Anda di halaman 1dari 299

REFORMASI BIROKRASI

DALAM UPAYA PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN


DAN PENGHAPUSAN KEMISKINAN EKSTREM

Dr. Ir. Suprayoga Hadi, MSP


Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan
Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden RI/Sekretaris Eksekutif TNP2K

Sosialisasi dan Asistensi RB Tematik dan Perubahan Road Map


Reformasi Birokrasi 2020-2024 Provinsi Jawa Barat
Bandung, 9 Juni 2023
1
Kebijakan dan Strategi Pelaksanaan PPKE
• Memastikan kelompok miskin ekstem
memperoleh program perlindungan
sosial.
• Memastikan komplementaritas program
perlindungan sosial pusat dan program di • Membuka Akses pada pekerjaan dan
daerah. infrastruktur dasar yang layak.
• Mengembangkan dan melaksanakan • Peningkatan kapasitas sumber daya
inovasi kebijakan program perlindungan manusia.
Pengurangan
sosial terutama untuk kelompok rentan, • Peningkatan kapasitas pelaku usaha
Beban
anak, penyandang disabilitas dan lansia UMKM.
• Melibatkan Multipihak; komunitas, Pengeluaran
Masyarakat • Menyediakan dan mempermudah
universitas dan swasta. akses pembiayaan UMKM.
• Meningkatkan akses masyarakat miskin
ekstrem terkait pendidikan, kesehatan
dan administrasi kependudukan (NIK,
Akta kelahiran, dsb). Penurunan Peningkatan
Jumlah Kantong- Pendapatan
Kantong Masyarakat
Kemiskinan.
• Peningkatan akses layanan dasar.
• Meningkatkan konektifitas antar
wilayah.
• Mendorong konvergensi anggaran.
• Memastikan konsolidasi program.
• Meningktkan kerjasama multi pihak.

2
Pelaksanaan Program Penghapusan Kemiskinan Ekstrem 2022

Meningkatkan Pendapatan
Pendekatan individu/keluarga/komunitas Meningkatkan Meminimalkan
Menurunkan Beban
Pendapatan Kantong Kemiskinan
Pengeluaran (Rp427.518 M)
(Rp. 54.047 M) (Rp16.004,3 M)
Menurunkan Beban Pengeluaran
Pendekatan individu/keluarga
• Bantuan Pangan Non Tunai • Kredit Usaha Rakyat • KemenPUPR
(BPNT): Kemensos (KUR): Kemenko Ekon • Bantuan Stimulan
• Program Indonesia Pintar • Program Kewirausahaan Perumahan
KUR ProKUS (PIP): Kemendikbud (ProKUS): Kemensos Swadaya (BSPS)
BPNT KIP PBI JKN-KIS JKP
• Penerima Bantuan Iuran • UMKM: Kemenkeu, • Kota Tanpa Kumuh
Jaminan Kesehatan (PBI JK): Kemenkoekon, (Kotaku);
BPJS Kesehatan Kemenkop UKM, • Penyediaan Air
• Program Keluarga Harapan Kemen LH, Kemenpar Minum dan Sanitasi
PKH Subsidi Subsidi BLT- Bansos (PKH): Kemensos • Pelatihan: Kemendes, Berbasis
listrik LPG DD upah • Jaminan Kehilangan KKP, Kemenaker, Masyarakat
UMKM Vokasi
Pekerjaan (JKP): Kemenko Ekon, (Pamsimas)
Meminimalkan wilayah kantong kemiskinan BPJS Ketenagakerjaan Kemenkop UKM, Kemen • Sanitasi Berbasis
Pendekatan komunitas/wilayah • Subsidi listrik: LH, Kementan, PUPR Masyarakat
KemenESDM-PLN • Vokasi: KKP, (Sanimas)
• Subsidi LPG: Kemenparekraf • BUMN dan Swasta
KemenESDM-Pertamina • Padat Karya: (CSR)
Padat BSPS Pamsimas Sanimas Pelatihan • Bansos upah: Kemenaker Kementerian Kelautan,
karya • BLT DD: KemendesPDTT PUPR, Kementan

CSR Kotaku

3
(Tantangan) Tiga Kunci Utama
Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem

• Pelaksanaan program • Sesuai arahan Presiden, Data P3KE


dijalankan sesuai dengan agar digunakan untuk berbagai
prinsip dan mekanisme program penghapusan kemiskinan
program yang telah ekstrem sehingga dapat diarahkan
ditentukan Kualitas Perbaikan
Implementasi Pensasaran
kepada sasaran yang tepat.
• Kualitas Pelaksanaan • Data P3KE telah dilengkapi
.
program dapat diukur dengan Nama, Alamat, Indikator
melalui Pemantauan dan Sosial dan Ekonomi yang
evaluasi diperlukan, serta Peringkat
Kesejahteraan
Konvergensi
Program • Data P3KE dapat diakses melalui
laman:
https://p3ke.kemenkopmk.go.id/

Gubernur, Bupati/Wali Kota dengan perangkat


TKPK Provinsi/ Kabupaten/Kota melakukan
keterpaduan serta sinergi program dan
anggaran baik dari APBN, APBD, APBDes
maupun anggaran nonpemerintah lainnya. 4
Agenda Setting untuk Perbaikan Program dan Mendorong
Koordinasi Antar K/L serta Sinkronisasi Program untuk Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan

1 Disain dan kelompok program

Program
Kementerian 2 Cakupan, sasaran dan wilayah
penerima manfaat Program
dan Lembaga
3 Mekanisme distribusi manfaat
program
Program
penanggulangan
Program kemiskinan
Pemerintah Instrumen terintegrasi dan
Daerah Sinkronisasi lebih berdampak

Program BUMN Rapat koordinasi berkala dipimpin


dan Swasta Wakil Presiden Selaku Ketua TNP2K
Rapat Pleno TNP2K perlu dilakukan secara reguler:
- Bulan: Januari, April, Juli, Oktober, Desember
- Agenda: Koordinasi, Pemantauan Program, Penyerapan Anggaran, Evaluasi Program,
Agenda/Priority Setting Tahun Berikutnya
5
Langkah Konkret Pemerintah Daerah

1. Kemiskinan ekstrem disebabkan oleh masalah multi-dimensi yang membutuhkan


upaya kerja sama multi-sektor, lintas pemerintahan dan pelibatan aktor non-
pemerintah.
2. Tiga instrumen utama kebijakan percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem pada
tahun 2024 adalah konvergensi dan perbaikan akurasi pensasaran program
a. Perbaikan akurasi pensasaran didorong dengan pemanfaatan data pensasaran (data P3KE)
memiliki rangking kesejahteraan dan yang mengandung karakteristik sosial ekonomi
b. Konvergensi dengan memastikan program lintas sektor dan lintas lapis pemerintahan dapat
menjangkau wilayah/kantung kemiskinan dan kelompok miskin ekstrem
c. Menjaga kualitas pelaksanaan program agar dapat diukur, sesuai prinsip dan mekanisme
program yang telah ditentukan
3. Kondisi kemiskinan ekstrem yang sangat dinamis: masuk dan keluar kondisi
kemiskinan ekstrem dapat terjadi dalam waktu pendek
a. Pensasasaran program perlu ditujukan pada sekitar 1,5-2 kali tingkat kemiskinan ekstrem –
menjangkau keluarga miskin ekstrem dan “rentan miskin ekstrem”
b. Prioritas dengan memastikan keluarga exclusion error memperoleh program yang
diperlukan

6
Kerja Bersama
Hapus Kemiskinan Ekstrem

7
Oleh:
Dr. Drs. La Ode Ahmad Pidana Bolombo, AP., MSi.
Staf Ahli Menteri Dalam Negeri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

1
PERKEMBANGAN REFORMASI
BIROKRASI PEMERINTAH DAERAH
1
PENAJAMAN
PERMASALAHAN, 2 REFORMASI BIROKRASI
DALAM PERCEPATAN
TANTANGAN DAN ISU
STRATEGIS/HOT ISSUES 3 PERBAIKAN TATA
PENERAPAN REFORMASI KELOLA PEMERINTAHAN
BIROKRASI PEMERINTAH
DAERAH YANG
PERAN KEMENDAGRI DALAM
BERDAMPAK
4 MENDUKUNG PERCEPATAN
REFORMASI BIROKRASI BERDAMPAK
PEMERINTAH DAERAH

2
1

3
KUNCI UTAMA REFORMASI BIROKRASI

4
STRATEGI REFORMASI BIROKRASI

Sumber: Materi Paparan Prof. Dr. Eko Prasojo dalam kegiatan Rakor Percepatan RB Pmerintahan Daerah, pada tanggal 9 Juni 2021

5
GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI

VISI
Terwujudnya
2019 Pemerintahan Berkelas
PERFORMANCE BASED BUREAUCRACY Dunia
Birokrasi berorientasi hasil, manajemen kinerja
diterapkan, dan didukung SPBE. • Pemerintahan yang
bebas KKN
• Profesional
• Memberikan
pelayanan prima
2014
RULE BASED BUREAUCRACY 2024
Birokrasi cenderung kaku dan berorientasi
pada aturan. DYNAMIC GOVERNANCE
Birokrasi semakin efektif, efisien, dan bersih, dengan
ciri agile dan adaptif sehingga setara dengan birokrasi
kelas dunia.

Sumber: Perpres 81 Tahun 2010


6
MENDAGRI MINTA GUBERNUR AWASI RB DI DAERAH

“ Untuk dapat
mengimplementasikan
Sehingga, Pemda juga
harus mampu
menghadirkan reformasi
reformasi birokrasi, Mendagri birokrasi yang substantial.
meminta komitmen para Artinya, kinerja birokrasi
kepala daerah. Seperti itu dirasakan langsung
mengubah pandangan bahwa manfaatnya oleh
masyarakat,
reformasi birokrasi implementatif secara
merupakan kebutuhan daerah, nyata, serta inklusif
bukan sekadar untuk dengan bersinergi dengan
mendapatkan penilaian yang berbagai stakeholder
termasuk pelibatan peran
baik dari pusat. serta masyarakat di
Muhammad Tito Karnavian dalamnya.
Menteri Dalam Negeri

Sumber: www.idntimes.com (Disampaikan pada Seminar Nasional Reformasi Birokrasi Kemenkopolhukam pada tanggal
1 Desember 2021

7
PROGRES HASIL EVALUASI REFORMASI BIROKRASI
TAHUN 2018-2021
Tren Rata-rata Indeks Reformasi Birokrasi
REFORMASI BIROKRASI:
76 75.65 APA YANG SUDAH
75 74.63 DIHASILKAN?
74
73.91 67 Hasil evaluasi RB Nasional
65.63

73
66
Tahun
2021 Indeks rata-rata
65 64.23 64.28
72.35
64 57.66
72 58
Kementerian/Lembaga
63
71 62
57
adalah 75,65, untuk rata-rata
55.97

70 61 60.65
56 Pemerintah Daerah Provinsi
2018 2019 2020 2021 60 55 adalah 65,63 dan
53.85
59 54 53.44 Kabupaten/Kota adalah
58
53 53,44
KEMENTERIAN/LEMBAGA 2018 2019 2020 2021
52

PROVINSI 51 ”Indeks RB Kemendagri Tahun


2021 adalah 78,53 Kategori
2018 2019 2020 2021

BB, posisi berada diatas rata-


KABUPATEN/KOTA rata Indeks K/L, dan untuk
Sumber: Kementerian PAN-RB
Tahun 2022 adalah bernilai
79,17”
8
CAPAIAN KINERJA REFORMASI BIROKRASI
MEWUJUDKAN REFORMASI BIROKRASI YANG BERKUALITAS
Indikator : % IP yang memiliki indeks RB “Baik” (kategori B ke atas)

REALISASI Target : K/L: 96% | Prov: 82% | Kab/Kota: 65%

K/L: 98,75% (2022)


80 dari 81 K/L yang dievaluasi
sudah berpredikat B ke atas,
INDONESIA
dengan rincian Kategori B: 11,
• Jumlah Total Kabupaten/Kota : 514
BB: 58, A: 11
• Jumlah Kabupaten/Kota Jawa & Bali : 128
Prov: 88.23% • Jumlah Kabupaten/Kota Luar Jawa & Bali : 386
30 dari 34 Provinsi sudah berpredikat
B ke atas dengan perincian: B: 24;
BB: 2; A: 4 SEBARAN NILAI RB PREDIKAT B & BB PEMDA KAB/KOTA
Perubahan predikat:
Naik ke B
Naik ke A
:2
:3 166 103 63
Kab/Kota: 32.09%
166 Kab/Kota sudah berpredikat B 100% 62% 38%
ke atas dengan perincian: B: 143; Jumlah
Jumlah kabupaten/kota Jumlah kabupaten/kota
BB: 21; A: 2 kabupaten/kota
dengan Predikat RB B, dengan Predikat RB B &
dengan Predikat RB B,
BB & A di seluruh BB di Luar Jawa & Bali
Perubahan predikat: BB & A di Jawa & Bali Sumber : Kementerian
Naik ke B : 27 Indonesia PAN-RB

Naik ke BB : 11
Naik ke A :2 Pada tahun 2022, terdapat kenaikan predikat RB minimal baik (“B”) pada 40 Pemerintah Daerah, 15
Pemda diantaranya berada di luar jawa dan 25 berada di Jawa dan Bali.

9
HASIL EVALUASI INDEKS RB PEMERINTAH PROVINSI 2019-2022

Target Tingkat Provinsi dengan Indeks RB “B”


INDEKS RB PROVINSI keatas sesuai RPJMN 2020-2024 dengan uraian
sebagai berikut :
24 • Tahun 2020 = 70% atau 24 Provinsi;
25 22
25
22 • Tahun 2021 = 76% atau 26 Provinsi;
JUMLAH PEMPROV

20 • Tahun 2022 = 82% atau 28 Provinsi;


15 • Tahun 2023 = 91% atau 31 Provinsi;
10
4 • Tahun 2024 = 100% atau 34 Provinsi.
0 5 2 6 4
5
0 1
4 7 0
0 1 4 0 2022
0 1 0 0
0 4 2021
0 0 2020
0 Hasil Capaian Tingkat Provinsi dengan Indeks
AA A 0 2019
RB “B” keatas sebagai berikut:
BB B CC C • Tahun 2019 = 88,42% atau 30 Provinsi;
D • Tahun 2020 = 79,41% atau 27 Provinsi;
2019 2020 2021 2022 • Tahun 2021 = 82,35% atau 28 Provinsi;
• Tahun 2022 = 88,24% atau 30 Provinsi;
Sumber : Data RPJMN 2020-2024
Sumber : Kementerian PAN-RB

10
HASIL EVALUASI INDEKS RB PEMERINTAH KAB/KOTA 2019-2022

Target Tingkat Kab./Kota dengan Indeks RB “B”


INDEKS RB KAB/KOTA keatas sesuai RPJMN 2020-2024 dengan uraian
sebagai berikut:
• Tahun 2020 = 20% atau 103 Kab/Kota;
200 184 • Tahun 2021 = 30% atau 155 Kab/Kota;
143 166 • Tahun 2022 = 50% atau 257 Kab/Kota;
JUMLAH PEMDA

150 • Tahun 2023 = 60% atau 309 Kab/Kota;


126 148 137
113 • Tahun 2024 = 75% atau 360 Kab/Kota.
116 123
100 118
106
21 Hasil Capaian Tingkat Kab./Kota dengan Indeks RB
0 2
50 0
“B” keatas sebagai berikut:
0 12 70
0 0 8 1 2022 • Tahun 2019 = 41,72% atau 126 Kab/Kota;
0 0 0 • Tahun 2020 = 31,08% atau 124 Kab/Kota;
0 8 2021
4 • Tahun 2021 = 33,98% atau 139 Kab/Kota;
2020
AA A 0 2019 • Tahun 2022 = 35,77% atau 166 Kab/Kota*);
BB B CC C *) Hanya sebanyak 464 Kab/Kota yang dilakukan
D evaluasi, sedangkan terdapat sebanyak 44
Kab/Kota yang tidak dievaluasi/tidak melakukan
2019 2020 2021 2022 pelaporan PMPRB pada tahun 2022

Sumber : Kementerian PAN-RB Sumber : Data RPJMN 2020-2024

11
LAPORAN HASIL EVALUASI RB PEMDA
SE-JAWA BARAT TAHUN 2021-2022
TAHUN TAHUN
NO INSTANSI DAERAH NO INSTANSI DAERAH ALOKASI ANGGARAN DALAM
2021 2022 2021 2022
REFORMASI BIROKRASI
Provinsi Jawa Barat BB A 14 Kabupaten Purwakarta B B

1 Kabupaten Bandung B B 15 Kabupaten Subang CC CC NAMA DAERAH ANGGARAN


TOTAL ANGGARAN
T.A
REFORMASI BIROKRASI

2 Kabupaten Bandung Barat CC B 16 Kabupaten Sukabumi B B


Se-JAWA BARAT 14.305.281.518,00 205.314.924.672,00 2021
3 Kabupaten Bekasi CC CC 17 Kabupaten Sumedang B BB Se-JAWA BARAT 11.264.039.114,00 177.705.473.364,00 2022

4 Kabupaten Bogor B B 18 Kabupaten Tasikmalaya CC CC Sumber Data: Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD), Ditjen Bina
Keuangan Daerah Kementerian Dalam Negeri, 2021-2022.
5 Kabupaten Ciamis CC B 19 Kota Bandung BB BB Catatan : Anggaran tersebut berdasarkan dengan APBD induk

20 Kota Banjar CC CC SUMMARY


6 Kabupaten Cianjur B B
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pemerintah Daerah
7 Kabupaten Cirebon CC CC 21 Kota Bekasi B B (SIPD) Ditjen Bina Keuangan Daerah Kementerian Dalam
Negeri Tahun 2021-2022, dapat disimpulkan bahwa:
8 Kabupaten Garut B B 22 Kota Bogor B BB
1. Anggaran APBD dalam rangka Reformasi Birokrasi untuk
23 Kota Cimahi B B Pemda Se-Jawa Barat memiliki kontribusi sebesar 6.97%
9 Kabupaten Indramayu CC CC dari total keseluruhan Anggaran APBD untuk Reformasi
10 Kabupaten Karawang 24 Kota Cirebon B B Birokrasi pada tahun 2021;
B B
2. Sedangkan Anggaran APBD dalam rangka Reformasi
11 Kabupaten Kuningan CC CC 25 Kota Depok B B Birokrasi untuk Pemda Se-Jawa Barat memiliki penurunan
kontribusi sebesar 6.34% dari total keseluruhan Anggaran
12 Kabupaten Majalengka CC CC 26 Kota Sukabumi B BB APBD untuk Reformasi Birokrasi pada tahun 2022;
3. Terdapat penurunan pengalokasian total keseluruhan
13 Kabupaten Pangandaran CC CC 27 Kota Tasikmalaya B B Anggaran APBD untuk Reformasi Birokrasi pada tahun
2022 sebesar 13.4% atau senilai 27.609.451.308,00.
Sumber : Kementerian PAN-RB

12
2

13
AGENDA PRIORITAS PERCEPATAN
REFORMASI BIROKRASI 2022
Pembangunan Sistem Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah (Collaborative Working
Arrangement Penanggulangan Kemiskinan)

Percepatan Mal Pelayanan Publik dan


Mal Pelayanan Publik Digital

Perbaikan Reformasi Birokrasi di


Daerah

Penyederhanaan Birokrasi

Implementasi Sistem Pemerintahan


Berbasis Elektronik

14
TUGAS KEMENDAGRI SEBAGAI LEADING INSTITUTIONS YAITU SEBAGAI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH
DAERAH DALAM PELAKSANAAN KEBIJAKAN RB NASIONAL
REFORMASI BIROKRASI GENERAL (9 KEBIJAKAN BIROKRASI DIGITAL YANG DITETAPKAN MENJADI STRATEGI
UTAMA)
1. Percepatan Transformasi Organisasi Berbasis Kinerja dan Agile;
2. Percepatan Transformasi Jabatan Fungsional;
3. Percepatan Transformasi Squad Model;
4. Percepatan Implementasi SPBE melalui Pembangunan SuperApps-Layanan Digital Pemerintah Terintegrasi;
5. Percepatan Implementasi Manajemen Talenta dan Mobilitas SDM ASN;
6. Penguatan Kerja Kolaboratif (collaborative working) berbasis kinerja melalui SAKP Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
(SAKP);
7. Pembangunan MPP dan MPP Digital Services;
8. Penguatan Pengawasan dengan four line of defense;
9. Penguatan Kebijakan Publik berbasis bukti dengan Big Data dan Artificial Intelligent.

