Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KITAB INJIL

Disusun oleh: Fransiska Rahawarin


Semester V

SEKOLAH TINGGI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK


SANTO YOHANES PENGINJIL AMBON
TAHUN AKADEMIK 2023-2024
KETAATAN KEPADA ALLAH DAN TANGGUNG JAWAB KEPADA PEMERINTAH

(Lukas 20:20-26)

PENGANTAR

Ketaatan adalah ikrar kesetiaan terhadap kehendak Allah. Karena ikrar atau janji manusia yang
beriman kepada Allah, maka ketaatan menjadi sebuah pernyataan polemik kalau dilihat dari
perspektif kebebasan manusia. Inilah letak nyata masalah ketaatan. Ketaatan ini akan harus
mempertanggungjawabkan dirinya di hadapan argumen kebebasan manusia. Selain argumen
kebebasan manusia kontra Allah, persoalan pemahaman kebebasan pun datang dari penolakan
penyerahan kehendak pribadi kepada orang atau instansi tertentu, dalam hal ini Gereja atau
pembesar, sebagai pertentangan dengan ide keluhuran martabat manusia. Taat kepada Gereja dan
pembesar, berarti hidup di dalam sebuah situasi yang tidak manusiawi, dengan mana bertentangan
dengan kehendak untuk menentukan kemauan sendiri.

Tanggung jawab adalah melakukan semua tugas dan kewajibannya dengan sungguh-sungguh.
Tanggung jawab juga berarti siap menanggung segala risiko atas perbuatan sendiri.Nilai tanggung
jawab ini dapat orang tua ajarkan kepada anak sejak usia dini dengan contoh yang sederhana agar
anak mudah mengerti.Ketika sudah mengenal nilai tanggung jawab, maka nilai ini perlahan akan
terbentuk dari dalam hati dan kemauan sendiri.

Maka dari ketaatan kepada Allah dan tanggung jawab kepada pemerintah harus mempunyai
kedudukan yang sama karena sebagai umat harus taat kepada Allah dan sebagai masyarakat harus
bertanggung jawab terhadap pemerintah.Sehingga apa yang di berikan kepada Allah merupakan
ketaatan umat kepadanya sedangkan apa yang diberikan masyarakat kepada pemerintah merupakan
bentuk tanggung jawab masyarakat kepada pemerintah.

TEKS

Lukas 20:20-26

Tentang membayar pajak kepada Kaisar

20:20 Ahli-ahli Taurat dan imam-imam kepala mengamat-amati Yesus. Mereka menyuruh kepada-Nya
mata-mata yang berlaku seolah-olah orang jujur, supaya mereka dapat menjerat-Nya dengan suatu
pertanyaan u dan menyerahkan-Nya kepada wewenang dan kuasa wali negeri. V 20:21 Orang-orang
itu mengajukan pertanyaan ini kepada-Nya: “Guru, kami tahu, bahwa segala perkataan dan
pengajaran-Mu benar dan Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah.
W 20:22 Apakah kami diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?” 20:23 Tetapi Yesus
mengetahui maksud mereka yang licik itu, lalu berkata kepada mereka: 20:24 “Tunjukkanlah kepada-
Ku suatu dinar; gambar dan tulisan siapakah ada padanya?" Jawab mereka: "Gambar dan tulisan
Kaisar." 20:25 Lalu kata Yesus kepada mereka: "Kalau begitu berikanlah kepada Kaisar 1 x apa yang
wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah!"
20:26 Dan mereka tidak dapat menjerat Dia dalam perkataan-Nya di depan orang banyak. Mereka
heran akan jawab-Nya itu dan mereka diam.
KONTEKS

Dalam konteks ini, lawan-lawan Yesus mencoba memperangkap-Nya dengan pertanyaan tentang
membayar pajak kepada Kaisar Romawi. Yesus dengan bijak merespons dengan mengajarkan prinsip
memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak
Allah. Jawaban ini tidak hanya berhasil menghindarkan Yesus dari perangkap mereka, tetapi juga
memberikan ajaran moral dan rohaniah yang mendalam tentang kewajiban kita sebagai warga dunia
dan sebagai orang percaya kepada Allah.

