Materi Rapat RB
Materi Rapat RB
2
Pelaksanaan Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2022
Meningkatkan Pendapatan
Pendekatan individu/keluarga/komunitas Meningkatkan Meminimalkan
Menurunkan Beban
Pendapatan Kantong Kemiskinan
Pengeluaran (Rp427.518 M)
(Rp. 54.047 M) (Rp16.004,3 M)
Menurunkan Beban Pengeluaran
Pendekatan individu/keluarga
• Bantuan Pangan Non Tunai • Kredit Usaha Rakyat • KemenPUPR
(BPNT): Kemensos (KUR): Kemenko Ekon • Bantuan Stimulan
• Program Indonesia Pintar • Program Kewirausahaan Perumahan
KUR ProKUS (PIP): Kemendikbud (ProKUS): Kemensos Swadaya (BSPS)
BPNT KIP PBI JKN-KIS JKP
• Penerima Bantuan Iuran • UMKM: Kemenkeu, • Kota Tanpa Kumuh
Jaminan Kesehatan (PBI JK): Kemenkoekon, (Kotaku);
BPJS Kesehatan Kemenkop UKM, • Penyediaan Air
• Program Keluarga Harapan Kemen LH, Kemenpar Minum dan Sanitasi
PKH Subsidi Subsidi BLT- Bansos (PKH): Kemensos • Pelatihan: Kemendes, Berbasis
listrik LPG DD upah • Jaminan Kehilangan KKP, Kemenaker, Masyarakat
UMKM Vokasi
Pekerjaan (JKP): Kemenko Ekon, (Pamsimas)
Meminimalkan wilayah kantong kemiskinan BPJS Ketenagakerjaan Kemenkop UKM, Kemen • Sanitasi Berbasis
Pendekatan komunitas/wilayah • Subsidi listrik: LH, Kementan, PUPR Masyarakat
KemenESDM-PLN • Vokasi: KKP, (Sanimas)
• Subsidi LPG: Kemenparekraf • BUMN dan Swasta
KemenESDM-Pertamina • Padat Karya: (CSR)
Padat BSPS Pamsimas Sanimas Pelatihan • Bansos upah: Kemenaker Kementerian Kelautan,
karya • BLT DD: KemendesPDTT PUPR, Kementan
CSR Kotaku
3
(Tantangan) Tiga Kunci Utama
Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem
Program
Kementerian 2 Cakupan, sasaran dan wilayah
penerima manfaat Program
dan Lembaga
3 Mekanisme distribusi manfaat
program
Program
penanggulangan
Program kemiskinan
Pemerintah Instrumen terintegrasi dan
Daerah Sinkronisasi lebih berdampak
6
Kerja Bersama
Hapus Kemiskinan Ekstrem
7
Oleh:
Dr. Drs. La Ode Ahmad Pidana Bolombo, AP., MSi.
Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Ekonomi dan Pembangunan
1
PERKEMBANGAN REFORMASI
BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
1
PENAJAMAN
PERMASALAHAN, 2 REFORMASI BIROKRASI
DALAM PERCEPATAN
TANTANGAN DAN ISU
STRATEGIS/HOT ISSUES 3 PERBAIKAN TATA
PENERAPAN REFORMASI KELOLA PEMERINTAHAN
BIROKRASI PEMERINTAH
DAERAH YANG
PERAN KEMENDAGRI DALAM
BERDAMPAK
4 MENDUKUNG PERCEPATAN
REFORMASI BIROKRASI BERDAMPAK
PEMERINTAH DAERAH
2
1
3
KUNCI UTAMA REFORMASI BIROKRASI
4
STRATEGI REFORMASI BIROKRASI
Sumber: Materi Paparan Prof. Dr. Eko Prasojo dalam kegiatan Rakor Percepatan RB Pmerintahan Daerah, pada tanggal 9 Juni 2021
5
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI
VISI
Terwujudnya
2019 Pemerintahan Berkelas
PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY Dunia
Birokrasi berorientasi hasil, manajemen kinerja
diterapkan, dan didukung SPBE. • Pemerintahan yang
bebas KKN
• Profesional
• Memberikan
pelayanan prima
2014
RULE BASED BUREAUCRACY 2024
Birokrasi cenderung kaku dan berorientasi
pada aturan. DYNAMIC GOVERNANCE
Birokrasi semakin efektif, efisien, dan bersih, dengan
ciri agile dan adaptif sehingga setara dengan birokrasi
kelas dunia.
“ Untuk dapat
mengimplementasikan
Sehingga, Pemda juga
harus mampu
menghadirkan reformasi
reformasi birokrasi, Mendagri birokrasi yang substantial.
meminta komitmen para Artinya, kinerja birokrasi
kepala daerah. Seperti itu dirasakan langsung
mengubah pandangan bahwa manfaatnya oleh
masyarakat,
reformasi birokrasi implementatif secara
merupakan kebutuhan daerah, nyata, serta inklusif
bukan sekadar untuk dengan bersinergi dengan
mendapatkan penilaian yang berbagai stakeholder
termasuk pelibatan peran
baik dari pusat. serta masyarakat di
Muhammad Tito Karnavian dalamnya.
Menteri Dalam Negeri
Sumber: www.idntimes.com (Disampaikan pada Seminar Nasional Reformasi Birokrasi Kemenkopolhukam pada tanggal
1 Desember 2021
7
PROGRES HASIL EVALUASI REFORMASI BIROKRASI
TAHUN 2018-2021
Tren Rata-rata Indeks Reformasi Birokrasi
REFORMASI BIROKRASI:
76 75.65 APA YANG SUDAH
75 74.63 DIHASILKAN?
74
73.91 67 Hasil evaluasi RB Nasional
65.63
73
66
Tahun
2021 Indeks rata-rata
65 64.23 64.28
72.35
64 57.66
72 58
Kementerian/Lembaga
63
71 62
57
adalah 75,65, untuk rata-rata
55.97
70 61 60.65
56 Pemerintah Daerah Provinsi
2018 2019 2020 2021 60 55 adalah 65,63 dan
53.85
59 54 53.44 Kabupaten/Kota adalah
58
53 53,44
KEMENTERIAN/LEMBAGA 2018 2019 2020 2021
52
Naik ke BB : 11
Naik ke A :2 Pada tahun 2022, terdapat kenaikan predikat RB minimal baik (“B”) pada 40 Pemerintah Daerah, 15
Pemda diantaranya berada di luar jawa dan 25 berada di Jawa dan Bali.
9
HASIL EVALUASI INDEKS RB PEMERINTAH PROVINSI 2019-2022
10
HASIL EVALUASI INDEKS RB PEMERINTAH KAB/KOTA 2019-2022
11
LAPORAN HASIL EVALUASI RB PEMDA
SE-JAWA BARAT TAHUN 2021-2022
TAHUN TAHUN
NO INSTANSI DAERAH NO INSTANSI DAERAH ALOKASI ANGGARAN DALAM
2021 2022 2021 2022
REFORMASI BIROKRASI
Provinsi Jawa Barat BB A 14 Kabupaten Purwakarta B B
4 Kabupaten Bogor B B 18 Kabupaten Tasikmalaya CC CC Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina
Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021-2022.
5 Kabupaten Ciamis CC B 19 Kota Bandung BB BB Catatan : Anggaran tersebut berdasarkan dengan APBD induk
12
2
13
AGENDA PRIORITAS PERCEPATAN
REFORMASI BIROKRASI 2022
Pembangunan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (Collaborative Working
Arrangement Penanggulangan Kemiskinan)
Penyederhanaan Birokrasi
14
TUGAS KEMENDAGRI SEBAGAI LEADING INSTITUTIONS YAITU SEBAGAI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH
DAERAH DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN RB NASIONAL
REFORMASI BIROKRASI GENERAL (9 KEBIJAKAN BIROKRASI DIGITAL YANG DITETAPKAN MENJADI STRATEGI
UTAMA)
1. Percepatan Transformasi Organisasi Berbasis Kinerja dan Agile;
2. Percepatan Transformasi Jabatan Fungsional;
3. Percepatan Transformasi Squad Model;
4. Percepatan Implementasi SPBE melalui Pembangunan SuperApps-Layanan Digital Pemerintah Terintegrasi;
5. Percepatan Implementasi Manajemen Talenta dan Mobilitas SDM ASN;
6. Penguatan Kerja Kolaboratif (collaborative working) berbasis kinerja melalui SAKP Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKP);
