METODE NUMERIK
Solusi Persamaan Dengan Metode Iterasi Titik Tetap
(Fix Point Iteration Method)
DOSEN PENGAMPU :
DIAN YAYAN SUKMA, S.T., M.T
DISUSUN OLEH :
1. SATYO MUHAMMAD 2207111636
2. M. NIZHAM FIRDAUS 2207112561
3. HARVINOWANSYAH 2207111638
4. RANGGA BYIAN TRI PUTRA 2207111635
5. RIVANDY CAHYANDRA 2207126048
Puji syukur senantiasa kita ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
kesempatan waktu, pikiran, dan tenaga yang telah dilimpahkan kepada kita,
sehingga dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Metode Numerik yang berjudul
“Solusi Persamaan dengan Metode Iterasi Titik Tetap (Fix Point Iteration
Method)” ini dengan lancar.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah,
Bapak Dian Yayan Sukma S.T., M.T. yang telah memberikan arahan dan
membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Dan kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam menyumbangkan pikiran
dan tenaganya dalam proses menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah Sinyal
dan Sistem dapat terselesaikan sebelum batas akhir pengumpulan.
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Metode Iterasi Titik Tetap?
2. Bagaimana alur Metode Iterasi Titik Tetap?
3. Bagaimana penerapan Metode Iterasi Titik Tetap dalam kehidupan
sehari hari?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui konsep Metode Iterasi Titik Tetap
2. Memahami alur Metode Iterasi Titik Tetap
3. Mengidentifikasi dan menerapkan Metode Iterasi Titik Tetap
berdasarkan penerapan dalam kehidupan sehari hari
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Iterasi Titik Tetap (Fix Point Method)
1. Konsep Metode Iterasi Titik Tetap
3
• Konvergen Monoton
Konvergensi monoton terjadi ketika urutan nilai iteratif
semakin mendekati nilai batas atau solusi sejati dengan
cara yang monotonik dan terus-menerus. Dalam konteks
ini, "monotonik" berarti bahwa urutan nilai tersebut
selalu bergerak ke arah yang benar tan pa pernah berbalik
atau melonjak mundur. Misalnya, jika kita mengamati
urutan nilai 𝑥1 , 𝑥2 , 𝑥3 , . . . ., maka ∣𝑥n+1 − 𝑥n ∣ akan selalu
mengecil seiring bertambahnya 𝑛. Konvergensi monoton
memberikan kepercayaan bahwa solusi sejati semakin
mendekati secara konsisten dan teratur dengan setiap
iterasi. Untuk lebih mudah dipahami, berikut merupakan
contoh grafik dari konvergen monoton.
• Konvergen Berosilasi
Di sisi lain, konvergensi berosilasi adalah jenis
konvergensi di mana urutan nilai iteratif melibatkan
fluktuasi atau osilasi sebelum akhirnya mendekati solusi
sejati. Dalam konteks ini, urutan nilai mungkin naik dan
turun sebelum akhirnya stabil di sekitar solusi yang
diinginkan. Konvergensi berosilasi mungkin terjadi
karena interaksi kompleks antara berbagai faktor, dan
nilai-nilai iteratif dapat tampaknya tidak teratur sebelum
mendekati solusi. Untuk lebih mudah dipahami, berikut
merupakan contoh grafik dari konvergen berosilasi.
4
Sebaliknya, divergensi terjadi ketika metode iterasi titik
tetap tidak mampu mendekati solusi yang sebenarnya atau
malah menjauh dari solusi yang diinginkan seiring dengan
peningkatan jumlah iterasi. Divergensi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk pemilihan metode yang tidak tepat,
kelelahan numerik, atau kondisi awal yang buruk. Divergensi
dalam konteks metode iterasi titik tetap adalah hasil yang
tidak diinginkan dan dapat mengakibatkan ketidakpastian
dalam solusi yang ditemukan.
• Divergen Monoton
Divergen monoton terjadi ketika urutan nilai iteratif
semakin menjauhi nilai batas atau solusi sejati secara
monotonik dan terus-menerus. Dalam hal ini, nilai -nilai
iteratif semakin menjauh dari solusi yang diinginkan
tanpa pernah mendekatinya. Peningkatan nilai iteratif
dapat menjadi semakin besar seiring dengan
bertambahnya iterasi, dan proses ini dapat menjadi
semakin tidak stabil seiring berjalannya waktu. Divergen
monoton dapat muncul akibat pemilihan metode yang
tidak tepat atau kondisi awal yang buru k. Untuk lebih
mudah dipahami, berikut merupakan contoh grafik dari
divergen monoton.
