Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU BERSALIN NORMAL NY. A


UMUR 26 TAHUN HAMIL 39 MINGGU 6 HARI
DI PUSKESMAS PURWANEGARA 2

Oleh :

WINENGKUH DYAH RACHMANI

NIM : P1337424821403

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN JURUSAN KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2021

1
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Ilmiah ini disusun oleh :

Nama : Winengkuh Dyah Rachmani

NIM : P1337424821403

Prodi : Profesi Bidan

Judul Laporan “Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Fisiologis”. Telah
disahkan dan disetujui untuk memenuhi Laporan Praktek Fisiologis Holistik
Persalinan di Puskesmas Purwanegara 2 Kabupaten Banjarnegara.

Banjarnegara, Oktober 2021

2
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU BERSALIN NORMAL NY. L
UMUR 26 TAHUN HAMIL 39 MINGGU 6 HARI
DI PUSKESMAS PURWANEGARA 2

No. RM :
Tanggal Masuk : 28 Oktober 2021
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 28 Oktober 2021 Jam : 08.00 WIB
A. Data Subyektif
1. Identitas Istri Suami
Nama : Ny. A Nama : Tn. T
Umur : 26 Tahun Umur : 30 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan: SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Jawa/Indonesia
Alamat : Merden 2/6
2. Anamesa
a. Keluhan Utama
Perut kenceng – kenceng menjalar kepinggang sejak tanggal 19 Oktober
2021 Jam : 01.00 WIB.
b. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini perkawinan yang pertama, men sejak umur 24
tahun, lama perkawinan 2 tahun.
c. Riwayat Haid
Menarche 13 tahun, lama haid 5 hari, siklus 28 jumlah 40 cc (2 kali
ganti pembalut), dismenorhoe t ada, fluor albus tidak ada, HPHT=20
Januari 21 , HPL= 27 November 2021, UK=39 minggu 6 hari

3
Hitungan :

HPHT : 20-01-2021

HPL : (Tanggal HPHT + 7) – (Bulan HPHT – (Tahun HPHT + 1)


: (20+7) – (1 + 9 ) – (2021) : 27-10-2021
d. Riwayat Obstetri
Ibu mengatakan belum pernah melahirkan , ini merupakan kehamilan
pertama.
e. Riwayat KB
Ibu mengatakan setahun yang lalu menggunakan KB pil karena ingin
sementara menunda kehamilan. Ibu lepas kb pil bulan Juni 2020
kemarin alasan lepas KB karena ingin memiliki keturunan.Selama
menggunakan Kb pil tidak ada keluhan.
f. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC,
menurun seperti DM, kronis seperti jantung.
2) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti
TBC, menurun seperti DM, kronis seperti jantung. serta tidak ada yang
mempu riwayat persalinan kembar.
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC di Puskesmas Purwanegara 2 sejak umur kehamilan 8 minggu,
TM I : 2 kali, TM II : 3 kali, TM III : 4 kali.
Gerakan janin pertama kali dirasakan ibu umur 18 minggu.
Imunisasi TT umur kehamilan 14 minggu, tangga 14 April 2021.

4
h. Keluhan Ibu Selama Hamil
TM I : Mual-muntah, sering kencing
TM I I : -
TM III : Pegel-pegel, sering kencing
i. Pola Kebutuhan Sehari-Hari
1) Nutrisi

Makan terakhir tanggal .19 Oktober 2021 jam 07.00 frekuensi 3


kali/hari, porsi 1 piring sedang, nasi, sayur, lauk pauk, buah.

Minum terakhir tanggal 19 Oktober 2021 jam 07.20 WIB, frekuensi 8


gelas/hari, jenis air putih, jus

Tidak ada makan/minum pantangan.

2). Eliminasi

BAK 6-8 kali/hari, warna jernih kekuningan keluhan sering kencing.

BAB 1 kali/hari , konsistensi lunak, warna kecoklatan, keluhan tidak


ada.

