJA...............................................................23
A. Rencana Kinerja.............................................................................................. 24
B. Perjanjian Kinerja............................................................................................ 31
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA.............................................................33
A. Capaian Kinerja Organsasi............................................................................. 34
B. Realisasi Anggaran......................................................................................... 77
BAB IV
PENUTUP........................................................................................81
LAMPIRAN.......................................................................................84
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama menggelar test SKD (Seleksi Kompetensi Dasar). Tahun ini,
peserta yang lulus untuk mengikuti SKD berjumlah 2.848 orang. Mereka akan bertarung untuk 30 formasi
yang telah ditetapkan.
KATA PENGANTAR
INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA RI
DENI SUARDINI
P
uji syukur ke hadirat Allah Swt., Jenderal 2020-2024 yang merupakan
Tuhan Yang Maha Esa, atas segala turunan dari Renstra Kementerian Agama
limpahan nikmat dan karunia- 2020-2024. LKj ini merupakan laporan
Nya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) pertama dari periode Renstra Inspektorat
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama Jenderal 2020-2024 yang berisi tentang
Tahun 2020 dapat disusun tepat waktu. LKj ikhtisar yang menjelaskan secara lengkap
ini disusun untuk memenuhi ketentuan dan jelas mengenai gambaran umum
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun organisasi, perencanaan kinerja dan
2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan akuntabilitas kinerja yang merupakan
Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan pencapaian kinerja Itjen Kemenag tahun
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang 2020 yang diukur melalui indikator-
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi indikator kinerja yang telah ditetapkan
Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri dan diperjanjikan di awal tahun serta
Pendayagunaan Aparatur Negara dan realisasi anggaran yang digunakan untuk
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun mewujudkan kinerja organisasi.
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Meski LKj ini disusun dengan
Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tata melibatkan semua unsur yang ada pada
Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Itjen Kemenag dan dilakukan koreksi
Pemerintah dan Keputusan Menteri Agama secara berjenjang, namun tetap disadari
Nomor 94 Tahun 2021 Tentang Pedoman bahwa LKj ini masih jauh dari sempurna,
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan sehingga masukan dan saran perbaikan
Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja pada dari semua pihak sangat diharapkan
Kementerian Agama. untuk perbaikan dan peningkatan mutu
Laporan Kinerja ini berfungsi sebagai di masa mendatang. Kepada semua pihak
alat penilaian kinerja, wujud akuntabilitas yang telah berpartisipasi dalam penigkatan
pelaksanaan tugas dan fungsi Itjen kinerja organisasi dan penyusunan LKj ini
Kemenag dan wujud transparansi serta disampaikan terima kasih.
pertanggungjawaban kepada masyarakat
serta merupakan alat kendali dan alat
pemacu peningkatan kinerja. Laporan ini Jakarta, Januari 2021
diharapkan menjadi sumber informasi Inspektur Jenderal
kinerja yang terukur dan sebagai upaya
perbaikan berkesinambungan dalam
meningkatkan kinerja organisasi.
Penyusunan laporan mengacu pada Deni Suardini
Rencana Strategis (Renstra) Inspektorat
Inspektur Jenderal, Deni Suardini mengawal langsung Desk Evaluasi Pembangunan Zona Integritas yang
dilakukan oleh Tim Penilai Nasional (TPN) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi yang dilaksanakan secara virtual.
aaa
Itjen Kemenag telah menetapkan tiga Sasaran Kegiatan dengan 14 Indikator Kinerja
berikut target-targetnya sesuai dengan arah dan kebijakan Renstra dan Rencana Kerja Tahun
an (RKT) Itjen. Berikut tiga sasaran strategis dan 14 Indikator Kinerja Utama (IKU) beserta
capaiannya:
Rerata capaian kinerja Itjen tahun capaian Kinerja Itjen sebesar 94,97 dengan
2020 atas seluruh IKU yang diukur adalah rincian penyerapan anggaran sebesar
sebesar 100% atau kategori BAIK. Adapun 99,05% dicapai efisiensi anggaran sebesar
rerata capaian kinerja dari 3 sasaran program 0,95% dan konsistensi penyerapan anggaran
adalah 107% atau kategori SANGAT terhadap perencanaan sebesar 88,36%,
BAIK. Dari 14 IKU yang diperjanjikan, capaian sasaran program sebesar 100%, rata-
terdapat 7 IKU terealisasi melebihi target, 1 rata nilai capaian satker sebesar 95,21% dan
IKU sesuai target, 4 IKU belum memenuhi efisensi dari target output sebesar 10,94%.
target dan 2 IKU masih dalam proses dan Pada masa yang akan datang Itjen
akan tersaji pada laporan tahun yang akan perlu melakukan langkah-langkah strategis
datang. Adapun dari segi kategori, maka guna mendukung pencapaian target kinerja
7 IKU kategori SANGAT BAIK, 3 IKU pada semua IKU yang telah diperjanjikan.
kategori BAIK, 1 IKU kategori CUKUP Kelemahan-kelemahan yang ditemui pada
dan 1 IKU kategori KURANG. tahun 2020 dijadikan bahan evaluasi dan
Pagu anggaran Itjen Kemenag diperlukan terobosan-terobosan baru dalam
tahun 2020 sebesar Rp135.213.119.000,00 pelaksanaan tugas fungsi pengawasan
dengan realisasi anggaran sebesar dengan memaksimalkan seluruh sumber
Rp133,932,403,883,00 (99,05%). Berdasarkan daya yang dimiliki agar terjadi peningkatan
aplikasi SMART Kementerian Keuangan, kinerja.
Menteri Agama Fachrul Razi melantik lima pejabat eselon I di lingkungan Kementerian Agama.
Mereka adalah para pejabat yang terpilih melalui Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi (JPT) Madya
yang prosesnya berlangsung sejak April 2020. Pejabat-pejabat yang dilantik diantaranya adalah
Deni Suardini sebagai Inspektur Jenderal.
aaa
TUGAS:
FUNGSI:
2. Struktur Organisasi
MISI:
TUJUAN:
e. Peningkatan implementasi
Reformasi Birokrasi Kementerian
Agama, dilakukan dengan strategi:
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI mengadakan telaah sejawat antar-unit eselon II. Dibuka secara
resmi oleh Sekretaris Itjen Kemenag Muhammad Tambrin dan dihadiri Inspektur, Kabag Perencanaan, Dalnis,
Ketua Tim dan Anggota Tim Penilai Intern dari masing-masing Itwil dan Investigasi.
menjamin satuan pendidikan memperoleh yang memiliki anggaran terbesar dan risiko
anggaran untuk membiayai operasional dan tinggi. Diharapkan dengan pengawasan
peningkatan mutu pendidikan pada jenjang yang dilakukan dapat memperkuat
pendidikan dasar, menengah dan program sinkronisasi dan koordinasi antara
pendidikan keagamaan. Sementara pada pemangku kepentingan antara pemrakarsa
jenjang pendidikan tinggi, telah diberikan dan pengelola proyek dengan pihak terkait
Bidik Misi. yang secara rutin juga dievaluasi serta
Demikian halnya untuk peningkatan menjamin pelaksanaan/pengelolaannya
mutu dan relevansi pendidikan, Kementerian sesuai dengan ketentuan dan peraturan
Agama mendorong dan membimbing perundang-undangan yang berlaku.
satuan pendidikan dan program studi Untuk mendukung keberhasilan
pada Perguruan Tinggi Keagamaan untuk pencapaian program pembangunan bidang
mencapai Standar Nasional Pendidikan. pendidikan secara efektif, efisien, dan
Selain itu upaya lain diarahkan pada akuntabel, pengawasan dapat diarahkan
perluasan inovasi pembelajaran, baik dengan pendampingan untuk mengawal
pada pendidikan formal maupun non kebijakan jangka menengah, kebijakan
formal dalam rangka mewujudkan proses strategis dan program-program prioritas.
yang efektif, efisien, dan ekonomis tanpa Pengawasan dilakukan oleh masyarakat dan
mengesampingkan kualitas pendidikan dan pengawasan fungsional. Masyarakat dapat
peningkatan tata kelola. secara langsung melakukan pengawasan.