STRUKTUR

Struktur Lukas 20:20-26 dapat dibagi menjadi beberapa bagian untuk memahami peristiwa dan
pesan yang terkandung di dalamnya:Upaya Penangkapan (Lukas 20:20-21):

Para penentang Yesus menyusun rencana untuk menangkap-Nya.

Mereka mengutus beberapa orang untuk bertanya kepada Yesus dengan maksud menjerat-Nya
dalam perkataan.

Pertanyaan Licik (Lukas 20:22-23):Para utusan bertanya kepada Yesus tentang keabsahan membayar
pajak kepada Kaisar.

Mereka mencoba menjebak Yesus agar bisa menangkap-Nya dengan hukum Romawi atau di mata
rakyat.

Pengetahuan Yesus (Lukas 20:24):

Yesus, dengan kebijaksanaan-Nya, mengetahui niat jahat mereka dan merespons dengan bijak.

Ia meminta mereka menunjukkan uang pajak dan bertanya tentang wajah dan nama yang tertera di
situ.Ajaran dan Jawaban Yesus (Lukas 20:25-26):Yesus memberikan ajaran moral yang mendalam.

Ia menyatakan prinsip memberikan kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar dan kepada Allah apa
yang menjadi hak Allah.

Jawabannya tidak hanya menghindarkan perangkap, tetapi juga menyampaikan ajaran etika dan
hubungan dengan kekuasaan dunia dan kekuasaan ilahi.

Reaksi dan Kekuatan Jawaban Yesus (Lukas 20:26):

Mereka tidak dapat menangkap Yesus dalam perkataan di hadapan rakyat.

Mereka tercengang oleh kebijaksanaan dan kekuatan jawaban-Nya.

Melalui struktur ini, Lukas 20:20-26 menyoroti kecerdasan Yesus dalam menghadapi upaya
penangkapan yang licik dan memberikan ajaran moral tentang kewajiban kepada otoritas dunia dan
kepada Allah. Kejadian ini juga mencerminkan tantangan dan konflik antara Yesus dan golongan
agama serta politik pada waktu itu.
KRITIK REDAKSI

Kritik sumber adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mempelajari asal usul dan
perkembangan teks-teks Alkitab. Metode ini didasarkan pada premis bahwa teks-teks Alkitab tidak
ditulis oleh satu orang atau satu kelompok orang pada satu waktu tertentu, melainkan melalui proses
yang panjang dan kompleks.

Injil Lukas 20:20-26. Dalam bagian ini, kita melihat bagaimana para pemimpin agama mencoba
menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang pajak. Mereka bertanya apakah orang harus membayar
pajak kepada Kaisar atau tidak, berharap bahwa jawaban Yesus akan membuatnya tidak disukai oleh
orang banyak atau pemerintah Romawi.Namun, Yesus, dengan bijaksana, menghindari perangkap
mereka. Dia meminta sebuah koin dan bertanya siapa gambar dan tulisan yang ada di koin tersebut.
Ketika mereka menjawab bahwa itu adalah gambar dan tulisan Kaisar, Yesus menjawab, “Berikanlah
kepada Kaisar apa yang menjadi hak Kaisar, dan kepada Allah apa yang menjadi hak Allah.

Dalam konteks ini, Yesus menunjukkan bahwa walaupun kita hidup di dunia ini, kita juga memiliki
kewajiban spiritual. Dia tidak menentang otoritas sekuler, tetapi juga menekankan pentingnya
kewajiban kita kepada Tuhan.Namun, kritik bisa muncul dari interpretasi ini. Beberapa orang
mungkin berpendapat bahwa Yesus seharusnya lebih tegas dalam menentang penindasan Romawi.
Lainnya mungkin berpendapat bahwa dia seharusnya tidak mengakui otoritas Kaisar sama sekali.

Namun, dalam konteksnya, Yesus memberikan jawaban yang bijaksana dan seimbang, yang
menunjukkan bahwa dia menghargai baik kewajiban duniawi maupun rohani.