3) Istirahat

Setiap hari ibu tidur 4-6 jam/hari, setelah timbul kenceng – kenceng
dari tanggal 19 Oktober pukul 01.00 sampai pengkajian dilakukan ibu
tidak bisa tidur

4) Aktivitas

Ibu selama hamil sebelum cuti hamil dan melahirkan bekerja di kantor
pulang jam : 13.00 wib dan melakukan pekerjaan Rumah Tangga.
Selama hamil tidak ada masalah dengan aktifitas ibu sehari-hari.

5
5) Kebersihan

Badan/kulit ibu bersih.

6) Hubungan Seksual

Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 3 kali/minggu.

j. Psikologi ibu
Ibu merasa cemas dan takut dalam menghadapi persalinannya.
k. Riwayat Persalinan
1) Kenceng-kenceng belum teratur mulai tanggal 19 Oktober 2021 jam

01.00 WIB

2) Selaput ketuban (+)

3) Masuk VK/kamar bersalin tanggal 19 Oktober 2021, jam : 08.15 WIB

B. Data Obyektif
1.Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum ibu : baik
b. Kesadaran : composmentis
c. Tanda vital
TD : 110/70 mmHg, respirasi : 18 x/menit, nadi x/menit, suhu : 36°C
d. Tinggi badan : 155 cm
e. Berat badan
BB sebelum hamil: 48 kg
BB sesudah hamil : 56 k g Kenaikan BB selama hamil : 8 kg
2.Pemeriksaan fisik
a. Kepala : bersih, tidak ada benjolan.
b. Rambut : lurus, berwarna hitam, tidak ada ketombe, tidak rontok.
c. Muka : simetris, keadaan bersih dan tidak oedema

6
d. Mata : simetris, fungsi penglihatan baik
e. Mulut : bersih, tidak ada caries dan tidak stomatitis, bibir tampak
kering.
f.Telinga :bersih, tidak ada selumen.
g.Leher :tidak ada pembesaran kelenjar tiroid tidak ada pembengkakan
vena jugularis.
h.Dada :simetris, gerakan dada saat inspirasi ekspirasi seirama, tidak
terdengar ronch wheezing dan jantung normal.
j.Payudara :simetris, terlihat bersih konsistensi l pembesaran ada, puting
susu pengeluaran kolostrum sudah ada, bentuk atau tumor
tidak ada dan tidak ada rasa nyeri.
k.Punggung: posisi tulang belakang lordosis.
l. Ekstremitas atas dan bawah:
1) Jari-jari : lengkap
2) Oedema tangan, kak i : tidak ada
3) Kekakuan otot dan sendi :tidak ada
4) Kemerahan :tidak ada
5) Varises :tidak ada
6) Refleks :positif, baik
7) Fungsi ekstremitas :baik
m. Abdomen
1) Inspeksi
Bekas luka : tidak ada
Konsistensi : keras
Pembesaran : sesuai usia kehamilan
Benjolan : tidak ada
Pembesaran liver: tidak ada

7
2) Leopold
Leopold I : TFU 32 cm
Teraba bulat, lunak, dan melenting. Kesimpulan : bokong
Leopold II : di perut sebelah kanan ibu teraba panjang, lurus,
keras dan di sebelah kiri teraba kecil- Kesimpulan :
punggung kanan
Leopold III : teraba keras, bulat, dan melenting, Kesimpulan : kepala.
Leopold IV: kedua ujung pemeriksa menyatu, bagian terendah sudah
masuk PAP (3/5).
TBJ : (TFU – 1 1) x 1 55
( 32-11)x 155 = 3255 gram
Auskultasi
DJJ +, frekuensi 134 x/menit di puntum maksi (perut kanan bawah ibu),
irama teratur dan kuat
n. Genetalia
Tidak ada luka pada perineum, pada vulva dan tidak ada oedema, warna
merah kebiruan, tidak ada fistul, tidak ada peradangan, pengeluaran
pervaginam normal
o. Rektum
Tidak ada hemoroid

