Anda di halaman 1dari 11

TUGAS MAKALAH

ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA II

Dosen Pengampu : Fitriyan Kurnia, S.Pd, M.Si

Disusun oleh :

Nama : Aurellia Wismaya Putri

NPM : 2022 61 026

Kelas : B

PRODI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA DAN PENDIDIKAN PROFESI


BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESHATAN BAITURRAHIM JAMBI 2023


BAB I

PENDAHULUAN

I.SISTEM ENDOKRIN

Endokrin berasal dari bahasa Yunani yang artinya “sekret ke dalam”.masuk sirkulasi ke dalam
darah yaitu hormon ( merangsang). Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran
( ductiess ) yang menghasilkan hormon yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk
mempengaruhi organ-organ lain. Hormon bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di bawah
oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan”
tersebut menjadi suatu tindakan.(Evi L. D, 2014).

Sistem endokrin terdiri atas badan-badan jaringan kelenjar,seperti tiroid,tapi juga terdiri atas
kelenjar yg ada di dalam suatu organ tertentu,seperti testis,ovarium,dan jantung. Sistem endokrin
menggunakan hormon untunk mengendalikan dan mengatur fungsi tubuh sama seperti sistem
saraf menggunakan sinyal listrik kecil. Kedua sistem berinteraksi di otak dan saling
melengkapi,tapi mereka cenderung berkerja dengan kecepatan yang berbeda. (Philip E.P, 2001).
Jika kelenjar endokrin mengalami kelainan fungsi, maka kadar hormon di dalam darah bisa
menjadi tinggi atau rendah, sehingga mengganggu fungsi tubuh. Untuk mengendalikan fungsi
endokrin, maka pelepasan setiap hormon harus diatur dalam batas-batas yang tepat.. (Philip E.P,
2001).
Fungsi Sistem Endokrin

Seiring dengan saraf, sistem endokrin berfungsi untuk mempertahankan hemostasis selama
istirahat dan olahraga. Saraf dan sistem endokrin juga bekerja sama unttuk memulai dan
mengendalikan gerakan, dan semua gerakan yang melibatkan proses fisiologis. Dimana sistem
saraf bertindak cepat (hamper seketika) menyampaikan pesan impulls saraf , sistem endokrin
memiliki respon lebih lambat tapi lebih tahan lama dari impuls sistem saraf. (Pearsce, Evelyn C.
2011).

Sistem endokrin mengatur pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi dan menambah kapasitas
tubuh untuk menangani stress fisik dan psikologis.

Secara keseluruhan, masing-masing kelenjar yang terdapat dalam tubuh memiliki fungsi yang
berbeda-beda tergantung dari mana kelenjar tersebut dihasilkan. Akan tetapi, secara umum
fungsi kelenjar endokrin adalah:

• Penghasil Hormon – Kelenjar endokrin bertugas untuk menghasilkan berbagai macam jenis
hormon yang nantinya akan disalurkan ke darah apabila diperlukan oleh jaringan tubuh tertentu.

• Mengontrol Aktivitas – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mengontrol aktivitas dari kelenjar
tubuh agar dapat berfungsi dengan normal dan maksimal

• Merangsang Aktivitas – Kelenjar endoktrin juga bertugas untuk merangsang aktivitas kelenjar
tubuh untuk kemudian disampaikan ke sistem saraf dan menciptakan suatu efek dari rangsangan
tersebut.

• Pertumbuhan Jaringan – Kelenjar endoktrin juga mempengaruhi pertumbuhan jaringan pada


manusia agar jaringan tersebut berfungsi maksimal.

• Mengatur Metabolisme – Kelenjar endoktrin juga berfungsi untuk mengatur metabolisme


dalam tubuh, sistem oksidasi tubuh serta bertugas untuk meningkatkan absorpsi glukosa dalam
tubuh dan pada usus halus.
• Metabolisme Zat – Kelenjar endoktrin bertugas untuk mempengaruhi fungsi metabolisme
lemak, vitamin, metabolisme protein, mineral, air dan hidrat aranga dalam tubuh untuk agar
optimal.