REFORMASI BIROKRASI TEMATIK (PENETAPAN ISU PRIORITAS)


1. Penanggulan Kemiskinan;
2. Peningkatan Investasi;
3. Digitalisasi Administrasi Pemerintahan;
4. Percepatan Prioritas Aktual Presiden.
a. Penggunaan Produk Dalam Negeri
b. Pengendalian Inflasi

15
HASIL DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2022-2024 LEVEL MESO
SASARAN STRATEGIS 1: Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Lincah, Kolaboratif, dan Akuntabel
Kebijakan Percepatan
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.1 Terimplementasikannya Kebijakan Kementerian Terlaksananya monitoring dan 2021 Kementerian PANRB,
Penyederhanaan Birokrasi PANRB evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri
Indikator kebijakan penyederhanaan
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang birokrasi pada
telah mengimplementasikan penyederhanaan kementerian/lembaga/pemerin
birokrasi dengan Baik tah daerah

Target
100% pada tahun 2024

S.2 Terimplementasikannya Kementerian Terlaksananya monitoring dan 2024 Kementerian PANRB,


kebijakan sistem kerja PANRB evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri
baru dan fleksibilitas kebijakan sistem kerja pasca
bekerja pegawai ASN penyederhanaan birokrasi
Indikator dan sistem kerja
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang
telah mengimplementasikan kebijakan sistem
kerja baru dengan model fleksibel dengan Baik

Target
100% pada tahun 2024

16
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.4 Terimplementasikannya Sistem Perencanaan, Kementerian Tersedianya kebijakan 2023 Kementerian Perencanaan
Penganggaran dan Informasi Kinerja yang PANRB penguatan akuntabilitas Pembangunan
Terintegrasi, Berbasis Teknologi Informasi yang kinerja pemerintah (SAKP) Nasional/Badan
Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Perencanaan Pembangunan
Pemerintah Nasional, Kementerian
Indikator Keuangan, Kementerian
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan PANRB, Kementerian Dalam
Indeks Perencanaan Pembangunan Baik Negeri
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah dengan
Nilai SAKIP Baik

Target
100% pada tahun 2024

Kementerian Terlaksananya monitoring dan 2023 Kementerian Perencanaan


PPN/ evaluasi implementasi Pembangunan
Bappenas kebijakan sistem perencanaan, Nasional/Badan
penganggaran dan informasi Perencanaan Pembangunan
kinerja yang terintegrasi, Nasional, Kementerian
berbasis teknologi informasi, Keuangan, Kementerian
yang mendorong peningkatan PANRB, Kementerian Dalam
akuntabilitas kinerja Negeri
pemerintah

17
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.5 Terbangunnya Pelayanan Publik Digital (Digital Kementerian Tersedianya MPP digital 2023 Kementerian PANRB,
Services) PANRB Kementerian Dalam Negeri
Indikator
● Pemerintah daerah yang telah
mengimplementasikan transformasi MPP digital

Target
100% pada tahun 2024
Kementerian Terlaksananya Monitoring 2023 Kementerian PANRB,
PANRB dan Evaluasi Implementasi Kementerian Dalam Negeri
Kebijakan Pelayanan Publik
Digital dan MPP Digital
S.6 Meningkatnya Kualitas Pengawasan Kementerian Terlaksananya monitoring 2023 Badan Pengawasan
Indikator PANRB dan evaluasi kebijakan SPIP, Keuangan dan
● Tingkat perolehan unit kerja yang mendapat kebijakan Pembangunan, Komisi
predikat ZI pada pembangunan zona Pemberantasan Korupsi,
kementerian/lembaga/pemerintah daerah integritas kawasan dan Kementerian PANRB,
● Tingkat maturitas SPIP pada sektor strategis, serta Kementerian Dalam Negeri
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Baik pengaduan (LAPOR)
● Tingkat tindak lanjut pengaduan masyarakat
(LAPOR) pada
kementerian/lembaga/pemerintah daerah Baik

Target
100% pada tahun 2024

18
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.9 Meningkatnya Kualitas Pengadaan Barang dan Lembaga Terlaksananya pengadaan 2022 Kementerian Keuangan,
Jasa Pemerintah, Pengelolaan Keuangan dan Kebijakan barang dan jasa pemerintah Kementerian Dalam Negeri,
Aset Pengadaan yang baik Lembaga Kebijakan
Indikator Barang dan Pengadaan Barang dan Jasa
Jasa Pemerintah
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah Pemerintah
yang Tata Kelola Pengadaannya Baik
● kementerian/lembaga yang Kualitas Kinerja
Pelaksanaan Anggaran Baik (IKPA)
● kementerian/lembaga yang Pengelolaan
Asetnya Baik (IPA)
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah
yang Opini BPK-nya baik dan tindak lanjut hasil
pemeriksaan keuangan terselesaikan

Target
100% pada tahun 2024

Kementerian 2023 Kementerian Keuangan,


Keuangan Terlaksananya monitoring Kementerian PANRB,
dan Lembaga dan evaluasi pelaksanaan Kementerian Dalam Negeri,
Kebijakan pengadaan barang dan jasa Lembaga Kebijakan
Pengadaan serta pengelolaan keuangan Pengadaan Barang dan Jasa
Barang dan dan aset Pemerintah
Jasa
Pemerintah

19
HASIL DAN OUTPUT YANG DIHARAPKAN DALAM PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2022-2024 LEVEL MESO
SASARAN STRATEGIS 2: Budaya Birokrasi BERAKHLAK dengan ASN yang Profesional
Kebijakan Percepatan
Sasaran Leading Output Utama Tahun Penanggungjawab Output
(Immediate outcome) Institution Pelaksanaan
S.1 Terwujudnya Percepatan Transformasi Jabatan Kementerian Terlaksananya Monitoring 2023 Kementerian PANRB,
Fungsional PANRB dan Evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri,
Indikator penataan jabatan fungsional Badan Kepegawaian
● kementerian/lembaga/pemerintah daerah yang ASN Nasional, Instansi Pembina
telah mengimplementasikan Kebijakan Jabatan Fungsional Lain
Transformasi Jabatan Fungsional dengan Baik

Target
100% pada tahun 2024

S.4 Terwujudnya Rekrutmen Pegawai ASN yang Kementerian Terlaksananya Monitoring 2024 Kementerian PANRB,
Efektif dan Efisien PANRB dan Evaluasi implementasi Kementerian Dalam Negeri,
Indikator perencanaan dan pengadaan Badan Kepegawaian
● Tingkat kepatuhan implementasi rekrutmen CASN Fleksibel Negara
pegawai ASN sesuai kebijakan perencanaan dan
pengadaan

Target 100% pada tahun 2024

20
3

21
PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN
YANG TUMPANG TINDIH
IMPLEMENTASI DAN DISTRIBUSI PELAYANAN PUBLIK
YANG BELUM BAIK

E-GOV MASIH BELUM TERINTEGRASI

AKUNTABILITAS KINERJA MASIH BELUM BAIK

KORUPSI DAN PENYALAHGUNAAN KEKUASAAN

PENGGUNAAN ANGGARAN YANG TIDAK EFISIEN


KETIDAK SINKRONAN ANTARA KUALITAS SDM DENGAN
JUMLAH SDM

PENGAWASAN INTERNAL MASIH BELUM EFEKTIF

22
Ego Sektoral yang membuat
pelaksanaan RB masih parsial
Komitmen kepala daerah dalam
mengawal program RB masih minim

Komitmen leading institution


untuk mengawal program RB
Nasional belum komprehensif
hingga level bawah RB belum berdampak signifikan
pada capaian pembangunan
nasional dan penyelesaian isu hilir

RB kerap dipandang sekedar


formalitas dan pemenuhan
dokumen semata

23
OPTIMALISASI FASILITASI
PENGGUNAAN RB
ANGGARAN Belum optimalnya pelaksanaan RB di Lingkungan
Perlu dilakukan pembahasan lebih lanjut Pemerintah Daerah (bahkan di beberapa Pemda
terkait alokasi penggunaan anggaran Kab./Kota belum pernah di fasilitasi)
untuk percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi Pemerintah Daerah (Pemda)

KOMITMEN PIMPINAN
Kurangnya Komitmen Kepala Daerah, Wakil
Kepala Daerah dan Sekretaris Daerah untuk
IMPLEMENTASI
mengimplementasikan program/kegiatan RB, DIGITALISASI
sehingga hal tersebut berimplikasi pada kurangnya
atensi dan dukungan pendanaan bagi pelaksanaan Masih banyak Pemerintah Daerah Kab./Kota
RB di lingkungan Pemerintah Daerah. yang belum melakukan optimalisasi
digitalisasi pelayanan public dan penerapan
SPBE

24
B.1 Komitmen pimpinan di pemerintah daerah masih rendahnya
B.2 Reformulasi Bobot Penentuan Besar TPP yang terkait indeks RB

B.3 Pelaksanaan reformasi birokrasi di Daerah belum diakomodir dalam Penilaian Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah

B.4 Integrasi perencanaan pembangunan dan pengelolaan keuangan daerah, belum terdapat fitur tagging
perencanaan anggaran yang bersifat tematik pada setiap Daerah
B.5 Kebijakan Pelaksanaan Inovasi Daerah belum memuat tematik pembangunan

B.6 Pengaturan Kebijakan terkait RPJMN dan RPJMD belum selaras

B.7 Kualitas tata Kelola pelayanan masyarakat di desa masih rendah

B.8 Tata cara pelaksanaan pengelolaan data statistik sektoral di daerah terkait pembagian peran definisi
operasional standar data dan metadata belum tersedia

B.9 Pelaksanaan pembinaan perangkat daerah Kab/Kota dalam rangka RB melalui peran Gubernur sebagai
Wakil Pemerintah Pusat (GWPP) belum optimal

B.10 Penganggaran penanganan stunting belum sinergi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kab/Kota

25
4

26
Amanat Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2022 tentang tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Dalam Negeri
berperan dalam fasilitasi Reformasi Birokrasi pada Pemerintah Daerah;

Posisi strategis Menteri Dalam Negeri sebagaimana tertuang


Amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang dalam revisi Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2020
Pemerintahan Daerah, Kementerian Dalam Negeri berperan tentang Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional
sebagai Koordinator Pembinaan dan Pengawasan (KPRBN) dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional (TRBN)
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; Periode Tahun 2020-2024, selaku Anggota dalam Komite
Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional;

27
KORBINWAS PEMDAOLEH MENTERI DALAM NEGERI
(Pasal 8 dan 373 UU 23/2014 ttg Pemda dan Pasal 11 dan 15 PP 12/2017 ttg Binwas Pemda)
BINWAS UMUM
MENTERI
MENDAGRI TEKNIS/
KA LPNK
BINWAS BINWAS
KEMENDAGRI
UMUM TEKNIS (Pasal 374 dan 375 UU No. 23/2014)

1. Pembagian Urusan Pemerintahan;


2. KELEMBAGAAN DAERAH;
38 PROVINSI 3. KEPEGAWAIAN PADA PERANGKAT DAERAH;
4. Keuangan Daerah;
SECARA
5. Pembangunan Daerah;
NASIONAL
6. PELAYANAN PUBLIK DI DAERAH;
DIKOORDINASI
7. Kerja Sama Daerah;
KAN OLEH
8. KEBIJAKAN DAERAH;
MENDAGRI
9. Kepala Daerah dan DPRD; dan
(Pasal 8 dan
38 GWPP 373 UU
10. Pembinaan dan Pengawasan Lain
Sesuai dengan Ketentuan PUU.
23/2014)
BINWAS BINWAS
UMUM TEKNIS

Antara lain: 38 PROVINSI


514 Kab/Kota Pelaksanaan RB Pemda dan
514 KAB/KOTA

28
PERAN KEMENDAGRI DALAM PELAKSANAAN RB NASIONAL

KEMENDAGRI RB TEMATIK
Sasaran Strategis 1:
RB TAHAP III Terciptanya Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Lincah, Kolaboratif,
1. Penanggulan
2020-2024 dan Akuntabel Kebijakan Percepatan Kemiskinan
Kepres No. 8/2021 Tentang Perubahan atas 1. Implementasikannya Kebijakan Penyederhanaan Birokrasi 2. Peningkatan Investasi
Kepres Nomor 8 Tahun 2020 tentang 2. Implementasikannya kebijakan sistem kerja baru dan fleksibilitas
KomitePengarah Reformasi Birokrasi Nasional bekerja pegawai ASN
3. Digitalisasi
dan Tim Reformasi Birokrasi Nasional 3. Implementasikannya Sistem Perencanaan, Penganggaran dan Administrasi
Informasi Kinerja yang Terintegrasi, Berbasis Teknologi Informasi
Periode Tahun 2020-2024 yang Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Pemerintahan
Pasal 3 - TRBN 4. Pelayanan Publik Digital (Digital Services) Penanganan Stunting
Ketua 5. Peningkatan Kualitas Pengawasan
Menpan dan RB 6. Peningkatan Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah, 4. Percepatan Priortitas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Aktual Presiden
Anggota:
1. Menteri Dalam Negeri; Sasaran Strategis 2: • Pengendalian inflasi
2. Menteri Keuangan;
Budaya Birokrasi BERAKHLAK dengan ASN yang Profesional • Penggunaan Produk
3. Menteri PPN/Ka Bappenas; Kebijakan Percepatan
4. Menteri Sekretaris Negara; Dalam Negeri (PDN)
5. Sekretaris Kabinet. 1. Percepatan Transformasi Jabatan Fungsional
2. Rekrutmen Pegawai ASN yang Efektif dan Efisien
Tugas KPRBN dan TRBN yaitu merumuskan kebijakan dan 3. Terwujudnya Percepatan Transformasi Digital Manajemen ASN
strategi, memantau dan mengevaluasi kemajuan RB Nasional,
penetapan langkah dan standar pelaksanaan komunikasi secara
berkala dng para Stakeholders, persetujuan dan penetapan
besaran tunjangan kinerja untuk K/L, memberikan
pertimbangan terhadap standardisasi perhitungan besaran Mendorong Pelaksanaan Agenda Reformasi
Tungkir Pemda, dan Pelaporan Kemajuan RB Nasional Birokrasi di lingkungan Pemerintah Daerah
dalam rangka mendukung RB berdampak
29
PERAN KEMENDAGRI DALAM PENGANGGARAN
PPRB PEMDA TAHUN 2023

Huruf G,
Angka
62

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada


Pemerintah Daerah telah diperintahkan
untk dianggarkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Tahun Anggaran 2023 melalui
Permendagri 84/2022

Penganggaran RB pada Pemerintah Daerah dianggarkan BIRO ORGANISASI pada SETDA PROVINSI dan Bagian Organisasi pada SETDA
KAB/KOTA dan Pada Masing-Masing PD berdasar tugas dan fungsinya yang BERSESUAIAN dengan 8 AREA PERUBAHAN; DAN
PENGANGGARAN EVALUASI INTERNAL RB PEMDA PADA INSPEKTORAT DAERAH pada Lampiran Huruf G Angka 9.
© Biro Ortala Setjen KDN, 2022

30
Pembangunan Sistem Akuntabilitas Piloting penanggulangan kemiskinan di daerah. Terdapat 9
Tercantum dalam
Kinerja Pemerintah (RB Tematik) Permendagri 84/2022 daerah yaitu: Provinsi Jawa Barat, Kota Bandung, Kota
hlm 191 butir H Sumedang. Provinsi Jawa Timur, Kota Malang, Kabupaten
(Target-Membuat model replikasi Sistem Akuntabilitas Kinerja nomor 79 Ditjen Bina Bangda dan
Pemerintah (SAKP) untuk pemberantasan kemiskinan ekstrem Banyuwangi. Provinsi D.I. Yogyakarta, Kota Yogyakarta, dan
Kabupaten Kulon Progo. Daerah terpilih sebagai pilot adalah Ditjen Bina Keuda
dan isu prioritas lainnya)
daerah dengan kriteria nilai indeks RB yang tinggi tetapi
tingkat kemiskinannya juga tinggi.
Percepatan Mal Pelayanan Publik
Tercantum dalam Per September 2022, sebanyak 67 MPP sudah terbangun:
dan Mal Pelayanan Publik Digital Permendagri 84/2022
Sumatera (11 MPP), Jawa (37 MPP), Kalimantan (6 MPP),
hlm 145 butir H
(Target-Redesain MPP manual dan MPP digital sebagai strategi
untuk percepatan pembangunan MPP dan transformasi MPP
nomor 20
Sulawesi (11 MPP), Bali (3 MPP). • Penentuan 2 pilot model Ditjen Bina Administrasi
digital. MPP yakni Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Bali (Kabupaten Kewilayahan
Badung) • Provinsi Jawa Barat sedang mempersiapkan MPP
Virtual dan Kabupaten Badung bersedia menjadi pilot model
Percepatan Reformasi Birokrasi MPP digital
di Daerah
(Target-Rancang bangun dan replikasi Strategic Transformation Penguatan Peran Gubernur melalui Surat Edaran dan Sekretariat Jenderal, Ditjen
Unit (STU) RB: fokus pada isu tematik pembangunan dan Uji Rakornas PPRB Pemda Bina Adwil dan Ditjen Otda
coba pada pilot model provinsi sebagai hub RB daerah) Tercantum dalam
Permendagri 84/2022
hlm 160 butir H
nomor 62 Capaian Pelaksanaan Penyederhanaan Birokrasi Ditjen Otda
Penyederhanaan Birokrasi
(Target-Strategi implementasi untuk penerapan mekanisme kerja
baru sesuai Peraturan Menteri PAN-RB Nomor 7 Tahun 2022.
SPBE daerah dan pusat yang telah mapan untuk digunakan Ditjen Bina Bangda, Ditjen
sebagai platform superApps birokrasi. •Mendorong Rperpres Bina Keuda, Ditjen Otda
Arsitektur SPBE khususnya dalam penyusunan, pelaksanaan,
Implementasi Sistem Pemerintahan Tercantum dalam monev dan pelaporan kinerja Pemda
dan Sekretariat Jenderal
Berbasis Elektronik Permendagri 84/2022
hlm 149 butir H
(Target-Integrasi sistem layanan internal pemerintah dan nomor 34

layanan publik dalam satu platform digital PPRB: Percepatan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
SPBE: Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

*Permendagri Nomor 84 Tahun 2022 tentang tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2023 (ditetapkan tanggal 23 September 2022)

31
KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI MENDORONG PPRB PEMDA SURAT
EDARAN KEPADA 17 GUBERNUR

Himbauan bagi Gubernur (Aceh, Sumbar, Sumut, Sumsel, Riau,


Lampung, Sulteng, Sulbar, Sultra, Kalteng, Kaltim, NTT, NTB,
MENTERI DALAM NEGERI Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat kepada 109
REPUBLIK INDONESIA
Kabupaten/Kota untuk melakukan pelaporan Penilaian Mandiri
SE MDN NO 061/3547/SJ Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Tahun 2021 –
Tanggal 18 Juni 2021 sampai dengan berakhirnya masa evaluasi Tahun 2021 terdapat
59 Kab/Kota yang belum melaporkan PMPRB.

© Biro Ortala Setjen KDN, 2022

32
PERAN KONKRIT DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DALAM
MENDORONG PPRB PEMDA

Surat Edaran Percepatan Pelaksanaan RB Pemda


Tahun 2022
1. PMPRB akan dijadikan dasar dalam pelaksanaan evaluasi RB untuk
MENTERI DALAM NEGERI menghasilkan profil Indeks RB Nasional, dan Indeks RB Pemda dijadikan
REPUBLIK INDONESIA
sebagai salah satu pertimbangan dalam pemberian (TPP) di Lingkungan
SE MDN No. 100/3764/SJ Pemda.
Tanggal 2 Juli 2022 2. Berkenaan dengan kewajiban pelaporan PMPRB Tahun 2022 di Lingkungan
Pemerintah Daerah, masih terdapat 81 Pemda Kabupaten/Kota dari 18
Provinsi yang belum melaporkan PMPRB Tahun 2022.
3. Berdasarkan hasil penilaian dan evaluasi RB di Lingkungan Pemda Provinsi
dan Kabupaten/Kota Tahun 2021, bahwa :
• 6 (enam) Provinsi dengan Indeks RB berpredikat “dibawah B” yaitu
Provinsi Lampung, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Maluku,
Provinsi Maluku Utara, Provinsi Papua Barat, dan Provinsi Papua;
• 303 (tiga ratus tiga) Kabupaten/Kota dengan Indeks RB berpredikat
“dibawah B” (“CC” dan “C”);
• dan Tingkat Kabupaten/Kota masih terdapat 67 (enam puluh tujuh)
Kabupaten/Kota yang belum melaksanakan dan/atau dievaluasi

33
KEBIJAKAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI PADA PENENTUAN TPP DENGAN
MEMPERHITUNGKAN INDEKS RB PEMDA
Regulasi
TPP
KEPMEN MDN NO 900-4700 PEMDA
Tanggal 21 Desember 2020

“TATA CARA PERSETUJUAN MENTERI


MENTERI DALAM NEGERI DALAM NEGERI TERHADAP
REPUBLIK INDONESIA TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
APARATUR SIPIL NEGARA DI
LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH”

Lampiran Butir IV 1. Opini Laporan


PENETAPAN BESARAN TPP ASN PEMDA
VARIABEL
PENGUNGKIT Keuangan (Bobot
PERMASING-MASING JABATAN 1. Indeks RB Pemda di atas
(BOBOT 90%) 30%);
80, Nilai 1000;
2. LPPD (Bobot 25%);
2. Indeks RB Pemda di atas
a KELAS JABATAN 3. Kematangan
71-80, Nilai 800;
Penataan Perangkat
3. Indeks RB Pemda di atas
Daerah (Bobot 10%);
b INDEKS KAPASITAS FISKAL DAERAH 61-70, Nilai 600;
4. Indeks Inovasi Daerah
4. Indeks RB Pemda di atas
(Bobot 3%)
51-60, Nilai 400;
c INDEKS KEMAHALAN KONSTRUKSI 5. Prestasi Kerja Pemda
5. Indeks RB Pemda di bawah
(Bobot 18%);
51, Nilai 200
INDEKS PENYELENGGARAAN PEMERINTAH 6. Rasio Belanja Perdin
d
DAERAH (Bobot 2%);
VARIABEL HASIL 7. Skor Indeks RB
(BOBOT 10%) Pemda (Bobot 2%);
© Biro Ortala Setjen KDN, 2022

34
Kebijakan Kemendagri Dalam Mendorong Transformasi Budaya
Kerja di Lingkungan Pemerintah Daerah

“ASN yang bertugas sebagai


Pegawai pusat maupun daerah
harus mempunyai core values
• “Di era keterbukaan, siapa yang sama : BerAKHLAK”
yang masih MAIN-MAIN,
PASTI TERGILAS. PERCAYA
SAYA!”
Arahan Bapak Presiden RI pada Launching
• “Jadilah “Safety Player” Budaya Kerja “BerAKHLAK” Tanggal 27
untuk keburukan, dan Juli 2021
Jadilah “Risk Taker” untuk
kebaikan”
Arahan Bapak Mendagri pada Kegiatan
Transformasi Budaya Kerja Kemendagri Surat Edaran Menteri Dalam Negeri
BerAKHLAK di Era 4.0. Tanggal 23 Tentang Percepatan Implementasi Core Values
Februari 2022 dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara
( ASN) di Lingkungan Pemerintah Daerah
061/6559/SJ

35
36
BEST PRACTICE RB
TEMATIK
PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
DI JAWA BARAT
Disampaikan oleh:

Dr. Ir. Setiawan Wangsaatmaja, Dipl. SE., M.Eng.


Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat

BANDUNG, 09 JUNI 2023


Abu Marlo (Youtube)

BANDUNG 09 JUNI 2023


RENCANA AKSI RB TEMATIK
PENANGGULANGAN KEMISKINAN
PERMASALAHAN TATA
KELOLA PENANGGULANGAN
KEMISKINAN
LOGICAL FRAMEWORK
DATA KEMISKINAN
DAN INTERVENSI
BELUM TERPADU
PROGRAM BELUM
TAJAM

PEMADANAN DATA
1. PENAJAMAN LOGICAL 2. PENGEMBANGAN
FRAMEWORK DAN PROGRAM INOVATIF DAN
EKOSISTEM INTERVENSI MELALUI SINKRONISASI PROGRAM
DATA JABAR PENYUSUNAN RPKD KOLABORATIF

Proses pemadanan data Rencana


Berbagai program
penanggulangan
inovatif dan kolaboratif
Algoritma: mendeteksi kemiskinan daerah
kesalahan Data
PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN JABAR

• Kelompok Usaha Bersama (KUBE)


• Kredit Mesra
• Program Penyuluhan Pertanian
• Petani Milenial

• PBJ-Jaminan Kesehatan APBD Provinsi


• Biaya Operasional Pendidikan Daerah (BOPD)
• Bantuan Pendidikan Menengah Universal
• Bantuan SPP bagi Siswa KETM
• Operasi Pasar Murah (OPM)
• Belanja Bansos
• Puspa Jabar
• Rutilahu
• Kampung Caang
• Subsidi listrik
• Pembangunan Jaringan Irigasi
• Jabar Quick Respons

Pemberday Patriot Desa, OVOC, OPOP, Desa Digital


Sekoper Cinta
Inklusi aan Sosial ▪ Pelatihan Life skill keluarga miskin (Dinsos, Disnaker, DPMDesa,
▪ Tabungan keluarga (Perbankan,DP3AKB,DPMDesa)
keuangan (inklusi BKKBN, DP3AKB,TP PKK)
▪ Manajemen keuangan keluarga (DP3AKB,Dinsos) soial) ▪ Integrasi Sosial (DP3AKB, Disdik, bakesbang,TP PKK)
POSISI PROGRAM INOVATIF PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT
PADA LOGICAL FRAMEWORK PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Meningkatnya Kualitas dan


Taraf Hidup Masyarakat

Berkurangnya Beban Meningkatnya Kemampuan


Pengeluaran Masyarakat Berkurangnya Wilayah
dan Pendapatan Masyarakat
Miskin Kantong Kemiskinan
Miskin

PUSPA KREDIT PETANI


JABAR MESRA MILENIAL

PATRIOT SEKOPER
DESA CINTA

One Village
One Company
SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA/BUMN/SWASTA

PROGRAM PUSAT PROGRAM CSR


(K/L) (BUMN/BUMD/SWASTA)
Mengurangi Beban Pengeluaran Mengurangi Beban Pengeluaran
Masyarakat Miskin Masyarakat Miskin
• Kemensos: Program Keluarga • PT. Len Industri: Bantuan Sembako
Harapan (PKH), Program Sembako LOGICAL FRAMEWORK • PT. PLN: Bantuan Sosial Masyarakat
• Kemendikbud Ristek: Program PENANGGULANGAN KEMISKINAN Korban Bencana Alam
Indonesia Pintar (PIP) PEMPROV JABAR • PT. Wiraswasta Gemilang
• Kemenkes: Kartu Indonesia Sehat Indonesia: Beasiswa Siswa Kurang
(PBI JKN) Mampu

Meningkatkan Kemampuan dan Meningkatkan Kemampuan dan


Pendapatan Masyarakat Miskin Pendapatan Masyarakat Miskin
• Kemensos: Kelompok Usaha • PT. Len Industri: Pelatihan UMKM
Bersama (KUBE), Program • PT. PLN: Bantuan Peralatan
Kewirausahaan Sosial (ProKUS) Pertanian Kelompok Tani
• Kemenko Perekonomian: • Perum Jasa Tirta II: Bantuan Padat
Program Kartu Prakerja Karya Tunai
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2018-2022

Awal Pandemi COVID-19 Persentase

Turun
7,45% 7,25%
3,62 Juta 3,54 Juta 6,91% 6,82%
3,92 Juta
8,43% 8,4%
7,88% 4,19 Juta 4,2 Juta 7,97%
4 Juta
8,06% 7,98%
4,07 Juta 4,05 Juta
0,42%
3,4 Juta 3,38 Juta

Terdapat
kecenderungan
penurunan
kemiskinan setelah
meningkat pasca
Maret September Maret September Maret September Maret September Maret September
pandemi
2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS, ‘23


REKOMENDASI

1 Komitmen Pimpinan 4 Pembagian Peran Intervansi Level


Pemerintah Dan Lintas Perangkat Daerah
Serta Stakeholder Pembangunan

2 Profiling Data Kemiskinan 5 Pengembangan Program Inovatif


Dalam Pengentasan Kemiskinan

3 Penajaman Arsitektur (Logical


Framework) Untuk 6 Penguatan Pengawasan Yang Melibatkan
Masyarakat (Open Goverment Di Jawa
Penanggulangan Kemiskinan Barat Melalui Aplikasi Sapawarga)
TERIMA
KASIH
Passionate, Innovative, Committed
Lampiran Rekomendasi
1 Komitmen
Pimpinan

Komunikasi Pembangunan Kepala Daerah (KOPDAR) se Jawa Barat Tahun 2023


1 Komitmen
Pimpinan

Gratitude Rendezvous Jabar Super Team Gathering


Gratitude Rendezvous Jabar Super Team Gathering
1 Komitmen
Pimpinan

Kesepakatan
Komitmen
Pimpinan
2 Profiling Data
Kemiskinan https://data.jabarprov.go.id/

Ekosistem Data Jabar

Platform komponen Sistem Manajemen


https://opendata.jabarprov.go.id/
Data di lingkungan Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat yang saling terhubung
satu sama lain, terdiri dari:
● Core Data
https://satudata.jabarprov.go.id/ https://satupeta.jabarprov.go.id/
● Satu Data
● Open Data
● Satu Peta
DATA
● Dashboard ANALYTICS
● Data Analytics https://dashboard.jabarprov.go.id/
3 Penajaman Arsitektur
(Logical Framework) untuk
Penanggulangan Kemiskinan

Penyusunan
Rencana
penanggulangan
kemiskinan daerah
PERAN LINTAS PERANGKAT DAERAH
5 Pengembangan Program
Inovatif dalam
Pengentasan Kemiskinan
Beberapa contoh program
Petani
Milenial

First Batch total 1.249 millennial farmers Inagurated


Second Batch 4.095 millenial farmers inagurated
Petani
Milenial
SEKOPER CINTA
Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita

3.700 Wisudawan hari ini


Telah menyelesaikan rangkaian pelatihan:
• Blended learning
• Kelas vokasional:
• Menjahit
• Memasak
• Kecantikan
• IT
• E-Commerce
Build pesantren independence through economic empowerment and human resources. In 2019,
as many as 1,076 Islamic boarding schools participated in the program
TALISA (Digital Center & Village Distribution) is a form of concrete commitment from the West
Java Provincial Government in collaboration with Tokopedia to digitally distributing economic
equality in villages throughout West Java.
2 Provinces (West Java, Bali) | 27 Regencies/Cities | 326 District | 914 Village | 9,076 Beneficiaries
6 Penguatan Pengawasan
yang Melibatkan Masyarakat
(Open Goverment di Jawa Barat
melalui Aplikasi Sapawarga)

Layanan
Perizinan

Domain
+
Layanan
Layanan Lain Kesehatan
Layanan
Sapawarga
Layanan
Ketenagakerjaan
Layanan
Khusus RW
Layanan
Pajak
Data-data
PERKEMBANGAN DAN LAJU PERTUMBUHAN
EKONOMI JAWA BARAT TAHUN Q1 2023
STRUKTUR LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
PERTUMBUHAN PDRB JABAR TERHADAP NASIONAL BERDASARKAN LAPANGAN USAHA

Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Q1 2023 Lebih Rendah


Sebesar 0,03% Persen Dari Pertumbuhan Ekonomi
Nasional. Struktur PDRB Jawa Barat Didominasi Oleh Bidang
Industri 42,35% Dan Dengan Pertumbuhan Tertinggi Pada
Bidang Akomodasi & Makan-minum Sebesar 9,19%

SUMBER : BPS JABAR


PERKEMBANGAN
CATATAN PERISTIWAINFLASI
[2] APRIL 2023
Year-on-Year

Perkembangan Inflasi Jawa Barat Andil Inflasi Beberapa Komoditas


2022 - 2023 (y-on-y, %) Maret 2023 (y-on-y, %)

6,06 6,17
5,25 Bensin 1,0756
6,00
4,55
6,12 5,93 Beras 0,3379
5,75 6,04
4,94 4,73 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,2774
4,41
3,00
3,61 3,57 Angkutan Dalam Kota 0,1813
2,74
1,98 2,05 Rokok Kretek Filter 0,1746
0,00 Akademi/Perguruan Tinggi 0,1316
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2022 1,98 2,05 2,74 3,61 3,57 4,41 4,94 4,73 6,12 5,93 5,75 6,04 Telur Ayam Ras 0,1267
2023 6,06 6,17 5,25 4,55 Sewa Rumah 0,0873
Cabai Merah 0,0731

Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat


Kue Kering Berminyak 0,0724
Sumber: BPS Provinsi Jawa Barat

Tingkat inflasi Triwulan I-2023 lebih tinggi dibandingkan Triwulan I-2022, dipicu oleh kenaikan
Komoditas Penyumbang Inflasi Diantaranya Bensin, Rokok Kretek
Filter, Bawang Putih,
komoditas Telur
bensin danAyam Ras,
beras yang Dan Beras.
memberikan andil tertinggi.
Hal tersebut mendukung peningkatan Konsumsi Rumah Tangga.
PROGRES CAPAIAN INDEKS REFORMASI BIROKRASI
PROVINSI JAWA BARAT 2018-2022

81 80,70
80,01
80
79 78,68
78,01
78
77
76
76,01
75,63
KATEGORI
75
74,01
74
73
72
72,01 72,00
BB A
70,79
71
2018-2021 2022
70
2018 2019 2020 2021 2022
TARGET 72,01 74,01 76,01 78,01 80,01
REALISASI 70,79 72,00 75,63 78,68 80,70
TARGET REALISASI
SIGNIFIKANSI TERHADAP CAPAIAN
INSTANSI PEMPROV JABAR

Indeks Reformasi Birokrasi Nilai SAKIP

Implementasi SIM JAWARA Implementasi SIM JAWARA


Indeks RB Nilai SAKIP A
87
84 85,01
81,93
82 85
80,01 A A
80 78,68
78,01 83 A
78 A 81,69 A 81,28
76,0175,63 80,49
76 81 80,07 80,03
74,01
74
72,01 72,00 79
72 70,79

Source : Biro Organisasi Pemprov Jabar, 2022


70 77
2018 2019 2020 2021 2022 2016 2017 2018 2019 2020 2021
TARGET REALISASI

CAPAIAN IRB TAHUN 2021 UNTUK PERTAMA KALINYA DALAM KURUN CAPAIAN NILAI SAKIP TAHUN 2021 MERUPAKAN PROGRES CAPAIAN
WAKTU 2018-2021 DAN TELAH MELEBIHI TARGET PALING TINGGI SELAMA KURUN WAKTU 5 TAHUN TERAKHIR YANG
CENDERUNG FLUKTUATIF DAN STAGNAN
SIGNIFIKANSI TERHADAP CAPAIAN
PERANGKAT DAERAH PEMPROV JABAR

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU


PROVINSI JAWA BARAT

INDEKS RB CAPAIAN NILAI CAPAIAN


PERANGKAT REALISASI PEMBENTUKAN
DAERAH PREDIKAT INVESTASI MODAL TETAP BRUTO
(PMTB) ADHB
ZONA
A INTEGRITAS 136,13 547,93
TRILYUN
81,04 WBBM RUPIAH
TRILYUN
RUPIAH

HASIL EVALUASI IMPLEMENTASI HASIL EVALUASI IKU PERANGKAT DAERAH IKU GUBERNUR JAWA
RB 2021 (PEMPROV JABAR) ZONA INTEGRITAS 2021 TERTINGGI (PERINGKAT
(KEMENPAN RB)
BARAT MELEBIHI TARGET
PERTAMA) DI INDONESIA 109,25 %
SEPT 2018 – APR 2023

18 392 100
509
TOTAL
3 1 18
131 6 391
23 - 100
157 8 509
9 Boxes
KINERJA

POTENSI
4 7 9
KINERJA

2 5 8

1 3 6

POTENSI
DASHBOARD PEMETAAN INFORMASI
MANAJEMEN TALENTA JAWA BARAT JUARA
(SIM JAWARA) Minat OPD :
Hijau (sangat minat), Biru (minat), Abu (netral),
Orange (kurang minat), Hitam (tidak minat)

Usia Komentar Positif (Hijau)


Komentar Negatif (Negatif)

Peer Review 360 Keseluruhan


Jumlah mengikuti seleksi
pegawai terbaik Peer Review 360 Bulan ini
Aktivitas

Nine Box Talent Approval


Jumlah Usulan Suksesi : Jumlah menduduki jabatan eselon
P : Promosi terakhir
R : Rotasi Usulan Promosi / Rotasi dalam OPD
M : Mutasi
Catatan Usulan Suksesi Promosi
Riwayat Hukdis
Merah : Sedang menjalani Keterangan apabila Golongan
Orange : Pernah belum mencukupi pada suatu jabatan
Abu : Tidak Pernah
Keterangan apabila Ybs
Riwayat Jabatan
Lulusan Luar Negeri
Video Profil Pegawai
Riwayat
Pendidikan Jumlah menjadi Pegawai
Terbaik Bulanan
Hasil Talent Mapping
Hasil Assessment

Rekap Keluarga ASN :


Tanda Ybs belum menjabat 2
Hijau : ada
Tahun pada jabatan eksisting
Abu : tidak ada
Hasil TKD/Psikotest Ybs diberi tanda sebagai Key Person
oleh atasan langsung
Provinsi Jawa Barat pada tahun 2022 dilakukan penilaian Sistem Merit kembali oleh KASN
Disampaikan oleh :
DR. H. DONY AHMAD MUNIR, ST., MM
(Bupati Sumedang)

ACARA SOSIALISASI ASISTENSI RB TEMATIK &


PERUBAHAN ROAD MAP RB 2020-2024

Bandung, 9 juni 2023


LOGICAL FRAMEWORK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
KELITBANGAN& PENCEGAHAN STUNTING
TEKNOLOGI

INOVASI
2022 2023

STUNTING (8,27%) INTERVENSI INTERVENSI KELUARGA BERESIKO STUNTING (6,27%)


ZERO NEW STUNTING (5,37%) SPESIFIK SENSITIF STUNTING ZERO NEW STUNTING (2,67%)

PEMBERDAYAAN PENDAMPINGAN
PERLINDUNGAN
MASYARAKAT & KELUARGA MISKIN / MONEV
SOSIAL
MISKIN (10,14%) UMKM MISKIN (8,63%)
MISKIN EKSTREM (3,11%) PENINGKATAN PEMBANGUNAN MISKIN EKSTREM (1,50%)
KELUARGA SANGAT
INFRASTRUKTUR KARAKTER MISKIN
DASAR (MINDSET)
Feed
Back
KOLABORASI

MOBILISASI ORKESTRASI

DIGITAL LEADERSHIP
RB TEMATIK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
AREA TATA LAKSANA AREA SDM APARATUR
01 05
▪ DTKS & P3KE (e-office desa) ▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 204 Tahun 2022
▪ Desa Cantik (e-office desa) Tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan
▪ Regsosek (e-office desa) ▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 138 Tahun 2023
Tentang Tim Gerakan Bersama Lawan Kemiskinan Dan
AREA AKUNTABLITAS KINERJA Stunting
02
▪ Logical Framework Pengukuran Kinerja Penanggulangan AREA PENGAWASAN
Kemiskinan
06
AREA DEREGULASI KEBIJAKAN ▪ WBS https://wbs.sumedangkab.go.id
03 ▪ MoU antara Pemda Sumedang dengan APH dalam
pengawasan (Nomor 700/PKS.45.KS/2018; Nomor
▪ Peraturan Daerah Kabupaten Sumedang Nomor 3 Tahun
2023 Tentang Kesejahteraan Sosial 1778/0.2.21/GS/07/2018; Nomor B/28/VII/2018
▪ Peraturan Bupati Sumedang Nomor 110 Tahun 2019 ❑ Pengaduan melalui SP4N Lapor, WBS dan Tim Pengaduan
Tentang Rad Penanggulangan Kemiskinan Tahun 2019- Internal OPD dan WAKEPO.
2023
AREA PELAYANAN PUBLIK
AREA ORGANISASI TATA LAKSANA 07
04 ▪ WAKEPO (Whatsapp Kebutuhan Informasi Dan Pelayanan
▪ Keputusan Bupati Sumedang Nomor 512 Tahun 2021 Online / Chat Bot Layanan Publik)
Tentang Peta Proses Bisnis Pemerintah Daerah Kabupaten ▪ Sistem Layanan Rujukan Terpadu Rumah Besar Simpati
Sumedang
CROSSCUTTING PROGRAM KEMISKINAN Dinsos, DPPKB PPPA, Perkim, PUTR, DLHK, Pertanian,
PUTR, Perkimtan, Disdik, Dinkes Disdik, Disnakan, Diskoperindag, Diskominfo, DPMPTSP,
DPMD, Desa, Kecamatan,, Disdik, Dinkes, DPKP,
Disnakan, DLHK, Disnakertrans, Bank Sumedang

Dinsos, Bappeda, Setda, Diskominfo, UID, BPS Inspektorat, Bappeda, Setda, BKAD

Dinsos, DPPKB PPPA, Perkim, PUTR, DLHK,


Pertanian, Disdik, Disnakan, Diskoperindag,
Modul Diskominfo, DPMPTSP, DPMD, Desa,
Lawan Monev Kecamatan,, Disdik, Dinkes, DPKP, Disnakan,
Setda, Bappeda, Dinsos, UID Kemiskinan DLHK, Disnakertrans, Bank Sumedang,
Bappeda, Setda, Inspektorat
Veri-vali dan
Gebyar
penetapan
Lawan
Kemiskinan
Penyaluran PKH,
Surat Edaran PENURUNAN BPNT, KIS, KIP, BLT
Kabupaten, BLT
Dinsos, Dinkes, DPMD, Disdukcapil,
Tentang Perkimtan, Disdik,, Baznas
Lawan PERSENTASE Penyaluran Desa, Rutilahu,
Rantang Simpati,
Setda, Bappeda, Dinsos
Kemiskinan
Pelatihan
KEMISKINAN JKN, PBI, Listrik
Pendamping Desa
Gebyar Pelatihan Program Monev
Pendamping
Penyiapan Veri-vali dan Inspektorat, Bappeda, Setda, BKAD
Pendampingan penetapan
DPMD, DPPKB PPPA, DPKP, Disnakan, Saat Susenas
Kemenag Setda, Bappeda, Dinsos Pelatihan tentang Dinsos, Dinkes, DPMD, Disdukcapil,
Publikasi Perkimtan, Disdik, BPS, Bappeda,
Susenas Pembuatan
Media Monev Setda, Kecamatan, Desa, Baznas
Aplikasi KIS
BPS, Bappeda, Dinsos, Setda, Inspektorat
Reviu Mekanisme Sumedang
Pendampingan
Pembuatan Suplai Barang
Susenas Dinkes, Dinsos, Kominfo
dan Program BPNT
Penyebaran Pengendalian beserta
Media pengendaliannya Dinsos, Bappeda, Setda, BKAD, Inspektorat, APH, Himbara
BPS, Kecamatan, Desa dan pengukuran
treatment
Diskominfo, Bappeda, Dinsos, Setda, BPS Inspektorat, Bappeda, Setda, BKAD
RB TEMATIK PENANGGULANGAN KEMISKINAN
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
PROFIL STUNTING
TREN STUNTING SUMEDANG TAHUN 2018-2022 (%)
40
32,2
30 27,6
24,43
22
20
12,05 10,99
8,28 8,14 8,27
10 5,37

0
2018 2019 2020 2021 2022

STUNTING (SSGI) STUNTING (BPB) ZERO NEW STUNTING

SSGI 2022 (SURVEY) BPB 2022 (SENSUS)


VS
▪ 0,81% Balita diukur 633 Balita dari 78.499 Balita ▪ 97,34% Balita diukur 76.359 Balita dari 78.499 Balita
▪ 69,04% Balita diukur berumur 24-59 Bulan ▪ 97,34% Balita diukur berumur 0-59 Bulan (Merata)
▪ 100% Balita Diukur dengan Alat Antropometri ▪ 100% Balita Diukur dengan Alat Antropometri
▪ 100% Balita Diukur oleh Petugas Terlatih ▪ 100% Balita Diukur oleh Petugas Terlatih
▪ 100% Balita Diukur di Posyandu ▪ 100% Balita Diukur di Posyandu
PROGRES CAPAIAN INDEKS REFORMASI BIROKRASI
PROVINSI JAWA BARAT 2018-2022
81 80.70
80.01
80
79 78.68
78.01
78
77
76
76.01
75.63
KATEGORI
75

BB A
74.01
74
73
72.01 72.00
72
70.79
71
2018-2021 2022
70
2018 2019 2020 2021 2022
TARGET 72.01 74.01 76.01 78.01 80.01
REALISASI 70.79 72.00 75.63 78.68 80.70

TARGET REALISASI
KOMITMEN PEMBINAAN REFORMASI BIROKRASI
KABUPATEN / KOTA SE – JAWA BARAT

KINERJA PEMBINAAN RB
KAB/KOTA TAHUN 2022
NAIK KATEGORI NAIK KATEGORI
DARI B KE-BB DARI CC KE-B

3 2
KOTA BOGOR KAB CIAMIS

KOTA SUKABUMI
KAB BANDUNG
BARAT
KAB. SUMEDANG

MASIH TERDAPAT
9
KAB/KOTA KAT. CC
CAPAIAN RB PROVINSI DAN KAB/KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2022

TAHUN 2022 PROGRES


INDEKS RB INDEKS RB
NO. NAMA INSTANSI PEMERINTAH NILAI RB 2021
2020 2021
INDEKS RB PREDIKAT & 2022 RATA-RATA NILAI IRB
1 PROVINSI JAWA BARAT 75,63 78,68 80,70 A 2,02
2
3
KOTA BANDUNG
KABUPATEN SUMEDANG
71,75
66,74
72,66
68,75
75,18
71,81
BB
BB
2,52
3,06 61,95 63,99
4
5
KOTA SUKABUMI
KOTA BOGOR
68,25
67,01
67,91
67,67
71,05
70,76
BB
BB
3,14
3,09 B B
6 KABUPATEN GARUT 66,25 66,65 68,89 B 2,24
7 KABUPATEN BOGOR 67,03 67,97 67,76 B -0,21
8 KOTA CIREBON 62,84 63,53 66,57 B 3,04 TAHUN 2021 TAHUN 2022
9 KOTA BEKASI 66,65 64,75 66,32 B 1,57
10 KOTA DEPOK 62,90 63,13 64,78 B 1,65
11 KABUPATEN CIAMIS 57,47 59,26 63,59 B 4,33 KAT. A 0 KAT. A 1
12 KABUPATEN KARAWANG 62,20 60,16 63,36 B 3,20
13 KABUPATEN BANDUNG 64,33 63,25 63,32 B 0,07 KAT. BB 2 KAT. BB 4
14 KABUPATEN SUKABUMI 61,11 62,45 63,00 B 0,55
15 KOTA CIMAHI 59,22 60,01 62,96 B 2,95
16 KABUPATEN PURWAKARTA 60,06 61,41 62,42 B 1,01
KAT. B 15 KAT. B 14
17 KABUPATEN CIANJUR 59,65 60,25 62,39 B 2,14
18 KOTA TASIKMALAYA 57,58 60,04 61,70 B 1,66 KAT. CC 11 KAT. CC 9
19 KAB. BANDUNG BARAT 57,60 57,81 60,97 B 3,16
20 KABUPATEN INDRAMAYU 57,99 58,70 59,84 CC 1,14
21 KABUPATEN BEKASI 59,66 58,33 59,83 CC 1,50
22 KABUPATEN TASIKMALAYA 54,05 53,86 58,95 CC 5,09 “ Dari 28 Pemda terdapat 26
23 KOTA BANJAR 55,93 57,07 58,76 CC 1,69 pemda yang mengalami
24 KABUPATEN MAJALENGKA 53,88 56,84 58,46 CC 1,62
25 KABUPATEN SUBANG 57,20 58,33 58,03 CC -0,30
peningkatan capaian nilai Indeks
26 KABUPATEN CIREBON 56,18 56,81 56,95 CC 0,14 RB, namun terdapat 2 Pemda yang
27 KABUPATEN KUNINGAN 53,03 54,75 56,78 CC 2,03 mengalami penurunan nilai ”
28 KABUPATEN PANGANDARAN 52,06 53,64 56,48 CC 2,84
Bureaucracy 4.0
Digital Governance
Birokrasi Digital
Bureaucracy 3.0
Dynamic Governance Regulator-Digital Leader
Bureaucracy 2.0 Birokrasi Dinamis
Bureaucracy 1.0 Performance Based Governance Regulator-Akselerator
Rule Based Governance Birokrasi Performa
Birokrasi Pengaturan
Regulator-Fasilitator
Regulator
Percepatan
Pelayanan Efisiensi
Pelayanan

