Petunjuk: Setelah mengeksplorasi penyebab-penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah
menentukan akar penyebab masalah yang paling mendekati konteks yang dihadapi guru di kelas/sekolahnya.
No Hasil eksplorasi akar penyebab Analisis akar penyebab masalah Masalah
penyebab masalah masalah (data pendukung) terpilih yang akan diselesaikan
1 Kurangnya minat Guru belum Berdasarkan hasil diskusi dan
belajar siswa pada melakukan analisis, ditentukan bahwa akar mapel Informatika inovasi penyebab masalah adalah Guru belum melakukan inovasi karena dirasa cukup pembelajaran pembelajaran sulit: 1. Inovasi pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru 1. Kurang dorongan akan ikut berkontribusi orang tua untuk mengatasi faktor 2. Kurangnya penyebab masalah lainnya yaitu Cara mengajar yang Keingintahuan dan kurang variatif, motivasi kebutuhan materi 1. Kurangnya siswa, kurang interaksi di 3. Kurangnya interaksi Minat kelas, kurang memahami Belajar atau respon balik materi, kurang motivasi dari Siswa Pada siswa pada saat guru, serta materi pembelajaran dan Mapel pembelajaran Informatika penyampaian materi 4. Kurangnya sarana Kelas X informatika yang kurang dan prasarana menarik 2. Siswa pendukung 2. Inovasi pembelajaran oleh Kurang pembelajaran guru dapat diwujudkan Aktif Pada dengan perencanaan Saat informatika di ruang pembelajaran yang tepat dan Praktik praktik Pembelajar pelaksanaan pembelajaran 5. Guru tdk melakukan sesuai dengan perencanaan an Mapel inovasi dlm yang Informatika pembelajaran 3. ditetapkan. Oleh karena itu Kelas X 6. Guru kurang guru perlu menyusun desain bisamemotivasi pembelajaran yang inovatif dan menarik serta siswa menerapkannya dalam 7. Siswa kurang pembelajaran. percaya diri 8. Kurang icebreaking Vicri Marzak, 2)Adriyanto 9. Kurangnya jam Juliastomo Gundo S.Si, M.Pd praktek pada mapel Analisis Faktor-faktor yang informatika Mempengaruhi Rendahnya Minat Belajar Siswa Pada Mata 10. Penyampaian materi Pelajaran Teknologi Informasi dan kurang inovatif Komunikasi (TIK) https://repository.uksw.edu/bits tream/123456789/14005/2/T1_ 702012128_Abstract.pdf Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas XII IPA 2 dan XII IPS 3 di SMA Negeri 1 Bergas. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri dari kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data dianalsis deskriptif prosentase untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat belajar siswa, serta secara kuantitatif dengan menggunakan statistik untuk mengetahui prosentase rendahnya minat belajar siswa pada mata pelajaran TIK. Hasil dari penelitian ini adalah faktor intern yang paling berpengaruh terhadap minat belajar adalah motivasi sebesar 86% dari total responden, serta faktor ekstern yang paling berpengaruh berdasarkan penelitian ini adalah faktor guru sebesar 67%.
2 Relasi hubungan - Kesibukan Berdasarkan hasil analisis akar
sekolah dengan orang orang tua penyebab masalah adalah : tua siswa kurang sehingga tidak intens dan efektif dapat - orang tua sebagai hubungan Kajian memperhatika kuat erat dengan sekolah n terutama siswa sebagai objek Hasil eksplorasi perkembanga penyebab masalah : n anaknya utama maka Kesibukan orang - Kurang tua sehingga tidak dapat 1. Guru dan orang tua penuhnya memperhatikan siswa jarang orang tua perkembangan anaknya melakukan memercayaka komunikasi n kepada - orang tua harus 2. Orang tua jangan pihak sekolah mempercayakan penuh hanya kepada sekolah terutama guru menyerahkan dalam memberikan sepenuhnya Pendidikan siswa pengajaran dan aturan keguru sekolah yang mengkat dengan 3. hubungan kedisiplinan komunikasi antara guru dan orang tua siswa dengan baik agar siswa merasa Umar Samsudin (2022) diperhatikan. https://stai-binamadani.e- journal.id/Alfikrah/article/downloa d/397/290/
- Adapun jalinan komunikasi
kerjasama guru dan orang tua di sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan. Bentuk kegiatan tersebut adalah: komunikasi formal dan non-formal. Komunikasi dapat dilakukan dan ada di mana-mana.