5
• Divergen Berosilasi
Divergen berosilasi, di sisi lain, merujuk pada situasi di
mana urutan nilai iteratif tampaknya fluktuatif atau
osilatif tanpa adanya konvergensi menuju solusi yang
diinginkan. Proses iteratif dapat melibatkan naik -turun
nilai secara tidak teratur tanpa adanya pola konvergensi
yang jelas. Divergen berosilasi sering kali disebabkan
oleh interaksi kompleks antara variabel -variabel dalam
masalah yang dihadapi atau karena ketidakstabilan
numerik yang terjadi selama iterasi. Untuk lebih mudah
dipahami, berikut merupakan contoh grafik dari divergen
berosilasi.
6
2. Algoritma Metode Iterasi Titik Tetap
7
3. Flowchart/Diagram Alir
MULAI
Definisikan fungsi 𝒈 ( 𝒙 )
Iter = 0
Iter = iter + 1
𝒇(𝒙 ) = 𝒇(𝒙 𝟎)
𝒙𝒃= 𝒈 (𝒙𝟎)
Tidak
𝒙𝟎 = 𝒙𝒃
Tulis hasil 𝒙 𝒃 = 𝒇 ( 𝒙 𝒃 )
Selesai
8
2.2 Contoh Soal
Tentukan akar hampiran dari persamaan 𝑥 3 − 2𝑥 + 1 = 0 dengan 𝑥0 = 2
gunakan 𝜀 = 0.00001
Penyelesaian:
a) 𝑥 3 − 2𝑥 + 1 = 0
⇔ 2𝑥 = 𝑥 3 + 1
𝑥3 + 1
⇔𝑥=
2
𝑥 3 +1
Diperoleh 𝑔(𝑥) = .
2
𝑥𝑟 3 +1
Prosedur iterasinya adalah 𝑥𝑟+1 = 2
r Xr |(Xr+1)-Xr|
0 2 2,5
1 4,5 41,5625
2 46,0625 48821,08
3 48867,14 5,83E+13
... ... ...
akar𝑥.
b) 𝑥 3 − 2𝑥 + 1 = 0
⇔ 𝑥(𝑥 2 − 2) + 1 = 0
⇔ 𝑥(𝑥 2 − 2) = −1
1
⇔𝑥=−
𝑥2 −2
1
Diperoleh 𝑔(𝑥) = − 𝑥 2 −2
9
1
Prosedur iterasinya adalah 𝑥𝑟+1 = − 𝑥 2 −2.
𝑟
c) 𝑥 3 − 2𝑥 + 1 = 0
⇔ 𝑥 3 = 2𝑥 − 1
1
⇔ 𝑥 = (2𝑥 − 1)3
1
Diperoleh 𝑔(𝑥) = (2𝑥 − 1)3
1
Prosedur iterasinya adalah 𝑥𝑟+1 = (2𝑥𝑟 − 1)3 .
Ambil terkaan awal 𝑥0 = 2
Tabel iterasinya adalah
𝑟 𝑥𝑟 |𝑥𝑟+1 − 𝑥𝑟 |
0 2 0,55775
1 1,44225 0,207065
2 1,235185 0,098058
3 1,137127 0,052987
10
4 1,08414 0,030928
5 1,053211 0,018926
6 1,034285 0,011932
7 1,022354 0,007668
8 1,014686 0,00499
9 1,009696 0,003273
10 1,006423 0,002159
11 1,004264 0,001429
12 1,002834 0,000948
13 1,001886 0,00063
14 1,001256 0,000419
15 1,000836 0,000279
16 1,000557 0,000186
17 1,000371 0,000124
18 1,000248 8,25E-05
19 1,000165 5,5E-05
20 1,00011 3,67E-05
21 1,000073 2,44E-05
22 1,000049 1,63E-05
23 1,000033 1,09E-05
24 1,000022 7,24E-06
Iterasi berhenti pada iterasi ke-24, karena |(Xr+1)-Xr| < ε yaitu 7,24E-06
< 0,00001. Jadi hampiran akar dari hasil iterasi tersebut adalah
x=1,000022. Berdasarkan 3 kemungkinan iterasi yang terbentuk, maka
diperoleh akar hampiran dari persamaan 𝑥 3 − 2𝑥 + 1 = 0 dengan 𝜀 =
0.00001 dan terkaan nilai awal x0= 2 adalah x=0,618023 dan
x=1,000022.
11
BAB III
STUDI KASUS
2.2 Soal Studi Kasus
Suatu rugi-rugi/losses jaringan listrik (y) nilainya dipengaruhi oleh beban
listrik yang dilayani (x), mengikuti persamaan matematis di bawah ini :
𝑦(𝑥) = x 3 − 5x 2 − 9x + 45
Tentukanlah berapa nilai beban secara numerik menggunakan algoritma
Metode iterasi titik tetap hingga Tingkat ketelitian 0,001 agar losses jaringan
tersebut menjadi nol !
