Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi Efektivitas Penggunaan Flashcards dalam Meningkatkan Ingatan Visual

dan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa SD Islam Bunga Bangsa.


Yosimar Akbar, S.Pd.,M.Pd

Abstrak Penelitian Tindakan Kelas: Evaluasi Efektivitas Penggunaan Flashcards dalam


Meningkatkan Ingatan Visual dan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa SD Islam Bunga
Bangsa Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas penggunaan flashcards
dalam meningkatkan ingatan visual dan kosa kata bahasa Inggris siswa di kelas 4 SD
Islam Bunga Bangsa. Latar belakang penelitian didasarkan pada kesulitan siswa dalam
mengingat kosa kata dan kebutuhan untuk menemukan metode pembelajaran yang
efektif, khususnya di lingkungan pendidikan berbasis Islam. Metode penelitian yang
digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan melibatkan siswa kelas 4
sebagai subjek penelitian. Penelitian dilaksanakan dalam beberapa sesi, dimulai dari
pengenalan flashcards hingga evaluasi melalui tes kosa kata. Data dikumpulkan
menggunakan tes kosa kata, observasi partisipasi siswa, dan refleksi guru.Hasil penelitian
menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman kosa kata siswa setelah
penerapan flashcards. Observasi juga mencatat perubahan positif dalam tingkat partisipasi
siswa dan respons mereka terhadap pembelajaran. Analisis data menggunakan uji statistik
mendukung temuan kuantitatif, sementara temuan kualitatif memberikan wawasan
mendalam terkait pengalaman siswa dalam pembelajaran.Kesimpulannya, penggunaan
flashcards terbukti efektif dalam meningkatkan ingatan visual dan pemahaman kosa kata
bahasa Inggris siswa SD Islam Bunga Bangsa. Rekomendasi penelitian ini adalah agar
guru terus memperbaiki dan mempersonalisasi penggunaan flashcards sesuai dengan
karakteristik siswa. Penelitian lebih lanjut dapat dilakukan untuk mengeksplorasi variasi
dalam penggunaan flashcards dan dampak jangka panjangnya dalam konteks pendidikan
berbasis Islam. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan positif terhadap
pengembangan metode pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah-sekolah berbasis Islam.
Kata kunci : Flashcards, Ingatan Visual, Kosa Kata
PENDAHULUAN
Pendidikan Bahasa Inggris di tingkat Sekolah Dasar (SD) memiliki peran penting
dalam membentuk dasar kemampuan berbahasa siswa. Salah satu tantangan dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di SD adalah memastikan siswa dapat mengingat dan
menguasai kosa kata dengan baik. Dalam konteks ini, flashcards menjadi sebuah
metode pembelajaran yang menarik perhatian, khususnya dalam meningkatkan ingatan
visual dan penguasaan kosa kata siswa.
Siswa SD Islam Bunga Bangsa menghadapi tantangan serupa dalam pembelajaran
Bahasa Inggris. Oleh karena itu, perlu adanya eksplorasi dan evaluasi terhadap
efektivitas penggunaan flashcards sebagai alat bantu pembelajaran di kelas. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana flashcards dapat meningkatkan ingatan
visual dan penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa SD Islam Bunga Bangsa.
Latar belakang penelitian ini didukung oleh pemahaman akan kompleksitas
pembelajaran bahasa pada tingkat SD dan pentingnya mencari metode yang sesuai
dengan karakteristik siswa. Melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), penelitian ini
berupaya memberikan kontribusi dalam konteks pembelajaran Bahasa Inggris di SD
Islam Bunga Bangsa, dengan fokus pada pemanfaatan flashcards sebagai alat
pembelajaran yang potensial.
Pengembangan metode pembelajaran yang efektif diharapkan dapat memberikan
dampak positif tidak hanya pada pemahaman kosa kata siswa, tetapi juga pada motivasi
dan partisipasi mereka dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, penelitian ini
diharapkan mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai efektivitas penggunaan
flashcards serta memberikan sumbangan kepada praktik pembelajaran Bahasa Inggris di
lingkungan SD Islam Bunga Bangsa.

