Anda di halaman 1dari 43

ABDUL FIKRI

19 OKTOBER 2023

"Terus Bertumbuh Mendunia"


Organisasi tak pernah sepi dari berbagai problem yang menderanya. Satu per satu masalah selesai,
permasalahan yang lain datang silih berganti tiada henti. Perkembangan jaman menuntut adanya
perubahan. Menuntut adanya banyak perbaikan untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan
para stakeholder terkait. Kepuasan stakeholder menjadi salah satu kunci indikator dalam banyak
keberhasilan sebuah organisasi tersebut dikelola dengan baik atau tidak.
Parameter keberhasilan sebuah organisasi ditentukan oleh banyak faktor, mulai dari faktor sumber daya
manusia, sumber daya organisasi, sampai ketersediaan sumber daya lain yang berasal dari dalam maupun
luar organisasi. Organisasi tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh banyak hal. Pengaruh
internal maupun pengaruh eksternal. Mulai dari pengaruh positif maupun pengaruh negatif dari dalam dan
luar lingkungan. Singkat kata organisasi tumbuh dan berkembang layaknya seorang manusia. Tumbuh
membutuhkan pikiran, waktu, tenaga, dan sumber kebutuhan organisasi lainnya. Seiring dengan
berkembangnya organisasi menuju arah pertumbuhan, tentu memerlukan banyak kebutuhan untuk
memajukan organisasi. Semakin besar sebuah organisasi, semakin banyak pula tantangan dan masalah
yang akan dihadapi. Peribahasa mengatakan semakin tinggi pohon semakin kencang angin yang
meniupnya.
25 tindakan terukur yang membuat kita terus bertumbuh memdunia:
1. Membaca setidaknya satu buku baru setiap bulan untuk mendapatkan wawasan baru.
2. Menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang untuk terus memotivasi diri.
3. Melibatkan diri dalam pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keterampilan.
4. Menjalin hubungan dengan orang-orang yang memiliki pandangan dan pengalaman berbeda.
5. Menyumbangkan waktu atau keterampilan melalui kegiatan amal.
6. Menjaga kesehatan tubuh melalui olahraga dan pola makan seimbang.
7. Mempertahankan kebiasaan refleksi diri untuk belajar dari pengalaman.
8. Menghadiri seminar atau konferensi untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik tertentu.
9. Mengasah keterampilan interpersonal melalui networking aktif.
10. Mengeksplorasi budaya dan perspektif baru dengan bepergian.
11. Melibatkan diri dalam proyek-proyek kreatif untuk merangsang pikiran.
12. Menyusun jadwal yang efisien untuk mengoptimalkan waktu.
13. Mempraktikkan kebiasaan meditasi untuk menjaga keseimbangan mental.
14. Mengidentifikasi dan mengatasi kelemahan diri secara terus-menerus.
15. Belajar dari kegagalan dan melihatnya sebagai peluang untuk tumbuh.
16. Mengikuti perkembangan teknologi dan tren terkini.
17. Memberikan umpan balik konstruktif dan menerima umpan balik dengan terbuka.
18. Terlibat dalam proyek-proyek inovatif untuk merangsang kreativitas.
19. Mengembangkan kemampuan kepemimpinan melalui tanggung jawab tambahan.
20. Berinvestasi dalam pengembangan karir dan pendidikan tambahan.
21. Membuat rencana keuangan dan mengelola keuangan dengan bijak.
22. Menjaga lingkungan sekitar dan berkontribusi pada keberlanjutan.
23. Mengembangkan kepekaan sosial dengan menjadi relawan.
24. Membentuk kebiasaan tidur yang baik untuk mendukung kesehatan mental.
25. Menjaga sikap positif dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan.

19 oktober 2023
ABDUL FIKRI

18 OKTOBER 2023

"Pemimpin yang menginspirasi"


Pemimpin yang baik adalah sosok yang mampu menginspirasi orang untuk memiliki harapan karena
harapan adalah kunci dari perjalanan kehidupan seseorang. Selain itu, pemimpin juga harus mampu
membangun dan menciptakan kolaborasi untuk menyelesaikan berbagai isu atau fenomena yang saat ini
terjadi sehingga memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Dengan itu, tim dapat memiliki
kepercayaan terhadap pemimpin sehingga terbentuk sebuah organisasi yang sehat.
Sangat penting bagi pemimpin untuk menginspirasi sebuah harapan. Pemimpin juga harus menciptakan
kepercayaan diri bagi semua tim untuk mampu menciptakan perubahan yang lebih baik. Pemimpin harus
mampu menginspirasi orang untuk menyelesaikan berbagai isu yang ada. Bagi pemimpin, penting untuk
memahami data yang ada dan policy yang berlaku, namun perlu ditekankan juga bahwa pemimpin harus
memberi inspirasi untuk orang.
25 tindakan agar inspirasi pemimpin dapat menumbuhkan tim organisasi menjadi hebat:
1. Fasilitasi komunikasi terbuka.
2. Dorong kolaborasi di antara anggota tim.
3. Berikan tantangan yang memacu pertumbuhan.
4. Sediakan pelatihan dan pengembangan.
5. Apresiasi pencapaian individu dan tim.
6. Libatkan tim dalam pengambilan keputusan.
7. Tunjukkan visi yang inspiratif.
8. Bangun budaya kerja yang inklusif.
9. Berikan umpan balik konstruktif.
10. Dorong inovasi dan kreativitas.
11. Sediakan sumber daya untuk pengembangan pribadi.
12. Tetapkan tujuan yang dapat dicapai.
13. Fasilitasi sesi brainstorming dan perencanaan strategis.
14. Dorong tanggung jawab pribadi.
15. Berikan kesempatan untuk kepemimpinan.
16. Adopsi teknologi dan proses kerja yang efisien.
17. Sediakan peluang untuk berbagi pengetahuan.
18. Dorong fleksibilitas dan adaptabilitas.
19. Bangun hubungan kerja yang kuat.
20. Prioritaskan keseimbangan kerja-hidup.
21. Berikan tantangan yang sesuai dengan keahlian individu.
22. Berikan dukungan untuk mengatasi hambatan.
23. Tetapkan budaya penerimaan terhadap kegagalan.
24. Fasilitasi pertemuan refleksi dan pembelajaran.
25. Jalin koneksi antara pekerjaan dan tujuan pribadi mereka.

18 oktober 2023
ABDUL FIKRI

17 OKTOBER 2023

"Manajemen Waktu"
Seorang pemimpin yang efektif dalam manajemen waktu mampu menginspirasi timnya melalui
keteladanan dan penyelektifan. Dengan mengutamakan prioritas, pemimpin tersebut membimbing anggota
tim untuk fokus pada tugas yang paling penting, menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan efisien.
Dalam kepemimpinan ini, waktu dianggap sebagai aset berharga yang harus dioptimalkan untuk mencapai
tujuan bersama.
Pemimpin memiliki sejumlah tanggung jawab mereka harus pintar menjaga jadwal mereka agar tetap
teratur dan seluruh pekerjaan terselesaikan dengan baik. Mulai dari mengelola karyawan, mencari peluang
pemasaran baru, mengevaluasi pekerjaan yang telah berjalan dan pemimpin juga bertugas menyelesaikan
beberapa proyek dalam waktu yang bersamaan.
Pemimpin harus memiliki teknik manajemen waktu yang baik dengan seluruh anggota tim nya agar
pekerjaan menjadi lebih efektif dan memaksimalkan waktu dan sesuai dengan target yang ingin dicapai.
Saat seorang pemimpin memiliki banyak tuntutan pada waktu yang terbatas, mereka biasanya mengalami
kesulitan mengendalikannya.
25 tindakan hebar agar bisa memanfaatkan waktu sebaik baiknya
1. Tetapkan Tujuan: Tentukan dengan jelas apa yang ingin dicapai.
2. Prioritaskan Tugas: Fokus pada pekerjaan yang paling penting terlebih dahulu.
3. Rencanakan Harian: Buat jadwal harian untuk mengatur aktivitas.
4. Hindari Prokrastinasi: Jangan tunda pekerjaan yang bisa dilakukan sekarang.
5. Gunakan Teknologi: Manfaatkan aplikasi atau alat digital untuk manajemen waktu.
6. Delegasikan Tugas: Berikan tanggung jawab kepada anggota tim sesuai keahlian.
7. Hindari Multitasking: Lebih baik fokus pada satu tugas sekaligus.
8. Singkat Rapat: Pertemuan harus efisien dan terarah.
9. Tetapkan Batas Waktu: Tetapkan waktu maksimal untuk setiap tugas.
10. Istirahat Secukupnya: Pijit otak dengan istirahat singkat untuk menjaga produktivitas.
11. Hapus Gangguan: Matikan pemberitahuan yang dapat mengganggu konsentrasi.
12. Evaluasi Progress: Tinjau secara berkala sejauh mana pencapaian tujuan.
13. Pelajari dari Kesalahan: Ambil hikmah dari pengalaman buruk untuk perbaikan.
14. Rutin Berlatih: Kembangkan kebiasaan positif untuk memanfaatkan waktu.
15. Jangan Takut Tolak: Pelajari mengatakan "tidak" saat perlu.
16. Tetap Fleksibel: Sesuaikan rencana jika diperlukan.
17. Tetapkan Batas Waktu untuk Komunikasi: Hindari pembicaraan yang berlarut-larut.
18. Jaga Kesehatan: Tubuh yang sehat mendukung produktivitas.
19. Gunakan Metode Pomodoro: Kerja intensif selama 25 menit, diikuti istirahat 5 menit.
20. Fokus pada Hasil: Pikirkan tentang hasil yang ingin dicapai.
21. Pelajari Manajemen Stres: Atasi stres untuk tetap fokus.
22. Hapus Kebiasaan Buruk: Identifikasi dan perbaiki kebiasaan yang menghambat.
23. Manfaatkan "Tidak" Strategis: Pilih komitmen dengan bijak.
24. Kembangkan Skill Efektif: Pelajari keterampilan manajemen waktu.
25. Tetap Bersyukur: Menghargai waktu dan kesempatan yang dimiliki.

17 oktober 2023
ABDUL FIKRI

16 OKTOBER 2023

"Terus belajar tanpa henti".


Pemimpin yang unggul adalah mereka yang selalu lapar akan pengetahuan, terus belajar tanpa henti.
Mereka memahami bahwa evolusi pribadi membawa inovasi dan kepemimpinan yang kuat.
Kepemimpinan yang efektif adalah hasil dari komitmen untuk terus belajar tanpa henti. Seorang
pemimpin yang selalu mencari pengetahuan baru, mengembangkan keterampilan, dan memahami
perubahan dalam lingkungan bisnis akan mampu mengarahkan timnya dengan lebih baik. Kemauan untuk
belajar menciptakan pemimpin yang adaptif dan inovatif, mampu menghadapi tantangan dengan
kebijaksanaan yang diperoleh melalui pembelajaran berkelanjutan.
Kepemimpinan sejati terletak pada kemampuan untuk terus belajar tanpa henti, menghadapi perubahan
dengan fleksibilitas, dan memimpin dengan contoh agar dapat menginspirasi orang lain untuk melakukan
hal serupa.
25 tindakan hebat agar kita tidak berhenti untuk belajar:
1. Tetap terbuka terhadap ide baru.
2. Jadikan kesalahan sebagai pelajaran.
3. Baca buku dari berbagai genre.
4. Saling berbagi pengetahuan dengan orang lain.
5. Ikuti kursus atau pelatihan baru secara berkala.
6. Berpartisipasi dalam diskusi dan forum.
7. Aktif dalam pertukaran gagasan.
8. Jelajahi topik di luar bidang keahlianmu.
9. Dengarkan podcast pendidikan.
10. Tetap up-to-date dengan perkembangan industri.
11. Gunakan aplikasi pembelajaran online.
12. Terlibat dalam proyek-proyek yang menantang.
13. Ikuti seminar dan konferensi.
14. Amati dan pelajari dari lingkungan sekitarmu.
15. Mintalah umpan balik secara terbuka.
16. Tetap rendah hati dan bersedia belajar dari siapa pun.
17. Pertahankan keingintahuanmu.
18. Tetap fokus pada tujuan belajar jangka panjang.
19. Ikuti sumber berita terkini.
20. Manfaatkan teknologi untuk pembelajaran.
21. Buat jurnal pemikiran dan ide.
22. Evaluasi dan perbaharui tujuan pembelajaranmu.
23. Libatkan diri dalam mentoring atau menjadi mentor.
24. Sertai komunitas online yang berfokus pada pembelajaran.
25. Tetap disiplin dan konsisten dalam perjalanan belajarmu.

16 oktober 2023
ABDUL FIKRI

15 OKTOBER 2023

"Kejelasan adalah kekuatan"


Prinsip kejelasan dalam kepemimpinan merupakan fondasi utama untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan yang jelas menciptakan arah yang terdefinisi dengan baik, mengurangi kebingungan, dan
mendorong kinerja yang efektif. Faktor-faktor seperti komunikasi yang transparan, visi yang jelas, dan
kebijakan yang konsisten merupakan elemen-elemen kunci dalam menerapkan prinsip ini. Dengan
memberikan pedoman yang tegas, seorang pemimpin dapat memotivasi timnya, menciptakan lingkungan
kerja yang produktif, dan membangun kepercayaan di antara anggota tim.
29 tindakan hebat organisasi kita dapat tumbuh dengan kejelasan:
1. Menetapkan Visi dan Misi yang Jelas: Mendefinisikan dengan jelas visi dan misi organisasi atau tim.
2. Komunikasi yang Terbuka: Memberikan informasi secara jelas dan terbuka kepada anggota tim.
3. Menyusun Tujuan yang Terukur: Menetapkan tujuan yang spesifik, terukur, mencapai, relevan, dan
berbatas waktu (SMART).
4. Penetapan Harapan yang Jelas: Menyampaikan dengan tegas harapan dan standar kinerja.
5. Transparansi dalam Pengambilan Keputusan: Menjelaskan alasan di balik keputusan yang diambil dan
implikasinya.
6. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Memberikan umpan balik secara terbuka dan konstruktif.
7. Kepemimpinan Berdasarkan Nilai: Memimpin dengan memegang teguh nilai-nilai yang jelas.
8. Memastikan Konsistensi: Menjaga konsistensi dalam tindakan dan keputusan.
9. Memimpin dengan Contoh: Menjadi contoh yang baik dan mempraktikkan nilai-nilai yang dipegang.
10. Menyusun Rencana Strategis: Merencanakan langkah-langkah strategis secara jelas.
11. Fasilitasi Kolaborasi: Mendorong kolaborasi dan kerja tim yang efektif.
12. Pendelegasian yang Tepat: Delegasi tugas dan tanggung jawab dengan jelas.
13. Pengakuan Prestasi: Mengakui dan memberikan apresiasi terhadap prestasi individu dan tim.
14. Menanggapi Perubahan dengan Cepat: Menghadapi perubahan dengan cepat dan memberikan arah
yang jelas.
15. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Memberikan pelatihan dan pengembangan yang jelas untuk
pengembangan karyawan.
16. Mengatasi Konflik dengan Bijak: Menangani konflik dengan cara yang terbuka dan berkeadilan.
17. Pengelolaan Waktu yang Efektif: Menunjukkan kepemimpinan yang efektif dalam pengelolaan waktu.
18. Fokus pada Solusi: Mengarahkan fokus pada pencarian solusi daripada masalah.
19. Ketepatan dalam Komunikasi: Mengomunikasikan pesan dengan jelas dan akurat.
20. Memotivasi Tim: Memotivasi anggota tim untuk mencapai tujuan bersama.
21. Responsibilitas Individu dan Tim: Menetapkan dan memastikan tanggung jawab individu dan tim.
22. Beradaptasi dengan Perubahan: Bersedia beradaptasi dengan perubahan yang terjadi.
23. Pengelolaan Konflik: Mengelola konflik dengan bijak dan konstruktif.
24. Keterlibatan Karyawan: Mendorong keterlibatan aktif dari anggota tim.
25. Memberikan Prioritas yang Jelas: Menetapkan prioritas secara jelas untuk mencapai tujuan.
26. Pengelolaan Sumber Daya yang Efisien: Mengelola sumber daya secara efisien dan efektif.
27. Menyediakan Sumber Daya yang Diperlukan: Memastikan ketersediaan sumber daya yang diperlukan
untuk tugas dan proyek.
28. Evaluasi Kinerja Teratur: Melakukan evaluasi kinerja secara berkala.
29. Bersikap Adil dan Setara: Menunjukkan sikap adil dan setara terhadap semua anggota tim.
Implementasi prinsip-prinsip ini dapat membantu menciptakan kepemimpinan yang jelas dan efektif.

