SMK NU KAPLONGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
TERAKREDITASI “A”
Sesuai dengan namanya Virtual LAN, Virtual LAN berfungsi untuk membagi atau memecah
jaringan LAN menjadi beberapa jaringan secara logic.
Pertama buka GNS3 dan buatlah topologi seperti diatas, tambahkan 1 buah switch dan 4 buah
VPCS untuk client selanjutnya kik start untuk mengaktifkan switch dan client VPCS-nya.
Tambahkan IP Address masing-masing client, untuk menambahkan IP Address pada VPCS buka
terlebih dahulu consolenya, lalu ketikkan ip ip address.
PC1
PC1> ip 192.168.1.1/24
PC2
PC2> ip 192.168.1.2/24
PC3
PC3> ip 192.168.1.3/24
PC4
PC4> ip 192.168.1.4/24
Selanjutnya lakukan ujicoba ke semua PC baik yg dalam 1 lab maupun beda lab dengan perintah
ping ip address pc tujuan, seharusnya semua PC akan bisa terhubung.
PC1 ke PC 2
PC1 ke PC4
Konfigurasi VLAN
Sekarang kita akan atur VLAN-nya, LAB 1 akan terhubung menggunakan VLAN 10 dan LAB 2 akan
terhubung dengan VLAN 20. Langsung saja kita buka console dari switch.
Tambahkan VLAN 10 dengan nama LAB 1 dan VLAN 20 dengan nama LAB 2
LAB-SW1(config)> vlan 10
LAB-SW1(config-vlan)>name LAB 1
LAB-SW1(config-vlan)>exit
LAB-SW1(config)> vlan 20
LAB-SW1(config-vlan)>name LAB 2
LAB-SW1(config-vlan)>exit
Kita tampilkan VLAN yg barusan kita buat dengan perintah show vlan pada mode privileged atau
do show vlan pada mode global konfigurasi
10 LAB 1 active
20 LAB 2 active
Seperti yg sudah di jelaskan di atas, LAB 1 akan kita hubungkan dengan VLAN 10 dan LAB 2 kita
hubungkan dengan VLAN 20. Agar LAB 1 dan LAB 2 sesuai dengan VLAN groupnya maka semua
interface switch yg terhubung dengan client pada LAB 1 kita tambahkan ke VLAN 10 dan pada
LAB 2 kita tambahkan ke VLAN 20 dan mode switchnya gunakan mode access. Ada dua cara
untuk menambahkan port switch ke VLAN :
LAB-SW1(config-if)> exit
LAB-SW1(config-if)> exit
LAB-SW1(config-if-range)> exit
Oke sekarang lakukan pengujian dengan ping, pertama lakukan pengujian antar client dalam satu
LAB
PC1 ke PC2
PC2 ke PC3
Trunking merupakan protocol yg digunakan untuk menghubungkan VLAN yg sama pada switch yg
berbeda. Protocol ini ada dua macam :
Konfigurasi VLAN
SW-1
Tambahkan VLAN
SW-1(config)#vlan 10
SW-1(config-vlan)#name LAB1
SW-1(config-vlan)#exit
SW-1(config)#vlan 20
SW-1(config-vlan)#name LAB2
SW-1(config-vlan)#exit
SW-1(config-if-range)#exit
SW-1(config)#interface range e0/2-3
SW-1(config-if-range)#exit
SW-2
Tambahkan VLAN
SW-2(config)#vlan 10
SW-2(config-vlan)#name LAB1
SW-2(config-vlan)#exit
SW-2(config)#vlan 20
SW-2(config-vlan)#name LAB2
SW-2(config-vlan)#exit
SW-2(config)#vlan 30
SW-2(config-vlan)#name LAB3
SW-2(config-vlan)#exit
SW-2(config)#interface e0/0
SW-2(config-if)#exit
SW-2(config)#interface e0/1
SW-2(config-if)#exit
SW-2(config-if-range)#exit
SW-1(config)#interface e1/0
SW-1(config-if)#exit
Multi Layer Switch (MLS) merupakan Switch yg mampu berjalan pada layer 2 dan layer 3. Jadi
pada MLS kita bisa mengkonfigurasi IP Address dan melakukan Routing.