Fleksibilitas
Kerja
Akurasi
Pelayanan

Source: Prof. Fahmi, BIG, 2018


Pemetaan
talenta ASN
Jawa Barat
APLIKASI
7 LAYANAN KEPEGAWAIAN
yang merupakan bagian dari
Jabar SMART Birokrasi
(Sistem Manajemen ASN Terintegrasi)

APLIKASI
26 TERINTEGRASI

+1000
FITUR PELENGKAP
KEHADIRAN MOBILE
7
BASE LINE CAPAIAN RB TEMATIK
DI JAWA BARAT
NO. TEMA SASARAN TEMATIK INDIKATOR BASELINE

PERSENTASE PENDUDUK
1. PENANGGULANGAN KEMISKINAN MENURUNNYA ANGKA KEMISKINAN 7,98 %
MISKIN
NILAI REALISASI
2. PENINGKATAN INVESTASI MENINGKATNYA NILAI INVESTASI 174,58 T
INVESTASI

3. PENGENDALIAN INFLASI TERKENDALINYA TINGKAT INFLASI DAERAH TINGKAT INFLASI 6,04

MENINGKATNYA IMPLEMENTASI
DIGITALISASI ADMINISTRASI
4. TRANSFORMASI DIGITAL DALAM PREVALENSI STUNTING 20,2
PEMERINTAHAN PENANGANAN STUNTING
PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK MENINGKATNYA PENGGUNAAN PRODUK TINGKAT PENGGUNAAN
5. 49 %
DALAM NEGERI DALAM NEGERI PRODUK DALAM NEGERI

Memerlukan keterpaduan intervensi Antara Provinsi dan Kabupaten/Kota dalam berbagi sumber daya sesuai
kewenangan masing-masing.
ARAH KEBIJAKAN IMPLEMENTASI RB DI JAWA BARAT
TAHUN 2023-2026
(UPAYA KONGKRIT IMPLEMENTASI RB NASIONAL DI LINGKUP PEMERINTAH DAERAH)

Arah Kebijakan implementasi RB di Jawa Barat difokuskan

RB GENERAL untuk memperbaiki manajemen tata kelola pemerintahan


(RB General) dan mempercepat pelaksanaan agenda
pembangunan yang mampu menuntaskan permasalahan
publik sehingga berdampak nyata bagi masyarakat (RB
FOKUS Tematik). Percepatan berbagai agenda pembangunan yang
IMPLEMENTASI RB berdampak nyata bagi masyarakat tentu saja harus
diupayakan melalui perbaikan tata kelola pemerintahannya.
Oleh karenanya pembangunan RB general dan RB Tematik
sejatinya merupakan upaya yang memiliki hubungan
RB TEMATIK kausalitas yang positif dan harus dilaksanakan secara
terpadu dan beriringan.

“Penguatan RB Jabar 2023-2026 diarahkan pada RB Terpadu dan Berdampak


(TAMPAK) dengan Prov Jabar menjadi BACKBONE bagi seluruh Kab/Kota
di Jawa Barat”
Kesiapan SDM Kualitas
Infrastruktur Produktif Pelayanan
Jawa Barat menawarkan Jawa Barat memiliki
yang Baik
konektivitas yang baik dan 37.5 juta penduduk
didukung oleh infrastruktur di usia produktif, sekaligus Kemudahan perijinan
transportasi dan jarak tempuh yang menjadi tuan rumah Universitas- dan keramahtamahan
dekat ke Jakarta sebagai Ibu Kota Universitas terbaik di Indonesia khas Jawa Barat
Negara Indonesia. sebagai “centre of excellence”.
PELABUHAN PATIMBAN
Tujuan Investasi Paling Efisien di Indonesia

Incremental Capital Output Ratio


(ICOR) Jawa Barat (2021)

Negara di Asia Tenggara

6,8% 4,6% 4,5% 4,4%

1% pertumbuhan
ekonomi Jawa Barat
membutuhkan rasio
investasi/produk
domestik regional bruto
(PDRB) sekitar 4,49
persen. Lebih efisien dari
negara-negara di Asia
Tenggara
3 0 17
131 17 407
23 - 100

2019 – 2022
PERUBAHAN ROADMAP RB TAHUN
2020-2024 dan EVALUASI RB
Deputi Reformasi Birokras, Akuntabilitas
Aparatur, dan Pengawasan.
URGENSI PENAJAMAN 11

ROADMAP RB 2020-2024
EKSTERNAL INTERNAL
RB Telah berhasil memperbaiki tatakelola
Bonus
Demografi
dalam berbagai aspek Namun, upaya
tersebut dianggap belum memperikan
manfaat nyata:
1. Mendukung capaian target pembangunan
nasional
2. Memberikan dampak kepada masyarakat.
Pandemi Indonesia
COVID-19 Emas 2045
Birokrasi yang
mampu
menjawab
tantangan dan
memanfaatkan Penajaman
peluang
Pelaksanaan RB

PERUBAHAN
Middle Pengguna
Income Internet ROAD MAP RB 2020-2024
Trap Terbesar
13

REFOKUSING ROADMAP
14

POIN-POIN PENAJAMAN ROAD MAP

PENAJAMAN GOAL SETTING

PENETAPAN PROGRAM/KEGIATAN UTAMA


YANG LEBIH FOKUS DAN BERDAMPAK

FOKUS RB TEMATIK UNTUK PERCEPATAN


PENYELESAIAN MASALAH HILIR

PENAJAMAN INDIKATOR REFORMASI


BIROKRASI
Penyempurnaan Road Map Reformasi Birokrasi Nasional 2020-2024
TUJUAN RB 2020-2024 SASARAN RB 2020-2024
RB GENERAL
BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN BERDAYA SAING MENDORONG
PEMBANGUNAN NASIONAL
Terciptanya tata kelola Terciptanya Budaya
pemerintahan digital yang Birokrasi BerAKHLAK
INDIKATOR OUTCOME lincah, kolaboratif dan dengan ASN yang
• Indeks Reformasi Birokrasi Nasional akuntabel Profesional
• CPI (Corupption Perception index)
• EGDI (E-Government Development • Indeks SPBE • Survei Penilaian Integritas
Index) • Tingkat Capaian Kinerja • Employer Branding
• GEI (Government Effectiveness Index) (Penajaman Nilai AKIP dan • Survei Kepuasan Masyarakat
Indeks Perencanaan)
• Tingkat akuntabilitas Keuangan

INDIKATOR IMPACT
Capaian Indikator Kinerja RB TEMATIK
Pemerintah: RB yang mempercepat pengentasan kemiskinan dan mendorong daya saing Indonesia
• Tingkat kemiskinan Nasional dengan penyelesaian masalah tata kelola pada berbagai program pengentasan
• Tingkat realisasi investasi kemiskinan, peningkatan Investasi, akselerasi digitalisasi administrasi pemerintahan,
Nasional RB Tematik Prioritas Presiden.
• Tingkat Inflasi nasional Indikator:
• Penurunan Tingkat Kemiskinan
• Peningkatan Realisasi Investasi
• Laju penurunan stunting
• Laju inflasi
• Tingkat Penggunaan PDN
LAMA BARU
TUJUAN RB: “PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH” TUJUAN RB: “BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF DAN BERDAYA SAING MENDORONG PEMBANGUNAN
NASIONAL dan PELAYANAN PUBLIK”
Indikator Outcome: Indikator Impact: INDIKATOR OUTCOME
• Indeks RB • Ease of Doing Business • Government Perception Index • Indeks Reformasi Birokrasi INDIKATOR IMPACT
• Corruption Perception Index • Trust Barometer • Penurunan Angka Kemiskinan • Corruption Perception Index
• Peningkatan Realisasi Investasi • E-Government Development Index
• Pengendalian Tingkat Inflasi • Government Effectiveness Index
• Penggunaan Produk Dalam Negeri • Ease of Doing Business

SASARAN RB GENERAL SASARAN RB TEMATIK


3 SASARAN RB
Pelayanan Publik Tata Kelola Budaya Birokrasi Nasional (Meningkatnya Kualitas
Birokrasi yang Bersih Birokrasi yang Kapabel:
Pemerintahan Digital BerAKHLAK dengan Tata Kelola dan Hasil Pada 4
dan Akuntabel: • Indeks Kelembagaan yang Prima:
• IPAK • Nilai SAKIP • Indeks SPBE • Indeks Pelayanan yang Efektif, Lincah, ASN yang Tema Prioritas RB Tematik)
• Opini BPK • Indesk Profesionalitas ASN Publik
Dan Kolaboratif Profesional
Instansional (Meningkatnya
Kualitas Tata Kelola dan Hasil
• Indeks SPBE • Nilai Survei Penilaian Penanganan Tema yang Dipilih)
• Capaian Akuntabilitas Integritas
Kinerja • Nilai Employer Branding • Capaian Kinerja RB
8 AREA PERUBAHAN • Capaian Akuntabilitas • Indeks BerAKHLAK Tematik
Keuangan • Nilai Survei Kepuasan
SASARAN PROGRAM & Masyarakat
PROGRAM & KEGIATAN MIKRO
KEGIATAN MESO
Area 1 Area 2 Area 3
Sasaran RB 1: 5 Sasaran Program
Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan Kegiatan KEBIJAKAN PERCEPATAN RENCANA AKSI TEMATIK
Area 4 Area 5 Area 6
Sasaran RB 2: 4 Sasaran Program Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan Kegiatan
Kegiatan Utama
Area 7 Area 8
Sasaran RB 3: 2 Sasaran Program Program Program
𝛁 𝛁 𝛁
Kegiatan Meso Kegiatan Kegiatan
Penyederhanaan & Penajaman
Indikator Penilaian RB
EVALUASI LAMA (SEBELUM REFOCUSING ) EVALUASIBARU
EVALUASI BARU(SETELAH
(SETELAHREFOCUSING)
PENAJAMAN)

1. Sebagian besar indikator penilaian RB yang 1. Indikator Penilaian RB yang digunakan


dipakai masih berfokus untuk mengukur Sebagian besar sudah mengukur
proses dan pemenuhan. hasil/outcome ataupun (intermediate
2. Masih terdapat redudansi atau duplikasi dalam outcome dari program/kegiatan RB
beberapa komponen indikator penilaian RB 2. Komponen indikator Penilaian RB yang
3. Belum terdapat peta keterkaitan antar memiliki irisan/redudansi dengan indikator
komponen indikator penilaian RB penilaian lainnya, diintegrasikan, disinergikan
4. Metode pengumpulan data indikator Penilaan dan diharmonisasikan (Disederhanakan)
RB kepada masing-masing K/L/D 3. Setiap indikator Penilaian RB telah dipetakan
menggunakan metode self-assessment dengan keterkaitannya berdasarkan pada kontribusi
aplikasi masing-masing yang waktunya terhadap pencapaian sasaran strategis.
bersamaan (memberatkan IP yang dinilai). 4. Metode pengumpulan data indikator penilaian
5. Metode penyampaian informasi hasil kepada RB dan metode penyampaian informasi hasil
masing-masing instansi yang dinilai belum kepada Instansi Pemerintah telah
terstandar. terstandarisasi dan terintegrasi melalui portal
6. Indikator Penilaian RB terdiri atas: (157 RB.
pertanyaan pemenuhan, 22 indikator hasil 5. Indikator Penilaian RB terdiri atas (4 strategi
antara, 102 pertanyaan Reform). dan 26 indikator hasil)
18

RB GENERAL
19

KERANGKA LOGIS KINERJA & INDIKATOR

MAKRO
BARU
Dalam Perubahan Road
Map RB Tahun 2020–2024,
kegiatan RB tidak akan
dikaitkan dengan delapan
area perubahan melainkan
pada Kegiatan Percepatan
pelaksanaan RB.
MIKRO

Sasaran Strategis 1 Sasaran Strategis 2


20

SASARAN KEBIJAKAN PERCEPATAN


SASARAN STRATEGIS 1
Sasaran Strategis Pertama dalam Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024
Penajaman adalah aspek Hard Element, yang merupakan berbagai perangkat yang
terkait dengan akuntabilitas, kelembagaan, tatalaksana, cara kerja, strategi, serta
sistem dan regulasi dalam pemerintahan

SASARAN KEBIJAKAN PERCEPATAN RB


• Terimplementasikanya Kebijakan Sistem Kerja • Meningkatnya Kualitas Pengelolaan Arsip Digital dan
Baru dan Fleksibilitas Bekerja Pegawai ASN Data Statistik Sektoral
• Terimplementasikanya Kebijakan Arsitektur SPBE • Meningkatnya Kualitas Pengadaan Barang dan Jasa
Nasional Pemerintah, Pengelolaan Keuangan dan Aset
• Terimplementasikannya Sistem Perencanaan,
Penganggaran dan Informasi Kinerja yang
Terintegrasi, Berbasis Teknologi Informasi yang
Mendorong Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah
• Terbangunnya Pelayanan Publik Digital (Digital
Services)
• Meningkatnya Kualitas Pengawasan
• Meningkatnya Kualitas Kebijakan dan RegulasI
21

SASARAN KEBIJAKAN PERCEPATAN


SASARAN STRATEGIS 2
Sasaran Strategis Kedua pada Roadmap Reformasi Birokrasi 2020-2024 penajaman,
berfokus pada aspek Soft Element yang merupakan berbagai perangkat yang terkait
dengan budaya dan sumber daya manusia

SASARAN KEBIJAKAN PERCEPATAN RB

• Terwujudnya Percepatan Transformasi • Terwujudnya Percepatan Peningkatan


Jabatan Fungsional Kapasitas Pegawai ASN
• Terselenggaranya Manajemen Talenta • Terwujudnya Rekrutmen Pegawai ASN yang
ASN yang Efektif dan Efisien Efektif dan Efisien
• Terwujudnya Percepatan Transformasi Digital
Manajemen ASN
• Terwujudnya Sistem Kesejahteraan ASN yang
AKBAR
Adil, Layak, dan Berbasis Kinerja
• Meningkatnya Kepatuhan terhadap Sistem
Merit dan Sistem Manajemen ASN
• Meningkatnya Budaya Pelayanan Prima
ULTIMATE Tujuan :
OUTCOME
BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF DAN BERDAYA SAING MENDORONG PEMBANGUNAN
NASIONAL dan PELAYANAN PUBLIK

INTERMEDIATE
OUTCOME SASARAN RB SASARAN RB
TEMATIK GENERAL

Sasaran Strategis 1 (Hard Element) Sasaran Strategis 2 (Soft Elemen)


Rencana Aksi TATA KELOLA PEMERINTAHAN DIGITAL YANG BUDAYA BIROKRASI BERAKHLAK
LINCAH, KOLABORATIF dan AKUNTABEL DENGAN ASN YANG PROFESIONAL

INTERMEDIATE
OUTCOME

1.1 Kelembagaan dan Tata Laksana 1.2 Sistem Akuntabilitas dan 1.3 Transformasi Digital pada 1.4 Regulasi yang Harmonis dan 2.1 SDM ASN yang
2.2 Budaya Birokrasi Berakhlak
yang Lincah dan Efektif Pengawasan yang Berkualitas Pelayanan Publik Berbasis Bukti Profesional

Terimplementasikannya Sistem Terselenggaranya Meningkatnya Budaya Pelayanan


Terimplementasikannya Kebijakan Perencanaan, Penganggaran dan Terwujudnya Percepatan Transformasi
Manajemen Talenta ASN Prima
Penyederhanaan Birokrasi Informasi Kinerja yang Terintegrasi, Terbangunnya Pelayanan Meningkatnya Kualitas Digital Manajemen ASN
Yang Efektif dan Efisien
Berbasis Teknologi Informasi yang
Mendorong Peningkatan Akuntabilitas
Publik Digital (Digital Services) Kebijakan dan Regulasi
Kinerja Pemerintah
IMMEDIATE
OUTCOME Terimplementasikannya Terwujudnya Sistem Kesejahteraan Terwujudnya Percepatan
kebijakan sistem kerja ASN Yang Adil, Layak dan Berbasis Peningkatan Kapasitas
baru dan fleksibilitas Meningkatnya Kualitas Pengadaan
Kinerja Pegawai ASN
Barang dan Jasa Pemerintah,
bekerja pegawai ASN
Pengelolaan Keuangan dan Aset

Terwujudnya Percepatan
Terwujudnya Rekrutmen Pegawai
Terimplementasinya Kebijakan ASN Yang Efektif dan Efisien
Transformasi Jabatan
Meningkatnya Kualitas Fungsional
Arsitektur SPBE Nasional Pengawasan

Meningkatnya Kepatuhan terhadap


Meningkatnya Kualitas Sistem Merit dan Sistem
Pengelolaan Arsip Digital dan Data Manajemen ASN
Statistik Sektoral

OUTPUT

OUTPUT – OUTPUT KEGIATAN UTAMA


23

RB TEMATIK
RB TEMATIK UNTUK INTERVENSI
TATA KELOLA DARI HILIR
WHY? WHAT?
• Mempercepat manfaat • KEMISKINAN: anggaran kemiskinan besar tidak
program pembangunan agar sebanding dengan hasil Penurunan Kemiskinan
dapat dirasakan langsung oleh • INVESTASI: mendorong percepatan kebijakan
omnibuslaw dan meningkatan competitiveness
masyarakat. indeks yang rendah, sehingga Investasi dapat
• Menunjukkan kontribusi RB menggerakan perekonomian
secara langsung terhadap • DIGITALISASI ADIMINSTRASI PEMERINTAHAN:
mempercepat terciptanya agile goverment dan
program prioritas daya saing digital di ASEAN & ASIA
pembangunan nasional. • RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN: merespon hal-
• Mempercepat penyelesaian hal yang mendesak (urgen) karena resiko
persoalannya akan muncul segera dan memiliki
permasalahan utama di dampaknya serius pada masyarakat (Inflasi & PDN)
masyarakat.

HOW?
WHO?
Debottlenecking atau
• Seluruh K/L/P yang terkait
baik langsung maupun
mengurai dan
tidak langsung dengan menyelesaikan secara
tema Prioritas yang konkret akar masalah
ditetapkan yang terkait tata kelola
pada isu/program
prioritas pemerintah
RB TEMATIK
RB Tematik Peningkatan Investasi
RB Tematik Pengentasan Kemiskinan
Presiden selalu menyampaikan bahwa investasi adalah
Fokus Presiden untuk segera menyelesaikan jangkar pemulihan ekonomi Indonesia. Investasi yang
permasalahan kemiskinan dengan target meningkat akan berimplikasi pada meningkatnya
turunnya angka kemiskinan menjadi 7% dan lapangan kerja, meningkatnya daya beli masyarakat,
daerah dengan kemiskinan ekstrim menjadi 0% meningkatnya konsumsi masyarakat dan pada akhirnya
di tahun 2024, maka seluruh elemen birokrasi akan memberikan dampak yang positif pada
wajib berkolaborasi dan bersinergi dalam pertumbuhan ekonomi nasional. RB perlu
menyelesaikan permasalahan kemiskinan mengintervensi dengan menyederhanakan proses
tersebut. bisnis perizinan, perbaikan kebijakan yang tumpang
tindih, termasuk meningkatkan budaya pelayanan
prima bagi para investor.

RB TEMATIK DIGITALISASI
RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN Administrasi Pemerintahan

Tematik Prioritas Presiden. Isinya Presiden selalu berpesan agar ‘’Pemerintah harus
merespon hal-hal yang mendesak (urgen) bergerak lebih lincah dan lebih cepat karena diera
persaingan antar negara, yang cepat beradaptasi
karena resiko persoalannya akan muncul
dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap
segera dan dampaknya juga serius pada teknologi.’’ Pemerintah harus bersiap menghadapi
masyarakst. Hal tersebut perlu dikawal disrupsi teknologi dan iklim digital yang dicirikan dalam
oleh seluruh level pemerintah. era VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity).. Pemerintah harus berbenah dan
membangun birokrasi digital dengan fokus
perbaikan pada digitalisasi struktur, culture
maupun kompetensi.
MEKANISME KERJA RB TEMATIK
1 Menetapkan sasaran tematik (harus berangkat dari problem hilir)

Menetapkan faktor pembentuk yang berkontribusi untuk mencapai


sasaran tematik. Contoh: Kemiskinan, faktor pembentuknya yakni
2
menurunkan beban pengeluaran, meningkatkan pendapatan dan
kapasitas, meminimalkan wilayah kantong kemiskinan

Mengidentifikasi program/model intervensi existing dan usulan, yang


3 berkontribusi dalam mewujudkan faktor pembentuk (beserta sasaran
dan indikatornya)

Mengidentifikasi masalah/bottleneck yang terjadi dan mungkin


4
terjadi dalam pelaksanaan program/model intervensi

5 Menetapkan rencana aksi untuk mengurai masalah/bottleneck

6 Pelaksanaan rencana aksi bersama RB Tematik

7 Monitoring dan evaluasi


27

KERANGKA LOGIS RB TEMATIK


Implementasi
Kinerja yang Diinginkan` Kinerja Existing Identifikasi Masalah Rencana Aksi
& Monev
KL 3

KINERJA YANG Penetapan


DIINGINKAN Pelaksanaan
kegiatan &
Rencana Aksi
tahapannya,
dan
beserta
Monitoring
penanggung
evaluasi
KINERJA EKSISTING jawab

• Gap
• Penetapan kinerja didasarkan pada Output dan Outcome • Akar
Logical framework yang dihasilkan antar Masalah
• Prinsip: Sharing outcome K/L masih silo
Debottlenecking Birokrasi: Akuntabilitas Kinerja
Debottlenecking Birokrasi:
27PROSES, TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS
KELEMBAGAAN, SDM, REGULASI, PENGAWASAN,PELAYANAN PUBLIK
28

STRATEGI IMPLEMENTASI
29

Pelaksanaan Reformasi Birokrasi

Tingkat pelaksanaan makro mencakup


penetapan arah kebijakan RB secara
nasional serta monitoring dan evaluasi
pencapaian program-program RB pada
MAKRO level meso dan mikro.