15 oktober 2023
ABDUL FIKRI

14 OKTOBER 2023

"Pemimpin hebat perlu melakukan pekerjaan dalam skala dan kompleksitas yang lebih besar"
"Awali dengan membangun nilai diri"
Value dalam diri kita bagaikan kompas, menuntun kita untuk menuju tujuan hidup, serta memotivasi dan
menginspirasi kita dalam menjalani hidup. Personal value juga menggambarkan siapa diri kita, baik di
rumah maupun di tempat kerja.
Pada dasarnya, personal value membentuk dasar dari identitas kita. Dengan begitu, personal value
berperan besar dalam bagaimana kita menjadi seorang pemimpin. Karena identitasmu sebagai pribadi juga
menjadi identitasmu sebagai seorang pemimpin, yang pada akhirnya membantumu dalam memengaruhi
orang-orang dan organisasi yang kamu pimpin.
Namun sayangnya, banyak pemimpin tidak menghabiskan waktu dan energi yang diperlukan untuk
menggali personal value mereka. Mereka mungkin memahami personal value-nya tidak secara mendalam,
sehingga mereka tidak menggali keyakinan apa dan perasaan apa yang mendorong terbentuknya personal
value mereka.
Padahal, dengan menyadari bagaimana value dalam diri mendorong suatu pemikiran, perilaku, dan
pengambilan keputusan, dapat membuat pilihan yang lebih baik untuk diri sendiri dan memiliki dampak
yang lebih positif bagi orang-orang di sekitar. Jika tidak, akan cenderung bekerja dalam mode auto-pilot,
yang seringkali dapat menimbulkan masalah atau hambatan bagi karier dan organisasi.
Nah, sekarang saatnya luangkan waktu untuk meninjau kembali bagaimana personal value memengaruhi
peran kita sebagai pribadi. Dengan apa yang kita hadapi di tempat kerja dan kehidupan yang terus
berubah, sangat penting bagi kita untuk meluangkan waktu guna memastikan bahwa kita terus selaras
dengan value dalam diri.
Bagaimana Mengidentifikasi Personal Value dalam Diri.
Pikirkan kembali, kualitas yang seperti apa yang dapat berkontribusi pada kepemimpinan yang sangat
baik. Apakah beberapa atau semua hal berikut dari daftar beliefs dan behavior yang selaras dengan siapa
diri kita?
Integrity
Self awareness
Emotional Intelligence
Respect
Influence
Accountability
Humility
Reach
Empathy
Empower & Development
Daftar di atas adalah kualitas yang harus dimiliki seorang pemimpin, dan kita mungkin menggambarkan
banyak dari value di atas. Namun, terkadang kita tidak secara sadar memastikan bahwa kita “berjalan
sesuai keinginan” dengan menunjukkan keselarasan value kita dengan tindakan.
Jadi, sekarang kenali lebih dalam dan telusuri apa yang berkaitan dengan mendefinisikan personal value-
kita. Langkah-langkah berikut ini dapat membantu untuk menelusuri kembali & mengidentifikasi personal
value dalam diri:
1. Amati Momen Bermakna dalam Hidup
Mengingat saat-saat paling berarti dalam hidup dapat membantu kita untuk tetap terhubung dengan
personal value-kita. Pertimbangkan pengalaman bahagia dan memuaskan di masa lalu yang pernah di
alami. Bagaimana kita menggambarkan “pengalaman yang tidak terlupakan” itu? Apa yang kita lakukan?
Bagaimana perasaanmu? Value apa yang kamu gambarkan selama momen-momen itu?
2. Gali Lebih Dalam untuk Kejelasan
Saat kamu mempertimbangkan momen bermakna dalam hidup, personal value akan mulai terungkap
dengan sendirinya. Misalnya, kamu mengingat momen promosi jabatan yang kamu terima membuatmu
merasa bahagia dan puas. Tetapi perasaan ini bukanlah value inti, oleh karena itu, kamu perlu
mengeksplorasi perasaanmu dan mencoba untuk menentukan mengapa kamu merasa bahagia dan puas.
Kamu mungkin akan menyimpulkan bahwa bukan promosi atau naiknya gaji yang membuat kamu
bahagia, tetapi hubungan yang kamu rasakan dengan orang lain yang sangat berarti dan berkesan. Kamu
dapat menerapkan proses ini ke semua momen penting dalam hidup dan ini merupakan langkah untuk
mengidentifikasi personal value yang paling sejati dan paling mendalam yang mendorong pemikiran dan
perilakumu.
3. Lakukan Assessment secara Berkala
Seberapa dalam kamu mengenal dan memahami personal value dalam diri? Apakah kamu yakin sudah
mengenal dirimu secara mendalam? Untuk memastikannya, kamu bisa melakukan value assessment
secara berkala. Assessment yang sifatnya personal tentu sangat membantumu dalam mengeskplorasi &
mengenal diri sendiri.

14 oktober 2023
ABDUL FIKRI

13 OKTOBER 2023

"Bermanfaat bagi orang lain"


Allah tidak menyuruh kita untuk menjadi orang yang ditakuti oleh orang lain, juga tidak menyuruh kita
menjadi orang yang berpengaruh serta memiliki jabatan, pun tak menyuruh kita menjadi orang yang
dikenal oleh orang banyak. Allah hanya menyuruh kita untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi
sesama. Itulah alasan mengapa kita mendapatkan kelebihan-kelebihan yang Allah berikan kepada kita;
agar kita dapat memanfaatkannya untuk menolong dan membantu sesama.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits yang artinya, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling
bermanfaat bagi orang lain.” (Hadits Riwayat ath-Thabrani)
Mengapa Kita Harus Menjadi Orang yang Bermanfaat kepada Sesama?
Allah menakdirkan kepada manusia sebagai makhluk sosial yang tak akan bisa menyelenggarakan
kehidupannya sendirian. Semandiri apapun seseorang berusaha menghidupi dirinya sendiri, tentu akan ada
masanya ia akan meminta pertolongan kepada orang lain. Allah juga menganugerahkan kepada manusia
sebentuk perasaan empati yang akan menggugah hati nuraninya ketua ia mendapati ketidakberuntungan
pada orang lain. Perasaan empati itulah yang akan mendorong manusia melakukan aksi sosial dengan cara
membantu sesama. Jadi, dengan takdir manusia sebagai makhluk sosial, ia ingin dibantu dan juga ingin
membantu.
Takdir manusia sebagai makhluk sosial ini juga erat kaitannya dengan ajaran Islam yang sangat
menekankan sikap untuk saling menolong kepada menolong. Allah sendiri berfirman dalam surah Al-
Maidah ayat 2 yang artinya, “Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan ketakwaan. Dan
janganlah tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwa lah kamu kepada Allah,
sesungguhnya siksa Allah sangat berat.”
Selain karena memang perintah agama Islam untuk saling membantu, menjadikan diri bermanfaat bagi
orang lain akan mengundang pertolongan Allah bagi pengamalnya.
Tentu kita semua sudah pernah mendengar ungkapan, berdoa tanpa usaha itu bohong dan usaha tanpa doa
itu sombong, bukan? Nah, apa yang dijelaskan dalam hadits tersebut merupakan penjelasan dan jawaban
dari ungkapan ini.
Allah memang akan menolong hambanya ketika hambaNya berdoa meminta pertolongan. Namun, Allah
ingin mengetahui sejauh mana ikhtiar hambaNya tersebut untuk menolong serta menyelesaikan
masalahnya sendiri. Salah satu wasilah turunnya pertolongan Allah adalah dengan menolong orang lain.
Penting untuk kita ingat, bahwa apapun yang kita lakukan akan selalu kembali kepada pelakunya. Jika kita
melakukan kejahatan, maka suatu hari nanti kita akan mendapatkan balasannya, cepat atau lambat.
Sebaliknya, jika kita melakukan hal-hal baik terhadap sesama, maka suatu hari nanti kita akan menerima
kebaikan dari orang lain sebagai perantara pertolongan Allah.
Apa yang Harus Kita Lakukan Agar Bermanfaat Bagi Orang Lain?
Setiap orang bisa memberikan manfaat kepada orang lain. Memberikan manfaat kepada orang lain tidak
harus menunggu kaya, cerdas, berpengaruh, terkenal, dan cerdas. Dengan apa adanya kita, kita bisa
memberikan manfaat kepada sesama. Yang kita perlukan untuk menjadikan kehadiran kita bermanfaat
bagi orang lain adalah niat dan kita tahu harus melakukan apa agar bermanfaat.
Menjadikan kehadiran kita bermanfaat bagi sesama berarti ikut turut serta sama sebuah kegiatan atau
perkara. Namun bukan berarti kita ikut campur terhadap masalah orang lain. Kita bisa mulai dari hal-hal
kecil di lingkungan tempat tinggal kita seperti ikut kerja bakti membersihkan lingkungan, ikut membantu
tetangga yang sedang menggelar hajatan, bergantian memberi makanan kepada tetangga tanpa mengharap
ganti, menjenguk tetangga yang sedang sakit, memberi makan kucing liar, atau menyediakan sabun dan
ember bekas berisi air agar warga bisa mencuci tangan di situ. Bahkan, selalu menyapa tetangga yang
lewat di depan rumah atau ketika kita berpapasan dengan tetangga sambil tersenyum termasuk perbuatan
yang terpuji dan menyenangkan, lho. Kita kan tidak pernah tahu seberat apa hari yang tengah dilalui
tetangga kita. Siapa tahu dengan sapaan dan senyum kita kepada mereka dapat meringankan beban
hatinya.
Ketika kita sedang berada di lingkungan kerja, di sela-sela kesibukan bekerja, kita juga bisa lho
memberikan arti lebih dari hadirnya kita di kantor. Cobalah sesekali membawa sarapan lebih, siapa tahu
tahu itu ada teman yang terburu-buru berangkat ke kantor tanpa sempat sarapan di rumah. Atau
menawarkan diri untuk membuatkan kopi atau teh untuk teman-teman ketika pekerjaan kita sudah selesai.
Bisa juga kita membersihkan sendiri peralatan bekas makan kita sendiri. Melakukan hal itu sendiri tidak
akan menjatuhkan harga diri kita, bukan? Justru akan meringankan pekerjaan orang lain yang bertanggung
jawab terhadap hal itu.
Di lingkungan keluarga, kita bisa membantu pasangan mengurus pekerjaan rumah, merawat anak-anak,
memberikan hiburan sederhana namun berkualitas, merawat pasangan jika ia sedang sakit, mendengarkan
keluh kesah pasangan dan memberikan nasihat jika diminta, dan segala hal yang dapat membahagiakan
pasangan dan anak-anak.
Ingat ya. Untuk dapat memberikan manfaat kepada sesama, tak berarti harus mengeluarkan uang dalam
jumlah yang besar. Cukup keinginan dan tekad yang kuat untuk menjadikan diri ini bermanfaat bagi orang
lain. Namun demikian, bukan berarti kita tak boleh menggelontorkan uang dalam jumlah besar untuk
dimanfaatkan oleh masyarakat. Kalau kita sedang Allah beri kelapangan ekonomi, baik bagi kita untuk
menyedekahkan sebagian dari rezeki tersebut agar orang lain juga turut merasakan kebahagiaan yang kita
rasakan. Namun, jika kita sedang Allah uji dengan kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan untuk
bersedekah dalam bentuk uang, kita tetap bisa memberdayakan apa yang kita miliki dalam diri kita agar
bermanfaat bagi sesama, seperti tenaga, waktu, dan ide-ide.
Penting untuk kita tanamkan dalam hati, bahwa apapun yang kita lakukan dan berikan sebagai wujud
menjadikan kehadiran kita bermanfaat bagi sesama, jangan sekali-kali mengharapkan balasan atau pujian
dari orang lain. Katakanlah orang yang kita bantu membalas semua bantuan yang kita berikan dengan
bantuan yang setimpal dengan yang pernah kita berikan, Allah sanggup memberikan balasan yang lebih
dari itu. Ingat saja dengan firman Allah surah Al-Qashas ayat 84 yang artinya, “Barangsiapa datang
dengan (membawa) kebaikan, maka dia akan mendapat (pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya
itu.”

13 oktober 2023
ABDUL FIKRI

12 OKTOBER 2023

"Budaya Belajar dalam Organisasi"


Kata budaya merupakan sesuatu yang melekat pada kehidupan manusia. Perilaku kita sehari-hari
merupakan cerminan dari arti budaya itu sendiri. Berbagai kondisi yang manusia hadapi akan dipengaruhi
oleh suatu budaya, baik itu budaya di sekolah, budaya di keluarga, budaya di tempat kerja, dan lain
sebagainya. Contohnya adalah budaya dalam bekerja, pastinya budaya tersebut telah dibentuk oleh
persepsi setiap karyawan tentang tindakan yang telah diambil dan nilai-nilai yang harus dipegang. Ini
adalah manifestasi dari kepercayaan, nilai, dan norma dari satu organisasi .
Contoh lain yang akan kita bahas adalah budaya belajar, dimana hal tersebut adalah budaya yang
menghargai dan mendorong proses pembelajaran khususnya dalam sebuah organisasi, baik organisasi
pendidikan maupun organisasi pekerjaan. Mengembangkan budaya yang mendukung pembelajaran
memberikan manfaat luar biasa bagi sebuah organisasi. Budaya belajar itu penting karena dapat
membantu Anda memanfaatkan potensi setiap anggota organisasi sehingga dapat mengembangkan bisnis
dari organisasi tersebut. Budaya belajar adalah sesuatu yang harus diusahakan untuk dikembangkan oleh
setiap organisasi. Mengubah budaya dalam organisasi menjadi budaya yang mendukung pembelajaran
bukanlah sesuatu yang terjadi dalam waktu singkat, tetapi ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk
bergerak ke arah yang benar. Berikut adalah 9 cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan budaya
belajar di sebuah organisasi:
1. Jadikan Proses Pembelajaran menjadi Nilai Inti dalam Organisasi
Agar berhasil membangun budaya belajar, setiap anggota perlu merasa bahwa pemimpin mendukung
adanya proses belajar tersebut. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membuat pembelajaran
mendapatkan nilai inti yang jelas. Nilai-nilai inti nantinya akan digunakan untuk pengambilan keputusan
dan membimbing tindakan yang diambil organisasi. Berkomitmen untuk belajar juga berarti organisasi
membuat komitmen untuk menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung Pembelajaran
dan Pengembangan setiap anggota.
2. Kembangkan Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran yang spesifik secara personal sehingga menjadikan pembelajaran lebih relevan
bagi masing-masing anggota dalam organisasi. Dengan menetapkan tujuan pembelajaran secara strategis,
setiap anggota anda akan lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Tidak lagi tentang menyelesaikan
kursus, namun tentang memberikan gambaran besar dan mendukung para anggota tersebut untuk
membantu mereka mencapai tujuan yang diinginkan.
3. Berikan Pelatihan yang Spesifik
Banyak motivasi belajar berasal dari ambisi untuk mencapai sebuah karier. Ketika organisasi menawarkan
pelatihan secara spesifik per individu dapat membantu setiap anggota organisasi mengidentifikasikan
peluang karier dan mengembangkan rencana pembelajaran yang lebih personal. Pelatihan bisa menjadi
cara yang efektif untuk membimbing pembelajaran mandiri dan mengeksplorasi sumber daya yang
tersedia
4. Pimpin Dengan Memberi Contoh
Bagi pemimpin organisasi di semua tingkatan merupaka posisi yang berpengaruh dalam budaya belajar.
Jika pemimpin terlibat dan berdedikasi untuk pembelajaran maka hal tersebut akan memperkuat budaya
belajar. Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pemimpin adalah dengan menetapkan tujuan
pembelajaran sendiri, berbicara tentang pelatihan yang sudah diambil, dan bersedia untuk terbuka untuk
dikoreksi dan mampu merefleksikan kesalahan yang dibuat.
5. Berikan Hadiah yang Tepat
Sebuah penghargaan bisa membantu dalam membangun budaya belajar. Contohnya seperti membuat
pengakuan di hadapan public tentang keberhasilan dari proses belajar seorang anggota atau imbalan
seperti mendapat hadiah uang. Hadiahnya tidak perlu mahal, tetapi menunjukkan bahwa memberikan
bentuk hadiah adalah untuk mendukung upaya belajar dan mengembangkan budaya belajar.
6. Memiliki Lingkungan Belajar yang Tepat
Ada banyak pilihan yang tersedia untuk platform pembelajaran. Lingkungan belajar yang digunakan
organisasi harus dapat memfasilitasi dan mendukung pembelajaran. Lingkungan tersebut dapat
memberikan kesempatan untuk berbagi pengetahuan dan interaksi antar setiap anggota.
7. Buat Program untuk Berbagi Pengetahuan (Knowledge Sharing)
Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) adalah bagian besar dari menciptakan budaya belajar.
Pembelajaran informal dan pembelajaran sosial adalah bagian besar dari pembelajaran. Ketika anggota
didorong dan diberi penghargaan karena berbagi pengetahuan, mereka akan lebih terlibat dalam
pembelajaran tersebut.
8. Buat Program Pelatihan yang Bermakna
Anggota organisasi perlu merasa bahwa mereka adalah bagian dari sesuatu yang lebih besar daripada diri
mereka sendiri. Ketika mereka terlibat pada tingkat yang lebih tinggi, itu mendukung upaya untuk
membangun budaya belajar.

12 oktober 2023
ABDUL FIKRI

11 OKTOBER 2023

Human Dignity
Martabat Manusia
Memanusiakan Manusia
Dalam kepemimpinan, seperti halnya dalam kehidupan, martabat memberikan landasan bagi lingkungan
yang sehat dan produktif. Seorang pemimpin yang memancarkan dan menghormati martabat membuka
jalan bagi budaya kepercayaan, membina hubungan positif dan mendorong kolaborasi. Beberapa pengaruh
transformatif martabat dalam kepemimpinan:
1. Menginspirasi kepercayaan
Ketika pemimpin memperlakukan orang lain dengan bermartabat, mereka memupuk kepercayaan, yang
merupakan landasan keberhasilan tim atau organisasi. Dampaknya bisa sangat besar: tim menjadi lebih
kolaboratif, orang-orang menjadi lebih terlibat, dan tempat kerja berkembang menjadi tempat yang lebih
ramah dan produktif.
2. Menumbuhkan rasa hormat
Martabat dan rasa hormat adalah dua sisi dari mata uang yang sama. Seorang pemimpin yang bermartabat
menuntut rasa hormat, bukan karena wewenang atau kekuasaannya, tetapi karena tingkah laku dan
karakternya. Rasa hormat ini dapat meresap ke seluruh tim, membangun suasana yang mendukung dan
kooperatif.
3. Mendorong keaslian
Pemimpin yang menjunjung tinggi martabat memimpin dengan memberi contoh, menunjukkan kepada
timnya bahwa hal tersebut tidak hanya dapat diterima namun juga didorong untuk jujur pada diri sendiri.
Keaslian ini menghasilkan tim yang lebih inovatif dan dinamis, tidak takut mengungkapkan ide dan
mengambil risiko.
Bagaimana Pemimpin Dapat Menjunjung Martabat?
Setelah mengungkap pentingnya martabat dalam kepemimpinan, kita pelajari penerapan praktisnya.
Bagaimana sebagai seorang pemimpin, dapat mewujudkan dan menjunjung tinggi martabat? Beberapa
langkah :
1. Kenali nilai yang melekat pada individu
Setiap orang di tim Anda memiliki keterampilan, perspektif, dan pengalaman yang unik. Kenali dan hargai
keberagaman ini. Dorong masukan mereka dan validasi kontribusi mereka.
2. Berkomunikasi secara terbuka dan penuh hormat Komunikasi yang jelas dan penuh rasa hormat adalah
kuncinya. Dengarkan dengan penuh perhatian, tanggapi dengan penuh pertimbangan, dan atasi
kekhawatiran dengan tulus. Ingat, komunikasi adalah jalan dua arah.
3. Mendorong lingkungan yang adil
Berusaha menciptakan ruang kerja yang mendorong kesetaraan dan keadilan. Perlakukan setiap orang
dengan tingkat rasa hormat yang sama, apa pun peran atau posisinya.
4. Mengakui dan belajar dari kesalahan
Setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk para pemimpin. Ketika Anda melakukan
kesalahan, akui kesalahan itu, ambil pelajaran darinya, dan jadikan kesalahan itu sebagai batu loncatan
menuju perbaikan.
5. Latih empati
Empati adalah alat yang ampuh dalam kepemimpinan. Hal ini memungkinkan memahami emosi,
kebutuhan, dan kekhawatiran tim, membantu pemimpin membuat keputusan yang lebih tepat dan penuh
pertimbangan.