7. Pembangunan MPP dan MPP Digital Services;
8. Penguatan Pengawasan dengan four line of defense;
9. Penguatan Kebijakan Publik berbasis bukti dengan Big Data dan Artificial Intelligent.
15
HASIL DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2022-2024 LEVEL MESO
SASARAN STRATEGIS 1: Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Lincah, Kolaboratif, dan Akuntabel
Kebijakan Percepatan
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.1 Terimplementasikannya Kebijakan Kementerian Terlaksananya monitoring dan 2021 Kementerian PANRB,
Penyederhanaan Birokrasi PANRB evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri
Indikator kebijakan penyederhanaan
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang birokrasi pada
telah mengimplementasikan penyederhanaan kementerian/lembaga/pemerin
birokrasi dengan Baik tah daerah
Target
100% pada tahun 2024
Target
100% pada tahun 2024
16
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.4 Terimplementasikannya Sistem Perencanaan, Kementerian Tersedianya kebijakan 2023 Kementerian Perencanaan
Penganggaran dan Informasi Kinerja yang PANRB penguatan akuntabilitas Pembangunan
Terintegrasi, Berbasis Teknologi Informasi yang kinerja pemerintah (SAKP) Nasional/Badan
Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Nasional, Kementerian
Indikator Keuangan, Kementerian
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan PANRB, Kementerian Dalam
Indeks Perencanaan Pembangunan Baik Negeri
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan
Nilai SAKIP Baik
Target
100% pada tahun 2024
17
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.5 Terbangunnya Pelayanan Publik Digital (Digital Kementerian Tersedianya MPP digital 2023 Kementerian PANRB,
Services) PANRB Kementerian Dalam Negeri
Indikator
● Pemerintah daerah yang telah
mengimplementasikan transformasi MPP digital
Target
100% pada tahun 2024
Kementerian Terlaksananya Monitoring 2023 Kementerian PANRB,
PANRB dan Evaluasi Implementasi Kementerian Dalam Negeri
Kebijakan Pelayanan Publik
Digital dan MPP Digital
S.6 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Kementerian Terlaksananya monitoring 2023 Badan Pengawasan
Indikator PANRB dan evaluasi kebijakan SPIP, Keuangan dan
● Tingkat perolehan unit kerja yang mendapat kebijakan Pembangunan, Komisi
predikat ZI pada pembangunan zona Pemberantasan Korupsi,
kementerian/lembaga/pemerintah daerah integritas kawasan dan Kementerian PANRB,
● Tingkat maturitas SPIP pada sektor strategis, serta Kementerian Dalam Negeri
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Baik pengaduan (LAPOR)
● Tingkat tindak lanjut pengaduan masyarakat
(LAPOR) pada
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Baik
Target
100% pada tahun 2024
18
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.9 Meningkatnya Kualitas Pengadaan Barang dan Lembaga Terlaksananya pengadaan 2022 Kementerian Keuangan,
Jasa Pemerintah, Pengelolaan Keuangan dan Kebijakan barang dan jasa pemerintah Kementerian Dalam Negeri,
Aset Pengadaan yang baik Lembaga Kebijakan
Indikator Barang dan Pengadaan Barang dan Jasa
Jasa Pemerintah
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah Pemerintah
yang Tata Kelola Pengadaannya Baik
● kementerian/lembaga yang Kualitas Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Baik (IKPA)
● kementerian/lembaga yang Pengelolaan
Asetnya Baik (IPA)
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah
yang Opini BPK-nya baik dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan keuangan terselesaikan
Target
100% pada tahun 2024
19
HASIL DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2022-2024 LEVEL MESO
SASARAN STRATEGIS 2: Budaya Birokrasi BERAKHLAK dengan ASN yang Profesional
Kebijakan Percepatan
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.1 Terwujudnya Percepatan Transformasi Jabatan Kementerian Terlaksananya Monitoring 2023 Kementerian PANRB,
Fungsional PANRB dan Evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri,
Indikator penataan jabatan fungsional Badan Kepegawaian
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang ASN Nasional, Instansi Pembina
telah mengimplementasikan Kebijakan Jabatan Fungsional Lain
Transformasi Jabatan Fungsional dengan Baik
Target
100% pada tahun 2024
S.4 Terwujudnya Rekrutmen Pegawai ASN yang Kementerian Terlaksananya Monitoring 2024 Kementerian PANRB,
Efektif dan Efisien PANRB dan Evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri,
Indikator perencanaan dan pengadaan Badan Kepegawaian
● Tingkat kepatuhan implementasi rekrutmen CASN Fleksibel Negara
pegawai ASN sesuai kebijakan perencanaan dan
pengadaan
20
3
21
PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
YANG TUMPANG TINDIH
IMPLEMENTASI DAN DISTRIBUSI PELAYANAN PUBLIK
YANG BELUM BAIK
22
Ego Sektoral yang membuat
pelaksanaan RB masih parsial
Komitmen kepala daerah dalam
mengawal program RB masih minim
23
OPTIMALISASI FASILITASI
PENGGUNAAN RB
ANGGARAN Belum optimalnya pelaksanaan RB di Lingkungan
Perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut Pemerintah Daerah (bahkan di beberapa Pemda
terkait alokasi penggunaan anggaran Kab./Kota belum pernah di fasilitasi)
untuk percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi Pemerintah Daerah (Pemda)
KOMITMEN PIMPINAN
Kurangnya Komitmen Kepala Daerah, Wakil
Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah untuk
IMPLEMENTASI
mengimplementasikan program/kegiatan RB, DIGITALISASI
sehingga hal tersebut berimplikasi pada kurangnya
atensi dan dukungan pendanaan bagi pelaksanaan Masih banyak Pemerintah Daerah Kab./Kota
RB di lingkungan Pemerintah Daerah. yang belum melakukan optimalisasi
digitalisasi pelayanan public dan penerapan
SPBE
24
B.1 Komitmen pimpinan di pemerintah daerah masih rendahnya
B.2 Reformulasi Bobot Penentuan Besar TPP yang terkait indeks RB
B.3 Pelaksanaan reformasi birokrasi di Daerah belum diakomodir dalam Penilaian Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah
B.4 Integrasi perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan daerah, belum terdapat fitur tagging
perencanaan anggaran yang bersifat tematik pada setiap Daerah
B.5 Kebijakan Pelaksanaan Inovasi Daerah belum memuat tematik pembangunan
B.8 Tata cara pelaksanaan pengelolaan data statistik sektoral di daerah terkait pembagian peran definisi
operasional standar data dan metadata belum tersedia
B.9 Pelaksanaan pembinaan perangkat daerah Kab/Kota dalam rangka RB melalui peran Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) belum optimal
B.10 Penganggaran penanganan stunting belum sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota
25
4
26
Amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2022 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri
berperan dalam fasilitasi Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah;
27
KORBINWAS PEMDAOLEH MENTERI DALAM NEGERI
(Pasal 8 dan 373 UU 23/2014 ttg Pemda dan Pasal 11 dan 15 PP 12/2017 ttg Binwas Pemda)
BINWAS UMUM
MENTERI
MENDAGRI TEKNIS/
KA LPNK
BINWAS BINWAS
KEMENDAGRI
UMUM TEKNIS (Pasal 374 dan 375 UU No. 23/2014)
28
PERAN KEMENDAGRI DALAM PELAKSANAAN RB NASIONAL
KEMENDAGRI RB TEMATIK
Sasaran Strategis 1:
RB TAHAP III Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Lincah, Kolaboratif,
1. Penanggulan
2020-2024 dan Akuntabel Kebijakan Percepatan Kemiskinan
Kepres No. 8/2021 Tentang Perubahan atas 1. Implementasikannya Kebijakan Penyederhanaan Birokrasi 2. Peningkatan Investasi
Kepres Nomor 8 Tahun 2020 tentang 2. Implementasikannya kebijakan sistem kerja baru dan fleksibilitas
KomitePengarah Reformasi Birokrasi Nasional bekerja pegawai ASN
3. Digitalisasi
dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional 3. Implementasikannya Sistem Perencanaan, Penganggaran dan Administrasi
Informasi Kinerja yang Terintegrasi, Berbasis Teknologi Informasi
Periode Tahun 2020-2024 yang Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pemerintahan
Pasal 3 - TRBN 4. Pelayanan Publik Digital (Digital Services) Penanganan Stunting
Ketua 5. Peningkatan Kualitas Pengawasan
Menpan dan RB 6. Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, 4. Percepatan Priortitas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Aktual Presiden
Anggota:
1. Menteri Dalam Negeri; Sasaran Strategis 2: • Pengendalian inflasi
2. Menteri Keuangan;
Budaya Birokrasi BERAKHLAK dengan ASN yang Profesional • Penggunaan Produk
3. Menteri PPN/Ka Bappenas; Kebijakan Percepatan
4. Menteri Sekretaris Negara; Dalam Negeri (PDN)
5. Sekretaris Kabinet. 1. Percepatan Transformasi Jabatan Fungsional
2. Rekrutmen Pegawai ASN yang Efektif dan Efisien
Tugas KPRBN dan TRBN yaitu merumuskan kebijakan dan 3. Terwujudnya Percepatan Transformasi Digital Manajemen ASN
strategi, memantau dan mengevaluasi kemajuan RB Nasional,
penetapan langkah dan standar pelaksanaan komunikasi secara
berkala dng para Stakeholders, persetujuan dan penetapan
besaran tunjangan kinerja untuk K/L, memberikan
pertimbangan terhadap standardisasi perhitungan besaran Mendorong Pelaksanaan Agenda Reformasi
Tungkir Pemda, dan Pelaporan Kemajuan RB Nasional Birokrasi di lingkungan Pemerintah Daerah
dalam rangka mendukung RB berdampak
29
PERAN KEMENDAGRI DALAM PENGANGGARAN
PPRB PEMDA TAHUN 2023
Huruf G,
Angka
62
Penganggaran RB pada Pemerintah Daerah dianggarkan BIRO ORGANISASI pada SETDA PROVINSI dan Bagian Organisasi pada SETDA
KAB/KOTA dan Pada Masing-Masing PD berdasar tugas dan fungsinya yang BERSESUAIAN dengan 8 AREA PERUBAHAN; DAN
PENGANGGARAN EVALUASI INTERNAL RB PEMDA PADA INSPEKTORAT DAERAH pada Lampiran Huruf G Angka 9.
© Biro Ortala Setjen KDN, 2022
30
Pembangunan Sistem Akuntabilitas Piloting penanggulangan kemiskinan di daerah. Terdapat 9
Tercantum dalam
Kinerja Pemerintah (RB Tematik) Permendagri 84/2022 daerah yaitu: Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kota
hlm 191 butir H Sumedang. Provinsi Jawa Timur, Kota Malang, Kabupaten
(Target-Membuat model replikasi Sistem Akuntabilitas Kinerja nomor 79 Ditjen Bina Bangda dan
Pemerintah (SAKP) untuk pemberantasan kemiskinan ekstrem Banyuwangi. Provinsi D.I. Yogyakarta, Kota Yogyakarta, dan
Kabupaten Kulon Progo. Daerah terpilih sebagai pilot adalah Ditjen Bina Keuda
dan isu prioritas lainnya)
daerah dengan kriteria nilai indeks RB yang tinggi tetapi
tingkat kemiskinannya juga tinggi.
