Memanfaatkan dan mengembangkan lingkungan sebagai sumber belajar adalah
pendekatan yang mengintegrasikan dunia di luar kelas ke dalam proses pembelajaran.
Lingkungan, baik itu alam, masyarakat, atau kebudayaan, menjadi sumber informasi, inspirasi, dan pengalaman langsung bagi siswa. Berikut beberapa strategi pembelajaran dan asesmen yang mengoptimalkan lingkungan: Pembelajaran Berbasis Lingkungan: 1. Kunjungan Lapangan: Mengorganisir kunjungan ke lokasi seperti taman, hutan, museum, pabrik, atau komunitas lokal untuk pengalaman belajar langsung. 2. Proyek Lingkungan: Melibatkan siswa dalam proyek seperti penanaman pohon, pengelolaan sampah, atau survei keanekaragaman hayati lokal. 3. Diskusi dengan Ahli: Mengundang ahli dari berbagai bidang, seperti ilmuwan, pengrajin, atau tokoh masyarakat, untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman mereka. 4. Belajar melalui Eksplorasi: Memberi kesempatan kepada siswa untuk menjelajahi dan mengamati lingkungan sekitar, kemudian mendiskusikannya bersama teman-teman dan guru. 5. Pembelajaran Berbasis Masalah: Memberi tantangan atau masalah nyata dari lingkungan kepada siswa untuk mereka cari solusinya. Asesmen Berbasis Lingkungan: 1. Portofolio Lingkungan: Siswa mengumpulkan bukti dari berbagai kegiatan dan proyek yang mereka lakukan di lingkungan, seperti foto, catatan lapangan, atau hasil riset. 2. Presentasi: Siswa mempresentasikan temuan, observasi, atau solusi dari masalah lingkungan yang telah mereka teliti. 3. Refleksi: Siswa menulis atau mendiskusikan pengalaman mereka dalam berinteraksi dengan lingkungan dan apa yang mereka pelajari. 4. Asesmen Proyek: Guru menilai proyek atau kegiatan yang dilakukan siswa di lingkungan berdasarkan kriteria tertentu, seperti relevansi, ketelitian, dan dampak. 5. Diskusi Kelompok: Siswa berdiskusi tentang topik lingkungan tertentu dan guru menilai partisipasi, argumen, dan pemahaman siswa. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar tidak hanya memperkaya pengalaman belajar siswa tetapi juga membantu mereka menjadi lebih sadar dan peduli terhadap isu-isu lingkungan. Selain itu, pendekatan ini juga mempromosikan pembelajaran yang aktif, kritis, dan kontekstual.