Peningkatan akses dan mutu Pengawasan fungsional dilakukan oleh
layanan pendidikan agama melalui Inspektorat Jenderal, BPK, dan BPKP
upaya pemenuhan standar sarana dan terhadap hasil pembangunan pendidikan.
prasarana pendidikan tentu membutuhkan
pengelolaan dan pendanaan dengan 3. Pencegahan Korupsi
memanfaatkan berbagai skema pembiayaan Upaya pencegahan korupsi bukanlah
sesuai ketentuan perundang-undangan. merupakan suatu program yang baru
Salah satunya adalah program Peningkatan dimulai saat ini. Perkembangan pencegahan
Sarana Prasarana satuan kerja pendidikan korupsi mulai terlihat semakin progresif
Islam yaitu bersumber dari anggaran melalui sejak terbitnya Instruksi Presiden Nomor 5
Pembiayaan Surat Berharga Syariah Negara Tahun 2004 yang menginstruksikan setiap
(SBSN). Alokasi SBSN untuk Kementerian instansi pemerintah untuk turut serta
Agama dari tahun ke tahun mengalami melakukan upaya pemberantasan korupsi
kenaikan. Terdapat 4 (empat) unit Eselon I di instansi masing-masing. Dasar hukum
pemrakarsa Proyek SBSN di Kementerian lainnya adalah Peraturan Presiden Nomor
Agama, yaitu Direktorat Jenderal Bimas 54 Tahun 2018 tentang Strategi Nasional
Islam, Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pencegahan Korupsi.
Haji dan Umrah, Direktorat Jenderal Strategi Nasional Pencegahan Korupsi
Pendidikan Islam, dan Badan Penyelenggara (Stranas PK) adalah arah kebijakan nasional
Jaminan Produk Halal. yang memuat fokus dan sasaran pencegahan
Dengan begitu besarnya anggaran korupsi yang digunakan sebagai acuan
SBSN yang dikelola, maka prioritas kementerian, lembaga, pemerintah daerah
pengawasan diarahkan pada proyek strategis dan pemangku kepentingan lainnya dalam
melaksanakan aksi pencegahan korupsi di Indonesia. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah
lemahnya pengawasan dan pengendalian intern pemerintah, indepedensi Inspektorat pada
kementerian, lembaga, dan pemerintah, sehingga sasaran yang harus diarahkan ialah perlu
dilakukan penguatan implementasi strategi pengawasan yang bersinergi, terarah, dan terpadu.
Sebagai wujud nyata aksi nasional pencegahan korupsi pada Kementerian Agama,
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama berupaya untuk mendorong pencegahan korupsi
yang lebih efektif dan efisien, yaitu terfokus pada sektor yang strategis yang merupakan
sektor yang mempengaruhi performa pembangunan dan kepercayaan publik dengan sinergitas
dan kolaborasi pihak-pihak terkait. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pendampingan
dan probity audit pada proyek-proyek strategis pada Kementerian Agama seperti proyek
pembangunan infrastrukur layanan agama dan pendidikan yang dibiayai SBSN, pinjaman
luar negeri, maupun APBN
E. Sumber Daya
Untuk menjalankan tugas dan fungsi, serta peran strategis Itjen dibutuhkan sumber
daya sebagai input. Pada tahun 2020, Itjen didukung oleh 391 pegawai. Berikut rekapitulasi
data pegawai dimaksud per Desember 2020:
Tabel 1.1
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020
Grafik 1.1
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN JABATAN
Grafik 1.2
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN JENIS KELAMIN
GRAFIK 1.3
REKAPITULASI DATA PEGAWAI INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
BULAN DESEMBER 2020 BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN
GRAFIK 1.4
JABATAN ADMINISTRASI PADA INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
PER TANGGAL 16 DESEMBER 2020
Pejabat Administrasi
2 Orang
Selain sumber daya manusia, Inspektorat Jenderal juga memiliki sumber daya berupa
anggaran, sarana prasarana kerja, baik berupa alat kerja kantor, transportasi, maupun alat do-
kumentasi. Juga terdapat sistem teknologi informasi berupa jaringan, database, dan berbagai
aplikasi, baik yang langsung digunakan untuk pekerjaan pengawasan seperti aplikasi dumas
online, Whistleblowing System (WBS), simwas dan aplikasi-aplikasi yang mendukung tugas
pengawasan lainnya.
Rencana Kinerja
Perjanjian Kinerja
aaa
Tabel 2.1
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL PENDIDIKAN
Tabel 2.2
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH I
Tabel 2.3
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH II
Tabel 2.4
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH III
Tabel 2.5
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT WILAYAH IV
Tabel 2.6
KEGIATAN PENGAWASAN FUNGSIONAL INSPEKTORAT INVESTIGASI
Tabel 2.7
KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA
Tabel 2.8
JENIS PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2020
Tabel 2.9
PERJANJIAN KINERJA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020
aaa
Tabel 3.1
KATEGORI CAPAIAN KINERJA
Kinerja tahun 2020 merupakan kinerja tahun pertama pada periode Renstra tahun
2020 – 2024. Rerata capaian kinerja Itjen tahun 2020 atas seluruh IKU yang diukur adalah
sebesar 100% atau kategori BAIK. Adapun rerata capaian kinerja dari 3 sasaran program
adalah 107% atau kategori SANGAT BAIK. Dari 14 IKU yang diperjanjikan, terdapat 7
IKU terealisasi melebihi target, 1 IKU sesuai target, 4 IKU belum memenuhi target dan
2 IKU masih dalam proses dan akan tersaji pada laporan tahun yang akan datang. Adapun
dari segi kategori, maka 7 IKU kategori SANGAT BAIK, 3 IKU kategori BAIK, 1 IKU
kategori CUKUP dan 1 IKU kategori KURANG. Indikator yang belum dapat diukur adalah
persentase pengendalian intern pelaporan keuangan yang efektif dan Indeks Profesionalitas
ASN. Secara rinci capaian kinerja sebagaimana tersaji pada tabel berikut:
Secara rinci, capaian dari tiap dari rerata nilai temuan keuangan dibagi
indikator kinerja diuraikan sebagai berikut: dengan nilai anggaran yang dikelola
berdasarkan hasil audit rutin tahunan
1. Meningkatnya Akuntabilitas lembaga pengawas, baik dari eksternal
Keuangan Kementerian Agama (BPK RI dan BPKP) maupun internal
(Itjen). Periode waktu didasarkan pada
1.1.Batas toleransi materialitas temuan terbitnya laporan hasil pengawasan pada
pengawas eksternal dan internal periode tahun Laporan Kinerja dibuat.
terhadap anggaran Berdasarkan data tanggal 31 Desember
Indikator kinerja batas toleransi 2020, data temuan hasil pengawasan sebagai
materialitas temuan pengawas eksternal dan berikut:
internal terhadap anggaran Kementerian a. Pemeriksaan BPK RI
Agama merupakan indikator batasan Berdasarkan hasil pemeriksaan BPK
jumlah temuan yang masih bisa ditolerir RI atas Laporan Keuangan Kementerian
atau dianggap masih dibawah nilai material Agama yang setiap tahun dilaksanakan,
dibandingkan dengan nilai anggaran yang diperoleh data temuan keuangan pada 5
dikelola. Nilai ambang batas ini diperoleh tahun terakhir sebagai berikut:
Tabel 3.3
TEMUAN KEUANGAN HASIL PEMERIKSAAN BPK RI ATAS LAPORAN KEUANGAN
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN ANGGARAN 2015-2019
Tabel 3.4
TEMUAN KEUANGAN PEMERIKSAAN BPK RI PADA INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN ANGGARAN 2015-2019
Jika mengacu pada data di atas, Jika nilai ini secara parsial dibandingkan
khususnya hasil pemeriksaan BPK RI dengan target yang ditetapkan sebesar 0,07%,
atas LKKA TA 2019 pada Inspektorat maka capaian kinerja nilai materialitas
Jenderal, dimana nilai temuannya sebesar temuan hasil pengawasan BPKP sebesar
Rp54.036.000,00 sedangkan anggaran Itjen 200% atau telah memenuhi target.
