Oleh :
NIM : P1337424821403
2021
1
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : P1337424821403
Judul Laporan “Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis”. Telah
disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek Fisiologis Holistik
Persalinan di Puskesmas Purwanegara 2 Kabupaten Banjarnegara.
2
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NORMAL NY. L
UMUR 26 TAHUN HAMIL 39 MINGGU 6 HARI
DI PUSKESMAS PURWANEGARA 2
No. RM :
Tanggal Masuk : 28 Oktober 2021
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 28 Oktober 2021 Jam : 08.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. T
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Merden 2/6
2. Anamesa
a. Keluhan Utama
Perut kenceng – kenceng menjalar kepinggang sejak tanggal 19 Oktober
2021 Jam : 01.00 WIB.
b. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama, men sejak umur 24
tahun, lama perkawinan 2 tahun.
c. Riwayat Haid
Menarche 13 tahun, lama haid 5 hari, siklus 28 jumlah 40 cc (2 kali
ganti pembalut), dismenorhoe t ada, fluor albus tidak ada, HPHT=20
Januari 21 , HPL= 27 November 2021, UK=39 minggu 6 hari
3
Hitungan :
HPHT : 20-01-2021
4
h. Keluhan Ibu Selama Hamil
TM I : Mual-muntah, sering kencing
TM I I : -
TM III : Pegel-pegel, sering kencing
i. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
1) Nutrisi
2). Eliminasi
3) Istirahat
Setiap hari ibu tidur 4-6 jam/hari, setelah timbul kenceng – kenceng
dari tanggal 19 Oktober pukul 01.00 sampai pengkajian dilakukan ibu
tidak bisa tidur
4) Aktivitas
Ibu selama hamil sebelum cuti hamil dan melahirkan bekerja di kantor
pulang jam : 13.00 wib dan melakukan pekerjaan Rumah Tangga.
Selama hamil tidak ada masalah dengan aktifitas ibu sehari-hari.
5
5) Kebersihan
6) Hubungan Seksual
j. Psikologi ibu
Ibu merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya.
k. Riwayat Persalinan
1) Kenceng-kenceng belum teratur mulai tanggal 19 Oktober 2021 jam
01.00 WIB
B. Data Obyektif
1.Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg, respirasi : 18 x/menit, nadi x/menit, suhu : 36°C
d. Tinggi badan : 155 cm
e. Berat badan
BB sebelum hamil: 48 kg
BB sesudah hamil : 56 k g Kenaikan BB selama hamil : 8 kg
2.Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan.
b. Rambut : lurus, berwarna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok.
c. Muka : simetris, keadaan bersih dan tidak oedema
6
d. Mata : simetris, fungsi penglihatan baik
e. Mulut : bersih, tidak ada caries dan tidak stomatitis, bibir tampak
kering.
f.Telinga :bersih, tidak ada selumen.
g.Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada pembengkakan
vena jugularis.
h.Dada :simetris, gerakan dada saat inspirasi ekspirasi seirama, tidak
terdengar ronch wheezing dan jantung normal.
j.Payudara :simetris, terlihat bersih konsistensi l pembesaran ada, puting
susu pengeluaran kolostrum sudah ada, bentuk atau tumor
tidak ada dan tidak ada rasa nyeri.
k.Punggung: posisi tulang belakang lordosis.
l. Ekstremitas atas dan bawah:
1) Jari-jari : lengkap
2) Oedema tangan, kak i : tidak ada
3) Kekakuan otot dan sendi :tidak ada
4) Kemerahan :tidak ada
5) Varises :tidak ada
6) Refleks :positif, baik
7) Fungsi ekstremitas :baik
m. Abdomen
1) Inspeksi
Bekas luka : tidak ada
Konsistensi : keras
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
Pembesaran liver: tidak ada
7
2) Leopold
Leopold I : TFU 32 cm
Teraba bulat, lunak, dan melenting. Kesimpulan : bokong
Leopold II : di perut sebelah kanan ibu teraba panjang, lurus,
keras dan di sebelah kiri teraba kecil- Kesimpulan :
punggung kanan
Leopold III : teraba keras, bulat, dan melenting, Kesimpulan : kepala.
Leopold IV: kedua ujung pemeriksa menyatu, bagian terendah sudah
masuk PAP (3/5).