3. Pemeriksaan dalam

Pukul 08.00 WIB VU tenang, dinding vagina licin,pembukaan 3 cm, portio

median ,konst lunak Eff: 50%. Ketuban (+) teraba kepala turun H 1-II

8
C. Analisa
Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal hidup intra
uterin presentasi kepala, inpartu kala I fase laten.
D. Pelaksanaan
Tanggal 19 Oktober 2021, Jam 08.20 WIB
1. Memberitahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksan bahwa
kondisi ibu saat ini telah memasuki proses persalinan dengan tanda-tanda
persalinan yaitu mulas-mulas pada perut bagian bawah keluar lender
berwarna kecoklatan bercampur sedikit darah, kondisi bayinya sehat
dengan posisi normal dan DJJ 134x/menit, pembukaan persalinannya
telah memasuki 3 cm.
2. Mempersiapkan ruangan untuk persalinan, perlengkapan persa seperti
alat-alat persalinan ( partus set, heating set), alat resusitasi pakaian bayi,
dan alat penanganan syok serta perdarahan.
3. Mendukung dan menganjurkan suami/keluarga untuk mendampingi
selama proses persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk mencoba posisi yang nyaman selama proses
persalinan dan memastikan ibu mendapat asupan nutrisi dengan makan
dan minum.

9
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Tanggal : 19 Oktober 2021 , Jam : 12.00 WIB

S :

1. Ibu mengatakan kenceng-kencengnya semakin kuat dan terasa nyeri di perut

bagian bawah.

2. Ibu mengatakan ingin buang air kecil.

O:

1. Pemeriksaan dalam VU tenang, dinding vagina licin, pembukaan 8, selaput

ketuban +, presentasi fetus kepala, bagian terendah janin 2/5, tidak ada molase,

hodge II- III.

2. Tanda-tanda vital ibu

Tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit, respirasi kali/menit, suhu

37,1°C.

A : Diagnosa: Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal

hidup intra uterin presentasi kepala, inpartu kala I fase aktif.

P :

1. Menjelaskan kepada ibu tentang kondisinya saat ini.

2. Melakukan observasi dan mencatat pada lembar partograf.

10
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Kala II

Tanggal 19-10-2021 , Jam 13.20 WIB

S :

1. Ibu mengatakan rasa ingin BAB dan ingin mengejan.

2. Ibu mengatakan rasa sakit bertambah sering dan lama merasa nyeri dari pinggang

ke perut bagian bawah.

O :

1. His 4 x /10 menit, teratur lamanya > 40 detik.

2. DJJ 140 x/menit, teratur.

3. Pengeluaran lendir darah dari vagina yang semakin banyak.

4. Keadaan kandung kemih kosong.

5. Inspeksi ada dorongan meneran, anus mengembang, vulva membuka

6. TD 120/80 mmHg, respirasi 22 x/menit, nadi 86 x/menit, suhu 37 C.

A :

Diagnosa: Ibu G1P0A0 umur 26 tahun hamil 39 minggu 6 hari janin tunggal

hidup intra uterin presentasi kepala, inpartu kala II

P :

1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.

2. Memberikan dukungan/support kepada ibu.

3. Memberikan asuhan pertolongan persalinan normal.

a. Memastikan kelengkapan peralatan dan obat-obatan, handuk di atas perut ibu,

dan menyiapkan oksitosin 10

11
b. Memakai APD.

c. Mencuci tangan.

d. Memakai hand scoon.

e. Menghisap oksitosin 10 IU.

f. Melakukan vulva hygiene.

g. Melakukan pemeriksaan dalam dengan hasil : VU ten dinding vagina licin,


portio pembukaan lengkap (10 selaput ketuban +, presentasi belakang
kepala, sejajar jam 12, tidak ada bagian kecil-kecil menumbung, penurunan
bagian terendah di hodge tidak ada molase. Melakukan amniotomi, air
ketuban jernih, tidak mekonium/ darah. Lendir darah +.

h. Mendekontaminasi sarung tangan dengan larutan klorin 0,5 %.

i. Memeriksa DJJ.

l. Mengganti handuk.

m. Memimpin persalinan.

n. Setelah kepala kronink 5-6 cm depan vulva, mem handscoon, memasang duk
steril di bawah bokong ibu

o. Melakukan stenen.

p. Mengecek lilitan tali pusat.

q. Menunggu putar paksi luar, melahirkan bahu depan bahu belakang.

r. Menyangga, menyusur, dan mengait.

s. Setelah bayi lahir, nilai sesaat, meletakkan di atas ibu, mengeringkan,


mengganti handuk.