11 oktober 2023
ABDUL FIKRI

10 OKTOBER 2023

"Ada Surga di dalam bisnis kita"


Bisnis dalam Islam bertujuan unutk mencapai empat hal utama yaitu antara lain (1) target hasil: profit-
materi dan benefit-nonmateri, (2) pertumbuhan, (3) keberlangsungan, (4) keberkahan. : Target hasil:
profit-materi dan benefit-nonmateri, artinya bahwa bisnis tidak hanya untuk mencari profit (qimah
madiyah atau nilai materi) setinggi-tingginya, tetapi juga harus dapat memperoleh dan memberikan
benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal
(lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya. Benefit, yang
dimaksudkan tidaklah semata memberikan manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat nonmateri. Islam
memandang bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimahmadiyah. Masih ada
tiga orientasi lainnya, yakni qimah insaniyah, qimahkhuluqiyah, dan qimah ruhiyah. Dengan qimah
insaniyah, berarti pengelola berusaha memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan
kerja, bantuan sosial (sedekah), dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyah, mengandung pengertian bahwa
nilai-nilai akhlak mulian menjadi suatu kemestian yang harus muncul dalam setiap aktivitas bisnis
sehingga tercipta hubungan persaudaraan yang Islami, bukan sekedar hubungan fungsional atau
profesional. Sementara itu qimahruhiyah berarti aktivitas dijadikan sebagai media untuk mendekatkan diri
kepada Allah Swt.
Pertumbuhan, jika profit materi dan profit non materi telah diraih, perusahaan harus berupaya menjaga
pertumbuhan agar selalu meningkat. Upaya peningkatan ini juga harus selalu dalam koridor syariah,
bukan menghalalkan segala cara.
Keberlangsungan, target yang telah dicapai dengan pertumbuhan setiap tahunnya harus dijaga
keberlangsungannya agar perusahaan dapat exis dalam kurun waktu yang lama.
Keberkahan, semua tujuan yang telah tercapai tidak akan berarti apa-apa jika tidak ada keberkahan di
dalamnya. Maka bisnis Islam menempatkan berkah sebagai tujuan inti, karena ia merupakan bentuk dari
diterimanya segala aktivitas manusia. Keberkahan ini menjadi bukti bahwa bisnis yang dilakukan oleh
pengusaha muslim telah mendapat ridla dari Allah Swt., dan bernilai ibadah.

10 oktober 2023
ABDUL FIKRI

9 OKTOBER 2023

"Optimis menatap masa depan yang indah"


Perasaan optimis merupakan kekuatan yang mampu membangkitkan kemauan untuk berbuat. Rasulullah
Saw adalah orang yang senantiasa bersikap optimis memandang masa depan. Beliau selalu tampil segar,
ceria dan penuh senyum. Wajah beliau yang bersih dan suci dilukiskan bagai cahaya bulan purnama di
kegelapan malam.
"Masa depan" bukan berarti masa depan di dunia saja, namun masa depan di akhirat kelak. Kita simak
firman Allah ini: "Dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. Dan kelak
Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas." ( QS. ad-Dhuha
[93] : 4-5 ).
Perasaan optimis merupakan separuh dari kebahagiaan, dan selangkah menuju keberhasilan. Sebaliknya,
rasa pesimis merupakan bibit kegagalan dan bayangan tidak kebahagiaan. Oleh karena itu Rasulullah
selalu yakin akan meraih masa depan yang bahagia. Seorang petani yang bersikap optimis memanen hasil
pertaniannya, maka petani itu rela berjemur dengan sengatan sinar matahari dan bekerja sepanjang hari,
sama halnya seorang mukmin yang optimis mendapatkan keridhaan Allah dan kenikmatan surga, maka ia
bersedia melawan hawa nafsu, menta'ati perintah dan menjauhi larangan Allah.
Adapun lawan sikap optimis adalah sikap putus asa. Sikap ini mutlak harus dijauhi bagi setiap manusia
yang mempunyai cita-cita, apalagi seorang pemimpin yg berkeinginan negerinya yang makmur dan
damai. Imam Ghazali berkata, "Putus asa dan bangga menjadi penyebab kehancuran karena kebahagiaan
hanya bisa diraih dengan berusaha dan mengupayakan secara bersungguh-sungguh serta persiapan yang
matang. Ini penting tentang persiapan yang matang penulis katakan sebagai perencanaan strategis.
Kelemahan seorang pemimpin di beberapa negeri muslim adalah ketergesa-gesaan. Sikap lemah ini akan
terhapus jika seorang pemimpin dalam bertindak sudah ada landasan perencanaan yang matang. Menjadi
penting bahwa sikap optimis pemimpin juga didukung dengan kesabaran yg tinggi, sehingga dalam
menghadapi persoalan yang diluar perkiraan akan tetap tenang dan tidak panik.
Iman menumbuhkan optimisme, sebab seorang mukmin percaya bahwa rahmat dan pertolongan-Nya akan
dilimpahkan setiap saat di setiap medan. Ia percaya bahwa segala sesuatu diciptakan secara berpasangan,
ada siang sebagai pertanda akan datang malam. Saat datang kecemasan karena kesulitan, ia yakin akan
datangnya pertolongan Allah dan menggantinya dengan kebahagiaan. Hal tersebut sudah dipastikan dalam
firman-Nya : "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah
kesulitan itu ada kemudahan." ( QS. al-Insyirah [94] : 5-6 ).
Optimisme yang sesungguhnya yaitu, yang bisa memberikan kontribusi besar kepada sesama manusia
hanyalah optimisme yang tumbuh dari keimanan, percaya akan adanya pertolongan dan kasih sayang
Allah seperti firman-Nya : " Dia menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa
lagi Maha Penyayang, ( sebagai ) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi
janji-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." ( QS. ar-Ruum [30] : 5-6 ).

9 oktober 2023
ABDUL FIKRI

8 OKTOBER 2023

"Terus Meminta Kepada Allah SWT"


Jangan kecilkan Tuhanmu dengan meminta yang kecil-kecil. Memintalah segala yang besar kepada Allah
SWT yang maha besar!
Setiap doa pasti terkabul. Maka, teruslah berdoa kepada Allah SWT dan mintalah semua yang dibutuhkan,
niscaya akan dikabulkan-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam Alquran yang artinya, ''Dan Tuhanmu
berfirman, berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.'' Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina.'' (QS Al
Mukmin: 60).
Dalam ayat lain Allah SWT menegaskan, ''Dan apabila hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)-Ku dan hendaklah mereka
beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (QS Al Baqarah: 186).
Dua ayat di atas dengan tegas menyuruh kita untuk senantiasa memanjatkan doa bagi semua kebutuhan,
baik di dunia dan terlebih lagi untuk kehidupan di akhirat. Hanya persoalannya, tidak semua doa yang
disampaikan itu langsung dikabulkan Allah SWT.
Memang ada yang langsung terkabul, ada yang dilambatkan, ada yang diundur, dan ada pula yang diganti
dengan sesuatu yang lebih besar pahalanya.
Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam muslim dari abi hurairah, hadis itu menjelaskan, doa
setiap hamba terkabul selama tidak mengandung dosa, tidak memutuskan silaturahim, dan tidak tergesa-
gesa.
Lalu, apa yang sebaiknya kita sampaikan dalam setiap doa? Tentang hal ini, kita dapat mencontoh doa-doa
yang Rasulullah SAW sampaikan. Secara garis besar, doa Rasul itu terbagi dua, yaitu doa yang
menyangkut permintaan (permohonan) dan doa yang berupa perlindungan.
Doa-doa yang berhubungan dengan permohonan di antaranya, doa supaya diberikan petunjuk, ketakwaan,
menjadi pemaaf, dikayakan (kekayaan hati), dan ditetapkan hati dalam beragama (HR Ibnu Majah).
Adapun doa yang menyangkut perlindungan, di antaranya, doa agar terhindar dari siksa api neraka, siksa
kubur, fitnah (ujian) hidup dan mati, terhindar dari kejelekan akibat perbuatan baik yang telah dan yang
akan diperbuat. (HR Ibnu Majah).
Dengan demikian, melalui doa kita dapat dua keuntungan sekaligus. Pertama, keuntungan akan terhindar
dari murka Allah SWT karena orang yang meninggalkan doa adalah orang yang sombong dan dimurkai.
Kedua, keuntungan akan pasti dikabulkannya setiap doa yang kita sampaikan. Oleh karena itu, merugilah
orang yang tidak berdoa dan beruntunglah orang yang senantiasa berdoa. Jadi, jangan berhenti berdoa!.
Mintalah kepada Allah yang maha besar segala hal yang besar-besar, jangan kecilkan Tuhanmu dengan
meminta yang kecil-kecil.

8 oktober 2023
ABDUL FIKRI
7 OKTOBER 2023

"Eksekusi Cepat Membutuhkan Strategi Cepat"


Di mana pun kita memandang, kita melihat perusahaan-perusahaan besar dan sukses menghadapi tekanan
kuat dari perusahaan-perusahaan baru, lebih kecil, dan bergerak lebih cepat yang mengancam akan
mengganggu industri mereka. Di seluruh lanskap bisnis, kecepatan menjadi lebih penting daripada ukuran,
dan basis persaingan beralih dari skala ke kecepatan atau tempo.
Menyadari perubahan ini, beberapa CEO mengadopsi cara kerja yang tangkas—yang dirintis oleh industri
teknologi—untuk menetapkan prioritas, mengalokasikan sumber daya, dan memberdayakan tim agar
dapat mengambil keputusan dengan lebih cepat. Tujuannya adalah untuk mencapai apa yang kami sebut
eksekusi cepat . Pada intinya, eksekusi cepat adalah tentang meminimalkan hierarki dan melepaskan
kreativitas dan penilaian orang-orang terdekat dengan pekerjaan dan pelanggan. Sasarannya adalah
menggunakan otonomi yang lebih besar untuk menciptakan sebuah organisasi di mana orang-orang rata-
rata memberikan kinerja di atas rata-rata setiap hari—dan pembelajaran terjadi secara terus-menerus dan
transparan.
Sayangnya, terlalu sering perusahaan memberikan otonomi kepada tim sebelum memastikan bahwa
mereka memiliki pemahaman yang jelas dan sama mengenai arah strategis organisasi. Dan otonomi tanpa
keterpaduan dapat dengan cepat menimbulkan kekacauan.
Bagaimana tim kepemimpinan dapat mengembangkan dan mengkomunikasikan strategi dengan cara yang
dapat diandalkan untuk memandu organisasi yang tangkas menuju keunggulan kompetitif yang lebih baik
dan berkelanjutan? Proses perencanaan strategis tahunan yang tradisional kurang cocok untuk pendekatan
ini—khususnya bagi perusahaan yang bersaing di pasar yang berubah dengan cepat, di mana keunggulan
tempo adalah hal yang paling menentukan.
Agar eksekusi cepat berhasil, diperlukan strategi yang cepat.
EMPAT STRATEGI CEPAT YANG PENTING BAGI PEMIMPIN
Untuk memastikan bahwa semua tim tangkasnya bekerja menuju tujuan yang sama, tim eksekutif harus
melakukan empat hal: mengomunikasikan misi yang konsisten, menetapkan konteks strategis bersama,
memimpin dengan tujuan strategis, dan merancang kecepatan.
Komunikasikan misi yang konsisten.
Semakin kompleks dan cepat pergerakan lingkungan eksternal, semakin penting untuk menyelaraskan tim
yang tangkas dalam tujuan atau misi menyeluruh yang stabil. Pernyataan misi terbaik adalah sederhana
dan aspiratif.
Contoh yang baik adalah Amazon (“Menjadi perusahaan yang paling berpusat pada pelanggan”). Misi ini
menjadi “arah utara” perusahaan—suatu titik tetap dalam dunia yang terus berubah yang memandu
perusahaan ke depan. Misi bukanlah strategi. Misi menentukan tujuan; strategi mengartikulasikan rencana
untuk mencapainya. Dan bahkan di pasar yang sangat bergejolak, tujuan biasanya jauh lebih jarang
berubah dibandingkan rencana.
Tetapkan konteks strategis bersama.
Agar berhasil, tim perlu memahami lanskap strategis di mana perusahaan mereka beroperasi. Bagaimana
pelanggan berubah? Segmen mana yang paling menarik dan apa prioritasnya? Bagaimana posisi pesaing
tradisional? Apa model bisnis yang dominan? Siapa pendatang baru, dan bagaimana mereka mencoba
untuk menang? Apa yang mendorong keunggulan kompetitif? Potensi gangguan apa saja yang mungkin
terjadi?
Memastikan bahwa organisasi memiliki serangkaian asumsi strategis mengenai apa yang mendorong dan
apa yang mungkin menggagalkan keberhasilan kompetitif, menyederhanakan operasi, meningkatkan dan
memudahkan penyelarasan, memperjelas di mana sumber daya harus dialokasikan, dan mempersiapkan
organisasi untuk mengenali pergeseran pasar yang mungkin menandakan perlunya mempertimbangkan
kembali strategi strategis. asumsi.
Ahli teori militer Amerika yang terkenal, Kolonel John Boyd, menekankan pentingnya membangun
“kesepahaman bersama” (CSU) untuk membangun kepercayaan, mendorong keselarasan, dan
membebaskan bawahan untuk mengambil inisiatif berdasarkan informasi. Dengan adanya CSU, organisasi
militer dari atas hingga bawah beroperasi dengan peta peluang dan risiko yang konsisten. Konsep yang
sama berlaku untuk bisnis.
Berbekal konteks strategis yang tepat, tim akan membuat keputusan yang lebih baik dan lebih cepat.
Seperti yang disarankan oleh salah satu perusahaan teknologi tinggi kepada para manajernya, “Ketika
salah satu orang berbakat Anda melakukan sesuatu yang bodoh, jangan salahkan mereka. Sebaliknya,
tanyakan pada diri Anda konteks apa yang gagal Anda tetapkan.”
Mencapai CSU merupakan sebuah tantangan. Strategi cepat memang penting, namun hal ini bukanlah
strategi itu sendiri. Sebaliknya, hal ini memberikan landasan fakta di lapangan untuk memungkinkan tim
otonom bekerja secara paralel, dengan asumsi bersama.
Pimpin dengan tujuan strategis.
Dalam organisasi komando dan kendali tradisional, strategi terperinci dirumuskan melalui pengambilan
keputusan dari atas ke bawah dan biasanya berbentuk rencana terperinci yang diturunkan setahun sekali.
Model ini mengasumsikan bahwa tim adalah pelaku, bukan pemikir. Namun pendekatan tradisional top-
down ini pada dasarnya tidak sesuai dengan strategi cepat yang diperlukan untuk melengkapi eksekusi
tangkas yang cepat.
Dalam organisasi yang agile, setiap orang diharapkan untuk mengambil keputusan, sehingga para
pemimpin mempunyai kewajiban untuk menyaring strategi dan tujuan hingga ke esensinya—untuk
memberikan kebebasan kepada tim untuk berinovasi dalam pendekatan mereka.
Kesederhanaan dan kejelasan sangat penting untuk menyeimbangkan otonomi dan keselarasan.
Masyarakat perlu mengetahui jawaban atas pertanyaan mendasar seperti di mana dan bagaimana kita
berusaha untuk menang? Untuk memberikan jawaban yang jelas atas pertanyaan-pertanyaan ini, sebuah
bank universal yang beroperasi di lebih dari 20 negara menyaring strateginya hingga memenangkan tiga
segmen nasabah yang jelas berdasarkan layanan. Hal ini mempunyai dampak yang luas terhadap cara
perusahaan mengerahkan sumber daya (baik dana maupun sumber daya manusia), cara
pengorganisasiannya, dan kinerja keuangan yang dihasilkannya; namun titik awalnya sangat sederhana
dan mudah dimengerti oleh semua orang.
Kesederhanaan dan kejelasan tidak mudah untuk dilakukan dengan benar. Gary Klein, pakar pengambilan
keputusan, menetapkan bahwa hanya 40% Marinir AS yang memahami maksud pemimpin mereka—
walaupun Marinir terkenal dengan eksekusinya yang cepat. Dan dalam artikel penting mereka di Harvard
Business Review tahun 2008 , “Dapatkah Anda Mengatakan Apa Strategi Anda?” David Collis dan
Michael Rukstad berpendapat bahwa bagi sebagian besar perusahaan, jawaban atas pertanyaan yang
diajukan dalam judul mereka adalah tidak.
Desain untuk kecepatan.
Organisasi tradisional memisahkan strategi dan eksekusi. Organisasi yang tangkas dan responsif
menghilangkan perbedaan ini dan menciptakan lingkaran strategis yang berkelanjutan dengan melakukan
perubahan yang disengaja dan tepat pada struktur komunikasi dan silo fungsional. Untuk memastikan
bahwa komunikasi terjadi dua arah dan tidak hanya mengalir dari atas, organisasi-organisasi tersebut
mengadakan forum rutin di mana tim-tim tangkas mendiskusikan kembali pemahaman mereka tentang apa
tujuan mereka dan bagaimana mereka berencana untuk mencapainya.
Teori militer Boyd memberi kita analogi bermanfaat lainnya di sini. Dalam pandangan Boyd,
penyelarasan melalui CSU memungkinkan “perintah misi.” Secara sederhana, pemimpin membagikan
maksud strategisnya kepada masing-masing bawahannya. Kemudian, dalam “back briefing”, para
bawahan mengakui tujuan tersebut dan memberi tahu pemimpin bagaimana mereka ingin mencapainya
atau, jika mencapainya tidak mungkin, menegosiasikan tujuan alternatif. Setelah pemimpin dan bawahan
sepakat, bawahan diharapkan untuk mencapai tujuan tersebut dan—kecuali tujuan tersebut perlu diubah—
untuk melakukannya tanpa keterlibatan pemimpin lebih lanjut.
STRATEGI CEPAT MEMERLUKAN FUNGSI YANG CEPAT
Dari sudut pandang fungsional, eksekusi yang cepat mempunyai implikasi besar terhadap penganggaran
dan manajemen kinerja, yang biasanya merupakan bidang Keuangan dan SDM. Karena tidak satu pun dari
departemen-departemen tersebut yang terhubung secara konseptual atau organisasional dengan strategi,
pengaturan tradisional secara praktis menjamin bahwa perusahaan tidak akan mewujudkan maksud
strategisnya. Pendekatan yang lebih efektif adalah dengan membawa strategi, SDM, dan penganggaran ke
dalam satu sistem operasi yang mencakup penetapan tujuan, perencanaan strategis, alokasi sumber daya,
dan manajemen kinerja. Eksekusi yang cepat juga memengaruhi fungsi pendukung lainnya—seperti
hukum, kontrak, dan pengadaan.
Untuk mendapatkan manfaat strategis dari kecepatan, organisasi perlu menggabungkan strategi cepat
dengan eksekusi cepat. Hanya ketika dilengkapi dengan pemahaman bersama tentang lanskap dan tujuan
strategis kepemimpinan, tim yang tangkas akan berada dalam posisi untuk mengungguli persaingan—
berkali-kali. Tanpa kejelasan mengenai strategi, tujuan, pedoman, sumber daya, dan kendala, otonomi
dapat dengan cepat berubah menjadi kekacauan. Dengan kata lain, semakin banyak keselarasan yang
dimiliki suatu organisasi, semakin besar pula otonomi yang dapat diberikannya.