TA 2019 sebesar Rp165.498.413.000,00 Pada Inspektorat Jenderal, pada
maka nilai materialitas temuan BPK RI tahun 2020 dan 2 tahun sebelumnya, tidak
pada Itjen adalah sebesar 0,03%. Jika nilai ada nilai temuan atau 0 (nol). Hal ini
ini secara parsial dibandingkan dengan disebabkan BPKP tidak melakukan audit
target yang ditetapkan, yakni sebesar pada Inspektorat Jenderal, atau jika pun
0,07%, maka untuk capaian kinerja nilai ada namun tidak ada nilai temuan yang
materialitas hasil pengawasan BPK pada direkomendasikan.
Inspektorat Jenderal mencapai 157% atau
telah memenuhi target, yakni dibawah c. Pengawasan Inspektorat Jenderal
ambang batas yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil pengawasan
Inspektorat Jenderal pada tahun 2020,
b. Pengawasan BPKP temuan keuangan pada Laporan Keuangan
Tindak lanjut hasil pengawasan BPKP Tahun Anggaran 2019 adalah sebesar
selain disampaikan kepada Inspektorat Rp16.038.526.182,09 atau 0,024% dari
Jenderal, juga harus langsung dilaporkan jumlah anggaran Kementerian Agama
oleh satker kepada BPKP Perwakilan sebesar Rp66.411.712.560.000,00 sehingga
Provinsi atau BPKP Pusat, bergantung dari materialitasnya masih di bawah ambang
sumber penugasan pengawasan tersebut. batas toleransi yang ditetapkan, yaitu 0,07%
Selanjutnya Inspektorat Jenderal mendapat dari jumlah anggaran. Adapun temuan
update rekapitulasi temuan beserta tindak keuangan selama empat tahun terakhir
lanjut satker dari Pusinfowas BPKP Pusat sebagai berikut:
sekurang-kurangnya per semester pada
setiap tahunnya. Data tersebut terbagi atas
2 (dua), yakni data yang bersumber dari
aplikasi milik BPKP, yakni SIMHP untuk
tahun pengawasan cut off sampai dengan
tahun 2016, sedangkan untuk 2017 ke atas
melalui aplikasi SIMA.
Berdasarkan laporan hasil
pengawasan yang terbit pada tahun 2020,
data terakhir yang diperoleh adalah data
update sampai dengan tanggal 17 Desember
2020 dengan total temuan BPKP sebesar
Rp174.119.753,94. Jika dibandingkan dengan
anggaran Kemenag Tahun Anggaran 2019,
yakni sebesar Rp66.411.712.560.000,00,
maka nilai materialitas temuan BPKP pada
Kementerian Agama adalah sebesar 0,003%.
Tabel 3.5
TEMUAN KEUANGAN HASIL AUDIT INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN ANGGARAN 2015-2019
Berdasarkan data pada tabel di atas, temuannya selalu berada di bawah 0,03%
persentase nilai temuan keuangan hasil dari nilai anggaran Kementerian Agama.
audit Inspektorat Jenderal sebagai pengawas Dengan demikian, berdasarkan
internal sebesar 0,024 masih jauh di bawah hasil pengawasan BPK RI, BPKP dan
ambang batas nilai materialitas temuan Inspektorat Jenderal, maka dapat disajikan
yang ditargetkan, dimana pada tahun 2020 besarnya persentase nilai temuan pengawas
ini ditargetkan tidak melebihi 0,07%. Jika eksternal dan internal terhadap anggaran
dihitung capaian kinerja secara parsial Kementerian Agama dan capaian kinerja
atas temuan keuangan hasil audit internal atas nilai materialitas temuan tahun
ini, maka capainnya adalah sebesar 165%. 2020 dengan target kinerja 0,07 adalah
Prestasi ini juga berhasil dipertahankan sebagaimana tabel berikut:
sejak 5 tahun sebelumnya, yakni nilai
Tabel 3.6
REKAP NILAI MATERIALITAS TEMUAN PENGAWAS EKSTERNAL DAN INTERNAL
TERHADAP ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020
Mengacu pada data di atas, maka rerata persentase nilai temuan pengawas eksternal dan
internal terhadap anggaran Kementerian Agama adalah sebesar 0,0411%. Jika dibandingkan
dengan target yang ditetapkan yakni sebesar 0,07%, maka dapat dikatakan capaian kinerja
nilai materialitas temuan hasil pengawasan eksternal dan internal terhadap anggaran telah
memenuhi target, dengan capaian 141% atau kategori SANGAT BAIK. Sesuai dengan KMA
Nomor 94 Tahun 2021, capaian indikator kinerja yang melebihi 120%, maka capaiannya
hanya dihitung 120%.
Jika IKU ini dibandingkan capaiannya dengan 3 tahun sebelumnya, maka dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 3.7
REKAP CAPAIAN NILAI MATERIALITAS TEMUAN PENGAWAS EKSTERNAL DAN INTERNAL
TERHADAP ANGGARAN KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017-2020
Tabel tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja nilai materialitas ini dapat
dikatakan selalu berhasil memenuhi target, yang artinya rerata persentase temuan terhadap
anggaran dapat bertahan selalu di bawah ambang batas nilai materialitas yang ditetapkan,
termasuk untuk tahun 2020 ini meskipun nilai target materialitasnya diturunkan dari
1% menjadi 0,07%. Prestasi ini juga dibarengi dengan keberhasilan Kementerian Agama
mempertahankan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI atas Laporan
Keuangan sejak 4 tahun terakhir, yakni sejak LKKA TA 2016 sampai dengan LKKA TA 2019,
yang LHP-nya terbit pada tahun 2017 s.d. 2020.