12
t. Melakukan pemotongan tali pusat.

u. Melakukan IMD dan tetap menjaga kehangatan bayi.

E :

1. Kondisi ibu normal ditandai dengan KU ibu baik, TD 120/80 mmHg, respirasi 22

x/menit, nadi 86 x/menit, suhu 37 0C.

2. Ibu mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga.

3. Jam : 13.35 wib Seorang bayi perempuan lahir spontan menangis kuat.

BBL: 3100 grm. PB : 50 cm. AS : 8-9-10

CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Kala III

Tanggal 19-10-2021 pukul 13.36 WIB

S :

1.Ibu mengatakan bahwa ia merasa lega dan senang atas kelahiran anaknya.

2.Ibu mengatakan masih merasa mulas pada perutnya.

O :

1. Bayi lahir spontan pervaginam, jenis kelamin Perempuan. BBL: 3100 grm.

PB : 50 cm. AS : 8-9-10

2. Ibu tampak senang dan bahagia

3. TD : 120/80 mmHg, suhu : 36,8 0C, respirasi : 22 x/menit,

4. Abdomen : kontraksi uterus baik, uterus teraba bulat dan TFU 2 jari di bawah

pusat, kandung kemih kosong.

5. Pada Inspeksi tidak terdapat robekan jalan lahir dan perdarahan 100 cc.

13
A : Diagnosa

Ibu P1 A0 Umur 26 tahun dengan kala III

P :

1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini.

2. Melakukan manajemen aktif kala III

a.Memastikan janin tunggal.

b. Memberitah ibu bahwa ia akan disuntik, menyunti oksitosin 10U IM di 1/3

paha bagian luar.

c. Setelah ada tanda pelepasan plasenta (uterus globuler pusat memanjang,

darah keluar banyak), meminda klem 5-10 cm depan vulva, lakukan


penegangan tali p terkendali dengan dorso cranial.

d. Memindahkan lagi klem 5-10 cm depan vulva, PTT , dorso cranial,

melahirkan plasenta searah su jalan lahir, memutar searah jarum jam

dengan hati-hati

e. Mengajari ibu masase fundus uteri.

f. Memeriksa kedua sisi plasenta untuk memas kelengkapan plasenta.

g. Memeriksa ada/tidaknya robekan jalan lahir.

h. Menjaga personal hygiene dengan membersihkan ibu mengganti pakaian

ibu.

E :

1. Kondisi ibu normal ditandai dengan KU baik, TD : 120/80, Nadi : 88x/menit

Suhu :36,8 C

2. Kontraksi Uterus Baik. TFU 2 Jari bawah Pusat. PPV : 100 cc

14
CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN

Kala IV

Tanggal 19-10-2021, Jam 15.40 WIB

S :

1. Ibu mengatakan senang dengan kelahiran bayi laki-lakinya.

2. Ibu mengatakan takut BAK dan BAB.

O :

1. Keadaan umum ibu : baik

2. Kesadaran : Composmentris

3. Tanda-tanda vital

TD : 110/70 mmHg. Suhu : 36,50C, respirasi : 22 x/menit, n 82 x/menit.

4. TFU 2 jari di bawah pusat.

5. Kontraksi uterus baik.

6. Perdarahan pervaginam : 100 cc

7. Pengeluaran lochea rubra.

8. Tidak terdapat robekan jalan lahir.

A :

Diagnosa : Ibu P1 A0 Umur 26 tahun dengan kala IV

P :

1. Menjelaskan kondisi ibu saat ini

2. Melakukan konseling pada ibu tentang BAK dan BAB, personal hygiene,

mobilisasi, involusio.

