Anda di halaman 1dari 11

PATUNG SERIBU SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN TERHADAP

PENINGGALAN BUDHA DI INDONESIA

ARTIKEL JURNAL

(Disusun untuk memenuhi tugas ujian akhir madrasah mata pelajaran Sosiologi
dan Bahasa Indonesia)

Guru Pembimbing : 1. Afrinel Okwita, S. Sos.


2. Kiki Rizki Amelia, S. Pd.

DISUSUN OLEH:

Alya Gizka Shafira

0065862896

Kelas : XII IPS 2

Absen : 5

MADRASAH ALIYAH NEGRI


KOTA BATAM
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
2024
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

LEMBAR PENGESAHAN

PATUNG SERIBU SEBAGAI DAYA TARIK WISATAWAN TERHADAP


PENINGGALAN BUDHA DI INDONESIA
Yang disusun oleh :
Alya Gizka Shafira
0065862896

Guru Pembimbing I Guru Pembimbing II

Afrinel Okwita, S. Sos. Kiki Rizki Amelia, S.Pd


NIP. 198810302020122019 NIP. 198405152011012015
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

Patung Seribu sebagai Daya Tarik Wisatawan terhadap Peninggalan Budha di


Indonesia

Alya Gizka Shafira


Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial MAN Batam
Email : alyashafira2006@gmail.com

Abstrak: Patung Seribu di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, juga dikenal sebagai Patung
Lohan, adalah salah satu destinasi wisata religi yang menonjol di Indonesia. Dalam penelitian
ini, kami mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisatawan untuk mengunjungi
Patung Seribu, serta pengalaman dan persepsi mereka terhadap keunikan, keindahan, dan nilai
spiritual yang terkandung di dalamnya. Metode kualitatif digunakan untuk mengumpulkan
data melalui wawancara mendalam dengan wisatawan, observasi langsung, dan analisis
dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunikan budaya, nilai spiritual, aksesibilitas,
promosi, dan pengalaman pribadi berkontribusi secara signifikan terhadap minat wisatawan.
Wisatawan menggambarkan pengalaman yang mendalam dan bervariasi, menyoroti keindahan
seni dan arsitektur, serta nilai spiritual yang menginspirasi di Patung Seribu. Promosi yang
efektif dan dokumentasi yang baik juga memainkan peran penting dalam membentuk persepsi
positif dan meningkatkan minat wisatawan terhadap destinasi ini.
Kata Kunci: Patung Seribu, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, wisata religi, keunikan budaya,
nilai spiritual.

Abstract: The Thousand Statue at the Ksitigarbha Bodhisattva Temple, also known as the
Lohan Statue, is one of the prominent religious tourism destinations in Indonesia. In this
research, we examine the factors that influence tourists' interest in visiting the Thousand
Statues, as well as their experiences and perceptions of the uniqueness, beauty and spiritual
values contained therein. Qualitative methods were used to collect data through in-depth
interviews with tourists, direct observation, and document analysis. The research results show
that cultural uniqueness, spiritual values, accessibility, promotions, and personal experiences
contribute significantly to tourist interest. Tourists describe a profound and varied experience,
highlighting the beauty of the art and architecture, as well as the inspiring spiritual value of
the Thousand Statues. Effective promotion and good documentation also play an important
role in forming positive perceptions and increasing tourist interest in these destinations.
Keywords: Thousand Statues, Ksitigarbha Bodhisattva Vihara, religious tourism, cultural
uniqueness, spiritual value.