2.3 Penyelesaian
(a) Merubah menjadi bentuk x = g(x)
Persamaan 1 :
𝑦(𝑥) = 𝑥 3 − 5𝑥 2 − 9𝑥 + 45 = 0
9𝑥 = 𝑥 3 − 5𝑥 2 + 45
𝑥 3 − 5𝑥 2 + 45
𝑔(𝑥) = 9
Persamaan 2 :
𝑦(𝑥) = 𝑥 3 − 5𝑥 2 − 9𝑥 + 45 = 0
𝑦(𝑥) = 𝑥(−5𝑥 2 − 9𝑥) + 45 = 0
1
𝑥 = − 45
(− 5𝑥 2 − 9𝑥)
1
𝑔(𝑥) = − 45
(− 5𝑥 2 − 9𝑥)
Persamaan 3 :
𝑦(𝑥) = 𝑥 3 − 5𝑥 2 − 9𝑥 + 45 = 0
𝑥 3 = 5𝑥 2 + 9𝑥 − 45
3
𝑥 = √5𝑥 2 + 9𝑥 − 45
3
𝑔(𝑥) = √5𝑥 2 + 9𝑥 − 45
(b) Tentukan nilai dari 𝑥𝑛+1 dari masing masing persamaan yang telah
didapatkan dengan nilai awal 𝑥0 = 5
Persamaan 1 :
𝑥 3 − 5𝑥 2 + 45
𝑔(𝑥) =
9
12
𝑥0 3 + 5𝑥0 2 + 45 53 + 5(5)2 + 45
𝑥1 = = = 32,8
9 9
𝑥1 3 + 5𝑥1 2 + 45 (32,8)3 + 5(32,8)2 + 45
𝑥2 = = = 4523,5
9 9
𝑥3 3 + 5𝑥3 2 + 45 (4523,5)3 + 5(4523,5)2 + 45
𝑥3 = =
9 9
= 1,03 𝑥 1010
Dapat dilihat bahwa solusi yang diperoleh dari persamaan diatas
semakin menjauhi dari nilai yang mendekati, maka persamaan
diatas termasuk kedalam persamaan divergen monoton. Karena
persamaan ini divergen maka persamaan ini tidak kita gunakan
Persamaan 2 :
1
𝑔(𝑥) = − 45
(− 5𝑥 2 − 9𝑥)
1 1
𝑥1 = 2 − 45 = − 45
(−5𝑥0 − 9𝑥0 ) (−5(5)2 − 9(5))
7651
=−
170
= −45,005
1
𝑥2 = − 45
((−5)𝑥1 2 − 9𝑥1 )
1
= − 45
(−5)(−45)2 − 9(−45)
3500001845
= −
77777641
= −45,0001
1
𝑥3 = 2 − 45
(−5)𝑥2 − 9𝑥2 )
1
= − 45
(−5)(−45,0001)2 − 9(−45,0001)
8748059690045
= −
194400882001
= −45,0001
Dapat dilihat bahwa solusi yang diperoleh dari persamaan diatas
semakin menjauhi dari nilai yang mendekati, maka persamaan
13
diatas termasuk kedalam persamaan divergen berosilasi. Karena
persamaan ini divergen maka persamaan ini tidak kita gunakan
Persamaan 3 :
3
𝑔(𝑥) = √5𝑥 2 + 9𝑥 − 45
3 3
𝑥1 = √5(5)2 + 9(5) − 45 = √125 = 5
3 3
𝑥2 = √5(5)2 + 9(5) − 45 = √125 = 5
3 3
𝑥3 = √5(5)2 + 9(5) − 45 = √125 = 5
Dapat dilihat bahwa solusi yang diperoleh dari persamaan
terselesaikan dan semakin mendekati nilai yang mendekati. Maka
persamaan ini termasuk persamaan konvergen monoton. Karena
ini merupakan persamaan konvergen maka kita akan
menggunakan persamaan ini.
(c) Menghitung error dari persamaan yang bersifat konvergen
𝑥𝑛+1 − 𝑥𝑛
𝜀 =| | x 100%
𝑥𝑛
5− 5
𝜀1 = | | x 100% = 0%
5
5− 5
𝜀2 = | | x 100% = 0%
5
n Xn |Xn+1−Xn|
0 5 0
1 5 0
14
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Metode Iterasi Titik Tetap adalah pendekatan yang efektif untuk
menemukan solusi numerik dari persamaan atau sistem persamaan inier yang
sulit dipecahkan secara analitis. Konsep dasarnya melibatkan penggunaan
fungsi matematis yang memetakan titik-titik pada domain tertentu ke titik-
titik pada domain lainnya. Titik tetap dari fungsi tersebut menjadi fokus
utama, di mana proses iteratif berulang dilakukan hingga konvergensi ke
solusi yang diinginkan tercapai. goritma Metode Iterasi Titik Tetap, langkah-
langkahnya melibatkan pemilihan fungsi iterasi, titik awal, dan kriteria
konvergensi. Proses iteratif ini diulang hingga solusi numerik mendekati
solusi sebenarnya atau hingga kriteria konvergensi terpenuhi.
15
DAFTAR PUSTAKA
16