Nama : Ny. H / Tn I
B. Keluhan utama
Nyeri perut bawah sampai ke belakang disertai pengeluaran lendir dan darah.
1. Riwayat keluhan : Tanggal 28 Oktober 2022, jam 03.00 WIT, merasakan nyeri
2. Upaya mengatasi keluhan : Dengan cara tarik nafas panjang dan mengurut —
C. Riwayat Reproduksi
1. Menarche : 12 tahun.
3. Siklus : 28 — 30 hari.
2. Ibu tidak pernah menderita penyakit serius yang mengharuskan untuk masuk
Rumah Sakit.
3. Ibu tidak ada riwayat penyakit menular atau menahun, keturunan kembar
dalam keluarga.
sebelumnya.
baru
F. Riwayat KB
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
1. Nutrisi
2. Eliminasi
3. Personal hygiene
3. Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak mau
ditinggal bidan.
J. Pemeriksaan fisik :
N : 84x/menit S : 36,8 º C
6. Puting susu menonjol, ada pengeluaran kolostrum saat dipencet, tidak ada
7. Abdomen :
digerakkan lagi
e. Perlimaan : 3/5
f. TBJ : 3100gram
8. Genetalia
a. Tidak ada varises atau oedema pada vulva dan vagina;keluar lendir
bercampur darah
b. Pemeriksaan dalam
1)Vulva dan vagina tidak ada kelainan (terlihat ada pengeluaran lendir
4)Pembukaan serviks 8 cm
6) Presentasi Kepala
2) Tungkai
K. Pemeriksaan Laboratorium :
HB : 13, 1 gram %
1. Diagnosis :
GIIP0AI
GIIP0AI
Data Subjektif
Ibu mengatakan ini persalinan pertama, pernah keguguran 1 kali pada kehamilan
sebelumnya
Data Objektif
Data Subjektif
Data Objektif
Data Subjektif :
dan darah.
Data Objektif :
b. Pemeriksaan dalam :
Portio tipis lunak, Pembukaan serviks 8 cm, Selaput Ketuban utuh tipis, UUK
Kiri depan, Kepala turun hogde III, Panggul dalam kesan normal, Pelepasan
Data Subjektif : Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak
Data Objektif :
Rasa tidak nyaman atau nyeri dalam kala I persalinan akibat adanya kontraksi
rahim. Kontraksi rahim dapar menyebabkan dilatasi dan penipisan serviks, dan
iskemia rahim (penurunan aliran darah sehingga oksigen lokal mengalami defisit)
segmen saraf spinalis T11-12 dan saraf-saraf asesoris torakal bawah serta saraf
simpatik lumbar atas yang berasal dari korpus uterus dan serviks. Rasa tidak
nyaman akibat perubahan serviks dan iskemia rahim disebut nyeri viseral yang
berasal dari bagian bawah abdomen menyebar ke daerah lumbar punggung dan
sering dengan durasi lebih panjang dan intensitas lebih kuat. Menjelang akhir
fase aktif kontaksi biasanya muncul setiap 2-3 menit dan berkisar sekitar 60 detik
(Varney, 2008)
3. Kecemasan
Data Subjektif : Ibu sering mengeluh kesakitan, mengatakan tidak kuat dan tidak
Ekspresi efektif akibat suatu penderitaan (nyeri yang dirasakan) sering terjadi
dan ketegangan otot yang sangat pada seluruh tubuh. Walau ambang nyeri
hampir sama pada semua individu namun jenis kelamin, sosial, etnik dan kultural
tetap mempunyai peranan penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Ketegangan
emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat memperberat persepsi nyeri
lebih letih. Keadaan ini membuat peningkatan nyeri sebagai lingkaran setan
(Bobak, 2005).
LANGKAH III. MENENTUKAN DIAGNOSIS /MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
Inpartu kala I fase Aktif dengan masalah nyeri karena kontraksi dan kecemasan
A. Tujuan
2. Nyeri berkurang
3. Kecemasan berkurang
B. Kriteria :
C. Rencana tindakan
tubuhnya
emosi dapat menurunkan rasa takut, tingkat ansietas dan meminimalkan nyeri
menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi. Semua keadaan tersebut dapat
durasi 45-60 detik akan menunjukan proses persalinan yang baik, Denyut
kesejahteraan janin.
6. Observasi kandung kemih dan anjurkan ibu untuk berkemih tiap 1-2 jam
Rasional : Distensi kandung kemih dapat menghambat kemajuan persalinan
dan ketidaknyamanan serta trauma kandung kemih. Metode terbaik untuk ibu
adalah berjalan ke kamar mandi tiap 1-2 jam jika tidak ada kontraindikasi.