TINJAUAN PUSTAKA
Flashcard
Flashcard adalah alat pembelajaran yang digunakan untuk membantu memperoleh,
mengingat, dan memahami informasi secara cepat. Biasanya berbentuk kartu kecil yang
menampilkan informasi singkat, seperti kata-kata kunci, gambar, atau angka, flashcard
digunakan sebagai metode pembelajaran yang interaktif. Sisi satu kartu berisi
pertanyaan atau informasi, sedangkan sisi lainnya berisi jawaban atau detail terkait.
Flashcard dapat digunakan dalam berbagai konteks pembelajaran, mulai dari
memperluas kosa kata, memahami konsep matematika, hingga mengingat fakta sejarah.
Kelebihan utama flashcard adalah kemampuannya untuk meningkatkan memori dan
pemahaman dengan menggunakan repetisi, asosiasi visual, dan pengulangan aktif.
Metode ini efektif untuk pembelajaran mandiri atau dalam kelompok, memungkinkan
siswa untuk menguasai informasi dengan cara yang menarik dan efisien.
Ingatan Viual
Ingatan visual adalah kemampuan otak untuk menyimpan, mengingat, dan mengakses
informasi berdasarkan pada stimulus visual. Dalam konteks pembelajaran atau kognitif,
ingatan visual melibatkan kemampuan seseorang untuk mengingat gambar, pola, atau
detail visual. Ini merupakan salah satu bentuk dari memori jangka pendek atau jangka
panjang yang terfokus pada informasi yang diperoleh melalui indra penglihatan.
Ingatan visual dapat ditingkatkan melalui penggunaan teknik-teknik tertentu, seperti:
1. Pengasosiasian Visual: Mengaitkan informasi dengan gambar atau visual dapat
memudahkan pengingatan. Misalnya, mengasosiasikan kata dengan gambar atau
membuat diagram konsep.
2. Penggunaan Flashcard: Kartu-kartu kecil dengan gambar atau informasi
penting membantu melatih ingatan visual dengan cara memperlihatkan informasi
secara berulang.
3. Pembelajaran Berbasis Visual: Memanfaatkan presentasi visual, video, atau
infografis dalam pembelajaran dapat memudahkan siswa untuk mengingat
informasi.
4. Teknik Pemetaan Mental: Membuat peta mental atau diagram visual untuk
menyusun dan menghubungkan informasi juga dapat meningkatkan kemampuan
ingatan visual.
Ingatan visual sering kali berperan penting dalam belajar, terutama untuk materi-materi
yang melibatkan unsur-unsur visual atau spasial, seperti bahasa asing, ilmu alam, atau
matematika.
Kosakata

"Kosakata" merujuk pada kumpulan kata-kata yang dimiliki atau dikenal oleh seseorang
dalam bahasa tertentu. Kosakata mencakup berbagai jenis kata, mulai dari kata benda,
kata kerja, kata sifat, hingga kata keterangan. Penguasaan kosakata menjadi kunci
penting dalam kemampuan berkomunikasi dan pemahaman suatu bahasa.
Contoh penggunaan kosakata dalam kalimat:
1. Kosakata dalam Bahasa Inggris:
 Kata benda: "book" (buku), "table" (meja), "computer" (komputer)
 Kata kerja: "read" (membaca), "eat" (makan), "run" (lari)
 Kata sifat: "happy" (bahagia), "big" (besar), "green" (hijau)
2. Kosakata dalam Bahasa Indonesia:
 Kata benda: "buku", "meja", "komputer"
 Kata kerja: "membaca", "makan", "lari"
 Kata sifat: "bahagia", "besar", "hijau"
Meningkatkan kosakata melibatkan proses belajar dan mengingat kata-kata baru
serta menggunakan mereka dalam konteks yang tepat. Berbagai metode, seperti
membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara, dapat membantu memperluas
kosakata seseorang dalam bahasa tertentu.