Sedangkan fungsi dari hormone adalah :

• Mengendalikan proses-proses dalam tubuh manusia seperti proses metabolism, proses


oksidatif, perkembangan seksual.

• Menjaga keseimbangan fungsi tubuh (hemeotasis).

Pada umumnya, sistem hormonal ( sistem endikrin ) terutama berhubungan denagn pengaturan
sebagai fungsi metabolisme tubuh, mengatur kecepatan reaksi kimia di dalam sel atau trnspor
zat-zat melalui membran selatau aspek-aspek metabolisme sel lainnya seperti pertumbuhan dan
sekresi. (Philip E.P, 2001)
BAB II

PEMBAHASAN

1) Dian, seorang wanita usia 32 tahun, mengeluhkan siklus menstruasinya yang tidak teratur

dan sulit untuk hamil. Setelah pemeriksaan medis, didapatkan hasil bahwa Dian mengalami

Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS).

a. Berdasarkan kasus ini, hormon apa saja yang mempengaruhi sistem reproduksi Dian !

b. Apa gejala yang dialami oleh pasien PCOS !

c. Bagaimana penanganan pasien yang mengalami PCOS !

Jawaban:

a. Penderita PCOS mengalami gangguan menstruasi dan memiliki kadar hormon

maskulin (hormon androgen) yang berlebihan. Hormon androgen yang berlebih

pada penderita PCOS dapat mengakibatkan ovarium atau indung telur

memproduksi banyak kantong-kantong berisi cairan. Akibatnya, sel telur tidak

berkembang sempurna dan gagal dilepaskan secara teratur.

-Hormon insulin adalah hormon yang menurunkan kadar gula dalam darah. Insulin

yang berlebih akan membuat tubuh meningkatkan produksi hormon androgen dan

mengurangi sensitivitas tubuh terhadap insulin.

b. 1. Periode menstruasi yang tidak teratur.

2. Telah mencoba hamil selama lebih dari 12 bulan tetapi belum berhasil

3. Pertumbuhan rambut pada wajah dan tubuh (punggung, perut, dan dada) yang

berlebihan, disebut hirsutisme.

4. Munculnya jerawat dan wajah berminyak.

5. Penambahan berat badan.


6. Rambut di kulit kepala menjadi lebih tipis dan bisa rontok.

7. Penggelapan kulit, dapat berupa bercak gelap pada kulit dapat terbentuk di

lipatan tubuh seperti di leher, selangkangan, dan di bawah payudara.

8. Sakit kepala.

2) Sarah, seorang wanita usia 35 tahun, mengalami kesulitan untuk hamil setelah berusaha

selama lebih dari satu tahun. Setelah pemeriksaan medis, ditemukan bahwa Sarah memiliki

gangguan fungsi tiroid yang mempengaruhi kehamilan.

a. Dalam kasus ini, hormon-hormon apa saja yang mempengaruhi kehamilan Sarah

sehingga sarah mengalami gangguan fungsi tiroid !

b. Bagaimana penanganan yang diberikan kepada Sarah untuk meningkatkan

peluang kehamilan!

Jawaban:

a. Hormon tiroid berinteraksi dengan hormon reproduksi perempuan, estrogen dan

progesteron, untuk menjaga fungsi normal ovarium dan pematangan telur

(oosit).Jika kelenjar tiroid Anda melepaskan terlalu banyak (hipertiroidisme) atau

terlalu sedikit (hipotiroidisme) hormon tiroid maka keseimbangan hormon

reproduksi dapat terganggu, yang akan mengakibatkan gangguan kesuburan

terkait tiroid, seperti gangguan ovulasi, menstruasi yang tidak teratur, dan

kesuburan berkurang. Karena penyakit tiroid adalah gangguan endokrin umum

pada perempuan di usia subur.

Hipertiroidisme 10 kali lebih sering terjadi pada perempuan daripada pada laki-

laki dan dapat menyebabkan perempuan mengalami kesulitan yang bukan hanya

dirasa ketika mengusahakan kehamilan, tapi juga ketika hamil.


b. Terapi yodium radioaktif atau operasi. Pada perempuan, penerapan pengobatan

yodium radioaktif sebelum kehamilan biasanya dapat menghilangkan kebutuhan

akan obat anti-tiroid. Seorang perempuan harus menunggu 4-6 bulan setelah

pengobatan yodium radioaktif sebelum melakukan program kehamilan.

