Anda di halaman 1dari 5

Nama : Sandi Aditama

NIM : 230203038
Prodi : Akuntansi
Soal UTS Aswaja 1 semua prodi
Dosen Pengampu : Dr.Hj.Aminah HJS, M.Pd
Semester/th : 1/2023/2024
Waktu : Desember 2023

Petunjuk soal :
1.Baca dan pahami maksud soal
2.Jawaban yang benar, jelas dan padat.
3.Jawaban dikumpul melalui prodi masing-masing dalam bentuk print out di
serahkan ke staf FISKEP (mbak Lilis lt 5 ruang prodi HI UNU Kaltim) tgl 26
Desember 2023
4.Hindari jawabancopy paste.

Soal Aswaja 1
1.Jelaskan tentang Islam pada priode Nabi saw dan tantangan yang beliau
hadapi.
2.Jelaskan tentang Islam pada priode sahabat ( Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali
serta tantangan yang mereka hadapi.
3.Jelaskan secara singkat biografi dari 4 Imam madzhab(Hanafi,Maliki, Syafi'i
dan Hanbali serta karya2 beliau di bidang ilmu fiqh.
4.Jelaskan hubungan Imam Al Asy'ari dan Almaturidi dengan paham
Ahlussunnah waljama'ah
5.Jelaskan makna Aljama'ah
Jawab :

1. Islam pada periode Nabi Muhammad SAW dimulai sejak beliau menerima
wahyu pertama di Gua Hira. Pada periode ini, beliau berusaha menyebarkan
ajaran Islam yang baru kepada masyarakat Mekkah yang saat itu masih
menganut kepercayaan politeisme.
Tantangan yang dihadapi Nabi Muhammad SAW sangat berat. Kaum Quraisy,
yang merupakan suku terpandang di Mekkah, menentang keras penyebaran
Islam. Mereka merasa terancam dengan ajaran Islam yang menyerukan
persamaan hak dan kewajiban antara semua manusia, tanpa memandang
status sosial atau kekayaan.
Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menghadapi tantangan dari dalam
rumah tangganya sendiri. Beberapa anggota keluarganya menolak untuk
menerima Islam dan bahkan menjadi musuh yang berusaha menghentikan
penyebaran agama ini.
Tantangan lainnya adalah boikot sosial dan ekonomi yang dilakukan oleh kaum
Quraisy. Mereka mengisolasi Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya,
membuat mereka sulit mendapatkan makanan dan perlindungan.
Namun, dengan sabar dan tekad kuat, Nabi Muhammad SAW dan para
sahabatnya berhasil melewati semua tantangan tersebut. Mereka terus
berdakwah dan menyebarkan ajaran Islam hingga akhirnya diterima oleh
masyarakat luas.

2. Periode sahabat, juga dikenal sebagai periode Khulafaur Rasyidin, dimulai


setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Empat sahabat yang menjadi
pemimpin umat Islam pada periode ini adalah Abu Bakar, Umar, Usman, dan
Ali.
a. Abu Bakar: Dia adalah sahabat pertama dan termasuk orang pertama yang
memeluk Islam. Sebagai khalifah pertama, Abu Bakar menghadapi tantangan
berat dalam mempertahankan keutuhan umat Islam pasca wafatnya Nabi
Muhammad SAW. Dia juga harus menghadapi pemberontakan dari beberapa
suku Arab yang murtad dan menolak membayar zakat.
b. Umar bin Khattab: Dia dikenal sebagai pemimpin yang adil dan tegas. Umar
berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam dan mengatur administrasi
negara dengan baik. Tantangan yang dihadapinya antara lain adalah
penentangan dari beberapa kelompok yang tidak puas dengan
kepemimpinannya dan akhirnya berujung pada pembunuhan dirinya.
c. Usman bin Affan: Dia adalah khalifah ketiga yang menghadapi tantangan
berupa pemberontakan dan kerusuhan dari sebagian umat Islam yang tidak
puas dengan kebijakannya. Usman juga dikenal karena berhasil mengumpulkan
dan menstandardisasi mushaf Al-Qur'an.
d. Ali bin Abi Thalib: Dia adalah khalifah keempat yang menghadapi tantangan
berupa perpecahan dalam umat Islam (Fitnah). Ali harus berhadapan dengan
perang saudara (Perang Jamal dan Siffin) dan pemberontakan dari Khawarij.
Meski menghadapi tantangan yang berat, para sahabat ini tetap berusaha
menjaga keutuhan umat Islam dan melanjutkan penyebaran ajaran Islam.
Mereka juga berkontribusi besar dalam pengembangan hukum dan
administrasi negara dalam Islam.