ABDUL FIKRI
6 OKTOBER 2023

"Mengembangkan Potensi Terbaik dalam Diri"


MANUSIA diciptakan oleh Allah selain menjadi hamba-Nya, juga menjadi khalifah (penguasa) di atas
bumi ini. Selaku hamba dan khalifah, manusia telah diberi kelengkapan kemampuan jasmaniah (fisiologis)
dan rohaniah (mental psikologis) yang dapat ditumbuh kembangkan seoptimal mungkin.
Dalam etimologi Islam, potensi dikenal dengan istilah fitrah. Fitrah berasal dari bahasa Arab, yaitu fithrah
jamaknya fithar, yang diartikan sebagai perangai, tabiat, kejadian, asli, agama, ciptaan.
Menurut M Quraish Shihab, istilah fitrah diambil dari akar kata al-fithr yang berarti belahan.
Potensi atau yang lebih dikenal dalam Islam dengan istilah “fitrah” ini, memang harus diaktualisasikan
dan ditumbuhkembangkan dalam kehidupan nyata.
Untuk mengaktualisasi dan mengembangkan potensi tersebut diperlukan ikhtiar kependidikan yang
sistematis, terstruktur, dan terencana berdasarkan pendekatan dan wawasan yang interdisipliner.
Melalui potensi yang dimilikinya, manusia akan terdorong untuk berpikir dan berbudaya, agar manusia
dapat berpikir kreatif dan berbudaya sangat membutuhkan pertolongan pendidikan dalam arti yang seluas-
luasnya.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah, dilengkapi dengan potensi agar dengan potensi itu manusia dapat
mengembangkan dirinya.
Informasi tentang manusia dengan berbagai potensi yang dimilikinya itu sangat menolong manusia dalam
rangka merancang kegiatan pendidikan dan pengajaran melalui strategi pembelajaran yang bersifat
konsepsional dan tepat.
Tanpa memiliki pengetahuan yang luas, mendalam dan komprehensif tentang manusia dengan berbagai
potensi yang dimilikinya, manusia akan gagal dalam merancang konsep strategi pembelajarannya yang
matang, utuh dan komprehensif.
Potensi diri manusia secara utuh adalah keseluruhan badan atau tubuh manusia sebagai suatu sistem yang
sempurna dan paling sempurna bila dibandingkan dengan sistem makhluk ciptaan Allah lainnya. Ini sesuai
dengan Firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-
baiknya.” (QS. At-Tiin, [95] ayat: 4).
Secara garis besar manusia memiliki empat potensi utama yang telah di anugerahkan Allah kepadanya,
yakni:
1). Hidayat al-Gharizziyat (potensi naluriah).
Potensi naluriah ini merupakan sebuah dorongan yang sifatnya primer berfungsi untuk memelihara
keutuhan dan kelanjutan hidup manusia.
2). Hidayat al-Hassiyat (potensi inderawi).
Potensi inderawi erat kaitannya dengan peluang, manusia untuk mengenal sesuatu di luar dirinya. Melalui
alat indra yang dimilikinya, manusia dapat mengenal suara, cahaya, warna, rasa, bau dan aroma maupun
bentuk sesuatu.
3). Hidayat al-Aqliyyat (Potensi akal).
Berbeda dengan dua potensi di atas, potensi akal ini hanya dimiliki oleh manusia. Adanya potensi ini
menyebabkan manusia dapat meningkatkan dirinya melebihi makhluk lain ciptaan Allah.
4). Hidayat al-Diniyyat (Potensi keagamaan).
Pada diri manusia sudah ada potensi keagamaan, yaitu berupa dorongan untuk mengabdi kepada sesuatu
yang dianggapnya memiliki kekuasaan yang lebih tinggi.

6 oktober 2023
ABDUL FIKRI
5 OKTOBER 2023

"Memimpin dengan Teladan"


Keteladanan adalah fondasi dan keteladanan pemimpin adalah nyawa organisasi.
Dalam Islam istilah kepemimpinan dikenal dengan kata imamah. Sedangkan, kata yang terkait dengan
kepemimpinan dan berkonotasi pemimpin dalam Islam ada delapan istilah.
Kedelapannya, yaitu imam, ada dalam al-Baqarah: 124. Khalifah, ada dalam al-Baqarah: 30. Malik, ada
dalam al-Fatihah: 4. Wali, ada dalam al-A’raf: 3. Selain itu, amir dan ra’in, sultan, rais, dan ulil amri.
Dalam implementasi shalat berjamaah, sebagai miniatur kehidupan sosial, imam tentu harus berada di
depan (fil amaam). Karena, ia memberi komando, contoh, serta teladan. Diikuti oleh para jamaah sebagai
makmum.
Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya (seseorang) dijadikan (sebagai) imam hanyalah
untuk diikuti, maka janganlah menyelisihinya” (HR Muttafaqun ‘alayh). Namun, jika imam melakukan
kesalahan, makmum wajib mengingatkannya.
Pemandangan dan refleksi indah pemimpin dan yang dipimpin terlihat jelas dalam shalat berjamaah. Hal
ini pula yang menyebabkan shalat itu tiang agama. Jika rusak shalatnya, agama pun akan rusak. Bukan
shalat dalam pengertian ritual yang belakangan sering kita lihat dan rasakan.
Namun, nilai-nilai (values) shalat inilah jika dipahami dan diresapi dengan baik akan memandu umat
menjadi kekuatan tiada tanding, tiada banding di tengah zaman yang makin absurd ini.
Kalau kita baca sejarah, Ki Hajar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, pun mengemukakan gagasan
apik yaitu: “Ing ngarso sung tulodo”. Artinya, pemimpin itu memberi teladan. Jika pemimpin tunateladan,
dia tidak pantas menjadi pemimpin. Karena, banyak sekali kita temui, kepandaian pemimpin dalam
berorasi, jauh dari fakta di lapangan.
Apa yang disampaikan berbeda dengan apa yang dilakukan. Jelas ini pemimpin munafik yang tidak bisa
diteladani. Bahkan, harus dijauhi karena sangat berbahaya.
Alquran pun memberikan teguran keras yang artinya: “Amat besar kebencian Allah (kepada pemimpin)
ketika apa yang dikatakan tidak dikerjakan (QS As-Shaff: 3).
Karena itulah, apa pun alasannya, keteladanan adalah kunci. Keteladanan adalah fondasi dan keteladanan
pemimpin adalah nyawa bagi lembaga, organisasi, atau institusi yang dipimpinnya. Ia diikuti karena
keteladanannya. Pun ia dijauhi juga karena ucapan, sikap, kebijakan, dan perilaku buruknya.
Sosok teladan sepanjang sejarah umat, Nabi Muhammad SAW, bisa menjadi inspirasi kita semua. Kita
perlu membaca dan memahami sejarah hidupnya. Lalu, kita ikuti dan amalkan. Kemudian dilanjutkan oleh
para sahabat dan ulama sampai saat ini. Semua itu mempertegas betapa memimpin dengan teladan jauh
lebih efektif dan powerfull dibanding hanya dengan perintah dan paksaan.
Dalam Islam pun, keteladanan ini merupakan harga mati yang tak bisa ditawar-tawar lagi oleh setiap
(calon) pemimpin. Dan keteladanan terbaik adalah ada pada diri Rasul Muhammad SAW.

5 oktober 2023
ABDUL FIKRI
4 OKTOBER 2023

"Membangun Legacy"
APA arti sebuah kepemimpinan? Apa yang menyebabkan beberapa orang pemimpin dikenang
kepemimpinannya, sementara banyak yang lainnya tidak? Apa sesungguhnya yang membedakan kualitas
mereka sehingga ada yang abadi tercatat dangan tintas emas sejarah, sementara yang lainnya tenggelam,
sirna ditelan waktu? Jawabannya adalah legacy (warisan). Legacy adalah nilai utama kepemimpinan yang
membedakan apakah seseorang adalah pemimpin sejati atau hanya sekadar seorang penguasa. Lalu
mengapa ada pemimpin yang mampu meninggalkan legacy hingga terus hidup dan abadi dalam memori
publik, sementara yang lainnya tidak?
Pemimpin dengan legacy adalah seorang pemimpin besar. Ia adalah pemimpin yang hidup dengan nilai-
nilai untuk kemudian mentransformasikannya dalam bentuk kebaikan dan kemaslahatan bagi banyak
orang yang dipimpinnya. Baginya legacy bukan hanya pencapaian, tapi juga sebuah panggilan. Dengan
demikian kekuasaan baginya berarti kesempatan untuk berbuat dan memberikan yang terbaik bagi
kemajuan dan kemanusiaan. Tidak seperti kebanyakan penguasa yang larut barasyik-masyuk dengan
wacana, retorika, dan politik citra, pemimpin dengan legacy memiliki kekuatan karakter dan keluasan visi
untuk menerapkan manajemen berpikir dan bertindak konkrit.
Mereka adalah manager of hope, yang membangun sekaligus mewujudkan harapan dengan aksi dan kerja
nyata. Menolak menjadi pion bagi kepentingan individu dan kelompok, mereka tegas menempatkan
“kepentingan besar untuk semua” di atas segala-galanya, apapun resikonya. Juga, tidak seperti
kebanyakan elite tipikal newsmaker yang hanya bisa berwacana sambil duduk manis di atas `singgasana’,
dan hanya tahu terima beres, mereka adalah worker yang selalu hadir memimpin langsung setiap derap
langkah perubahan.
Sentimentil-leadership
Aktualisasi diri tentu saja adalah kebutuhan mendasar setiap manusia. Namun dalam konteks
kepemimpinan, aktualisasi diri individu semacam ini tidak bisa tidak harus lebur, diarahkan untuk, bagi,
dan demi kebaikan sosial, karena individu pemimpin dalam hal ini dengan sendirinya akan menjadi pusat
dari ekspektasi sosial akan kebaikan tersebut. Namun yang justru berkembang adalah aktualisasi diri yang
lebih berporos pada semangat kontestasi yang ujung-ujungnya mengarah pada pelampiasan kehendak ego
untuk show-off.
Alhasil bukannya melihat legacy sebagai pencapain puncak, kita malah terobsesi dengan citra kesuksesan
yang cenderung material-simbolis dengan segala prestise yang kemudian kita kait-kaitkan dengan “kesan-
kesan permukaan” seperti posisi, jabatan, gelar keilmuwan, image keberkuasaan dan superioritas sebagai
manusia teuleubeh, serta kepemilikan materi --yang syukur-syukur bukan hasil korupsi.
Sementara itu dalam bentuk yang lain, sebagaimana hampir saban hari kita lihat dan dengar,
kepemimpinan nirlegasi ini juga tampak dari fenomena sentimentil-leadership dengan karakternya di satu
sisi ingin terlihat stylish, intelek dan gandrung dengan politik citra, namun di sisi lain sangat rentan, rapuh,
sentimentil, dan melankolis ketika diterpa kritik. Alih-alih menjadi jawaban atas segala asa dan harapan,
malah mengeluh, curhat minta perhatian, dukungan, dan pengertian rakyat. Alih-alih mencurahkan energi
untuk menjawab berbagai persoalan bangsa yang semakin akut, malah kehilangan fokus dan terjebak
dengan lebih banyak berbicara tentang diriku, keluargaku, kelompokku, kroniku, dan partaiku. Berharap
legacy dari kepemimpinan seperti ini?
Dengan mentalitas dan etos yang berpusat pada “aku”, yang melahirkan baik narsistic dan sentimentil-
leadership seperti disebutkan di atas, maka pencapaian tidak lagi dilihat sebagai sesuatu yang berkenaan
dengan (hidup) orang lain, yang menghubungkan satu orang pemimpin dengan jutaan rakyatnya,
melainkan dengan ego (penguasa) dengan segala watak, motif, hasrat, dan ambisinya. Persis seperti anak-
anak yang tampak berkuasa dan suka egois dengan mainannya, tingkat evolusi kesadaran kita masih baru
sebatas itu. Kesadaran kanak-kanak; dan mirisnya tidak hanya mewabah pada golongan awam dan kelas
pelaku politik mainstream, bahkan immaturity ini juga jamak diidap oleh orang-orang yang secara sosial
disegani sebagai kelas “orang-orang hebat dan pintar”, dan mendapat tempat terhormat di mata publik
sebagai “para pencerah”.

4 oktober 2023

ABDUL FIKRI
3 OKTOBER 2023

Your Calling
Destinasi Tertinggi
Panggilan Terjauh
Zona nyaman kini semakin populer dibicarakan dan digambarkan sebagai lingkungan atau kondisi yang
membuat seseorang terlalu nyaman di tempat kerjanya, atau di posisinya saat ini. Orang yang berada
dalam zona nyaman cenderung melakukan beragam hal secara normal, dan tidak ingin mengambil risiko.
Akibatnya, orang yang berada di dalam zona nyaman cenderung memiliki karir yang stagnan. Singkatnya,
orang tersebut hanya berfokus pada pekerjaan yang dilakukan tanpa ingin mengambil inisiatif dalam
tempat kerja, atau mengambil risiko pindah, karena takut hal tersebut dapat berdampak pada kesehatan
mental. Namun, hal ini justru menyebabkan kinerja yang stabil tanpa adanya perbaikan.
Perlunya Keluar dari Zona Nyaman
perlu diketahui bekerja di dalam zona nyaman artinya kita bekerja tanpa mengambil risiko besar. Orang
yang bekerja di dalam zona nyaman cenderung tidak perlu merasa khawatir karena tidak ada risiko dalam
pekerjaannya. Alhasil peforma kerja yang dihasilkan cenderung netral dan stabil.
Yerkes & Dodson menjelaskan, bagaimana orang merespons atau bereaksi terhadap rangsangan yang
menimbulkan rasa takut. Menanggapi rangsangan tersebut, manusia bisa melakukan tiga hal di antaranya
melawan (memenuhi tantangan), lari atau sembunyi dan membeku (lumpuh).
Kondisi tersebut bisa terjadi karena sistem syaraf manusia memiliki zona gairah yang dikenal dengan
Goldilock. Jika Anda berada dalam zona nyaman terlalu lama bisa menimbulkan rasa bosan. Begitu juga
jika terlalu jauh berada di dalam zona nyaman bisa menghambat kemajuan.
Menghabiskan terlalu banyak waktu di zona nyaman bisa membosankan, melelahkan dan tidak
menyenangkan. Terkadang seseorang menginginkan kehidupan atau perjalanan baru lainnya. Sayangnya
masih merasa ragu dan takut keluar dari zona nyaman tersebut.
Cara Keluar dari Zona Nyaman Hidup
Keluar dari zona nyaman memang tidak semudah apa yang kita bayangkan. Terkadang kita bingung dan
tidak tahu harus mulai dari mana dan berbuat apa. Berikut beberapa cara keluar dari zona nyaman yang
bisa Anda coba, di antaranya:
1. Pikirkan Apa yang Membuat Anda Takut
Cara pertama pikirkan apa yang membuat Anda takut keluar dari zona nyaman. Coba lihat zona yang
dirasa menakutkan dengan cara lebih menyenangkan agar tidak terjebak di dalamnya. Hal ini berfokus
pada perasaan gembira dan kebanggaan yang Anda rasakan ketika mulai meninggalkan zona nyaman.
Cara Keluar dari Zona Nyaman Hidup
Keluar dari zona nyaman memang tidak semudah apa yang kita bayangkan. Terkadang kita bingung dan
tidak tahu harus mulai dari mana dan berbuat apa. Berikut beberapa cara keluar dari zona nyaman yang
bisa Anda coba, di antaranya:
1. Pikirkan Apa yang Membuat Anda Takut
Cara pertama pikirkan apa yang membuat Anda takut keluar dari zona nyaman. Coba lihat zona yang
dirasa menakutkan dengan cara lebih menyenangkan agar tidak terjebak di dalamnya. Hal ini berfokus
pada perasaan gembira dan kebanggaan yang Anda rasakan ketika mulai meninggalkan zona nyaman.
2. Membuat Rencana yang Jelas
Membuat rencana yang jelas bisa jadi cara keluar dari zona nyaman pekerjaan yang bisa dicoba untuk bisa
mengendalikannya. Ketika membuat rencana, Anda perlu memahami apa yang ingin dicapai, bagaimana
mencapainya dan mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul.
3. Yakinkan Diri Atas Apa yang Bisa Anda Lakukan
Coba katakan pada diri sendiri apa yang tidak bisa Anda lakukan. Jadi percayalah pada diri sendiri bahwa
Anda bisa menguasai tantangan baru dan meninggalkan zona nyaman tanpa takut menyesal. Bicarakan
hal-hal positif tentang diri dan yakinlah memulai hal baru.
4. Coba Keluar Zona Nyaman Secara Bertahap
Coba keluar dari zona nyaman secara bertahap untuk bisa beradaptasi dengan situasi baru. Namun jangan
terlalu keras agar Anda tidak merasa stres dan nyaman menjalan situasi baru. Jika dirasa tidak menyukai,
Anda bisa berhenti.
5. Meminta Dukungan untuk Lebih Optimis
Cara lainnya bicaralah dengan orang terdekat terkait keinginan untuk keluar dari zona nyaman. Mintalah
mereka untuk mendukung Anda dan membuat lebih bersemangat serta termotivasi untuk terus
melakukannya. Selain itu, bisa juga membaca buku motivasi tentang orang sukses yang mampu keluar
dari zona nyaman dan merasa bahagia.
6. Ingat Hal-hal yang Bisa Terlewati
Anda mungkin pernah merasa takut terhadap masa lalu tetapi telah berhasil melewatinya. Hal ini
menunjukan bahwa Anda berhasil menghadapi tantangan. Membuat daftar pencapaian bisa jadi solusi
untuk meningkatkan kepercayaan diri bahwa Anda sudah berada di luar zona nyaman.
7. Memberi Self Reward
Untuk keluar dari zona nyaman memang membutuhkan keberanian. Keluarlah dari zona nyaman tersebut
lalu beri hadiah pada diri sendiri. Hal tersebut sebagai upaya merayakan kemajuan positif atas perubahan
yang telah dibuat untuk mencapai tujuan dan jadi hal bagus untuk mengevaluasi diri sendiri.