Percepatan Mal Pelayanan Publik
Tercantum dalam Per September 2022, sebanyak 67 MPP sudah terbangun:
dan Mal Pelayanan Publik Digital Permendagri 84/2022
Sumatera (11 MPP), Jawa (37 MPP), Kalimantan (6 MPP),
hlm 145 butir H
(Target-Redesain MPP manual dan MPP digital sebagai strategi
untuk percepatan pembangunan MPP dan transformasi MPP
nomor 20
Sulawesi (11 MPP), Bali (3 MPP). • Penentuan 2 pilot model Ditjen Bina Administrasi
digital. MPP yakni Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Bali (Kabupaten Kewilayahan
Badung) • Provinsi Jawa Barat sedang mempersiapkan MPP
Virtual dan Kabupaten Badung bersedia menjadi pilot model
Percepatan Reformasi Birokrasi MPP digital
di Daerah
(Target-Rancang bangun dan replikasi Strategic Transformation Penguatan Peran Gubernur melalui Surat Edaran dan Sekretariat Jenderal, Ditjen
Unit (STU) RB: fokus pada isu tematik pembangunan dan Uji Rakornas PPRB Pemda Bina Adwil dan Ditjen Otda
coba pada pilot model provinsi sebagai hub RB daerah) Tercantum dalam
Permendagri 84/2022
hlm 160 butir H
nomor 62 Capaian Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi Ditjen Otda
Penyederhanaan Birokrasi
(Target-Strategi implementasi untuk penerapan mekanisme kerja
baru sesuai Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 7 Tahun 2022.
SPBE daerah dan pusat yang telah mapan untuk digunakan Ditjen Bina Bangda, Ditjen
sebagai platform superApps birokrasi. •Mendorong Rperpres Bina Keuda, Ditjen Otda
Arsitektur SPBE khususnya dalam penyusunan, pelaksanaan,
Implementasi Sistem Pemerintahan Tercantum dalam monev dan pelaporan kinerja Pemda
dan Sekretariat Jenderal
Berbasis Elektronik Permendagri 84/2022
hlm 149 butir H
(Target-Integrasi sistem layanan internal pemerintah dan nomor 34
layanan publik dalam satu platform digital PPRB: Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
SPBE: Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik
*Permendagri Nomor 84 Tahun 2022 tentang tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023 (ditetapkan tanggal 23 September 2022)
31
KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI MENDORONG PPRB PEMDA SURAT
EDARAN KEPADA 17 GUBERNUR
32
PERAN KONKRIT DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM
MENDORONG PPRB PEMDA
33
KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI PADA PENENTUAN TPP DENGAN
MEMPERHITUNGKAN INDEKS RB PEMDA
Regulasi
TPP
KEPMEN MDN NO 900-4700 PEMDA
Tanggal 21 Desember 2020
34
Kebijakan Kemendagri Dalam Mendorong Transformasi Budaya
Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah
35
36
BEST PRACTICE RB
TEMATIK
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
DI JAWA BARAT
Disampaikan oleh:
PEMADANAN DATA
1. PENAJAMAN LOGICAL 2. PENGEMBANGAN
FRAMEWORK DAN PROGRAM INOVATIF DAN
EKOSISTEM INTERVENSI MELALUI SINKRONISASI PROGRAM
DATA JABAR PENYUSUNAN RPKD KOLABORATIF
PATRIOT SEKOPER
DESA CINTA
One Village
One Company
SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA/BUMN/SWASTA
Turun
7,45% 7,25%
3,62 Juta 3,54 Juta 6,91% 6,82%
3,92 Juta
8,43% 8,4%
7,88% 4,19 Juta 4,2 Juta 7,97%
4 Juta
8,06% 7,98%
4,07 Juta 4,05 Juta
0,42%
3,4 Juta 3,38 Juta
Terdapat
kecenderungan
penurunan
kemiskinan setelah
meningkat pasca
Maret September Maret September Maret September Maret September Maret September
pandemi
2018 2019 2020 2021 2022
Kesepakatan
Komitmen
Pimpinan
2 Profiling Data
Kemiskinan https://data.jabarprov.go.id/
Penyusunan
Rencana
penanggulangan
kemiskinan daerah
PERAN LINTAS PERANGKAT DAERAH
5 Pengembangan Program
Inovatif dalam
Pengentasan Kemiskinan
Beberapa contoh program
Petani
Milenial
Layanan
Perizinan
Domain
+
Layanan
Layanan Lain Kesehatan
Layanan
Sapawarga
Layanan
Ketenagakerjaan
Layanan
Khusus RW
Layanan
Pajak
Data-data
PERKEMBANGAN DAN LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI JAWA BARAT TAHUN Q1 2023
STRUKTUR LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN PDRB JABAR TERHADAP NASIONAL BERDASARKAN LAPANGAN USAHA
6,06 6,17
5,25 Bensin 1,0756
6,00
4,55
6,12 5,93 Beras 0,3379
5,75 6,04
4,94 4,73 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,2774
4,41
3,00
3,61 3,57 Angkutan Dalam Kota 0,1813
2,74
1,98 2,05 Rokok Kretek Filter 0,1746
0,00 Akademi/Perguruan Tinggi 0,1316
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2022 1,98 2,05 2,74 3,61 3,57 4,41 4,94 4,73 6,12 5,93 5,75 6,04 Telur Ayam Ras 0,1267
2023 6,06 6,17 5,25 4,55 Sewa Rumah 0,0873
Cabai Merah 0,0731
Tingkat inflasi Triwulan I-2023 lebih tinggi dibandingkan Triwulan I-2022, dipicu oleh kenaikan
Komoditas Penyumbang Inflasi Diantaranya Bensin, Rokok Kretek
Filter, Bawang Putih,
komoditas Telur
bensin danAyam Ras,
beras yang Dan Beras.
memberikan andil tertinggi.
Hal tersebut mendukung peningkatan Konsumsi Rumah Tangga.
PROGRES CAPAIAN INDEKS REFORMASI BIROKRASI
PROVINSI JAWA BARAT 2018-2022
81 80,70
80,01
80
79 78,68
78,01
78
77
76
76,01
75,63
KATEGORI
75
74,01
74
73
72
72,01 72,00
BB A
70,79
71
2018-2021 2022
70
2018 2019 2020 2021 2022
TARGET 72,01 74,01 76,01 78,01 80,01
REALISASI 70,79 72,00 75,63 78,68 80,70
TARGET REALISASI
SIGNIFIKANSI TERHADAP CAPAIAN
INSTANSI PEMPROV JABAR
CAPAIAN IRB TAHUN 2021 UNTUK PERTAMA KALINYA DALAM KURUN CAPAIAN NILAI SAKIP TAHUN 2021 MERUPAKAN PROGRES CAPAIAN
WAKTU 2018-2021 DAN TELAH MELEBIHI TARGET PALING TINGGI SELAMA KURUN WAKTU 5 TAHUN TERAKHIR YANG
CENDERUNG FLUKTUATIF DAN STAGNAN
SIGNIFIKANSI TERHADAP CAPAIAN
PERANGKAT DAERAH PEMPROV JABAR
HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI IKU PERANGKAT DAERAH IKU GUBERNUR JAWA
RB 2021 (PEMPROV JABAR) ZONA INTEGRITAS 2021 TERTINGGI (PERINGKAT
(KEMENPAN RB)
BARAT MELEBIHI TARGET
PERTAMA) DI INDONESIA 109,25 %
SEPT 2018 – APR 2023
18 392 100
509
TOTAL
3 1 18
131 6 391
23 - 100
157 8 509
9 Boxes
KINERJA
POTENSI
4 7 9
KINERJA
2 5 8
1 3 6
POTENSI
DASHBOARD PEMETAAN INFORMASI
MANAJEMEN TALENTA JAWA BARAT JUARA
(SIM JAWARA) Minat OPD :
Hijau (sangat minat), Biru (minat), Abu (netral),
Orange (kurang minat), Hitam (tidak minat)
INOVASI
2022 2023
PEMBERDAYAAN PENDAMPINGAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT & KELUARGA MISKIN / MONEV
SOSIAL
MISKIN (10,14%) UMKM MISKIN (8,63%)
MISKIN EKSTREM (3,11%) PENINGKATAN PEMBANGUNAN MISKIN EKSTREM (1,50%)
KELUARGA SANGAT
INFRASTRUKTUR KARAKTER MISKIN
DASAR (MINDSET)
Feed
Back
KOLABORASI
MOBILISASI ORKESTRASI
DIGITAL LEADERSHIP
RB TEMATIK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
AREA TATA LAKSANA AREA SDM APARATUR
01 05
▪ DTKS & P3KE (e-office desa) ▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 204 Tahun 2022
▪ Desa Cantik (e-office desa) Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
▪ Regsosek (e-office desa) ▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 138 Tahun 2023
Tentang Tim Gerakan Bersama Lawan Kemiskinan Dan
AREA AKUNTABLITAS KINERJA Stunting
02
▪ Logical Framework Pengukuran Kinerja Penanggulangan AREA PENGAWASAN
Kemiskinan
06
AREA DEREGULASI KEBIJAKAN ▪ WBS https://wbs.sumedangkab.go.id
03 ▪ MoU antara Pemda Sumedang dengan APH dalam
pengawasan (Nomor 700/PKS.45.KS/2018; Nomor
▪ Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun
2023 Tentang Kesejahteraan Sosial 1778/0.2.21/GS/07/2018; Nomor B/28/VII/2018
▪ Peraturan Bupati Sumedang Nomor 110 Tahun 2019 ❑ Pengaduan melalui SP4N Lapor, WBS dan Tim Pengaduan
Tentang Rad Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2019- Internal OPD dan WAKEPO.
