Tema : *SERAKAH*
ٰي َبِنْۤي ٰا َد َم ُخ ُذ ْو ا ِز ْيَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َّو ُك ُلْو ا َو ا ْش َر ُبْو ا َو اَل ُتْس ِر ُفْو اۚ ِاَّنٗه اَل ُيِح ُّب اْلُم ْس ِر ِفْيَن
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap (memasuki) masjid,
makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang
berlebih-lebihan.”
(QS. Al-A’raf 7: Ayat 31)
Serakah atau tamak merupakan sikap yang harus dihindari karena selalu ingin memperoleh
sesuatu yang banyak untuk diri sendiri atau kelompoknya. Orang serakah selalu
menginginkan lebih banyak, tidak peduli cara yang ditempuh itu benar atau tidak menurut
syariat Islam.
Tidak berpikir yang dilakukan mengorbankan orang lain atau tidak, yang penting tujuannya
tercapai keinginannya terpenuhi.
Ungkapan tentang bahaya sikap tamak dikemukakan oleh Ibnu Taimiyah, bahwa rakusnya
seseorang terhadap harta benda dan kedudukan akan merusak agamanya dan kerusakan ini
lebih dahsyat dibanding kerusakan dua serigala yang sedang lapar terhadap kambing yang
menyendiri.
Ketamakan terhadap harta hanyalah akan menghasilkan sifat buas, laksana serigala yang terus
mengejar dan memangsa buruannya walaupun harta itu bukan haknya. Sedangkan, fitrah
manusia memang sangat mencintai harta kekayaan dan berhasrat keras mendapatkannya
sebanyak mungkin dengan segala cara dan usaha.
Ciri Serakah :
1. Menginginkan kekayaan dalam jumlah berlebihan;
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
Bahaya dari Sifat Serakah : Setiap perbuatan pasti punya dampak atau akibat baik bagi
pelakunya maupun orang lain, artinya jika amal baik akan berdampak baik, dan sebaliknya
jika tidak baik akan berakibat tidak baik juga. Sementara itu, berikut ini adalah bahayanya
sifat serakah atau tamak:
1. Jauh dari kasih sayang Allah SWT;
2. Hatinya selalu resah dan gelisah;
3. Dijauhi orang lain;
4. Menjadi teman setan;
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
ِاَّن اْلُمَبِّذ ِر ْيَن َك ا ُنْۤو ا ِاْخ َو ا َن الَّش ٰي ِط ْيِن ۗ َو َك ا َن الَّش ْيٰط ُن ِلَر ِّبٖه َك ُفْو ًرا
“Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat
ingkar kepada Tuhannya.”
(QS. Al-Isra’ 17: Ayat 27)
ُﺳْﺒَﺤ ﺎَﻧَﻚ ﺍﻟَّﻠُﻬَّﻢ َﻭ ِﺑَﺤْﻤِﺪ َﻙ َﺃْﺷ َﻬُﺪ َﺃْﻥ َﻻ ِﺇﻟَﻪ ِﺇَّﻻ َﺃْﻧَﺖ َﺃْﺳَﺘْﻐ ِﻔُﺮَﻙ َﻭ َﺃُﺗْﻮ ُﺏ ِﺇَﻟْﻴَﻚ
“Maha suci Engkau ya Alloh, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Engkau. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu”.