Anda di halaman 1dari 26

MANAJEMEBN ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN

DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN SAUMLAKI


KABUPATEN KEPULAUAN TANIMBAR

No. Register : 034687

Tanggal masuk : 28 Oktober 2022, Jam : 07.30 WIT

Tanggal pengkajian : 28 Oktober 2022 Jam : 08.15 WIT

LANGKAH I : PENGUMPULAN DATA DASAR

A. Identitas ibu / suami

Nama : Ny. H / Tn I

Umur : 28 tahun / 28 tahun

Suku : Bugis / makassar

Agama : Islam / Islam

Pendidikan : D-III Komputer / SMA

Pekerjaan : PNS / Wiraswasta

Lama menikah : 1,6 tahun

Alamat : Tanimbar Raya no 12/1

B. Keluhan utama

Nyeri perut bawah sampai ke belakang disertai pengeluaran lendir dan darah.

1. Riwayat keluhan : Tanggal 28 Oktober 2022, jam 03.00 WIT, merasakan nyeri

perut tembus kebelakang disertai pengeluaran lendir dan darah.

2. Upaya mengatasi keluhan : Dengan cara tarik nafas panjang dan mengurut —

urut bagian pinggang dilakukan sendiri dan kadang dibantu suami.

C. Riwayat Reproduksi
1. Menarche : 12 tahun.

2. Lama haid : 3 — 5 hari.

3. Siklus : 28 — 30 hari.

4. Tidak ada keluhan dismenorhoe.

D. Riwayat kesehatan sekarang dan lalu

1. Ibu tidak pernah mengalami tanda — tanda bahaya kehamilan.

2. Ibu tidak pernah menderita penyakit serius yang mengharuskan untuk masuk

Rumah Sakit.

3. Ibu tidak ada riwayat penyakit menular atau menahun, keturunan kembar

dalam keluarga.

4. Tidak pernah ketergantungan dalam merokok, obat — obatan dan alkohol.

Obat yang diminum selama hamil sesuai resep dokter.

E. Riwayat kehamilan Sekarang

a. HPHT :25-01- 2022, Taksiran Persalinan : 1 Nopember 2022 , Umur

kehamilan 39 minggu, 3 hari

b. Kehamilan pertama dan pernah abortus pada kehamilan sebelumnya

sebelumnya.

c. Masih merasa gerakan janin terakhir 10 menit lalu.

d. ANC teratur lebih dari 4 kali dan mendapat TT 2x di Puskesmas Jumpandang

baru

e. Selama hamil tidak ada masalah

F. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

G. Pola kebutuhan seharí — hari

1. Nutrisi

a. Ibu sudah makan sebelum ke rumah sakit

b. Minum air putih 100 cc (30 menit lalu)

2. Eliminasi

a. Selama di kamar bersalin BAK sebanyak 3 kali, volume tidak ditakar

b. BAB terakhir jam 06.30 WIT

3. Personal hygiene

a. Ibu nampak bersih, dan tidak berbau.

b. Gigi bersih, terawat dan tidak berbau.

H. Data Psikososial, ekonomi dan spiritual

1. Ibu dan keluarga sangat menantikan kelahiran bayi yang pertama

2. Ibu dan keluarga sangat kooperatif dengan petugas

3. Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak mau

ditinggal bidan.

J. Pemeriksaan fisik :

1. Wajah : - Tampak ketegangan pada wajah

- Ibu meringis bila kesakitan dan gelisah

2. Tanda — tanda vital :

TD :110/70 mmHg P : 20x/menit

N : 84x/menit S : 36,8 º C

3. Tidak tampak oedema pada wajah dan tangan.

4. Konjungtiva merah muda, sklera putih.


5. Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran vena jugularis.

6. Puting susu menonjol, ada pengeluaran kolostrum saat dipencet, tidak ada

massa atau tumor,terdapat hyperpigmentasi pada areola mammae.