Rasional : Rasa tidak nyaman atau nyeri dalam kala I persalinan akibat
merupakan hal terpenting dalam semua upaya dukungan dan pemberian rasa
nyaman.
persalinan.
Rasional : Sebagai catatan dan laporan yang lengkap yang berguna untuk
janin sehat dan ibu juga siap dan kuat menghadapi proses persalinannya;
berdoa dan beristigfar dan mengajak ibu untuk fokus ke proses persalinannya
jangan takut dan tegang;Respon ibu baik dan kooperatif, mengikuti apa yang
30 menit
Hasil :
Jam 08.30. : His 4x/10 menit, lamanya 42-45 detik, Nadi 80x/menit, Djj
136x/menit
Jam 09.00 : His 5x/10 menit, lamanya 45-50 detik, Nadi 84x/menit, Djj
distensi di atas simpisis, ibu tidak mau ke kamar kecil maka BAK dilakukan
dan mau mengikuti cara mengatasi nyeri dengan bernapas dalam (Inspirasi)
lewat hidung dan melepaskan (ekspirasi) melalui mulut dengan napas cepat.
pressure
orang terdekat yang diinginkan dan memberikan ibu menentukan posisi yang
nyaman; Ibu mau didampingi ibu mertuanya dan posisi yang ibu senangi
Jam 09.10 Ketuban pecah spontan, air ketuban berwarna jernih sedikit keruh,
Alat partus, pakaian ibu dan bayinya dalam keadaan siap pakai.
11. Mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan pada catatan bidan dan
partograf
Tanggal..................,Jam...........................
1. Fase laten berlangsung tidak lebih dari 8 jam (Jam 05.00-09.15)
88x/menit,suhu 37oC)
SUBJEKTIF
OBYEKTIF
1. KU : Baik
6. pemeriksaan dalam :
c. Pembukaan servik 10 cm
e. Presentasi Kepala
bawah simpisis)
ASSESMENT
kecemasan.
cairan
a. Nyeri pada kala II merupakan nyeri somatik atau nyeri pada perineum. Nyeri
uteroservikal saat kontraksi. Dapat juga diakibatkan oleh pengeluaran janin atau
tekanan pada bagian terendah janin ( kantong kemih, usus atau unsur sensitif
panggul yang lain). Impuls nyeri dihantar melalui saraf pudendus S1-4 dan sistem
berkontraksi dan mendorong isi uterus (janin) turun ke segmen bawah rahim dan
mengerang, menangis, gerakan tangan dan ketegangan otot yang sangat pada
seluruh tubuh.
PLANNING
Kriteria :
c. Bayi bugar/sehat
d. Ibu sehat
Pelaksanaan
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan, dan siapkan mentaln ibu untuk fokus
menghadapi kelahiran bayinya; ibu tampak lebih tenang dan siap menghadapi
proses peralinan
2. Membantu mengatur posisi optimal sesuai keinginan ibu dan ibu dapat merubah
rubah posisi sesuai yang dikehendaki; Ibu lebih senang posisi setengah duduk
3. Menganjurkan ibu untuk meneran secara alamiah jika datang his dan ada
dorongan; terkadang ibu lepas kontrol dan tidak konsentrasi sehingga cara
4. Mengarahkan cara meneran yang efektif karena ibu tidak mampu melakukan
sendiri (mengedan dengan upaya epiglotis terbuka dan menahan napas tidak
8. Memantau Tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin di luar his
12. Mencegah lahirnya kepala terlalu cepat dengan cara melindungi perineum
dengan lipatan duk (tangan kiri ) dan jari-jari tangan kanan menahan puncak
kepala dengan tekanan tidak terlalu kuat agar tidak terjadi defleksi yang
steril
15. Menunggu putaran paksi luar; Kepala bayi mengarah ke arah punggung (kiri)
16. Melahirkan bahu depan dan belakang dengan posisi tangan biparietal kepala bayi
17. Menyangga bahu janin bagian posterior dengan tangan kanan dan tangan kiri
tungkai bawah sampai bayi lahir seluruhnya badan bayi (Bayi lahir jam 10.00
WIT)
18. Menilai Keadaan bayi dan melihat jenis kelamin; Menangis spontan dalam 30
detik, warna kulit kemerahan, gerakan aktif dan jenis kelamin laki-laki
19. Meletakkan di atas handuk kering dan keringkan kepala dan seluruh badan bayi
20. Meraba tali pusat dan saat denyutan berhenti lakukan penjepitan tali pusat
pengurutan kearah ibu, jepit klem kedua 1-2 cm dari klem pertama.