NASIONAL Tingkat pelaksanaan meso mencakup


pelaksanaan program RB oleh instansi yang
MESO ditetapkan sebagai leading institution

Mencakup implementasi kebijakan/program


RB yang telah ditetapkan pada tingkat
MIKRO INSTANSIONAL makro dan meso di masing-masing K/L/P
MANAJEMEN
PENGELOLAAN RB
NASIONAL Tugas KPRBN
• Menetapkan arah kebijakan nasional sebagai landasan pelaksanaan
RB untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik;
RUANG LINGKUP PERAN • Menetapkan kebijakan dan program strategis pelaksanaan RB;
Menetapkan strategi dan arah • Menyelesaikan permasalahan dan hambatan pelaksanaan RB yang
kebijakan RB Nasional serta tidak dapat diselesaikan oleh TRBN; dan
melakukan monitoring dan
evaluasi pencapaian hasil RB
• Menyampaikan laporan secara berkala atau sewaktu waktu apabila
Nasional MAKRO diperlukan kepada Presiden.

Tugas SE KPRBN
UPRBN Menyiapkan dukungan administrasi, teknis dan substansi
RUANG LINGKUP PERAN TIRBN kepada ketua KPRBN.
Menetapkan kebijakan turunan TQARBN
dari strategi dan arah kebijakan K/L LEADING INSTITUTION
level makro, serta memastikan Tugas TRBN
pelaksanaan kebijakan tersebut MESO
oleh seluruh Instansi Pemerintah • Merumuskan kebijakan dan strategi operasional RB Nasional;
• Memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan RB Nasional;
• Menetapkan langkah-langkah yang diperlukan untuk menegakkan
RUANG LINGKUP PERAN kepatuhan atas standar-standar bagi pelaksanaan program RB;
Mengimplementasikan seluruh • Melaksanakan komunikasi secara berkala dengan para pemangku
kebijakan dan program RB, serta MIKRO kepentingan (stakeholders); dan
mengelola setiap program mikro
• Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB Nasional kepada KPRBN.
RB agar dapat terlaksana dengan
masif dan komprehensif pada
setiap unit kerja
MANAJEMEN
Tugas UPRBN
PENGELOLAAN RB • Membantu TRBN dalam mengkoordinasikan perumusan kebijakan
NASIONAL •
operasional RB Nasional;
Membantu TRBN dalam mengimplementasikan berbagai kebijakan
pelaksanaan RB Nasional, baik bersifat makro, meso maupun mikro;
• Memantau perkembangan kemajuan pelaksanaan RB Nasional;
• Memberikan saran dan masukan atas hasil evaluasi pelaksanaan RB pada
RUANG LINGKUP PERAN K/L/D yang dilaksanakan oleh Kementerian PANRB; dan
Menetapkan strategi dan arah • Melaporkan kemajuan pelaksanaan RB nasional setiap triwulan kepada TRBN.
kebijakan RB Nasional serta
melakukan monitoring dan Tugas TIRBN
evaluasi pencapaian hasil RB Memberikan saran dan masukan secara independen kepada TRBN
Nasional MAKRO dan KPRBN tentang pelaksanaan RB.

Tugas TPKRBN
UPRBN
RUANG LINGKUP PERAN • Memastikan pelaksanaan RB sesuai dengan Grand Design RB Tahun 2010-
TIRBN
2025 dan Road Map RB 2020–2024 Penajaman;
Menetapkan kebijakan turunan TQARBN
• Memberikan saran pemecahan masalah terkait dengan penjamin kualitas
dari strategi dan arah kebijakan K/L LEADING INSTITUTION
pelaksanaan program RB Nasional kepada KPRBN;
level makro, serta memastikan
• Melakukan identifikasi dan analisis terhadap kemungkinan/risiko kegagalan
pelaksanaan kebijakan tersebut MESO pelaksanaan RB dan mengusulkan rencana mitigasi risiko;
oleh seluruh Instansi Pemerintah
• Melaksanakan monitoring dan evaluasi pada beberapa K/L tertentu terhadap
pelaksanaan RB dan
• Perumusan rekomendasi terhadap hasil penjamin kualitas, monitoring dan
RUANG LINGKUP PERAN evaluasi dalam rangka pemberian rekomendasi kepada komite pengarah.
Mengimplementasikan seluruh
kebijakan dan program RB, serta MIKRO K/L LEADING INSTITUTION
mengelola setiap program mikro merumuskan dan mengkoordinasi pelaksanaan kebijakan, melakukan monitoring
RB agar dapat terlaksana dengan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan, memberikan pembinaan dan pelatihan
masif dan komprehensif pada perumusan kebijakan, dan melaporkan pelaksanaan kebijakan kepada KPRBN.
setiap unit kerja
LEADING INSTITUTION 33

No. Instansi Pemerintah Peran


Kementerian Pendayagunaan Aparatur •Perumusan kebijakan aparatur negara yang berkualitas;
1.
Negara dan Reformasi Birokrasi •Perumusan kebijakan dan strategi operasional RB Nasional;
•Pembinaan dan Pengawasan K/L/D dalam pelaksanaan kebijakan RB
nasional;
•Perumusan kebijakan kelembagaan dan tata laksana nasional;
•Perumusan kebijakan pelayanan publik nasional.
Kementerian Dalam Negeri •Pembinaan dan Pengawasan pemerintah daerah dalam pelaksanaan
2.
kebijakan RB nasional
Kementerian Keuangan •Merumuskan dan mengawasi penganggaran dalam perencanaan serta
3.
pelaksanaan pembangunan nasional.
•Pelaksanaan integrasi perencanaan dan penganggaran
•Pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).
Kementerian PPN/ Badan Perencanaan •Sinkronisasi dan kolaborasi perencanaan, serta pelaksanaan pembangunan
4.
Pembangunan Nasional nasional.
•Pelaksanaan integrasi perencanaan dan penganggaran.
Kementerian Komunikasi dan •Penerapan layanan internal pemerintah berbasis elektronik yaitu
5.
Informatika implementasi aplikasi umum SPBE dan pengembangan inovasi internal.
•Penguatan kualitas infrastruktur SPBE.
•Integrasi layanan publik berbasis elektronik (e-service).

Kementerian Hukum dan HAM •Sinergitas regulasi berbasis simplifikasi.


6.
•Partisipasi publik dalam pembentukan peraturan perundang-undangan.
LEADING INSTITUTION 34

7. Lembaga Administrasi Negara •Peningkatan kompetensi ASN sesuai kebutuhan pembangunan nasional.
•Peningkatan pelaksanaan Evidence based policy.

8. Badan Kepegawaian Negara •Koordinasi implementasi kebijakan terkait manajemen ASN.


•Pemutakhiran data PNS.

9. Badan Pemeriksa Keuangan •Mengawal kualitas pertanggungjawaban penggunaan APBN/APBD


dan tindak lanjut hasil pemeriksaan keuangan.

10. Badan Pengawasan Keuangan •Penguatan pengawasan internal pemerintah dan program pembangunan
dan Pembangunan nasional;
•Penguatan penerapan manajemen risiko.

11. Komisi Pemberantasan Korupsi •Mereview celah-celah korupsi setiap peraturan perundang-undangan;
(KPK) •Penguatan upaya pencegahan korupsi.

12. Lembaga Arsip Nasional (ANRI) •Penguatan pengelolaan arsip digital

13. Lembaga Kebijakan Pelaksanaan •Kepatuhan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP)

14. Badan Pusat Statistik (BPS) •Penguatan penyelenggaraan data statistik sektoral.
35

STRATEGI LEVEL MIKRO


• Melaksanakan Kebijakan level meso yang telah
ditetapkan oleh leading institution dan telah
DIMENSI PRIORITAS
diakomodir dalam roadmap RB
NASIONAL • Melaksanakan Kebijakan Nasional yang ditetapkan
oleh Presiden/Wakil Presiden terkait RB

Mendesain kegiatan dan Rencana Aksi RB internal


yang sesuai dengan kekhasan masalah/isu terkait
tata Kelola internal yang dianggap dapat
DIMENSI PRIORITAS menghambat pencapaian kinerja dan peningkatan
INSTANSIONAL
kualitas pelayanan publik
36

PELAKSANA RB LEVEL MIKRO


TUGAS TIM RB INTERNAL K/L/D

• Merumuskan Road Map Pelaksanaan RB di


lingkungan Instansi dan unit kerja;
• Melaksanakan Road Map RB dan program-
program prioritas di setiap K/L/P serta Unit
kerja;
• Menjaga kesinambungan program-program
yang telah berjalan dengan baik;
• Melakukan monitoring dan evaluasi berkala
terhadap pelaksanaan RB di instansi dan
unit kerjanya; dan
• Melakukan penyesuaian-penyesuaian yang
diperlukan agar target yang dihasilkan selalu
dapat menyesuaikan kebutuhan
stakeholders.
Tahapan Pembangunan RB Mikro (K/L/D)
Tahapan Pembangunan RB General
Penyusunan RMRB
Penyusunan Monitoring
Identifikasi Prioritas Rencana dan
Kegiatan Utama Aksi Evaluasi

Penetapan Target RB Pelaksanaan


Tahunan Rencana Aksi

Tahapan Pembangunan RB Tematik

Penyusunan RMRB
Penyusunan
Kinerja Rencana Monitoring
Memilih Tema existing Aksi dan Evaluasi

Penetapan Identifikasi Pelaksanaan


Kinerja Masalah Rencana
Aksi
Penyusunan RMRB IP
Ketentuan Umum RMRB Minimal Memuat:
Ringkasan Eksekutif
- Tujuan RMRB Bab 1 Pendahuluan
- Prinsip Umumnya: selaras dg dok pembangunan - Latar Belakang Penyusunan Road Map
nasional/daerah, dll. Bab 2 Gambaran Birokrasi Instansi Pemerintah
- Manajemennya (Siapa yang Nyusun, Ditetapkan - Capaian Road Map (dari Tujuan, Sasaran RB Nasional), dan indikator-
formal oleh siapa, kaitannya dg perencanaan indikator RB membandingkan capaian tahun terakhir dengan target
nasional dan KLD, SOP, Kapan, Gmn Monevnya) nasional
- Harapan pemangku kepentingan
Bab 3 Agenda reformasi birokrasi instansi pemerintah
- Penetapan Tujuan dan Sasaran RB (Mengikuti Nasional saja, boleh jika ada
inisiatif tambahan)
- Perencanaan RB General:
KU inisiatif ➔ dalam rangka mencapai Tujuan dan a. Identifikasi Prioritas Kegiatan Utama
Sasaran RB (Soft dan Hard Element) b. Penetapan Target RB Tahunan
- Perencanaan RB Tematik (Penetapan Kinerja (Tema) Yang akan diangkat
sebagai Fokus RB Tematik)
Bab 4 Mekanisme monev (Menjelaskan tentang metode dan mekanisme
monev yang akan dijalankan)
Bab 5 Penutup
Roadmap RB General

Step 1: Identifikasi Prioritas Kegiatan Utama


Tingkat
Mandat RB Biaya Skala
Keparahan Waktu
Kegiatan Utama General Rendah Prioritas
(implementasi (Mendesak)
Nasional (Total Skor)
rendah)
Penyederhanaan Birokrasi (Penyederhanaan Struktur Organisasi)/transformasi 10 3 10 7 30
organisasi berbasis kinerja dan agile
Pelaksanaan Sistem Kerja Baru dan Fleksibilitas Bekerja Pegawai ASN 10 10 5 6 31

Pelaksanaan Arsitektur SPBE Nasional 10 9 8 4 31

Penguatan implementasi sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP) 10 8 8 8 34

Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.

• Kegiatan Utama bersumber dari:


1. Mandat RB General Mikro yang ada dalam RMRB Nasional
2. Inisiatif K/L/D (level pusat dan unit kerja) diluar mandat Nasional (jika ada), yg berpengaruh terhadap Tujuan dan Sasaran RB.
• Prioritas Kegiatan utama didasarkan:
1. Mandat RB General bersifat wajib seluruhnya dan lebih prioritas dibandingkan Kegiatan inisiatif K/L/D
2. Kegiatan inisiatif K/L/D dapat berasal dari level pusat K/L/D maupun unit kerja sesuai kebutuhan, dimana inisiatif unit kerja harus melalui
konfirmasi level K/L/D dengan memprioritaskan mandat nasional.
3. Dalam hal keterbatasan sumber daya, maka dalam memilih prioritas kegiatan utama didasarkan pada empat faktor sesuai tabel di atas atau
lebih jika ada faktor lain yang dirasa perlu menjadi pertimbangan
4. Skor masing-masing faktor dalam skala 1-10 (atau skala lainnya), kemudian diakumulasi.
Roadmap RB General

Step 2: Penetapan Target RB


Kegiatan Utama Indikator Kegiatan Utama Target Tahunan Unit Kerja

2023 2024 Koordinator Pelaksana

Penyederhanaan Birokrasi (Penyederhanaan Struktur Tingkat Implementasi Penyederhanaan 50 100 Biro Ortala Seluruh unit
Organisasi)/transformasi organisasi berbasis kinerja dan Birokrasi kerja
agile
Pelaksanaan Sistem Kerja Baru dan Fleksibilitas Bekerja Tingkat Implementasi Sistem kerja Baru - 60 Biro SDM Seluruh unit
Pegawai ASN dan Fleksibilitas Berkerja Pegawai kerja
Pelaksanaan Arsitektur SPBE Nasional Indeks SPBE 2,2 3,1 Biro Datin Seluruh unit
kerja
Penguatan implementasi sistem pengendalian intern Skor SPIP 3,5 3,8 Inspektorat Seluruh unit
pemerintah (SPIP) kerja
Dst. Dst. Dst. Dst. Dst. Dst.

• Renaksi RB General dan Tematik dapat beririsan, sehingga dalam proses perencanaan RB MIKRO, perlu dikoordinasikan
secara komprehensif oleh internal K/L/D
• Kolaborasi RB Mikro dipimpin oleh Ketua Tim RB General (Sekretaris/Sekjend/ Sestama K/L/D)
Rencana Aksi RB General

Step 3: Penyusunan Rencana Aksi RB General

Target Penyelesaian Instansi


Target
Kegiatan Utama Aksi Output
Tahunan
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4 Koordinator Pelaksana

Penguatan Skor SPIP a. Penguatan implementasi sistem a. Hasil pemetaan 2 unit 4 unit Dst. Inspektorat Seluruh
implementasi sistem meningkat pengawasan internal (gratifikasi, COI, resiko dan kerja kerja unit kerja
pengendalian intern (3,5) risiko) permasalahan
pemerintah (SPIP) pengawasan

b. Peningkatan kolaborasi pengawasan b. Terbangunnya 1 3 MoU, 3 Inspektorat Seluruh


(diambil dari Target antara Aparat Pengawasan Internal (APIP) kerjasama MoU 1 MoU MoU unit kerja
tahunan RMRB K/L/D K/L/Pemda pengampu program dengan pengawasan terlaks terlaks
dan RATL hasil Aparat Penegak Hukum (APH) ana ana
Evaluasi Internal &
Eksternal)
Dst.

• Renaksi RB General dan Tematik dapat beririsan, sehingga dalam proses perencanaan RB MIKRO, perlu dikoordinasikan
secara komprehensif oleh internal K/L/D
• Kolaborasi RB Mikro dipimpin oleh Ketua Tim RB General (Sekretaris/Sekjend/ Sestama K/L/D)
42

EVALUASI
43

MONITORING DAN EVALUASI

• Monitoring dilakukan melalui forum


monev antar leading institutions dengan
melibatkan UPRBN, TRBN, TIRBN, TPKRBN,
dan KPRBN.
• Ruang Lingkup Terbagi Menjadi Dua
• Monitoring dilakukan secara • Evaluasi dilakukan melalui pelaporan
Tingkatan (Nasional dan Instansional). hasil evaluasi oleh UPRBN dengan
semesteran.
• Berfokus pada Capaian Pelaksanaan RB mengkompilasi laporan hasil evaluasi
(Output dan Outcome).
• Evaluasi dilakukan secara tahunan.
dari leading institutions yang
disampaikan kepada KPRBN dan TRBN
dengan tembusan kepada TIRBN dan
TPKRBN.

MEKANISME
RUANG LINGKUP WAKTU PELAKSANAAN
PELAKSANAAN
44

PROSES BISNIS EVALUASI

Kepada Evaluator
Disampaikan

Nasional
Ditindaklanjuti dengan
Pembangunan dan Evaluasi RB Instansi Evaluasi Eksternal (Evaluasi Meso dan
Pemerintah (Mikro) Nasional)
45
45

PENILAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIRORKASI


GENERAL
KONSTRUKSI UMUM EVALUASI REFORMASI
BIROKRASI GENERAL
BOBOT
PENILAIAN PUSAT PEMDA

RB GENERAL

A. Capaian Sasaran Strategis 50 50

Sasaran 1 : Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Efektif Lincah dan Kolaboratif 26 26

Sasaran 2 : Budaya Birokrasi BerAKHLAK dengan ASN yang Profesional 24 24


B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB 40 40
Sasaran 1 : Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Efektif Lincah dan Kolaboratif 28 28
Sasaran 2 : Budaya Birokrasi BerAKHLAK dengan ASN yang Profesional 12 12
C. Capaian Strategi Pelaksanaan RB General 10 10
Total RB General 100 100
A. CAPAIAN SASARAN STRATEGIS SASARAN STRATEGIS 1

Bobot Bobot
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH)
Indeks SPBE Kementerian PANRB 9 9 V V
Kementerian PANRB dan 9 9
Capaian Akuntabilitas Kinerja Kementerian PPN/ V V
Bappenas
• Capaian Prioritas Nasional (K/L) / Capaian IKU Makro (Daerah) 2 2 V V
• Capaian IKU (K/L) / Capaian IKU non Makro (daerah) 7 7 V V
Capaian Akuntabilitas Keuangan Badan Pemeriksa Keuangan 8 8 V V
• Opini BPK 5 5 V V
• Tindak Lanjut Rekomendasi 3 3 V V
Total 26 26

SASARAN STRATEGIS 2

Leading Institution Bobot Bobot


Indikator dalam Road Map RB 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH)
Employer Branding ASN Kementerian PANRB 4 4 V V
Indeks BerAkhlak Kementerian PANRB 4 4 V V
Komisi Pemberantasan 8 8
Nilai Survei Penilaian Integritas V V
Korupsi
Nilai Survei Kepuasan Masyarakat Kementerian PANRB 8 8 V V
Total 24 24
SASARAN STRATEGIS 1 – Hard Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Sasaran Strategis (ISS)

Tingkat Implementasi penyederhanaan birokrasi Kementerian PANRB 2 2 ISS 1.2 V -

Tingkat Implementasi kebijakan Sistem Kerja Baru dan ISS 1.1


Kementerian PANRB 2 2 - V
Fleksibilitas berkerja pegawai ISS 1.2

Kementerian PANRB dan


Tingkat implementasi inisiatif Strategi Arsitektur SPBE Kementerian/Lembaga Teknis 3 3,5 ISS 1.1 V V
Terkait

Indeks Perencanaan Pembangunan Kementerian PPN/ Bappenas 1,5 1,5 ISS 1.2 V V

Nilai SAKIP Kementerian PANRB 3 3,5 ISS 1.2 V V

Transformasi MPP Digital Kementerian PANRB - 1,5 ISS 1.1 V V

Tingkat Keberhasilan Pembangunan ZI Kementerian PANRB 2 3 ISS 1.2 V V

ISS 1.2
Tingkat maturitas SPIP BPKP 3 3 V V
ISS 1.3

Tingkat tindak lanjut pengaduan masyarakat (LAPOR) Kementerian PANRB 1 1,5 ISS 1.2 V V

Indeks Kualitas kebijakan publik Lembaga Administrasi Negara 1,5 1,5 ISS 1.2 V V

Indeks Reformasi Hukum Kementerian Hukum dan HAM 1,5 1,5 ISS 1.2 V V
SASARAN STRATEGIS 1 – Hard Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)
Tingkat Digitalisasi Arsip Arsip Nasional Republik Indonesia 1,5 1 ISS 1.1 V V
Tingkat Kematangan Penyelenggaraan
Badan Pusat Statistik 1,5 1,5 ISS 1.1 V V
Statistik Sektoral
Lembaga Kebijakan Pengadaan
Indeks Tata Kelola Pengadaan 1,5 1 ISS 1.3 V V
Barang dan Jasa Pemerintah
Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran Kementerian Keuangan 1,5 - ISS 1.3 V V
Indeks Pengelolaan Aset Kementerian Keuangan 1,5 - ISS 1.3 V V
SASARAN STRATEGIS 2 – Soft Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)
Tingkat Penerapan Kebijakan Transformasi ISS 1.2
Kementerian PANRB 2,5 2,5 V V
Jabatan Fungsional ISS 2.4
ISS 1.2
Tingkat Implementasi Manajemen Talenta Kementerian PANRB 2,5 2,5 V V
ISS 2.4
SASARAN STRATEGIS 2 – Soft Element
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB
Bobot Bobot Mendukung Indikator Sasaran
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH) Strategis (ISS)

Tingkat Implementasi Kebijakan Pengelolaan


Kementerian PANRB 2 2 ISS 1.2 V V
Kinerja ASN

Indeks Sistem Merit KASN dan BKN 3 3 ISS 1.2 V V

Indeks Pelayanan Publik Kementerian PANRB dan ORI 2 2 ISS 2.4 V V


C. Capaian Strategi Pelaksanaan RB General

Bobot Bobot
Indikator dalam Road Map RB Leading Institution 2023 2024
(PUSAT) (DAERAH)
Rencana Aksi Pembangunan RB General 3 3 V V
Tim Evaluator Nasional (TEN)
Tingkat Implementasi Rencana Aksi Pembangunan RB (Kemenpan RB)
7 7 V V
General
5353

PENILAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIRORKASI


TEMATIK
Pengukuran RB Tematik pada K/L
Implementing Agency Non-Implementing Agency
(K/L yang mengampu program & kegiatan terkait tema berdasarkan (K/L yang tidak terlibat dalam program & kegiatan terkait tema berdasarkan
perencanaan pembangunan) perencanaan pembangunan)

Dukungan kebijakan

Diukur dengan Dukungan anggaran


mempertimbangkan
kontribusi terhadap
tema berdasarkan: Instruksi harian
Diukur dengan perhitungan capaian indikator program & kegiatan yang
terkait dengan tema
Support lapangan
(Pemetaan dan ketersediaan data oleh Kementerian PPN/BAPPENAS)

Pengukuran RB Tematik pada Pemerintah Daerah

Strategi pembangunan RB tematik Capaian Dampak


KERANGKA LEMBAR KERJA EVALUASI RB TEMATIK
KEMENTERIAN/LEMBAGA
LKE KEMENTERIAN/LEMBAGA
KERANGKA LEMBAR KERJA EVALUASI RB TEMATIK PEMERINTAH
DAERAH
Perubahan atas Roadmap RB Nasional
2020-2024
(Permen PANRB No 3 Tahun 2023)

Kedeputian Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas


Aparatur dan Pengawasan
2023
2

MANDAT RB
3

GRAND DESIGN REFORMASI BIROKRASI


VISI
Terwujudnya Pemerintahan Berkelas Dunia
• Pemerintahan
Pada yang
akhir periode Grand bebas
Design, yaitu KKN
Tahun 2025 adalah diharapkan telah
• Profesional
menghasilkan governance yang berkualitas. Semakin baik kualitas
2024 governance, semakin baik pula hasil pembangunan (development
• Memberikan pelayanan prima
outcomes) yang ditandai dengan: tidak ada korupsi; APBN/APBD efektif

DYNAMIC GOVERNANCE 03 efisien baik; semua perizinan selesai dengan cepat dan tepat; komunikasi
dengan publik baik; hasil pembangunan nyata (propertumbuhan, prolapangan
Birokrasi semakin efektif, efisien, kerja, dan propengurangan kemiskinan)
dan bersih, dengan ciri agile dan
adaptif sehingga setara dengan
birokrasi kelas dunia. 2019
02 PERFORMANCE BASED
BUREAUCRACY
2014 Birokrasi berorientasi hasil,

RULE BASED BUREAUCRACY 01 manajemen kinerja diterapkan,


dan didukung SPBE.
Birokrasi cenderung kaku dan berorientasi
pada aturan.