Untuk konfigurasi VLAN pada MLS sama saja dengan Switch L2.
Tambahkan IP Address pada masing-masing PC, dengan PC1 dan PC3 dihubungkan dengan
jaringan 192.168.1.0/24 sedangkan PC2 dan PC4 dihubungkan dengan jaringan 192.168.2.0/24.
PC1
PC1> ip 192.168.1.1/24
PC3
PC3> ip 192.168.1.3/24
PC2
PC2> ip 192.168.2.2/24
PC4
PC4> ip 192.168.2.4/24
MLS1(config)#vlan 10
MLS1(config-vlan)#name LAB1
MLS1(config-vlan)#exit
MLS1(config)#vlan 20
MLS1(config-vlan)#name LAB2
MLS1(config-vlan)#exit
MLS1(config)#interface e0/0
MLS1(config-if)#exit
MLS1(config)#interface e0/1
MLS1(config-if)#exit
Tambahkan IP Address pada VLAN 10 dan VLAN 20 sebagai gateway PC Client.
MLS1(config)#int vlan 10
MLS1(config-if)#no shutdown
MLS1(config-if)#exit
MLS1(config)#int vlan 20
MLS1(config-if)#no shutdown
MLS1(config-if)#exit
MLS1(config)#int e0/2
MLS1(config-if)#exit
MLS1(config)#ip routing
Tambahkan VLAN
MLS2(config)#vlan 10
MLS2(config-vlan)#name LAB1
MLS2(config-vlan)#exit
MLS2(config)#vlan 20
MLS2(config-vlan)#name LAB2
MLS2(config-vlan)#exit
MLS2(config)#int e0/0
MLS2(config-if)#exit
MLS2(config)#int e0/1
MLS2(config-if)#exit
MLS2(config)#int e0/2
MLS2(config-if)#exit
MLS2 hanya berfungsi sebagai switch biasa, jadi tidak usah di tambahkan IP Address dan Routing.
VTP digunakan pada saat di dalam jaringan kita memiliki banyak switch dan banyak vlan. Misal
kita memiliki jaringan dengan total 25 switch dan membutuhkan 20 VLAN, Apa kita harus
mengkonfigurasi satu per satu switch-nya ?. Maka dari itu digunakanlah VTP, sehingga akan
mempercepat dalam pembuatan VLAN. VTP akan membuat VLAN pada satu switch server dan
switch yang lain otomatis akan mengikuti VLAN yang telah dibuat pada switch server (sinkron).
VTP ada tiga mode :
1. VTP mode server :
● Membuat, mengatur, menghapus VLAN
● Informasi VLAN akan dikirim ke semua VTP client
2. VTP mode client :
● Menerima informasi VLAN dari VTP server
● Tidak bisa membuat, mengatur dan menghapus VLAN
● sinkron otomatis yang diambil dari informasi yg diberikan VTP server
3. VTP mode transparent :
● Bisa membuat, mengatur dan menghapus VLAN namun hanya untuk dirinya sendiri,
tidak untuk client
● Akan melewatkan informasi VLAN namun tidak mengikuti VTP server
● Antar VTP Client, Transparent dan Server harus dalam satu domain yang sama.
Lakukan ujicoba koneksi dengan ping ke semua PC Client, sebagai contoh ping dari PC1 ke PC5.
PC1 ke PC5
PC1> ping 192.168.10.5
Keterangan perintah :
1. vtp mode server : mengubah menjadi mode VTP server
2. vtp domain tkj.net : untuk mengubah domain (harus sama dengan client)
3. vtp password 123 : memberikan password pada vtp, jadi semua switch client harus
menggunakan password yang sama
VTP-Server(config)#vlan 20
VTP-Server(config-vlan)#name LAB2
VTP-Server(config-vlan)#exit
VTP-Server(config)#vlan 30
VTP-Server(config-vlan)#name LAB3
VTP-Server(config-vlan)#exit
VTP Client akan secara otomatis akan mengambil informasi VLAN yg ada pada VTP Server.
Sekarang kita masukkan masing-masing interface pada VTP Client ke VLAN Group-nya.
