Anda di halaman 1dari 3

UPAYA KESEHATAN JIWA SEKOLAH TERINTEGRASI DENGAN UKS

A. LATAR BELAKANG
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Menyikapi hal tersebut berbagai upaya di bidang kesehatan dilaksanakan termasuk
upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah melalui program Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS). Dalam program UKS ini siswa sekolah tidak hanya berperan sebagai
obyek penerimaan layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama dengan
masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru dan orang tua siswa berperan dalam
meningkatan kesehatannya dan mewujudkan lingkungan sekolah sehat termasuk
dalam pelayanan kesehatan jiwa pada anak usia sekolah.
B. TUJUAN
Meningkatkan pengetahuan berkaitan dengan upaya kesehatan jiwa di sekolah dan
mendorong pelaksanaan kegiatan upaya kesehatan jiwa di UKS di Sekolah.
C. MATERI DAN DISKUSI
1. MATERI
 Masalah kesehatan jiwa dapat terjadi pada semua usia (termasuk anak dan
remaja).
 Pengembangan kesehatan jiwa di sekolah = pelaksanaan pelayanan kesehatan
lainnya (Program UKS).
 Mengembangkan sekolah sehat jiwa dilakukan upaya menanamkan perilaku
sehat sedini mungkin melalui:
 pendidikan kesehatan
 pelayanan kesehatan
 pembinaan lingkungan sekolah sehat.
 Pelayanan kesehatan jiwa di sekolah:
Peningkatan(promotif) : Positive Parenting (dilaksanakan melalui kegiatan
penyuluhan kesehatan termasuk penyuluhan masalah emosi, perilaku dan
latihan keterampilan sosial, dll)
Pencegahan (preventif) : Skrening Kesehatan jiwa dan NAPZA
DETEKSI KEPADA PESERTA DIDIK, PENDIDIK,TENAGA KEPENDIDIKAN SECARA
MASSAL:
 kuesioner PSC (Pediatric Symptomp Checlist)
 Terjaring, dilanjutkan dengan SDQ (Strength Difficult Questioner)
1. SDQ Anak (usia 4 –10 tahun)
2. SDQ Remaja (usia 11 –18 tahun)
3. 3 Bulan SDQ lanjutan.
 Deteksi dini kepada tenaga pendidik dan kependidikan dan
orangtua/pengasuh dengan menggunakan SCL-90.
 Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan secara berkala dan
pengamatan.
Tatalaksana (kuratif)
1. Intervensi dini berupa psikoedukasi dan konseling (oleh guru dan teman
sebaya).
2. Pembinaan dan konseling kepada keluarga agar ikut berperan aktif
dalam memberikan bimbingan, meningkatkan kemampuan anak didik
serta meningkatkan kesehatan jiwanya.
3. Bila permasalahan tidak dapat ditangani di sekolah dapat dirujuk
kepuskesmas atau rumah sakit.
Pemulihan (rehabilitatif) : yang dilakukan terhadap peserta didik dan
lingkungannya.
 Tujuan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah:
a. Memberikan penyuluhan, pelatihan dan bimbingan kepada warga sekolah
b. Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa bagi warga sekolah.
c. Melakukan intervensi dini terhadap warga sekolah yang terdeteksi.
d. Merujuk warga sekolah yang tidak bisa ditangani ke puskesmas atau rumah
Sakit
2. HASIL DISKUSI
DI wilayah blora terdapat 3 lokus SMA/SMK yang menjadi sasaran kesehatan
jiwa, yaitu:
a. MA Khozinatul Ulum Blora
b. SMKN 1 Jati
c. SMA N 1 Ngawen

Pada tiga sekolah tersebut dilaksanakan beberapa kegiatan, yaitu:

1) Deteksi, meliputi:
a) PSC (Pediatric Symptom Ceklist)
b) Skrining masalah psikososial sasaran peserta didik
c) Dilaksanakan setiap 6 bulan sekali
2) Pemeriksaan pada kelompok terindikasi
a) SDQ (Strenght Dififcult Questionioner)
b) Untuk mengetahui masalah kesehatan jiwa dan mempermudah arah
tindak lanjut
c) Sasaran peserta didik dengan indikasi masalah psikososial
d) Rekomendasi tindak lanjut
3) SDQ ulang setelah 3 bulan
a) SDQ siswa mendapat intervensi
b) Rujukan ke Faskes/ Konseling di sekolah

Tujuan dinas kesehatan di tahun 2024 adalah menduplikasi lokus di sekolah-sekolah lain di
wilayah blora, dengan kegiatan yang sama dengan sekolah lokus.

Anda mungkin juga menyukai