Sumber: Perpres 81 Tahun 2010


EKSTERNAL

URGENSI PENAJAMAN
ROADMAP RB 2020-2024
Pengguna
Indonesia
Middle Internet Terbesar
Emas 2045
Income Trap

Pandemi
COVID-19 Bonus
Demografi

RB Telah berhasil
memperbaiki tatakelola
1. Mendukung dalam berbagai aspek 2. Memberikan
capaian target Namun, upaya tersebut dampak kepada
pembangunan dianggap belum masyarakat.
nasional memperikan manfaat
nyata:

INTERNAL
PERLUNYA REFORMASI
BIROKRASI TEMATIK
PROBLEM HILIR
PROBLEM HULU (eksiting) (Perlu diperhatikan)
1. Kebijakan tata kelola pemerintahan pada level pusat (antar K/L) 1. Pelayanan publik
masih terkesan silo (fragmented) dan tumpang tindih, sehingga a. Dasar (pendidikan, kesehatan, akses pada air bersih)
menghasilkan kebijakan yang inkonsisten bagi Pemda
b. Administratif (KTP, KK, SIM, Akte)
2. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan akibat lemahnya c. Perijinan
pengawasan dan sistem merit
d. Sosial (bantuan sosial)
3. Inefisiensi dan pemborosan penggunaan anggaran
4. Budaya birokrasi: berAKHLAK yang belum terimplementasi 2. Stunting
dengan baik
3. Kemiskinan
5. Kualitas SDM ASN yang belum merata
6. Birokrasi belum adaptif terhadap perkembangan ilmu 4. Lapangan kerja
pengetahuan dan teknologi (Contoh: transformasi digital)
5. Perizinan
7. RB hanya bersifat proyek dan pemenuhan administrasi
8. Komitmen pimpinan daerah terhadap RB yang rendah. (Contoh:
6. Inflasi
belum ada reward and punishment)
KEKURANGAN & KRITIKAN
ATAS CAPAIAN RB

01 02 03 04
RB DIPANDANG TERTINGGAL JIKA MASIH MENGUKUR PELAKSANAANYA
BELUM BERDAMPAK DIBANDINGKAN DENGAN PROSES/ADMINISTRATIF TIDAK KOLABORATIF
Capaian RB selama ini NEGARA LAIN Penilaian kemajuan RB dipandang
dipandang belum
Dilihat dari berbagai indikator RB selama ini hanya sebatas
memberikan dampak dianggap lebih proyek dan
yang signifikan terhadap tata Kelola Pemerintahan, baik
secara nasional dan global, banyak mengukur dikerjakan oleh
capaian pembangunan.
kualitas tatakelola proses bukan pada Kementerian/unit
pemerintahan terus mengalami hasil/dampak tertentu.
peningkatan dari tahun ke
tahun namun jika
diperbandingkan dengan
negara-negara lain terutama di
ASEAN atau di ASIA, capaian
tersebut masih jauh tertinggal.
Road Map RB 2020-2024 (Permenpanrb 25/2020 Road Map RB 2020-2024 Penajaman (Permenpanrb 3/2023
Tujuan: Birokrasi yang bersih, efektif dan berdaya saing mendorong
Tujuan: Pemerintah yang baik dan bersih pembangunan nasional dan pelayanan publik
Sasaran: Birokrasi yang bersih dan akuntabel, kapabel dan pelayanan Goal Sasaran RB General: 1) Terciptanya tata kelola pemerintahan digital yang
public prima. Setting efektif, lincah, dan kolaboratif, dan 2) Terciptanya budaya birokrasi
(3 sasaran dan 8 area perubahan) BerAKHLAK dengan ASN yang profesional
Sasaran RB Tematik: Penekanan pada penyelesaian Isu Tematik

Kegiatan
yang Fokus Kegiatan utama ditetapkan dengan melihat tingkat efektivitas kegiatan
Kegiatan utama ditetapkan berdasarkan pada penjabaran dari 8 area
dan yang dapat memberikan kontribusi paling besar terhadap pencapaian
perubahan
Berdampak sasaran, berfokus pada implementasi kebijakan

RB General: Berfokus pada perbaikan sistem dan manajemen internal IP


guna menyelesaikan permasalahan tata Kelola birokrasi (“Isu Hulu”)
Penekanan pada pelaksanaan 8 area perubahan di Instansi Pemerintah Fokus RB Tematik: Berfokus pada isu-isu prioritas presiden yang ditujukan
untuk menyelesaikan masalah tata kelola birokrasi (Isu Hulu) Pelaksanaan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dirasakan langsung oleh
masyarakat (“Isu Hilir”)

Indikator-indikator yang dipakai “terkesan” Mempertajam, Menyederhanakan, Menyinergikan, dan


Penajaman
mengumpulkan/mengkompilasi indikator yang terkait dengan urusan Mengintegrasikan Indikator dengan memilih indicator-indicator yang
Indikator
RB. Indikator Penilaian RB terdiri atas: (157 pertanyaan pemenuhan, 22 paling relevan serta memiliki keandalan untuk mengukur kemajuan RB.
RB
indikator hasil antara, 102 pertanyaan Reform) Indikator Penilaian RB terdiri atas (4 strategi dan 27 indikator hasil)
PerubahanRoad Map Reformasi Birokrasi Nasional 2020-2024
RPJMN 2020-2024 TUJUAN RB 2020-2024 SASARAN RB 2020-2024

RB GENERAL
MENDORONG BIROKRASI YANG BERSIH, EFEKTIF
DAN BERDAYA SAING
PERCEPATAN MENDORONG PEMBANGUNAN
Terciptanya tata kelola
NASIONAL DAN PELAYANAN Terciptanya budaya
PEMBANGUNAN PUBLIK pemerintahan digital yang birokrasi BerAKHLAK
NASIONAL efektif, lincah, dan dengan ASN yang
INDIKATOR OUTCOME kolaboratif profesional
• Indeks Reformasi Birokrasi
Nasional • Indeks SPBE • Employer Branding ASN
• Corruption Perception Index • Capaian Akuntabilitas Kinerja • Indeks BerAkhlak
(CPI) • Capaian Akuntabilitas Keuangan • Nilai Survei Penilaian Integritas
• E-Government Development • Nilai Survei Kepuasan
Index (GDI) Masyarakat
• Government Effectivenes Index
( GEI)
RB TEMATIK
RB yang mempercepat pengentasan kemiskinan dan mendorong daya saing
INDIKATOR IMPACT Indonesia dengan penyelesaian masalah tata kelola pada berbagai program
Capaian Indikator Kinerja pengentasan kemiskinan, peningkatan Investasi, akselerasi digitalisasi
administrasi pemerintahan (pengentasan stunting), RB Tematik Prioritas
Pemerintah:
Presiden.
• Tingkat kemiskinan Nasional Indikator:
• Tingkat realisasi investasi • Penurunan Tingkat Kemiskinan
Nasional • Peningkatan Realisasi Investasi
• Tingkat Pengendalian Stunting
• Tingkat Inflasi nasional • Laju inflasi
• Tingkat Penggunaan PDN • Tingkat Penggunaan PDN
FOKUS RB TEMATIK UNTUK PERCEPATAN
PENYELESAIAN MASALAH HILIR

Kedeputian Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas


Aparatur dan Pengawasan
2023
RB TEMATIK UNTUK INTERVENSI
10

TATA KELOLA DARI HILIR


WHAT?
WHY?
❑ KEMISKINAN: anggaran kemiskinan besar tidak
❑ Mempercepat manfaat sebanding dengan hasil Penurunan Kemiskinan
program pembangunan agar ❑ INVESTASI: mendorong percepatan kebijakan
dapat dirasakan langsung omnibuslaw dan meningkatan competitiveness indeks
yang rendah, sehingga Investasi dapat menggerakan
oleh masyarakat. perekonomian
❑ Menunjukkan kontribusi RB ❑ DIGITALISASI ADIMINSTRASI PEMERINTAHAN:
secara langsung terhadap mempercepat terciptanya agile goverment dan daya
saing digital di ASEAN & ASIA
program prioritas ❑ RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN: merespon hal-hal
pembangunan nasional. yang mendesak (urgen) karena resiko persoalannya
❑ Mempercepat penyelesaian akan muncul segera dan memiliki dampaknya serius
pada masyaraks. (Inflasi & Penggunaan PDN)
permasalahan utama di
masyarakat.
HOW?

WHO? ❑ Debottlenecking atau


mengurai dan
❑ Seluruh K/L/P yang menyelesaikan secara
terkait dengan tema konkret akar masalah
Prioritas yang yang terkait tata kelola
ditetapkan pada isu/program
prioritas pemerintah
REFORMASI
BIROKRASI
HARUS DAPAT
DIRASAKAN
HASILNYA OLEH
MASYARAKAT REFORMASI BIROKRASI TEMATIK
Menyelesaikan permasalahan nyata di tengah masyarakat

RB TEMATIK
PRIORITAS
RB TEMATIK
PRESIDEN
PENANGGULANGAN RB TEMATIK RB TEMATIK
KEMISKINAN PENINGKATAN DIGITALISASI
INVESTASI ADMINISTRASI
dilakukan penguatan sinergi dan kolaborasi melalui perbaikan proses bisnis, PEMERINTAHAN
perbaikan data, perbaikan regulasi/kebijakan, penyediaan dukungan teknologi
dan informasi, serta reformulasi program/kegiatan agar lebih tepat sasara
12

RB TEMATIK

RB Tematik Peningkatan Investasi


RB Tematik Pengentasan Kemiskinan
Presiden selalu menyampaikan bahwa investasi
Fokus Presiden untuk segera menyelesaikan adalah jangkar pemulihan ekonomi Indonesia.
permasalahan kemiskinan dengan target Investasi yang meningkat akan berimplikasi pada
turunnya angka kemiskinan menjadi 7% dan meningkatnya lapangan kerja, meningkatnya daya
daerah dengan kemiskinan ekstrim menjadi beli masyarakat, meningkatnya konsumsi
0% di tahun 2024, maka seluruh elemen masyarakat dan pada akhirnya akan memberikan
birokrasi wajib berkolaborasi dan dampak yang positif pada pertumbuhan ekonomi
bersinergi dalam menyelesaikan nasional. RB perlu mengintervensi dengan
permasalahan kemiskinan tersebut. menyederhanakan proses bisnis perizinan,
perbaikan kebijakan yang tumpang tindih,
termasuk meningkatkan budaya pelayanan
prima bagi para investor.

RB TEMATIK DIGITALISASI
RB TEMATIK PRIORITAS PRESIDEN Administrasi Pemerintahan
Tematik Prioritas Presiden. Isinya Presiden selalu berpesan agar ‘’Pemerintah harus
merespon hal-hal yang mendesak (urgen) bergerak lebih lincah dan lebih cepat karena diera
karena resiko persoalannya akan muncul persaingan antar negara, yang cepat beradaptasi
segera dan dampaknya juga serius pada dengan teknologi akan mengalahkan yang gagap
masyarakst. Hal tersebut perlu dikawal teknologi.’’ Pemerintah harus bersiap menghadapi
oleh seluruh level pemerintah. (Inflasi & disrupsi teknologi dan iklim digital yang dicirikan
Penggunaan PDN) dalam era VUCA (Volatility, Uncertainty,
Complexity, dan Ambiguity).. Pemerintah harus
berbenah dan membangun birokrasi digital
dengan fokus perbaikan pada digitalisasi
struktur, culture maupun kompetensi.
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN PROVINSI JAWA BARAT
TAHUN 2018-2022
Awal Pandemi COVID-19 Persentase

Awal Pelaksanaan Renaksi


RB Tematik Kemiskinan

8,43% 8,4%
7,88% 7,97% 8,06% 7,98%
4,19 Juta 4,2 Juta
7,45% 4,07 Juta 4,05 Juta
7,25%
3,62 Juta 3,54 Juta 6,91% 6,82%
3,4 Juta 3,38 Juta
3,92 Juta 4 Juta
Turun 0,08%
atau setara dengan 17,36 ribu orang
terhadap angka Maret 2022.

Maret September Maret September Maret September Maret September Maret September
2018 2019 2020 2021 2022

Sumber: BPS, ‘23 13


TINGKAT KEMISKINAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT
TAHUN 2022
500
14
12,77 12,76 12,72 450
12,01 11,94

JUMLAH PENDUDUK MISKIN (RIBU JIWA)


12 400
10,82 10,73
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN

10,55 10,42
10,14
9,82 9,75 350
10 9,32
8,7 8,44
8,02 300
7,73 7,72
8 7,34 7,1
6,8 6,73 250

6 5,11 5,01 200


4,43 4,25
150
4
2,53 100
2 246,81

120,12
225,04

140,25

147,12

183,67

276,67

155,34

199,91

474,74

186,28

258,61

201,14

137,39

109,82
50
87,13

266,1

194,1

31,47

37,91

83,44

26,59

93,96

79,15

12,73

31,16

64,36
0 Garut 0
Kota Tasikmalaya

Subang
Indramayu

Kuningan

Cirebon

Cianjur

Karawang

Sukabumi

Kota Banjar
Kota Bogor
Sumedang

Bogor

Kota Cimahi

Kota Bekasi

Kota Depok
Majalengka

Purwakarta

Ciamis

Kota Bandung
Tasikmalaya

Kota Cirebon

Pangandaran

Kota Sukabumi

Bandung

Bekasi
Bandung Barat

Jumlah Persentase Jawa Barat (8,06%)

▪ Kabupaten Bogor merupakan daerah dengan jumlah orang miskin terbanyak dan Kabupaten Indramayu dengan persentase tertinggi.
▪ Terdapat 15 kabupaten/kota dengan tingkat kemiskinan lebih tinggi dari provinsi.

Sumber: BPS, ‘22 14


15

KERANGKA LOGIS RB TEMATIK


Implementasi
Kinerja Existing Kinerja yang Diinginkan` Identifikasi Masalah Rencana Aksi
& Monev

KL 3

KINERJA YANG Penetapan


DIINGINKAN Pelaksanaan
kegiatan &
Rencana Aksi
tahapannya,
dan
beserta
Monitoring
penanggung
evaluasi
KINERJA EKSISTING jawab

• Gap
• Penetapan kinerja didasarkan pada • Akar
Output dan Outcome
yang dihasilkan antar Logical framework Masalah
K/L masih silo • Prinsip: Sharing outcome
Debottlenecking Birokrasi: Akuntabilitas Kinerja
Debottlenecking Birokrasi:
15PROSES, TATA KELOLA DAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS
KELEMBAGAAN, SDM, REGULASI, PENGAWASAN,PELAYANAN PUBLIK
IDENTIFIKASI
PERMASALAHAN & PERBAIKAN TATAKELOLA
KINERJA SAAT
INI
Outcome PROGRAM RB TEMATIK
CAPAIAN KINERJA CAPAIAN KINERJA
YANG DIINGINKAN
(Final Outcome dengan logical
GAP SAAT INI
(Final Outcome)
framework yang jelas)

IDENTIFIKASI
MASALAH

AKAR
MASALAH
TATA KELOLA

CAPAIAN
RENCANA AKSI
RENCANA AKSI
PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING

EXISTING KINERJA YANG DIINGINKAN

RENCANA AKSI
PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING

EXISTING KINERJA YANG DIINGINKAN


PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING

EXISTING KINERJA YANG DIINGINKAN


PROGRAM EXISTING VS PROGRAM HASIL
CASCADING

EXISTING KINERJA YANG DIINGINKAN


PILOTING & REPLIKASI RB Tematik
Penanggulangan Kemiskinan

PEMDA PILOTING I PEMPROV PILOTING II


PEMDA PILOTING II
1. Pemprov DIY 1. Pemprov Aceh
2. Pemprov Jawa Timur 1. Pemkab Banyumas
2. Pemprov Gorontalo
3. Pemprov Jawa Barat 2. Pemkab Bener Meriah
3. Pemprov Jawa Tengah
4. Pemkab Banyuwangi 3. Pemkab Bone Bolango
5. Pemkab Kulon Progo 4. Pemprov Kalimantan Barat
4. Pemkab Jayawijaya
6. Pemkab Sumedang 5. Pemprov Lampung
7. Pemkot Bandung
5. Pemkab Kapuas Hulu
6. Pemprov Maluku
8. Pemkot Malang 6. Pemkab Lampung Selatan
7. Pemprov NTB
9. Pemkot Yogyakarta 7. Pemkab Lombok Barat
8. Pemprov Papua
8. Pemkab Maluku Tengah
9. Pemprov Papua Barat
9. Pemkab Musi Banyuasin
10. Pemprov Sumatera Selatan
10. Pemkab Teluk Wondama
11. Pemprov Sumatera Barat
11. Pemkot Pariaman
12. Pemkot Surabaya
3

03
Permasalahan Penanggulangan Kemiskinan
berdasarkan Aspek Tatakelola

Program Penanggulangan Belum terdapat peta probis


Kemiskinan belum sinkron terpadu

ketidakselarasan antara regulasi & Pengawasan pelaksanaan


kebijakan program belum optimal
PROBLEM

Profesionalitas SDM Aparatur Kualitas layanan atas program


belum optimal dan kegiatan kurang optimal

Data Kemiskinan belum terpadu


Permasalahan dan Rencana Aksi
Permasalahan dan Rencana Aksi

Koordinator
Tata Tata
Laksana Rencana Aksi
Rencana Aksi Laksana

1. Rekonsiliasi dan pemutakhiran data Data


1. Penyusunan Peta Proses Bisnis
Belum
Kemiskin terdapat Terpadu penanggulangan
2. Profiling data an belum peta probis kemiskinan
terpadu terpadu

Koordinator Akuntabili Pengawas Rencana Aksi


• Bappeda Rencana Aksi tas an
Pelaksana 1. Penguatan SPIP
• BPKAD dan seluruh
1. Penyusunan logical framework kinerja Pengawasa
OPD/instansi pemerintah n 2. Penguatan pengaduan masyarakat dan WBS
2. Review desain program, kegiatan dan anggaran Program
pelaksanaa
dan non-pemerintah yang Penanggulan 3. Peningkatan kolaborasi APIP dan APH
terkait perencanaan dan n program
3. Sinkronisasi program kegiatan gan belum
sinkron belum
pelaksanaan program
penanggulangan kemiskinan optimal

Deregulasi Layanan
Kebijakan Publik
Koordinator Rencana Aksi Kualitas Rencana Aksi
• Sekretaris Daerah cq. layanan
Biro/Bagian Hukum 1. Identifikasi regulasi dan kebijakan ketidakselara atas
program
1. Reviu dan perbaikan pedoman
san antara
dan
Pelaksana 2. Revisi atas regulasi dan kebijakan regulasi &
kebijakan kegiatan 2. Survei kualitas pelayanan
• Seluruh OPD yang terkait masih
perencanaan dan kurang
pelaksanaan program optimal
penanggulangan
kemiskinan

Manejemen
SDM
Koordinator Rencana Aksi
• BKPSDM 1.Peningkatan kapasitas dan integritas Profesionali
Pelaksana tas SDM
• Seluruh OPD terkait 2. Kolaborasi dengan berbagai pihak Aparatur
belum
optimal
Contoh Rencana Aksi

Permasalahan Sasaran Indikator Target Rencana Aksi Indikator Target Keter Jumla Unit/Satuan
kaitan h Pelaksana
dgn anggar
T T T T Koord Plksan
masy an
W W W W a
I II III IV
Rendahnya Tersedianya 1 data 100% Rekonsiliasi data penduduk % data penduduk miskin 1 - - - Tidak Rp. Dinas Seluruh
kualitas dan database terpadu by miskin dan pemutakhiran data yang telah dimutakhirkan terkait XXX,- Sosial OPD
keterpaduan pengentasan name by sasaran terkait
database kemiskinan address by
yang terpadu NIK
Melakukan profiling penduduk % penduduk miskin yang - 1 - - Tidak Rp. Dinas Seluruh
miskin diprofiling terkait XXX,- Sosial OPD
terkait

Melakukan verifikasi dan validasi % data sasaran yang - 1 1 - Tidak Rp. Dinas Seluruh
terhadap data sasaran telah dilakukan verifikasi terkait XXX,- Sosial OPD
dan validasi terkait
Database Terpadu
MANAJEMEN TATAKELOLA PROGRAM PENGENTASAN KEMISKINAN
AKUNTABILITAS KINERJA, BISNIS PROSES, KELEMBAGAAN, DAN TATA KELOLA, SDM, REGULASI, PENGAWASAN ,PELAYANAN PUBLIK

Sebaran
Penduduk Miskin
(Identitas,Alamat)

PERBAIKAN
BERKELANJUTAN
MONEV & (PERENCANAAN
Satu Data Lengkap Profil PERENCAN
PELAKSANAA PELAPORAN &
Penduduk Miskin di AAN
Indonesia N PROGRAM PELAKSANAAN PELAKSANAAN
PROGRAM
Komponen & KEGIATAN PROGRAM & PROGRAM dan
Penyebab ( Nama, Alamat tempat Tingkat Garis & KEGIATAN
Kemiskinan Pengentasan KEGIATAN KEGIATAN
Kemiskinan tinggal, Tingkat Pengentasa
Kemiskinan Pengentasan TAHUN
Keparahan kemiskinan, n
di K/L/P Kemiskinan di BERIKUTNYA
Kategori usia, Komponen Kemiskinan
penyebab kemiskinan) K/L/P Pengentasan
di K/L/P
Kemiskinan di
K/L/P