Tabel 3.8
PERSENTASE OUTPUT ATAS ANGGARAN KEGIATAN TINDAK LANJUT
HASIL PEMERIKSAAN EKSTERNAL
Tabel 3.9
PERSENTASE OUTPUT ATAS ANGGARAN KEGIATAN TINDAK LANJUT
HASIL PENGAWASAN INTERNAL
Jika dilihat pada dua tabel di atas, maka ini diagendakan akan dilaksanakan pada
tampak jelas bahwa efisiensi sumber daya tahun 2021, sehingga baru dapat disajikan
anggaran yang digunakan dibandingkan hasilnya nanti pada Laporan Kinerja Itjen
dengan output yang dihasilkan cukup Tahun 2021 yang akan diterbitkan awal
signifikan, dimana persentase output yang tahun 2022.
diperoleh bisa mencapai 651,68% atau 6
kali lipat dari anggaran yang digunakan
untuk yang kegiatan TLHP Eksternal, dan 2. Meningkatnya implementasi
446,07% atau 4 kali lipat untuk kegiatan Reformasi Birokrasi
TLHP Internal. di Kementerian Agama
Tabel 3.10
KLASIFIKASI TINGKAT MATURITAS SPIP
Target nilai SPIP sebagaimana tertuang dalam Renstra Itjen Tahun 2020 - 2024
sebagaimana tergambar pada grafik berikut:
Grafik 3.1
TARGET NILAI MATURITAS SPIP KEMENTERIAN AGAMA
PERIODE RENSTRA 2020-2024
Tabel 3.11
HASIL EVALUASI SPIP INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020
Dari tabel tersebut dapat diketahui 2.2. Persentase satuan kerja yang men-
bahwa dari 11 Unit eselon I Pusat yang dapat nilai PMPRB minimal 82
dilakukan penilaian oleh Itjen, rerata Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi
skor SPIP adalah 3,07 atau level 3 dengan (PMPRB) dilakukan secara berjenjang.
tingkat maturitas SPIP kategori terdefinisi. Pada tahap awal, PMPRB dilakukan oleh
Capaian IKU nilai SPIP diambil dari nilai masing-masing unit kerja/satker. Hasil
yang diperoleh dibagi dengan target nilai penilaian satker tersebut selanjutnya
SPIP yang ditargetkan. Karena target dari dilakukan verifikasi/reviu oleh Tim Penilai
IKSP nilai SPIP adalah 3,31, maka capaian Internal (TPI)/Asesor dibawah koordinasi
kinerjanya adalah 93% dengan kategori Inspektur Jenderal. Hasil verifikasi/reviu
BAIK. pada unit-unit kerja dan pada level instansi
Capaian nilai maturitas Kementerian akan menghasilkan nilai PMPRB Instansi.
Agama tahun 2020 yang tidak memenuhi Hasil PMPRB instansi tersebut selanjutnya
target 3,31 disebabkan oleh beberapa akan dilakukan verifikasi dan validasi oleh
kelemahan, baik dalam pemahaman aspek Kementerian Pendayagunaan Aparatur
penilaian, dalam penyiapan dokumen dan Negara dan Reformasi Birokrasi. Hasil
data yang dibutuhkan dan keterbatasan penilaian/evaluasi Kemenpan RB inilah
Sumber Daya Manusia. Hal ini akan yang pada akhirnya akan menghasilkan
menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi nilai Reformasi Birokrasi Instansi.
ke depan dalam usaha peningkatan nilai Tahun 2020 terjadi perubahan
maturitas SPIP. pola penilaian pelaksanaan Reformasi
Pelaksanaan evaluasi maturitas SPIP Birokrasi (RB), jika dibandingkan dengan
yang dilaksanakan oleh Inspektorat Jenderal tahun sebelumnya. Penilaian dilakukan
Kemenag tahun 2020 merupakan langkah dengan mengacu pada Peraturan Menteri
maju yang sistematis dan metodologis Pendayagunaan Aparatur Negara dan
berdasarkan mekanisme dan regulasi yang Reformasi Birokrasi Nomor 26 Tahun 2020
ditetapkan dibandingkan dengan tahun Tentang Pedoman Evaluasi Pelaksanaan
2018 dan 2019. Hal ini disebabkan penilaian Reformasi Birokrasi yang mencabut
maturitas SPIP Tahun 2020 telah mengacu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
pada Keputusan Inspektur Jenderal Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
Kementerian Agama Nomor 96 Tahun 2020 8 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi atas Peraturan Menteri Pendayagunaan
Maturitas Sistem Pengendalian Intern Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Pemerintah pada Kementerian Agama, Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pedoman
sementara penilaian pada tahun 2018 dan Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
2019 belum dilakukan secara sistematis Pemerintah. Diantara perubahannya adalah
dan metodologis disebabkan tahun 2018 pada komposisi penilaian. Komposisi
dan 2019 masih proses perumusan strategi penilaian terdiri dari komponen pengungkit
dan medolologi serta penyusunan Petunjuk yang memiliki bobot 60% dan komponen
Pelaksanaan Evaluasi Maturitas Sistem hasil yang memiliki bobot 40%. Perubahan
Pengendalian Intern Pemerintah pada penilaian terjadi pada komposisi dan bobot
Kementerian Agama. penilaian komponen pengungkit yang
sebelumnya langsung dijabarkan pada 8 area
perubahan, saat ini komponen pengungkit (TPN). Dengan demikian, maka yang
terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu Aspek dijadikan indikator pada IKSP ini adalah
Pemenuhan (bobot 20%), Hasil Antara Area nilai komponen pengungkit yang terdiri
Perubahan (bobot 10%), dan Aspek Reform dari 2 aspek, yaitu aspek pemenuhan dan
(bobot 30%). Kategori-kategori pengungkit aspek reform.
ini menjadi bagian dari 8 (delapan) area Tahun 2020 Inspektorat Jenderal
perubahanRB. telah melakukan reviu dan verifikasi
Dari 3 aspek komponen pengungkit PMPRB terhadap 11 unit eselon Pusat dan
yang dinilai tersebut, Inspektorat Jenderal PMPRB instansi Kementerian Agama.
sebagai Tim Penilai Internal (TPI) Hasil reviu dan verifikasi menunjukkan
hanya melakukan penilaian pada aspek bahwa nilai RB pada masing-masing unit
pemenuhan dan reform. Adapun penilaian di lingkungan Kemenag untuk komponen
aspek hasil antara dan komponen hasil pengungkit pada aspek pemenuhan dan
dilakukan oleh Tim Penilai Nasional aspek reform sebagai berikut:
Tabel 3.12
HASIL PENILAIAN PMPRB UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA
Tabel 3.13
NILAI PMPRB UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2019
Tabel 3.14
SKOR HASIL AUDIT KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020
Dari tabel tersebut, dapat diketahui bahwa rerata realisasi IKU diperoleh sebesar
67,02%, sehingga jika dibandingkan dengan target capaian tahun ini yaitu 47,22% maka
capaiannya adalah sebesar 141,94% dengan kategori SANGAT BAIK. Persentase satker
yang mendapat skor audit minimal 75 terbanyak pada Inspektorat Wilayah IV, yakni dengan
persentase sebesar 77,52% dari total satker yang diaudit. Sedangkan persentase terkecil terjadi
pada Inspektorat Wilayah II dimana hanya 50,48% dari satker yang diauditnya yang telah
mendapat skor audit minimal 75. Sesuai dengan KMA Nomor 94 Tahun 2021 maka capaian
yang di atas 120% tetap dihitung hanya 120%.
Untuk indikator yang sama, jika dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya dapat
disajikan data sebagai berikut:
Tabel 3.15
TARGET DAN CAPAIAN SKOR HASIL AUDIT KINERJA INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jika dibandingkan dengan tahun 2017 – 2019,
maka terjadi peningkatan realisasi persentase jumlah satker yang mendapat skor audit kinerja
di atas 75 pada tahun 2020 ini. Namun demikian, tabel tersebut juga menyajikan data bahwa
terdapat penurunan target jika dibandingkan dengan 3 tahun sebelumnya. Bahkan jika target
tahun ini dibandingkan dengan target pada periode Renstra tahun 2020 – 2024, maka target
yang ditentukan masih dibawah tahun 2019.