1. Pendahuluan
Indonesia memang dikenal sebagai negeri yang kaya akan warisan budaya dan
sejarah yang memukau. Di antara kekayaan tersebut, patung-patung Budha menjadi salah
satu peninggalan yang paling mencolok dan berharga. Salah satu destinasi yang menonjol
dan menjadi bukti nyata keberadaan warisan tersebut adalah Vihara Ksitigarbha
Bodhisattva, yang populer dengan sebutan Patung Seribu atau Patung Lohan, yang
terletak di Tanjung Pinang. Keindahan dan keanggunan Vihara Ksitigarbha Bodhisattva
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

tak hanya memikat bagi umat Buddha yang datang untuk beribadah, tetapi juga bagi
wisatawan yang ingin mempelajari dan mengapresiasi keindahan seni dan spiritualitas
yang tercermin dalam setiap detailnya. Dengan adanya 580 patung yang berjejer di bagian
belakang vihara, tempat ini menjadi bukti hidup akan keagungan seni dan kepercayaan
spiritual yang telah menghiasi Indonesia sejak zaman dahulu. Meskipun namanya
mencerminkan seribu patung, namun jumlah yang ada tidaklah mencapai angka tersebut.
Hal ini tidak mengurangi pesona tempat ini, bahkan menambah keunikan dan misteri yang
mampu menarik perhatian wisatawan dari berbagai penjuru dunia.
Vihara Ksitigarbha Bodhisattva tidak hanya merupakan tempat ibadah bagi umat
Buddha, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang tertarik dengan pengalaman
wisata religi yang mendalam. Keberadaannya tidak hanya memancarkan aura kedamaian
dan keagungan spiritual, tetapi juga memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk
merasakan atmosfer yang penuh kekhidmatan dan refleksi diri.
Meskipun disebut sebagai Patung Seribu, namun hanya ada 580 patung yang
terdapat di belakang vihara ini. Meskipun demikian, jumlah patung yang ada memberikan
gambaran yang jelas tentang kekayaan seni dan spiritualitas yang melimpah di Indonesia.
Setiap patung memiliki keunikan dan keanggunan tersendiri, mencerminkan keindahan
dan kedalaman budaya Buddha yang terus dijaga dan dilestarikan. Kehadiran Patung
Seribu bukan hanya sekadar sebagai objek wisata, tetapi juga sebagai bukti nyata dari
warisan budaya yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas dan kebanggaan
bangsa Indonesia. Dengan demikian, tempat ini tidak hanya menjadi destinasi wisata yang
menarik bagi wisatawan lokal dan mancanegara, tetapi juga menjadi wadah untuk
mengapresiasi dan memelihara kekayaan spiritual dan seni yang ada di Indonesia.
Meskipun Patung Seribu memiliki potensi besar sebagai daya tarik wisata,
namun penelitian yang mendalam mengenai objek wisata religi ini masih tergolong
minim. Belum banyak penelitian yang secara khusus menginvestigasi pengaruh dan daya
tarik Patung Seribu terhadap kunjungan wisatawan, baik dari dalam maupun luar negeri.
Kurangnya penelitian ini dapat menjadi hambatan dalam mengoptimalkan potensi wisata
religi ini sebagai salah satu aset pariwisata Indonesia yang berharga.
Penelitian yang lebih mendalam tentang Patung Seribu bisa memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor apa yang membuatnya begitu menarik
bagi wisatawan, serta dampaknya terhadap pariwisata di Tanjung Pinang dan sekitarnya.
Selain itu, penelitian ini juga dapat membuka peluang untuk pengembangan strategi
pemasaran yang lebih efektif dan inovatif guna meningkatkan kunjungan wisatawan ke
destinasi religi ini. Dengan demikian, pengumpulan data dan analisis yang komprehensif
tentang fenomena ini akan menjadi langkah penting dalam meningkatkan pemahaman kita
tentang peran dan potensi wisata religi dalam memperkaya industri pariwisata Indonesia
secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting untuk melakukan penelitian yang mendalam yang
mengkaji fenomena Patung Seribu ini. Melalui penelitian ini, kita dapat menggali lebih
dalam potensi wisata religi di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang
daya tarik dan dampaknya terhadap industri pariwisata, kita dapat mengembangkan
strategi yang lebih efektif dalam mempromosikan destinasi religi ini kepada para
wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri.
Penelitian yang lebih lanjut juga akan membantu dalam menarik minat para
wisatawan untuk mengunjungi dan mengapresiasi keberadaan peninggalan Budha yang
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