VTP-Client(config)#interface e0/0
VTP-Client(config-if)#switchport mode access
VTP-Client(config-if)#switchport access vlan 10
VTP-Client(config-if)#exit
VTP-Client(config)#interface e0/1
VTP-Client(config-if)#switchport mode access
VTP-Client(config-if)#switchport access vlan 20
VTP-Client(config-if)#exit
VTP-Client(config)#interface e0/2
VTP-Client(config-if)#switchport mode access
VTP-Client(config-if)#switchport access vlan 30
VTP-Client(config-if)#exit
Pada VTP Transparent akan melewatkan informasi VLAN yg ada pada VTP Server. Jadi pada VTP
Transparent kita harus membuat VLAN sendiri.
VTP-Transparent(config)#vlan 10
VTP-Transparent(config-vlan)#name LAB1
VTP-Transparent(config-vlan)#exit
VTP-Transparent(config)#vlan 20
VTP-Transparent(config-vlan)#name LAB2
VTP-Transparent(config-vlan)#exit
Masukkan juga masing-masing interface ke dalam VLAN Group-nya
VTP-Transparent(config)#interface e0/0
VTP-Transparent(config-if)#switchport mode access
VTP-Transparent(config-if)#switchport access vlan 10
VTP-Transparent(config-if)#exit
VTP-Transparent(config)#interface e0/1
VTP-Transparent(config-if)#switchport mode access
VTP-Transparent(config-if)#switchport access vlan 20
VTP-Transparent(config-if)#exit
Pada LAB sebelumnya kita sudah membahas VLAN dan VLAN Trunking. Namun antar VLAN-nya
belum bisa terhubung, karena dengan kita membuat VLAN, maka kita telah membagi jaringan
menjadi beberapa jaringan yg berbeda. Dan untuk menghubungkan jaringan yg berbeda, maka
kita perlu menambahkan Router. Topologinya hampir sama, hanya saja pada InterVLAN Routing
ini kita tambahkan 1 router dan IP Address pada masing-masing VLAN kita akan bedakan.
Topologinya seperti di atas, kita tambahkan 1 router dan rubah IP Address-nya pada LAB 1
menggunakan network 192.168.1.0/24 dan LAB 2 menggunakan network 192.168.2.0/24.
Sebelum kita masuk ke konfigurasi InterVLAN Routing, kita harus konfigurasi VLAN dan VLAN
Trunking-nya terlebih dahulu, untuk konfigurasinya silahkan lihat di LAB3 VLAN Trunking
Sebelum kita konfigurasi InterVLAN Routing, lakukan ping dulu agar kita bisa lihat perbedaan
sebulum dan sesudah konfigurasi InterVLAN Routing-nya.
PC1 ke PC3
PC1 ke PC4
No gateway found
Dari hasil ping di atas, kita bisa lihat hasil ping dari PC1 ke PC3 yg berada di VLAN 10 akan
terkoneksi dengan baik, sedangkan hasil ping dari PC1 ke PC4 yg berbeda VLAN belum bisa
terkoneksi.
SW-1(config)#int e1/0
SW-1(config-if)#exit
SW-1(config)#
Aktifkan dulu interface f0/0 pada router R1, karena defaulnya interface router itu tidak aktif.
R1(config)#interface f0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
Setelah kita ketikkan perintah di atas, maka akan ada pemberitahuan bahwa interface
FastEthernet0/0 statusnya aktif.
*Mar 1 00:11:44.815: %LINK-3-UPDOWN: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
Gateway VLAN 10
R1(config)#interface f0/0.10
Gunakan encapsulasi dengan protocol 802.1Q yg mengarah ke VLAN 10, dan masukkan IP
Address yg akan dijadikan Gateway untuk VLAN 10.
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10
R1(config-subif)#exit
Gateway VLAN 20
R1(config)#int fa0/0.20
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 20
R1(config-subif)#exit
PC1 ke PC4
Oke sekarang semua PC yg berbeda Network dan VLAN sudah bisa terkoneksi.