21. Memotong tali pusat dengan cara tangan kiri diletakkan diantara tali pusat dan
perut bayi (melindungi perut bayi) dan tangan kanan menggunting atau
22. Mengganti handuk yang digunakan membungkus bayi dengan selimut bayi
(kepala tertutup)
23. Meletakkan bayi di atas dada ibu untuk skin to skin kontak dan inisiasi menyusu
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules pada perut bagian bawah
OBJEKTIF
1. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar (globular)
5. Tali pusat bertambah panjang dan tidak masuk kembali bila bagian atas simpisis ditekan
ASSESMENT
Diagnosis : GIIP0AI,Persalinan Kala III (Inpartu kala III)
Masalah : Nyeri akibat kontraksi uterus
Kebutuhan :Support emosional, penanganan kala III
PLANNING
Jam 10.00 s/d 10.25 WIT
Tujuan : Kala III berlangsung normal
Kriteria :
a. Plasenta lahir lengkap sebelum 30 menit setelah bayi lahir
b. Kontraksi uterus baik
c. Perdarahan sedikit
d. Tanda vital batas normal
1. Memeriksa adanya distensi kandung kemih; kandung kemih kosong
2. Meletakkan kain bersih diatas perut ibu
3. Memeriksa Uterus untuk memastikan tidak ada bayi kembar
4. Memberitahu ibu akan disuntik dan melakukan penyuntikan oksitosin 10 unit secara
intrmuskuler dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir
5. Melahirkan plasenta dengan cara Peregangan tali pusat terkendali (PTT) atau perasat
Brandt Andrew) pada saat ada kontraksi caranya : Berdiri disamping ibu, pindahkan
klem 5-10 cm dari vulva, letakkan tangan lain diatas simpisis yang telah dilapisi kain.
Pada saat ada kontraksi uterus yang kuat tegangkan tali pusat dengan satu tangan dan
tangan lain menekan uterus kearah lumbal dan kepala ibu (Dorso-cranial). Plasenta
lahir jam 10.25 WIT
6. Melakukan rangsangan taktil (masase) fundus uteri; kontraksi uterus baik dan TFU 1
jari di bawah pusat
7. Memeriksa kelengkapan plasenta dan selaputnya ; Plasenta lahir lengkap.
8. Memeriksa kontraksi uterus selama 1-2 menit untuk memastikan uterus berkontraksi
dengan baik.
9. Mengajari ibu dan keluarga cara memeriksa kontraksi dan masase fundus;Ibu
melakukan masase fundus uteri perlahan-lahan
10. Memeriksa perdarahan dan robekan; Tidak ada robek perineum dan perdarahan ± 150
cc
11. Bersihkan ibu dan kenakan pakaian yang bersih
12. Dekontaminasi tempat persalinandan sarung tangan, masukan semua alat yang telah
digunakan, buka sarung tangan dan rendam dalam klorin 0,5%, selama 10 menit.
13. Cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir dan keringkan tangan dengan
kain/handuk bersih.
14. Pendokumentasian pada partograf
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PERSALINAN KALA IV
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan lelah dan lapar
Perut merasa mules
OBJEKTIF
1. Plasenta lahir lengkap Jam10.25 WIT
4. Perdarahan ± 150 cc
ASSESMENT
Disgnosis : Kala IV persalinan/ 2 jam postpartum
Masalah : Kelelahan
Analisis dan interprestasi data :
1. Dua jam pertama setelah kelahiran plasenta merupakan masa kritis bagi ibu
karena sering terjadi perdarahan pasca persalinan. Oleh karena itu, sangatlah
penting untuk memantau kondisi ibu secara ketat segera setelah persalinan
selama 2 jam post partum.
2. Kelelahan disebabkan banyak energi yang digunakan ibu dan peningkatan
metabolisme selama dalam proses persalinan.
PLANNING
Jam 10.40 s/d 12.35 WIT
Tujuan : Persalinan kala IV berlangsung normal
Kriteria :
a. Kontraksi uterus baik
b. Perdarahan batas normal
c. Tanda vital batas normal
Penatalaksanaan
1. Mengobservasi Tekanan darah, Nadi, suhu, TFU, kontraksi uterus, Kandung kemih dan
perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama setelah plasenta lahir dan tiap 30 menit
pada jam ke-2 (terlampir pada partograf)
2. Memfasilitasi pemberian makan dan minum untuk mengembalikan tenaga yang terkuras
saat proses persalinan; Ibu minum susu ultra kotak dan makan 1 potong roti
3. Menganjurkan ibu untuk istirahat; ibu mengatakan sempat tertidur ± 30 menit
4. Pendokumentasian asuhan pada partograf;
Jam 12.40.WIT. Ibu dipindahkan ke ruangan perawatan nifas