7. Abdomen :

a. Ada striae albicans dan linea nigra.

b. Perut membesar (Bulat ).

c. Tidak ada bekas operasi, tonus otot tegang.

d. Palpasi menurut leopod :

Leopod I : TFU 3 jari di bawah Prosessus Xypoedeus

Mc.donald (Midline) : 32cm

Leopod II : Teraba bagian yang lebar memanjang ada

tahanan seperti papan pada sisi perut bagian kiri

Leopod III : Teraba bagian bulat,kers dan tidak dapat

digerakkan lagi

Leopod IV : jari-jari kedua tangan tidak dapat masuk kebagian

atas simfisis, kepala sudah masukPintuAtas Panggul (PAP)

Lingkar perut : tidak diukur

e. Perlimaan : 3/5

f. TBJ : 3100gram

g. Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit durasi 42 detik

h. DJJ 140x / menit

8. Genetalia

a. Tidak ada varises atau oedema pada vulva dan vagina;keluar lendir

bercampur darah
b. Pemeriksaan dalam

Tanggal Tanggal 28 Oktober 2022, jam 07.30 WIT

1)Vulva dan vagina tidak ada kelainan (terlihat ada pengeluaran lendir

bercampur darah,tidak udem,tidak ada sikatrik,kondiloma, varises)

2) Suhu Vagina Hangat, tidak ada benjolan dan septum

3)Portio tipis lunak

4)Pembukaan serviks 8 cm

5)Selaput Ketuban utuh, tipis dan menonjol

6) Presentasi Kepala

7) Posisi presentasi : Ubun-Ubun Kecil Kiri depan

8) Penurunan Kepala : Hogde III (Station 0)

9) Kesan Panggul : dalam batas normal

10)Pelepasan lendir dan darah (+)

2) Tungkai

Tidak ada oedema dan varises.

K. Pemeriksaan Laboratorium :

Tanggal 27 September 2022

HB : 13, 1 gram %

LANGKAH II : IDENTIFIKASI DIAGNOSIS / MASALAH/KEBUTUHAN

1. Diagnosis :

GIIP0AI

Umur Kehamilan 39,3hari (39-40 minggu)

Inpartu kala I fase Aktif dilatasi maksimal


2.Masalah Kebidanan : nyeri karena kontraksi Persalinan Kala I dan kecemasan

GIIP0AI

Data Subjektif

Ibu mengatakan ini persalinan pertama, pernah keguguran 1 kali pada kehamilan

sebelumnya

Data Objektif

Dinding perut masih tegang (tidak kendur)

Umur Kehamilan 39,3hari (39-40 minggu)

Data Subjektif

Ibu Mengatakan HPHT tanggal 25-01- 2022

Data Objektif

Pemeriksaan palpasi menurut Leopold (I)

TFU 3 jari di bawah Prosessus Xypoedeus

Leopold IV :Kepala sudah masuk Pintu Atas Panggul

Inpartu Kala I fase Aktif (Dilatasi Maksimal)

Data Subjektif :

Ibu mengatakan nyeri perut tembus kebelakang disertai pengeluaran lendir

dan darah.

Data Objektif :

a.Kontraksi uterus 4x dalam 10 menit, durasi 42-45 detik

b. Pemeriksaan dalam :

Portio tipis lunak, Pembukaan serviks 8 cm, Selaput Ketuban utuh tipis, UUK

Kiri depan, Kepala turun hogde III, Panggul dalam kesan normal, Pelepasan

lendir dan darah (+)


Analisis dan Interprestasi Data

Pada kehamilan lanjut terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron,


plasenta semakin tua sehingga fungsi hormon progesteron sebagai penenang
otot-otot polos (relaksasi) menurun. Terjadinya kontraksi menuntut kerjasama
antara 3 lapisan otot polos dalam rahim yaitu lapisan luar yang memanjang
(longiudinal), lapisan dalam yang melingkat (Sirkuler) dan lapisan diantara
keduanya yang terdiri dari otot-otot yang beranyaman seperti tikar. Saat kontraksi
seluruh otot polos tersebut bekejasama membentuk gerakan mirip gelombang,
yang dimulai dari salah satu ujung sambungan saluran telur pada bagian
kanan/kiri atas rahim. Gerak gelombang tersebut menjalar ke bawah hingga terasa
di seluruh bagian rahim. Kontraksi yang sangat teratur akan terjadi pendataran
(effachement) dan pembukaan (dilatasi) serviks maka akan terjadi proses
persalinan(Musbikim, 2007)

2. Masalah : Nyeri karena kontraksi persalinan Kala I dan Kecemasan

Data Subjektif : Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak

mau ditinggal bidan.