METODE
Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR) merupakan
pendekatan untuk memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru karena guru
merupakan orang yang paling tahu mengenai segala sesuatu yang terjadi dalam
pembelajaran (Mulyasa, 2005:154). PTK bertujuan untuk memperbaiki pelaksanaan dan
hasil pendidikan. Ada empat tahap Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagaimana yang
ditunjukkan diagram berikut:
Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga November 2022 di SD
Islam Bunga Bangsa
Teknik dan Analisis Data
Penelitian ini memakai teknik analisis deskriptif kuantitatif yang memberikan
informasi sesuai dengan data hasil belajar yang diperoleh. Pada setiap siklus, peserta
didik melaksanakan evaluasi berupa tes tulis sebagai bahan menganalisis tingkat
keberhasilan atau persentase keberhasilan peserta didik setelah proses belajar mengajar.
Hasil belajar kognitif berupa nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar, data observasi
oleh kolaborator saat proses pembelajaran.

PELAKSANAAN DAN HASIL


Pelaksanaan metode meningkatkan pemahaman baca melalui cerita bergambar dalam
pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar dilakukan dengan beberapa langkah
strategis. Pertama, guru memilih cerita bergambar yang sesuai dengan tingkat
pemahaman siswa dan materi pembelajaran. Gambar-gambar ini haruslah menarik dan
mendukung pemahaman kosakata serta konteks cerita.
Kemudian, guru memperkenalkan kosakata kunci dan struktur kalimat dalam cerita
kepada siswa. Langkah ini dapat melibatkan diskusi kelompok, permainan kata, atau
aktivitas kreatif lainnya untuk membangkitkan minat siswa. Setelah itu, cerita
bergambar dibacakan atau dipresentasikan secara berulang, sambil siswa mengamati
gambar-gambar yang mendukung cerita tersebut.
Berikutnya, siswa diajak untuk berpartisipasi dalam kegiatan percakapan terkait dengan
cerita tersebut. Mereka dapat diminta untuk menyusun kalimat-kalimat sederhana,
bertukar pendapat mengenai cerita, atau bahkan berperan sebagai karakter dalam cerita
tersebut. Aspek interaktif ini bertujuan untuk memperkuat pemahaman melalui
pengalaman langsung dan penerapan konsep yang telah dipelajari.
Pada tahap akhir, guru dapat memberikan tugas atau proyek kreatif kepada siswa yang
melibatkan cerita bergambar. Ini bisa berupa membuat buku kecil, menggambar cerita
mereka sendiri, atau bahkan membuat skenario untuk pertunjukan kecil. Dengan
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran, metode ini tidak hanya
meningkatkan pemahaman baca tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan berkesan.
Proses implementasi metode meningkatkan pemahaman baca melalui cerita bergambar
dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar melibatkan beberapa tahapan
yang melibatkan guru, siswa, dan materi pembelajaran. Berikut adalah gambaran umum
proses pelaksanaannya:
1. Seleksi Materi:
 Guru memilih cerita bergambar yang sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa, mengintegrasikan materi pembelajaran Bahasa Inggris dengan
gambar-gambar menarik dan kontekstual.
2. Pengenalan Kosakata:
 Guru memperkenalkan kosakata kunci dan struktur kalimat dalam cerita,
memastikan pemahaman siswa terhadap konsep tersebut melalui diskusi,
permainan kata, atau kegiatan lainnya.
3. Pembacaan dan Pengamatan:
 Cerita bergambar dibacakan atau dipresentasikan oleh guru, sementara
siswa mengamati gambar-gambar yang mendukung cerita tersebut.
4. Percakapan Interaktif:
 Siswa diajak berpartisipasi dalam percakapan terkait cerita, merinci
kalimat-kalimat sederhana, bertukar pendapat, atau bahkan berperan
sebagai karakter dalam cerita.
5. Kegiatan Kreatif:
 Guru memberikan tugas atau proyek kreatif kepada siswa yang
melibatkan cerita bergambar, seperti membuat buku kecil, menggambar
cerita mereka sendiri, atau menyusun skenario untuk pertunjukan kecil.
Meskipun metode ini dapat memberikan berbagai manfaat dalam meningkatkan
pemahaman baca, beberapa hambatan mungkin muncul selama pelaksanaannya:
1. Keterbatasan Sumber Daya:
 Kurangnya sumber daya seperti buku cerita bergambar yang memadai
atau alat bantu pembelajaran visual dapat menjadi hambatan dalam
implementasi metode ini.
2. Tingkat Partisipasi Siswa:
 Tergantung pada tingkat keterlibatan siswa, beberapa dari mereka
mungkin kurang berpartisipasi aktif, menghambat pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Kesesuaian Materi dengan Kurikulum:
 Kesesuaian materi cerita bergambar dengan kurikulum pembelajaran
dapat menjadi tantangan, terutama jika perlu penyesuaian atau
penambahan materi.
4. Waktu Pembelajaran Terbatas:
 Keterbatasan waktu dalam jadwal pembelajaran dapat membatasi
implementasi metode ini, sehingga guru harus cerdas dalam
merencanakan dan mengelola waktu pembelajaran.
Meskipun menghadapi beberapa hambatan, strategi penanganan yang cermat dan kreatif
dapat membantu mengatasi tantangan ini dan memastikan pelaksanaan metode tersebut
berhasil.