KRITIK SUMBER

Kritik sumber adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mempelajari asal usul dan
perkembangan teks-teks Alkitab. Metode ini didasarkan pada premis bahwa teks-teks Alkitab tidak
ditulis oleh satu orang atau satu kelompok orang pada satu waktu tertentu, melainkan melalui proses
yang panjang dan kompleks.Berdasarkan kritik sumber, Injil Lukas 20:20-26 dapat dianalisis sebagai
berikut:

• Kesamaan dengan Injil Matius dan Markus: Perikop ini juga terdapat dalam Injil Matius
(22:15-22) dan Markus (12:13-17). Kesamaan-kesamaan antara ketiga versi ini menunjukkan
bahwa ketiganya berasal dari sumber yang sama.

• Perbedaan-perbedaan: Meskipun memiliki kesamaan, terdapat juga beberapa perbedaan


antara ketiga versi ini. Perbedaan-perbedaan ini dapat dikelompokkan menjadi dua kategori:

• Perbedaan dalam hal detail: Perbedaan-perbedaan dalam hal detail ini biasanya tidak
signifikan dan dapat dijelaskan sebagai hasil dari proses periwayatan. Misalnya, dalam Injil
Matius dan Markus, pertanyaan yang diajukan kepada Yesus adalah “Apakah diperbolehkan
membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”, sedangkan dalam Injil Lukas pertanyaannya
adalah “Apakah kita diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”. Perbedaan
ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam cara para penginjil meringkas cerita.
• Perbedaan dalam hal teologi: Perbedaan-perbedaan dalam hal teologi ini biasanya lebih
signifikan dan dapat menunjukkan bahwa para penginjil memiliki sudut pandang yang
berbeda terhadap peristiwa yang diceritakan. Misalnya, dalam Injil Matius, Yesus
menyatakan bahwa “Berikan kepada Kaisar apa yang menjadi milik Kaisar dan berikan
kepada Allah apa yang menjadi milik Allah”. Pernyataan ini menekankan pentingnya ketaatan
kepada pemerintah. Sedangkan dalam Injil Lukas, Yesus menyatakan bahwa “Apa yang
diberikan kepada Kaisar, berikanlah kepada Kaisar, dan apa yang diberikan kepada Allah,
berikanlah kepada Allah”. Pernyataan ini menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah.
• Berdasarkan perbedaan-perbedaan ini, para ahli kritik sumber berpendapat bahwa Injil Lukas
20:20-26 berasal dari dua sumber:
• Sumber Q: Sumber ini berisi materi yang juga terdapat dalam Injil Matius dan Markus.
Sumber Q diperkirakan ditulis dalam bahasa Yunani sekitar tahun 50 M.
• Sumber Lukas: Sumber ini berisi materi yang hanya terdapat dalam Injil Lukas. Sumber Lukas
diperkirakan ditulis dalam bahasa Yunani sekitar tahun 80 M.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Injil Lukas 20:20-26 adalah hasil dari proses periwayatan
yang panjang dan kompleks. Perikop ini berasal dari dua sumber yang berbeda, yaitu sumber Q dan
sumber Lukas.Sumber Q: Sumber ini berisi materi yang juga terdapat dalam Injil Matius dan Markus.
Sumber Q diperkirakan ditulis dalam bahasa Yunani sekitar tahun 50 M.

Sumber Lukas: Sumber ini berisi materi yang hanya terdapat dalam Injil Lukas. Sumber Lukas
diperkirakan ditulis dalam bahasa Yunani sekitar tahun 80 M.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa Injil Lukas 20:20-26 adalah hasil dari proses periwayatan
yang panjang dan kompleks. Perikop ini berasal dari dua sumber yang berbeda, yaitu sumber Q dan
sumber Lukas.