berharga ini. Dengan mengungkapkan keunikan, keindahan, dan nilai spiritual yang
terkandung di dalamnya, kita dapat memperluas cakupan pasar pariwisata religi di
Indonesia. Hal ini tidak hanya akan mendukung pertumbuhan ekonomi lokal di daerah
tersebut, tetapi juga akan memperkaya pengalaman wisatawan dan meningkatkan
pemahaman mereka tentang warisan budaya dan spiritualitas yang kaya di Indonesia.
Dengan demikian, penelitian ini bukan hanya penting untuk memahami potensi wisata
religi, tetapi juga untuk memajukan industri pariwisata secara keseluruhan.

2. Metode Penelitian
Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendalami fenomena
Patung Seribu sebagai daya tarik wisatawan terhadap peninggalan Budha di Indonesia.
Metode penelitian kualitatif akan memungkinkan peneliti untuk mendapatkan pemahaman
yang mendalam tentang pengalaman dan persepsi wisatawan terhadap Patung Seribu.
Pendekatan ini akan melibatkan pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan
para wisatawan yang mengunjungi Patung Seribu, observasi langsung terhadap interaksi
mereka dengan lingkungan sekitar, serta analisis terhadap materi visual dan tekstual yang
terkait dengan promosi dan dokumentasi Patung Seribu. Dengan menggabungkan
berbagai sumber data dan menganalisisnya secara holistik, penelitian ini akan
memberikan wawasan yang komprehensif tentang faktor-faktor yang memengaruhi minat
dan kepuasan wisatawan terhadap destinasi religi ini, serta potensi pengembangan lebih
lanjut dalam konteks pariwisata budaya Indonesia.

Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, yang juga dikenal sebagai tempat
Patung Seribu atau Patung Lohan, yang terletak di Tanjung Pinang, Indonesia. Dalam
penelitian ini, dilakukan analisis faktor-faktor yang memengaruhi minat wisatawan untuk
mengunjungi Patung Seribu, serta pengalaman dan persepsi mereka terhadap keunikan,
keindahan, dan nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.

Teknik Analisis Data


Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan untuk meneliti daya tarik wisatawan
terhadap peninggalan Buddha di Indonesia, seperti Patung Seribu, dapat meliputi
beberapa metode, antara lain:
1. Studi Literatur: Mengumpulkan data dari literatur, jurnal, dan artikel terkait
sejarah, seni, dan pariwisata Buddha di Indonesia. Ini membantu untuk memahami
konteks sejarah, kebudayaan, dan penelitian terdahulu tentang patung-patung
Buddha dan tempat-tempat terkait di Indonesia.
2. Wawancara: Melakukan wawancara dengan berbagai pihak terkait, seperti
pengelola situs wisata, pemandu wisata, tokoh masyarakat setempat, dan
wisatawan yang telah mengunjungi patung-patung Buddha. Wawancara ini dapat
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

memberikan wawasan langsung tentang persepsi, pengalaman, dan ekspektasi


wisatawan terhadap peninggalan Buddha di Indonesia.
3. Observasi: Melakukan observasi langsung terhadap perilaku dan interaksi
wisatawan di tempat-tempat wisata yang berhubungan dengan peninggalan
Buddha, seperti Patung Seribu. Observasi ini dapat memberikan pemahaman
tentang minat dan kecenderungan wisatawan dalam menanggapi dan
mengeksplorasi peninggalan Buddha di Indonesia.