Tingkat Keparahan
Penduduk Miskin

ACURATE SINGLE DATABASE

Feedback
Contoh Alternatif Solusi Data Kemiskinan belum
terpadu

Kementerian
Sosial

Kemenko PMK BPS

Pemkab
Sumedang
BEST
PRACTICE Manajemen Data Prov DIY
Kemiskinan (Manunggal Raharja)

MELAKUKAN
PEMERINGKATAN
IRISAN DTKS 2021 FASILITASI
MELAKUKAN
SCREENING DTKS REKOMENDASI DATA
PEMETAAN STATUS PENERIMA BANSOS
Temuan: 5 status kemiskinan,
PENERIMA BANSOS
perbedaan labelling Kemensos,
Temuan: duplikasi, data status prioritas groundchecking Menyaring data calon
kependudukan indikasi luar penerima bansos
DIY Temuan: berdasarkan NIK,
berdasarkan kriteria
berdasarkan wilayah
tertentu

Penentuan lokasi prioritas: 15 kecamatan prioritas kemiskinan tahun 2021 10


BEST PRACTICE
KOTA MALANG

POLA PENYUSUNAN DATA KESEJAHTERAAN SOSIAL


KOTA MALANG

• STRATEGI 01
Menyusun indikator dan kuesioner dalam
menentukan klasifikasi penduduk berdasarkan
tingkat kesejahteraan Sosial

• STRATEGI 02
Melakukan Survei terhadap Data DTKS yang
ada

• STRATEGI 03

Data Kesejahteraan Sosial Kota Malang yang:


▪ Berisi informasi data masyarakat: by name, by address & by
need
▪ Terintegrasi dalan Satu Data Kota Malang 11
▪ Dapat diakses oleh Dinas dalam memperoleh info penerima
bantuan
Perencanaan Program/Kegiatan
Perencanaan
Final Outcome Intermediate Outcome Immediate Outcome Output Process Input
( Impact) (Benefit) (Outcome)
cau
K,L,P,BUMN/D, Swasta KEGIATAN sali causalitas
KEGIATAN 5M (Man
KERANGKA LOGIS PROGRAM causalitas
KEGIATAN
Keluaran
KEGIATAN
KEGIATAN
tas Process power,Money,
S1 causalitas Hasil KEGIATAN
PENGUKURAN PROGRAM Material,Meth
MENURUNNYA PROGRAM PRIORITAS K/L od, Mechine
KINERJA BEBAN PRIORITAS K/L
sinergitas
sinergitas
PENGELUARAN sinergitas
PROGRAM sinergitas
NASIONAL IKU TARGET REALISASI IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALIS
causalitas
PENGENTASAN IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI
KEMISKINAN Tk.Capaian Tk.Capaian
Tk.Capaian

Tk.Capaian
Tk.Capaian

causalitas
S2 PROGRAM KEGIATAN cau
KEGIATAN sali causalitas 5M (Man
T1 MENINGKATNYA Hasil
PROGRAM KEGIATAN power,Money,
causa
PENDAPATAN/
causalitas
PROGRAM KEGIATAN
Keluaran tas Process
MENURUNNYA litas KEGIATAN Material,Meth
KAPASITAS PRIORITAS K/L KEGIATAN od, Mechine
PENDUDUK sinergitas
PRIORITAS K/L sinergitas
sinergitas
KEMISKINAN K,L,P,BUMN/D, Swasta
sinergitas
IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI

Tk.Capaian IKU TARGET REALISASI


Tk.Capaian Tk.Capaian
IKU TARGET REALISASI Tk.Capaian

Tk.Capaian
causalitas
cau
Tk.Capaian causalitas KEGIATAN sali
S3 causalitas
KEGIATAN
Keluaran causalitas 5M (Man
MENINGKATNY AKSES PROGRAM KEGIATAN tas
Process power,Money,M
Hasiil
PROGRAM KEGIATAN
INFRASTRUKTUR & aterial,Method,
PROGRAM PRIORITAS Mechine
PELAYANAN DASAR
MASYARAKAT MISKIN PRIORITAS

K,L,P,BUMN/D, Swasta IKU TARGET REALISAS


IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI IKU TARGET REALISASI
IKU TARGET REALISASI
Tk.Capaian Tk.Capaian
Tk.Capaian Tk.Capaian
Evaluasi Tk.Capaian
Skema Kolaborasi
Kementerian/ Penanggulangan Kemiskinan Pemda
Lembaga DINK
ES
BPBD
DPUP
SATPOL
Pemda Perlindungan PP
Lembaga lain ESDM dan Jaminan
Kabupaten/Kota
(LSM, Media,
dll.)
SINERGITAS Di lingkungan Sosial
DIKPOR
Provinsi
PENANGGULANGAN BIRO A
KEMISKINAN BIRO
DINSOS
TKPKD
BPKA
Supporting Rehabilitasi
SINERGITAS Sosial DIKPOR
BAPP PENANGGULANGAN A
EDA KEMISKINAN
TKPKD
CSR
Perguruan Tinggi
BUMN/BUMD/
- LPPM
SWASTA
BPBD DISKOM
INFO
Pemenuhan Akses
DPUP terhadap Sumber
Daya Pemberdayaan DISNA
Masyarakat KER
Desain dan ESDM
Kelompok BPBD
Program DPKP
DISNAK
ER DPKP
DIKP
KONTEN DP3 ORA

INSTRUMEN
SINKRONISASI
Sasaran,
Cakupan dan
Mekanisme Wilayah
Distribusi Penerima
manfaat manfaat
program Program
Integrasi dan Sinkronisasi PROGRAM Pengentasan Kemiskinan Pusat dan Daerah

Pemerintah Daerah NASIONAL Kementerian/Lembaga

RENSTRA RPJMD RPJMN RENSTRA

Kinerja instansi Daerah harus dapat Kinerja instansi K/L harus dapat
berkontribusi pada pada capaian sasaran berkontribusi pada pada capaian sasaran
pembangunan Daerah & Nasional pembangunan nasional

PP RKP Integrasi
RKPD PP K/L
PEMDA KP K/L
PENGAMPU
PENGAMPU Renja
Renja RKA/DPA
K/L O
Sinkron K/L
Sinkron R P
Renja Renja Renja G E
OPD OPD OPD PN A G
PP K/L Renja
Renja RKA/DPA N
sinkron (Pengentasan PENGAMPU KP K/L A
Integrasi PENGAMPU K/L K/L I W
Kemiskinan) S A
RKA/DPA RKA/DPA RKA/DPA
sinkron Sinkron A I
OPD OPD OPD S
Renja RKA/DPA
Renja I
KP K/L K/L K/L
PP K/L
PENGAMPU
PENGAMPU
Sinkron

Crosscuting Internal Pemda


Crosscuting Nasional Crosscuting Internal K/L
❖ PN : Prioritas Nasional
❖ PP : Program Prioritas
❖ KP : Kegiatan Prioritas
SKEMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN JAWA BARAT
• Permendagri Nomor 53 Tahun 2020
• Pergub Jawa Barat Nomor 42 Tahun 2017 (Pasal 6, 7, dan 8)
• Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2024–2026

Teori Lingkaran Setan STRATEGI PENANGGULANGAN KEMISKINAN


(PERMENDAGRI NOMOR 53 TAHUN 2020 PASAL 17)
Kemiskinan
(Vicious Circle of Poverty); Ragnar Nurkse (dalam
Kuncoro, 2004:32)
STRATEGI DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
(RPKD PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2024-2026)

Logical
Framewo
rk
SINKRONISASI PROGRAM KEGIATAN PENANGGULANGAN
KEMISKINAN DENGAN KEMENTERIAN/LEMBAGA/BUMN/SWASTA

PROGRAM PUSAT PROGRAM CSR


(K/L) (BUMN/BUMD/SWASTA)

Mengurangi Beban Pengeluaran


Mengurangi Beban Pengeluaran
Masyarakat Miskin
Masyarakat Miskin
• PT. Len Industri: Bantuan Sembako
• Kemensos: Program Keluarga Harapan
• PT. PLN: Bantuan Sosial Masyarakat
(PKH), Program Sembako
Korban Bencana Alam
• Kemendikbud Ristek: Program LOGICAL FRAMEWORK • PT. Wiraswasta Gemilang Indonesia:
Indonesia Pintar (PIP)
• Kemenkes: Kartu Indonesia Sehat (PBI PENANGGULANGAN Beasiswa Siswa Kurang Mampu
JKN) KEMISKINAN
PEMPROV JABAR

Meningkatkan Kemampuan dan Meningkatkan Kemampuan dan


Pendapatan Masyarakat Miskin Pendapatan Masyarakat Miskin
• Kemensos: Kelompok Usaha Bersama • PT. Len Industri: Pelatihan UMKM
(KUBE), Program Kewirausahaan Sosial • PT. PLN: Bantuan Peralatan Pertanian
(ProKUS) Kelompok Tani
• Kemenko Perekonomian: Program • Perum Jasa Tirta II: Bantuan Padat
Kartu Prakerja Karya Tunai
RENCANA PENGEMBANGAN KEBIJAKAN PERCEPATAN
PENANGGULANGAN KEMISKINAN EKSTREM JABAR

Inklusi Pemberdayaa
n Sosial
keuangan (inklusi soial)
▪ Tabungan keluarga ▪ Pelatihan Life skill keluarga miskin (Dinsos,
(Perbankan,DP3AKB,DPMDesa) Disnaker, DPMDesa, BKKBN, DP3AKB,TP PKK)
▪ Manajemen keuangan keluarga ▪ Integrasi Sosial (DP3AKB, Disdik, bakesbang,TP
(DP3AKB,Dinsos) PKK)
Catatan : memasukan konsep Graduasi kemiskinan Lembaga BRAC-ultra graduation
UPAYA PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMERINTAH
PROVINSI JAWA BARAT DI TAHUN 2022

TOTAL REALISASI TAHUN 2022:


Rp3.150.507.795.871

3
ALOKASI ANGGARAN PERANGKAT DAERAH UNTUK
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN 2023

Rp2.639.865.328.249 *)
Dinas Pendidikan 1.606.856.941.237
Dinas Kesehatan 402.726.621.916
Dinas Sosial 28.678.271.628
Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan 9.140.980.000
Dinas Perindustrian dan Perdagangan 10.183.817.000
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi 9.721.851.884
Dinas Pemberdayaan Perempuan
1.133.576.500
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 21.766.188.250
Dinas Kelautan dan Perikanan 9.813.034.624
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura 771.854.820
Dinas Perkebunan 17.181.555.530
Dinas Kehutanan 20.137.155.003
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil 57.969.342.880
Dinas Perumahan dan Permukiman 253.283.267.810 *) Tagging
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral 1.351.059.287 perhitungan
Dinas Sumber Daya Air 189.149.809.880 sementara
3
KEMISKINAN DAN DAERAH KUMUH
Pendapatan
rendah

Pengeluaran
rendah
• Salah satu aspek kemiskinan adalah akses
terhadap sarana perumahan pemukiman yang
layak rendah
Aspek Jalan
Ekonomi Lingkungan • Salah satu kriteria perumahan dan pemukiman
Kemiskinan
Bangunan layak adalah ketersediaan sarana dan sistem
persampahan
Drainase
Lingkungan
• Perbaikan pengelolaan persampahan di wilayah
Minim
dengan jumlah penduduk miskin, diharapkan
Pemukiman Pengolahan
Akses
Pendidikan Aspek
Tidak Layak/
Kumuh
Air Limbah dapat meningkatkan kualitas hidupnya
Sosial • Pengolahan sampah bernilai ekonomis,
diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup
Proteksi
Akses Kebakaran Pengelolaan
Sampah
masyarakat miskin sekaligus menjadi alternatif
Kesehatan Sanitasi
Rendah Buruk sumber pendapatan
Sulitnya
Akses Air
bersih
Sumber :
1. Lia Andriana, & Asnawi Manaf, 2017, Relevansi Aspek Kemiskinan dan Fisik
Lingkungan Kumuh Pada Penentuan Lokasi Penerima Program KOTAKU, Jurnal
Pengembangan Kota
2. Pemerintah Kota Bandung, 2019, Peraturan Daerah Kota Bandung Nomor 13

40
CROSS CUTTING KEMISKINAN
TEMA PERLINDUNGAN SOSIAL
Perda Nomor 4 Tahun 2020
MENINGKATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENURUNKAN
KEMISKINAN ULTIMATE OUTCOME

Angka Kemiskinan (Persentase)


Kondisi Awal 3,99 (2020) menjadi 3,14 (2023) SASARAN
STRATEGIS

MENGURANGI BEBAN PENGELUARAN MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN


MASYARAKAT MISKIN KEMAMPUAN MASYARAKAT MISKIN

INDIKATOR: INDIKATOR: INTERMEDIATE


INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN OUTCOME

SASARAN PROGRAM
MENINGKATNYA AKSES KEBUTUHAN
MENINGKATNYA AKSES LAYANAN
POKOK WARGA MISKIN
DASAR WARGA MISKIN

IMMEDIATE
OUTCOME

MENINGKATNYA KUALITAS RUMAH MENINGKATNYA AKSES MENINGKATNYA AKSES


MENINGKATNYA DAYA BELI
TINGGAL KESEHATAN WARGA PENDIDIKAN WARGA SASARAN KEGIATAN
WARGA MISKIN
WARGA MISKIN MISKIN MISKIN

Pengampu: Pengampu: Pengampu: Pengampu:


Dinsos DPKP Dinkes Disdik
CROSS CUTTING KEMISKINAN
TEMA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Perda Nomor 4 Tahun 2020
MENINGKATNYA PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENURUNKAN
KEMISKINAN
ULTIMATE
• Angka Kemiskinan (Persentase) OUTCOME
Kondisi Awal 3,99 (2020) menjadi 3,14 (2023)
SASARAN
STRATEGIS

MENGURANGI BEBAN PENGELUARAN MENINGKATKAN PENDAPATAN DAN KEMAMPUAN MASYARAKAT


MASYARAKAT MISKIN MISKIN
INDIKATOR: INDIKATOR:
INDEKS KEDALAMAN KEMISKINAN INDEKS KEPARAHAN KEMISKINAN INTERMEDIATE
OUTCOME

SASARAN
PROGRAM

MENINGKATNYA KUALITAS MENINGKATNYA KUALITAS MENINGKATNYA KEBERDAYAAN


KETENAGAKERJAAN USAHA MIKRO MASYARAKAT PANGAN
INDIKATOR: INDIKATOR:
INDIKATOR: Persentase Usaha Mikro Yang Persentase Pelaku Usaha Di
Persentase Tenaga Kerja Omsetnya Dan Atau Kemampuan Sektor Pertanian Dan Perikanan
Ditempatkan Usahanya Meningkat Aktif

IMMEDIATE
MENINGKATNYA MENINGKATNYA
MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA MENINGKATNYA OUTCOME
PEMBINAAN PEMBERDAYAAN
KOMPETENSI KESEMPATAN PEMBERDAYAAN PENGEMBANGAN PELAKU USAHA
HUBUNGAN MASYARAKAT SASARAN
TENAGA KERJA KERJA USAHA MIKRO USAHA MIKRO PANGAN
INDUSTRIAL PANGAN KEGIATAN

Pengampu:
Pengampu: DKUKM Pengampu: DKPP
Disnaker
PROVINSI DIY
BEST PRACTICE

1. Memperkuat Perencanaan dan Penanggaran


• (Tagging Sengguh, Evaluasi Mikro, Intervensi kemiskinan Kab/ kota
masuk dalam Rapot Kinerja Kab/ Kota
• RB Tematik level Desa

2. Kolaborasi dengan Univ dan swasta


• Kolaborasi dengan UGM, dsb baik dalam perencanaan penentuan lokus
prioritas maupun intervensinya
• Dunia Usaha memberikan input data kegiatan TSLP/CSR yang akan dan
telah dilakukan.

3. Memperkuat Monev
• Tagging Sengguh
Penentuan lokasi prioritas: 15 kecamatan prioritas kemiskinan tahun 2021
• Evaluasi Mikro
• Intervensi kemiskinan Kab/ kota masuk dalam Rapot Kinerja Kab/
Kota

05
BEST PRACTICE

1. KLUSTERISASI TARGET INTERVENSI 2. CROSSCUTTING UNSUR 3. INOVASI BERKELANJUTAN MENJADI

PENTAHELIX KUNCI

Pemkab Banyuwangi • Kolaborasi dengan seluruh unsur • Melakukan perbaikan


membagi target pada setiap inovasi pada setiap celah
intervensi • Prioritas pembangunan pada: • Pemkab optimal dalam
penanggulangan ⚬ 2 wajib (pendidikan dan mendukung level
kemiskinan menjadi 3 kesehatan kebijakan
yaitu: ⚬ 3 unggulan (UMKM,

• Perlindungan dan pariwisata, dan pertanian

bantuan sosial ⚬ 4 penunjang (infrastruktur,

• pemberdayaan perlindungan sosial,

masyarakat lingkungan hidup, KAB BANYUWANGI 06

• UMKM-P-IRT birokrasi)
PK Gubernur

PK Sekda dan Asisten


Perlindungan dan Bidang Pemberdayaan SDM
Jaminan Sosial
Pemenuhan Akses terhadap
Rehabilitasi Sosial Pemberdayaan Masyarat Sumberdaya

Persentase PMKS yang Persentase PSKS dan masyarakat persentase penduduk Presentase Rumah
Persentase pengeluaran Kontribusi jumlah WUB
memperoleh pemenuhan sasaran yang meningkat yang menempati tempat Tangga berakses listrik
rata-rata per kapita sebulan terhadap jumlah UKM
kebutuhan kemampuan dan partisipasinya tinggal yang
untuk makanan dalam penyelenggaraan
dasar, perlindungan, jaminan Layak
kesosserta mampu mewujudkan
sosial, dapat hidup mandiri
nilai-nilai keperintisan,
dan berfungsi sosial kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial

PK Eselon II (Kepala
OPD)
Kelompok Program dan
Aktivitas Kegiatan
Penanggulangan Kemiskinan
Penanggulangan
(Perda DIY 11/2019 tentang Kemiskinan
Penanggulangan Kemiskinan)

Program Perlindungan Program pemberdayaan Program pemenuhan Akses


Program Rehabilitasi
dan jaminan Sosial Masyarakat Terhadap Sumberdaya
Sosial
• Penyuluhan dan Bimbingan Sosial • Motivasi dan diagnosisi psikososial • Pengembangan Potensi Diri • Fasilitasi Akses Air Bersih
• Pelayanan Sosial • Perawatan dan pengasuhan • Pembinaan Usaha Mikro dan Kecil • Bantuan Akses Sanitasi
• bantuan Pangan dan Sandang • Pelatihan vaksinasional dan • Pelatihan Keterampilan Dalam Berbagai • Bantuan Akses Listrik
• Penyediaan Pelayanan Perumahan pembinaan kewirausahaan Jenis Dan Jenjang Pelatihan • Peningkatan Akses Jalan Lingkungan
• Penyediaan Akses Pelayanan • Bimbingan Mental Spiritual • Bimbingan Pengelolaan/Manajemen • Penyediaan Akses Jalan, Sarana Dan
Kesehatan Dasar • Bimbingan Fisik Usaha Prasarana Umum, Pemasaran dan
• Penyediaan Pelayanan Perumahan • Bimbingan Sosial dan konseling • Fasilitasi Pengelolaan Usaha Kelompok Komunikasi
dan Permukiman Serta Sanitasi Psikososial • Fasilitasi Pemberdayaan Perempuan • Pengembangan Wilayah Atau Kawasan
• Peningkatan rasa aman dari tindak • Pelayanan Aksebilitas • Penyediaan Kesempatan Dan Peluang Khusus dan Pelestarian Fungsi
kekerasan dan kejahatan • Bantuan dan asistensi sosial Kerja Bagi Penduduk Miskin Lingkungan Hidup
• Pencegahan dan Penanganan Resiko • Bimbingan resosialisasi • Pemanfaatan Dan Pengembangan • Pengembangan Infrastruktur
dari Guncangan dan Kerentanan • Bimbingan Lanjut Pemasaran Hasil Produksi Penduduk Penunjang Sesuai Dengan Potensi
Sosial • Rujukan Miskin Wilayah
• Perlindungan dan bantuan hukum • Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat • Kemitraan Antara Pengusaha Kecil,
dan Pemerintah Desa Menengah dan Besar
• Penyusunan Kebijakan, Perencanaan, • Bantuan Modal Usaha Bagi Penduduk
Penganggaran, Pengendalian dan Miskin
Pengawasan Terhadap Program • Pengembangan Sarana Prasarana Dan
Penanggulangan Kemiskinan Pemasaran Pariwisata
Integrasi Program dan Kegiatan Percepatan Penurunan
Permendagri No. 90 Tahun Kepmendagri Nomor 050-
Kemiskinan dalam Dokumen Perencanaan Daerah 2019 tentang Klasifikasi, 5889 Tahun 2021 tentang
Kodefikasi, dan Hasil Verifikasi, Validasi, dan
Nomenklatur Perencanaan Inventarisasi Klasifikasi,
Pembangunan dan Kodefikasi dan Nomenklatur
Keuangan Daerah Perencanaan Pembangunan
Daerah
UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2009
Tentang Kesejahteraan Sosial
RPJPD
UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2011
Tentang Fakir Miskin

UU 23 2014,
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 63 UU 23 2014, RPKD
Pasal 272-273
TAHUN 2013 tentang Pelaksanaan Upaya Pasal 263-264
Perencanaan Rencana
Penanganan Fakir Miskin Melalui Rencana
Pembangunan Pembangunan RPJMD
Pendekatan Wilayah Perangkat Daerah
Daerah Daerah (Renstra dan Renja)
RAT
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
53 TAHUN 2020 Tentang Tata Kerja dan
Penyelarasan Kerja Serta Pembinaan LP2KD
Kelembagaan dan SDM TKPKD Kab/Kota Monitoring progres program Surat Wakil Gubernur DI.
RKPD
penanggulangan kemiskinan Yogyakarta selaku Ketua
dan tagging yang dilakukan TKPKD DIY kepada OPD dan
OPD dan Kabupaten _Kota Kab_Kota No. 456/7087
PERATURAN DAERAH DI. YOGYAKARTA
melalui Desk Timbal Balik tertanggal 05 April 2021
NOMOR 11 TAHUN 2019 Tentang Bidang Pengendalian tentang Inventarisasi
Penanggulangan Kemiskinan. Program Penanggulangan
Kemiskinan
Perlindungan dan Jaminan Sosial jumlah OPD terkait: 8 Jumlah Kegiatan: 19
• Indeks Ketahanan Daerah Jumlah APBD
• Presentase penduduk yang menempati tempat jumlah Program: 11 Rp169.172.027.743
tinggal layak Jumlah Realisasi
• Presentase Pemenuhan Standar Mutu Pelayanan Rp124.281.217.686,00
Kesehatan
Dukungan Program/Kegiatan Jumlah Kegiatan: 33
Rehabilitasi Sosial jumlah OPD terkait: 6
Penanganan Kemiskinan TA. 2021
• Persentase pengeluaran rata-rata per kapita Jumlah APBD
jumlah Program: 7 Rp24.167.854.675,00
sebulan untuk makanan
• Persentase PMKS yang memperoleh pemenuhan Jumlah Realisasi
kebutuhan dasar, perlindungan, jaminan sosial, Rp20.692.053.595,00
dapat hidup mandiri dan berfungsi sosial
• Persentase PSKS dan masyarakat sasaran yang
jumlah OPD terkait: 19 Jumlah Kegiatan: 47
meningkat kemampuan dan partisipasinya dalam
penyelenggaraan kesos serta mampu
Program Jumlah APBD
Meningkatnya derajat mewujudkan nilai-nilai keperintisan, jumlah Program: 34 Rp56.536.017.439,00
Penangggulangan kepahlawanan dan kesetiakawanan sosial
ekonomi masyarakat Jumlah Realisasi
Kemiskinan Rp50.540.094.409,00

• Persentase angka • Persentase peningkatan


Pemberdayaan Masyarakat jumlah OPD terkait: 5 Jumlah Kegiatan: 16
kemiskinan Penumbuhan Wirausaha
• Kontribusi jumlah WUB terhadap jumlah UKM
2. Indeks Gini Baru Jumlah APBD
• Persentase pengeluaran rata-rata per kapita jumlah Program: 10
2. Jumlah penduduk miskin sebulan untuk makanan
Rp75.837.212.204,00

(pada tahun n) • Jumlah lulusan pelatihan yang ditempatkan


Jumlah Realisasi
• Jumlah kesempatan kerja Rp59.782.372.205,00
3. Pengeluaran Per Kapita
Masyarakat
Pemenuhan Akses Terhadap Sumberdaya
Data Hasil dari Desk TW IV
• Presentase Rumah Tangga berakses listrik
• Jumlah Penduduk Berakses Sanitasi *Anggaran dan Jumlah program/kegiatan sudah
• Jumlah penduduk berakses air minum termasuk dana keistimewaan DIY di masing-masing
• Peningkatan aksesibilitas Jalan
• Kenaikan angka kemiskinan yang tidak sesuai target salah
satunya dikarenakan adanya pandemi Covid-19. Sektor
Permasalahan pariwisata, jasa, perdagangan, pendidikan dll (BPS, 2021).
• Belum tersedianya satu data terpadu untuk penanggulangan
kemiskinan di DIY.