2023
AREA PELAYANAN PUBLIK
AREA ORGANISASI TATA LAKSANA 07
04 ▪ WAKEPO (Whatsapp Kebutuhan Informasi Dan Pelayanan
▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 512 Tahun 2021 Online / Chat Bot Layanan Publik)
Tentang Peta Proses Bisnis Pemerintah Daerah Kabupaten ▪ Sistem Layanan Rujukan Terpadu Rumah Besar Simpati
Sumedang
CROSSCUTTING PROGRAM KEMISKINAN Dinsos, DPPKB PPPA, Perkim, PUTR, DLHK, Pertanian,
PUTR, Perkimtan, Disdik, Dinkes Disdik, Disnakan, Diskoperindag, Diskominfo, DPMPTSP,
DPMD, Desa, Kecamatan,, Disdik, Dinkes, DPKP,
Disnakan, DLHK, Disnakertrans, Bank Sumedang
Dinsos, Bappeda, Setda, Diskominfo, UID, BPS Inspektorat, Bappeda, Setda, BKAD
0
2018 2019 2020 2021 2022
BB A
74.01
74
73
72.01 72.00
72
70.79
71
2018-2021 2022
70
2018 2019 2020 2021 2022
TARGET 72.01 74.01 76.01 78.01 80.01
REALISASI 70.79 72.00 75.63 78.68 80.70
TARGET REALISASI
KOMITMEN PEMBINAAN REFORMASI BIROKRASI
KABUPATEN / KOTA SE – JAWA BARAT
KINERJA PEMBINAAN RB
KAB/KOTA TAHUN 2022
NAIK KATEGORI NAIK KATEGORI
DARI B KE-BB DARI CC KE-B
3 2
KOTA BOGOR KAB CIAMIS
KOTA SUKABUMI
KAB BANDUNG
BARAT
KAB. SUMEDANG
MASIH TERDAPAT
9
KAB/KOTA KAT. CC
CAPAIAN RB PROVINSI DAN KAB/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2022
Fleksibilitas
Kerja
Akurasi
Pelayanan
APLIKASI
26 TERINTEGRASI
+1000
FITUR PELENGKAP
KEHADIRAN MOBILE
7
BASE LINE CAPAIAN RB TEMATIK
DI JAWA BARAT
NO. TEMA SASARAN TEMATIK INDIKATOR BASELINE
PERSENTASE PENDUDUK
1. PENANGGULANGAN KEMISKINAN MENURUNNYA ANGKA KEMISKINAN 7,98 %
MISKIN
NILAI REALISASI
2. PENINGKATAN INVESTASI MENINGKATNYA NILAI INVESTASI 174,58 T
INVESTASI
MENINGKATNYA IMPLEMENTASI
DIGITALISASI ADMINISTRASI
4. TRANSFORMASI DIGITAL DALAM PREVALENSI STUNTING 20,2
PEMERINTAHAN PENANGANAN STUNTING
PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK MENINGKATNYA PENGGUNAAN PRODUK TINGKAT PENGGUNAAN
5. 49 %
DALAM NEGERI DALAM NEGERI PRODUK DALAM NEGERI
Memerlukan keterpaduan intervensi Antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam berbagi sumber daya sesuai
kewenangan masing-masing.
ARAH KEBIJAKAN IMPLEMENTASI RB DI JAWA BARAT
TAHUN 2023-2026
(UPAYA KONGKRIT IMPLEMENTASI RB NASIONAL DI LINGKUP PEMERINTAH DAERAH)
1% pertumbuhan
ekonomi Jawa Barat
membutuhkan rasio
investasi/produk
domestik regional bruto
(PDRB) sekitar 4,49
persen. Lebih efisien dari
negara-negara di Asia
Tenggara
3 0 17
131 17 407
23 - 100
2019 – 2022
PERUBAHAN ROADMAP RB TAHUN
2020-2024 dan EVALUASI RB
Deputi Reformasi Birokras, Akuntabilitas
Aparatur, dan Pengawasan.
URGENSI PENAJAMAN 11
ROADMAP RB 2020-2024
EKSTERNAL INTERNAL
RB Telah berhasil memperbaiki tatakelola
Bonus
Demografi
dalam berbagai aspek Namun, upaya
tersebut dianggap belum memperikan
manfaat nyata:
1. Mendukung capaian target pembangunan
nasional
2. Memberikan dampak kepada masyarakat.
Pandemi Indonesia
COVID-19 Emas 2045
Birokrasi yang
mampu
menjawab
tantangan dan
memanfaatkan Penajaman
peluang
Pelaksanaan RB
PERUBAHAN
Middle Pengguna
Income Internet ROAD MAP RB 2020-2024
Trap Terbesar
13
REFOKUSING ROADMAP
14
INDIKATOR IMPACT
Capaian Indikator Kinerja RB TEMATIK
Pemerintah: RB yang mempercepat pengentasan kemiskinan dan mendorong daya saing Indonesia
• Tingkat kemiskinan Nasional dengan penyelesaian masalah tata kelola pada berbagai program pengentasan
• Tingkat realisasi investasi kemiskinan, peningkatan Investasi, akselerasi digitalisasi administrasi pemerintahan,
Nasional RB Tematik Prioritas Presiden.
• Tingkat Inflasi nasional Indikator:
• Penurunan Tingkat Kemiskinan
• Peningkatan Realisasi Investasi
• Laju penurunan stunting
• Laju inflasi
• Tingkat Penggunaan PDN
LAMA BARU
TUJUAN RB: “PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH” TUJUAN RB: “BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF DAN BERDAYA SAING MENDORONG PEMBANGUNAN
NASIONAL dan PELAYANAN PUBLIK”
Indikator Outcome: Indikator Impact: INDIKATOR OUTCOME
• Indeks RB • Ease of Doing Business • Government Perception Index • Indeks Reformasi Birokrasi INDIKATOR IMPACT
• Corruption Perception Index • Trust Barometer • Penurunan Angka Kemiskinan • Corruption Perception Index
• Peningkatan Realisasi Investasi • E-Government Development Index
• Pengendalian Tingkat Inflasi • Government Effectiveness Index
• Penggunaan Produk Dalam Negeri • Ease of Doing Business
RB GENERAL
19
MAKRO
BARU
Dalam Perubahan Road
Map RB Tahun 2020–2024,
kegiatan RB tidak akan
dikaitkan dengan delapan
area perubahan melainkan
pada Kegiatan Percepatan
pelaksanaan RB.
MIKRO
INTERMEDIATE
OUTCOME SASARAN RB SASARAN RB
TEMATIK GENERAL
INTERMEDIATE
OUTCOME
1.1 Kelembagaan dan Tata Laksana 1.2 Sistem Akuntabilitas dan 1.3 Transformasi Digital pada 1.4 Regulasi yang Harmonis dan 2.1 SDM ASN yang
2.2 Budaya Birokrasi Berakhlak
yang Lincah dan Efektif Pengawasan yang Berkualitas Pelayanan Publik Berbasis Bukti Profesional
Terwujudnya Percepatan
Terwujudnya Rekrutmen Pegawai
Terimplementasinya Kebijakan ASN Yang Efektif dan Efisien
Transformasi Jabatan
Meningkatnya Kualitas Fungsional
Arsitektur SPBE Nasional Pengawasan
OUTPUT
RB TEMATIK
RB TEMATIK UNTUK INTERVENSI
TATA KELOLA DARI HILIR
WHY? WHAT?
• Mempercepat manfaat • KEMISKINAN: anggaran kemiskinan besar tidak
program pembangunan agar sebanding dengan hasil Penurunan Kemiskinan
dapat dirasakan langsung oleh • INVESTASI: mendorong percepatan kebijakan
omnibuslaw dan meningkatan competitiveness
masyarakat. indeks yang rendah, sehingga Investasi dapat
• Menunjukkan kontribusi RB menggerakan perekonomian
secara langsung terhadap • DIGITALISASI ADIMINSTRASI PEMERINTAHAN:
mempercepat terciptanya agile goverment dan
program prioritas daya saing digital di ASEAN & ASIA
pembangunan nasional. • RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN: merespon hal-
• Mempercepat penyelesaian hal yang mendesak (urgen) karena resiko
persoalannya akan muncul segera dan memiliki
permasalahan utama di dampaknya serius pada masyarakat (Inflasi & PDN)
masyarakat.
HOW?
WHO?
Debottlenecking atau
• Seluruh K/L/P yang terkait
baik langsung maupun
mengurai dan
tidak langsung dengan menyelesaikan secara
tema Prioritas yang konkret akar masalah
ditetapkan yang terkait tata kelola
pada isu/program
prioritas pemerintah
RB TEMATIK
RB Tematik Peningkatan Investasi
RB Tematik Pengentasan Kemiskinan
Presiden selalu menyampaikan bahwa investasi adalah
Fokus Presiden untuk segera menyelesaikan jangkar pemulihan ekonomi Indonesia. Investasi yang
permasalahan kemiskinan dengan target meningkat akan berimplikasi pada meningkatnya
turunnya angka kemiskinan menjadi 7% dan lapangan kerja, meningkatnya daya beli masyarakat,
daerah dengan kemiskinan ekstrim menjadi 0% meningkatnya konsumsi masyarakat dan pada akhirnya
di tahun 2024, maka seluruh elemen birokrasi akan memberikan dampak yang positif pada
wajib berkolaborasi dan bersinergi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. RB perlu
menyelesaikan permasalahan kemiskinan mengintervensi dengan menyederhanakan proses
tersebut. bisnis perizinan, perbaikan kebijakan yang tumpang
tindih, termasuk meningkatkan budaya pelayanan
prima bagi para investor.
RB TEMATIK DIGITALISASI
RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN Administrasi Pemerintahan
Tematik Prioritas Presiden. Isinya Presiden selalu berpesan agar ‘’Pemerintah harus
merespon hal-hal yang mendesak (urgen) bergerak lebih lincah dan lebih cepat karena diera
persaingan antar negara, yang cepat beradaptasi
karena resiko persoalannya akan muncul
dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap
segera dan dampaknya juga serius pada teknologi.’’ Pemerintah harus bersiap menghadapi
masyarakst. Hal tersebut perlu dikawal disrupsi teknologi dan iklim digital yang dicirikan dalam
oleh seluruh level pemerintah. era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity).. Pemerintah harus berbenah dan
membangun birokrasi digital dengan fokus
perbaikan pada digitalisasi struktur, culture
maupun kompetensi.