3. Hasil dan Pembahasan


Pembahasan
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisatawan Mengunjungi Patung Seribu
sebagai Destinasi Wisata Religi di Indonesia
Keunikan budaya merupakan salah satu faktor utama yang menarik minat wisatawan
untuk mengunjungi Patung Seribu. Sebagai salah satu peninggalan budaya yang berharga,
Patung Seribu mencerminkan kekayaan seni dan warisan sejarah Indonesia. Para
wisatawan tertarik untuk menjelajahi keindahan dan kedalaman makna di balik setiap
patung, serta untuk memahami peran mereka dalam konteks budaya dan agama Buddha.
Keunikan budaya ini menciptakan pengalaman yang berbeda dan memberikan
kesempatan bagi wisatawan untuk merasakan keberagaman dan keindahan budaya
Indonesia.
Nilai spiritual juga menjadi faktor penting yang memengaruhi minat wisatawan untuk
mengunjungi Patung Seribu. Sebagai tempat ibadah bagi umat Buddha, Patung Seribu
memiliki nilai spiritual yang mendalam dan suci bagi pengunjung. Banyak wisatawan
datang dengan tujuan untuk mencari kedamaian, refleksi diri, dan kedekatan dengan
spiritualitas mereka. Pengalaman spiritual yang ditemukan di Patung Seribu dapat
menjadi pendorong yang kuat bagi wisatawan untuk mengeksplorasi dan mengapresiasi
aspek-aspek spiritual dari destinasi wisata religi ini. Keunikan budaya dari Patung Seribu
di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva menawarkan pengalaman yang mempesona dan
mengesankan bagi para pengunjung. Dengan detail-detail yang halus dan ukiran yang
indah, setiap patung mengungkapkan kekayaan seni dan kebijaksanaan spiritual yang
tertanam dalam warisan budaya Indonesia. Melalui keunikan budaya ini, Patung Seribu
memberikan peluang bagi para pengunjung untuk memahami dan menghargai peran
penting agama Buddha dalam sejarah dan budaya Indonesia.
Keunikan budaya dari Patung Seribu juga menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan
bagi para pengunjung. Dengan mengunjungi Vihara Ksitigarbha Bodhisattva dan melihat
patung-patung yang memenuhi ruangannya, wisatawan memiliki kesempatan untuk
memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran-ajaran agama Buddha dan nilai-nilai
kebijaksanaan yang terkandung dalamnya. Pengalaman ini dapat mendorong refleksi diri
dan memicu pertanyaan-pertanyaan yang mendalam tentang arti kehidupan dan makna
spiritualitas. Dengan demikian, keunikan budaya dari Patung Seribu bukan hanya
memberikan pengalaman visual yang indah, tetapi juga memberikan inspirasi dan
pemahaman yang lebih dalam tentang warisan budaya dan spiritual Indonesia.
Dalam pengalaman spiritual mereka di Patung Seribu, wisatawan seringkali
menemukan kesempatan untuk merenungkan nilai-nilai yang lebih tinggi dalam
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

kehidupan mereka. Di bawah bayangan patung-patung yang anggun, mereka dapat


menghadapkan diri pada pertanyaan-pertanyaan yang mendasar tentang eksistensi
manusia, penderitaan, kebijaksanaan, dan pencerahan. Keberadaan Patung Seribu menjadi
titik fokus untuk pengembangan diri dan pencarian makna dalam kehidupan, yang
memperkaya pengalaman spiritual dan pribadi para pengunjung. Dengan demikian, nilai
spiritual yang terkandung dalam Patung Seribu tidak hanya menciptakan daya tarik bagi
wisatawan yang mencari pengalaman religi, tetapi juga memberikan kesempatan bagi
mereka untuk menjalani perjalanan rohani yang mendalam dan bermakna.
Selain nilai budaya dan spiritual, aksesibilitas Patung Seribu juga merupakan faktor
penting yang memengaruhi minat wisatawan untuk mengunjunginya. Terletak di Tanjung
Pinang, lokasi Patung Seribu relatif mudah dijangkau baik dari dalam negeri maupun dari
luar negeri. Fasilitas transportasi yang baik, termasuk jalan raya yang terhubung dan akses
ke bandara terdekat, membuat perjalanan ke Patung Seribu menjadi lebih mudah dan
nyaman bagi wisatawan. Kemudahan akses ini memungkinkan wisatawan untuk
merencanakan perjalanan mereka dengan lebih fleksibel, sehingga destinasi ini menjadi
pilihan menarik bagi mereka yang tertarik dengan wisata religi di Indonesia.
Lebih lanjut, aksesibilitas yang baik juga dapat membuka kesempatan bagi lebih
banyak orang untuk mengunjungi Patung Seribu. Dengan transportasi yang mudah
dijangkau, destinasi ini menjadi lebih terbuka bagi wisatawan dari berbagai latar belakang
dan kelompok usia. Hal ini dapat menghasilkan keragaman pengunjung dan
meningkatkan interaksi lintas budaya, yang pada gilirannya dapat memperkaya
pengalaman wisatawan dan memperluas pemahaman mereka tentang keberagaman
budaya dan spiritualitas di Indonesia. Dengan demikian, aksesibilitas Patung Seribu tidak
hanya memengaruhi minat wisatawan untuk mengunjunginya, tetapi juga berpotensi
untuk memperluas dampak positif dari destinasi wisata religi ini secara keseluruhan.