3. Melakukan pengawasan kala IV setiap 15 menit pada 1 pertama, dan setiap

15
30 menit pada 1 jam kedua, antara lain :

a.Memeriksa tanda-tanda vital

b.Memeriksa fundus uteri

c.Memeriksa perdarahan

d.Memeriksa kandung kemih

16
PEMBAHASAN

Bidan melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin fisiologis pada Ny. L
pada tanggal 19 Oktober 2021 di Puskesmas Purwanegara 2 Kabupaten
Banjarnegara, didapatkan hasil sebagai berikut.

Pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul 08.00 WIB
pada Ny. L usia 26 tahun G1P0A0 hamil 39+6 minggu didapatkan keluhan keluhan
kenceng-kenceng yang kuat, teratur, dan tidak hilang saat beristirahat sejak jam
01.00 WIB menjalar dari perut bagian bawah hingga ke punggung dan
mengeluarkan lendir darah. Kenceng-kenceng yang dirasakan ibu semakin lama
semakin sering sebanyak 4 kali dalam 10 menit dengan durasi 40 detik dengan
kekuatan sedang. Keluhan yang dialami oleh Ny. L menunjukkan adanya tanda-
tanda persalinan kala 1, yaitu mules-mules sering dan teratur dan pengeluaran
pervaginam berupa lendir darah (Prawirohardjo, 2002)

Berdasarkan hasil anamnesa ibu mengatakan terakhir makan jam 07.00 WIB
dengan 1/ 2 piring, kering tempe 5 sendok makan, dan 1 potong roti. Minum
terakhir jam 07.20 WIB dengan 3/ 4 gelas the manis. . Ibu mengatakan istirahat /
tidur terakhir dari jam 21..00 WIB ( tanggal 18 Oktober 2021 ) – pukul 02.00 WIB
tanggal 19 Oktober 2021 tetapi ibu mengatakan tidurnya tidak nyenyak karena ibu
selama tidur merasa kenceng-kenceng. BAB terakhir sebelum pengkajian pada
pukul 07.00 WIB, berwarna coklat konsistensi lembek. BAK terakhir sebelum
pengkajian pukul 06.00 WIB. Jumlah 1 gelas , warna kuning jernih.

Pemeriksn fisik keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, TB 155 cm,BB 54
kg, Lila 24 cm, tensi 110/ 70 mm Hg, Nadi 88 x per menit, Suhu 36 C respirasi 18
x per menit. Tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan obstetric muka tidak
oedem tidak anemi, mammae membesar, hiperpigmentasi areola, putting menonjol,
colostrum belum keluar, abdomen tidak ada luka bekas operasi, perut membesar
sesuai umur kehamilan, tidak ada striae gravidarum, tidak ada linae nigrae. Palpasi

17
tfu pertengahan prosessus xyphoideus, teraba bokong pada fundus, teraba
punggung kiri, pada bagian bawah perut ibu teraba kepala janin, kepala masuk 2/5.
Tfu 32 cm dengan taksiran berat janin 3255 gram, artinya dalam batas fisiologis.
His 4x per 10 menit 60 detik, auskultasi DJJ 148 X per menit.

Pemeriksaan dalam dilakukan pada tanggal 19 Oktober 2021 pukul 08.05 WIB
didapatkan hasil periksa dalam pembukaan servik 3 cm, efficement 50%, KK (+),
presentasi belakang kepala, point of director ; UUK kiri depan penurunan bagian
terbawah janin turun Hodge I-II. Dari data subyektif dan obyektif yang didapat dari
wawancara dan pemeriksaan Ny. L, maka Ny. L telah mengalami inpartu kala I fase
laten . Pada masa kala 1 fase laten, dibutuhkan motivasi untuk melakukan teknik
relaksasi nafas dalam, pendampingan suami, serta terapi untuk mengurangi nyeri
akibat kontraksi persalinan. Kebutuhan nutrisi, eliminasi, mobilisasi, dan istirahat
juga diberikan pada fase ini. Kebutuhan yang diperlukan ibu untuk mengurangi
nyeri persalinan kala 1 fase laten adalah dengan mengajarkan ibu teknik nafas
dalam. Teknik relaksasi nafas dalam dapat mengurangi nyeri persalinan (Ribka,
1967)