MEKANISME KERJA RB TEMATIK
1 Menetapkan sasaran tematik (harus berangkat dari problem hilir)
• Gap
• Penetapan kinerja didasarkan pada Output dan Outcome • Akar
Logical framework yang dihasilkan antar Masalah
• Prinsip: Sharing outcome K/L masih silo
Debottlenecking Birokrasi: Akuntabilitas Kinerja
Debottlenecking Birokrasi:
27PROSES, TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS
KELEMBAGAAN, SDM, REGULASI, PENGAWASAN,PELAYANAN PUBLIK
28
STRATEGI IMPLEMENTASI
29
Tugas SE KPRBN
UPRBN Menyiapkan dukungan administrasi, teknis dan substansi
RUANG LINGKUP PERAN TIRBN kepada ketua KPRBN.
Menetapkan kebijakan turunan TQARBN
dari strategi dan arah kebijakan K/L LEADING INSTITUTION
level makro, serta memastikan Tugas TRBN
pelaksanaan kebijakan tersebut MESO
oleh seluruh Instansi Pemerintah • Merumuskan kebijakan dan strategi operasional RB Nasional;
• Memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan RB Nasional;
• Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menegakkan
RUANG LINGKUP PERAN kepatuhan atas standar-standar bagi pelaksanaan program RB;
Mengimplementasikan seluruh • Melaksanakan komunikasi secara berkala dengan para pemangku
kebijakan dan program RB, serta MIKRO kepentingan (stakeholders); dan
mengelola setiap program mikro
• Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB Nasional kepada KPRBN.
RB agar dapat terlaksana dengan
masif dan komprehensif pada
setiap unit kerja
MANAJEMEN
Tugas UPRBN
PENGELOLAAN RB • Membantu TRBN dalam mengkoordinasikan perumusan kebijakan
NASIONAL •
operasional RB Nasional;
Membantu TRBN dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan
pelaksanaan RB Nasional, baik bersifat makro, meso maupun mikro;
• Memantau perkembangan kemajuan pelaksanaan RB Nasional;
• Memberikan saran dan masukan atas hasil evaluasi pelaksanaan RB pada
RUANG LINGKUP PERAN K/L/D yang dilaksanakan oleh Kementerian PANRB; dan
Menetapkan strategi dan arah • Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB nasional setiap triwulan kepada TRBN.
kebijakan RB Nasional serta
melakukan monitoring dan Tugas TIRBN
evaluasi pencapaian hasil RB Memberikan saran dan masukan secara independen kepada TRBN
Nasional MAKRO dan KPRBN tentang pelaksanaan RB.
Tugas TPKRBN
UPRBN
RUANG LINGKUP PERAN • Memastikan pelaksanaan RB sesuai dengan Grand Design RB Tahun 2010-
TIRBN
2025 dan Road Map RB 2020–2024 Penajaman;
Menetapkan kebijakan turunan TQARBN
• Memberikan saran pemecahan masalah terkait dengan penjamin kualitas
dari strategi dan arah kebijakan K/L LEADING INSTITUTION
pelaksanaan program RB Nasional kepada KPRBN;
level makro, serta memastikan
• Melakukan identifikasi dan analisis terhadap kemungkinan/risiko kegagalan
pelaksanaan kebijakan tersebut MESO pelaksanaan RB dan mengusulkan rencana mitigasi risiko;
oleh seluruh Instansi Pemerintah
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada beberapa K/L tertentu terhadap
pelaksanaan RB dan
• Perumusan rekomendasi terhadap hasil penjamin kualitas, monitoring dan
RUANG LINGKUP PERAN evaluasi dalam rangka pemberian rekomendasi kepada komite pengarah.
Mengimplementasikan seluruh
kebijakan dan program RB, serta MIKRO K/L LEADING INSTITUTION
mengelola setiap program mikro merumuskan dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan, melakukan monitoring
RB agar dapat terlaksana dengan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, memberikan pembinaan dan pelatihan
masif dan komprehensif pada perumusan kebijakan, dan melaporkan pelaksanaan kebijakan kepada KPRBN.
setiap unit kerja
LEADING INSTITUTION 33
7. Lembaga Administrasi Negara •Peningkatan kompetensi ASN sesuai kebutuhan pembangunan nasional.
•Peningkatan pelaksanaan Evidence based policy.
10. Badan Pengawasan Keuangan •Penguatan pengawasan internal pemerintah dan program pembangunan
dan Pembangunan nasional;
•Penguatan penerapan manajemen risiko.
11. Komisi Pemberantasan Korupsi •Mereview celah-celah korupsi setiap peraturan perundang-undangan;
(KPK) •Penguatan upaya pencegahan korupsi.
13. Lembaga Kebijakan Pelaksanaan •Kepatuhan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP)
14. Badan Pusat Statistik (BPS) •Penguatan penyelenggaraan data statistik sektoral.
35
Penyusunan RMRB
Penyusunan
Kinerja Rencana Monitoring
Memilih Tema existing Aksi dan Evaluasi
Penyederhanaan Birokrasi (Penyederhanaan Struktur Tingkat Implementasi Penyederhanaan 50 100 Biro Ortala Seluruh unit
Organisasi)/transformasi organisasi berbasis kinerja dan Birokrasi kerja
agile
Pelaksanaan Sistem Kerja Baru dan Fleksibilitas Bekerja Tingkat Implementasi Sistem kerja Baru - 60 Biro SDM Seluruh unit
Pegawai ASN dan Fleksibilitas Berkerja Pegawai kerja
Pelaksanaan Arsitektur SPBE Nasional Indeks SPBE 2,2 3,1 Biro Datin Seluruh unit
kerja
Penguatan implementasi sistem pengendalian intern Skor SPIP 3,5 3,8 Inspektorat Seluruh unit
pemerintah (SPIP) kerja
Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.
• Renaksi RB General dan Tematik dapat beririsan, sehingga dalam proses perencanaan RB MIKRO, perlu dikoordinasikan
secara komprehensif oleh internal K/L/D
• Kolaborasi RB Mikro dipimpin oleh Ketua Tim RB General (Sekretaris/Sekjend/ Sestama K/L/D)
Rencana Aksi RB General
Penguatan Skor SPIP a. Penguatan implementasi sistem a. Hasil pemetaan 2 unit 4 unit Dst. Inspektorat Seluruh
implementasi sistem meningkat pengawasan internal (gratifikasi, COI, resiko dan kerja kerja unit kerja
pengendalian intern (3,5) risiko) permasalahan
pemerintah (SPIP) pengawasan
• Renaksi RB General dan Tematik dapat beririsan, sehingga dalam proses perencanaan RB MIKRO, perlu dikoordinasikan
secara komprehensif oleh internal K/L/D
• Kolaborasi RB Mikro dipimpin oleh Ketua Tim RB General (Sekretaris/Sekjend/ Sestama K/L/D)
42
EVALUASI
43
MEKANISME
RUANG LINGKUP WAKTU PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
44
Kepada Evaluator
Disampaikan
Nasional
Ditindaklanjuti dengan
Pembangunan dan Evaluasi RB Instansi Evaluasi Eksternal (Evaluasi Meso dan
Pemerintah (Mikro) Nasional)
45
45
RB GENERAL
Sasaran 1 : Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Efektif Lincah dan Kolaboratif 26 26
Bobot Bobot
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH)
Indeks SPBE Kementerian PANRB 9 9 V V
Kementerian PANRB dan 9 9
Capaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPN/ V V
Bappenas
• Capaian Prioritas Nasional (K/L) / Capaian IKU Makro (Daerah) 2 2 V V
• Capaian IKU (K/L) / Capaian IKU non Makro (daerah) 7 7 V V
Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan 8 8 V V
• Opini BPK 5 5 V V
• Tindak Lanjut Rekomendasi 3 3 V V
Total 26 26
SASARAN STRATEGIS 2
Indeks Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN/ Bappenas 1,5 1,5 ISS 1.2 V V
ISS 1.2
Tingkat maturitas SPIP BPKP 3 3 V V
ISS 1.3
Tingkat tindak lanjut pengaduan masyarakat (LAPOR) Kementerian PANRB 1 1,5 ISS 1.2 V V
Indeks Kualitas kebijakan publik Lembaga Administrasi Negara 1,5 1,5 ISS 1.2 V V
Indeks Reformasi Hukum Kementerian Hukum dan HAM 1,5 1,5 ISS 1.2 V V
SASARAN STRATEGIS 1 – Hard Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)
Tingkat Digitalisasi Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia 1,5 1 ISS 1.1 V V
Tingkat Kematangan Penyelenggaraan
Badan Pusat Statistik 1,5 1,5 ISS 1.1 V V
Statistik Sektoral
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Indeks Tata Kelola Pengadaan 1,5 1 ISS 1.3 V V
Barang dan Jasa Pemerintah
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Keuangan 1,5 - ISS 1.3 V V
Indeks Pengelolaan Aset Kementerian Keuangan 1,5 - ISS 1.3 V V
SASARAN STRATEGIS 2 – Soft Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)
Tingkat Penerapan Kebijakan Transformasi ISS 1.2
Kementerian PANRB 2,5 2,5 V V
Jabatan Fungsional ISS 2.4
ISS 1.2
Tingkat Implementasi Manajemen Talenta Kementerian PANRB 2,5 2,5 V V
ISS 2.4
SASARAN STRATEGIS 2 – Soft Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)
Bobot Bobot
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH)
Rencana Aksi Pembangunan RB General 3 3 V V
Tim Evaluator Nasional (TEN)
Tingkat Implementasi Rencana Aksi Pembangunan RB (Kemenpan RB)
7 7 V V
General
5353
Dukungan kebijakan
MANDAT RB
3
DYNAMIC GOVERNANCE 03 efisien baik; semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; komunikasi
dengan publik baik; hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan
Birokrasi semakin efektif, efisien, kerja, dan propengurangan kemiskinan)
dan bersih, dengan ciri agile dan
adaptif sehingga setara dengan
birokrasi kelas dunia. 2019
02 PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2014 Birokrasi berorientasi hasil,
URGENSI PENAJAMAN
ROADMAP RB 2020-2024
Pengguna
Indonesia
Middle Internet Terbesar
Emas 2045
Income Trap
Pandemi
COVID-19 Bonus
Demografi
RB Telah berhasil
memperbaiki tatakelola
1. Mendukung dalam berbagai aspek 2. Memberikan
capaian target Namun, upaya tersebut dampak kepada
pembangunan dianggap belum masyarakat.