Masih Belum
Tercapainya Target
Kemiskinan di DIY

• Pemetaan Lokus kemiskinan dari sisi kewilayahan (Kapanewon


dan Kalurahan)
• Tersedianya satu data terpadu
Tindak Lanjut • Sinkronisasi dan kolaborasi program penanggulangan
kemiskinan antar OPD terkait, melalui dana CSR dan
melibatkan peran serta masyarakat.
Regulasi
Inovasi Pelayanan
BEST PRACTICE

PROVINSI JAWA
TIMUR
Target kemiskinan pedesaan dan
mengurangi disparitas desa & kota
dengan lokasi pilot project di 12 Desa
pada 6 Kab/Kota

07
INOVASI PENGENTASAN KEMISKINAN – KELUARGA CEMARA
EKOSISTEM PKK:TANGINAS Cangker Terpana EKOSISTEM
DPPKB :Genrenger
Genrengerin
PEMBERDAYAAN in Action DP3A : PUSPAGA
PUSPAGA PERLINDUNGAN
Action

PENGUATAN PERAN
KELUARGA
Perlindungan (Jaminan Sosial) &
DKPP :Buruan SAE Pemberdayaan Masyarakat Miskin

DKUKM: SALAPAK Pembiayaan Bagi Siswa Rmp

DINSOS: KUBE PENGEMBANGAN PENGURANGAN


DAN MENJAMIN DINKES: UHC
KEBERLANJUTAN
BEBAN
DLH :KANG
KANG USAHA EKONOMI PENGELUARAN DPKP: RUTILAHU
PISMAN
PISMAN MIKRO DAN KECIL KEMISKINAN
DPKP dan PDAM :
KELUARGA SPAM
DKPP: ATM Beras Subsidi
CEMARA ATM Beras Subsidi
Sembako Sembako

Dinkes & Kewilayahan :


Pendampingan ODF 100%

PUSKESOS DSDABM:
DINSOS
SEPAKAT Rehabilitasi Drainase dan Jalan
PENINGKATAN
PEMANFAATAN DATA DTKS SINERGI KEBIJAKAN KEMAMPUAN
DAN PROGRAM DAN
Disnaker & Disbudpar:
PENANGGULANGAN PENDAPATAN Diklat Vokasi dan Co Working Space
KEMISKINAN MASYARAKAT
MISKIN DPPKB: UPPK
58
HASIL PENILAIAN EVALUATOR MES
68

DALAM EVALUASI
BOBOT
PENILAIAN PUSAT PEMDA

RB GENERAL

A. Capaian Sasaran Strategis 50 50


+ 90%
Sasaran 1 : Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Efektif Lincah dan Kolaboratif 26 26 PENILAIAN RB
Sasaran 2 : Budaya Birokrasi BerAKHLAK dengan ASN yang Profesional 24 24 GENERAL
B. Capaian Pelaksanaan Kebijakan RB 40 40 MELIBATKAN
Sasaran 1 : Tata Kelola Pemerintahan Digital yang Efektif Lincah dan Kolaboratif 28 28 EVALUATOR
Sasaran 2 : Budaya Birokrasi BerAKHLAK dengan ASN yang Profesional 12 12 MESO
C. Capaian Strategi Pelaksanaan RB General 10 10
Total RB General 100 100
RB TEMATIK
A. Strategi Pelaksanaan RB Tematik 10 5
B. Capaian Dampak RB Tematik - 15
Total RB Tematik 10 20
Total Nilai RB 110 120
KERANGKA LEMBAR KERJA EVALUASI RB TEMATIK PEMERINTAH
DAERAH
TERIMA KASIH
Modul RB Tematik
Digitalisasi Administrasi Pemerintahan
Penanganan Stunting

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II PENYELESAIAN ISU TEMATIK 3

BAB III PRAKTIK BAIK RB TEMATIK 12

BAB IV PENUTUP 17
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam menyelesaikan permasalahan stunting di Indonesia


ditemukan sejumlah kondisi yang masih menjadi faktor-faktor yang
mempengaruhi tingginya angka stunting, yaitu buruknya kesehatan
ibu dan anak, rendahnya mutu fasilitas kesehatan, pola hidup bersih
sehat masyarakat yang masih rendah dan belum terintegrasinya
sistem informasi penanganan stunting.

Sebagai salah satu faktor strategis, pengintegrasian sistem informasi


penanganan stunting dipandang perlu untuk segera diwujudkan.
Data stunting yang akurat sebagai produk dari sistem informasi yang
baik menjadi dasar pengambilan keputusan oleh stakeholder.

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 1


Tujuan
Program RB Tematik ini berperan dalam
mewujudkan optimalisasi penanganan Keberhasilan RB Tematik
stunting dengan pemanfaatan teknologi
digital. Indikator:
Penurunan Angka Prevalensi Stunting
Pemerintah Daerah dapat melaksanakan berdasarkan Indeks SSGi Kementerian
RB Tematik ini tanpa harus membangun Kesehatan
sebuah aplikasi tersendiri, melainkan
dengan cara mengoptimalkan sistem
informasi yang sudah tersedia.

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 2


BAB II PENYELESAIAN ISU TEMATIK

Gambar 2.1
A. Identifikasi Permasalahan Data Stunting

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia 26.9

(SSGI) Kementerian Kesehatan menunjukkan 24.1 24.4


21.6
bahwa angka stunting Indonesia tahun 2022 21.1
18.4
adalah 21,6%, kondisi ini masih jauh dari target 16 16
pemerintah tahun 2022 yaitu 18,4%. 14 14

Pemerintah menargetkan prevalensi stunting di


tahun 2024 sebesar 14 %. Dengan
angka stunting di tahun 2022 sebesar 21,6 %
maka untuk mencapai target akhir RPJMN
diperlukan penurunan sebesar rata-rata 3,8 % di 2020 2021 2022 2023 2024
setiap tahunnya. Target Angka Stunting Realisasi Angka Prevalensi Stunting

Sumber data: SSGi Kementerian Kesehatan

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 3


“Pemanfaatan Sistem Informasi
Gambar 2.2 Stunting yang Terintegrasi”
Faktor Kritis Permasalahan

Rendahnya kualitas SDM Pengelola Data Stunting


Tingkat pemahaman dalam pengumpulan dan
1 pengolahan data yang belum baik menjadi faktor
rendahnya kualitas data yang dihasilkan.
Kualitas Kebiasaan
Kesehatan Ibu Pola Hidup
Bersih Sehat Rendahnya aksesibilitas dan pemanfaatan data
dan Anak stunting
Masyarakat
Aksesibilitas dan pemanfaatan data yang masih
2
rendah menyebabkan intervensi penanganan
stunting cenderung tidak konvergen dan tidak
tepat sasaran.

Pemanfaatan Rendahnya kualitas infrastruktur sistem informasi


Mutu Fasilitas Sistem
Rendahnya kualitas infrastruktur penunjang di
Kesehatan Informasi 3
lapangan menyebabkan pemanfaatan sistem
Stunting yang informasi tidak maksimal.
Terintegrasi

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 4


Kerangka Logis Berdasarkan Fokus Intervensi
Pemerintah daerah perlu menyusun kerangka logis
B. Penyusunan Kerangka Logis berdasarkan fokus intervensi yang telah ditetapkan
untuk memahami permasalahan tematik yang
dihadapi.

Ultimate
Outcome Hubungan sebab-akibat dan keselarasan

Kerangka logis diperlukan untuk melihat adanya


hubungan sebab-akibat dan keselarasan yang jelas
Intermediate Intermediate
outcome outcome antara setiap jenjang kinerja yang ingin dicapai.

Permenpan RB No. 89 Tahun 2021


Intermediate Intermediate immediate
outcome outcome outcome Secara umum, penyusunan kerangka logis dapat
mengacu pada Peraturan Menteri PANRB Nomor 89
Tahun 2021 tentang penjenjangan kinerja instansi
Immediate immediate pemerintah.
output
outcome outcome

Kerangka logis dapat digunakan


untuk mencegah ketidakselarasan
antar kegiatan yang dilaksanakan
dengan outcome yang akan
dicapai.
Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 5
Gambar 2.3

Contoh Kerangka Logis

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 6


C. Penyusunan Rencana Aksi

INTERVENSI
LOGFRAME
Memahami kondisi-kondisi yang ingin TATA KELOLA
diwujudkan dan faktor keberhasilan
berdasarkan logframe yang telah
disusun
PERENCANAAN
PROSES
DEBOTTLENECKING & BISNIS
SDM
PENGANGGARAN
Menganalisis dan menemukan
debottlenecking dari 6 unsur tata kelola
yang bisa diintervensi

TEKNOLOGI
MERUMUSKAN RENCANA AKSI INFORMASI INOVASI PENGAWASAN

Merumuskan rencana aksi berdasarkan


permasalahan tata kelola yang telah
ditemukan

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah9 7


Gambar 2.4

Contoh Rencana Aksi

Jenis Kegiatan Aksi


Output T arget (T erkait atau T idak Unit/Satuan Kerja Pelaksana
Jumlah
Permasalahan Sasaran Indikator T arget Rencana Aksi T erkait Langsung dg
Anggaran
Masyarakat/ Stakeholder
Satuan Indikator TW I T W II T W III T W IV Utama) Koordinator Pelaksana
% SDM Pengelola
Jumlah laporan hasil
Tersedianya SDM Data yang Terlaksananya pemetaan
Rendahnya pemetaan kebutuhan
pengelola data memiliki 100% kebutuhan SDM Pengelola Laporan 1 - - - Tidak Terkait Rp. XXX ,- Dinas KB
Kualitas Database SDM Pengelola Data
yang berkualitas pemahaman Data Kader KB
Kader KB
kategori baik

Jumlah laporan hasil


Terlaksananya pemetaan
pemetaan kebutuhan
kebutuhan SDM Pengelola Laporan 1 - - - Tidak Terkait Rp. XXX ,- Dinas Kesehatan
SDM Pengelola Data
Data Faskes Tk. I
Faskes Tk. I
BKD/BKPSDM
Jumlah laporan hasil
Terlaksananya pemetaan
pemetaan kebutuhan
kebutuhan SDM Pengelola Laporan 1 - - - Tidak Terkait Rp. XXX ,- Dinas Perkim
SDM Pengelola Data
Data Bidang Perkim
Bidang Perkim

Jumlah pelatihan
Terlaksananya pelatihan Dinas Kesehatan, Dinas
pengelolaan data /
pengelolaan data / sistem Kegiatan 1 1 1 1 Tidak Terkait Rp. XXX ,- Perkim, Dinas Kominfo,
sistem informasi
informasi stunting Dinas lain terkait
stunting

dst. (sesuai
logframe)

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 8


Jenis Kegiatan Aksi
Output T arget (T erkait atau T idak Unit/Satuan Kerja Pelaksana
Jumlah
Permasalahan Sasaran Indikator T arget Rencana Aksi T erkait Langsung dg
Anggaran
Masyarakat/ Stakeholder
Satuan Indikator TW I T W II T W III T W IV Utama) Koordinator Pelaksana
Tersedianya Tersusunnya Manual
Rendahnya Jumlah dokumen
media informasi Jumlah Jenis Book/Pedoman Dinas Kesehatan, Dinas
Aksesibilitas 2 (online pedoman Terkait langsung dengan
terkait Media Informasi penggunaan Sistem Dokumen 1 - 1 - Rp. XXX ,- KB, Kecamatan,
Sistem Informasi dan offline) penggunaan Sistem masyarakat
penggunaan yang digunakan Informasi Pemerintah Desa
Stunting Informasi
sistem informasi
Dinas Kominfo
Jumlah kegiatan
Terlaksananya Sosialisasi
Sosialisasi Dinas Kesehatan, Dinas
Penggunaan Sistem Terkait langsung dengan
Kegiatan Penggunaan Sistem 1 1 1 1 Rp. XXX ,- KB, Kecamatan,
Informasi masyarakat
Informasi Pemerintah Desa

dst. (sesuai
logframe)
Tersedianya
Rendahnya kualitas % perangkat Terlaksananya Pemetaan Jumlah laporan hasil Dinas Kesehatan, Dinas
perangkat
infrastruktur Sistem pendukung Sistem kebutuhan perangkat pemetaan kebutuhan KB, Dinas Perkim,
pendukung sistem 100% Laporan 1 - - - Tidak Terkait Rp. XXX ,- Dinas Kominfo
Informasi Stunting Informasi yang pendukung perangkat pendukung Kecamatan, Pemerintah
informasi yang
sesuai standar Sistem Informasi Sistem Informasi Desa
berkualitas
% Pengadaan Dinas Kesehatan, Dinas
Terlaksananya Pengadaan
Perangkat Pendukung KB, Dinas Perkim,
Perangkat Pendukung
% Sistem Informasi 1 1 1 1 Tidak Terkait Rp. XXX ,- Setda (UKPBJ) Kecamatan, Pemerintah
Sistem Informasi
sesuai dengan hasil Desa, Dinas Kominfo,
pemetaan kebutuhan Dinas Lain terkait
dst. (sesuai
logframe)

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 9


D. Pelaksanaan Rencana Aksi

Pelaksanaan RB Tematik Penanganan Stunting melalui Digitalisasi Pemerintahan


didasarkan pada rencana aksi yang telah disusun sebelumnya. Tahapan ini
merupakan inti dari pelaksanaan RB tematik yang perlu didukung oleh kolaborasi
dan keterlibatan beberapa unsur penting terkait.

Beberapa hal terkait kunci keberhasilan RB tematik diantaranya:

Komitmen yang kuat dari pimpinan dan seluruh jajaran


KOMITMEN untuk berubah (commitment to change)

Tidak hanya fokus pada permasalahan yang terjadi, namun


AKAR MASALAH mengetahui dengan jelas penyebab yang signifikan

Mempercepat tercapainya tujuan RB, baik kolaborasi internal,


KOLABORASI lintas unit kerja, mupun dengan stakeholders terkait

Dilakukan dengan cara inovatif seiring dengan tuntutan


INOVATIF pelaksanaan reformasi birokrasi tematik yang semakin tinggi

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah12 10


D. Monev Pelaksanaan Rencana Aksi

RUANG LINGKUP

Menilai Kualitas Perencanaan Menilai Progres Pelaksanaan

Mempelajari dan menelaah dokumen Evaluasi yang dilaksanakan pada saat


perencanaan, aspek yang menjadi fokus: pelaksanaan rencana aksi RB Tematik,
a. Kesesuaian Sasaran, indikator dan aspek yang menjadi fokus:
target yang ditetapkan dalam a. Ketepatan pelaksanaan kegiatan
perencanaan; dengan maksud kegiatan
b. Ketepatan Kegiatan dan Sasaran b. Ketercapaian output setiap triwulan
c. Kepastian Sumber Daya (termasuk c. Kualitas pelaksanaan kegiatan
Anggaran) d. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan dan
waktu pelaksanaan

PELAKSANA EVALUASI INTERNAL OUTPUT

Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) Laporan Hasil Evaluasi Internal (LHEI)
berisi catatan dan rekomendasi atas
Tim yang dibentuk secara khusus untuk pelaksanaan RB internal
melakukan pengawasan pelaksanaan RB

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 13 11


BAB III PRAKTIK BAIK

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

LATAR BELAKANG INOVASI

Data ibu hamil dan balita yang tidak Banyuwangi Tanggap Stunting (BTS)
lengkap serta resistensi dalam adalah sistem informasi yang dibangun
menerima intervensi menjadi untuk data dasar intervensi dan
penghambat penanganan stunting pengambilan kebijakan.

KELEBIHAN DAMPAK INOVASI

• Monitoring intervensi secara realtime Data SSGi menunjukkan angka


• Geo-tagging rumah setaip balita Prevalensi stunting turun dari 20,1% di
• Media interoperabilitas aplikasi tahun 2021 menjadi 18,1% di tahun
lainnya 2022.

Narahubung Nomor HP

Budi Santoso, S.Sos, M.Si (Kepala Dinas Komunikasi,


0813 - 5802 - 4200
Informatika, dan Persandian)
Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 12
PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG

LATAR BELAKANG INOVASI

Pada tahun 2012, Kabupaten Sumedang Aplikasi SIMPATI dibuat untuk


pernah menjadi kabupaten dengan memperoleh data yang andal sehingga
angka stunting tertinggi di Provinsi Jawa dapat dimanfaatkan oleh tenaga
Barat kesehatan dan pembuat kebijakan

KELEBIHAN DAMPAK INOVASI

• Data akurat kondisi kesehatan yang Data e-PPGBM menunjukkan prevalensi


telah diverifikasi stunting pada angka 10,99% pada tahun
• Rekomendasi intervensi penanganan 2021 dan 8,27% pada tahun 2022
stunting oleh tenaga kesehatan

Narahubung Nomor HP

Deni Suhandani, S.Si., M.Si. (Kepala Sub Bidang


0852 - 2005 - 0515
Pemerintahan)

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 13


PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

LATAR BELAKANG INOVASI

Penanganan stunting tidak hanya SATUNIK merupakan aplikasi berbasis


dilakukan saat bayi telah lahir, tetapi website yang mengumpulkan data
dimulai dari tahap pra-nikah hingga berbasis NIK sehingga meningkatkan
balita. keakuratan intervensi.

KELEBIHAN DAMPAK INOVASI


• Akurasi data hingga ke individu Data menunjukkan 3 dari 4 bayi berhasil
• Tagging lokasi ibu hamil dan balita keluar dari kondisi stunting. Prevalensi
berisiko stunting turun dari 29,1% menjadi
• Data kondisi kesehatan bersifat 20,3% di tahun 2022.
realtime

Narahubung Nomor HP

Syamsudin, S.Pd.,M.M. (Kepala Bidang Teknologi


0813 - 4969 - 4696
Informasi dan Komunikasi, Dinas Kominfo)

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 14


PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LATAR BELAKANG INOVASI

Pada tahun 2021, angka prevalensi Aplikasi SAYANG WARGA


stunting Kota Surabaya mencapai 28.9% dikembangkan untuk mendorong
sehingga perlu penanganan stunting keterlibatan seluruh stakeholder dalam
yang masif dan cepat. menyelesaikan isu stunting.

KELEBIHAN DAMPAK INOVASI

• Data stunting yang bersifat realtime Data SSGi menunjukkan prevalensi


• Data by name by address setiap stunting menurun signifikan dari 28,9%
individu pada tahun 2021 menjadi 4,8% pada
• Riwayat pemberian intervensi tahun 2022.

Narahubung Nomor HP

Yudho Febriadi, S.Kom., M.T. (Kepala Bidang Layanan 0813-3230-3010


Pemerintahan Berbasis Elektronik, Dinas Kominfo)
Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 15
PEMERINTAH KOTA PADANG

LATAR BELAKANG INOVASI

Kunjungan ibu hamil dan balita yang AYO CETING adalah aplikasi berbasis
rendah di posyandu dan kurang android yang bisa digunakan melalui
optimalnya edukasi mengakibatkan smartphone oleh tenaga kesehatan dan
tingginya angka stunting masyarakat umum

KELEBIHAN DAMPAK INOVASI


• Input data kondisi ibu hamil dan bayi
mandiri Data menunjukkan terjadi perbaikan
• Chatting langsung dengan dokter status gizi pada 80% balita yang
• Akses konten edukasi pencegahan dipantau dan diintervensi
stunting

Narahubung Nomor HP

dr. Ulfia Izzati (Tim Penanganan Stunting Kota 0823 - 5869 - 5000
Padang)
Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 16
BAB III PENUTUP

Modul ini disusun sesuai dengan hasil analisis dan kunjungan lapangan tim Kementerian PANRB
pada beberapa pemerintah daerah yang dipandang telah baik menerapkan digitalisasi
pemerintahan dalam penanganan stunting. Secara substansi, modul ini dapat menjadi rujukan atau
panduan bagi pemerintah daerah dalam menetapkan rencana aksi sebagai upaya penurunan
stunting dengan pemanfaatan teknologi informasi. Disamping itu, dalam penulisan modul ini
tentu belum secara sempurna memberikan gambaran lengkap dan detail terkait langkah-langkah
dalam penurunan stunting yang tepat di setiap pemerintah daerah, karena bergantung dari kondisi
permasalahan masing-masing daerah. Maka diharapkan kepada pemerintah daerah agar
senantiasa meningkatkan kualitas koordinasi dengan pihak-pihak yang terlibat langsung dalam
penanganan stunting sehingga tujuan dari pelaksanaan RB tematik bisa dilakukan secara tepat dan
cepat.

Modul RB Tematik Pemerintah Daerah 17


BUKU SAKU RB TEMATIK
DIGITALISASI ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PENANGANAN ISU STUNTING

Anda mungkin juga menyukai