BENTUK SASTRA

Lukas 20:20-26 adalah bagian dari Injil Lukas dalam Perjanjian Baru Alkitab Kristen. Bagian ini
biasanya dianggap sebagai bentuk sastra naratif, karena menceritakan sebuah cerita atau peristiwa.
Dalam hal ini, bagian ini menceritakan tentang bagaimana para pemimpin agama mencoba
menjebak Yesus dengan pertanyaan tentang pajak.Narasi ini memiliki beberapa elemen sastra,
seperti dialog (antara Yesus dan para pemimpin agama), konflik (upaya menjebak Yesus), dan resolusi
(Yesus menghindari perangkap dengan jawabannya). Selain itu, bagian ini juga mengandung ajaran
moral dan spiritual, yang merupakan ciri khas dari sastra religius.Namun, penting untuk diingat
bahwa Alkitab memiliki banyak genre dan bentuk sastra lainnya, seperti puisi, hikmat, hukum, dan
nubuat. Jadi, meskipun bagian ini adalah naratif, itu tidak berarti seluruh Alkitab atau bahkan seluruh
Injil Lukas adalah naratif.
KATA-KATA PENTING YANG TERDAPAT DALAM LUKAS 20:20-26

Dalam Lukas 20:20-26, beberapa kata penting yang muncul adalah:

1. “Pajak” dan “Kaisar”: Ini adalah pusat dari pertanyaan yang diajukan kepada Yesus.
Pertanyaan ini dirancang untuk menjebak Yesus dalam situasi yang sulit, karena jika Dia
menjawab bahwa orang harus membayar pajak kepada Kaisar, Dia bisa dituduh tidak setia
kepada Tuhan. Sebaliknya, jika Dia menjawab bahwa orang tidak harus membayar pajak
kepada Kaisar, Dia bisa dituduh memberontak terhadap pemerintah Romawi.

2. “Gambar” dan “tulisan”: Ini adalah bagian dari jawaban Yesus. Dia meminta sebuah denarius
(koin Romawi) dan menunjukkan bahwa gambar dan tulisan pada koin itu adalah milik Kaisar.
Dengan ini, Yesus mengajarkan bahwa apa yang milik dunia harus diberikan kepada dunia,
dan apa yang milik Tuhan harus diberikan kepada Tuhan.

3. “Herodes” dan “Penyelidik”: Ini mengacu pada orang-orang yang mencoba menjebak Yesus.
Mereka adalah orang-orang yang dikirim oleh para pemimpin agama, dan mereka berpura-
pura jujur dalam pertanyaan mereka.

4. “Ajaib”: Kata ini digunakan untuk menggambarkan reaksi orang-orang terhadap jawaban
Yesus. Mereka kagum dengan kebijaksanaan dan ketajaman pikiran Yesus

PESAN TEOLOGIS

Injil Lukas 20:20-26 mengandung beberapa pesan teologis penting:

Ini menunjukkan bahwa kehidupan rohani dan duniawi bukanlah hal yang saling bertentangan,
tetapi keduanya memiliki tempatnya masing-masing dalam kehidupan seorang percaya.

1. Kebijaksanaan dan Ketajaman Pikiran: Yesus menunjukkan kebijaksanaan dan ketajaman


pikiran-Nya dalam menghadapi upaya untuk menjebak-Nya. Dia tidak hanya menghindari
perangkap, tetapi juga memberikan jawaban yang mendalam dan berwawasan luas.
2. Otoritas Tuhan: Meskipun pertanyaan yang diajukan kepada Yesus berkaitan dengan otoritas
Kaisar, jawaban Yesus mengarahkan perhatian kembali kepada otoritas Tuhan. Ini
mengingatkan kita bahwa, meskipun kita hidup di dunia ini, kita harus selalu mengingat dan
menghormati otoritas Tuhan.
3. Kejujuran dan Ketulusan: Ayat ini juga menunjukkan betapa pentingnya kejujuran dan
ketulusan dalam beribadah kepada Tuhan. Orang-orang yang mencoba menjebak Yesus
berpura-pura jujur, tetapi niat mereka sebenarnya jahat. Ini adalah peringatan bagi kita
untuk selalu beribadah kepada Tuhan dengan hati yang tulus dan jujur.

Anda mungkin juga menyukai