Pengalaman dan Persepsi Wisatawan terhadap Keunikan, Keindahan, dan Nilai


Spiritual Patung Seribu
Pengalaman dan persepsi wisatawan terhadap keunikkan, keindahan, dan nilai spiritual
yang terkandung dalam Patung Seribu dapat sangat bervariasi, tetapi umumnya
mencerminkan penghayatan yang mendalam atas kekayaan budaya dan spiritualitas yang
terdapat dalam destinasi ini.
Banyak wisatawan menggambarkan pengalaman mereka sebagai sebuah perjalanan
spiritual yang memikat. Patung-patung Budha yang berjejer dengan anggun di Vihara
Ksitigarbha Bodhisattva menciptakan atmosfer yang tenang dan penuh kedamaian.
Banyak wisatawan merasa terinspirasi dan terhubung secara emosional dengan kehadiran
Patung Seribu, merasakan ketenangan dan kebijaksanaan yang tersirat dalam setiap
detailnya.
Kedua, keindahan seni dan arsitektur Patung Seribu juga menjadi sorotan utama bagi
banyak wisatawan. Mereka terpesona oleh keanggunan dan kehalusan patung-patung
tersebut, serta apresiasi terhadap keahlian seniman yang menciptakannya. Setiap patung
menggambarkan keindahan dan kedalaman spiritual yang memikat, menarik perhatian
wisatawan untuk memahami lebih dalam arti dan makna di balik karya seni tersebut.
Selanjutnya, banyak wisatawan juga menemukan nilai spiritual yang kuat dalam
pengalaman mereka di Patung Seribu. Mereka merasa terhubung dengan warisan budaya
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

dan agama Buddha, dan merasakan kehadiran yang suci dan mendalam di tempat ini. Bagi
sebagian wisatawan, kunjungan ke Patung Seribu bukan hanya sekadar liburan, tetapi juga
sebuah perjalanan rohani yang memberikan pemahaman dan kedalaman baru tentang
kehidupan dan kebijaksanaan.