- Komunikasi berfungsi sebagai
penerapan pendidikan yang berkesinambungan. Pihak sekolah dan orang tua berpandangan, bahwa jika hanya satu pihak yang berperan dalam proses pendidikan anak, maka hasil belajar yang diperolehnya tidak maksimal
Pembelajaran Peserta didik Kurangnya pemahaman guru
berorientasi HOTS masih belum tentang konsep dan penerapan Hasil eksplorasi terbiasa HOTS. merupakan akar penyebab penyebab masalah : menganalisis Pembelajaran yang dilakukan di dan kelas masih belum berbasis 1. guru merasa mengerjakan HOTS. kesulitan dalam soal-soal HOTS Hasil analisisnya sebagai mengatasi berikut: perbedaan Hal ini diperkuat dengan Jurnal milik Sofyan (2019). Berjudul kemampuan 3 Implementasi HOTS pada siswa, kurikulum 2013. 2. Kemampuan guru https://jurnal.unipasby.ac.id/ind dalam menyusun ex.php/jurnal_inventa/article/do soal HOTS masih wnload/1803/1625/5119 rendah 1. Dalam menghadapi tantangan 3. kemampuan guru yang akan menimpa dunia dalam mengetahui pendidikan, kurikulum 2013 dan memahami dianggap mampu untuk kriteria soal HOTS menjawab persoalan dan dan terkendala implementasi HOTS sangat atau kesulitan dibutuhkan untuk membenahi dalam kinerja pendidikan yang jauh mengimplementasi tertinggal dengan negara- kan negara maju di dunia. 4. Kurangnya 2. Selanjunya berdasarkan Usaha pemahaman guru tersebut mesti dilakukan demi tentang konsep menciptakan generasi masa dan penerapan depan, bukan hanya HOTS berkarakter, produktif, kreatif, 5. Siswa yang dan inovatif namun juga yang memiliki memahami jati diri bangsanya kemampuan dan menciptakan anak yang kognitif kurang unggul dan mampu bersaing di maka sulit untuk dunia internasional. mengikuti pembelajaran HOTS karena terbiasa dalam pembelajaran berbasis LOTS. 6. kurangnya keterampilan guru dalam menyampaikan dan memberikan tugas yang berbasis HOTS 7. keterbatasan waktu yang guru miliki dalam membuat soal HOTS Penerapan model Pemahaman guru terhadap pembelajaran yang pembelajaran inovatif masih inovatif sesuai dengan kurang merupakan akar penyebab karakteristik siswa Guru belum maksimal dalam masih minim adalah : pemanfaatkan model-model pembelajaran yang inovatif 1) secara umum guru berdasarkan karakteristik materi Materi yang sudah berusaha disajikan pada pelajaran. menerapkan model kegiatan belajar Hasil Analisisnya Sebagai pembelajaran mengajar sifat berikut: inovatif sesuai keperiodikan Kurnia, R. E., Herawati, N., & 4 tuntutan unsur masih Makmur. 2022. Kurikulum 2013 memakai cara Penerapan Problem Based sekalipun masih belajar yang Learning Untuk Meningkatkan mengalami lebih didominasi Keaktifan Peserta Didik Pada oleh guru. Mata Pelajaran Kimia. Jurnal kesulitan, Pendidikan dan Profesi Keguruan, 2) guru masih 2 (1) : 100-101. memerlukan https://ojs.unm.ac.id/progresif tambahan /article/download/30229/1744 pengetahuan dan 3 bimbingan dalam 1) Penggunaan model penerapan pembelajaran yang sesuai pembelajaran oleh guru dapat inovatif, menciptakan suatu proses 3) guru juga belajar mengajar yang efektif serta peserta didik menyatakan siap dapat berperan aktif untuk selama pembelajaran