nasional memperikan manfaat
nyata:
INTERNAL
PERLUNYA REFORMASI
BIROKRASI TEMATIK
PROBLEM HILIR
PROBLEM HULU (eksiting) (Perlu diperhatikan)
1. Kebijakan tata kelola pemerintahan pada level pusat (antar K/L) 1. Pelayanan publik
masih terkesan silo (fragmented) dan tumpang tindih, sehingga a. Dasar (pendidikan, kesehatan, akses pada air bersih)
menghasilkan kebijakan yang inkonsisten bagi Pemda
b. Administratif (KTP, KK, SIM, Akte)
2. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan akibat lemahnya c. Perijinan
pengawasan dan sistem merit
d. Sosial (bantuan sosial)
3. Inefisiensi dan pemborosan penggunaan anggaran
4. Budaya birokrasi: berAKHLAK yang belum terimplementasi 2. Stunting
dengan baik
3. Kemiskinan
5. Kualitas SDM ASN yang belum merata
6. Birokrasi belum adaptif terhadap perkembangan ilmu 4. Lapangan kerja
pengetahuan dan teknologi (Contoh: transformasi digital)
5. Perizinan
7. RB hanya bersifat proyek dan pemenuhan administrasi
8. Komitmen pimpinan daerah terhadap RB yang rendah. (Contoh:
6. Inflasi
belum ada reward and punishment)
KEKURANGAN & KRITIKAN
ATAS CAPAIAN RB
01 02 03 04
RB DIPANDANG TERTINGGAL JIKA MASIH MENGUKUR PELAKSANAANYA
BELUM BERDAMPAK DIBANDINGKAN DENGAN PROSES/ADMINISTRATIF TIDAK KOLABORATIF
Capaian RB selama ini NEGARA LAIN Penilaian kemajuan RB dipandang
dipandang belum
Dilihat dari berbagai indikator RB selama ini hanya sebatas
memberikan dampak dianggap lebih proyek dan
yang signifikan terhadap tata Kelola Pemerintahan, baik
secara nasional dan global, banyak mengukur dikerjakan oleh
capaian pembangunan.
kualitas tatakelola proses bukan pada Kementerian/unit
pemerintahan terus mengalami hasil/dampak tertentu.
peningkatan dari tahun ke
tahun namun jika
diperbandingkan dengan
negara-negara lain terutama di
ASEAN atau di ASIA, capaian
tersebut masih jauh tertinggal.
Road Map RB 2020-2024 (Permenpanrb 25/2020 Road Map RB 2020-2024 Penajaman (Permenpanrb 3/2023
Tujuan: Birokrasi yang bersih, efektif dan berdaya saing mendorong
Tujuan: Pemerintah yang baik dan bersih pembangunan nasional dan pelayanan publik
Sasaran: Birokrasi yang bersih dan akuntabel, kapabel dan pelayanan Goal Sasaran RB General: 1) Terciptanya tata kelola pemerintahan digital yang
public prima. Setting efektif, lincah, dan kolaboratif, dan 2) Terciptanya budaya birokrasi
(3 sasaran dan 8 area perubahan) BerAKHLAK dengan ASN yang profesional
Sasaran RB Tematik: Penekanan pada penyelesaian Isu Tematik
Kegiatan
yang Fokus Kegiatan utama ditetapkan dengan melihat tingkat efektivitas kegiatan
Kegiatan utama ditetapkan berdasarkan pada penjabaran dari 8 area
dan yang dapat memberikan kontribusi paling besar terhadap pencapaian
perubahan
Berdampak sasaran, berfokus pada implementasi kebijakan
RB GENERAL
MENDORONG BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN BERDAYA SAING
PERCEPATAN MENDORONG PEMBANGUNAN
Terciptanya tata kelola
NASIONAL DAN PELAYANAN Terciptanya budaya
PEMBANGUNAN PUBLIK pemerintahan digital yang birokrasi BerAKHLAK
NASIONAL efektif, lincah, dan dengan ASN yang
INDIKATOR OUTCOME kolaboratif profesional
• Indeks Reformasi Birokrasi
Nasional • Indeks SPBE • Employer Branding ASN
• Corruption Perception Index • Capaian Akuntabilitas Kinerja • Indeks BerAkhlak
(CPI) • Capaian Akuntabilitas Keuangan • Nilai Survei Penilaian Integritas
• E-Government Development • Nilai Survei Kepuasan
Index (GDI) Masyarakat
• Government Effectivenes Index
( GEI)
RB TEMATIK
RB yang mempercepat pengentasan kemiskinan dan mendorong daya saing
INDIKATOR IMPACT Indonesia dengan penyelesaian masalah tata kelola pada berbagai program
Capaian Indikator Kinerja pengentasan kemiskinan, peningkatan Investasi, akselerasi digitalisasi
administrasi pemerintahan (pengentasan stunting), RB Tematik Prioritas
Pemerintah:
Presiden.
• Tingkat kemiskinan Nasional Indikator:
• Tingkat realisasi investasi • Penurunan Tingkat Kemiskinan
Nasional • Peningkatan Realisasi Investasi
• Tingkat Pengendalian Stunting
• Tingkat Inflasi nasional • Laju inflasi
• Tingkat Penggunaan PDN • Tingkat Penggunaan PDN
FOKUS RB TEMATIK UNTUK PERCEPATAN
PENYELESAIAN MASALAH HILIR
RB TEMATIK
PRIORITAS
RB TEMATIK
PRESIDEN
PENANGGULANGAN RB TEMATIK RB TEMATIK
KEMISKINAN PENINGKATAN DIGITALISASI
INVESTASI ADMINISTRASI
dilakukan penguatan sinergi dan kolaborasi melalui perbaikan proses bisnis, PEMERINTAHAN
perbaikan data, perbaikan regulasi/kebijakan, penyediaan dukungan teknologi
dan informasi, serta reformulasi program/kegiatan agar lebih tepat sasara
12
RB TEMATIK
RB TEMATIK DIGITALISASI
RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN Administrasi Pemerintahan
Tematik Prioritas Presiden. Isinya Presiden selalu berpesan agar ‘’Pemerintah harus
merespon hal-hal yang mendesak (urgen) bergerak lebih lincah dan lebih cepat karena diera
karena resiko persoalannya akan muncul persaingan antar negara, yang cepat beradaptasi
segera dan dampaknya juga serius pada dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap
masyarakst. Hal tersebut perlu dikawal teknologi.’’ Pemerintah harus bersiap menghadapi
oleh seluruh level pemerintah. (Inflasi & disrupsi teknologi dan iklim digital yang dicirikan
Penggunaan PDN) dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity).. Pemerintah harus
berbenah dan membangun birokrasi digital
dengan fokus perbaikan pada digitalisasi
struktur, culture maupun kompetensi.
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2018-2022
Awal Pandemi COVID-19 Persentase
8,43% 8,4%
7,88% 7,97% 8,06% 7,98%
4,19 Juta 4,2 Juta
7,45% 4,07 Juta 4,05 Juta
7,25%
3,62 Juta 3,54 Juta 6,91% 6,82%
3,4 Juta 3,38 Juta
3,92 Juta 4 Juta
Turun 0,08%
atau setara dengan 17,36 ribu orang
terhadap angka Maret 2022.
Maret September Maret September Maret September Maret September Maret September
2018 2019 2020 2021 2022
10,55 10,42
10,14
9,82 9,75 350
10 9,32
8,7 8,44
8,02 300
7,73 7,72
8 7,34 7,1
6,8 6,73 250
120,12
225,04
140,25
147,12
183,67
276,67
155,34
199,91
474,74
186,28
258,61
201,14
137,39
109,82
50
87,13
266,1
194,1
31,47
37,91
83,44
26,59
93,96
79,15
12,73
31,16
64,36
0 Garut 0
Kota Tasikmalaya
Subang
Indramayu
Kuningan
Cirebon
Cianjur
Karawang
Sukabumi
Kota Banjar
Kota Bogor
Sumedang
Bogor
Kota Cimahi
Kota Bekasi
Kota Depok
Majalengka
Purwakarta
Ciamis
Kota Bandung
Tasikmalaya
Kota Cirebon
Pangandaran
Kota Sukabumi
Bandung
Bekasi
Bandung Barat
▪ Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan jumlah orang miskin terbanyak dan Kabupaten Indramayu dengan persentase tertinggi.
▪ Terdapat 15 kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan lebih tinggi dari provinsi.