Bidan menganjurkan suami / keluarga terdekat untuk mendampingi ibu


selama proses persalinan untuk memberikan dukungan psikologis pada ibu dan
memberikan makan dan minum pada ibu. Hal ini didukung oleh penelitian (Selfi,
2014) karena responden merasa nyaman dalam persalinan karena ditunggui oleh
suami atau pihak keluarga. Keluarga dapat menghibur dan memberikan motivasi
sehingga mengurangi kecemasan selama persalinan yang dialami oleh responden.
Penulis juga menganjurkan ibu untuk tidak menahan keinginan BAK dan BAB, dan
penulis mengajarkan massage pada punggung untuk mengurangi nyeri
persalinan.Hal ini sesuai dengan jurnal penelitian (Aryani & Evareny, 2015) Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang memijat punggung sebelum proses
persalinan, merasakan intensitas nyeri lebih rendah pada 29,62 poin dibandingkan
mereka yang tidak memijat. Hasil uji statistik adalah p = 0,001. Dapat disimpulkan

18
bahwa pijatan pada punggung dapat mengurangi intensitas nyeri pada persalinan
normal dan meningkatkan tingkat endorphin. Selain itu, ada korelasi yang kuat
antara peningkatan kadar endorfin dengan intensitas nyeri dalam persalinan normal.

Klien juga dianjurkan pula untuk tidur miring kiri. Hal ini dilakukan supaya his
lebih kuat sehingga mempercepat proses persalinan seperti ditunjukkan dalam
penelitian (Yusri, 2019) dengan hasil his pada tidur miring ke kiri pada pesalinan
kala I fase aktif durasi his lebih adekuat (> 40 detik) dan frekuensi his lebih sering
persalinan berlangsung lebih cepat tidak terjadi partus macet sebanyak (93,33%)
dari 15 responden dialami oleh usia 20 – 35 tahun dan mempercepat penurunan
kepala (Annisa, 2017)

Kemudian penulis menyiapkan partus set, hecting set, alat resusitasi BBL, pakaian
ibu dan bayi, jarit 2 helai,air klorin dan air DTT. Observasi pada pukul 13.30 WIB
terdapat tanda gejala kala II yaitu terlihat adanya dorongan meneran, tekanan pada
anus, perineum menonjol, dan vulva membuka , his 5x per 10 menit dengan durasi
60 detik, DJJ 144 x per menit, ketuban pecah spontan, air ketuban jernih, VT
pembukaan 10 cm, kk tidak teraba, kepala H IV, UUK jam 12, blood slym ++,
penyusupan 0.

Berdasarkan data subyektif dan obyektif pada Ny. L sudah masuk inpartu kala II.
Pada kala II ibu mengambil posisi dorsal recumbent dengan didampingi dan dibantu
oleh suami mengangkat kepala ketika ibu meneran. Kala II Ny. L berlangsung
selama 15 menit, bayi lahir spontan pada pukul 13.35 WIB, bayi menangis kuat,
kulit kemerahan, gerak aktif.

Bidan menganjurkan suami untuk mendampingi ibu pada kala II. Menurut
(Selfi, 2014) pendampingan suami atau keluarga akan mempercepat lamanya kala
II, hal ini dikarenakan kehadiran atau pendampingan keluarga saat persalinan akan
membawa ketenangan dan menjauhkan ibu dari stress. Kehadiran suami akan
membawa pengaruh positif secara psikologis, dan berdampak positif pada kesiapan

19
ibu secara fisik. Kehadiran keluarga, sentuhan tangannya, doa dan kata-kata penuh
motivasi yang diucapkannya akan membuat ibu merasa lebih kuat dan tabah
menghadapi rasa sakit dan kecemasannya serta memiliki motivasi untuk berjuang
melahirkan bayinya. Tidak terdapat kesenjangan teori (Prawirohardjo, 2002) dengan
penatalaksanaan asuhan persalinan kala II pada Ny. L.