Penurunan target ini merupakan hal yang sangat rasional karena target yang
diperjanjikan dari tahun ke tahun ternyata tidak dapat tercapai. Penurunan target dilakukan
dengan pertimbangan hasil evaluasi dan kajian yang mendalam. Adapun secara lengkap target
pada IKU ini pada periode Renstra tahun 2020 – 2024 sebagai berikut:
Grafik 3.2
TARGET SATUAN KERJA YANG MENDAPAT SKOR AUDIT KINERJA
MIMIMAL 75 TAHUN 2020 - 2025
Beberapa hal yang menjadi penyebab 2.4. Persentase satuan kerja yang
atas keberhasilan capaian ini antara lain mendapat nilai Akuntabilitas
karena pemahaman satker atas realisasi Kinerja minimal BB
anggaran dalam pelaksanaan kegiatan Evaluasi implementasi
dan program yang perlu didukung dengan SistemAkuntabilitas Kinerja Instansi
kinerja/tusinya semakin meningkat. Selain Pemerintah (SAKIP) pada tingkat satker
itu, Inspektorat Jenderal tidak hanya di Kementerian Agama berkembang secara
memokuskan diri pada peran represif bertahap. Pada tingkat Eselon I Pusat,
berupa audit, namun telah dilakukan pula Evaluasi SAKIP sudah berjalan sejak
pengawasan lainnya berupa sosialisasi dan tahun 2014. Evaluasi SAKIP pada tingkat
konsultasi terhadap satker yang menjadi Kanwil Kemenag mulai dilakukan tahun
auditi pada awal tahun anggaran atau 2016. Adapun pada Perguruan Tinggi
sebelum pelaksanaan audit sebagai bentuk Keagamaan Negeri (PTKN), evaluasi mulai
implementasi peran konsultan dan katalis. dilaksanakan pada tahun 2019. Data satker
Selain terjadi kenaikan capaian yang telah dievaluasi implementasi SAKIP
kinerja dari tahun sebelumnya, dalam dapat dilihat pada tabel berikut:
capaian kinerja IKU ini terdapat efisiensi
sumber daya berupa anggaran pengawasan
untuk audit kinerja dan program sebesar
Rp121.726.650,00.
Tabel 3.16
EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA SATKER KEMENTERIAN AGAMA
OLEH INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020
Tabel 3.16
EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA SATKER KEMENTERIAN AGAMA
OLEH INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017 - 2020
(Lanjutan dari halaman 51)
Perolehan capaian IKU ini didasarkan pada banyaknya satuan kerja yang dilakukan
evaluasi akuntabilitas kinerja yang memperoleh nilai predikat minimal BB dibagi dengan
jumlah seluruh satuan kerja yang telah didampingi pengelolaan akuntabilitas kinerjanya.
Pada tahun 2020 persentase satker yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal
BB mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2020 persentase
organisasi/satuan kerja/UPT yang mendapat nilai akuntabilitas kinerja minimal BB sebesar
52,63. Nilai ini lebih rendah dari target IKU, yakni 78,13 atau capaian sebesar 67% dengan
kategori CUKUP. Berikut data persentase organisasi/satuan kerja/UPT yang mendapat nilai
akuntabilitas kinerja minimal BB dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2020:
Tabel 3.17
JUMLAH SATUAN ORGANISASI/SATUAN KERJA/UPT YANG MENDAPAT NILAI
AKUNTABILITAS KINERJA MINIMAL BB
d) Masih terdapat unit eselon I yang 2.5. Persentase tindak lanjut hasil
belum melakukan evaluasi atas pengawasan yang diverifikasi
rencana aksi Capaian indikator kinerja persentase
tindak lanjut hasil pengawasan yang
e. Capaian Kinerja diverifikasi ini mengacu pada jumlah tindak
Pencapaian target kinerja tahun lanjut yang telah diverifikasi dibagi dengan
berjalan selalu diupayakan melebihi capaian jumlah verifikasi yang diterima. Adapun
tahun sebelumnya. data tindak lanjut hasil pengawasan yang
masuk dan yang selesai diverifikasi oleh
Inspektorat Jenderal dapat digambarkan
sebagaimana tabel berikut:
Tabel 3.18
DATA TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN YANG MASUK DAN SELESAI DIVERIFIKASI
PADA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2020
Jika mengacu pada data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh data tindak
lanjut yang masuk ke Itjen telah selesai diverifikasi 100%, sehingga target capaian kinerja
tahun 2020 sebesar 88,00% telah terpenuhi dengan capaian kinerja sebesar 114% dengan
kategori SANGAT BAIK.
Data tidak lanjut (TL) tersebut secara periodik per semester dimutakhirkan
bersama dengan para satker, sehingga jika terdapat data tindak lanjut yang tidak sesuai
dengan rekomendasi selanjutnya dilakukan koreksi dan penyesuaian. Khusus untuk data
TL pemeriksaan eksternal BPK dan BPKP, Itjen sebagai verifikator selanjutnya akan
menyampaikan data TL dimaksud kepada Tim Pemantauan Tindak Lanjut (PTL) BPK dan
BPKP secara periodik per semester untuk dibahas bersama dan datanya dimutakhirkan.
Indikator kinerja ini merupakan IKU baru, sehingga tidak dapat diperbandingkan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, berdasarkan data TL yang masuk
dibandingkan dengan data TL yang selesai diverifikasi pada beberapa tahun sebelumnya,
persentasenya rata-rata di atas 85%. Adapun untuk tahun ini, dimana capaiannya adalah
100% dan targetnya adalah 88%, maka dapat disimpulkan capaian kinerja tahun 2020 telah
di atas target.
2.6. Persentase pengaduan masyarakat oleh pejabat atau pegawai Aparatur Sipil
yang diverifikasi Negara (ASN) pada Kementerian Agama
Tata pemerintahan yang baik terkait atau lembaga lain melalui media pengaduan
erat dengan pelayanan publik. Upaya tertentu.
peningkatan kualitas pelayanan publik Pengaduan masyarakat ini dapat
tersebut dilakukan melalui berbagai disampaikan oleh seluruh masyarakat secara
langkah kebijakan. Kebijakan yang paling lisan maupun tertulis, baik melalui surat,
mendasar adalah penataan kelembagaan media elektronik (SMS/WhatsApp/email),
pelayanan publik, penyederhanaan prosedur dan media cetak. Sesuai dengan rencana
pelayanan, penerapan standar pelayanan strategis Inspektorat Jenderal Kementerian
maksimal, peningkatan pemanfaatan Agama, maka disusun perjanjian kinerja
teknologi informasi dan komunikasi Inspektorat Jenderal yang salah
dalam manajemen pelayanan, satu indikator kinerjanya,
serta penerapan system yaitu persentase penanganan
manajemen mutu dalam pengaduan masyarakat
pelayanan publik, termasuk sebesar 90%. Capaian IKU
manajemen penanganan ini diperoleh berdasarkan
pengaduan masyarakat. jumlah pengaduan
Keputusan Menteri masyarakat yang telah
Agama Nomor 765 Tahun diverifikasi dibagi
2018 menyebutkan bahwa dengan jumlah pengaduan
pengaduan masyarakat yang masyarakat yang diterima.
selanjutnya disebut dumas adalah Banyaknya jumlah satuan kerja
sumbangan pikiran, saran, gagasan, yang berada di bawah naungan Kementerian
dan keluhan yang disampaikan oleh Agama tentunya berbanding lurus dengan
masyarakat kepada Kementerian Agama jumlah pengaduan masyarakat yang masuk
sebagai bentuk penerapan dari pengawasan terkait layanan masyarakat. Salah satu tolak
masyarakat terhadap penyelenggaraan tata ukur yang dapat digunakan dalam menilai
kelola pemerintahan pada Kementerian tingkat keberhasilan dalam sektor layanan
Agama. Sedangkan whistleblowing adalah publik, yaitu persentase penanganan
pengungkapan yang dilakukan oleh pejabat pengaduan masyarakat. Semakin besar
atau pegawai Aparatur Sipil Negara persentase penanganan pengaduan
mengenai perbuatan yang melawan hukum/ masyarakat yang dicapai, maka semakin
tidak etis/tidak bermoral atau perbuatan lain baik pula tingkat kepuasan masyarakat
yang dapat merugikan organisasi maupun terhadap layanan publik yang diberikan.
pemangku kepentingan yang dilakukan
Jumlah pengaduan masyarakat selama tahun 2020 adalah 472 aduan. Seluruh
pengaduan tersebut telah diverifikasi, sehingga target 90% telah terpenuhi dengan tingkat
capaian sebesar 111% dengan kategori SANGAT BAIK. Berikut data penanganan pengaduan
masyarakat:
Tabel 3.19
PERSENTASE VERIFIKASI PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020
Tabel 3.20
REKAPITULASI PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020
BERDASARKAN BULAN
Berdasarkan wilayah, provinsi (termasuk didalamnya PTKN dan eselon 1 pusat) dengan
pengaduan terbanyak selama tahun 2020 adalah provinsi Jawa Barat sebanyak 66 pengaduan.
