Anda di halaman 1dari 2

Untuk meningkatkan kualitas, perlu dilakukan peninjauan pada proses produksi

sehingga produk cacat dapat dikurangi bukan hanya mengurangi produk cacat yang dikirim
ke konsumen. Juga perlu dilakukan pengendalian proses selama proses produksi berlangsung
agar cacat dapat terdeteksi sedini mungkin, sehingga menghindari pengerjaan yang sia-sia.
Upaya pemecahan masalah ini diusahakan dengan penerapan metode poka yoke.
Metode ini dikembangkan oleh Shigeo Shingo, dimana poka yoke merupakan alat yang dapat
dipakai untuk menuju zero defect. Cara kerja metode ini adalah dengan mendeteksi dan
memberikan isyarat secara otomatis dan dini bila terjadi cacat, menghentikan mesin dan
produksi bila terjadi kesalahan/cacat. (Wirawan C. et al, 2003)
Poka Yoke berasal dari bahasa Jepang yang artinya Mistake Proofing atau Fail
Safing. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, maka Poka Yoke diartikan sebagai
Anti Salah. Poka diterjemahkan sebagai Kesalahan, dan Yoke (Yokeru) sebagai mencegah.
Maksud dari Poka Yoke adalah mencegah atau menarik perhatian orang saat kesalahan
terjadi. (Kemenperin, 2017)
Untuk itu diperlukan perancangan suatu alat deteksi dan pencegahan kesalahan yang
disebut pokayoke. Pokayoke dapat berupa prosedur kerja ataupun project improvement
berupa alat yang akan mengeliminasi faktor penyebab kerusakan atau kesalahan. (Sudiro S
dan R. Agustiono Panca Putra, 2018)
Poka yoke ini didasarkan pada filosofi bahwa orang tidak secara sengaja membuat
kesalahan atau melakukan pekerjaan dengan tidak benar, tetapi kesalahan terjadi karena
berbagai alasan. Prinsip dari poka yoke adalah mencegah terjadinya kesalahan karena sifat
manusiawi yaitu lupa, tidak tahu, dan tidak sengaja, sehingga tidak hanya menghabiskan
energi untuk mengigatkan dan menyalahkan orang untuk mencegah terjadinya kesalahan
(Hudori et al., 2017).
Kesalahan umumnya terjadi karena operator tersebut lupa waktu dan produk
menjadi defect karena memanggang terlalu lama. Pendekatan poka yoke disini tidak berpusat
untuk memastikan operatornya supaya selalu ingat dan mengecheck waktu, tetapi justru
berfokus pada mempermudah cara kerja operator dengan cara penggunaan timer yang di-set
pada waktu tertentu memberi alarm atau mematikan oven secara otomatis, sehingga
kesalahan terlalu lama memanggang tidak mungkin terjadi. (Kemenperin 2017)

Sifat-sifat Manusia yang menyebabkan terjadinya kesalahan (Human Error) antara


lain: Lupa, ,elanggar aturan ataupun prosedur yang telah ditetapkan, salah meng-
identifikasikan., kesalahpahaman, terlalu cepat mengambil kesimpulan, kelelahan,
ketidaktelitian, sabotasi (unsur kesengajaan), tidak konsentrasi dalam bekerja, kurangnya
pelatihan, dan lain sebagainya.

Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi yang dikarenakan oleh sifat manusia


tersebut antara lain : kerusakan komponen, salah pemasangan komponen, salah pengukuran,
pemasangan komponen yang terbalik, pengukuran atau hasil pengukuran yang berbeda-beda,
noise, kelebihan komponen, kotor, dan lain sebagainya.

Prinsip anti salah ini sangat penting dalam mencapai proses yang menghasilkan
kualitas produk konsisten dan output produk yang konsisten.Contoh paling sederhana dari
Poka Yoke adalah colokan USB flash disk yang memiliki guidepin sehingga orang tidak
mungkin terbalik arah mencoloknya karena sudah ada guide pin yang mencegah terjadinya
mencolok terbalik. (Kemenperin, 2017)

Tujuan dari Poka-Yoke adalah untuk menghindari adanya produk yang cacat dengan
cara mencegah, memperbaiki, dan memperbaiki kesalahan manusia (human error). Metode
ini diadopsi oleh Shigeo Shingo ke dalam Toyota Production System (Shift : 2012). Poka-
Yoke sebenarnya lebih berfungsi untuk mencegah terjadinya kesalahan, bukan untuk
menemukan kesalahan-kesalahan yang sudah terjadi. (Parwati Cyrilla Indri et al, 2019)

Tujuan dari penerapan metode Poka Yoke adalah untuk :

1. Mengurangi atau menghilangkan inspeksi 100%


2. Tidak ada kesempatan untuk melakukan kesalahan
3. Mencegah terjadinya kecacatan atau kerusakan dari sumbernya
4. Mengurangi ketergantungan kepada Tenaga Manusia untuk melakukan deteksi
5. Zero Defect (Nol Kerusakan)

Hudori, M., Simanjuntak, J. M., Studi, P., Logistik, M., Kelapa, P., Citra, S., Edukasi, W., &
Belakang, L. 2017. Poka Yoke untuk Pembuatan Palet Package Information di
Bagian Shipping. 6(1), 16–21.
Kemenperin. 2017. Penerapan Konsep "Poka-Yoke" Dalam Dunia Industri.
https://bdiyogyakarta.kemenperin.go.id/blog/post/2017/11/10/47/penerapan-konsep-
poka-yoke-dalam-dunia-industri.

Sudiro Susanto, R. Agustiono Panca Putra. 2018. Penerapan Pokayoke Untuk Mencegah
Misbinning Pada Mesin Symtek-300 Handler. Jakarta: Universitas Pancasila.
Wirawan Christina, Rudy Wawolumaja, Lilianty. 2003. Usulan Penerapan Teknik Poka Yoke
Dalam Usaha Memperbaiki Kualitas Di Pm. ‘Bme’ Bandung (Studi Kasus : Produk
Pipe Steering Head Motor Rx King). Bandung: Universitas Kristen Maranatha

Anda mungkin juga menyukai