TBJ : (TFU – 1 1) x 1 55
( 32-11)x 155 = 3255 gram
Auskultasi
DJJ +, frekuensi 134 x/menit di puntum maksi (perut kanan bawah ibu),
irama teratur dan kuat
n. Genetalia
Tidak ada luka pada perineum, pada vulva dan tidak ada oedema, warna
merah kebiruan, tidak ada fistul, tidak ada peradangan, pengeluaran
pervaginam normal
o. Rektum
Tidak ada hemoroid
3. Pemeriksaan dalam
median ,konst lunak Eff: 50%. Ketuban (+) teraba kepala turun H 1-II
8
C. Analisa
Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra
uterin presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
D. Pelaksanaan
Tanggal 19 Oktober 2021, Jam 08.20 WIB
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksan bahwa
kondisi ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan tanda-tanda
persalinan yaitu mulas-mulas pada perut bagian bawah keluar lender
berwarna kecoklatan bercampur sedikit darah, kondisi bayinya sehat
dengan posisi normal dan DJJ 134x/menit, pembukaan persalinannya
telah memasuki 3 cm.
2. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan, perlengkapan persa seperti
alat-alat persalinan ( partus set, heating set), alat resusitasi pakaian bayi,
dan alat penanganan syok serta perdarahan.
3. Mendukung dan menganjurkan suami/keluarga untuk mendampingi
selama proses persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama proses
persalinan dan memastikan ibu mendapat asupan nutrisi dengan makan
dan minum.
9
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN
S :
bagian bawah.
O:
ketuban +, presentasi fetus kepala, bagian terendah janin 2/5, tidak ada molase,
37,1°C.
A : Diagnosa: Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal
P :
10
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN
Kala II
S :
2. Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama merasa nyeri dari pinggang
O :
A :
Diagnosa: Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal
P :
11
b. Memakai APD.
c. Mencuci tangan.
i. Memeriksa DJJ.
l. Mengganti handuk.
m. Memimpin persalinan.
n. Setelah kepala kronink 5-6 cm depan vulva, mem handscoon, memasang duk
steril di bawah bokong ibu
o. Melakukan stenen.
12
t. Melakukan pemotongan tali pusat.
E :
1. Kondisi ibu normal ditandai dengan KU ibu baik, TD 120/80 mmHg, respirasi 22
3. Jam : 13.35 wib Seorang bayi perempuan lahir spontan menangis kuat.
Kala III
S :
1.Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran anaknya.
O :
1. Bayi lahir spontan pervaginam, jenis kelamin Perempuan. BBL: 3100 grm.
PB : 50 cm. AS : 8-9-10
4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan TFU 2 jari di bawah
5. Pada Inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir dan perdarahan 100 cc.
13
A : Diagnosa
P :
dengan hati-hati
ibu.
E :
Suhu :36,8 C
14
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN
Kala IV
S :
O :
2. Kesadaran : Composmentris
3. Tanda-tanda vital
A :
P :
2. Melakukan konseling pada ibu tentang BAK dan BAB, personal hygiene,
mobilisasi, involusio.
15
30 menit pada 1 jam kedua, antara lain :
c.Memeriksa perdarahan
16
PEMBAHASAN
Bidan melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis pada Ny. L
pada tanggal 19 Oktober 2021 di Puskesmas Purwanegara 2 Kabupaten
Banjarnegara, didapatkan hasil sebagai berikut.
Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB
pada Ny. L usia 26 tahun G1P0A0 hamil 39+6 minggu didapatkan keluhan keluhan
kenceng-kenceng yang kuat, teratur, dan tidak hilang saat beristirahat sejak jam
01.00 WIB menjalar dari perut bagian bawah hingga ke punggung dan
mengeluarkan lendir darah. Kenceng-kenceng yang dirasakan ibu semakin lama
semakin sering sebanyak 4 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik dengan
kekuatan sedang. Keluhan yang dialami oleh Ny. L menunjukkan adanya tanda-
tanda persalinan kala 1, yaitu mules-mules sering dan teratur dan pengeluaran
pervaginam berupa lendir darah (Prawirohardjo, 2002)
Berdasarkan hasil anamnesa ibu mengatakan terakhir makan jam 07.00 WIB
dengan 1/ 2 piring, kering tempe 5 sendok makan, dan 1 potong roti. Minum
terakhir jam 07.20 WIB dengan 3/ 4 gelas the manis. . Ibu mengatakan istirahat /
tidur terakhir dari jam 21..00 WIB ( tanggal 18 Oktober 2021 ) – pukul 02.00 WIB
tanggal 19 Oktober 2021 tetapi ibu mengatakan tidurnya tidak nyenyak karena ibu
selama tidur merasa kenceng-kenceng. BAB terakhir sebelum pengkajian pada
pukul 07.00 WIB, berwarna coklat konsistensi lembek. BAK terakhir sebelum
pengkajian pukul 06.00 WIB. Jumlah 1 gelas , warna kuning jernih.