Data Objektif :

Ekspresi wajah meringis kesakitan jika timbul kontraksi

Analisis dan Interprestasi Data

Rasa tidak nyaman atau nyeri dalam kala I persalinan akibat adanya kontraksi

rahim. Kontraksi rahim dapar menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks, dan

iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit)

sebagai akibat kontraksi miometrium. Impuls rasa nyeri ditransmisi melalui

segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesoris torakal bawah serta saraf

simpatik lumbar atas yang berasal dari korpus uterus dan serviks. Rasa tidak
nyaman akibat perubahan serviks dan iskemia rahim disebut nyeri viseral yang

berasal dari bagian bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan

menurun ke bawah(Bobak, 2005). Kontraksi selama fase aktif menjadi lebih

sering dengan durasi lebih panjang dan intensitas lebih kuat. Menjelang akhir

fase aktif kontaksi biasanya muncul setiap 2-3 menit dan berkisar sekitar 60 detik

(Varney, 2008)

3. Kecemasan

Data Subjektif : Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak

mau ditinggal bidan.

Data Objektif : Ekspresi wajah tegang

Analisis dan interpretasi data

Ekspresi efektif akibat suatu penderitaan (nyeri yang dirasakan) sering terjadi

sehingga sering menimbulkan perubahan seperti peningkatan rasa cemas

disertai lapang perseptual yang sempit, mengerang, menangis, gerakan tangan

dan ketegangan otot yang sangat pada seluruh tubuh. Walau ambang nyeri

hampir sama pada semua individu namun jenis kelamin, sosial, etnik dan kultural

tetap mempunyai peranan penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Ketegangan

emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri

selama persalinan. Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat menginduksi ketakutan

hingga timbul kecemasan hingga berakhir kepanikan.

Karena wanita primipara mengalami persalinan lebih panjang sehingga mersa

lebih letih. Keadaan ini membuat peningkatan nyeri sebagai lingkaran setan

(Bobak, 2005).
LANGKAH III. MENENTUKAN DIAGNOSIS /MASALAH POTENSIAL

Tidak ada data penunjang

LANGKAH IV. ANTISIPASI TINDAKAN KOLABORASI

Tidak ada

LANGKAH V. MENYUSUN RENCANA ASUHAN SECARA MENYELURUH

Inpartu kala I fase Aktif dengan masalah nyeri karena kontraksi dan kecemasan

A. Tujuan

1. Inpartu kala I fase laten berlangsung normal

2. Nyeri berkurang

3. Kecemasan berkurang

B. Kriteria :

1. Fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam

2. Kontraksi uterus adekuat minimal 3x dalam 10 menit durasi 45-60 detik.

3. DJJ tetap dalam batas normal 120 - 160 x per menit.

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal

5. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri

6. Ibu mempunyai koping adekuat

C. Rencana tindakan

1. Jelasan proses dan kemajuan persalinan

Rasional : Wanita yang mempersiapkan diri menghadapi perslinan ingin

mengetahui proses persalinan saat ini. Namun wanita yang tidak

mempersiapkan diri ingin mengetahui apa yang sedang terjadi di dalam

tubuhnya

2. Berikan support emosional


Rasional : Rasa takut ditinggal sendiri dan nyeri akibat proses persalinan

dapat menghambat kemajuan persalinan. Klien dapat mengalami peningkatan

ansietas dan/atau kehilangan kontrol jika dibiarkan tanpa perhatian. Dukungan

emosi dapat menurunkan rasa takut, tingkat ansietas dan meminimalkan nyeri

serta meningkatkan koping.

3. Pantau keadaan umum ibu

Rasional : Keletihan dan penurunan fisik dipengaruhi oleh tingkat keletihan

saat memasuki persalinan, dehidrasi, lama persalinan, dan kemampuan

menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi. Semua keadaan tersebut dapat

saling mempengaruhi, juga keadaan koping ibu.

4. Observasi Kontraksi uterus, denyut nadi dan DJJ tiap 30 menit

Rasional : Kontraksi yang adekuat minimal 3 kali dalam 10 menit dengan

durasi 45-60 detik akan menunjukan proses persalinan yang baik, Denyut

nadi ibu pada ibu intrapartum cenderung mengalami penurunan. Frekuensi

denyut nadi diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding periode

menjelang persalinan oleh karena adanya peningkatan metabolisme.

Denyut Jantung janin yang normal antara 120-160x/menit menunjukan

kesejahteraan janin.

5. Observasi Tekanan Darah dan suhu tubuh tiap 1 jam

Rasional : Selama kontraksi tekanan darah biasanya meningkat 5-10 mmHg,

dan diantara kontraksi tekanan kembali pada keadaan sebelum kontraksi.