3 oktober 2023
ABDUL FIKRI
2 OKTOBER 2023

"Pengetahuan adalah Musuh Kebodohan"


Pendidikan dinilai penting karena sebagai bentuk awal untuk menggapai suatu hal yang berguna terhadap
diri sendiri maupun orang lain, juga tidak luput dengan ketentuan bahwasannya ilmu yang dimiliki harus
diamalkan dan apa yang telah diamalkan harus di pertanggungjawabkan, dapat dimaknai bahwa
pendidikan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas diri, keadaan kondisi kehidupan yang
lebih baik tentunya dan faktor pembeda manusia dengan makhluk lainnya. Perilaku-perilaku tersebut
dapat dibuktikan dari macam kemampuan moral dan kecerdasan dalam arti istilah yang paling luas,
pendidikan tidak selalu dimaknai sebagai pengajaran tetapi dapat dimaknai pula semacam pembaharuaan.
Selain itu, untuk membentuk peradaban dalam suatu bangsa maka bagi setiap manusia bertanggung jawab
memfasilitasi dengan cara membantu merealisasikan wadah penyimpan cita-cita yang membentuk
peradaban itu sendiri, sebagaimana yang kita ketahui bahwa manusia diciptakan dalam sebaik-baiknya
rupa dan dijadikan oleh Allah SWT sebagai khala’if dimuka bumi yang dikaruniai pengetahuaan khusus
untuk mengatur kemaslahatan di dunia.
Sabda Nabi Muhammad SAW bahwa “orang bodoh adalah musuhnya dan orang terpelajar adalah
sahabatnya”. kebodohan dan buta huruf lebih buruk karena pelakunya dapat lebih mudah terjatuh ke
dalam lubang maksiat tanpa dia sadari, memaknai syair Syekh Ali bin Abu Bakar bahwa kebodohan
adalah api bagi agama seseorang yang membakarnya sedangkan ilmu adalah air bagi api tersebut yang
memadamkannya, mengutip perkataan Sayyidina Ali bin Abu Thalib tentang kebodohan bahwa “tidak ada
musuh yang lebih zalim dari kebodohan.”
Jika diumpamakan mengikuti dengan hadits Nabi bahwa Iman diibaratkan seperti telanjang, Takwa
diibaratkan sebagai pakaiannya, kesederhanaan diibaratkan sebagai perhiasannya, dan Ilmu Pengetahuan
diibaratkan sebagai buahnya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa dengan ilmu lah kita dapat
membedakan mana yang baik dan buruk juga halal dan haram. Petik hikmah dari sebuah kisah bahwa
orang beribadah selama 40 tahun tidak diterima karena tidak menggunakan ilmu maka dinilai muhasabah
diri secara intensif selama satu jam akan lebih baik daripada ibadah selama satu tahun.
Pendidikan dinilai penting karena menjadi salah satu faktor penentu kemajuan suatu kaum begitupun
penentu adanya pendidikan yang baik hanya dapat ditemukan pada kaum yang maju juga karena tentunya
akan sulit menemukan pendidikan yang baik di lingkup kaum tertinggal. Selain itu, Pentingnya ilmu
diamalkan seandainya sifat-sifat para Nabi tidak dipelajari dan diamalkan oleh para Ulama maka Ulama
tidak akan disebut sebagai pelita yang bersinar dalam cahaya keanggunan illahi dan tanpa itu semua
Ulama tidaklah memiliki berkah bagi masyarakat sekitar. Pada hari kiamat Ulama menjadi wasilah
(perantara) penjamin keselamatan beberapa orang yang memiliki dosa.

2 oktober 2023
ABDUL FIKRI
1 OKTOBER 2023

"Bertumbuh Tanpa Batas"


"Memotivasi Diri Untuk Terus Belajar"
Motivasi adalah sebuah dorongan semangat atau perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Artinya, dalam hidup ini kita akan selalu
membutuhkan motivasi untuk melakukan berbagai hal dalam mencapai tujuan-tujuan kita.
Motivasi belajar sangat berperan penting dalam belajar, apabila kita tidak memiliki motivasi belajar, maka
tidak akan terjadi kegiatan belajar selain itu memotivasi diri sendiri juga sangat penting karena akan
menimbulkan semangat pada diri kita, dengan adanya motivasi kita akan selalu semangat dalam menjalani
kegiatan belajar.
Semakin bertumbuh dewasa dan semakin serius dalam mengejar cita-cita, tantangan, dan hambatan yang
kita hadapi seringkali kita bermalas malasan dalam belajar, menunda-nunda tugas yang diberikan dan
merasa tidak percaya diri untuk menyatakan pendapat, juga terdapat faktor dari luar yaitu seringkali orang
lain membandingkan diri kita dengan yang lain itu bisa menyebabkan kita hilang fokus dan bahkan
membuat kita menyerah hanya karena kita tidak sebaik mereka dan akhirnya menimbulkan hal negatif
dalam kehidupan sehari-hari seperti rasa sedih,takut dengan kegagalan, dan bahkan merasa tidak sanggup
lagi untuk menjalani hari berikutnya.
Maka, untuk menyakinkan diri sendiri kita perlu memotivasi diri untuk berani untuk menyatakan semua
pendapat, tentunya harus di barengi dengan niat dan keinginan dalam diri kita sendiri, kita harus
menyadari bahwa motivasi tidak harus datang dari orang lain.
Langkah–langkah untuk membangun motivasi diri sendiri untuk semangat belajar :
Memiliki tujuan
Kita pasti mempunyai tujuan apa yang ingin di capai dalam hidup untuk mencapai tujuan salah satunya
caranya merangkai kata yang dapat memotivasi kita tulis di kertas lalu di tempelkan di dinding kamar atau
ruang belajar juga menuliskan kalimat motivasi dari tokoh-tokoh ternama untuk memberikan semangat
lebih dan konsisten dalam belajar.
Membuat rencana yang terarah
Membuat rencana terarah karena adanya tujuan, dengan cara memiliki semboyan contohnya “ hidup
mengalir seperti air “ dilaksanakan dengan sepenuh hati, sampai tidak menyadari bahwa kita bisa
menyelesaikan sebuah tugas meskipun banyak rintangan.
Buang rasa takut
Terus belajar untuk mencapai sebuah keberhasilan dan tingkatkan rasa percaya diri untuk menghindari
banyak kritikan dari orang lain di saat kita mengalami sebuah kegagalan.
Bertindak untuk hal positif
Mengikuti hal hal yang dapat menginspirasi seperti seminar dan menonton konten- konten yang positif di
internet maupun di TV. Penuhi hati dengan rasa bersyukur terhadap Allah Swt dan jangan
membandingkan diri kita dengan orang lain.
Pola hidup sehat
Istirahat yang cukup dapat memberikan suasana hati yang lelah menjadi damai serta kondisi fisik yang
baik, mengelola stres dan selalu berpikir positif juga penting untuk
meningkatkan pola hidup sehat.
Memberi reward pada diri sendiri
Saat berhasil mencapai tujuan atau target tersebut, hadiahi diri kita dengan suatu yang menyenangkan
seperti membeli barang yang kita inginkan. Ini adalah cara untuk membuat semangat untuk mencapi target
selanjutnya.
Meskipun sulit untuk melakukannya, namun jangan berhenti untuk mencoba meningkatkan motivasi
belajar untuk diri sendiri,karena dengan seiring berjalannya waktu kita akan semakin mengenal hal-hal
apa saja yang bisa mempengaruhi motivasi kita.
1 oktober 2023

ABDUL FIKRI

30 SEPTEMBER 2023

"Impian yang menumbuhkan pikiran"


Dimulai dari impian
Kata ”impian” sengaja digunakan untuk menunjukkan suatu gambaran tentang peristiwa atau kehidupan
yang seolah-olah tidak masuk akal, tidak mungkin dan hanya sekedar lamunan belaka. Orang-orang
barangkali akan dengan suka cita menertawai anda bila dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa anda
menginginkan penghasilan 500 juta perbulan, memiliki rumah yang cantik, perkebunan ratusan hektar,
hidup bahagia dengan istri yang anda cintai, anak-anak yang lucu, membangun rumah sakit, atau
berkeliling dunia ke negeri-negeri yang jauh. Orang mungkin akan lebih bersemangat menertawai anda
bila saat mengatakan hal itu, anda sedang berada dalam kemiskinan yang parah.
Impian tentu tidak hanya berkaitan dengan hal-hal yang secara jelas bersifat duniawi, melainkan
membentang luas dari sebatas ingin menjadi lebih pandai dan terampil sampai hasrat menjadi menusia
yang lebih baik secara sosial, religius, dan spiritual. Anda barangkali ingin menjadi seseorang yang
mampu berbicara dalam lima bahasa: Inggris, Arab, Prancis, China, dan Jerman. Teman-teman anda
bolehlah menertawai bila saat mengatakan hal itu, bahasa Inggris anda pun masih kacau balau, dan yang
lain, tak satu kata pun dapat anda mengerti. Atau bersiaplah mendapat ejekan dan kata-kata tidak
menyenangkan bila tanpa kedua kaki, anda berkeras ingin menjadi pemanjat tebing.
Tahukan anda mengapa impian sering menjadi bahan tertawaan dan ejekan? Kita sudah menjawabnya di
awal bahwa apa dibayangkan banyak orang sebagai impian adalah sebentuk keinginan tak masuk akal,
tidak mungkin, dan sekedar lamunan hidup yang susah. Impian dari orang-orang susah, miskin, dan
menderita tak lebih dari penghiburan atau sebentuk kekacauan pikiran. Orang sudah terlanjur percaya
bahwa yang berhak dan pantas memiliki impian hanya mereka yang kaya. Tapi mereka yang sehat akal
mengatakan sebaliknya: justu karena anda miskin, maka bangun dan perkuat impian anda. Orang-orang
yang percaya dengan kekuatan mimpi akan menilai anda sebagai orang yang memiliki alasan yang lebih
kuat dan besar untuk sukses bila anda tetap membangun, memperkuat impian, apapun keadaannya. Bila
orang menertawai atau menggangap imipian anda tak masuk akal, katakan: tentu saja saya tidak harus
bermimpi kalau hanya untuk bisa makan tiga kali sehari, gaji satu juta perbulan, rumah yang cukup layak
ditinggali, satu petak kebun, menguasai satu bahasa asing atau sekedar menjadi seseorang yang diterima
masyarakat.
Impian diperuntukkan bagi keinginan-keinginan besar dari orang-orang besar, berani, percaya, dan
meyakini bahwa tidak ada sesuatu yang mustahil untuk dilakukan, tidak ada yang tidak mungkin untuk
diraih. Impian diperuntukkan bagi mereka yang ramah dengan apa yang disebut banyak orang sebagai
kemustahilan, peduli dengan hal-hal yang dianggap tidak mungkin. Impian diperuntukan bagi mereka
yang menyadari bahwa mereka bisa lebih hebat, lebih sejahtera, dan lebih bahagia dari dirinya yang
terlihat sekarang.

30 september 2023
ABDUL FIKRI
29 SEPTEMBER 2023

"Knowledge Open Awareness"


Menjadi seorang pemimpin yang baik perlu banyak skill yang harus dilatih dan dikembangkan, salah
satunya adalah skill untuk menjadi seorang Intentional Learner.
Seorang Intentional Learning merupakan pelajar yang tekun dan bersungguh – sungguh. Dia orang yang
mau terus belajar kapan pun dan dimana pun selama dia mampu. Seorang Intentional Learner juga tidak
akan enggan untuk keluar dari zona nyamannya dan pergi keluar untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya.
Menjadi seorang Intentional Learner harus memiliki semangat belajar yang tinggi. Seseorang tidak akan
bisa menjadi Intentional Learner tanpa memiliki kemauan yang tinggi untuk mencari dan mempelajari
ilmu.
Semangat belajar dapat ditingkatkan melalui motivasi dari internal maupun eksternal.
Menjadi seorang pemimpin yang baik perlu banyak skill yang harus dilatih dan dikembangkan, salah
satunya adalah skill untuk menjadi seorang Intentional Learner.
Learn atau Belajar menurut R. Gagne ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
Intentional Learning adalah suatu proses berkesinambugan dalam memperoleh dan memahami sebuah
informasi dengan tujuan untuk membuat diri lebih cerdas dan siap dalam menghadapi sesuatu.
Seorang Intentional Learning merupakan pelajar yang tekun dan bersungguh – sungguh. Dia orang yang
mau terus belajar kapan pun dan dimana pun selama dia mampu. Seorang Intentional Learner juga tidak
akan enggan untuk keluar dari zona nyamannya dan pergi keluar untuk mencari ilmu sebanyak banyaknya.
Menjadi seorang Intentional Learner harus memiliki semangat belajar yang tinggi. Seseorang tidak akan
bisa menjadi Intentional Learner tanpa memiliki kemauan yang tinggi untuk mencari dan mempelajari
ilmu.
Semangat belajar dapat ditingkatkan melalui motivasi dari internal maupun eksternal.
Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari dalam diri individu sendiri. Motivasi internal
dapat berupa keinginan untuk menjadi lebih baik atau keinginan untuk mencapai suatu tujuan yang telah
di tetapkan oleh individu sendiri.
Motivasi eksternal merupakan motivasi atau dorongan yang berasal dari luar diri individu.
Mengapa Intentional Learner diperlukan dalam menjadi seorang pemimpin yang baik?
Sebagai seorang pemimpin kita dituntut untuk memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.
Pengetahuan dan wawasan akan mempengaruhi seseorang dalam memimpin orang lain. Semakin luas
pengetahuan dan wawasan seseorang maka semakin baik pula dia dalam menjadi seorang pemimpin.
Selain itu, seorang pemimpin juga harus berhadapan dengan banyak orang.
Orang yang dihadapi tentu memiliki berbagai macam karakter. Dengan kemauan belajar terus menerus,
diharapkan seorang pemimpin mampu menyerap dan mempelajari sifat atau kemauan bawahannya yang
beraneka ragam.
Kemauan belajar tersebut juga harus dimunculkan dari dalam diri seorang pemimpin setiap saat. Seorang
pemimpin harus belajar untuk mengenal siapa yang dipimpinnya dan yang lebih penting lagi belajar
mengenal diri sendiri. Tanpa pengenalan dan penghargaan pada diri sendiri, tidak mungkin seorang akan
mengenal dan menghargai orang lain yang dipimpinnya.