Dampak Promosi dan Dokumentasi Patung Seribu terhadap Persepsi dan Minat
Wisatawan
Promosi dan dokumentasi Patung Seribu memainkan peran yang signifikan dalam
membentuk persepsi dan minat wisatawan untuk mengunjungi dan mengapresiasi
peninggalan Budha ini.
Promosi yang efektif memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan
minat wisatawan terhadap Patung Seribu sebagai destinasi wisata religi yang menarik.
Melalui berbagai saluran media seperti situs web resmi, platform media sosial, dan brosur
promosi, informasi yang jelas dan menarik tentang keunikan, keindahan, dan nilai
spiritual Patung Seribu dapat diakses oleh calon wisatawan dengan mudah. Kampanye
promosi yang terarah dan kreatif juga dapat memperkenalkan Patung Seribu kepada
audiens yang lebih luas, baik di tingkat regional maupun internasional. Dengan
memperkuat kesadaran tentang keberadaannya, promosi ini dapat membangkitkan minat
baru di antara wisatawan untuk menjelajahi destinasi wisata religi ini, serta mendorong
mereka untuk menambahkan Patung Seribu ke dalam rencana perjalanan mereka.
Promosi yang efektif juga dapat memperjelas dan menekankan nilai-nilai yang
membuat Patung Seribu begitu menarik bagi para wisatawan. Melalui konten promosi
yang informatif dan inspiratif, seperti foto-foto yang memukau, cerita pengalaman
wisatawan sebelumnya, dan cuplikan video, wisatawan dapat mendapatkan gambaran
yang lebih baik tentang apa yang dapat mereka harapkan saat mengunjungi Patung Seribu.
Informasi yang disampaikan melalui promosi ini dapat membantu calon wisatawan untuk
memahami keunikan budaya, keindahan seni, dan nilai spiritual yang terkandung dalam
destinasi ini, sehingga meningkatkan minat mereka untuk menjelajahi Patung Seribu
secara langsung. Dengan demikian, promosi yang efektif bukan hanya menciptakan
kesadaran, tetapi juga memperdalam pengertian dan meningkatkan minat wisatawan
terhadap Patung Seribu sebagai destinasi wisata religi yang menarik.
Selain itu, dokumentasi yang baik juga dapat membantu wisatawan untuk
mempersiapkan diri sebelum mengunjungi Patung Seribu. Dengan melihat foto-foto dan
video yang menampilkan keindahan dan ketenangan tempat tersebut, wisatawan dapat
membentuk harapan yang realistis tentang pengalaman yang akan mereka alami. Mereka
dapat mempersiapkan diri untuk meresapi keindahan seni dan nilai spiritual yang
terkandung dalam Patung Seribu, sehingga lebih siap untuk mengapresiasi setiap detail
dan makna yang terdapat di tempat tersebut. Dengan demikian, dokumentasi yang baik
tidak hanya memperkuat persepsi positif wisatawan terhadap Patung Seribu, tetapi juga
membantu mereka untuk memaksimalkan pengalaman mereka saat mengunjungi destinasi
wisata religi ini.
Terakhir, promosi dan dokumentasi yang terus-menerus dapat mempertahankan minat
wisatawan dalam jangka panjang. Ketika wisatawan terus menerima informasi baru dan
menarik tentang Patung Seribu, mereka mungkin akan mempertimbangkan untuk
mengunjungi tempat tersebut di masa depan atau merekomendasikannya kepada orang
lain. Dengan demikian, promosi dan dokumentasi Patung Seribu dapat memiliki dampak
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

