Anda di halaman 1dari 8

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Amanat penciptaan manusia oleh Allah SWT adalah untuk menjadi

khalifah atau pemimpin dimuka bumi. Agar menjadi pemimpin yang baik,

manusia harus mempunyai berbagai macam ilmu pengetahuan. Ilmu

pengetahuan tersebut dapat diperoleh melalui proses pendidikan. Proses

pendidikan sebagaimana termaktub dalam surat Al-Isra’ ayat 4 bahwa Allah

mengajarkan manusia melalui perantaraan kalam atau kalimat. Dari hal ini

dapat kita mengambil sebuah kesimpulan bahwa betapa pentingnya

pendidikan bagi manusia.

Masalah pendidikan merupakan persoalan yang sangat penting dalam

suatu negara. Kualitas pendidikan menjadi tolak ukur perkembangan bangsa

dan negara tersebut. Perkembangan suatu bangsa hanya dapat dilaksanakan

oleh manusia-manusia yang memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang

memiliki kapasitas intelektual tinggi. Sedangkan SDM hanya dapat diperoleh

melalui sistem pendidikan yang bermutu. Semakin tinggi mutu pendidikan

suatu bangsa, maka akan semakin cepat pula perkembangan bangsa tersebut.

Agar mutu pendidikan itu dapat meningkat, maka dibutuhkan sebuah

proses pembelajaran yang memadai. Proses pembelajaran memiliki dua

komponen yaitu belajar dan mengajar. Belajar adalah proses perubahan

tingkah laku yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. 1 Belajar yang
1
1
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung;
Universitas Putra Indonesia, 2003), h .7
2

dimaksud adalah seperti prilaku berbicara, menulis, berfikir, memecahkan

masalah mengingat masalah dan berbuat kreatif. Agar setiap siswa yang

mengikuti proeses belajar dapat berfikir dengan kreatif dan meningkatkan

hasil belajar mereka, maka dibutuhkan sarana dan prasarana yang baik. Selain

itu, karena proses belajar mengajar tidak hanya tergantung pada sarana dan

prasarana serta siswa saja, akann tetapi ada komponen lain yang juga

menentukan, faktor tersebut adalah seorang guru yang akan mengajar .

Dalam proses pembelajaran, seorang guru harus memiliki dua

komponen utama, yaitu penguasaan materi dan penguasaan metode

pengajaran. Dengan adanya penguasaan materi dan metode pengajaran yang

baik oleh guru, maka peningkatan hasil belajar siswa akan dapat meningkat.

Ketika siswa dan guru sudah menjalankan fungsi dan tugasnya

sebagaimana mestinya, pemerintah sebagai pemegang sistem juga harus

berperan dengan aktif. Salah satu wujud nyata peran aktif yang telah

dijalankan pemerintah sebagai pemegang sistem adalah dengan terus

mengembangkan standar pendidikan Indonesia, yaitu dengan menjadikan mata

pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Matematika sebagai standar

kelulusan. Matematika merupakan salah satu pelajaran wajib yang diajarkan di

sekolah, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi seperti yang di

jelaskan dalam Undang Undang RI No 21 tahun 2003 tentang Sisdiknas

(sistim Pendidikan Nasional) pasal 37 bahwa mata pelajaran matematika

merupakan mata pelajaran wajib bagi siswa pada jenjang pendidikan dasar dan

menengah.
3

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik dan maksimal apabila

dalam proses pembelajaran tersebut didukung dengan sarana dan prasarana

yang memadai seperti ketersediaan buku pegangan siswa. Dalam dunia

pendidikan, buku merupakan bagian dari kelangsungan pendidikan. Dengan

buku, pelaksanaan pendidikan dapat lebih lancar. Guru dapat mengelola

kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien lewat sarana buku. Siswa pun

dalam mengikuti kegiatan belajar dengan maksimal dengan sarana buku. 2

Dengan kata lain, apabila buku pegangan pada siswa tidak ada, maka

pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan efisien.

Selama melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan di SMAN 2

Sungai Tarab, peneliti melihat bahwa siswa yang memiliki buku pegangan

hanya beberapa orang siswa saja, sehingga dalam pembelajaran yang

dilakukan kebanyakan siswa tersebut banyak yang mengerjakan kegiatan lain

yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Akibat dari hal tersebut, hasil

belajar mereka banyak yang tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hal

ini tergambar pada daftar nilai siswa kelas X4 di bawah ini.