29 september 2023
ABDUL FIKRI
28 SEPTEMBER 2023

"Pemimpin Yang Dinanti, Pemimpin Yang Menginspirasi"


Setiap orang pasti pernah merasakan menjadi seorang pemimpin, entah itu di lingkungan sekolah, tempat
kerja, pertemanan, keluarga, atau untuk dirinya sendiri. Momen tersebut akan membantu memunculkan
kualitas dan gaya kepemimpinan dalam diri seseorang. Pemimpin bukan sekadar memerintah orang di
bawahnya. Sosok pemimpin membantu diri mereka sendiri dan orang lain untuk melakukan hal yang
benar. Mereka menetapkan arah, membangun visi yang menginspirasi, dan menciptakan sesuatu yang
baru. Kepemimpinan adalah tentang memetakan ke mana harus pergi untuk berhasil sebagai tim atau
organisasi. Ketika seorang pemimpin menetapkan tujuan, mereka juga harus menggunakan keterampilan
manajemen mereka untuk membimbing orang-orang mereka ke tujuan yang tepat, dengan cara yang
efektif dan efisien.
Secara umum, kepemimpinan menggambarkan hubungan yang erat antara seseorang pemimpin dengan
sekelompok manusia yang dipimpin karena adanya kepentingan bersama. Kepemimpinan merupakan titik
sentral dan dinamisator seluruh proses kegiatan organisasi. Kepemimpinan mutlak diperlukan bila terjadi
interaksi kerja sama antara dua orang atau lebih dalam mencapai tujuan organisasi.
Paul Hersey dan Ken Blanchard dalam teori “kepemimpinan siklus hidup” yang kemudian berganti nama
menjadi teori “kepemimpinan situasional” (1969), mengemukakan bahwa esensi kepemimpinan adalah
tercapainya tujuan melalui kerja sama kelompok. Kepemimpinan seharusnya ditempatkan di depan baru
kemudian diikuti dengan manajemen. Mengapa kepemimpinan harus diletakkan terlebih dahulu, yaitu
karena kepemimpinan pada dasarnya merefleksikan proses pemimpin menciptakan visi, mempengaruhi
sikap, perilaku, pendapat, nilai- nilai, norma, dan sebagainya dari pengikut untuk mewujudkan visi
tersebut.
Peranan kepemimpinan adalah memberikan dorongan terhadap bawahan untuk mengerjakan apa yang
dikehendaki pemimpin. Oleh karena itu, kepemimpinan secara umum didefinisikan sebagai suatu seni
bagaimana membuat orang lain mengikuti serangkaian tindakan dalam mencapai tujuan. Tujuan ini
merefleksikan nilai-nilai, motivasi, keinginan, kebutuhan, aspirasi yang diharapkan oleh pemimpin dan
yang dipimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun,
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Dari sekian banyak definisi kepemimpinan yang pernah
dikemukakan para pakar, satu diantaranya yang paling lugas dan sederhana adalah apa yang pernah
dikemukakan John C. Maxwell dalam bukunya “The 21 Irreputable Laws Of Leadership” bahwa
“Kepemimpinan itu adalah pengaruh, tidak lebih dan tidak kurang”.
Menurut Maxwell, baik-buruknya suatu kepemimpinan akan membawa pengaruh dalam segala segi
kehidupan organisasi yang dipimpinnya. Setidaknya terdapat 3 esensi kepemimpinan yang perlu dipelajari
dan ditumbuhkan agar dapat menjadi sosok pemimpin yang ideal dan dapat membawa kesejahteraan bagi
masyarakat. Ketiga esensi penting dari kepemimpinan tersebut adalah:
1. PENGARUH
Esensi pertama dari kepemimpinan adalah pengaruh. Seorang pemimpin seharusnya dapat membawa
pengaruh yang positif bagi mereka yang dipimpinnya. Sebuah organisasi akan berjalan dengan maksimal
dan baik dalam rangka mewujudkan visi jika mendapat pengaruh positif yang kuat dari seorang pemimpin.
Pengaruh positif yang kuat ini akan menciptakan atmosfir yang kondusif bagi pertumbuhan dan kemajuan
organisasi. Pengaruh pemimpin yang positif ibarat air kehidupan bagi mereka yang dipimpinnya.
Pengaruh positif yang kuat ini lahir dari integritas. Dari integritas lahir keteladanan dan wibawa
sebagaimana pernah Sun Tzu nyatakan, “Pemimpin memimpin dengan teladan bukan dengan kekerasan”.
Pemerintahan yang bersih dan berwibawa lahir dari pemimpin yang berintegritas serta memancarkan
keteladanan sehingga pengaruh positifnya sangat kuat melingkupi seluruh organisasi yang ia pimpin.
2. PEMBERDAYAAN
Esensi kedua dari kepemimpinan adalah pemberdayaan. Pemimpin yang baik adalah pemipin yang
mampu menggali seluruh potensi yang ada dalam organisasi yang ia pimpin. Pemimpin akan
memberdayakan segala potensi yang ada, terutama pemberdayaan SDM, demi kemajuan dan
kesejahteraan bersama. Pemberdayaan SDM memiliki peranan yang strategis dalam kerangka pencapaian
tujuan organisasi. Dalam arti luas, pemberdayaan SDM secara substansi dipahami sebagai proses
peningkatan potensi, kompetensi, dan karir dari pegawai. Sebagai sumber daya, tak jarang para pegawai
menghadapi kendala ataupun hambatan di dalam melaksanakan tugas sehari-hari sehingga tidak dapat
memenuhi ekspektasi dan tuntutan organisasi. Dalam situasi seperti itu, diperlakukan intervensi yang
dimaksudkan untuk memampukan dan memberdayakan para pegawai agar dapat memunculkan potensi
yang mereka miliki hingga bisa memaksimalkan kinerja mereka dalam bekerja. Diperlukan ketajaman dan
kejelian dalam melihat segala potensi yang dimiliki yang ada dalam wilayah kepemimpinannya. Maxwell
mengungkapkan bahwa “The best leaders are humble enough to realize their victories depend upon their
people”. Para pemimpin yang baik memiliki sifat rendah hati untuk menyadari bahwa kemenangan-
kemenangan mereka bergantung pada pencapaian orang-orang yang dipimpinnya. Organisasi yang ia
pimpin dapat maju dikarenakan memberdayakan semua sumber-sumber daya yang ada terutama sumber-
sumber daya manusia, bukan justru memanfaatkan mereka yang ia pimpin demi keuntungan pribadi.
Dalam hal ini coaching, mentoring dan counseling mestinya menjadi perilaku kepemimpinan yang
ditunjukkan sehari-hari di dunia kerja.
3. PELAYANAN/PENGABDIAN
Esensi ketiga dari kepemimpinan adalah pelayanan/pengabdian. Pemimpin yang baik adalah mereka yang
justru melayani, bukan untuk dilayani. Pelayanan dan kepemimpinan sepertinya adalah dua hal yang
sangat bertolak belakang. Bagaimana mungkin melayani tapi juga memimpin? Bukankah pemimpin itu
justru adalah harus dihormati, dilayani, disanjung? Pemimpin yang besar adalah pemimpin yang memiliki
jiwa besar untuk bersedia merendahkan diri melayani mereka yang ia pimpin dengan penuh pengabdian.
Fokusnya hanyalah bagaimana mensejahterakan, mengantarkan segala kebaikan bagi mereka yang ia
pimpin. Jiwa pelayanan atau pengabdian ini akan mengibarkan seorang pemimpin menjadi pemimpin
yang besar dan bermartabat.
Di lingkungan birokrasi sering terjadi kerancuan atau mencampuradukkan antara istilah pemimpin dengan
pimpinan. Banyak orang menyebut pemimpin itu adalah orang yang memiliki jabatan atau kedudukan.
Padahal dua hal ini adalah sesuatu yang berbeda. Kepemimpinan tidaklah sama dengan kedudukan atau
jabatan. Pemimpin (leader) adalah orang yang menjalankan kepemimpinan (leadership), sedangkan istilah
pimpinan merujuk kepada kedudukan seseorang pada hirarki tertentu pada suatu organisasi. Pimpinan
organisasi ini tentu saja memiliki bawahan/pengikut yang karena kedudukannya seorang pimpinan
mempunyai kekuasaan formal (wewenang/authority) dan tanggung jawab (akuntabilitas). Istilah lain di
lingkungan birokrasi yang memiliki makna sama dengan pimpinan adalah atasan atau lazim juga disebut
sebagai pejabat.
Maxwell menyebutkan bahwa pemimpin yang baik selalu membuat sesuatu terjadi. Mereka memberikan
hasil kerja. Sebaliknya, pemimpin yang tidak kompeten hanya peduli pada posisi jabatan sehingga
cenderung memainkan politik daripada menghargai bawahan/pengikutnya dan menjalankan peran
kepemimpinannya. Padahal bawahan yang baik sekali pun tidak dapat mentolerir pemimpin yang buruk.
Seringkali hal ini akan berujung pada ketidakpuasan di tempat kerja.
Sebagai pemimpin harus memandang setiap orang sebagai pribadi yang utuh, termasuk kelebihan dan
kekurangan yang dimilikinya. Jadilah pendengar yang baik, pertahankan suasana hati yang konsisten dan
tetap optimis. Pemimpin yang baik tahu bahwa konflik atau dinamika hubungan akan naik dan turun
ketika memimpin mereka namun tugas pemimpinan adalah tetap mempertahankan sikap positif kala
berhubungan dengan anggotanya. Hingga pada akhirnya bawahan akan memberikan upaya terbaik ketika
mereka menyadari bahwa pemimpin mereka selalu hadir untuk mendorong dan mendukung mereka.
Seorang pemimpin harus memiliki gambaran yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan setiap orang
yang dipimpin dan memahami bagaimana mereka sesuai dengan kebutuhan tim. “A leader must have a
clear picture of each person’s strengths and weaknesses and understand how they fit the needs of the
team”, kata Maxwell. Tentukan nilai-nilai yang penting dan terapkan nilai-nilai itu bersama bawahan. Beri
apresiasi kepada bawahan yang menunjukkan kontribusi.
Tips sederhana untuk memulai menjadi pemimpin yang baik, adalah:
Pertama, jadilah sumber energi untuk orang lain. Setiap orang yang berjumpa dengan anda senang karena
selalu mendapatkan “sesuatu.” Bahkan bukan hanya senang, mereka menjadi lebih semangat untuk
berkarya dan bertumbuh. Kehadiran anda dinanti dan menjadi sumber inspirasi.
Kedua, kurangi memberi instruksi. Pemimpin sering identik dengan pemberi perintah. Boleh jadi
pernyataan ini benar. Namun pemimpin yang ingin melahirkan pemimpin justru harus belajar mengurangi
memberi instruksi. Ia harus lebih banyak memberi tantangan kepada orang-orang yang dipimpin. Anggota
tim akan diberi banyak kesempatan untuk berkreasi, mencari solusi sehingga mereka merasa keberadaanya
sangatlah berarti. Sang pemimpin akan lebih sabar mendengarkan dan menyiapkan pertanyaan yang
cerdas.
Ketiga, ubahlah dari pemberi solusi menjadi penggali solusi. Karena pengalaman dan jam terbang yang
dimiliki, seorang pemimpin biasanya sudah tahu banyak jawaban atas berbagai hal. Namun pemimpin
yang ingin melahirkan pemimpin perlu menahan diri untuk memberikan jawaban atau solusi.
Pemimpin harus menggali berbagai solusi atas berbagai persoalan yang terjadi. Memang perlu waktu dan
kesabaran, tetapi begitulah bila kita ingin orang-orang yang kita pimpin lebih berdaya dan kelak siap
menjadi pemimpin yang lebih hebat dari kita, karena salah satu ciri keberhasilan kita sebagai seorang
pemimpin adalah manakala kita berhasil melahirkan atau menciptakan pemimpin-pemimpin baru yang
bahkan lebih hebat dari kita.

28 september 2023
ABDUL FIKRI
27 SEPTEMBER 2023

"Learn and growth"


Membangun Kepemimpinan Ambidex
Cordova Tumbuh Mendunia
Pertumbuhan tidak akan pernah terjadi pada pikiran yang tidak bertumbuh. Pikiran yang stalking pada
otak yang putus jaringan antar neuronnya akibat tidak adanya aktivitas berpikir yang menghubungkan
antar informasi dan memasukkan informasi baru mengolah informasi yang eksisting terkoneksi dan
aksesibel sebagai modal pertumbuhan.
Proses mengkontraksi otot-otot pikiran itu hanya dapat dilakukan dengan belajar.
Belajar dan pertumbuhan merupakan dua sisi mata uang yang tidak boleh dipisahkan.
Ilmu pengetahuan adalah musuh utama kebodohan. Belajar adalah proses memasukkan ilmu pengetahuan
ke dalam pikiran. Belajar bukan hal yang menentukan kualitas dan skala pertumbuhan tetapi
mengimplementasikan dan eksekusi apa yang kita pelajari sebagai alat untuk mencapai pertumbuhan
itulah yang menentukan skala pertumbuhan yang kita capai.
Belajar dapat dilakukan dengan cara mempelajari berbagai pengalaman yang bersifat subjektif
pengalaman diri sendiri maupun pengalaman orang lain berupa kesuksesan maupun kegagalannya.
Belajar juga memerlukan seorang guru, fasilitator, coach, dan sebutan lainnya untuk mendampingi proses
belajar yang kita lakukan agar tidak tersesat dan lebih cepat pencapaiannya.
*"Ilmu adalah kehidupan bagi pikiran". – Abu Bakar Ashiddiq*
#cordovatumbuhmendunia

27 september 2023
ABDUL FIKRI

26 SEPTEMBER 2023

"Pemimpin adalah seorang komunikator handal"


Keterampilan dalam seni komunikasi sangat penting untuk keberhasilan seorang pemimpin. Dia tidak
dapat mencapai apa pun kecuali dia dapat berkomunikasi secara efektif. – Norman Allen
Berdasarkan Quotes diatas, Jika kita ingin menjadi seorang pemimpin yang baik, maka kita perlu untuk
memiliki Kemampuan berkomunikasi . kemampuan Komunikasi yang baik adalah salah satu aspek
esensial yang menentukan kualitas seorang pemimpin. Pimpinan yang baik tidaklah hanya berperan
sebagai seorang penghubung saja, akan tetapi juga harus dapat memberikan pernyataan mengenai visi
yang mampu untuk menginspirasikan orang lain atau anggota timnya. Seorang Pemimpin harus
mempunyai sikap yang terbuka dan jujur tentang apa yang dia lakukan dan pikirkan. Kemampuan
berkomunikasi yang efektif dibangun atas dasar kepercayaan, visi, harapan, harga diri, dan keyakinan.
Kita harus mampu menyampaikan pesan secara jelas dan memastikan bahwa pesan tersebut memang
diterima oleh semua anggota tim. Seorang pemimpin perlu kemampuan untuk menjadi komunikator yang
terampil dan efektif, karena seorang pemimpin akan berinteraksi dengan banyak orang baik di luar
organisasi ataupun didalam perusahaan, bukan hanya dengan para karyawan saja. Setiap harinya, seorang
pemimpin akan selalu berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai tingkatan organisasi yang berbeda.
Seorang Pemimpin dalam berkomunikasi untuk berbagi visi dengan orang lain, menginspirasi dan
memotivasi mereka untuk berjuang menuju visi, dan membangun nilai dan kepercayaan yang
memungkinkan hubungan kerja dan pencapaian tujuan yang efektif.namun seringkali miskomunikasi
kerap menjadi salah satu hambatan terbesar dalam sebuah kerja sama tim. Oleh karena itu, komunikasi
menjadi skill dasar yang harus dimiliki seorang Pemimpin. Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah
sebagai komunikator. Seorang Pemimpin yang baik pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi
yang efektif, sehingga sedikit banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya.
Demikian sangat pentingnya sebuah komunikasi dalam kepemimpinan sebuah organisasi, maka seorang
pemimpin yang baik harus mampu untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasinya agar tercipta
iklim, budaya pendukung organisasi, dan perhatian seluruh anggota tim sehingga dapat meningkatkan
efektivitas komunikasi kepemimpinan dalam organisasi yang dipimpinnya, Seorang pemimpin
dalamnBerkomunikasi dengan cara yang hormat, Janganlah hanya sekedar memberi tahu anggota timnya
apa apa saja yang diinginkannya, akan tetapi tetapi haruslah pula untuk menjelaskan alasannya kepada
mereka.
mengutip apa yang dikatakan oleh seorang pakar komunikasi bernama Mireille Guiliano bahwa
“Kecerdasan, pengetahuan, atau pengalaman itu penting dan mungkin memberimu pekerjaan, tetapi
keterampilan komunikasi yang kuat akan membuatmu dipromosikan.” dan “Untuk berkomunikasi secara
efektif, kita harus menyadari bahwa kita semua berbeda dalam cara kita memandang dunia dan
menggunakan pemahaman ini sebagai panduan untuk komunikasi kita dengan orang lain.

26 september 2023
ABDUL FIKRI
25 SEPTEMBER 2023

"Kepemimpinan yang membangun"


Kepemimpinan pada dasarnya tidak bisa berjalan sendirian. Kepemimpinan muncul karena kerja sama
dengan orang lain. Tanpa orang lain, tidak ada pemimpin. kepemimpinan bukanlah upaya satu orang saja,
melainkan melibatkan kerja sama tim.
Tim yang handal adalah tim yang bisa bekerja sama, saling percaya, dan saling menghargai. Dalam
membangun tim kerja adalah mengupayakan kesamaan visi, misi dan tujuan yang ingin dicapai dengan
terus melakukan brainstorming agar kesepakatan bersama dapat tercapai.
Tantangan utama yang berhubungan dengan aspek kepemimpinan Tim adalah membangun budaya yang
kondusif serta menciptakan atmosfer yang mendukung kerja tim. Pemimpin tim yang percaya kepada
teamwork biasanya memiliki posisi yang lebih baik untuk membangun kultur teamwork.
Tim dengan kinerja tinggi pada umumnya heterogen. Artinya, tim yang mencapai tingkat kinerja yang
tinggi tidak terdiri dari orang-orang yang benar-benar sama. Melainkan, tim ini terdiri dari para anggota
yang mempunyai kecakapan-kecakapan yang saling melengkapi. Fondasi dari sebuah tim kerja yang
sukses dengan mengedepankan hubungan antar manusia, tim kerja yang efektif adalah saling
mempedulikan satu dengan lainnya, membangun disiplin serta membangun komitmen agar tim dapat
bekerja secara efektif.

25 september 2023
ABDUL FIKRI
24 SEPTEMBER 2023

"Kepemimpinan Ambidex"
Ambidextrous organization adalah organisasi yang selalu melakukan inovasi akan tetapi tidak
meninggalkan atau mengabaikan bisnis yang ada (existing business).
Di era yang berubah begitu cepat, perusahaan memerlukan para pimpinan atau leader yang memiliki
kemampuan ambidextrous, tetap mampu mengembangkan bisns yang ada sekaligus mampu menciptakan
bisnis baru yang profitable. Untuk itulah, para pemimpin atau leader saat ini wajib memiliki tiga keahlian
sekaligus yaitu: managerialship, leadership dan entrepreneurship.
Managerialship adalah kemampuan menyusun perencanaan, anggaran, penempatan karyawan,
memonitoring, dan memecahkan berbagai tantangan yang terjadi di organisasi. Saya sangat yakin,
sebagian pemimpin atau leader di berbagai bisnis di Indonesia memiliki kemampuan ini karena hal inilah
yang sering dijadikan fokus mengangkat seorang pemimpin. Begitu dominannya aspek ini hingga John
Kotter pernah berkata “banyak perusahaan over manage”.
Leadership adalah tentang kemampuan memberikan arah, menjaga keseimbangan tim, menyelaraskan
orang, memompa energi dan memotivasi anggota tim. Banyak perusahaan yang mengabaikan aspek ini,
sehingga dalam pesannya John Kotter tentang managerialship dan leadership ini berkata “banyak
perusahaan over manage tetapi under lead.” Bahasa sederhananya “banyak membuat aturan tetapi miskin
sentuhan.” Padahal orang Indonesia lebih senang “sentuhan.” Hehehehe
Entrepreneurship adalah tentang keberanian membuat terobosan, inovasi dan hal-hal baru yang
dibutuhkan untuk mempercepat laju bisnis. Orang-orang ini tidak mau terjebak status quo dan terjebak
rutinitas. Para pimpinan atau leader wajib mengelola bisnis seperti miliknya sendiri. Beberapa ahli
menyebutnya kemampuan ini disebut intrapreneurship.
Memadukan kemampuan tiga ship ini; managerialship, leadership dan entrepreneurship menjadikan sang
leader atau pemimpin ini disebut dengan ambidextrous leader. Sistem perusahaan rapi, orang-orang di
dalamnya mendukungnya dan memiliki banyak terobosan bisnis yang menantang.