Konfigurasi Server1
Tambahkan IP Address untuk interface F0
IP Address : 100.100.100.2
Subnetmask : 255.255.255.0
Gateway : 100.100.100.1
Konfigurasi Router1
Tambahkan IP Address pada interface FastEthernet 0/0
Router(config)#interface fa0/0
Router(config-if)#ip address 100.100.100.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no shutdown
Terakhir atur IP Address PC1 dan PC2 agar mendapat DHCP Server dari Server1
DHCP SERVER
Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP) merupakan suatu aturan yang digunakan untuk
memberikan pengalamatan IP kepada komputer atau perangkat jaringan secara otomatis.
DHCP Server tidak hanya memberikan alamat IP saja, tetapi juga secara otomatis akan
memberikan gateway maupun DNS.
Ketika seorang administrator jaringan dalam suatu perusahaan harus membuat sebuah jaringan
dengan 100 PC Client, apakah kita harus mengatur satu persatu alamat IP dari semua komputer
client ? Tentu itu akan memakan waktu dan tenaga, maka dari itu kita perlukan DHCP Server.
Tambahkan VLAN 10 dengan nama LAB1 dan VLAN 20 dengan nama LAB2
SW1(config)#VLAN 10
SW1(config-vlan)#name LAB1
SW1(config-vlan)#exit
SW1(config)#VLAN 20
SW1(config-vlan)#name LAB2
SW1(config-vlan)#exit
Masukkan atau kelompokkan interface switch ke VLAN-nya msing-masing
SW1(config)#interface ethernet0/1
SW1(config-if)#exit
SW1(config)#interface ethernet0/2
SW1(config-if)#exit
SW1(config)#interface ethernet0/0
SW1(config-if)#exit
R1(config)#interface fastethernet0/0
R1(config-if)#no shutdown
R1(config-if)#exit
Karena DHCP Server yang akan dikonfigurasi ini menggunakan VLAN, maka kita harus membuat
sub-interface untuk VLAN 10 dan VLAN 20 serta tambahkan IP pada masing-masing sub-interface
untuk VLAN 10 = 11.11.11.254 dan VLAN 20 = 22.22.22.254 yang nantinya akan kita gunakan
sebagai gateway dari PC Client yang terhubung dengan VLAN masing-masing.
R1(config)#interface fastethernet0/0.10
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 10
R1(config-subif)#exit
R1(config)#interface fastethernet0/0.20
R1(config-subif)#encapsulation dot1q 20
R1(config-subif)#exit
Agar PC Client dapat secara otomatis mendapatkan alamat IP, buatlah DHCP Pool untuk VLAN 10
dan VLAN 20
R1(dhcp-config)#default-router 11.11.11.254
R1(dhcp-config)#exit
R1(dhcp-config)#default-router 22.22.22.254
R1(dhcp-config)#exit
DHCP SERVER PADA MLS (MULTI LAYER SWITCH)
Keterangan :
VLAN INTERFACE NETWORK GATEWAY
10 FastEthernet 0/1 10.10.10.0/24 10.10.10.254
20 FastEthernet 0/2 20.20.20.0/24 20.20.20.254
SWITCH( CONFIG)#VLAN 20
SWITCH( CONFIG-VLAN )#NAME LAB2
SWITCH( CONFIG-VLAN )#EXIT
Switch(config)#int fa0/2
Switch(config-if)#switchport mode access
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
Switch(config-if)#exit
Setelah selesai konfigurasi VLAN, selanjutnya buatlah VIS (Virtual Interface Switch) untuk
masing-masing VLAN. VIS berguna untuk melakukan konfigurasi IP Address pada interface vlan
tanpa memerlukan router, dimana IP Addess pada interface vlan tersebut yang nantinya akan
digunakan sebagai gateway komputer client.
Switch(config)#int vlan 10
Switch(config-if)#ip add 10.10.10.254 255.255.255.0
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#int vlan 20
Switch(config-if)#ip add 20.20.20.254 255.255.255.0
Switch(config-if)#exit
Atur semua pc client untuk pengalamatan IP Address secara dinamis, dan cek masing-masing pc
client apakah telah mendapatkan IP DHCP.
PC0
C:\>ipconfig
IP Address...............................: 10.10.10.1
Subnet Mask............................: 255.255.255.0
Default Gateway......................: 10.10.10.254
PC1
C:\>ipconfig
IP Address...............................: 20.20.20.1
Subnet Mask............................: 255.255.255.0
Default Gateway......................: 20.20.20.254
Masing-masing pc client sudah mendapatkan IP Address secara dinamis. Terakhir lakukan ujicoba
dengan ping untuk mengecek apakah antar pc client sudah bias saling terhubung.