KASUS 3

Maria, seorang wanita usia 28 tahun, mengeluhkan siklus menstruasinya yang tidak teratur dan
kesulitan untuk hamil setelah lebih dari satu tahun berusaha. Setelah pemeriksaan medis,
didapatkan bahwa Maria mengalami gangguan produksi hormon yang mempengaruhi sistem
reproduksinya

a. Berdasarkan kasus ini, hormon apa saja yang mempengaruhi sistem reproduksi Maria !

b. Apa akibat jika pasien memiliki siklus menstruasi tidak teratur !

c. Bagaimana penanganan yang diberikan kepada Maria !

Jawaban

a. Siklus haid Maria yang tidak teratur dan kesulitan untuk hamil disebabkan oleh gangguan
hormonal yang memengaruhi sistem reproduksinya. Hormon-hormon berikut terlibat dalam
sistem reproduksi wanita:

• GnRH : Hormon pelepas gonadotropin (GnRH) memicu pelepasan hormon dari kelenjar
hipofisis, yaitu hormon perangsang folikel (FSH) dan hormon luteinizing (LH), yang mengontrol
produksi estrogen dan progesterone.

• FSH : Follicle-stimulating hormone (FSH) merangsang pertumbuhan folikel ovarium, yang


mengandung sel telur.

• LH : Luteinizing hormone (LH) memicu ovulasi, pelepasan sel telur dari folikel.

• Estrogen : Estrogen diproduksi oleh ovarium dan berperan dalam perkembangan karakteristik
seksual wanita, pengaturan siklus menstruasi, dan pemeliharaan kehamilan.
• Progesteron : Progesteron diproduksi oleh ovarium dan membantu mempersiapkan rahim untuk
kehamilan.

Ada kemungkinan bahwa gangguan hormonal Maria memengaruhi produksi atau pengaturan
satu atau lebih hormon ini, yang menyebabkan siklus menstruasinya tidak teratur dan kesulitan
untuk hamil.

b. Memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon
yang memengaruhi sistem reproduksi .Hormon memainkan peran penting dalam sistem
reproduksi, dan setiap gangguan pada produksinya dapat menyebabkan masalah kesuburan dan
menstruasi Berikut adalah beberapa konsekuensi potensial dari siklus menstruasi yang tidak
teratur:

• Sulit hamil: Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat mempersulit prediksi ovulasi dan
kehamilan.

• Ketidak seimbangan hormon: Ketidak seimbangan hormon dapat menyebabkan berbagai


gejala, termasuk jerawat, penambahan berat badan, dan perubahan suasana hati.

• Peningkatan risiko kondisi tertentu: Siklus menstruasi yang tidak teratur dapat menjadi gejala
kondisi tertentu, seperti endometriosis, sistitis, dan fibroid rahim.

• Kualitas hidup yang berkurang: Ketidakteraturan menstruasi dapat mengganggu dan tidak
nyaman, memengaruhi kualitas hidup seseorang. Penting untuk mencari pertolongan medis jika
Anda mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, terutama jika Anda sedang mencoba untuk
hamil. Penyedia layanan kesehatan dapat membantu mengidentifikasi penyebab yang mendasari
dan merekomendasikan perawatan yang tepat.

c. Maria, wanita berusia 28 tahun, mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur dan sulit hamil
setelah setahun lebih mencoba. Setelah dilakukan pemeriksaan medis, diketahui bahwa Maria
mengalami gangguan produksi hormon yang mempengaruhi sistem reproduksinya. Berikut
adalah beberapa kemungkinan perawatan untuk kondisi Maria berdasarkan hasil pencarian:

• Terapi hormon : Terapi hormon dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan
meningkatkan kesuburan pada wanita dengan gangguan produksi hormon.

• Pembedahan : Dalam beberapa kasus, pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan


pertumbuhan jaringan abnormal yang memengaruhi produksi hormon dan kesuburan.