24 september 2023
ABDUL FIKRI
23 SEPTEMBER 2023

Kepemimpinan Ber-orientasi Hasil


Beberapa peneliti merumuskan salah satu model kepemimpinan yang cukup menarik, kepemimpinan itu
melandaskan pada kinerja pegawai dengan orientasi hasil. Model kepemimpinan ini menjadi unik, sebab
setiap bawahan diberikan keleluasaan untuk mengapresiasi ide dan gagasan bagi kemajuan organisasi.
Kepemimpinan seperti ini bukan tanpa cacat, sebab model kepemimpinan ini menuntut tiga buah prinsip
dalam pelaksanaannya. Prinsip tersebut ialah:
Kepercayaan. Untuk membangun kepercayaan manajer perlu menunjukkan bahwa mereka jujur, dapat
diandalkan, dan setia. Ini berarti setiap pemimpin mampu menjaga janji mereka dan memberikan
integritas contoh setiap saat. Mereka juga perlu mendorong karyawan untuk mandiri dengan mendukung
keputusan mereka kapan pun mereka bisa. Setiap karyawan dituntut untuk melakukan pengambilan
keputusan mereka dengan penuh rasa tanggung jawab, bahkan ketika kesalahan dibuat, kepemimpinan
berorientasi pada hasil menuntut setiap elemen organisasi untuk dapat menjelaskan alasan mengapa
keputusan tidak bisa dilakukan, sehingga menciptakan lingkungan belajar dalam membangun sebuah
kepercayaan
Kredibilitas. Kredibilitas dibangun ketika seorang karyawan tahu seorang pemimpin dapat membuat
mereka lebih baik dalam melakukan pekerjaan. Kepemimpinan berorientasi pada hasil tidak melakukan
semua tugas secara sendiri, melainkan mengajak seluruh pegawai untuk berpartisipasi, saling memberi
dukungan, dan membimbing tim mereka. Mereka mendorong anggota tim untuk berpikir,
mempertimbangkan alternatif, dan menilai risiko dan manfaat. Mereka menyediakan karyawan dengan
alat yang mereka butuhkan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan baik. Seorang pemimpin yang
berorientasi pada hasil senantiasa mengajak untuk memperluas pembelajaran, wawasan, dan pemahaman
anggota tim dengan membekali mereka kemampuan yang mampu menciptakan kredibilitas individu dan
organisasi.
Rasa hormat. Manajer membangun hormat ketika mereka menunjukkan penghargaan mereka untuk
perspektif yang unik dari karyawan dalam kontribusinya terhadap organisasi. Adakalanya karyawan
cenderung ingin memiliki pekerjaan maksimal daripada sekedar kewajiban biasa mereka dalam bekerja.
Mereka benar-benar ingin berkontribusi secara optimal. Mereka ingin menunjukkan apresiasi untuk
melakukan pekerjaan mereka. Ketika mereka merasa dihargai, diterima, diakui, dan diperlakukan dengan
hormat, mereka lebih cenderung untuk tampil di tingkat yang lebih tinggi dan tetap dengan organisasi.
Tiga prinsip dasar itulah yang mesti muncul dalam kepemimpinan berorientasi hasil. Sehingga kebebasan
karyawan dalam bekerja akan lebih maksimal dengan mendapatkan dukungan dari organisasi ketika
proses pengerjaannya. Karyawan diberikan kesempatan untuk berkontribusi secara lebih dan pemimpin
tidak menghargai, justru memberikan rasa hormatnya terhadap apresiasi mereka.
Kepemimpinan berorientasi hasil, sangat tepat bila dipadukan dengan komitmen pegawai yang afektif dan
gaya kepemimpinan transformasional. Pada berbagai hal, situasi tersebut sangat mendukung pencapaian-
pencapaian dan target organisasi secara prima.
Lantas bagaimana ketiga prinsip itu dapat bekerja secara optimal? Prinsip tersebut dapat berjalan dengan
baik jika setiap pemimpin memperhatikan beberapa langkah tepat. Langkah tersebut ialah; Pertama, setiap
bawahan akan senantiasa memperhatikan kinerja pemimpin. Sehingga dalam kepemimpinan berbasis
hasil, setiap pemimpin dituntut untuk mampu menempatkan dirinya dihadapan bawahannya dengan baik.
Sebab setiap bawahan akan meniru kinerja dan produktivitas pemimpinnya.
Kedua, seorang pemimpin dituntut untuk banyak memperhatikan dan membimbing bawahannya dengan
baik. Pemimpin tidak hanya memberikan visi dan misi secara gamblang, namun pemimpin dituntut secara
penuh untuk memberikan peran sertanya dalam membantu bawahan. Pemimpin juga memberikan harapan
kepada para bawahan secara baik.
Ketiga, seorang pemimpin pada model kepemimpinan berorientasi pada hasil, mestilah menempatkan
dirinya di dalam tim dengan pola pikir ‘kita’ bukan ‘aku’. Seorang pemimpin dituntut untuk memahami
kebiasaan kerja timnya. Ia memberikan ruang yang luas bagi tim dalam memberikan ide dan gagasan, dan
tidak mengambil alih semua pekerjaan secara individual. Hampir setiap tugas di-share kepada para
bawahan dan memberikan pengembangan kepada tim untuk merealisasikan tujuan.
24 september 2023
"Menjadi teladan, bukan sekedar memberi teladan"
Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut Wuri Handayani. – Ki Hajar Dewantara
Bagi seorang Pemimpin yang baik keteladanan adalah sebuah keharusan. Banyak orang tidak
menyadarinya, pada saat seseorang memimpin, tidak ada kewibawaan dalam kepemimpinannya. Semua
Kata-kata nya tidak didengarkan lagi oleh anggota timnya, nasihat nya tidak pernah diminta anggotanya
dan bahkan perintahnya pun terkadang seringkali diabaikan oleh anggota timnya atau bawahannya.
Kalaupun dikerjakan oleh anggota timnya, biasanya hanyalah sebatas menuntaskan kewajiban dan
begitulah selanjutnya. Penting kita sadari bahwa seorang pemimpin tugasnya bukanlah hanya sebatas
untuk menyuruh serta mengerjakan ini dan itu kepada bawahannya. Perlu kita ingat lagi, bukan hanya
sekedar itu. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu untuk bisa menjadi teladan,
seorang pemimpin harus mampu menjadi contoh kepada siapa pun orang orang yang berada dibawah
kepemimpinnya. Banyak suatu perusahaan atau organisasi tidak bisa berjalan dengan sebagaimana
mestinya, salah satunya hal ini disebabkan oleh karena perilaku dari seorang pemimpin, yaitu bahwa dia
hanyalah sekedar bisa menyuruh orang-orang di sekitarnya tanpa pernah mau menjadi teladan. Sehingga,
tidaklah mengherankan perusahaan atau organisasi yang tersebut sangat rentan terjadi konflik di antara
sesama anggota nya (konflik internal).
Seorang pemimpin yang baik tentunya ingin semua anggota timnya bekerja dengan sebaik baiknya.
Namun, bagaimana anggota timnya bisa bekerja dengan maksimal jika tindakan pemimpinnya saja tidak
menjadi contoh dan teladan? Keteladanan seorang pemimpin didalam semua aspek sangatlah penting.
Teladan dapat diartikan dengan menjadi suatu contoh yang baik dalam segala aspek. Seorang pemimpin
teladan itu berarti pemimpin tersebut dapat memberikan contoh contoh yang baik dalam semua bidang
perilaku, seperti kedisiplinan, bersikap dan sebagainya. “keteladanan itu seharusnya adalah mudah, tinggal
bagaimana komitmen kita dalam memberi contoh dalam perilaku kita.”
Menjadi seorang pemimpin yang baik, adalah harus menjadi teladan, panutan, penunjuk arah, pemikul
beban. Perlu kita sadari bahwa kita semua adalah pemimpin, setidaknya kita memimpin diri kita sendiri:
atas kata yang kita ucapkan, atas perbuatan yang kita lakukan, yang mana semuanya tentunya akan kita
pertanggungjawabkan. Kualitas seorang pemimpin yang terpenting, adalah personal credibility sebagai
fondasi utama suatu kepemimpinan. Begit pentingnya personal credibility bagi seorang pemimpin ini
dapat terwujud hanya dengan adanya sebuah “trust” di dalam organisasi tersebut, baik itu dari semua
bawahan kepada pemimpin tersebut maupun sebaliknya.
Seorang pemimpin akan mendapatkan kepercayaan dari semua bawahan, maka pemimpin tersebut harus
menjadi contoh keteladanan, panutan, role model yang positif bagi semua bawahannya, didalam
lingkungan kerja, dan juga bagi keseluruhan lingkup organisasi di mana ia bernaung. Dalam teori
kepemimpinan, secara sederhana arti dari kata role model tersebut adalah keteladanan.Para pemimpin
yang baik wajib untuk bisa menjadi role model, setidaknya dalam hal akhlak, moralitas dan cara berfikir,
cara berperilaku serta bertindak, kejujuran, dan ketegasannya. Pada prinsipnya seorang pemimpin yang
baik haruslah menjadi sosok manusia utuh yang luar biasa (extraordinary person), seorang pemimpin
harus lebih banyak berkarya dan bukannya banyak berbicara. Dipundak pemimpinlah melekat satu
tanggung-jawab yang besar untuk melakukan perubahan dan pembaharuan organisasi. Dengan karakter
seperti itulah, maka seorang pemimpin baru dapat disebut sebagai sebuah role model. Menjadi seorang
pemimpin role model yang baik adalah merupakan suatu hasil dari proses yang panjang dan konsistensi
seseorang. Modelling the way ditunjukkan dengan dua buah komitmen, yaitu: find your voice dan set the
example. Find your voice direfleksikan dengan mengklarifikasi apa yang menjadi personal values diri
seseorang sebagai pemimpin. Set the example adalah dengan menunjukkan suatu perilaku yang sesuai
dengan standart nilai-nilai yang menjadi prinsip hidup sebagai seorang pemimpin.
Teladan adalah kepemimpinan, itulah bentuk kepemimpinan terbaik. – Albert Schweitzer

23 september 2023

ABDUL FIKRI
22 SEPTEMBER 2023

"Belajar Sepanjang Hayat"


Mencari ilmu sepanjang hayat, begitulah ciri seorang Muslim sejati. Allah Subhanahu Wata’ala sendiri
telah menyampaikan, sesungguhnya ilmu Allah itu luas, memenuhi langit dan bumi.
Bahkan, jika seluruh lautan dijadikan tinta untuk menulis segala sesuatu yang diketahui Allah SWT mulai
dari Al-Qur’an sebagai dasarnya, pasti seluruh lautan tidak akan kehabisan ilmu Allah SWT. Ini juga fakta
bahwa semakin banyak kita belajar, semakin kita merasakan betapa banyak yang tidak kita ketahui.
Tidak ada pembelajar yang merasa sudah mengetahui segala sesuatu, bahkan sebaliknya bagi seorang
siswa akan selalu dirinya sendiri masih harus banyak belajar dan itulah sebabnya dia mendorongnya untuk
terus belajar.
Bahkan dalam dunia akademik pun hal yang sama terjadi sekalipun dia seorang profesor, semakin banyak
ia belajar selama itu pula ia merasa masih banyak ilmu yang belum diketahui.
Dahulu kita tidak pernah mendengar bahwa shalat bisa menjadi terapi untuk kesehatan, namun dengan
kajian demi kajian kita menemukan bahwa sholat sangat baik untuk kesehatan. Shalat tidak hanya
merupakan kewajiban agama atau perintah Allah SWT, tapi secara fisik juga ada manfaat kesehatan.
Untuk mendapatkan berkah ilmu, apapun yang dipelajari harus niat untuk diamalkan dan dengan begitu
ilmu menjadi berkah. Ilmu juga memilih dengan siapa ia ingin berteman dan di dada siapa ia ingin duduk.
Ada orang yang ilmunya ingin “berteman” maka ia akan melekat pada orang tersebut, namun jika ilmu
melihat bahwa orang tersebut tidak berbuat baik dengan ilmunya, maka ilmu tersebut akan
meninggalkannya.
8
Seorang tabi’in bernama Said bin Jubair yang belajar dari para sahabat seperti Abu Hurairah dan Abdullah
bin Abbas RA. Rasulullah ‫ ﷺ‬sendiri berdoa kepada Abdullah bin Abbas RA yang berbunyi:
“Ya Allah, berilah kefahaman tentang agama (Islam) kepadanya dan kurniakanlah ilmu tentang takwil
(tafsiran dan pemahaman alQuran).” (HR Ahmad bin Hanbal, al-Hakim, al-Thabarani dalam Mu’jam al-
Kabir, al-Ausath dan Saghir).
Maksudnya: “Ya Allah, ajarkanlah Ibn Abbas ini dalam urusan agama dan ajarkanlah dia takwil (menafsir
Al-Quran).”
Doa ini sering dibacakan kepada bayi yang baru lahir, dalam upacara tahnik, atau “membuka mulut”.
Said bin Jubair pernah berkata bahwa kita tidak belajar hanya karena dia tidak tahu, tetapi kita belajar
melampaui apa yang kita pikir sudah kita ketahui. Orang yang bertakwa bukanlah orang yang merasa
sudah memiliki ilmu, tetapi orang yang bertakwa selama orang tersebut terus belajar. Pada saat dia
berhenti belajar, pada saat itu dia bukan lagi orang yang shaleh.
Belajar sepanjang hayat bisa kita lakukan kepada siapa saja. Bahkan kepada orang yang tidak tahu, dengan
lingkungan bahkan dengan alam sekitar.
Imam Syafii pernah menyebutkan bahwa jatuhnya seseorang itu ketia dia merasa hebat, maka jika
seseorang merasa alim dan berilmu, maka tunggulah saat kejatuhannya.
Imam Ahmad pernah berkata bahwa kebaikan ilmu tiada tandingnya jika ilmu yang dicari dimaksudkan
untuk menghilangkan kebodohan, terutama kebodohan diri terlebih dahulu. Inilah kemaslahatan terbesar
bagi orang yang mencari ilmu, yaitu mengoreksi kebodohannya diri sendiri.
“Nabi ‫ ﷺ‬bersabda,”Jadilah engkau (1) orang berilmu, atau (2) orang yang menuntut ilmu, atau (3)
orang yang mau mendengarkan ilmu, atau (4) orang yang menyukai ilmu. Dan (5) janganlah engkau
menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka.” (HR:Baihaqi).
Sebab Baginda Nabi ‫ ﷺ‬mengajarkan umatnya untuk tetap mencari ilmu sepanjang hayat. Itulah
sebabnya Baginda Rasulullah ‫ ﷺ‬menjelaskan dalam hadisnya yang diriwayatkan oleh Ibn Abd al-Barr
bahwa mencari ilmu pengetahuan itu merupakan kewajiban ke atas setiap Muslim.
Kewajiban mencari ilmu itu seharusnya difahami sebagai suatu proses mencari ilmu sepanjang hayat dan
tidak terbatas pada waktu atau umur tertentu. Beberapa ulama besar bahkan baru belajar di usia yang
sudah berumur.
Ibn Hazm, mulai belajar fikih di usia menginjak 26 tahun. Beliau belajar ilmu fikih kepada Abu Abdillah
bin Dahun. Gurunya itu pertama kali mengenalkan kitab Imam Malik, al-Muwatho’. (Sair A’lam an-
Nubala).
Imam Al-Qoffal mendalami ilmu fiki pada usia 30 tahun. Tokoh Mazhab Syafi’iyah ini akhirnya dijuluki .
Al-Qoffal artinya pembuat kunci. Hal ini karena beliau sejak muda ahli membuat kunci. (Sair A’lam an-
Nubala).
Zakariya Al-Anshari, seorang ahli fikih yang karyanya menjadi rujukan banyak ulama ternyata baru
belajar fikih saat menginjak usia 26 tahun. Imam Kisai, seorang ulama besar ahli nahwu dan qiro’ah baru
belajar di usia 40 tahun bahkan mampu menghapal lima permasalahan tiap hari.
Imam Abu Fattah al-Muni’i. Kisah dan riwayat ulama yang satu ini begitu menginspirasi, selain sebagai
ulama yang sangat luas pengetahuannya, ia juga memiliki riwayat belajar di usianya yang sudah
mendekati senja.
Imam Izzuddin bin Abdissalam yang dijuluki sulthanul ulama’ (rajanya ulama) belajar ilmu fikih di usia
sudah dewasa. Karena kesulitan ekonomi, Izzudin memilih menimba ilmu daripada bekerja.
Beliau akhirnya tinggal di tempat pengajian dan ditugasi menata serta mempersiapkan majelis ilmu.
Dengan kebiasaan itulah, beliau akhirnya terbiasa mengikuti pengajian dan belajar secara sungguh-
sungguh. (At-Thabaqat as-Syafi’iyyah).
Imam Hammad bin Sulaiman, salah satu sosok berpengaruh di balik kealiman Imam Abu Hanifah an-
Nukman, yang kemudian menjadi pelopor keberadaan Mazhab Hanafiyah ini juga dikenal sebagai tabi’in,
orang-orang yang masih menjumpai sebagian dari para sahabat nabi.
Meski berlatarbelakang seorang budak, beliau akhirnya dikenal sebagai salah satu pembesar para ulama
(kibaru al-ulama) di kota Naisabur. Imam Hammad bin Sulaiman adalah salah satu ulama yang masuk
dalam daftar telat belajar dan akhirnya berhasil menguasai cabang-cabang ilmu.
Syeikh Taqiyuddin al-Ghazzi, mengatakan: “Imam Hammad bertemu dengan kumpulan manusia,
kemudian ia belajar fikih di usia tua.” (Thabaqatu as-Sunniyah fi Tarajimi al-Hanafiyah, Maktabah asy-
Syamilah Aliya, halaman 265).
Begitulah ciri seorang mukmin sejati, tiada lelah mencari belajar dan tetap mencari ilmu sepanjang hayat,
meski nyawa di ujung badan.*

22 september 2023
ABDUL FIKRI
21 SEPTEMBER 2023

"Cita-cita Berorientasi Pertumbuhan"