Pemeriksn fisik keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TB 155 cm,BB 54
kg, Lila 24 cm, tensi 110/ 70 mm Hg, Nadi 88 x per menit, Suhu 36 C respirasi 18
x per menit. Tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric muka tidak
oedem tidak anemi, mammae membesar, hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
colostrum belum keluar, abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut membesar
sesuai umur kehamilan, tidak ada striae gravidarum, tidak ada linae nigrae. Palpasi
17
tfu pertengahan prosessus xyphoideus, teraba bokong pada fundus, teraba
punggung kiri, pada bagian bawah perut ibu teraba kepala janin, kepala masuk 2/5.
Tfu 32 cm dengan taksiran berat janin 3255 gram, artinya dalam batas fisiologis.
His 4x per 10 menit 60 detik, auskultasi DJJ 148 X per menit.
Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul 08.05 WIB
didapatkan hasil periksa dalam pembukaan servik 3 cm, efficement 50%, KK (+),
presentasi belakang kepala, point of director ; UUK kiri depan penurunan bagian
terbawah janin turun Hodge I-II. Dari data subyektif dan obyektif yang didapat dari
wawancara dan pemeriksaan Ny. L, maka Ny. L telah mengalami inpartu kala I fase
laten . Pada masa kala 1 fase laten, dibutuhkan motivasi untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam, pendampingan suami, serta terapi untuk mengurangi nyeri
akibat kontraksi persalinan. Kebutuhan nutrisi, eliminasi, mobilisasi, dan istirahat
juga diberikan pada fase ini. Kebutuhan yang diperlukan ibu untuk mengurangi
nyeri persalinan kala 1 fase laten adalah dengan mengajarkan ibu teknik nafas
dalam. Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi nyeri persalinan (Ribka,
1967)
18
bahwa pijatan pada punggung dapat mengurangi intensitas nyeri pada persalinan
normal dan meningkatkan tingkat endorphin. Selain itu, ada korelasi yang kuat
antara peningkatan kadar endorfin dengan intensitas nyeri dalam persalinan normal.
Klien juga dianjurkan pula untuk tidur miring kiri. Hal ini dilakukan supaya his
lebih kuat sehingga mempercepat proses persalinan seperti ditunjukkan dalam
penelitian (Yusri, 2019) dengan hasil his pada tidur miring ke kiri pada pesalinan
kala I fase aktif durasi his lebih adekuat (> 40 detik) dan frekuensi his lebih sering
persalinan berlangsung lebih cepat tidak terjadi partus macet sebanyak (93,33%)
dari 15 responden dialami oleh usia 20 – 35 tahun dan mempercepat penurunan
kepala (Annisa, 2017)
Kemudian penulis menyiapkan partus set, hecting set, alat resusitasi BBL, pakaian
ibu dan bayi, jarit 2 helai,air klorin dan air DTT. Observasi pada pukul 13.30 WIB
terdapat tanda gejala kala II yaitu terlihat adanya dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, dan vulva membuka , his 5x per 10 menit dengan durasi
60 detik, DJJ 144 x per menit, ketuban pecah spontan, air ketuban jernih, VT
pembukaan 10 cm, kk tidak teraba, kepala H IV, UUK jam 12, blood slym ++,
penyusupan 0.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif pada Ny. L sudah masuk inpartu kala II.
Pada kala II ibu mengambil posisi dorsal recumbent dengan didampingi dan dibantu
oleh suami mengangkat kepala ketika ibu meneran. Kala II Ny. L berlangsung
selama 15 menit, bayi lahir spontan pada pukul 13.35 WIB, bayi menangis kuat,
kulit kemerahan, gerak aktif.