Pada persalinan kala III, bidan melakukan pennyuntikan oksitosin 10 iu/im,


peregangan tali pusat terkendali dan menganjurkan suami untuk memilin-milin
putting susu ibu. Pemberian rangsangan puting susu dengan pemlinan dapat
mempengaruhi hipotalamus agar mengeluarkan hormon oksitosin yang akan
mempercepat kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan post
partum(Widiastutik, 2020).

Kemudian plasenta lahir 10 menit secara spontan pada pukul 13.40 WIB,
setelah itu dilakukan massase fundus uteri dan pengecekan kelengkapan plasenta.
Selama persalinan kala III dilakukan IMD yang bertujuan untuk menciptakan
kontak kulit antara ibu dan bayinya, mengurangi perdarahan, dan meningkatkan
kontraksi. Pada Ny. L IMD berlangsung selama 1 jam dan By. Ny. L telah berhasil
menemukan puting susu ibu. Asuhan yang diberikan pada Ny L sesuai dengan
penelitian dari (Made & Sari, 2011) yang berjudul Pengaruh Inisiasi menyusui dini
terhadap jumlah perdarahan kala IV persalinan di klinik BPS Ny Endang Purwati-
Mergangsan Yogyakarta.

Disebutkan bahwa saat 1 jam pertama setelah lahir bayi diletakkan pada dada
ibu, bayi akan mengikuti pola yang sama dengan gerakan tangan untuk menemukan
dan merangsang payudara ibuya sehingga akan lebih banyak oksitosin yang
dikeluarkan. Oksitosin sangat penting karena menyebabkan rahim berkontraksi
dengan baik sehingga membantu mengeluarkan plasenta dan mengurangi
perdarahan. Oksitosin juga berperan untuk merangsang hormon lain yang membuat
ibu menjadi lebih tenang, rileks, mencintai bayi, lebih kuat menahan sakit dan

20
timbul rasa bahagia serta merangsang pengaliran ASI dari payudara, sehingga ASI
lebih cepat keluar. Apabila inisiasi menyusui dini tidak dilakukan maka manfaat
yang begitu luar biasa tidak akan didapatkan baik untuk ibu atau bayi. Tidak
terdapat kesenjangan antara teori penatalaksanaan asuhan persalinan kala III sesuai
APN dan praktik dalam penatalaksanaan persalinan kala III pada Ny. L.

Pada kala IV dilakukan penjahitan perineum yang ruptur akibat proses


persalinan kala II dengan anestesi lidokain menggunakan teknik jelujur terkunci.
Perineum rupture derajat II yang meliputi kulit perineum fourchet, mukosa vagina
dan otot vagina. Bayi setelah dilakukan IMD dan pengukuran antropometri, serta
membungkus tali pusat bayi dengan kassa kering, kemudian memberikan suntikan
vitamin K 0,1 mg/im dan salep mata pada bayi. Asuhan yang diberikan pada bayi
Ny L sudah sesuai dengan penelitian dari (Hanifa et al., 2017) yang menyebutkan
bahwa bayi baru lahir relatif kekurangan vitamin K karena berbagai alasan, antara
lain simpanan vitamin K yang rendah pada waktu lahir, sedikitnya perpindahan
vitamin K melalui plasenta, rendahnya kadar vitamin K pada ASI dan sterilitas
saluran cerna.