Cita-cita adalah impian dan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap individu. Mereka membentuk dasar dari
aspirasi dan pandangan seseorang terhadap masa depan.
Memiliki cita-cita bukan hanya sekadar impian kosong, tetapi memiliki peran penting dalam membentuk
identitas, motivasi, dan pertumbuhan individu. Dalam artikel ini, kami akan menjelaskan mengapa
manusia harus memiliki cita-cita dalam kehidupan mereka.
1. Memberikan Arah dan Fokus:
Cita-cita memberikan arah dan fokus pada kehidupan seseorang. Mereka membantu seseorang untuk
memiliki tujuan yang jelas dan memusatkan energi mereka dalam mencapai tujuan tersebut. Tanpa cita-
cita, seseorang mungkin merasa kehilangan dan tanpa arah yang jelas.
2. Mendorong Perkembangan Pribadi:
Cita-cita mendorong individu untuk terus tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai tujuan mereka,
seseorang mungkin harus mengembangkan keterampilan baru, mendapatkan pengetahuan lebih banyak,
dan mengatasi tantangan yang mungkin muncul. Ini semua berkontribusi pada perkembangan pribadi yang
positif.
3. Menyediakan Motivasi dan Semangat:
Cita-cita memberikan motivasi dan semangat untuk bangkit dari keterpurukan dan menghadapi rintangan.
Ketika seseorang memiliki tujuan yang kuat dan bermakna, mereka cenderung lebih bersemangat dalam
mengatasi kesulitan dan menjaga semangat dalam menghadapi tantangan.
4. Membentuk Identitas dan Nilai:
Cita-cita dapat membantu membentuk identitas seseorang. Tujuan yang mereka pilih untuk dikejar
mencerminkan nilai-nilai, minat, dan aspirasi yang mendasarinya. Ini membantu seseorang memahami diri
mereka sendiri lebih baik dan mengenalinya sebagai individu yang unik.
5. Menciptakan Rasa Pencapaian:
Mencapai cita-cita memberikan rasa pencapaian dan kepuasan. Ini memberi seseorang perasaan bahwa
mereka telah berkontribusi dengan maksimal dan berhasil meraih tujuan yang diinginkan. Pencapaian ini
meningkatkan rasa harga diri dan percaya diri.
6. Mendorong Kolaborasi dan Kontribusi:
Cita-cita juga bisa memiliki dimensi sosial. Banyak cita-cita melibatkan tujuan yang lebih besar dari diri
sendiri, seperti berkontribusi pada masyarakat atau menciptakan dampak positif. Hal ini mendorong
seseorang untuk bekerja sama dengan orang lain, berkolaborasi, dan berkontribusi pada kebaikan bersama.
7. Mengatasi Rutinitas dan Kebosanan:
Kehidupan yang terjebak dalam rutinitas sehari-hari dapat menyebabkan kebosanan dan kehilangan
semangat. Cita-cita memberikan sesuatu yang lebih besar untuk diperjuangkan, yang membantu seseorang
tetap termotivasi dan terhindar dari perasaan stagnasi.
8. Memperluas Batasan dan Potensi:
Cita-cita mendorong seseorang untuk berpikir di luar batas yang ada dan mengeksplorasi potensi
tersembunyi. Mereka mendorong individu untuk meraih lebih dari yang mungkin mereka pikirkan
sebelumnya.
Cita-cita adalah inti dari ambisi, pertumbuhan, dan pencapaian individu. Mereka memberikan arti dan
tujuan dalam kehidupan, memberikan arah, motivasi, serta memicu perkembangan pribadi dan kemajuan
masyarakat. Memiliki cita-cita bukan hanya menguntungkan individu itu sendiri, tetapi juga berkontribusi
pada perubahan positif dalam dunia di sekitar kita.

21 september 2023

ABDUL FIKRI
20 SEPTEMBER 2023

Harapan dan Perubahan


Menciptakan lingkungan yang akan menginspirasi perubahan di tempat kerja bergantung pada beberapa
praktik kepemimpinan utama. Pemimpin harus menumbuhkan kesadaran akan diri sendiri dan orang lain,
serta menunjukkan dan mendorong empati dan kasih sayang. Pemimpin akan menjadi paling efektif ketika
mereka tampil dengan keaslian yang sama seperti yang mereka harapkan.
Pemimpin perubahan yang efektif juga memupuk harapan yang tinggi. Dalam praktiknya pemimpin dapat:
1. Tunjukkan empati: dengarkan dan pahami orang-orang yang diminta berubah.
2. Menunjukkan kesadaran diri: memahami dan menyesuaikan kepemimpinan mereka dan mengubah gaya
untuk “berbicara agar dapat mendengarkan” orang-orang yang mereka pimpin.
3. Merangkul kekacauan perubahan: mengomunikasikan perubahan, kepemimpinan, dan pengaruh
melintasi batas-batas fungsional, tingkat, dan zona waktu sambil menyeimbangkan kebutuhan untuk
memastikan kinerja saat ini sekaligus mendorong menuju masa depan yang baru.
4. Bersandar pada setiap fase perubahan: sadari bahwa kepemimpinan hampir selalu berada beberapa
langkah di depan orang lain, jadi penting untuk secara bijaksana (dan dengan sabar) membawa orang-
orang mulai dari fase penemuan dan perencanaan hingga fase implementasi dan perbaikan berkelanjutan.
Terkadang pemimpin harus berjalan lambat untuk berjalan cepat.
Melalui harapan dan perubahan ini, tim akan menjadi lebih kuat, produktif, dan bersatu. Dengan
pemimpin yang mendukung perkembangan individu dan menciptakan iklim kerja yang positif, tim dapat
mencapai prestasi luar biasa bersama-sama.
Menjaga harapan hebat masa depan memerlukan tindakan yang terarah dan konsisten. Berikut adalah 29
tindakan yang dapat membantu Anda mencapai itu:
1. Tetap Fokus pada Tujuan: Tentukan tujuan jangka pendek dan jangka panjang tim dengan jelas.
2. Rencanakan dengan Baik: Buat rencana yang rinci untuk mencapai tujuan.
3. Prioritaskan Kesehatan: Jaga kesehatan fisik dan mental.
4. Belajar Seumur Hidup: Teruslah belajar dan mengembangkan keterampilan baru.
5. Jaga Hubungan yang Positif: Pertahankan hubungan yang sehat dengan teman, keluarga, dan rekan
kerja.
6. Berlatih Kebijaksanaan Finansial: Kelola keuangan dengan bijak dan tabung untuk masa depan.
7. Tetap Fleksibel: Siap untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.
8. Berkontribusi pada Komunitas: Terlibat dalam kegiatan sosial atau relawan.
9. Kelola Stres: Pelajari cara mengatasi stres dan menjaga keseimbangan.
10. Tetap Bersemangat: Temukan motivasi dalam hobi atau minat.
11. Jangan Takut untuk Bermimpi Besar: Impian besar dapat mendorong tercapainya prestasi besar.
12. Berbagi Pengetahuan: Ajarkan apa yang kita ketahui kepada orang lain.
13. Jangan Menyerah: Teruslah berjuang meskipun menghadapi rintangan.
14. Jaga Lingkungan: Lakukan tindakan kecil untuk mendukung keberlanjutan.
15. Berlatih Empati: Mencoba memahami pandangan orang lain.
16. Tetap Disiplin: Lakukan tindakan konsisten menuju tujuan.
17. Asah Keterampilan Komunikasi: Kemampuan berkomunikasi yang baik sangat berharga.
18. Pertimbangkan Aspek Spiritual: Cari makna dan tujuan dalam hidup.
19. Evaluasi dan Pelajari dari Kesalahan: Kesalahan adalah peluang untuk belajar.
20. Berbagi dengan Orang Lain: Bagikan waktu, sumber daya, atau pengetahuan.
21. Jaga Keseimbangan: Ratakan waktu antara pekerjaan, keluarga, dan waktu pribadi.
22. Pertahankan Sikap Positif: Jauhi pemikiran negatif.
23. Tetap Bersyukur: Ingatlah hal-hal positif dalam hidup.
24. Jadilah Sumber Inspirasi: Motivasi orang lain dengan tindakan.
25. Atasi Ketakutan: Hadapi ketakutan untuk berkembang.
26. Tangani Tantangan: Jangan hindari tantangan, hadapilah dengan kepala dingin.
27. Jaga Daya Juang: Pertahankan semangat perjuangan.
28. Hindari Prokrastinasi: Lakukan pekerjaan sesegera mungkin.
29. Evaluasi dan Atur Ulang: Secara berkala tinjau rencana dan tujuan, dan sesuaikan jika perlu.
Ingatlah bahwa menjaga harapan hebat memerlukan usaha dan konsistensi. Setiap langkah kecil yang
diambil dapat membawa kita lebih dekat ke masa depan diimpika
ABDUL FIKRI
19 SEPTEMBER 2023

LEADERSHIP CORE – KETELADANAN EKSTRIM


"Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang
mengharapkan (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat, dan dia banyak menyebut Allah." Q.S. Al-
Ahzab (33:21)
Jika sejarah menjadi guru kebijaksanaan, tokoh sejarahlah yang mengkongkritkan keteladanan.- Najwa
Sihab -
Keteladanan ekstrem seorang pemimpin adalah konsep yang mengacu pada tingkat integritas, komitmen,
dedikasi, dan kepemimpinan yang luar biasa yang dapat menginspirasi dan memotivasi orang lain untuk
mencapai tingkat keunggulan yang sama. Seorang pemimpin yang memiliki keteladanan ekstrem berperan
sebagai teladan yang kuat bagi timnya dan masyarakatnya secara keseluruhan.
Karakteristik dan keteladanan ekstrem seorang pemimpin:
1. Integritas yang Tidak Tergoyahkan:
Mereka selalu berpegang pada prinsip-prinsip moral dan etika yang tinggi, bahkan dalam situasi-situasi
sulit. Misalnya, Mahatma Gandhi adalah contoh pemimpin yang sangat integritas, yang memimpin
perjuangan non-kekerasan melawan penjajahan Inggris di India.
2. Dedikasi yang Tak Kenal Lelah:
Menunjukkan dedikasi yang luar biasa terhadap tujuan mereka. Mereka bekerja keras, sering kali melebihi
batas-batas kemanusiaan, untuk mencapai visi mereka. Sebagai contoh, Elon Musk, pendiri SpaceX,
adalah pemimpin yang mengilhami melalui dedikasinya untuk menjadikan manusia multiplanet.
3. Keberanian yang Menakjubkan:
Pemimpin ekstrem seringkali harus menghadapi tantangan besar dan risiko yang tinggi. Keberanian
mereka untuk mengambil tindakan bahkan ketika ada risiko besar adalah sumber inspirasi. Salah satu
contoh adalah Nelson Mandela, yang menghadapi penjara selama 27 tahun dalam perjuangannya melawan
apartheid di Afrika Selatan.
4. Empati yang Luar Biasa:
Keteladanan seorang pemimpin juga melibatkan kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan
serta kebutuhan orang lain. Pemimpin ekstrem tidak hanya peduli pada kesuksesan mereka sendiri, tetapi
juga pada kesejahteraan orang-orang di sekitar mereka. Contohnya adalah Mother Teresa, yang
mendedikasikan hidupnya untuk membantu orang miskin dan sakit.
5. Komitmen yang Tak Tergoyahkan:
Seorang pemimpin ekstrem memiliki komitmen yang tak tergoyahkan terhadap visi dan misi mereka.
Mereka siap untuk mengorbankan segalanya demi mencapai tujuan tersebut. Contoh pemimpin seperti
Martin Luther King Jr. yang memimpin gerakan hak sipil di Amerika Serikat dengan komitmen yang kuat
untuk kesetaraan rasial.
Keteladanan ekstrem seorang pemimpin bukan hanya tentang mencapai kesuksesan pribadi, tetapi juga
tentang mempengaruhi positif banyak orang dan mengubah dunia. Mereka menjadi inspirasi bagi
generasi-generasi yang akan datang dan membuktikan bahwa dengan tekad dan dedikasi yang luar biasa,
kita dapat mencapai hal-hal yang besar dalam hidup ini.
27 keteladanan hebat seorang pemimpin:
1. **Integritas
2. **Ketulusan
3. **Keberanian
4. **Empati
5. **Kepemimpinan dengan Contoh
6. **Keterlibatan
7. **Kepemimpinan Adil
8. **Visi yang Jelas
9. **Inovatif
10. **Kesadaran Diri (who am i)
11. **Kesediaan untuk Belajar
12. **Kesabaran
13. **Ketegasan
14. **Problem Solver
15. **Kemampuan Komunikasi
16. **Kendali Diri
17. **Pendengar yang Baik
18. **Pemberi Inspirasi
19. **Keputusan Berbasis Data
20. **Pemimpin yang Responsif
21. **Menghargai Kepelbagaian
22. **Kerja Keras
23. **Fleksibilitas
24. **Kepedulian
25. **Berpikiran Terbuka
26. **Bersikap Kolaboratif
27. **Keberlanjutan/memikirkan dampak jangka panjang
Pemimpin yang hebat menginspirasi dan memotivasi orang lain dengan menjadi contoh yang baik dalam
semua aspek kepemimpinan mereka.
Semangat bertumbuh dan berkembang menuju sukses
Tangerang, 19 September 2023
ABDUL FIKRI
18 SEPTEMBER 2023

LEADER DELIVER SOLUTION


"Masalah tidak pernah dapat diselesaikan dengan menggunakan pikiran yang sama yang menciptakan
masalah tersebut." - Albert Einstein
"Sebuah masalah yang teridentifikasi adalah masalah yang setengah terselesaikan." - Brian Tracy
"Masalah adalah kesempatan yang tersembunyi dalam seragam kesusahan." - John C. Maxwell
Dalam sebuah organisasi, pasti akan selalu ada permasalahan yang muncul, Masalah tersebut dapat
bervariasi dari masalah internal seperti konflik antar anggota tim, kurangnya motivasi, hingga masalah
eksternal seperti persaingan pasar yang ketat atau perubahan regulasi pemerintah.
Kepemimpinan yang efektif sering kali merupakan kunci untuk mengidentifikasi, mengembangkan, dan
mengimplementasikan solusi yang berhasil dalam berbagai situasi. lalu bagiamana seorang leader dapat
menjadi Deliver solution, menjadi seorang problem solver? seorang leader perlu mampu:
1. Menentukan Arah dan Prioritas
Seorang pemimpin yang efektif bertanggung jawab untuk menentukan arah dan prioritas organisasi atau
tim. Ini mencakup mengidentifikasi masalah yang perlu dipecahkan dan menetapkan tujuan yang jelas.
Seorang pemimpin yang berpikir strategis akan membantu fokus pada masalah yang paling penting untuk
dipecahkan.
2. Menginspirasi Inovasi
Kepemimpinan yang kreatif dan inovatif mendorong anggota tim untuk berpikir di luar kotak (out of the
box). Hal ini dapat memicu pengembangan solusi yang inovatif dan unik untuk masalah yang ada.
3. Kolaboratif
Pemimpin yang kolaboratif akan mendorong timnya untuk bekerja sama dalam mengidentifikasi masalah
dan menciptakan solusi. Kolaborasi ini dapat menghasilkan solusi yang lebih baik karena memanfaatkan
beragam pandangan dan keterampilan.
4. Mengambil Keputusan yang Tepat
Kepemimpinan melibatkan kemampuan untuk mengambil keputusan yang tepat, terutama dalam situasi
yang sulit atau kompleks. Seorang pemimpin yang baik akan menggunakan analisis dan pemikiran kritis
untuk memilih solusi terbaik dari berbagai opsi yang tersedia.
5. Mengimplementasi Solusi
Sebuah solusi hanyalah ide jika tidak diimplementasikan. Pemimpin memiliki peran penting dalam
memastikan bahwa solusi yang diusulkan benar-benar diterapkan dengan efektif. Ini melibatkan
pengelolaan sumber daya, alokasi tugas, dan pemantauan kemajuan.
6. Responsibilitas dan Akuntabilitas
Pemimpin bertanggung jawab atas keberhasilan atau kegagalan solusi yang diterapkan. Mereka harus
memastikan bahwa orang-orang dalam tim bertanggung jawab dan bekerja menuju pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan.
7. Evaluasi dan Pembelajaran
Setelah solusi diterapkan, pemimpin juga bertanggung jawab untuk mengevaluasi hasilnya. Apakah solusi
tersebut berhasil atau perlu diperbaiki? Pemimpin yang efektif akan belajar dari pengalaman ini dan dapat
mengarahkan timnya menuju perbaikan berkelanjutan.
8. Komitmen terhadap Visi dan Misi
Pemimpin yang memegang teguh visi dan misi organisasi atau tim akan berusaha untuk menciptakan
solusi yang konsisten dengan tujuan jangka panjang. Ini membantu memastikan bahwa solusi tidak hanya
sesuai dengan masalah saat ini, tetapi juga mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan jangka panjang.
Pemimpin yang memiliki keterampilan kepemimpinan yang baik dapat memandu tim mereka menuju
solusi yang lebih baik dan mencapai tujuan organisasi dengan lebih efisien dan efektif. Menjadi problem
solver yang baik adalah keterampilan yang sangat berharga dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk
dalam pekerjaan, hubungan, dan pengambilan keputusan.
25 tindakan hebat yang dapat membantu kita menjadi problem solver
1. Pahami Masalah dengan Mendalam
2. Buat Daftar Masalah
3. Gunakan Pemikiran Kritis
4. Kemampuan Analisis
5. Gunakan Alat Bantu/teknologi
6. Jangan Panik
7. Jangan Menunda,segera tindak lanjuti
8. Bertanya dengan Bijak
9. Berbicara dengan pihak yang terlibat
10. Kemampuan Beradaptasi
11. Lakukan Brainstorming
12. Prioritaskan Solusi
13. Evaluasi Risiko
14. Konsistensi dalam Penyelesaian
15. Kolaborasi
16.Belajar dari Pengalaman
17. Fleksibel dalam berfikir
18. Cari Solusi Inovatif
19. Monitoring secara teratur
20. Pikirkan Konsekuensi Jangka Panjang
21. Berbicara dengan Para Pihak yang terlibat
22. Terbuka terhadap Umpan Balik
23. Kuasai Kemampuan Komunikasi
24. Terus Belajar
25. Jangan Takut Gagal
Problem Solving adalah keterampilan yang dapat ditingkatkan melalui praktik dan pengalaman. Semakin
Kita berlatih dan memperluas pengetahuan kita, semakin baik kita akan menjadi problem solver yang
efektif.

18 september 2023

Anda mungkin juga menyukai