Bidan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu pada kala II. Menurut
(Selfi, 2014) pendampingan suami atau keluarga akan mempercepat lamanya kala
II, hal ini dikarenakan kehadiran atau pendampingan keluarga saat persalinan akan
membawa ketenangan dan menjauhkan ibu dari stress. Kehadiran suami akan
membawa pengaruh positif secara psikologis, dan berdampak positif pada kesiapan
19
ibu secara fisik. Kehadiran keluarga, sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh
motivasi yang diucapkannya akan membuat ibu merasa lebih kuat dan tabah
menghadapi rasa sakit dan kecemasannya serta memiliki motivasi untuk berjuang
melahirkan bayinya. Tidak terdapat kesenjangan teori (Prawirohardjo, 2002) dengan
penatalaksanaan asuhan persalinan kala II pada Ny. L.
Kemudian plasenta lahir 10 menit secara spontan pada pukul 13.40 WIB,
setelah itu dilakukan massase fundus uteri dan pengecekan kelengkapan plasenta.
Selama persalinan kala III dilakukan IMD yang bertujuan untuk menciptakan
kontak kulit antara ibu dan bayinya, mengurangi perdarahan, dan meningkatkan
kontraksi. Pada Ny. L IMD berlangsung selama 1 jam dan By. Ny. L telah berhasil
menemukan puting susu ibu. Asuhan yang diberikan pada Ny L sesuai dengan
penelitian dari (Made & Sari, 2011) yang berjudul Pengaruh Inisiasi menyusui dini
terhadap jumlah perdarahan kala IV persalinan di klinik BPS Ny Endang Purwati-
Mergangsan Yogyakarta.
Disebutkan bahwa saat 1 jam pertama setelah lahir bayi diletakkan pada dada
ibu, bayi akan mengikuti pola yang sama dengan gerakan tangan untuk menemukan
dan merangsang payudara ibuya sehingga akan lebih banyak oksitosin yang
dikeluarkan. Oksitosin sangat penting karena menyebabkan rahim berkontraksi
dengan baik sehingga membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi
perdarahan. Oksitosin juga berperan untuk merangsang hormon lain yang membuat
ibu menjadi lebih tenang, rileks, mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit dan
20
timbul rasa bahagia serta merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
lebih cepat keluar. Apabila inisiasi menyusui dini tidak dilakukan maka manfaat
yang begitu luar biasa tidak akan didapatkan baik untuk ibu atau bayi. Tidak
terdapat kesenjangan antara teori penatalaksanaan asuhan persalinan kala III sesuai
APN dan praktik dalam penatalaksanaan persalinan kala III pada Ny. L.
21
Pada asuhan kala IV berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus uteri baik dan
terdapat laserasi perineum derajat II yang telh dijahit dengan teknik jelujur. Tekanan
darah ibu 120/80 mmhg, TFU dua jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.
Dalam kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk melakukan massase
fundus untuk memantau kontraksi fundus dan mencegah perdarahan post partum.
Selanjutnya dilakukan observasi tingkat kesadaran, perdarahan, tanda-tanda vital
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam kedua setelah
persalinan. Setelah itu melakukan dekontaminasi ibu, alat, dan tempat persalinan,
serta melengkapi partograf. Tidak ada kesenjangan antara teori ((Prawirohardjo,
2002) dengan penatalaksanaan persalinan kala IV pada Ny. L.
22
DAFTAR PUSTAKA:
Aryani, Y., & Evareny, L. (2015). Artikel Penelitian Pengaruh Masase pada
Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal
Melalui Peningkatan Kadar Endorfin. 4(1), 70–77.
Hanifa, R., Syarif, I., & Jurnalis, Y. D. (2017). Gambaran Perdarahan Intrakranial
pada Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK) di RSUP Dr. M. Djamil.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 379. https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.708
Made, N., & Sari, M. (2011). Pengaruh IMD Terhadap Jumlah Perdarahan Kala 1V
Persalinan di Klinik BPS Ny. Endang Purwati- Mergangsan- Yogyakarta.
Patimah IIN. (2013). Perbedaan Perawatan Tali Pusat Menggunakan Kassa Kering
Steril dan Kassa Lembab Terhadap Lamanya Puput Di RS TNI-AD Guntur
Garut.
Ribka, N. (1967). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Nyeri
Pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Di Puskesmas Bahu Kota Manado.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5, 5–24.
23
Of Health Educational Science And Technology), 3(1), 35.
https://doi.org/10.25139/htc.v3i1.2383
Yusri, L. D. (2019). Efektifitas Pemberian Posisi Miring Kiri dan Setengah Duduk
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu Fase Aktif Dilatasi Maksimal Pada
Primigravida. 7.
24