Hasil dari implementasi metode meningkatkan pemahaman baca melalui cerita


bergambar dalam pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar menunjukkan dampak
positif terhadap perkembangan siswa. Proses ini dimulai dengan pemilihan cerita
bergambar yang menarik, sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. Melalui pengenalan
kosakata kunci dan struktur kalimat, siswa aktif terlibat dalam pembacaan dan
pengamatan cerita, sambil mengamati gambar-gambar yang mendukung konteks cerita.
Percakapan interaktif memperkuat pemahaman siswa, dan kegiatan kreatif seperti
membuat buku atau menggambar cerita mereka sendiri memberikan kesempatan bagi
siswa untuk menerapkan konsep yang telah dipelajari.
Namun, beberapa hambatan juga muncul selama pelaksanaan. Keterbatasan
sumber daya, seperti kurangnya buku cerita bergambar atau alat bantu pembelajaran
visual, dapat mempengaruhi efektivitas metode ini. Tingkat partisipasi siswa dan
kesesuaian materi dengan kurikulum juga menjadi faktor penentu. Meskipun demikian,
upaya penanganan secara kreatif terhadap kendala-kendala ini membantu memastikan
bahwa metode ini berhasil mencapai tujuan pembelajaran. Dengan pemahaman yang
lebih baik terhadap cerita dan konsep Bahasa Inggris, siswa tidak hanya meningkatkan
keterampilan membaca mereka tetapi juga mengalami pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan.

KESIMPULAN
Dalam menggali metode pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar,
penggunaan cerita bergambar sebagai alat pembelajaran terbukti efektif dalam
meningkatkan pemahaman baca siswa. Dengan fokus pada visualisasi kata-kata dalam
konteks cerita, siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ini menegaskan bahwa
penerapan cerita bergambar bukan hanya metode yang menarik tetapi juga efektif dalam
mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di tingkat SD. Dengan menghubungkan
konten pembelajaran dengan elemen visual, siswa dapat lebih aktif dan berkesan dalam
mengembangkan keterampilan membaca mereka. Kesimpulan ini menggarisbawahi
pentingnya pendekatan kreatif dan kontekstual dalam membangun landasan literasi pada
tingkat pendidikan dasar.

Anda mungkin juga menyukai