Sedangkan yang paling sedikit adalah provinsi Papua dengan 0 aduan. Berikut ini jumlah
pengaduan masyarakat seluruh Indonesia berdasarkan provinsi:
Tabel 3.21
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN PROVINSI
(TERMASUK PTKN DAN ESELON I PUSAT) TAHUN 2020
Tabel 3.22
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN MEDIA PENGADUAN TAHUN 2020
Jenis aduan yang disampaikan terbagi menjadi 8 jenis, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3.23
PENGADUAN MASYARAKAT BERDASARKAN JENIS PELANGGARAN TAHUN 2020
Tabel 3.24
TINDAK LANJUT PENGADUAN MASYARAKAT TAHUN 2020
Tabel 3.25
NILAI KAPABILITAS APIP KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2016 - 2020
Pada periode Renstra 2020 – 2024, berikut target atas kapabilitas APIP:
Tabel 3.26
TARGET KAPABILITAS APIP KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2020 - 2024
Tabel 3.27
TEMUAN KEUANGAN DAN TINDAK LANJUT HASIL PENGAWASAN
PADA INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 - 2020
Jika mengacu pada data di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seluruh temuan Itjen
telah diselesaikan 100%, sehingga target capaian kinerja tahun 2020 sebesar 78% telah
terpenuhi dengan capaian sebesar 128% dengan kategori SANGAT BAIK. Sejak tahun
2016 Itjen memang berkomitmen untuk selalu menuntaskan segera seluruh rekomendasi
hasil pengawasan, baik terhadap temuan keuangan hasil pemeriksaan BPK RI maupun
hasil pengawasan internal yang dilakukan oleh Itjen sendiri. Sesuai dengan KMA Nomor
94 Tahun 2021 bahwa maksimal perhitungan capaian kinerja adalah 120%, maka capaian
indikator inipun dalam perhitungannya tetap pada angka 120%.
Tabel 3.28
HASIL PENILAIAN PMPRB INSPEKTORAT JENDERAL OLEH TPI
Target capaian IKSP Nilai PMPRB yang ada. Peningkatan dan perbaikan
pada Inspektorat Jenderal Kementerian harus terus dilakukan, terutama pada
Agama tahun 2020 adalah 88,31. Perhitungan komponen-komponen yang masih belum
capaian kinerja diperoleh dari nilai maksimal pada area-area sesuai hasil
PMPRB yang diperoleh oleh Itjen dibagi evaluasi, menindaklanjuti catatan-catatan
target. Dari hasil penilaian sebagaimana dan rekomendasi-rekomendasi hasil
dipaparkan pada tabel tersebut, diketahui evaluasi, baik dari TPI maupun dari TPN
bahwa nilai komponen pengungkit dari dan meningkatkan keterlibatan anggota
aspek pemenuhan dan aspek reform adalah organisasi pada pelaksanaan RB, sehingga
85,95. Dengan demikian, maka realisasi capaian RB dapat lebih baik dan optimal.
capaian kinerja point ini adalah dibawah Walaupun tahun ini nilai PMPRB
target, yaitu 97% dengan kategori BAIK. sebesar 85,95 tidak memenuhi target
Secara umum diantara penyebab 88,31, namun jika dibandingkan dengan
tidak tercapainya target IKSP point ini capaian tahun 2019 dengan nilai 83,20,
adalah tingginya target yang ditentukan maka nilainya mengalami kenaikan sebesar
kurang mempertimbangkan pola penilaian 2,75. Kenaikan ini agaknya merupakan
baru yang tingkat kesulitannya lebih tinggi. hal yang perlu diapresiasi, mengingat
Disamping itu kurang siapnya unit kerja tingkat kesulitan penilaian tahun ini lebih
menghadapi pola penilaian yang baru. tinggi jika dibandingkan dengan tahun
Sempitnya waktu persiapan menjadi foktor sebelumnya. Jika perolehan nilai Itjen
yang tidak dapat dihindari. Jarak antara dibandingkan dengan rerata nilai yang
terbitnya Permenpan Nomor 26 Tahun 2020 dicapai oleh Unit Eselon I lainnya tahun
tertanggal 1 Mei 2020 yang menjadi dasar 2020 sebesar 78,66 sebagaimana data pada
penilaian dengan waktu sosialisasi pola IKSP 2.2.2 di atas, maka nilai yang dicapai
penilaian yang baru dan batas akhir submit Itjen masih di atas rata-rata dengan selisih
tanggal 30 Juni 2020 tidak sebanding 7,29 point.
dengan banyaknya penyesuaian yang
harus disiapkan oleh unit kerja. Pandemic 3.3. Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja
covid 19, dimana terjadi pembatasan Instansi Pemerintah (SAKIP)
ruang gerak dalam bekerja juga menjadi Dalam rangka meningkatkan tata
hambatan sekaligus tantangan tersendiri kelola Inspektorat Jenderal yang efektif
dalam penyiapan evidence-evidence yang dan akuntabel, maka penilaian SAKIP
dibutuhkan maupun koordinasi-koordinasi diperlukan sebagai salah satu alat ukur
yang diperlukan, karena tidak semua hal keberhasilannya. evaluasi implementasi
dapat dilakukan secara online.Penyebab sistem akuntabilitas kinerja dapat
lain dari tidak tercapainya target adalah digunakan oleh pimpinan unit kerja
Reformasi Birokrasi belum terinternalisasi untuk memastikan bahwa target-target
pada seluruh anggota organisasi. kinerja yang telah diperjanjikan dapat
Ke depan, perlu dilakukan dicapai. Evaluasi ini dilakukan dalam
akselerasi pelaksanaan RB, antara lain rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah
dengan melakukan evaluasi secara Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
lebih komprehensif atas permasalahan- Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
permasalahan dan kelemahan-kelemahan dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun
Tabel 3.29
HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI SAKIP PADA INSPEKTORAT JENDERAL
TAHUN 2020
Target IKSP dari Nilai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) pada
Itjen tahun 2020 adalah 82,63. Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan perhitungan
nilai SAKIP yang diperoleh dibagi dengan target. Dengan realisasi nilai SAKIP 86,65,
maka capaian kinerjanya telah melebihi target, yaitu sebesar 105% dengan predikat SANGAT
BAIK.
