DISUSUN OLEH :
Aditia Izzaturziyan
NIM : 02011382227383
KELAS : A PALEMBANG
SEMESTER: 2
DOSEN PEMBIMBING :
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
1. MPR : Setelah perubahan terhadap UUD Tahun 1945, maka tugas dan wewenang
MPR maka berdasarkan hasil amandemen wewenang MPR dalam Undang-Undang
Dasar 1945 adalah : (a) Mengubah dan menetapkan Undang-Undang, (b) Melantik
Presiden dan/atau Wakil Presiden, dan (c) memberhentikan Presiden dan/atau Wakil
Presiden dalam masa jabatannya menurut UUD.
2. Presiden : Menurut Bab Ill pasal 4 UUD 1945 Presiden adalah pemegang
kekuasaan tertinggi pemerintahan. Selanjutnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai
kepala pemerintahan presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden Presiden dan
Wakil Presiden diajukan oleh partai politik atau gabungan partai politik, dan dipilih
secara langsung oleh rakyat melalui Pemilu. Masa jabatan Presiden dan Wakil
Presiden adalah lima tahun, dan sesudahnya dapat dipilih kembali untuk jabatan yang
sama dalam satu masa jabatan saja (pasal 7 UUD 1945 hasil amendemen).
3. DPR : Kedudukan DPR sebagai lembaga negara diatur dalam Bab VII Pasal 19 UU
1945 hasil amandemen Keanggotaan DPR berasal dari partai politik yang dipilih
melalui Pemilu setiap lima tahun sekali. Selain DPR, ada pula DPRD. Perbedaannya
yakni DPR berkedudukan di ibu kota Anggota DPR secara otomatis juga menjadi
anggota MPR. Sementara itu DPRD berkedudukan di provinsi dan kabupaten/kota
4. DPD : DPD Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang baru dalam
sistem ketatanegaraan RI. Sebelumnya lembaga ini tidak ada. Setelah UUD 1945
mengalami amandemen lembaga ini tercantum. yakni dalam Bab VII Pasal 22C dan
Pasal 22D Anggota DPD ada dalam setiap provinsi dipilih langsung oleh rakyat
melalui Pemilu Anggota DPD ini bukan berasal dari partai politik, melainkan dari
organisasi-organisasi kemasyarakatan.
Menurut pasal 22D UUD 1945, DPD memiliki wewenang sebagai berikut.
5. Mahkamah Agung : Dalam UUD 1945 Bab IX Pasal 24 ayat (2), MA (Mahkamah
Agung) merupakan salah satu pemegang kekuasaan kehakiman Keberadaan lembaga ini
sebagai pengadilan negara tertinggi dari semua lingkungan peradilan MA disebut sebagai
lembaga tertinggi karena merupakan lembaga peradilan tingkat terakhir. Jika misalnya
seseorang berpekara di peradilan pertama (Pengadilan Negeri) kurang puas terhadap
keputusan yang diperoleh maka ia akan naik banding ke peradilan di atasnya lagi (Pengadilan
Banding).
1. Peradilan Umum pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Negeri pada tingkat
banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi dan pada tingkat kasası dilakukan oleh
Mahkamah Agung.
2. Peradilan Agama pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Agama pada
tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Agama dan pada tingkat kasasi
dilakukan oleh Mahkamah Agung.
3. Peradilan Militer pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Militer pada tingkat
banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Militer dan pada tingkat kasasi dilakukan
oleh Mahkamah Agung.
4. Peradilan Tata Usaha negara pada tingkat pertama dilakukan oleh Pengadilan Tata
Usaha negara pada tingkat banding dilakukan oleh Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara dan pada tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah Agung.
7. Komisi Yudisial : : Pasal 24 B ayat 1 UUD 1945 berbunyi Komisi Yudisial bersifat
mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran
martabat, serta perilaku hakim.
8. BPK : Pasal 23 ayat (5) UUD Tahun 1945 menetapkan bahwa untuk memeriksa
tanggung jawab tentang Keuangan Negara diadakan suatu Badan Pemeriksa
Keuangan yang peraturannya ditetapkan dengan Undang-Undang.
10. KPU : Dasar hukum Atribusi wewenang dalam Perubahan UUD 1945 Pasal 22E
ayat (1), ayat (2), (5).
11. Bank Sentral : Pasal 37A UUD 1945 menyatakan bahwa Bank Indonesia sebagai
bank sentral memiliki tugas sebagai bank sentral untuk melaksanakan fungsi bank
sentral sesuai dengan UU.
12. TNI : Pasal 37B UUD 1945 menyatakan bahwa TNI sebagai kekuatan militer
mempunyai tugas pokok melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia dari segala ancaman dan gangguan terhadap keutuhan nkri.
13. Polri : dasar hukum polri diatur pada UU nomor 2 tahun 2002