Anda di halaman 1dari 9

STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 184

Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SUBTEMA


INTRODUCE MYSELF MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK
TALK WRITE SISWA KELAS VII B SMPN 1 SUMOWONO SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

SOFIA KUSTININGSIH
SMPN 3 Ambarawa
e-mail: sofiakustiningsih84@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dan hasil belajar siswa kelas VII B
SMPN 1 Sumowono Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 pada pembelajaran bahasa Inggris
subtema Introduce Myself setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
TTW (Think Talk Write). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan
secara kolaboratif antara peneliti sebagai guru mata pelajaran Bahasa Inggris dan wali kelas VII
B. Tindakan dilaksanakan dalam 2 siklus dengan masing-masing siklus terdiri dari 2 pertemuan.
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono Semester 1 Tahun Pelajaran
2018/2019 dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Validasi data menggunakan teknik
triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan keaktifan belajar meningkat dari angka 45,16% atau
14 siswa pada studi awal menjadi 74,19% atau 23 siswa pada siklus I, meningkat menjadi
93,55% atau 29 siswa pada akhir siklus II. Adapun penjelasan nilai rata-rata hasil dan
ketuntasan belajar yang terus meningkat pada studi awal hanya 63,55 naik menjadi 72,90 pada
siklus I, dan 80,32 pada siklus II. Nilai rata-rata pada siklus kedua tersebut sudah memenuhi
standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu 75. Ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa
atau 25,81% pada studi awal, 48,39% atau 15 siswa pada siklus I, 28 siswa atau 90,32% pada
siklus II. Ketuntasan belajar sudah mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan
indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa melalui penerapan model pembelajaran TTW (Think Talk Write), efektif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono Semester 1 Tahun Pelajaran
2018/2019 pada pembelajaran bahasa Inggris subtema Introduce Myself.
Kata Kunci: keaktifan, hasil belajar, Think Talk Write

PENDAHULUAN
Keterampilan siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono Semester 1 Tahun Pelajaran
2018/2019 pada pembelajaran bahasa Inggris subtema Introduce Myself masih merupakan
masalah bagi siswa. Dalam proses pembelajaran masih banyak siswa yang mengalami
kebingungan dalam mengembangkan kemampuannya dan tidak semua siswa bisa
menyelesaikan tugas tersebut dengan baik. Hal ini membuat pencapaian siswa khususnya pada
kecakapan menulis khususnya pada subtema Introduce Myself masih rendah. Selain itu, metode
pembelajaran yang digunakan kurang variatif, kurang menyesuaikan antara metode dengan
materi pokok sehingga tampak monoton (cenderung teoiritis), dan sering menggunakan metode
ceramah. Hal ini akan membawa suasana belajar membosankan dan tidak dapat
mengembangkan keterampilan bahasa Inggris siswa. Oleh karena itu, agar hasil belajar bahasa
Inggris subtema Introduce Myself dapat meningkat, maka seorang guru dituntut menguasai dan
menerapkan beberapa model pembelajaran yang ada sehingga pembelajarannya dapat
bervariasi dan berpusat pada siswa. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar siswa
dalam pembelajaran bahasa Inggris pada subtema Introduce Myself adalah dengan menerapkan
pembelajaran melalui strategi Think Talk Write (TTW).
Zulkarnaini (2011:149) menuliskan pembelajaran Think Talk Write adalah suatu tipe
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang
bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 185
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

tersebut kepada anggota dalam kelompoknya. Dewa Ayu (2014:3) menuliskan ciri khas yang
membedakan model pembelajaran kooperatif tipe TTW dengan model pembelajaran kooperatif
lainnya antara lain: siswa dibantu oleh guru dalam mengkonstruksi pengetahuan sendiri
sehingga pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik. Siswa dapat mengkomunikasikan atau
mendiskusikan pemikirannya dengan temannya sehingga siswa saling membantu dan saling
bertukar pikiran. Hal ini akan membuat siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Selain
itu, melatih siswa untuk menulis hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara sistematis
sehingga siswa akan mampu memahami materi, selanjutnya siswa dapat mengkomunikasikan
ide-idenya baik secara lisan maupun tulisan. Pembelajaran dengan model Think Talk Write
(TTW) dapat mengembangkan kemampuan siswa dalam bekerja sama bersama temannya,
terlibat aktif untuk berpikir, membicarakan idenya dan mendengarkan ide teman, serta menulis
apa yang menjadi perbincangan dalam kelompok. Pembelajaran yang membuat siswa aktif akan
menumbuhkan suasana kreatif dan menyenangkan dalam belajar.
Seperti yang diungkapkan oleh Desy Ambari (2013:3) “model pembelajaran Think Talk
Write dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan bermakna dalam
pembelajaran dari hasil penyelidikan, penyimpulan, serta meningkatkan minat dan partisipasi
dan daya ingat”. Dengan penerapan pembelajaran model TTW dalam penelitian tindakan kelas
ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa. Siswa dapat secara nyata merasakan belajar
dengan cara baru yang lebih inovatif. Siswa akan belajar menjadi sumber belajar bagi temannya
dan memperoleh informasi dari beberapa sumber. Pembelajaran yang menuntut siswa untuk
dapat memikirkan materi ajar, membicarakan idenya, dan menulis hasil diskusi bersama teman
yang menjadi kesimpulan penemuan masalah yang disajikan guru, dirasa dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris. Selain itu, rasa semangat dan
kebersamaan siswa dalam belajar dapat ditumbuhkan dengan model pembelajaran TTW.
Berdasarkan penjelasan sebagaimana latar belakang masalah di atas, peneliti meminta
bantuan kepala sekolah, dan teman sejawat untuk membantu mengidentifikasi kekurangan dari
pembelajaran yang dilaksanakan. Dari hasil diskusi terungkap beberapa masalah yang terjadi
dalam pembelajaran, yaitu: (1) siswa jarang mengajukan pertanyaan meskipun guru telah
memancing dengan pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya siswa belum jelas, (2) siswa kurang
semangat, kurang partisipasi, dan kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris
yang dianggap membosankan dan tidak penting bahkan beberapa siswa mengantuk dan
mengobrol dengan teman sebangkunya, (3) bimbingan yang diberikan oleh guru sulit diterima
oleh siswa sehingga diharapkan guru harus lebih banyak berkomunikasi dengan siswa,
menanyakan hal-hal yang belum dipahami oleh siswa, serta memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, dan (4) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi dan
cenderung membosankan.
Adapun tujuan dari pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan melalui
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses
pelaksanaan pembelajaran dan peningkatan hasil belajar dengan menerapkan model
pembelajaran Think Talk Write siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono Semester 1 Tahun
Pelajaran 2018/2019.

METODE PENELITIAN
PTK merupakan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari beberapa rangkaian
kegiatan yang saling berkaitan dan berdaur atau siklus dengan empat langkah utama yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 186
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Penjelasan mengenai daur siklus PTK disajikan pada Gambar 1. di bawah ini:

Gambar 1. Daur PTK


(dimodifikasi dari Arikunto, 2006: 46)
Dalam penelitian ini guru melakukan pengumpulan data menggunakan teknik tes,
observasi, dan dokumentasi atau teknik triangulasi data. Triangulasi data yaitu mengecek
keabsahan (validasi) data dengan mengkonfirmasikan data yang sama dari sumber yang
berbeda untuk memastikan keabsahan (derajat kepercayaan). Dari guru dilakukan pada saat
pelaksanaan kegiatan model pembelajaran Think Talk Write (TTW) balikan refleksi setelah
pelaksanaan tindakan dan dengan data yang dijaring melalui lembar observasi teman
guru/sejawat dan kepala sekolah. Sedangkan dari siswa dilakukan melalui tes formatif yang
dilaksanakan pada prasiklus, akhir siklus pertama, dan akhir siklus kedua.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Kondisi Awal
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di kelas VII B SMP N 1 Sumowono
banyak masalah yang dihadapi. Hal ini disebabkan proses pembelajaran bahasa Inggris pada
subtema Introduce Myself hanya mentransfer konsep-konsep yang termuat dalam buku teks,
masih berpusat pada guru, dan kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membangun pengetahuannya sendiri melalui model pembelajaran TTW. Dari hasil pengamatan
peneliti, siswa belum pernah diajarkan untuk berpikir kritis dan mayoritas siswa masih rendah
kemampuan pemecahan masalah. Keterampilan diskusi perlu ditanamkan sejak dini karena
merupakan dasar yang diperlukan untuk memahami masalah-masalah dalam pembelajaran
bahasa Inggris yang dipelajari di kelas. Siswa hanya menuliskan hasil akhirnya saja tanpa
memperhatikan proses pengerjaannya. siswa tidak menguraikan tahapan pemecahan masalah
seperti memahami masalah, membuat rencana penyelesaian soal, melaksanakan penyelesaian
dan mengecek kembali hasilnya. Hal ini disebabkan siswa belum terbiasa menyelesaikan soal
sebagaimana peneliti harapkan. Hasil tes formatif pada kondisi awal pembelajaran dijelaskan
pada Tabel 1. di bawah ini:

Tabel 1. Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Kondisi Awal


Jumlah
No Skor Capaian Persentase Ket
Siswa
1 ≥86 3 270 09,68 T
2 76-85 5 400 16,13 T
3 66-75 6 420 19,35 BT
4 51-65 10 600 32,26 BT
5 ≤50 7 280 22,58 BT
Jumlah 31 1970 100 -
N. Rata-2 - 63,55 - -
Ketuntasan - 25,81 - -
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 187
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Dari penjelasan Tabel 1. di atas dapat disimpulkan bahwa hasil observasi awal kelas
hanya 8 orang yang mendapat nilai nilai ≥ 75 atau 25,81% yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), sedangkan 23 orang atau 74,19% belum mencapai KKM, dengan perolehan
nilai rata-rata klasikal sebesar 63,55. Hasil pembelajaran tersebut menunjukkan adanya
pembelajaran yang memerlukan penanganan khusus yang akan dilakukan dengan
melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas.

Deskripsi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris pada siklus I menggunakan 4 tahap, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Pada tahap perencanaan,
pembelajaran dilaksanakan menggunakan model pembelajaran Think Talk Write (TTW. Hasil
pelaksanaan tindakan pembelajaran bahasa Inggris dengan menerapkan penggunaan model
pembelajaran tipe Think Talk Write (TTW) pada siklus I sebagaimana diuraikan pada Tabel 2.
di bawah ini:

Tabel 2. Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siklus I
Jumlah
No Skor Capaian Persentase Ket
Siswa
1 ≥86 3 270 9,68 T
2 76-85 12 960 38,71 T
3 66-75 9 630 29,03 BT
4 51-65 6 360 19,35 BT
5 ≤50 1 40 3,23 BT
Jumlah 31 2.260 100,00 -
N. Rata-2 - 72,90 - -
Ketuntasan - 48,39 - -

Hasil tes formatif pada siklus pertama sebagaimana tersaji pada Tabel 2. di atas tentang
Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris materi Introduce Myself pada
Siklus I, dapat diterangkan sebagai berikut: nilai rata-rata hasil belajar pada pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus pertama sebesar 72,90. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya
sebanyak 15 siswa atau sebesar 48,39% dan yang belum tuntas belajarnya sebanyak 16 siswa
atau sebesar 51,61%. Peneliti dan observer menyimpulkan bahwa hasil pengamatan terhadap
peningkatan ketuntasan belajar belum mencapai angka di atas 85% dan nilai rata-rata hasil
belajar belum mencapai KKM sebesar 75 sehingga proses perbaikan pembelajaran masih harus
dilanjutkan pada siklus II.

Deskripsi siklus II
Berdasarkan hasil tes formatif dan refleksi pada siklus I, maka pada dua pertemuan yang
akan dilaksanakan, peneliti merevisi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP siklus II
difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam pembelajaran. Dalam rencana
perbaikan pembelajaran ini peneliti menggunakan model pembelajaran Think Talk Write
(TTW). Di samping itu, peneliti juga menyiapkan bahan ajar, lembar kerja siswa (LKS) yang
akan digunakan oleh siswa pada proses pembelajaran; instrumen pengumpulan data yaitu
lembar tes akhir pembelajaran; dan merencanakan aspek-aspek yang diamati dan dinilai dari
pelaksanaan perbaikan pembelajaran, yaitu persiapan, kejelasan materi, pengorganisasian,
latihan dan bimbingan, penutup; serta merencanakan kriteria keberhasilan perbaikan
pembelajaran. Dalam penelitian ini keberhasilan pembelajaran ditetapkan apabila 85% dari
semua siswa telah mencapai prestasi belajar dengan nilai minimal 75. Hasil tes formatif pada
siklus II pembelajaran dijelaskan pada Tabel 3 di bawah ini:
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 188
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Tabel 3. Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris pada Siklus II
Jumlah
No Skor Capaian Persentase Kriteria Ket
Siswa
1 ≥86 5 450 16,13 SB T
2 76-85 23 1.840 74,19 B T
3 66-75 2 140 6,45 C BT
4 51-65 1 60 3,23 K BT
5 ≤50 0 0 0,00 KS BT
Jumlah 31 2.490 100 - -
N. Rata-2 - 80,32 - - -
Ketuntasan - 90,32 - - -
Dari Tabel 3. tentang Rekapitulasi Nilai Tes Formatif Pembelajaran Bahasa Inggris
Materi Introduce Myself pada Siklus II di atas dapat diterangkan sebagai berikut: nilai rata-rata
hasil belajar pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus kedua sebesar 80,32. Jumlah
siswa yang tuntas belajarnya sebanyak 28 siswa atau sebesar 90,32%. Jumlah siswa yang belum
tuntas belajarnya sebanyak 3 siswa atau sebesar 9,68%. Oleh karena itu, peneliti bersama-sama
dengan observer menyimpulkan bahwa ketuntasan belajar berdasarkan rata-rata nilai tes
formatif sudah mencapai angka di atas 85%, dan nilai hasil belajar sudah melebihi KKM
sebesar 75, sehingga proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas pada siklus
II. Secara rinci dapat dilihat perbandingan hasil belajar siswa pada kondisi awal, pada Tabel 4.
di bawah ini:

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I,
dan Siklus II
Nilai Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
No Uraian
Rata-Rata Frekuensi % Frekuensi %
1 Awal 63,55 8 25,81 23 74,19
2 Siklus I 72,90 15 48,39 16 51,61%
3 Siklus II 80,32 28 90,32 3 9,68
Untuk memperjelas hasil ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada Grafik 1. diagram
batang di bawah ini:

100 90,32

80 74,19
61,61
60 48,39

40 28 25,81 23
15 16
20 8 9,68
3
0
Tuntas % Belum Tuntas %

Awal Siklus I Siklus II

Grafik 1. Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 189
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dalam bentuk grafik sebagaimana Grafik
2. di bawah ini:
90 80,32
80 72,9
70 63,55
60
Nilai Rata-2
50
40
30
20
10
0
Awal Siklus I Siklus II

Grafik 2. Peningkatan Nilai Rata-Rata Belajar Siswa Pada Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II

Dari hasil observasi mengenai hasil dan ketuntasan belajar siswa tersebut dapat
dikatakan bahwa proses perbaikan pembelajaran dinyatakan berhasil karena peningkatan hasil
dan ketuntasan belajar siswa mencapai angka 90,32% dari 85% batasan minimal yang telah
ditentukan pada kriteria keberhasilan proses perbaikan pembelajaran. Atas dasar pertimbangan
sebagaimana diuraikan di atas, maka peneliti dan observer memutuskan bahwa kegiatan
perbaikan pembelajaran diakhiri pada siklus II dan dapat disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran tipe Think Talk Write (TTW) pada pembelajaran bahasa Inggris
menunjukkan peningkatan yang signifikan terhadap hasil proses pembelajaran.

Pembahasan
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II ternyata terjadi peningkatan
hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono tahun pelajaran 2018/2019
melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW). Menurut
Ansari (2004:36), strategi TTW adalah suatu pembelajaran untuk melatih keterampilan siswa
dalam menalar. Pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan
menulis. Alur kemajuan TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog
dengan dirinya sendiri setelah proses membaca. Selanjutnya berdiskusi dan membagi ide
(sharing) dengan temannya sebelum menulis dan akhirnya melalui diskusi, siswa dapat
menuliskan kembali hasil pemikirannya tersebut.
Tujuan pengajaran merupakan kemampuan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah
menyelesaikan pengalaman belajarnya, tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil
pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan
diukur. Oleh karenanya menurut Arikunto dalam merumuskan tujuan intruksional harus
diusahakan agar tampak bahwa setelah anak yang meliputi kemampuan intelektual, sikap/minat
maupun keterampilan. Arikunto (Purwanto, 2011:45).
Pembelajaran TTW diperkenalkan oleh Huinker. Pembelajaran ini menekankan
perlunya peserta didik mengkomunikasikan hasil pemikirannya. Pembelajaran ini diawali
dengan peserta didik membaca dan mencoba memahami masalah yang diberikan, kemudian
diikuti dengan peserta didik mengkomunikasikan selesaian yang diperolehnya, dan akhirnya
melalui diskusi serta negosiasi, peserta didik dapat menuliskan kembali hasil pemikirannya
tersebut (Soedjoko 2006:6). Dari pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa pembelajaran TTW
membangun secara tepat untuk berpikir, merefleksi, dan mengorganisasikan ide-ide serta
mengetes ide tersebut sebelum siswa diminta untuk menulis.
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 190
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Pembelajaran TTW akan membangun pemikiran, refleksi, dan untuk mengorganisasi


gagasan serta menguji coba (menelaah) gagasan-gagasan itu sebelum siswa menuliskannya
dengan segera. Tahap-tahap penerapan pembelajaran TTW mempertimbangkan pengamatan
hasil diskusi. Ide-ide dari siswa dipikirkan dan didiskusikan yang menunjukkan kemampuan
siswa untuk berbicara dan berbagi gagasan satu sama lain untuk selanjutnya dituliskan (NCTM
dalam Ratna 2007:14). Pembelajaran TTW adalah pembelajaran yang memfasilitasi latihan
berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut dengan lancar. Pembelajaran TTW
didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial. Pembelajaran TTW
mendorong siswa untuk berpikir, berbicara, dan kemudian menuliskan berkenaan dengan suatu
topik.
Tujuan penerapan metode pembelajaran hakikatnya adalah memberikan situasi yang
kondusif agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Proses belajar yang terjadi haruslah dalam
suasana proses belajar aktif melalui pemanfaatkan sumber belajar guna mencapai tujuan belajar
yang telah ditetapkan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Elliot dan Yuzar (Muslim
Ibrahim, 2001:21) yang menyatakan bahwa dalam penerapan Think Talk Write (TTW), siswa
sebagai anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari, menguasai bagian tertentu
bahan yang diberikan. Siswa kemudian menjelaskan pada anggota kelompoknya. Dengan
demikian terdapat rasa saling membutuhkan dan harus bekerjasama secara kooperatif untuk
mempelajari materi yang ditugaskan, baik dalam kelompok ahli maupun kelompok asal.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus I, dapat diketahui bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write (TTW) telah terbukti dapat meningkatkan proses
dan kegiatan pembelajaran bahasa Inggris. Cooperatif Learning dapat mendorong tumbuhnya
tanggung jawab social dan individual siswa, berkembangnya sikap ketergantungan yang positif,
meningkatkan gairah belajar, kekompakan dalam kelompok, serta cooperatif learning mampu
mendorong tumbuhnya sikap kesetiakawanan dan keterbukaan di antara kelompok. Pada siklus
II pembelajaran dengan model kooperatif Think Talk Write (TTW) telah efektif dan
memberikan kontribusi yang positif pada peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan pada
kelompok-kelompok kecil yang keanggotaannya heterogen, sehingga guru lebih mudah
memotivasi siswa dan memberikan bimbingan yang maksimal serta mengontrol perkembangan
prestasi belajar siswa dengan baik. Kontribusi pembelajaran dengan metode tipe Think Talk
Write (TTW) selama penelitian menunjukkan bahwa semangat siswa semakin meningkat
terbukti dengan peningkatan hasil belajar dari siklus II dibanding tes awal dan siklus I, siswa
sangat antusias dan mengambil andil yang besar dalam mengikuti pelajaran bahasa Inggris,
dengan setting kelompok-kelompok kecil siswa merasa lebih senang belajar, sehingga siswa-
siswa merasakan dampak yang positif dan bermanfaat dalam hal belajar terutama dalam
berdiskusi yaitu hal-hal atau pelajaran yang sulit dapat dipecahkan dengan mudah secara
bersama-sama dalam kelompok-kelompok kecil yang dibentuk, serta ada masukan maupun
tambahan dari kelompok lain, sehingga menambah wawasan pengetahuan dari kelompok yang
masih kurang mendalam dalam memahami pelajaran yang sedang dibahas dalam diskusi
kelompok. Siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berdiskusi, untuk menyampaikan
pendapat-pendapat atau gagasan-gagasan sesuai dengan pengalaman atau pengetahuan yang
dimiliki sehingga saling melengkapi satu sama lain, dengan pembelajaran model tipe Think
Talk Write (TTW) juga mengajarkan kepada siswa siswi untuk menjadi seorang pemimpin
untuk memimpin kelompok-kelompok kecil dan menjadi ketua dalam kelompok serta menjadi
narasumber bagi teman yang lain, sehingga siswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga
mengkonstruksi pengetahuan (construction of knowledge).
Model Think Talk Write (TTW) merupakan salah satu metode belajar yang
menempatkan siswa sebagai subyek aktif. Siswa dituntut memiliki tanggung jawab besar dalam
proses pembelajaran. Siswa sejak awal diberikan perspektif mengenai tujuan pembelajaran,
target, proses, dan dinamika yang akan dijalaninya. Model Think Talk Write (TTW) melalui
proses eksploratif dan diskusi yang intensif, memungkinkan proses penguasaan materi yang
lebih mendalam dan luas. Sesuatu yang tidak mungkin didapat jika hanya belajar sendiri.
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 191
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Potensi yang lebih besar untuk memunculkan proses analisis daripada hanya sekedar narasi
sederhana. Konsekuensi dari model Think Talk Write (TTW) ini adalah dibutuhkan keseriusan
dan kerja keras dari siswa untuk mengeksplorasi bahan-bahan pelajaran dan aktif melakukan
diskusi sesuai tema yang direncanakan. Kemudahan akses internet, perpustakaan dan buku-
buku sebagai referensi, sekarang ini sangat mendukung untuk mendapatkan materi belajar yang
bermutu. Selain itu juga peran penting dari guru, yang memantik dan menjaga proses Think
Talk Write (TTW) tersebut tetap hidup dan dinamis. Model Think Talk Write (TTW)
menjadikan proses pembelajaran menjadi dinamis dan menuntut kita selalu berfikir kritis,
analitis dan sitesis. Ibaratnya kita adalah api yang dinyalakan untuk mengobarkan semangat
mengkaji ilmu, bukan tong tempat menampung sampah. Dengan hasil yang dicapai tersebut
maka menunjukkan bahwa model Think Talk Write (TTW) tepat digunakan sebagai model
pembelajaran bahasa Inggris di kelas VII B SMPN 1 Sumowono.
Berdasarkan pembahasan hasil tindakan siklus I dan II, maka dapat dikatakan bahwa
hipotesis penelitian tindakan pengunaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Talk Write
(TTW) pada subtema Introduce Myself dapat terbukti meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
bahasa Inggris siswa kelas VII B SMPN 1 Sumowono.