Jika dibandingkan dengan nilai SAKIP Itjen pada tahun-tahun sebelumnya dan
dibandingkan dengan rerata nilai SAKIP pada satker-satker Kemenag serta dibandingkan
dengan nilai SAKIP level Kemenag yang merupakan hasil penilaian dari Kemenpan RB,
maka dapat disajikan data sebagaimana pada grafik berikut:
Grafik 3.3
NILAI IMPLEMENTASI SAKIP KEMENTERIAN AGAMA
Berdasarkan data pada grafik tersebut nilai unit-unit kerja Kemenag dan di atas
dapat diketahui bahwa nilai SAKIP Itjen tiap nilai SAKIP Kemenag yang dikeluarkan
tahun selalu ada kenaikan dan capaiannya oleh KemenpanRB pada tiap tahunnya
selalu di atas rata-rata nilai evaluasi SAKIP tersebut secara umum disebabkan kerja
pada satker-satker Kemenag dan juga di atas keras dari semua komponen organisasi
nilai SAKIP hasil evaluasi dari Kemenpan untuk bersinergi dalam teamwork yang
RB. solid. Namun demikian, peningkatan dan
Keberhasilan capaian di atas target perbaikan terus harus dilakukan, terutama
yang telah ditentukan dan adanya kenaikan pada komponen-komponen yang masih
skor dari capaian tahun-tahun sebelumnya belum maksimal, sehingga capaiannya akan
serta posisi nilai yang selalu di atas rerata terus mengalami kemajuan.
Tabel 3.30
TARGET NILAI MATURITAS SPIP PERIODE RENSTRA TAHUN 2020 - 2024
Untuk meningkatkan maturitas ke tingkat ASN adalah 392 pegawai Itjen, termasuk di
berikutnya, maka hal yang perlu dilakukan dalamnya adalah Jabatan Fungsional Auditor
adalah melakukan perbaikan dan peningkatan sebanyak 268 orang.
pada semua komponen penilaian, terutama Pada tahun 2020, nilai Indeks
pada komponen-komponen penilaian Profesionalitas ASN pada Inspektorat
yang masih rendah sesuai hasil evaluasi, Jenderal Kementerian Agama belum dapat
menindaklanjuti rekomendasi hasil evaluasi disajikan dikarenakan beberapa hal sebagai
dan meningkatkan monitoring dan evaluasi berikut:
atas implementasi SPIP. 1. Sesuai pasal 15 pada Peraturan
Kepala BKN Nomor 8 Tahun 2019,
3.5. Indeks Profesionalitas ASN pengukuran Indeks dilakukan dengan
Pengukuran Indeks Profesionalitas cara membentuk tim Pengukuran
ASN dilakukan berdasarkan pada Peraturan Indeks oleh Unit Kerja yang menangani
Badan Kepegawaian Negara Nomor 8 pada Bidang Kepegawaian pada Instansi
Tahun 2019 tentang Pedoman Tata Cara Pusat. Dalam hal ini, Biro Kepegawaian
Dan Pelaksanaan Pengukuran Indeks pada Sekretariat Jenderal Kementerian
Profesionalitas Aparatur Sipil Negara. Agama sebagai Unit Kerja yang
Menurut Peraturan tersebut, ada 3 kata membidangan Bidang Kepegawaian
kunci dalam pengukuran tersebut yaitu: masih dalam tahap persiapan untuk
1. Indeks adalah suatu ukuran statistik pengukuran Indeks pada tahun 2020.
yang menunjukkan perubahan suatu 2. Data Pengukuran Indeks Profesionalitas
variabel atau sekumpulan variabel ASN didapatkan melalui aplikasi Sistem
yang berhubungan satu sama lain, baik Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK)
pada waktu atau tempat yang sama atau yang dikelola oleh Badan Kepegawian
berlainan. Negara. Nilai Indeks Profesionalitas baru
2. Standar Profesionalitas ASN adalah akan diketahui jika data seluruh ASN
kriteria yang digunakan untuk sudah dilakukan penginputan melalui
mengukur tingkat profesionalitas ASN SAPK tersebut yang terdiri dari:
yang mencakup dimensi kualifikasi, a. Data Pendidikan
kompetensi, kinerja, dan disiplin. b. Data Diklat Kepemimpinan (Untuk
3. Instrumen Pengukuran Indeks Jenjang Manajerial)
Profesionalitas ASN adalah bahan, alat, c. Data Diklat Fungsional
dan cara yang akan digunakan untuk d. Data Diklat Teknis
mendapatkan data indeks professional e. Data Seminar/Workshop/Kursus
berupa identitas pegawai, dimensi, dan f. Data Penilaian Kinerja (SKP) Tahun
deskripsi indikator berikut tata cara berjalan
pengisiannya. g. Data Disiplin Pegawai
Yang menjadi target pengukuran 3. Data Kepegawaian pada SIMPEG tidak
Indeks Profesionalitas ASN, yaitu seluruh terkoneksi dengan data Kepegawaian pada
pegawai ASN yang bekerja di lingkungan SAPK sehingga seluruh data Kepegawaian
Instansi Pusat dan Instansi Daerah. Dalam perlu dilakukan penginputan ulang untuk
konteks Inspektorat Jenderal, yang menjadi setiap ASN pada Unit Kerja/Satuan Kerja
target pengukuran Indeks Profesionalis masing-masing.
Tabel 3.31
KRITERIA PENILAIAN INDEKS PROFESIONALITAS ASN
Grafik 3.4
PELAPORAN LHKPN DAN LHKASN KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2016 - 2020
dari berbagai sumber, menjadi kendala ini, Itjen melakukan strategi penagihan
yang harus segera dicarikan jalan pelaporan LHKASN dan monitoring
keluarnya. Menghadapi kendala ini, serta asistensi secara langsung secara
Itjen telah mengambil langkah-langkah bertahap dengan mendahulukan pada
antara lain meningkatkan koordinasi, sator/satker/UPT yang diusulkan
baik dengan KPK, Kemenpan RB dan penilaian pembangunan Zona Integritas
Biro Kepegawaian, baik dalam rapat dan saldo pelaporannya lebih banyak.
maupun dengan mengirim surat. Itjen Strategi ini memiliki kelemahan,
juga mendorong perubahan Keputusan karena memakan waktu yang lama
Menteri Agama Nomor 126 Tahun jika dibandingkan dengan melakukan
2015 tentang Kewajiban Penyampaian penagihan secara serentak. Namun
Laporan Harta Kekayaan Aparatur hal ini terpaksa ditempuh, mengingat
Sipil Negara pada Kementerian Agama, keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
dimana di dalamnya diusulkan pengelola Itjen juga melakukan sosialisasi
LHKPN dan LHKASN dilakukan oleh dan asistensi secara daring dengan
Biro Kepegawaian Setjen. Hal ini di mengundang seluruh perwakilan Eselon
samping lebih memudahkan melakukan I Pusat, Kanwil Kemenag Provinsi, Unit
update data, juga lebih tepat dalam Pelaksana Teknis (UPT) dan Perguruan
tugas fungsinya, karena pelaporan harta Tinggi Keagamaan Negeri (PTKN). dan
kekayaan merupakan pelaksanaan satu Kemenag Kab. Kota se-Indonesia. Ke
kewajiban dari beberapa kewajiban depan jika pengelolaan LHKPN dan
pegawai yang dibawah koordinasi LHKASN masih diembankan pada Itjen,
bidang kepegawaian. Itjen akan maka perlu penyediaan dan peningkatan
mengambil peran/fungsi pengawasan. SDM yang secara spesifik menangani
Jika pengelolaan LHKPN & LHKASN pengelolaan LHKPN dan LHKASN,
berada pada Itjen, disamping akan baik kualitas maupun kuantitasnya.