Tabel 1 . Persentase Ketuntasan Nilai Ujian Semester Genap


Kelas X SMAN 2 Sungai Tarab Tahun Ajaran
2010/2011

2
Masnur Muslich, Ada Apa dengan Buku Teks?, tersedia di http://masnur-
muslich.blogspot.com/2008/10/ada-apa-dengan-buku-teks.html
4

Kelas Tuntas Tidak Tuntas


X1 46,3% 53,7%

X2 55,8% 44,2%

X3 38,1% 61,9%

X4 57,15% 42,85%

Sumber: Waka Kurikulum SMAN 2 Sungai Tarab

Untuk menanggulangi permasalahan tersebut, salah satu upaya yang

bisa dilakukan oleh guru adalah dengan penerapan pembelajaran menggunakan

modul. Penerapan pembelajaran menggunakan modul diajukan sebagai upaya

untuk menanggulangi masalah diatas, karena dengan penerapan pembelajaran

menggunakan modul siswa dapat belajar secara mandiri. Dengan belajar secara

mandiri, kemungkinan siswa untuk melakukan kegiatan yang tidak

berhubungan dengan pembelajaran dapat diminimalisir. Selain hal tersebut,

dengan adanya modul siswa dapat mengefektifkan waktu belajarnya sesuai

dengan kecepatan dan kemampuan belajar mereka masing-masing. Dengan

meningkatnya aktivitas serta efektivitas belajar siswa, maka peningkatan hasil

belajar siswapun dapat tercapai. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik

untuk membahas masalah ini yang akan peneliti beri judul: PENERAPAN

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODUL DALAM

PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI IPS

SMAN 2 SUNGAI TARAB


5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti dapat

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Kurangnya ketersedian buku pegangan siswa

b. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika

c. Hasil belajar matematika siswa masih rendah.

C. Batasan Masalah

Mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan teori-teori yang

mendukung maka peneliti membatasi masalah ini pada:

a. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika

b. Hasil belajar matematika siswa dilihat dari ranah kognitif dengan

menggunakan modul pembelajaran matematika pada materi komposisi

fungsi dan fungsi invers.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, peneliti merumuskan masalah

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana aktifitas siswa dengan penerapan pembelajaran menggunakan

modul dalam pembelajaran di kelas XI SMAN 2 Sungai Tarab.

2. Apakah hasil belajar matematika siswa dengan penerapan pembelajaran

menggunakanan modul lebih tinggi dari pada hasil belajar matematika

siswa dengan pembelajaran konvensional?


6

E. Asumsi Penelitian

Adapun asumsi dalam penelitian ini adalah:

1. Setiap siswa memiliki kesempatan dan waktu yang sama untuk

memperoleh materi pelajaran

2. Nilai yang diperoleh pada akhir penelitian mencerminkan

kemampuan akademis belajar matematika siswa.

F. Hipotesis

Hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah: “Hasil

belajar matematika siswa pada pembelajaran menggunakan modul lebih tinggi

dari pada hasil belajar matenatika siswa pada pembelajaran konvensional”

G. Definisi operasional

Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat

dipelajari secara mandiri oleh peserta didik. Modul disebut juga media untuk

belajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar

sendiri.3 Artinya, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa

kehadiran guru secara langsung. Bahasa, pola, dan sifat kelengkapan lainnya

yang terdapat dalam modul ini diatur sehingga ia seolah-olah merupakan

“bahasa pengajar” atau bahasa guru yang sedang memberikan pengajaran

kepada murid-muridnya.

3
Muh. Rosyid, pengertian, fungsi dan tujuan penulisan modul. Tersedia di
http://www.rosyid.info/2010/06/pengertian-fungsi-dan-tujuan-penulisan.html
7

Pembelajaran menggunakan modul adalah proses belajar, dimana

siswa dapat belajar sendiri dengan bantuan modul. Hal ini memungkinkan

karena dalam modul pembelajaran itu dilengkapi dengan berbagai komponen.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan modul yang dibuat oleh

Muhammad Zainal Abidin ( Guru Matematika SMAN 1 Bone-bone Sulsel)

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.4 Hasil belajar siswa dilihat pada

ranah kognitif siswa. Hasil belajar dan aktivitas siswa secara operasional

dalam penelitian ini merupakan sasaran yang ingin dicapai dalam penerpan

modul pembelajaran matematika.

Pembelajaran konvensioanal merupakan pembelajaran yang

dilakukan secara klasikal dengan metode ceramah atau ekspositori dan

pemberian tugas secara individu. Pembelajaran ini adalah pembelajaran yang

menggunakan komunikasi satu arah.

H. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran

dengan penggunaan modul di kelas XI SMAN 2 Sungai Tarab .

b. Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika siswa dengan

penerapan pembelajaran menggunakan modul lebih tinggi dari pada

hasil belajar matematika siswa dengan pembelajaran konvensional.

I. Kegunaan Penelitian

4
Nana sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung; Remaja
Rosdakarya, 2005), h.22
8

Penelitian ini diharapkan berguna untuk :

a. Sebagai bahan masukan bagi guru dan

calon guru matematika untuk memilih dan membuat bahan ajar yang

akan digunakan.

b. Sebagai informasi bagi guru matematika

dan peneliti berikut untuk melakukan penelitian lebih dalam lagi

c. Sebagai masukan bagi semua pihak yang

berkecimpung dalam dunia kependidikan, khususnya guru matematika

untuk meningkatkan prestasi belajar matematika umumnya

d. Sebagai referensi bagi guru matematika

dalam melaksanakan proses belajar mengajar.

Anda mungkin juga menyukai