Ping dari PC1 ke PC0
C:\>ping 10.10.10.1
Pinging 10.10.10.1 with 32 bytes of data:
Request timed out.
Reply from 10.10.10.1: bytes=32 time<1ms TTL=127
Reply from 10.10.10.1: bytes=32 time<1ms TTL=127
Reply from 10.10.10.1: bytes=32 time<1ms TTL=127
Jika antar pc client sudah bias terhubung maka MLS sudah berfungsi dengan benar.
Static Routing
Routing merupakanproses pengiriman data maupun informasi dengan meneruskan paket data
dengan melihat routing table. Routing table adalah tabel yang berisi informasi network yang ada
dalam jaringan dan bagaimana menuju jaringan tersebut. Static Routing adalah menambahkan
informasi network yang ada dalam jaringan ke dalam tabel routing secara manual.
Topologi
SMK-R1(config)#interface fa0/0
SMK-R1 (config-if)#no shutdown
SMK-R1 (config-if)#ip address 12.12.12.1 255.255.255.252
SMK-R1 (config-if)#exit
SMK-R2(config)#interface fa0/0
SMK-R2 (config-if)#no shutdown
SMK-R2 (config-if)#ip address 12.12.12.2 255.255.255.252
SMK-R2 (config-if)#exit
SMK-R3
SMK-R3(config)#interface fa0/0
SMK-R3(config-if)#no shutdown
SMK-R3(config-if)#ip address 23.23.23.2 255.255.255.252
SMK-R3(config-if)#exit
SMK-R3(config)#interface fa0/1
SMK-R3(config-if)#no shutdown
SMK-R3(config-if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0
SMK-R3(config-if)#exit
SMK-PC2
IP Address : 192.168.2.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.2.1
SMK-PC3
IP Address : 192.168.3.2
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default Gateway : 192.168.3.1
Setelah konfigurasi ip address pada semua device, Lalu cek Routing table pada SMK-R1
Seperti yang terlihat SMK-R1 hanya mengetahui network yang directly connected saja. SMK-R1
tidak mengetahui network pada router yang lain.
Karena di Routing table SMK-R1 tidak mengetahui network yang lain, maka antara PC1 dan PC2
tidak akan bisa terhubung. Agar semua PC bias saling terhubung, maka harus dikonfigurasi
routingnya
Terlihat tanda S yang menandakan informasi network tersebut didapat dari Static. Sekarang SMK-
R1 sudah mengetahui network 192.168.2.0/24 dan 23.23.23.0/30 namun SMK-R2 tidak
mengetahui network yang ada pada SMK-R1 dan SMK-R3, begitupun pada SMK-R3 tidak
mengetahui network pada SMK-R1 dan SMK-R2 Maka dari itu konfigurasi static routing pada
semua router yang ada.
SMK-R2
Router(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 12.12.12.1
Router(config)#ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 23.23.23.2
SMK-R3
SMK-R3(config)#ip route 12.12.12.0 255.255.255.252 23.23.23.1
SMK-R3(config)#ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 23.23.23.1
SMK-R3(config)#ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 23.23.23.1
Sekarang semua router sudah mengetahui network dari semua router yang ada, selanjutnya
lakukan test ping pada masing-masing PC.
Routing RIP V2
R1(config)#router rip
R1(config-router)#version 2
R1(config-router)#network 12.12.12.0
R1(config-router)#network 192.168.10.0
R1(config-router)#no auto-summary
R2(config)#router rip
R2(config-router)#version 2
R2(config-router)#net 12.12.12.0
R2(config-router)#net 23.23.23.0
R2(config-router)#no auto-summary
R3(config)#router rip
R3 (config-router)#version 2
R3 (config-router)#net 23.23.23.0
R3 (config-router)#net 192.168.20.0
R3(config-router)#no auto-summary
Routing EIGRP
R1
R1(config)#router eigrp 123
R1(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255
R1(config-router)#network 12.12.12.0 0.0.0.255
R1(config-router)#no auto-summary
R1(config-router)#passive-interface fa0/0
R3
R3(config)#router eigrp 123
R3(config-router)#no auto-summary
R3(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255
R3(config-router)#network 23.23.23.0 0.0.0.255
R3(config-router)#passive-interface fa0/0
Routing OSPF (Backbone Area)
Pada OSPF jika kita hanya menggunakan satu area, maka area yang harus ada adalah Area 0. Area
0 ini dikenal juga dengan Backbone Area.