6. Observasi kandung kemih dan anjurkan ibu untuk berkemih tiap 1-2 jam
Rasional : Distensi kandung kemih dapat menghambat kemajuan persalinan

dan ketidaknyamanan serta trauma kandung kemih. Metode terbaik untuk ibu

adalah berjalan ke kamar mandi tiap 1-2 jam jika tidak ada kontraindikasi.

7. Jelaskan fisiologi nyeri

Rasional : Rasa tidak nyaman atau nyeri dalam kala I persalinan akibat

adanya kontraksi rahim. Namun kontraksi tersebut berfungsi untuk

memendekan dan membuka rahim sehingga proses persalinan dapat

berlangsung.Dengan penjelasan diharapkan ibu dapat beradaptasi dengan

nyeri yang dirasakan.

8. Bantu klien penuhi rasa nyaman dan ajari cara relaksasi

Rasional : Menggosok bagian punggung dan sakral dapat membantu

mengurangi rasa nyeri. Relasasi dengan melatih bernapas dalam dengan

tiupan cepat dapat mengarahkan dan memfokuskan perhatian serta

membantu menurunkan presepsi nyeri dalam korteks serebral.

9. Berikan asupan cairan

Rasional : Umumnya selama fase aktif persalinan ibu hanya menginginkan

cairan. Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi dengan manifestasi

suhu tubuh menungkat, kulit kering dan berkurangnya saliva.

10. Berikan dukungan dan pengaturan posisi

Rasional : Wanita yang akan melahirkan dapat mengambil posisi apapun

yang membuatnya merasa nyaman (Dapat berubah-ubah; tidur, berdiri,

berjalan, duduk,mengayun, jongkok, berlutut, posisi tangan dan lutut, lutut-


dada, posisi terlentang atau lateral kiri/kanan). Kehadiran orang terdekat

merupakan hal terpenting dalam semua upaya dukungan dan pemberian rasa

nyaman.

11. Lakukan Pemeriksaan dalam setiap 4 jam (sesuai indikasi)

Rasional : Pemeriksaan dalam dilakukan untuk mengevaluasi kemajuan

persalinan.

12. Siapkan perlengkapan bayi, ibu dan alat persalinan

Rasional : Untuk memastikan kesiapan alat, bahan dan obat-obatan yang

akan digunakan saat persalinan berlangsung, sehingga mempermudah

pelaksanaan asuhan dan membantu pertolongan persalinan.

13. Pendokumentasian asuhan yang telah diberikan

Rasional : Sebagai catatan dan laporan yang lengkap yang berguna untuk

pengambilan keputusan klinik jika diperlukan (Deteksi dini).

LANGKAH VI : Penataksanaan asuhan secara langasung dengan efisien dan


aman
Tanggal ........................, Jam................s/d...............
1. Menjelasan bahwa proses dan kemajuan persalinan berjalan normal, keadaan

janin sehat dan ibu juga siap dan kuat menghadapi proses persalinannya;

Ibu mengangguk sewaktu dijelaskan dan bertanya kapan anaknya lahir.

2. Memberikan support emosional /dorongan moril dengan mengajak ibu untuk

berdoa dan beristigfar dan mengajak ibu untuk fokus ke proses persalinannya

jangan takut dan tegang;Respon ibu baik dan kooperatif, mengikuti apa yang

diajarkan serta mengucapkan istigfar setiap sakit


3. Memantau keadaan umum ibu; Ibu tampak kecapean

4. Melakukan Observasi Kontraksi uterus, denyut nadi dan DJJ tiap

30 menit

Hasil :

Jam 08.30. : His 4x/10 menit, lamanya 42-45 detik, Nadi 80x/menit, Djj

136x/menit

Jam 09.00 : His 5x/10 menit, lamanya 45-50 detik, Nadi 84x/menit, Djj

140x/menit, Tekanan darah 120/70 mmHg.

5. Membantu memberikan minum

Hasil : minum 1 kotak susu ultra (dihabiskan)

6. Melakukan Observasi kandung kemih dan membantu ibu berkemih;Tampak

distensi di atas simpisis, ibu tidak mau ke kamar kecil maka BAK dilakukan

ditempat tidur (urin ± 200 cc)

7. Menjelaskan fisiologi nyeri dan ajari cara mengatasi nyeri;Ibu memperhatikan

dan mau mengikuti cara mengatasi nyeri dengan bernapas dalam (Inspirasi)

lewat hidung dan melepaskan (ekspirasi) melalui mulut dengan napas cepat.