Defisiensi vitamin K inilah yang menyebabkan perdarahan pada bayi dan


meningkatkan risiko perdarahan intracranial. Asuhan yang diberikan dalam
pembungkusan tali pusat bayi sudah sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Patimah IIN, 2013) yaitu adanya perbedaan antara tali pusat yang dirawat dengan
perawatan tali pusat yang benar lebih cepat lepasnya dari pada dengan tali pusat
yang dirawat dengan perawatan tali pusat yang salah dan perbedaan hasil uji T Test
ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dikarenakan perawatan tali pusat yang benar
hanya ditutup dengan kassa steril memudahkan terpapar dengan udara luar sehingga
terhindar dari suasana lembab dan memudahkan proses pengeringan dan
pelepasannya. Cara perawatan tali pusat dengan kassa steril adalah dengan
membungkus tali pusat dengan kasa dan mengkondisikan tali pusat tetap kering.

21
Pada asuhan kala IV berjalan tanpa penyulit, kontraksi fundus uteri baik dan
terdapat laserasi perineum derajat II yang telh dijahit dengan teknik jelujur. Tekanan
darah ibu 120/80 mmhg, TFU dua jari dibawah pusat, kandung kemih kosong.
Dalam kala IV ibu dan keluarga diajarkan dan dianjurkan untuk melakukan massase
fundus untuk memantau kontraksi fundus dan mencegah perdarahan post partum.
Selanjutnya dilakukan observasi tingkat kesadaran, perdarahan, tanda-tanda vital
setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam jam kedua setelah
persalinan. Setelah itu melakukan dekontaminasi ibu, alat, dan tempat persalinan,
serta melengkapi partograf. Tidak ada kesenjangan antara teori ((Prawirohardjo,
2002) dengan penatalaksanaan persalinan kala IV pada Ny. L.

22
DAFTAR PUSTAKA:

Annisa, A. (2017). Penerapan Posisi Miring Untuk Mempercepat Penurunan Kepala


Bayi Pada Persalinan KALA 1 Dengan Ibu Primigravida Di Kabupaten Klaten.
2015010.

Aryani, Y., & Evareny, L. (2015). Artikel Penelitian Pengaruh Masase pada
Punggung Terhadap Intensitas Nyeri Kala I Fase Laten Persalinan Normal
Melalui Peningkatan Kadar Endorfin. 4(1), 70–77.

Hanifa, R., Syarif, I., & Jurnalis, Y. D. (2017). Gambaran Perdarahan Intrakranial
pada Perdarahan akibat Defisiensi Vitamin K (PDVK) di RSUP Dr. M. Djamil.
Jurnal Kesehatan Andalas, 6(2), 379. https://doi.org/10.25077/jka.v6i2.708

Made, N., & Sari, M. (2011). Pengaruh IMD Terhadap Jumlah Perdarahan Kala 1V
Persalinan di Klinik BPS Ny. Endang Purwati- Mergangsan- Yogyakarta.

Patimah IIN. (2013). Perbedaan Perawatan Tali Pusat Menggunakan Kassa Kering
Steril dan Kassa Lembab Terhadap Lamanya Puput Di RS TNI-AD Guntur
Garut.

Prawirohardjo, S. (2002). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal (yayasan


Bina Pustaka (ed.)).

Ribka, N. (1967). Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Respon Nyeri
Pada Ibu Inpartu Kala 1 Fase Aktif Di Puskesmas Bahu Kota Manado.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 5, 5–24.

Selfi, M. I. (2014). Hubungan Pendamping Suami dengan Tingkat Kecemasan Ibu


Persalinan Kala 1 Dalam Menghadapi Proses Persalinan. 65–73.

Widiastutik, S. (2020). Hubungan Manajemen Aktif Kala Iii Dengan Kejadian


Perdarahan Post Partum Primer Di Pbm Umi Surabaya. J-HESTECH (Journal

23
Of Health Educational Science And Technology), 3(1), 35.
https://doi.org/10.25139/htc.v3i1.2383

Yusri, L. D. (2019). Efektifitas Pemberian Posisi Miring Kiri dan Setengah Duduk
Terhadap Kemajuan Persalinan Kala Satu Fase Aktif Dilatasi Maksimal Pada
Primigravida. 7.

24

Anda mungkin juga menyukai