R3
R3(config)#router ospf 3
R3(config-router)#network 192.168.3.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#network 23.23.23.0 0.0.0.255 area 0
Untuk melakukan pengujian, lakukan ping dari PC1 ke PC2 untuk memastikan jika Routing OSPF
telah benar
Routing OSPF (Multi Area)
Area 0 Area 1
Pertama konfigurasi terlebih dahulu IP Address dari semua perangkat yang ada :
Perangkat Interface IP Address
Router 1 Fa0/1 12.12.12.1/24
Fa0/0 192.168.10.254/24
Router 2 Fa0/0 12.12.12.2/24
Fa0/1 23.23.23.2/24
Router 3 Fa0/0 192.168.20.254/24
Fa0/1 23.23.23.3/24
PC 1 NIC 192.168.10.10/24
PC 2 NIC 192.168.20.20/24
Dalam OSPF sekalipun kita menggunakan banyak area, tetapi area backbone (area 0) harus tetap
ada.
R1
R1(config)#router ospf 10
R1(config-router)#network 192.168.10.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 12.12.12.0 0.0.0.255 area 0
R3
R3(config)#router ospf 30
R3(config-router)#network 192.168.20.0 0.0.0.255 area 1
R3(config-router)#network 23.23.23.0 0.0.0.255 area 1
Konfigurasi pada R2 sedikit berbeda dengan R1 & R3, karena R2 adalah sebagai penghubung
dari area 0 dan area 1
R2
R2(config)#router ospf 20
R2(config-router)#network 12.12.12.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 23.23.23.0 0.0.0.255 area 1
Tambahkan konfigurasi passive interface untuk semua interface router yang mengarah ke PC,
tujuannya adalah agar router tidak membroadcast ARP dari semua router ke PC.
R1
R1(config)#router ospf 10
R1(config-router)#passive-interface fa0/0
R3
R3(config)#router ospf 30
R3(config-router)#passive-interface fa0/0
Dengan seperti ini, maka baik R1 maupun R2 tidak akan mengirimkan “Hello Packet” kepada
PC.
Terakhir lakukan pengujian dengan ping antara PC1 dan PC2, jika konfigurasi sudah benar maka
PC1 dan PC2 pasti terhubung.
Routing BGP
R3
R3(config)#router bgp 3
R3(config-router)#neighbor 23.23.23.2 remote-as 2
R3(config-router)#network 192.168.20.0 mask 255.255.255.0
R3(config-router)# version 2
R3(config-router)# no auto-summary
R2(config-router)# version 2
R2(config-router)# no auto-summary
Untuk menghubungkan antara static routing dengan RIP, maka perlu kita tambahkan konfigurasi
redistribute pada Router 2.
R2(config-router)# version 2
R3(config-router)# no auto-summary
R3(config-router)#passive-interface fa0/1
R2(config-router)# no auto-summary
Untuk menghubungkan antara static routing dengan EIGRP, maka perlu kita tambahkan konfigurasi
EIGRP
OSPF
R1(config)#router ospf 1
R3(config)#router eigrp 10
R3(config-router)#network 23.23.23.0
R3(config-router)#network 20.20.20.0
R3(config-router)#no auto-summary
R2(config)#router eigrp
R2(config-router)# no auto-summary
Konfigurasi routing OSPF
R2(config)#router eigrp
RIP
OSPF
R1(config)#router ospf 1
R3(config)#router rip
R3(config)#version 2
R3(config-router)#network 23.23.23.0
R3(config-router)#network 20.20.20.0
R3(config-router)#no auto-summary
R2(config)#router rip
R2(config)#version 2
R2(config-router)# network 23.23.23.0
R2(config-router)# no auto-summary
R2(config)#router rip
R2(config)#version 2