8. Membantu ibu penuhi rasa nyaman dengan cara counterpressure dan

mengajari keluarga (Ibu mertua) cara melakukan counterpressure dan deep

masage;Ibu lebih senang dilakukan pengurangan nyeri dengan counter

pressure

9. Memberikan dukungan dan pengaturan posisi dengan cara ; menghadirkan

orang terdekat yang diinginkan dan memberikan ibu menentukan posisi yang

nyaman; Ibu mau didampingi ibu mertuanya dan posisi yang ibu senangi

adalah miring dan terkadang terlentang dengan kepala lebih tinggi.


10. Memantau kemajuan persalinan;

Jam 09.10 Ketuban pecah spontan, air ketuban berwarna jernih sedikit keruh,

Hasil VT : Effacement 100%, Pembukaan serviks lengkap, Kepala turun

hogde IV, Pelepasan lendir dan darah meningkat.

11. Menyiapkan alat partus, perlengkapan ibu dan bayinya

Alat partus, pakaian ibu dan bayinya dalam keadaan siap pakai.

11. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan pada catatan bidan dan

partograf

LANGKAH VIII : EVALUASI Mengevaluasi keefektifan asuhan dan modifikasi asuhan

Tanggal..................,Jam...........................
1. Fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam (Jam 05.00-09.15)

2. Kontraksi uterus adekuat 5x/ 10 menit durasi 45-55 detik.

3. DJJ tetap dalam batas normal 140x/ menit.

4. Tanda-tanda vital dalam batas normal (T/D :120/80 mmHg, Nadi

88x/menit,suhu 37oC)

5. Ibu dapat beradaptasi dengan nyeri

6. Koping adekuat walau kadang ibu gelisah


PENDOKUMENTASIAN
ASUHAN KEBIDANAN PERALINAN KALA II

Tanggal : 28 Oktober 2022 Jam : 09.10 WIT

SUBJEKTIF

Ibu mengeluh kesakitan dan ingin buang air besar

OBYEKTIF

1. KU : Baik

2. Kadang terlihat gelisah

3. Tanda — tanda vital : TD : 120/70 mmHg, N : 82x/menit, P :20x/menit

4. Perineum menonjol, vulva dan anus membuka


5. His 5x/10 menit lamanya 45-55 menit

6. pemeriksaan dalam :

a. Vulva dan vagina tidak ada kelainan

b. Porsio : effacement 100%

c. Pembukaan servik 10 cm

d. Ketuban sudah pecah

e. Presentasi Kepala

f. Posisi Presentasi : Sutura sagitalis sejajar - simpisis perineum (UUK depan/ di

bawah simpisis)

g. Kepala turun di hodge IV

h. Pelepasan: air ketuban jernih

ASSESMENT

Diagnosis : GIIP0AI, Inpartu kala II

Masalah Kebidanan : Gangguan rasa nyaman; Nyeri karena kontraksi dan

kecemasan.

Kebutuhan: Support emosional, pendamping persalinan, pemenuhan kebutuhan

cairan

Analisis dan Interpretasi data

a. Nyeri pada kala II merupakan nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Nyeri

dirasakan akibat peregangan jarigan perineum/tarikan peritoneum dan topangan

uteroservikal saat kontraksi. Dapat juga diakibatkan oleh pengeluaran janin atau

tekanan pada bagian terendah janin ( kantong kemih, usus atau unsur sensitif
panggul yang lain). Impuls nyeri dihantar melalui saraf pudendus S1-4 dan sistem

parasimpatis jaringan perineum

b. Dengan adanya his yang adekuat mengakibatkan segmen atas rahim

berkontraksi dan mendorong isi uterus (janin) turun ke segmen bawah rahim dan

menekan kolon menyebabkan rangsangan ingin buang air besar

c. Selama kontraksi bagian presentasi terdorong kedepan yang mengakibatkan

perineum menonjol, vulva dan anus membuka.

d. Ekspresi efektif akibat nyeri yang dirasakan sering menimbulkan perubahan

seperti peningkatan rasa cemas disertai lapang perseptual yang sempit;

mengerang, menangis, gerakan tangan dan ketegangan otot yang sangat pada

seluruh tubuh.