memanfaatkan berlangsung (Kurnia, R. E., aplikasi dkk, 2022 : 100). pendampingan 2) Model pembelajaran yang pembelajaran digunakan harus inovatif apabila disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan tersedia, dan supaya pelajaran itu bisa 4) guru Duta Rumah dipahami, diterima dan Belajar (DRB) diaplikasikan dengan menyatakan benar pada peserta didik kesiapannya melalui kegiatan belajar membantu guru mengajar (Kurnia, R. E., lainnya mengatasi dkk, 2022 : 100). kesulitan 3) Penggunaan model mengembangkan pembelajaran yang tidak model-model sesuai oleh guru menjadi pembelajaran pemicu kurang aktifnya inovatif peserta didik selama 5) Pembelajaran proses pembelajaran Kimia berlangsung. Oleh karena terkesan belum itu, guru perlu membangkitkan menggunakan model semangat untuk pembelajaran yang dapat belajar. meningkatkan keaktifan 6) Pemilihan metode peserta didik (Kurnia, R. mengajar yang E., dkk, 2022 : 100 belum sesuai 7) Guru memerlukan tambahan pengetahuan dan bimbingan dalam penerapan pembelajaran inovatif, 8) Sebagian guru belum menerapkan model pembelajaran inovatif 9) Sebagian guru masih menggunakan metode ceramah. 10) Sebagian guru belum memahami karakteristik peserta didik. 11) Guru masih menggunakan metode konvensional dalam mengajar
Teknologi kurang 1. Metode Berdasarkan hasil analisis akar
dimaksimalkan dalam ceramah dan penyebab masalah adalah : pembuatan media mencatatan - Pemanfaatan media ajar pembelajaran Hasil untuk ahan yang kurang dipengaruhi eksplorasi penyebab ajar masih oleh faktor gaya klasikal masalah : banyak masih digunakan belum memanfatkan perlatan yang dilakukan 1. Belum Memiliki mendukung kekinian pengetahuan dan 2. Guru - guru masih berpatok dan kemampuan berpatokan menggunakan media yang mengenai potensi menggunakan tersedia dari sekolah meski dan peranan media, ada semacem canva media yang proses pemilihan Mohamad Miftah1, Nur tersedia di media dan Rokhman2 (2022 ) sekolah https://jurnal.arkainstitute.co.id/ pemanfaatannya dalam kegiatan index.php/educenter/article/down pembelajaran. load/92/96 2. Mininmya Memilih media dalam kaitannya pengetahuan guru dengan kegiatan belajar mengajar tentang model (KBM) seorang inovatif 1) guru/tenaga pendidik 5 3. Kurang mengikuti seharusnya memiliki pelatihan – pelatihan kemampuan, antara lain; 1. 4. Kurang beradapatsi Mengetahui materi pelajaran dengan yang ingin dibahas bersama karakteristikpeserta peserta didiknya pada setiap didik kegiatan pembelajaran yang 5. Guru masih direncanakan di samping materi memberikan metode pelajaran tindak lanjut yang ceramah dan perlu dipelajari oleh pebelajar. memberikan catatan 2) Memiliki pengetahuan dan untuk ahan ajar kemampuan mengenai potensi 6. Guru masih dan peranan media, proses menggunakan mata pemilihan media dan pelajaran dlam pemanfaatannya dalam kegiatan proses pembelajaran pembelajaran. 7. Guru belum menerapkan 3) Mengidentifikasi dan pembelajaran sesuai menentukan jenis media kebutuhan. pembelajaran yang dikehendaki 8. Metode yang untuk mengajarkan topik atau digunakan monoton. pokok bahasan tertentu.