3. a. Imam Abu Hanifa (Madzhab Hanafi): Lahir di Kufah, Irak pada tahun 80
H/699 M. Dia dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki pemikiran
independen dan logis dalam memahami hukum Islam. Karya-karyanya yang
terkenal di bidang ilmu fiqh antara lain "Kitab Al-Kharaj" dan "Fiqh Al-Akbar".
b. Imam Malik bin Anas (Madzhab Maliki): Lahir di Madinah pada tahun 93
H/711 M. Dia dikenal karena pengetahuannya yang luas tentang hadits dan
praktek-praktek yang dilakukan oleh penduduk Madinah. Karya terbesarnya
adalah "Al-Muwatta", yang merupakan salah satu koleksi hadits dan fatwa
pertama dalam sejarah Islam.
c. Imam Muhammad bin Idris as-Syafi'i (Madzhab Syafi'i): Lahir di Gaza,
Palestina pada tahun 150 H/767 M. Dia dikenal karena metodenya dalam
menafsirkan hukum Islam yang sistematis dan logis. Karya-karyanya yang
terkenal antara lain "Kitab Al-Umm" dan "Ar-Risalah".
d. Imam Ahmad bin Hanbal (Madzhab Hanbali): Lahir di Baghdad, Irak pada
tahun 164 H/780 M. Dia dikenal karena ketegasannya dalam berpegang pada
Al-Qur'an dan Hadits. Karya terbesarnya adalah "Musnad Ahmad", yang
merupakan salah satu koleksi hadits terbesar dalam sejarah Islam.
Keempat Imam ini memiliki peran penting dalam pengembangan ilmu fiqh dan
memberikan kontribusi besar dalam pemahaman hukum Islam. Mereka
masing-masing memiliki metode dan pendekatan tersendiri dalam memahami
dan menafsirkan hukum Islam.

4. Imam Al Asy'ari dan Al Maturidi adalah dua tokoh penting dalam sejarah
Islam yang berkontribusi besar dalam membentuk paham Ahlussunnah
waljama'ah.
a. Imam Al Asy'ari: Lahir di Basra, Irak, Imam Al Asy'ari awalnya adalah pengikut
paham Mu'tazilah. Namun, setelah periode introspeksi, dia meninggalkan
Mu'tazilah dan mendirikan paham yang dikenal sebagai Asy'ariyah. Paham ini
menekankan pentingnya menggunakan akal dan logika, namun tetap
berpegang pada ajaran Al-Qur'an dan Hadits. Paham Asy'ariyah menjadi salah
satu pilar penting dalam Ahlussunnah waljama'ah.
b. Imam Al Maturidi: Lahir di Samarkand, Uzbekistan, Imam Al Maturidi adalah
pendiri paham Maturidiyah. Seperti Asy'ariyah, Maturidiyah juga menekankan
pentingnya akal dalam memahami ajaran Islam, namun tetap berpegang pada
Al-Qur'an dan Hadits. Paham Maturidiyah juga menjadi pilar penting dalam
Ahlussunnah waljama'ah.
Kedua paham ini, Asy'ariyah dan Maturidiyah, menjadi dasar teologi bagi
Ahlussunnah waljama'ah. Mereka berdua berusaha merumuskan ajaran Islam
yang sejalan dengan Al-Qur'an dan Hadits, serta menentang paham-paham
yang menyimpang. Dengan demikian, Imam Al Asy'ari dan Al Maturidi memiliki
peran penting dalam membentuk dan mempertahankan paham Ahlussunnah
waljama'ah.
5. Dalam konteks Ahlussunnah waljama'ah, Aljama'ah memiliki arti "kelompok"
atau "komunitas". Istilah ini merujuk kepada kelompok umat Islam yang
berpegang teguh pada ajaran Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya,
serta berusaha menjaga kesatuan dan keutuhan umat Islam.
Aljama'ah juga bisa diartikan sebagai kelompok yang bersatu dan bersepakat
dalam memahami dan menjalankan ajaran Islam. Mereka berusaha untuk
menghindari perpecahan dan perselisihan dalam umat Islam.
Dalam konteks yang lebih luas, Aljama'ah juga bisa merujuk kepada seluruh
umat Islam sebagai satu komunitas yang besar. Dalam hal ini, Aljama'ah
menekankan pentingnya persaudaraan, solidaritas, dan kerjasama antar umat
Islam.

Anda mungkin juga menyukai