PLANNING

Tanggal : 28 Oktober 2022, jam 09.10 s/d10.00. WIT

Tujuan : Kala II Persalinan berlangsung normal

Kriteria :

a. Lama Kala II 1,5 — 2 jam (primigravida)

b. Tidak ada hambatan persalinan (distosia bahu)

c. Bayi bugar/sehat

d. Ibu sehat

Pelaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, dan siapkan mentaln ibu untuk fokus

menghadapi kelahiran bayinya; ibu tampak lebih tenang dan siap menghadapi

proses peralinan

2. Membantu mengatur posisi optimal sesuai keinginan ibu dan ibu dapat merubah

rubah posisi sesuai yang dikehendaki; Ibu lebih senang posisi setengah duduk

dengan dibantu ibu mertuanya

3. Menganjurkan ibu untuk meneran secara alamiah jika datang his dan ada

dorongan; terkadang ibu lepas kontrol dan tidak konsentrasi sehingga cara

mengedan tidak efisien.

4. Mengarahkan cara meneran yang efektif karena ibu tidak mampu melakukan

sendiri (mengedan dengan upaya epiglotis terbuka dan menahan napas tidak

lebih dari 5 detik )

5. Memastikan semua peralatan telah siap dan mudah diakses

6. Menyiapkan diri untuk membantu proses persalinan dan kelahiran bayi

(menggunakan perlengkapan pencegahan infeksi)

7. Membantu ibu untuk relaksasi otot dan istirahat diantara kontraksi

8. Memantau Tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin di luar his

9. Memasang handuk bersih di atas perut ibu

10. Meletakkan doek bersih di bawah bokong ibu

11. Memakai sarung tangan pada kedua tangan

12. Mencegah lahirnya kepala terlalu cepat dengan cara melindungi perineum

dengan lipatan duk (tangan kiri ) dan jari-jari tangan kanan menahan puncak

kepala dengan tekanan tidak terlalu kuat agar tidak terjadi defleksi yang

berlebihan, hingga kepala bayi lahir


13. Membersihkan jalan napas dari darah dan lendir (Mulut dan hidung) dengan kasa

steril

14. Memeriksa lilitan tali pusat ; hasil tidak ada lilitan

15. Menunggu putaran paksi luar; Kepala bayi mengarah ke arah punggung (kiri)

16. Melahirkan bahu depan dan belakang dengan posisi tangan biparietal kepala bayi

17. Menyangga bahu janin bagian posterior dengan tangan kanan dan tangan kiri

menyusuri lengan, punggung kearah bokong dan tungkai untuk memegang

tungkai bawah sampai bayi lahir seluruhnya badan bayi (Bayi lahir jam 10.00

WIT)

18. Menilai Keadaan bayi dan melihat jenis kelamin; Menangis spontan dalam 30

detik, warna kulit kemerahan, gerakan aktif dan jenis kelamin laki-laki

19. Meletakkan di atas handuk kering dan keringkan kepala dan seluruh badan bayi

kecuali telapak tangan

20. Meraba tali pusat dan saat denyutan berhenti lakukan penjepitan tali pusat

dengan menggunakan klem pertama ± 2-3 cm dari umbilikus bayi, lakukan

pengurutan kearah ibu, jepit klem kedua 1-2 cm dari klem pertama.

21. Memotong tali pusat dengan cara tangan kiri diletakkan diantara tali pusat dan

perut bayi (melindungi perut bayi) dan tangan kanan menggunting atau

memotong tali pusat selanjutnya pasang klem tali pusat steril.

22. Mengganti handuk yang digunakan membungkus bayi dengan selimut bayi

(kepala tertutup)

23. Meletakkan bayi di atas dada ibu untuk skin to skin kontak dan inisiasi menyusu

dini selama 1 jam


24. Melakukan perawatan bayi baru lahir (Timbang BB 3300 gr, panjang badan 49

cm, pemberian profilaksis tetes mata dan injeksi Vit K )

25. Pendokumentasian pada parograf.

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN


PERSALINAN KALA III

Tanggal 28 Oktober 2022, Jam 10.00

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules pada perut bagian bawah

OBJEKTIF
1. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar (globular)

2. Plasenta belum lahir

3. TFU setinggi pusat.


4. Ada pengeluaran darah .

5. Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk kembali bila bagian atas simpisis ditekan

ASSESMENT
Diagnosis : GIIP0AI,Persalinan Kala III (Inpartu kala III)
Masalah : Nyeri akibat kontraksi uterus
Kebutuhan :Support emosional, penanganan kala III