KL 3
• Gap
• Penetapan kinerja didasarkan pada • Akar
Output dan Outcome
yang dihasilkan antar Logical framework Masalah
K/L masih silo • Prinsip: Sharing outcome
Debottlenecking Birokrasi: Akuntabilitas Kinerja
Debottlenecking Birokrasi:
15PROSES, TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS
KELEMBAGAAN, SDM, REGULASI, PENGAWASAN,PELAYANAN PUBLIK
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN & PERBAIKAN TATAKELOLA
KINERJA SAAT
INI
Outcome PROGRAM RB TEMATIK
CAPAIAN KINERJA CAPAIAN KINERJA
YANG DIINGINKAN
(Final Outcome dengan logical
GAP SAAT INI
(Final Outcome)
framework yang jelas)
IDENTIFIKASI
MASALAH
AKAR
MASALAH
TATA KELOLA
CAPAIAN
RENCANA AKSI
RENCANA AKSI
PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING
RENCANA AKSI
PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING
03
Permasalahan Penanggulangan Kemiskinan
berdasarkan Aspek Tatakelola
Koordinator
Tata Tata
Laksana Rencana Aksi
Rencana Aksi Laksana
Deregulasi Layanan
Kebijakan Publik
Koordinator Rencana Aksi Kualitas Rencana Aksi
• Sekretaris Daerah cq. layanan
Biro/Bagian Hukum 1. Identifikasi regulasi dan kebijakan ketidakselara atas
program
1. Reviu dan perbaikan pedoman
san antara
dan
Pelaksana 2. Revisi atas regulasi dan kebijakan regulasi &
kebijakan kegiatan 2. Survei kualitas pelayanan
• Seluruh OPD yang terkait masih
perencanaan dan kurang
pelaksanaan program optimal
penanggulangan
kemiskinan
Manejemen
SDM
Koordinator Rencana Aksi
• BKPSDM 1.Peningkatan kapasitas dan integritas Profesionali
Pelaksana tas SDM
• Seluruh OPD terkait 2. Kolaborasi dengan berbagai pihak Aparatur
belum
optimal
Contoh Rencana Aksi
Permasalahan Sasaran Indikator Target Rencana Aksi Indikator Target Keter Jumla Unit/Satuan
kaitan h Pelaksana
dgn anggar
T T T T Koord Plksan
masy an
W W W W a
I II III IV
Rendahnya Tersedianya 1 data 100% Rekonsiliasi data penduduk % data penduduk miskin 1 - - - Tidak Rp. Dinas Seluruh
kualitas dan database terpadu by miskin dan pemutakhiran data yang telah dimutakhirkan terkait XXX,- Sosial OPD
keterpaduan pengentasan name by sasaran terkait
database kemiskinan address by
yang terpadu NIK
Melakukan profiling penduduk % penduduk miskin yang - 1 - - Tidak Rp. Dinas Seluruh
miskin diprofiling terkait XXX,- Sosial OPD
terkait
Melakukan verifikasi dan validasi % data sasaran yang - 1 1 - Tidak Rp. Dinas Seluruh
terhadap data sasaran telah dilakukan verifikasi terkait XXX,- Sosial OPD
dan validasi terkait
Database Terpadu
MANAJEMEN TATAKELOLA PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS PROSES, KELEMBAGAAN, DAN TATA KELOLA, SDM, REGULASI, PENGAWASAN ,PELAYANAN PUBLIK
Sebaran
Penduduk Miskin
(Identitas,Alamat)
PERBAIKAN
BERKELANJUTAN
MONEV & (PERENCANAAN
Satu Data Lengkap Profil PERENCAN
PELAKSANAA PELAPORAN &
Penduduk Miskin di AAN
Indonesia N PROGRAM PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PROGRAM
Komponen & KEGIATAN PROGRAM & PROGRAM dan
Penyebab ( Nama, Alamat tempat Tingkat Garis & KEGIATAN
Kemiskinan Pengentasan KEGIATAN KEGIATAN
Kemiskinan tinggal, Tingkat Pengentasa
Kemiskinan Pengentasan TAHUN
Keparahan kemiskinan, n
di K/L/P Kemiskinan di BERIKUTNYA
Kategori usia, Komponen Kemiskinan
penyebab kemiskinan) K/L/P Pengentasan
di K/L/P
Kemiskinan di
K/L/P
Tingkat Keparahan
Penduduk Miskin
Feedback
Contoh Alternatif Solusi Data Kemiskinan belum
terpadu
Kementerian
Sosial
Pemkab
Sumedang
BEST
PRACTICE Manajemen Data Prov DIY
Kemiskinan (Manunggal Raharja)
MELAKUKAN
PEMERINGKATAN
IRISAN DTKS 2021 FASILITASI
MELAKUKAN
SCREENING DTKS REKOMENDASI DATA
PEMETAAN STATUS PENERIMA BANSOS
Temuan: 5 status kemiskinan,
PENERIMA BANSOS
perbedaan labelling Kemensos,
Temuan: duplikasi, data status prioritas groundchecking Menyaring data calon
kependudukan indikasi luar penerima bansos
DIY Temuan: berdasarkan NIK,
berdasarkan kriteria
berdasarkan wilayah
tertentu
• STRATEGI 01
Menyusun indikator dan kuesioner dalam
menentukan klasifikasi penduduk berdasarkan
tingkat kesejahteraan Sosial
• STRATEGI 02
Melakukan Survei terhadap Data DTKS yang
ada
• STRATEGI 03
Tk.Capaian
Tk.Capaian
causalitas
S2 PROGRAM KEGIATAN cau
KEGIATAN sali causalitas 5M (Man
T1 MENINGKATNYA Hasil
PROGRAM KEGIATAN power,Money,
causa
PENDAPATAN/
causalitas
PROGRAM KEGIATAN
Keluaran tas Process
MENURUNNYA litas KEGIATAN Material,Meth
KAPASITAS PRIORITAS K/L KEGIATAN od, Mechine
PENDUDUK sinergitas
PRIORITAS K/L sinergitas
sinergitas
KEMISKINAN K,L,P,BUMN/D, Swasta
sinergitas
IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI
Tk.Capaian
causalitas
cau
Tk.Capaian causalitas KEGIATAN sali
S3 causalitas
KEGIATAN
Keluaran causalitas 5M (Man
MENINGKATNY AKSES PROGRAM KEGIATAN tas
Process power,Money,M
Hasiil
PROGRAM KEGIATAN
INFRASTRUKTUR & aterial,Method,
PROGRAM PRIORITAS Mechine
PELAYANAN DASAR
MASYARAKAT MISKIN PRIORITAS
INSTRUMEN
SINKRONISASI
Sasaran,
Cakupan dan
Mekanisme Wilayah
Distribusi Penerima
manfaat manfaat
program Program
Integrasi dan Sinkronisasi PROGRAM Pengentasan Kemiskinan Pusat dan Daerah
Kinerja instansi Daerah harus dapat Kinerja instansi K/L harus dapat
berkontribusi pada pada capaian sasaran berkontribusi pada pada capaian sasaran
pembangunan Daerah & Nasional pembangunan nasional
PP RKP Integrasi
RKPD PP K/L
PEMDA KP K/L
PENGAMPU
PENGAMPU Renja
Renja RKA/DPA
K/L O
Sinkron K/L
Sinkron R P
Renja Renja Renja G E
OPD OPD OPD PN A G
PP K/L Renja
Renja RKA/DPA N
sinkron (Pengentasan PENGAMPU KP K/L A
Integrasi PENGAMPU K/L K/L I W
Kemiskinan) S A
RKA/DPA RKA/DPA RKA/DPA
sinkron Sinkron A I
OPD OPD OPD S
Renja RKA/DPA
Renja I
KP K/L K/L K/L
PP K/L
PENGAMPU
PENGAMPU
Sinkron
Logical
Framewo
rk
SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA/BUMN/SWASTA
Inklusi Pemberdayaa
n Sosial
keuangan (inklusi soial)
▪ Tabungan keluarga ▪ Pelatihan Life skill keluarga miskin (Dinsos,
(Perbankan,DP3AKB,DPMDesa) Disnaker, DPMDesa, BKKBN, DP3AKB,TP PKK)
▪ Manajemen keuangan keluarga ▪ Integrasi Sosial (DP3AKB, Disdik, bakesbang,TP
(DP3AKB,Dinsos) PKK)
Catatan : memasukan konsep Graduasi kemiskinan Lembaga BRAC-ultra graduation
UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT DI TAHUN 2022
3
ALOKASI ANGGARAN PERANGKAT DAERAH UNTUK
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2023
Rp2.639.865.328.249 *)
Dinas Pendidikan 1.606.856.941.237
Dinas Kesehatan 402.726.621.916
Dinas Sosial 28.678.271.628
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan 9.140.980.000
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 10.183.817.000
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 9.721.851.884
Dinas Pemberdayaan Perempuan
1.133.576.500
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 21.766.188.250
Dinas Kelautan dan Perikanan 9.813.034.624
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 771.854.820
Dinas Perkebunan 17.181.555.530
Dinas Kehutanan 20.137.155.003
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil 57.969.342.880
Dinas Perumahan dan Permukiman 253.283.267.810 *) Tagging
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1.351.059.287 perhitungan
Dinas Sumber Daya Air 189.149.809.880 sementara
3
KEMISKINAN DAN DAERAH KUMUH
Pendapatan
rendah
Pengeluaran
rendah
• Salah satu aspek kemiskinan adalah akses
terhadap sarana perumahan pemukiman yang
layak rendah
Aspek Jalan
Ekonomi Lingkungan • Salah satu kriteria perumahan dan pemukiman
Kemiskinan
Bangunan layak adalah ketersediaan sarana dan sistem
persampahan
Drainase
Lingkungan
• Perbaikan pengelolaan persampahan di wilayah
Minim
dengan jumlah penduduk miskin, diharapkan
Pemukiman Pengolahan
Akses
Pendidikan Aspek
Tidak Layak/
Kumuh
Air Limbah dapat meningkatkan kualitas hidupnya
Sosial • Pengolahan sampah bernilai ekonomis,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
Proteksi
Akses Kebakaran Pengelolaan
Sampah
masyarakat miskin sekaligus menjadi alternatif
Kesehatan Sanitasi
Rendah Buruk sumber pendapatan
Sulitnya
Akses Air
bersih
Sumber :
1. Lia Andriana, & Asnawi Manaf, 2017, Relevansi Aspek Kemiskinan dan Fisik
Lingkungan Kumuh Pada Penentuan Lokasi Penerima Program KOTAKU, Jurnal
Pengembangan Kota
2. Pemerintah Kota Bandung, 2019, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13
40
CROSS CUTTING KEMISKINAN
TEMA PERLINDUNGAN SOSIAL
Perda Nomor 4 Tahun 2020
MENINGKATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENURUNKAN
KEMISKINAN ULTIMATE OUTCOME
SASARAN PROGRAM
MENINGKATNYA AKSES KEBUTUHAN
MENINGKATNYA AKSES LAYANAN
POKOK WARGA MISKIN
DASAR WARGA MISKIN
IMMEDIATE
OUTCOME
SASARAN
PROGRAM
IMMEDIATE
MENINGKATNYA MENINGKATNYA
MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA OUTCOME
PEMBINAAN PEMBERDAYAAN
KOMPETENSI KESEMPATAN PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN PELAKU USAHA
HUBUNGAN MASYARAKAT SASARAN
TENAGA KERJA KERJA USAHA MIKRO USAHA MIKRO PANGAN
INDUSTRIAL PANGAN KEGIATAN
Pengampu:
Pengampu: DKUKM Pengampu: DKPP
Disnaker
PROVINSI DIY
BEST PRACTICE
3. Memperkuat Monev
• Tagging Sengguh
Penentuan lokasi prioritas: 15 kecamatan prioritas kemiskinan tahun 2021
• Evaluasi Mikro
• Intervensi kemiskinan Kab/ kota masuk dalam Rapot Kinerja Kab/
Kota
05
BEST PRACTICE
PENTAHELIX KUNCI
• UMKM-P-IRT birokrasi)
PK Gubernur
Persentase PMKS yang Persentase PSKS dan masyarakat persentase penduduk Presentase Rumah
Persentase pengeluaran Kontribusi jumlah WUB
memperoleh pemenuhan sasaran yang meningkat yang menempati tempat Tangga berakses listrik
rata-rata per kapita sebulan terhadap jumlah UKM
kebutuhan kemampuan dan partisipasinya tinggal yang
untuk makanan dalam penyelenggaraan
dasar, perlindungan, jaminan Layak
kesosserta mampu mewujudkan
sosial, dapat hidup mandiri
nilai-nilai keperintisan,
dan berfungsi sosial kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
PK Eselon II (Kepala
OPD)
Kelompok Program dan
Aktivitas Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan
(Perda DIY 11/2019 tentang Kemiskinan
Penanggulangan Kemiskinan)
UU 23 2014,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 UU 23 2014, RPKD
Pasal 272-273
TAHUN 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Pasal 263-264
Perencanaan Rencana
Penanganan Fakir Miskin Melalui Rencana
Pembangunan Pembangunan RPJMD
Pendekatan Wilayah Perangkat Daerah
Daerah Daerah (Renstra dan Renja)
RAT
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
53 TAHUN 2020 Tentang Tata Kerja dan
Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan LP2KD
Kelembagaan dan SDM TKPKD Kab/Kota Monitoring progres program Surat Wakil Gubernur DI.