mengalami kendala data, juga terjadi d. Admin LHKASN hanya satu level,
tugas pengelolaan dan pengawasan yaitu level Kementerian yang berada
dirangkap oleh satu institusi. pada Itjen tidak sebanding dengan
c. Keterbatasan SDM pada Itjen yang jumlah wajib lapor yang per tanggal 31
menangani pelaporan LHKPN & Desember 2020 pada aplikasi Siharka
LHKASN tidak sebanding dengan berjumlah 231.716 orang. Belum
jumlah wajib lapor LHKPN/LHKASN terdapat level admin yang dibawah
yang mencakup seluruh jumlah admin Itjen, sehingga pengelolaannya
pegawai Kemenag yang sangat banyak. dilakukan secara sentralistik (tidak
Pengelolaan harta kekayaan yang begitu terdistribusi secara berjenjang sesuai
besar dan cukup menyita waktu dan jenjang pada struktur organisasi
tenaga ini juga hanya menjadi tugas Kemenag). Atas permasalahan ini,
tambahan jabatan pelaksana. Tidak ada Itjen telah mengundang Kemenpan
pelaksana dengan jabatan dimaksud, RB dalam suatu pertemuan yang
sehingga fokus dalam mengelolanya menghasilkan saran agar Itjen membuat
dan sesuai dengan Sasaran Kinerja surat ke KemenpanRB untuk meminta
Pegawai (SKP)nya. Terhadap kendala pengintegrasian data siharka dan data
untuk Menuju WBBM. Atas amanah tersebut, Itjen telah melakukan penilaian, evaluasi dan
pemantauan sebagaimana diatur dalam kedua peraturan dimaksud.
Dalam melaksanakan pemantauan dan penilaian, Itjen mengedepankan pendekatan
pendampingan, konsultatif dan membantu satker dalam mengoptimalkan sumber daya
yang ada pada satker. Atas apa yang dilakukan Itjen tersebut, agaknya tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa Itjen telah berperan secara signifikan terhadap pembangunan ZI-WBK/
WBBM pada Kemenag. Itjen telah mengambil peran penting dalam mengantarkan satker-
satker Kemenag dalam usahanya mendapatkan predikat WBK/WBBM. Berikut sebaran
satker yang telah mendapatkan predikat WBK dan WBBM pada Kemenag:
Pelaksanaan Rapat Koordinasi Kebijakan Pengawasan (Rakorjakwas) Kementerian Agama Tahun 2020.
Plt. Irjen Kemenag Thomas Pentury mengingatkan tentang penegakkan integritas yang menjadi salah satu
tujuan Rakorjakwas.
Tabel 3.32
PAGU DAN REALISASI ANGGARAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN AGAMA
TAHUN 2015 - 2020
Tabel 3.33
REALISASI ANGGARAN, OUTPUT DAN EFISIENSI
Tabel 3.34
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN FUNGSI
Tabel 3.35
REALISASI ANGGARAN BERDASARKAN JENIS KEGIATAN
Tabel 3.36
PERBANDINGAN PAGU DAN REALISASI ANGGARAN INSPEKTORAT 2015 s.d. 2020
Tabel 3.37
NILAI KINERJA UNIT ESELON I PUSAT KEMENTERIAN AGAMA
BERDASARKAN APLIKASI SMART
aaa
L
aporan Kinerja (LKj) Inspektorat kategori BAIK. Adapun rerata capaian
Jenderal Kementerian Agama Tahun kinerja dari 3 sasaran program adalah 107%
2020 disusun sebagai salah satu bentuk atau kategori SANGAT BAIK. Dari 14
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas IKU yang diperjanjikan, terdapat 7 IKU
dan fungsi Itjen selama tahun 2020. LKj terealisasi melebihi target, 1 IKU sesuai
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat target, 4 IKU belum memenuhi target dan
komunikasi dan akuntabilitas yang dapat 2 IKU masih dalam proses dan akan tersaji
memberikan informasi secara transparan pada laporan tahun yang akan datang.
kepada seluruh pihak yang terkait serta Adapun dari segi kategori, maka 7 IKU
mampu memberikan informasi yang relevan kategori SANGAT BAIK, 3 IKU kategori
tentang kinerja Itjen dalam melaksanakan BAIK, 1 IKU kategori CUKUP dan 1
tugas pengawasan, sebagai upaya perbaikan IKU kategori KURANG.
berkesinambungan dalam meningkatkan Pagu anggaran Itjen Kemenag
kinerja organisasi. tahun 2020 sebesar Rp135.213.119.000,00
Penyusunan Laporan Kinerja mengacu dengan realisasi anggaran sebesar
pada Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Rp133,932,403,883,00 (99,05%).
2006 tentang Pelaporan Keuangan Berdasarkan aplikasi SMART
dan Kinerja Instansi Pemerintah Kementerian Keuangan, capaian
dan Peraturan Presiden Nomor Kinerja Inspektorat Jenderal
29 Tahun 2014 tentang Sistem sebesar 94,97 dengan rician
Akuntabilitas Kinerja Instansi penyerapan anggaran sebesar
Pemerintah, Peraturan Menteri 99,05% dicapai efisiensi
Pendayagunaan Aparatur Negara anggaran sebesar 0,95% dan
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 konsistensi penyerapan anggaran
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis terhadap perencanaan sebesar 88,36%,
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan capaian sasaran program sebesar 100%, rata-
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja rata nilai capaian satker sebesar 95,21% dan
Instansi Pemerintah dan Keputusan efisensi dari target output sebesar 10,94%.
Menteri Agama Nomor 94 Tahun 2021 Dalam rangka meningkatkan kinerja
Tentang Pedoman Perjanjian Kinerja, di masa yang akan datang, kelemahan-
Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu kelemahan yang ditemui pada tahun
atas Laporan Kinerja pada Kementerian 2020 dijadikan bahan evaluasi secara
Agama. komprehensif. Kendala dan permasalahan
LKj ini merupakan periode pelaporan yang menyebabkan tidak tercapainya target
pertama dalam periode Renstra Itjen Tahun indikator kinerja akan menjadi fokus
2020 – 2024. Laporan Kinerja Tahun 2020 perbaikan kinerja di tahun mendatang.
menyajikan berbagai keberhasilan maupun Diperlukan usaha lebih keras dan cerdas
kendala dalam mencapai sasaran program serta terobosan-terobosan baru dalam
Itjen yang tercermin pada capaian Indikator pelaksanaan tugas fungsi pengawasan
Kinerja Utama (IKU). Rerata capaian dengan memaksimalkan seluruh sumber
kinerja Itjen tahun 2020 atas seluruh IKU daya yang dimiliki, sehingga tercapai
yang diukur adalah sebesar 100% atau perbaikan kinerja organisasi.
Sosialisasi Pengawasan dengan Pendekatan Agama (PPA) pada Kantor Kementerian Agama (Kankemenag)
Kota Depok. Sosialisasi yang dilaksanakan ini merupakan sosialisasi kedua dari rangkaian sosialisasi yang
dilaksanakan tahun 2020 pada 4 (empat) Kankemenag, yaitu Kankemenag Kota Tangerang Selatan, Kanke-
menag Kota Depok, Kankemenag Kota Jakarta Pusat dan Kankemenag Kota Jakarta Selatan.
Inspektorat Jenderal Kementerian Agama bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Inspektorat
Jenderal Kementerian Agama adakan bakti sosial bertajuk “Ramadan Berkah”. Kegiatan penasihat Dharma
Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Agama RI Anni Fachrul Razi secara simbolik memberikan santunan
kepada janda, anak yatim piatu, driver, security, dan pramubakti.
aaa
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSPEKTORAT JENDERAL
Jl. RS. Fatmawati No. 33A CIpete, PO. BOX 3687, Jakarta 12420
Tel. 021 75916039, 7697853, 7691849 Fax. 021 7692112