Analisis dan interprestasi data


1. Segera setelah bayi lahir uterus menjadi globular dan biasanya lebih kencang
akibatnya plasenta akan lepas dari tempat implantasinya. Pelepasan ini dapat
dimulai dari tengah atau dari pinggir plasenta.
2. Uterus naik di abdomen karena plasenta telah terlepas, berjalan turun masuk ke
dalam uterus dan vagina serta mendorong uterus keatas. Tali pusat akan keluar
lebih panjang dari vagina yang menunjukkan bahwa plasenta telah turun.
3. Nyeri dirasakan seperti pada tahap awal persalinan. Dapat berupa nyeri lokal
disertai kram dan sensari robekan akibat distensi.

PLANNING
Jam 10.00 s/d 10.25 WIT
Tujuan : Kala III berlangsung normal
Kriteria :
a. Plasenta lahir lengkap sebelum 30 menit setelah bayi lahir
b. Kontraksi uterus baik
c. Perdarahan sedikit
d. Tanda vital batas normal
1. Memeriksa adanya distensi kandung kemih; kandung kemih kosong
2. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu
3. Memeriksa Uterus untuk memastikan tidak ada bayi kembar
4. Memberitahu ibu akan disuntik dan melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit secara
intrmuskuler dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir
5. Melahirkan plasenta dengan cara Peregangan tali pusat terkendali (PTT) atau perasat
Brandt Andrew) pada saat ada kontraksi caranya : Berdiri disamping ibu, pindahkan
klem 5-10 cm dari vulva, letakkan tangan lain diatas simpisis yang telah dilapisi kain.
Pada saat ada kontraksi uterus yang kuat tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan
tangan lain menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu (Dorso-cranial). Plasenta
lahir jam 10.25 WIT
6. Melakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri; kontraksi uterus baik dan TFU 1
jari di bawah pusat
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya ; Plasenta lahir lengkap.

8. Memeriksa kontraksi uterus selama 1-2 menit untuk memastikan uterus berkontraksi
dengan baik.
9. Mengajari ibu dan keluarga cara memeriksa kontraksi dan masase fundus;Ibu
melakukan masase fundus uteri perlahan-lahan
10. Memeriksa perdarahan dan robekan; Tidak ada robek perineum dan perdarahan ± 150
cc
11. Bersihkan ibu dan kenakan pakaian yang bersih
12. Dekontaminasi tempat persalinandan sarung tangan, masukan semua alat yang telah
digunakan, buka sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5%, selama 10 menit.
13. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan tangan dengan
kain/handuk bersih.
14. Pendokumentasian pada partograf
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN KALA IV

Tanggal : 28 Oktober 2022 Jam :10.25 WIT

SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah dan lapar
Perut merasa mules

OBJEKTIF
1. Plasenta lahir lengkap Jam10.25 WIT

2. TFU 2 jari bawah pusat

3. Kontraksi uterus baik,uterus teraba keras dan bundar.

4. Perdarahan ± 150 cc

5. Ibu tampak capek

ASSESMENT
Disgnosis : Kala IV persalinan/ 2 jam postpartum

Masalah : Kelelahan
Analisis dan interprestasi data :
1. Dua jam pertama setelah kelahiran plasenta merupakan masa kritis bagi ibu
karena sering terjadi perdarahan pasca persalinan. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk memantau kondisi ibu secara ketat segera setelah persalinan
selama 2 jam post partum.
2. Kelelahan disebabkan banyak energi yang digunakan ibu dan peningkatan
metabolisme selama dalam proses persalinan.

PLANNING
Jam 10.40 s/d 12.35 WIT
Tujuan : Persalinan kala IV berlangsung normal
Kriteria :
a. Kontraksi uterus baik
b. Perdarahan batas normal
c. Tanda vital batas normal
Penatalaksanaan
1. Mengobservasi Tekanan darah, Nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus, Kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama setelah plasenta lahir dan tiap 30 menit
pada jam ke-2 (terlampir pada partograf)
2. Memfasilitasi pemberian makan dan minum untuk mengembalikan tenaga yang terkuras
saat proses persalinan; Ibu minum susu ultra kotak dan makan 1 potong roti
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat; ibu mengatakan sempat tertidur ± 30 menit
4. Pendokumentasian asuhan pada partograf;
Jam 12.40.WIT. Ibu dipindahkan ke ruangan perawatan nifas

Anda mungkin juga menyukai