• Perubahan gaya hidup : Mempertahankan gaya hidup sehat dapat membantu meningkatkan
kesehatan reproduksi. Ini termasuk olahraga teratur, mengelola stres, dan tidur yang cukup
• Pengobatan : Pengobatan tertentu dapat membantu mengatur siklus menstruasi dan
meningkatkan kesuburan pada wanita dengan gangguan produksi hormon.

Penting bagi Maria untuk berkonsultasi dengan dokternya untuk menentukan pengobatan terbaik
untuk kondisi spesifiknya .
KESIMPULAN

Sistem endokrin adalah control kelenjar tanpa saluran ( ductiess ) yang menghasilkan hormon
yang tersirkulasi di tubuh melalui aliran darah untuk mempengaruhi organ-organ lain. Hormon
bertindak sebagai “pembawa pesan” dan di bawah oleh aliran darah ke berbagai sel dalam tubuh
yang selanjutnya akan menerjemahkan “pesan” tersebut menjadi suatu tindakan.

Organ endokrin yang terdapat berikut:

• Kelenjar Hipofisis, lobus anterior dan posterior.

• Kelenjar Tiroid dan Paratiroid,

• Kelenjar Suprarenal,kortek dan medula, dan

• Kelenjar timus dan barang kali juga badan Pineal

• Sistem endokrin merupakan sistem yang unik karena terdiri dari kelompok berbagai kelenjar
atau jaringan yang tersebar di seluruh tubuh. Kelenjar tubuh memiliki fungsi baik eksokrin atau
endokrin. Kelenjar eksokrin, termasuk kelenjar keringat dan kelenjar lakrimal, bertanggung
jawab untuk mengeluarkan zat langsung ke saluran yang mengarah ke daerah sasaran.

• Ringkasnya, hormon yang berperan dalam sistem reproduksi antara lain androgen, LH, FSH,
prolaktin, dan insulin. Dalam kasus PCOS, ketidak seimbangan hormon ini dapat menyebabkan
siklus menstruasi yang tidak teratur dan sulit hamil.

• Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) adalah gangguan hormonal yang menyerang wanita,
menyebabkan berbagai gejala. Seperti salah satu gejalanya ,ketidak teraturan menstruasi,
infertilisasi dan lain-lain.

• Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah gangguan hormonal yang dapat menyebabkan
siklus menstruasi tidak teratur dan sulit hamil. Berikut adalah beberapa pendekatan untuk
mengobati PCOS: perubahan gaya hidup , obat-obatan , dukungan psikologi dan lain-lain.

• kelainan tiroidnya memengaruhi kemampuannya untuk hamil. Hal ini karena hormon tiroid
berperan penting dalam perkembangan dan pertumbuhan otak janin, dan ketidak seimbangan
hormon tersebut dapat memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko cacat lahir.

• Hormon-hormon berikut terlibat dalam sistem reproduksi wanita: GnRH, Estrogen dll

• Memiliki siklus menstruasi yang tidak teratur bisa menjadi tanda ketidakseimbangan hormon
yang memengaruhi sistem reproduksi .Hormon memainkan peran penting dalam sistem
reproduksi, dan setiap gangguan pada produksinya dapat menyebabkan masalah kesuburan dan

menstruasi.
• Ada beberapa kemungkinan perawatan untuk kondisi Maria berdasarkan hasil pencarian: terapi

hormon , pembedahan dan lain2 .

DAFTAR PUSTAKA

Luwita, Dwisang Evi, S.Si.2014. Anatomi dan Fisiologi untuk Perawat dan

Paramedis.Tangerang Selatan.

Pack, E Philip, Ph. 2001. Anatomi dan Fisiologi .Bandung.

Pearsce, Evelyn C. 2011. Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis – Jakarta.

Pearce, Evelyn C. 2002. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis – Jakarta.

Rubin , M. R. & J. Sliney Jr. 2014. Therapy of hypoparathyroidism with intact parathyroid

hormone. Jurnal Keperawatan Bina Medika, Jakarta.

Syamsuri Istamar.(2004). Biologi Untuk SMA. Jakarta.

Syafuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa perawat edisi 3.Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai