Anda di halaman 1dari 4

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2021/2022

Mata Kuliah/SKS : Hukum Bisnis Hari/Tgl. : Selasa, 31-10-2023


Jurusan/Smt/Kelas : Akutansi (Sore) Waktu : 08.30 -Selesai
Dosen : Dr Chandra Yusuf, S.H., L.LM., MBA., M.Mgt
Sifat : Open Book

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nama : Diah Eka R Kelas : Akuntansi A
NPM : 1212022002

Deskripsi Kasus

Joko Armagedon (JA) memiliki harta kekayaan senilai 1 (satu) trilliun rupiah berasal dari gaji
sendiri selama menjadi eksekutif di suatu perusahaan asuransi swasta ternama, PT Gombang
Gambing General Insurance (PT G3I), bercampur dengan harta warisan orang tuanya. Tahun
ini, Joko akan pensiun dan ingin tetap aktif dalam kehidupan sehari-hari. Dia berniat melakukan
usaha komersil, yang menguntungkan diri pribadi dan menambah harta yang digunakan juga
untuk membiayai keluarga besarnya. Joko ingin mendirikan badan usaha yang hartanya terpisah
dari harta pribadi. Dia menginginkan sebagian harta yang berasal dari warisan dipisahkan dari
modal usaha. Akhirnya dia memutuskan untuk mendirikan badan usaha yang berbadan hukum
atau Perseroan Terbatas, yang bergerak dalam bidang jual beli “spare part” mobil. Dalam
pelaksanaan rencananya, dia bersamasama dengan temannya Gerald Pratomo (GP) mendirikan
Perseroan Terbatas (PT) dengan nama “Deg-Degan” (PT DD) . Mereka memiliki modal sebesar
Rp 500.000.000.000,- (lima ratus milyar rupiah). JA menyetorkan modal sebesar Rp
300.000.000.000,- (tiga ratus milyar rupiah) dan sisanya menjadi setoran modal GP.

Dalam melakukan usahanya, PT DD hanya fokus sebagai perusahaan yang menjual “spare part
mobil”. JA dan GP membeli gudang yang cukup besar dengan harga Rp 250.000.000.000,- (dua
ratus lima puluh milyar rupiah), yang digunakan untuk menyimpan barang-barang inventori.
Untuk mengembangkan usahanya lebih lanjut, PT DD meminjam dana dari Bank Zaitun dengan
jaminan inventori itu sendiri. BZ mengabulkan besarnya pinjaman sebesar 20 persen dari nilai
inventori tersebut. Adapun nilai inventorinya sebesar 250 Milyar dan yang dikabulkan adalah
Rp 24.000.000.000 Milyar dengan termin pembayaran 15 tahun. Bank Zaitun meminta PT DD
menansuransikan inventori dari “spare part” tersebut. Maka PT DD mengansuransikan
inventorinya ke perusahaan asuransi tempat JA bekerja, yakni PT G3I. Dalam polisnya, PT DD
dan PT G3I menyepakati polis asuransi dengan nilain asuransi Total Lossya sebesar Rp
50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah) melebihi nilai asuransi yang dibutuhkan untuk
menutupi nilai pinjaman di Bank Zaitun. PT DD membayar premi kepada PT G3I sesuai dengan
jumlah pertanggungan yang disepakati tersebut.

Beberapa waktu kemudian PT DD tidak dapat melakukan pembayaran cicilan kepada Bank
Zaitun dengan lancar. Suatu ketika Gedung dan inventori terbakar penuh. Gedung yang
memiliki polis tersendiri telah dilunasi nilainya oleh PT G3I. Akan tetapi inventori “spare part”
tidak dapat dikenali oleh Adjuster yang ditunjuk berdasarkan klausula dalam polis. Namun
pembayaran terhadap klaim PT DD harus dilakukan karena peristiwanya telah terbukti
kebakaran murni. Untuk menghitung seluruhnya, PT G3I meminta dokumen atas barang/spare
part dan harga yang di klaim oleh PT DD, karena PT G3I hanya mengganti nilai dari barang-
barang yang rusak. Namun PT DD merasa bahwa asuransi yang dimiliki adalah TOTAL LOSS,
karenanya PT DD

menganggap bahwa PT G3I wajib membayar seluruh klaim sesuai dengan nilai pertanggungan,
yakni senilai Rp. 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

Sementara PT DD tidak memiliki usaha yang mengembalikan pokok dan labanya tidak dapat
melakukan cicilan kepada Bank Z, karena penjualan “spare part” terhenti kepada pelangganya.
Konsekuensinya, pelunasan pinjaman PT DD melalui cicilan kepada Bank Zaitun juga terhenti.
Dalam klausula polis asuransi, PT DD dan PT G3I memilih penyelesaian sengketa melalui
Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).Permohonan penyelesaian sengketa diajukan ke
BANI, yang akhirnya dimenangkan oleh PT DD, dan PT G3I membayar penuh seluruh kliam
dari PT DD sebagai Tertangung. PT DD dapat melunasi utang pinjamannya ke Bank Zaitun.

Pertanyaan

1. Dari uraian diatas, mengapa JA dan GP menggunakan Perseroan Terbatas sebagai badan
usahanya? Jelaskan secara lengkap! (bobot nilai 25%)
Jawab : JA dan GP mungkin memilih untuk menggunakan Perseroan Terbatas (PT)
sebagai badan usaha mereka karena ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh
dengan menggunakan PT. Berikut adalah penjelasan lengkapnya:
 Tanggung Jawab Terbatas: Salah satu keuntungan utama menggunakan PT
adalah bahwa pemilik atau pemegang saham memiliki tanggung jawab terbatas
terhadap hutang dan kewajiban perusahaan. Ini berarti bahwa jika perusahaan
mengalami kerugian atau kebangkrutan, pemilik atau pemegang saham hanya
bertanggung jawab atas jumlah modal yang mereka investasikan dalam
perusahaan, dan tidak akan bertanggung jawab atas hutang perusahaan dengan
harta pribadi mereka.
 Keberlanjutan: PT juga memiliki keberlanjutan yang lebih baik daripada bentuk
usaha lainnya seperti perseorangan atau kemitraan. PT memiliki status hukum
yang terpisah dari pemiliknya, sehingga jika pemilik meninggal dunia atau keluar
dari perusahaan, perusahaan dapat tetap beroperasi dan kepemilikan saham dapat
dialihkan kepada pihak lain.
 Pembiayaan: PT juga lebih mudah untuk mendapatkan pembiayaan dari pihak
ketiga seperti bank atau investor. Karena PT memiliki struktur hukum yang jelas
dan terpisah dari pemiliknya, lembaga keuangan cenderung lebih percaya dan
bersedia memberikan pinjaman atau investasi kepada PT.
 Pemisahan Aset Pribadi dan Bisnis: Dengan menggunakan PT, pemilik dapat
memisahkan aset pribadi mereka dari aset bisnis. Ini berarti bahwa jika perusahaan
mengalami masalah hukum atau keuangan, aset pribadi pemilik tidak akan
terancam.
Namun, menggunakan PT juga memiliki beberapa kelemahan, seperti biaya
pendirian dan administrasi yang lebih tinggi, serta persyaratan pelaporan keuangan
yang lebih ketat. Selain itu, PT juga tunduk pada regulasi dan undang-undang yang
lebih ketat dibandingkan dengan bentuk usaha lainnya.

2. Semua perikatan yang dilakukan antara JA dan GP, PT DD dan Bank Zaitun dan PT DD
dan PT G3I berdasarkan perjanjian yang dibuat oleh para pihak. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan perjanjian berdasarkan pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUH Perdata dan pasal 1320 KUH Perdata. Jelaskan ! ( bobot nilai 25%)
Jawab :
 Perjanjian berdasarkan Pasal 1338 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH
Perdata) adalah perjanjian yang mengikat para pihak yang membuatnya. Pasal ini
menyatakan bahwa perjanjian yang sah memiliki kekuatan hukum yang mengikat

para pihak yang membuatnya, dan para pihak harus mematuhi isi perjanjian
tersebut.
 Sedangkan, Pasal 1320 KUH Perdata menyatakan bahwa suatu perjanjian sah
terbentuk jika terdapat persetujuan para pihak yang bebas, berkenaan dengan
suatu hal tertentu, dan dilakukan untuk menciptakan akibat hukum yang
diinginkan oleh para pihak tersebut. Dalam konteks ini, perjanjian dapat
dilakukan secara lisan atau tertulis, kecuali ada ketentuan undang-undang yang
mengharuskan perjanjian tersebut dibuat secara tertulis.
 Dengan demikian, kedua pasal tersebut merujuk pada prinsip-prinsip dasar dalam
pembentukan perjanjian yang sah dalam hukum perdata. Perjanjian harus
dilakukan dengan persetujuan bebas antara para pihak, harus memiliki objek atau
hal tertentu yang menjadi substansi perjanjian, dan harus memiliki tujuan
menciptakan akibat hukum yang diinginkan oleh para pihak.

3. PT G3I menolak penggantian seluruh kerugian yang timbul akibat kebakaran dengan
menghitung kerusakan yang timbul. Prinsip hukum apa yang digunakan oleh PT G3I
dalam hukum asuransi. Jelaskan! (bobot nilia 25%)
Jawab :
Prinsip hukum yang digunakan oleh PT G3I dalam kasus ini adalah prinsip
indemnitas. Prinsip indemnitas dalam hukum asuransi adalah menyatakan bahwa pihak
yang diasuransikan hanya berhak mendapatkan penggantian sesuai dengan kerugian yang
sebenarnya terjadi, tanpa adanya keuntungan atau kelebihan dari kerugian tersebut.
Dalam hal ini, PT G3I menolak penggantian seluruh kerugian yang timbul akibat
kebakaran dengan menghitung kerusakan yang sebenarnya terjadi. Mereka mengacu pada
prinsip indemnitas untuk memastikan bahwa pihak yang diasuransikan hanya
mendapatkan penggantian sesuai dengan kerugian yang sebenarnya terjadi, tanpa adanya
keuntungan atau kelebihan dari kerugian tersebut.
Dengan menggunakan prinsip indemnitas, PT G3I akan menghitung kerusakan yang
terjadi akibat kebakaran secara objektif dan memberikan penggantian yang sesuai dengan
kerugian tersebut. Prinsip ini bertujuan untuk mencegah adanya penyalahgunaan asuransi
atau klaim yang berlebihan, sehingga perusahaan asuransi hanya membayar jumlah yang
wajar dan sebanding dengan kerugian yang dialami oleh pihak yang diasuransikan.

4. Pilihan penyelesaian sengketa dalam polis asuransi adalah Badan Arbitrase Nasional
Indonesia (BANI). Mengapa kedua belah pihak menggunakan BANI bukan pengadilan
umum? Jelaskan! ( bobot nilai 25%)
Jawab :
Kedua belah pihak dalam kasus ini memilih Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI)
sebagai pilihan penyelesaian sengketa dalam polis asuransi karena adanya beberapa
keuntungan yang ditawarkan oleh arbitrase dibandingkan dengan pengadilan umum,
antara lain:
 Kecepatan: Proses arbitrase biasanya lebih cepat daripada proses pengadilan
umum. Pengadilan umum sering kali membutuhkan waktu yang lama untuk
menyelesaikan sengketa, sedangkan arbitrase dapat memberikan keputusan yang
lebih cepat.
 Biaya: Biasanya, biaya arbitrase lebih rendah daripada biaya proses pengadilan
umum. Pihak yang terlibat dalam arbitrase hanya perlu membayar biaya arbitrator
dan biaya administrasi,

 Keahlian: Arbitrase memungkinkan pihak-pihak yang terlibat untuk memilih


arbitrator yang memiliki keahlian khusus dalam bidang hukum tertentu, seperti
asuransi. Hal ini dapat memastikan bahwa sengketa diselesaikan oleh orang-orang
yang memiliki pemahaman mendalam tentang masalah yang sedang
dipertentangkan.
 Kerahasiaan: Proses arbitrase biasanya bersifat rahasia dan tidak diumumkan
secara publik. Hal ini dapat membantu menjaga kerahasiaan informasi yang
sensitif atau bisnis yang mungkin terungkap selama proses penyelesaian sengketa.

Dengan memilih BANI sebagai lembaga arbitrase, kedua belah pihak dapat menghindari
proses yang panjang dan mahal dari pengadilan umum serta memperoleh keputusan yang
cepat dan efisien dalam penyelesaian sengketa asuransi mereka.

SELAMAT BEKERJA !

Anda mungkin juga menyukai