yang berkelanjutan dalam meningkatkan persepsi dan minat wisatawan terhadap


peninggalan Budha ini.
4. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Patung Seribu di Vihara Ksitigarbha Bodhisattva telah menjadi daya tarik utama bagi
wisatawan yang mencari pengalaman wisata religi dan budaya yang mendalam di
Indonesia. Keberadaannya tidak hanya mempesona secara visual dengan keunikan dan
keindahannya, tetapi juga mengundang pengunjung untuk merasakan kedalaman spiritual
yang terpancar dari setiap rinciannya. Dengan perpaduan antara seni dan nilai-nilai
spiritual Buddha yang terkandung di dalamnya, Patung Seribu menciptakan atmosfer yang
memukau dan memberikan kesempatan bagi para pengunjung untuk merenung,
memperdalam pemahaman mereka tentang ajaran Buddha, dan menemukan kedamaian
dalam diri mereka sendiri. Melalui interaksi dengan patung ini, wisatawan tidak hanya
mengagumi keindahan fisiknya, tetapi juga terhubung dengan warisan budaya yang kaya
dan menginspirasi dari Indonesia. Dengan demikian, Patung Seribu tidak hanya menjadi
objek wisata, tetapi juga sumber inspirasi dan pencerahan bagi mereka yang mencari
pengalaman spiritual dan kebudayaan yang berkesan.
Patung Seribu, dengan bentuknya yang megah dan rinci, bukan sekadar menjadi
simbol keagungan seni Buddha, tetapi juga menjadi salah satu penjaga kekayaan warisan
budaya Indonesia. Kehadirannya yang menginspirasi tidak hanya mencerminkan
keindahan estetika yang mengagumkan, tetapi juga menghidupkan kembali nilai-nilai
spiritual dan kearifan lokal yang telah mengakar dalam sejarah Indonesia. Pentingnya
promosi yang efektif dan dokumentasi yang komprehensif dalam konteks ini tidak dapat
diabaikan. Melalui upaya promosi yang cermat, wisatawan diberi kesempatan untuk
menyelami kedalaman makna dan nilai yang terkandung dalam Patung Seribu,
menjadikannya sebagai tujuan perjalanan yang tak terlupakan. Dengan demikian, tidak
hanya memberikan kesempatan untuk mengagumi keindahan visual, tetapi juga
memberikan pengalaman yang memperkaya, memberi pemahaman yang lebih dalam
tentang warisan budaya Indonesia yang kaya dan menginspirasi.

Saran
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan Promosi: Lebih lanjut meningkatkan upaya promosi Patung Seribu
melalui berbagai saluran media dan platform online untuk mencapai audiens yang
lebih luas baik di dalam maupun luar negeri. Promosi yang kreatif dan informatif dapat
memberikan pemahaman yang lebih baik kepada wisatawan potensial tentang daya
tarik dan nilai spiritual Patung Seribu.
2. Peningkatan Aksesibilitas: Memperbaiki infrastruktur dan fasilitas di sekitar Patung
Seribu untuk meningkatkan aksesibilitas bagi wisatawan. Fasilitas yang baik akan
meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengunjung, serta memperkuat kesan positif
tentang destinasi wisata ini.
3. Pengembangan Program Edukasi: Mengembangkan program edukasi atau tur panduan
yang membantu wisatawan untuk lebih memahami sejarah, budaya, dan nilai spiritual
yang terkandung dalam Patung Seribu. Hal ini dapat meningkatkan pengalaman
wisatawan dan memperdalam apresiasi mereka terhadap warisan budaya Indonesia.
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

4. Konservasi dan Pemeliharaan: Menjaga keaslian dan keutuhan Patung Seribu serta
lingkungan sekitarnya melalui upaya konservasi dan pemeliharaan yang berkelanjutan.
Pemeliharaan yang baik akan memastikan bahwa destinasi ini dapat dinikmati oleh
generasi mendatang dan terus menjadi salah satu daya tarik utama pariwisata
Indonesia.
EJM: Jurnal Pendidikan Madrasah, Vol. , No. , Bulan Tahun
e-ISSN: -

Daftar Pustaka

Arini, N. N., Putra, I. N. D., & Bhaskara, G. I. (2021). Promosi Pariwisata Bali Utara Berbasis
Sastra Melalui Novel" Aku Cinta Lovina" dan" Rumah di Seribu Ombak. Jurnal
JUMPA, 8, 305-331.
Dewi, A. P. (2016). Komodifikasi Tari Barong di Pulau Bali (Seni Berdasarkan Karakter
Pariwisata). Panggung, 26(3).
Kartikawati, D. (2010). Potensi wisata religius di Vihara Buddhagaya Watugong Semarang.
Lestari, G. (2007). Mengenal Lebih Dekat: Candi Nusantara. Pacu Minat Baca.
Suweta, I. M. (2020). Kebudayaan Bali Dalam Konteks Pengembangan Pariwisata
Budaya. Cultoure: Jurnal Ilmiah Pariwisata Budaya Hindu, 1(1), 1-14.
Widyawati, C. (2019). Peranan partisipasi masyarakat lokal dalam pengembangan wisata
heritage di Trowulan.

Anda mungkin juga menyukai