RKPD
penanggulangan kemiskinan Yogyakarta selaku Ketua
dan tagging yang dilakukan TKPKD DIY kepada OPD dan
OPD dan Kabupaten _Kota Kab_Kota No. 456/7087
PERATURAN DAERAH DI. YOGYAKARTA
melalui Desk Timbal Balik tertanggal 05 April 2021
NOMOR 11 TAHUN 2019 Tentang Bidang Pengendalian tentang Inventarisasi
Penanggulangan Kemiskinan. Program Penanggulangan
Kemiskinan
Perlindungan dan Jaminan Sosial jumlah OPD terkait: 8 Jumlah Kegiatan: 19
• Indeks Ketahanan Daerah Jumlah APBD
• Presentase penduduk yang menempati tempat jumlah Program: 11 Rp169.172.027.743
tinggal layak Jumlah Realisasi
• Presentase Pemenuhan Standar Mutu Pelayanan Rp124.281.217.686,00
Kesehatan
Dukungan Program/Kegiatan Jumlah Kegiatan: 33
Rehabilitasi Sosial jumlah OPD terkait: 6
Penanganan Kemiskinan TA. 2021
• Persentase pengeluaran rata-rata per kapita Jumlah APBD
jumlah Program: 7 Rp24.167.854.675,00
sebulan untuk makanan
• Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan Jumlah Realisasi
kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, Rp20.692.053.595,00
dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
• Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang
jumlah OPD terkait: 19 Jumlah Kegiatan: 47
meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam
penyelenggaraan kesos serta mampu
Program Jumlah APBD
Meningkatnya derajat mewujudkan nilai-nilai keperintisan, jumlah Program: 34 Rp56.536.017.439,00
Penangggulangan kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
ekonomi masyarakat Jumlah Realisasi
Kemiskinan Rp50.540.094.409,00
Masih Belum
Tercapainya Target
Kemiskinan di DIY
PROVINSI JAWA
TIMUR
Target kemiskinan pedesaan dan
mengurangi disparitas desa & kota
dengan lokasi pilot project di 12 Desa
pada 6 Kab/Kota
07
INOVASI PENGENTASAN KEMISKINAN – KELUARGA CEMARA
EKOSISTEM PKK:TANGINAS Cangker Terpana EKOSISTEM
DPPKB :Genrenger
Genrengerin
PEMBERDAYAAN in Action DP3A : PUSPAGA
PUSPAGA PERLINDUNGAN
Action
PENGUATAN PERAN
KELUARGA
Perlindungan (Jaminan Sosial) &
DKPP :Buruan SAE Pemberdayaan Masyarakat Miskin
PUSKESOS DSDABM:
DINSOS
SEPAKAT Rehabilitasi Drainase dan Jalan
PENINGKATAN
PEMANFAATAN DATA DTKS SINERGI KEBIJAKAN KEMAMPUAN
DAN PROGRAM DAN
Disnaker & Disbudpar:
PENANGGULANGAN PENDAPATAN Diklat Vokasi dan Co Working Space
KEMISKINAN MASYARAKAT
MISKIN DPPKB: UPPK
58
HASIL PENILAIAN EVALUATOR MES
68
DALAM EVALUASI
BOBOT
PENILAIAN PUSAT PEMDA
RB GENERAL
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PENUTUP 17
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gambar 2.1
A. Identifikasi Permasalahan Data Stunting
Ultimate
Outcome Hubungan sebab-akibat dan keselarasan
INTERVENSI
LOGFRAME
Memahami kondisi-kondisi yang ingin TATA KELOLA
diwujudkan dan faktor keberhasilan
berdasarkan logframe yang telah
disusun
PERENCANAAN
PROSES
DEBOTTLENECKING & BISNIS
SDM
PENGANGGARAN
Menganalisis dan menemukan
debottlenecking dari 6 unsur tata kelola
yang bisa diintervensi
TEKNOLOGI
MERUMUSKAN RENCANA AKSI INFORMASI INOVASI PENGAWASAN
Jumlah pelatihan
Terlaksananya pelatihan Dinas Kesehatan, Dinas
pengelolaan data /
pengelolaan data / sistem Kegiatan 1 1 1 1 Tidak Terkait Rp. XXX ,- Perkim, Dinas Kominfo,
sistem informasi
informasi stunting Dinas lain terkait
stunting
dst. (sesuai
logframe)
dst. (sesuai
logframe)
Tersedianya
Rendahnya kualitas % perangkat Terlaksananya Pemetaan Jumlah laporan hasil Dinas Kesehatan, Dinas
perangkat
infrastruktur Sistem pendukung Sistem kebutuhan perangkat pemetaan kebutuhan KB, Dinas Perkim,
pendukung sistem 100% Laporan 1 - - - Tidak Terkait Rp. XXX ,- Dinas Kominfo
Informasi Stunting Informasi yang pendukung perangkat pendukung Kecamatan, Pemerintah
informasi yang
sesuai standar Sistem Informasi Sistem Informasi Desa
berkualitas
% Pengadaan Dinas Kesehatan, Dinas
Terlaksananya Pengadaan
Perangkat Pendukung KB, Dinas Perkim,
Perangkat Pendukung
% Sistem Informasi 1 1 1 1 Tidak Terkait Rp. XXX ,- Setda (UKPBJ) Kecamatan, Pemerintah
Sistem Informasi
sesuai dengan hasil Desa, Dinas Kominfo,
pemetaan kebutuhan Dinas Lain terkait
dst. (sesuai
logframe)
RUANG LINGKUP
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Laporan Hasil Evaluasi Internal (LHEI)
berisi catatan dan rekomendasi atas
Tim yang dibentuk secara khusus untuk pelaksanaan RB internal
melakukan pengawasan pelaksanaan RB
Data ibu hamil dan balita yang tidak Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS)
lengkap serta resistensi dalam adalah sistem informasi yang dibangun
menerima intervensi menjadi untuk data dasar intervensi dan
penghambat penanganan stunting pengambilan kebijakan.
Narahubung Nomor HP
Narahubung Nomor HP
Narahubung Nomor HP
Narahubung Nomor HP
Kunjungan ibu hamil dan balita yang AYO CETING adalah aplikasi berbasis
rendah di posyandu dan kurang android yang bisa digunakan melalui
optimalnya edukasi mengakibatkan smartphone oleh tenaga kesehatan dan
tingginya angka stunting masyarakat umum
Narahubung Nomor HP
dr. Ulfia Izzati (Tim Penanganan Stunting Kota 0823 - 5869 - 5000
Padang)
Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 16
BAB III PENUTUP
Modul ini disusun sesuai dengan hasil analisis dan kunjungan lapangan tim Kementerian PANRB
pada beberapa pemerintah daerah yang dipandang telah baik menerapkan digitalisasi
pemerintahan dalam penanganan stunting. Secara substansi, modul ini dapat menjadi rujukan atau
panduan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan rencana aksi sebagai upaya penurunan
stunting dengan pemanfaatan teknologi informasi. Disamping itu, dalam penulisan modul ini
tentu belum secara sempurna memberikan gambaran lengkap dan detail terkait langkah-langkah
dalam penurunan stunting yang tepat di setiap pemerintah daerah, karena bergantung dari kondisi
permasalahan masing-masing daerah. Maka diharapkan kepada pemerintah daerah agar
senantiasa meningkatkan kualitas koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam
penanganan stunting sehingga tujuan dari pelaksanaan RB tematik bisa dilakukan secara tepat dan
cepat.