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan temuan yang diperoleh pada siklus I, dan II dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pembelajaran bahasa Inggris dengan menerapkan model
pembelajaran Think Talk Write telah mampu mengubah sikap dan perilaku siswa dari perilaku
negatif berubah menjadi positif. Contoh perubahannya seperti siswa yang semula kurang siap,
kurang bersemangat, dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran menjadi siap,
bersemangat, senang, dan menikmati pembelajaran. Siswa juga tampak lebih aktif dalam
berpikir (think), berdiskusi antar kelompok (talk), dan lebih aktif dalam menulis materi tentang
Introduce Myself (write). Selain itu, siswa juga lebih berani bertanya kepada peneliti jika
merasa ada kesulitan dalam menulis materi tentang Introduce Myself serta lebih berani untuk
menjawab pertanyaan dan memberikan komentar; (2) Penggunaan model pembelajaran Think
Talk Write pada pembelajaran bahasa Inggris subtema Introduce Myself terbukti mampu
meningkatkan keaktifan belajar dari angka 45,16% atau 14 siswa pada studi awal menjadi
74,19% atau 23 siswa pada siklus pertama, meningkat menjadi 93,55% atau 29 siswa pada
siklus kedua. Ketuntasan belajar sudah mencapai 85% dari jumlah seluruh siswa sesuai dengan
indikator dan kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. (3) Penggunaan model pembelajaran
Think Talk Write pada pembelajaran bahasa Inggris subtema Introduce Myself terbukti mampu
meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar siswa. Hal tersebut dibuktikan dengan kenaikan
hasil belajar siswa dari rata-rata pada temuan awal hanya 63,55 naik menjadi 72,90 pada siklus
pertama, dan 80,32 pada siklus kedua., dengan tingkat ketuntasan belajar sebanyak 8 siswa atau
25,81% pada studi awal, 15 siswa atau 48,39% pada siklus pertama, 28 siswa atau 90,32% pada
siklus kedua.

DAFTAR PUSTAKA
Ambari, Desy, dkk. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write Berbantuan
Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV Gugus 1 Kecamatan Tegal
Lalang. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
Ansari, Bansu. Irianto. (2004). Menumbuhkan Kemampuan Pemahaman dan Komunikasi
Matematik Siswa SMU Melalui Strategi Think-Talk Write. Disertasi Tak Diterbitkan.
Bandung: Progam Pascasarjana UPI Bandung.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Edisi Revisi VI. Jakarta:
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
STRATEGY : Jurnal Inovasi Strategi dan Model Pembelajaran 192
Vol 1. No 2. Oktober Tahun 2021 e-ISSN : 2798-5466 P-ISSN : 2798-5725

Ayu, Dewa, dkk. (2014). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TTW
Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia.e-Journal Mimbar PGSD Universitas
Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD.
Ratna, Aprilia Tri. (2007). Komunikasi Matematik Siswa Kelas VII SMPN 30 Semarang Tahun
Pelajaran 2006/2007 dalam Pembelajaran dengan Strategi Think-Talk-Write (TTW)
pada Pokok Bahasan Segiempa. Skripsi. Semarang: FMIPA Unnes.
Soedjoko, Edy. (2006). Strategi “Think-Talk-Write (TTW) dengan Tugas-Tugas Membaca
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika. FMIPA: Unnes.
Zulkarnaini. (2011). “Model Kooperatif Tipe Think Talk Write (TTW) untuk Meningkatkan
Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dan Berpikir Kritis”. Jurnal Penelitian
Pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai