PENDAHULUAN
Pembelajaran muatan lokal adalah bahan kajian atau seperangkat rencana yang
mengembangkan kompetensi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing dalam
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan didaerah tempat
tinggalnya. Muatan lokal diorientasikan untuk menjembatani kebutuhan keluarga dan masyarakat
dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuanya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
(Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 79 Tahun 2014).
Berdasarkan hasil observasi saya dapat disimpulan bahwa masalah yang terjadi di
sekolah SDN 4 SILA adalah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran muatan lokal masih
kurang, siswa masih pasif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
hanya menjelaskan materi dengan ceramah, guru belum menggunakan media pembelajaran yang
memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada proses
kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal materi yanh dijelaskan tanpa ditunjuk
gambaran/wujud dari materi yang diajarkan tersebut. Siswa berharap adanya media pembelajaran
yang memadai yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu memberikan
pemahaman kepada siswa dan mengandung konten yang menarik, menumbuhkan minat serta
memotivasi sehingga tidak merasa bosan.
Fasilitas yang ada di sekolah SDN 4 SILA cukup memadai apabila digunakan sebagai
penunjang belajar mengajar. Oleh karena itu perlu adanya kreativitas dalam merancang media
pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada agar pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan maksimal. Salah satu media pembelajaran inovati yang memanfaatkan penggunaan
teknologi dan informasi yaitu pengembangan media interaktif berbasis multimedia. Media
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran yang berisikan teori
maupun kegiatan keterampilan sehingga dapat menciptakan pembelajaran efektif dan eisien.
Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran yang
dikembangkan sebagai perentara agar terciptanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Media pembelajaran ini diracang dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
menampilkan gabungan dari teks, suara gambar, dan vidio. Penggunaan media ini dapat
meningkatkan efektifitas dalam penyampaian suatu informasi serta daat merangsang panca indera
manusia seperti indra penglihatan, pendengaran maupun aksi suaa yang merupakan indra penting
manusia dalam menangkap informasi.
Keunggulan dari media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interktif) yang dikembangkan
yaitu media ini akan menyajikan materi pembelajaran yang dapat merangsang aspek kognitif,
afektif dan psikomot siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. media pembelajaran
SBI (Seni Budaya Interktif) yang dikembangkan akan memberikan berbagai macam informasi
seputar seni dan budaya daerah Bima seperti ciri khas dan potensi daerah Bima. Media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini di kembangkan untuk memberikan solusi dari
permasalahan yang terjadi di dalam proses kegiatan pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran akan menyadarkan siswa betapa banyaknya sumber-sumber belajar yang dapat di
manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Triana Sekti, tahun 2019 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Berdasarkan Adobe Flash Pada Muatan SBdP Materi Mozaik Siswa Kelas IV Sdn Purwosari 01
Semarang” berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Media pembelajaran interaktif
berbasis adobe flash dinilai valid oleh pakar materi dan media dengan kriteria sangat layak
dengan perolehan presentae penilaian kelayakan oleh pakar materi dan pakar media. Media
Adobe Flash materi mzaik efektif digunakan dalam pembelajaran SBdP materi mozaik yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pretest dan posttest. Dengan demikian penggunaan
media ini sangatlah efektif digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.
B. Identifikasi Masalah
1. Pada proses kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal materi yang
dijelaskan tanpa ditunjukan gambaran/wujud dari materi yang diajarkan tersebut
2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang memadai yang dapat menunjang
proses pembelajaran berlangsung dengan baik
C. Pembatasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan & pengembangan adalah
mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) untuk
mengenal seni dan budaya daerah bima, untuk mengetahui keefektifan materi Seni Budaya
Interaktif pada siswa kelas III, dan mengetahui kelayakan penggunaan media pembelajaran Seni
Budaya Interaktif pada sekolah SDN 4 SILA
Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran yang
menggunakan media elektronik yang didalamnya terdapat konsep pembelajaran yang menarik
sehingga membuat peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. multimedia interaktif ini dapat
menghasilakn produk sebagai berikut:
a. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini berisikan gambar-gambar yang
menarik seperti gambar pakaian adat, rumah adat, makanan daerah, alat musik, dan tarian
daerah.
b. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini dalam penggunanya harus
menggunakan bantuan laptop/komputer, pengeras suara/spiker dan LCD/proyektor yang
disambungkan pada laptop agar peserta didik dapat melihat secara bersama-sama.
G. Manfat Penelitian
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
Memberikan saran penggunaan media multimedia interaktif agar memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan adanya media multimedia interaktif
dapat memberikan dorongan kepada guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam
menciptakan media pembelajaran yang relevan sehingga menarik minat siswa dalam
mengikuti proses kegiatan pembelajaran
c. Bagi Sekolah
1. Asumsi
a. Sarana dan prasarana sekolah cukup mendukung dan belum ada media yang
digunakan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana ini
b. Media memuat materi pelajaran tentang seni dan budaya daerah Bima
c. Dalam pembuatanya memerlukan kreativitas dan tidak menghabiskan biaya yang
mahal
d. Media pembelajaran menggunakan tampilan yang menarik dengan menggunakan
animasi, gambar, vidio, audio dan warna yang bermacam-macam
e. Memberikan edukasi kepada guru dan pihak sekolah terkait pembuatan dan
penggunaan medi pembelajaran multimedia interaktif yang harapanya mampu
menyampaikan konsep materi dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal sesuai dengan harapan bersama
f. Media dapat dibawa kemana saja
2. Keterbatasan
Ada beberapa keterbatasan dalam pengembangan media pembelajaran media interktif ini,
antara lain:
a. Materi yang terdapat didalam media pembelajaran ini hanya memuat satu mata
pelajaran didalamnya yaitu muatan lokal
b. Media pembelajaran ini tidak bersifat konkret sehingga siswa tidak dapat menyentuh
langsung dan penggunaanyapun harus menggunakan bantuan laptop/komputer, LCD
dan speaker
c. Media pembelajaran ini hanya diuji coba pada SDN 4 SILA dan hanya berfokus pada
1 sekolah saja
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
Pada dasarnya penyelenggaraan program muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar
bertujuan:
3. Multimedia Interaktif
Multimedia merupakan penggabungan dari kata Multi dan Media. Multi dapat diartikan
sebagai kumpulan dari berbagai peralatan media yang berbeda yang digunakan untuk
presentasi, multimedia adalah gabungan dari teks, grafik, suara, vidio, dan animasi yang
dapat menghasilkan suatu media interaktif (Adi Pratomo:2019)
Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat dismpulkan bahwa multimedia interaktif
merupakan produk atau layanan digital berupa gabungan dari teks grafik, suara, vidio, dan
animasi yang dirancang untuk menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada
pengguna media tersebut.
Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif yang berisi informasi seputar materi pelajaran yang dikembangkan
sebagai perantara agar tercapainya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Media ini
bertujuan untuk memudahkan dalam proses kegiatan pembelajaran, karena media
pembelajaran ini memuat informasi yang dikemas dalam bentuk teks, animasi, gambar, vidio,
dan musik yang disusun menjadi satu kesatuan dalam bentuk multimedia interaktif.
C. Pertantyaan Penelitian
Kondisi Ideal
Kondisi
1. Apakah ibu mengajarkan dengan menggunakan media Faktual interaktif
multimedia
1. Pemanfaatan media pembelajaran
2. Apakah
seharusnya siswa aktif
memanfaatkan dalam mata
sarana pelajaran
dan seni & budaya
Berdasarkan hasil wawancara awal pada
prasaran sekolah secara maksimal tanggal 13 November 2023, adapun
terkhusus dalam penggunaan media informasi yang didapatkan adalah sebagai
eletronik sebagai media pembelajaran. berikut:
2. Penggunaan media pembelajaran seharusnya 1. Guru masih belum menguasai
lebih bervariasi agar siswa tidak mudah pemanfaatan teknologi sebagai media
bosan dalam proses pembelajaran pembelajaran.
3. Media pembelajaran yang digunakan harus 2. Media pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan kondisi siswa dan tidak mencakup semua materi
lingkungan sekitar siswa. pembelajaran yang disajikan.
Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran muatan lokal asih kurang. Siswa
masih pasif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
hanya menjelasakan materi dengan ceramah. Guru belum menggunakan media
pembelajaran yang memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran
berlangsung dengan baik.
Model Pengembangan
Lokasi
Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data
SDN 4 SILA
(1) Pedoman Observasi (1) Observasi (1) Kualitatif
(2) Pedoman Wawancara (2) Wawancara (angket
penilaian
materi dan
respon peserta
didik
Pada Penelitian Ini Akan Menghasilkan Produk Berupa “Media Pembelajaran SBI
(Seni Budaya Interaktif) Untuk Mengenal Seni Dan Budaya Daerah Bima Pada
Siswa Kelas III”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Pada tahap ini dilakukan analisis mulai dari analisis karakteristik siswa serta
analisis materi yang dibutuhkan atau yang sesuai dengan kompetensi yang telah
ditentukan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi yang ada dilapangan.
Karakteristik siswa kelas III fokus perhatiannya tertuju pada kehidupan sehari-hari,
memiliki minat belajar yang besar dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Oleh
karena itu, dikembangkan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yang
harapannya siswa mendapatkan pengalaman baru dan tertarik untuk
mempelajarinya. Media pembelajaran ini memuat pelajaran muatan lokal
khususnya tentang keanekaragaman seni dan budaya daerah Bima.
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan guru terkait proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil analisis ini di peroleh melalui
tahap wawancara dengan guru kelas terkait materi pembelajaran yang
diajarkan, media yang pernah digunakan dalam proses pembelajaran, dan
kebutuhan media yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
berdasarkan wawancara, Adapun hasil analisis sebagai berikut: materi
pembelajaran yang diajarkan seputar tentang seni dan budaya daerah Bima.
Didalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan media penunjang
berupa LKS, papan tulis, speaker audio seabagai media pembelajaran.
Media pembelajaran yang ada di sekolah hanya untuk mata pelajaran
tertentu. Guru mengharapkan adanya media pembelajaran yang dapat
menunjang proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c. Analisis Materi
Tahap perancangan atau design yaitu dapat yang dilakukan setelah tahap
analisis. Tahap perancangan atau design bertujuan untuk menyusun media
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa. Tahap ini dimulai
dengan porses perancangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
dengan menggunakan adobe flash dengan materi bahasan tentang keanekaragaman
seni dan budaya daerah Bima yang dikembangkan sesuai dengan analisis yang
sudah dilakukan. pada tahap ini juga mendesain konten-konten yang terdapat pada
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yang meliputi petunjuk
penggunaan, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi serta dilengkapi
dengan gambar, musik dan audio yang menarik. Peneliti menggunakan strategi
pembelajaran berbasis Student Center, siswa menjadi fokus utama dalam
pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang sudah disediakan
sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.
Setelah tahap pengembangan yaitu tahap implementasi atau tahap uji coba
dilapangan terkait produk media pembelajaran yang telah dikembangkan. Tahap ini
dilakukan pada siswa kelas III SDN 4 SILA. Pada saat melakukan uji coba produk
yang di kembangkan, peneliti akan mencatatat setiap kekurangan maupun kendala
dari produk yang telah dikembangkan pada saat implementasi berlangsung.
Disamping itu juga, siswa dan guru juga akan diberikan angket yang telah
disediakan. Angket ini disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi yang
digunakan untuk melihat keefktifan penggunaan media SBI (Seni Budaya
Interaktif).
Pada tahap ini merupakan tahap menilai produk yang dikembangkan terkait
kesesuaian produk, kekurangan produk, maupun kelemahan dari produk yang
telah dikembangkan. Pada tahap evaluasi ini digunakan dua macam evaluasi yaitu
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk
mengetahui kualitas dari produk media yang dikembangkan. Hasil evaluasi
formatif digunakan sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan dari media
yang dikembangkan. Evaluasi fomatif dalam penelitian ini adalah validasi dari
ahli materi dan ahli media serta penilaian dari guru dan peserta siswa. Evaluasi
sumatif dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang telah diajarkan. Hal ini berarti untuk mengetahui efektivitas
Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dalam meningkatkan hasil
belajar dan pemahaman siswa.
a. Obesrvasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data berdasaran kondisi yang ada
di lapangan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek
yang akan diteliti. Teknik obeservasi digunakan untuk menganalisis ruang lingkup
kebutuhan penelitian, analisis karakteristik siswa sebelum dan sesudah
implementasi media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
b. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi verbal dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi. Wawancara diguanakan untuk meninjau
kebutuhan yang berada di lingkungan sekolah, situasi dan kondisi serta
karakteristik peserta didik, dan materi pembelajaran. pedoman wawancara dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada Kepala sekola, Guru, Wali
Kelas dan Siswa agar bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait kondisi
yang berada dilapangan sehingga peneliti dapat memperoleh analisis kebutuhan
yang nantinya peneliti dapat memberikan solusi terkait permasalahan yang ada
melalui penelitian ini.
c. Angket
Angket merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
pengumpulan informasi dan disampaikan secara tertulis kepada responden.
Angket digunakan untuk mengetahui respon dari guru dan siswa setelah
implementasi media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dilakukan.
Angket ini juga akan diberikan kepada validator ahli media dan ahli materi untuk
mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digu
nakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik dokumentasi berupa ruang lingkup sekolah, ruang
kelas, proses kegiatan pembelajaran berlangsung, vidio pembelajaran
berlangsung, dan nilai pre-test dan post-test siswa dari hasil uji coba implementasi
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
Adapun kisi-kisi kusioner yang akan di ajukan kepada ahli materi adalah
sebagai berikut:
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran.
2. Kelengkapan materi dan kesesuaian soal evaluasi dengan taraf berpikir
siswa.
3. Pemanduan sumber materi dengan lingkungan sekitar siswa.
4. Kesesuain media dengan materi pembelajaran.
5. Tingkat keefesienan dalam proses pembelajaran.
2. Kelengkapan materi dan kesesuaian soal evaluasi dengan taraf berpikir siswa
2. Kualitas huruf, gambar dan suara pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan materi yang diajarkan
5. Keindahan desain dan kelengkapan fitur-fitur media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif(
6. Kesesuain media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan karakteristik siswa
3. Angket respon peserta didik
Adapun kisi-kisi kusioner yang akan di ajukan kepada ahli pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian KD dan Indikator pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif).
2. Keseuaian Indikator dengan Tujuan Pembelajaran pada media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sebagai
media yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran.
4. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) menggunakan bahasa
yang komunikatif.
5. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) tidak menimbulkan makna ganda.
6. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) sesuai dengan EYD.
7. Petunjuk dalam pengunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) sangat jelas.
8. Materi pelajaran yang disajikan pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif) lengkap dan jelas.
9. Tingkat keaktifan siswa dalam memahami materi pembelajaran
menggunakan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
10. Keseuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan
karakteristik siswa.
1. Kesesuaian KD dan Indikator pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
2. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif)
3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sebagai media yang
digunakan dalampenyampaian materi pembelajaran
4. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) menggunakan bahasa yang komunikatif
5. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) tidak
memiliki makna ganda
6. Bahasa yang digunakan pada media SBI (Seni Budaya Interaktif) sesuai dengan EYD
7. Petunjuk dalam penggunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sangat jelas
8. Materi yang disajikan pada media SBI (Seni Budaya Interaktif) lengkap dan jelas
10. Kesesuaian media oembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan karakteristik siswa
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran
SBI (Seni Budaya Interaktif) yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis
data adalah suatu cara yang digunakan untuk memproses suatu data menjadi informasi sehingga
data tersebut mudah dipahami dan bermanfaat untuk digunakan menemukan solusi dari
permasalahan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil analisis guru dan siswa kemudian di
jabarkan menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari tahap analisis kelayakan
media/materi kemudian di jabarkan menggunakan deskriptip kuantitatif. Adapun penjelasan
lebih lanjut sebagai berikut:
Data dari hasil wawancara dan observasi dengan kepala sekolah, guru kelas III SD dan
pengamatan terhadap siswa serta hasil dari kritik dan saran dari validator ahli media dan ahli
materi kemudian akan dijabarkan melalui analisis deskriptif kualitatif . Analisis inilah yang
nantinya dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki produk pengembangan media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interafktif).
Data yang diperoleh dari hasil nilai validator ahli media dan ahli materi terhadap pengembangan
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) kemudian di jabarkan menggunakan Deskriptif
kuantitatif. Nilai yang didapat tersebut menggunakan angket ahli media, ahli materi dan guru
kelas III SDN 4 SILA sebagai validator ahli pembelajaran, dan angket untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
Menurut Sugiyono, 2017. Validasi yaitu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan dari data
yang dikumpulkan. Validasi dapat berupa gambaran data yang sesuai dengan kondisi yang ada
dilapangan atau data nyata. Pada pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif), validasi bertujuan untuk menguji kelayakan dan kesesuain materi dengan
pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
Indikator Skor
Sangat Baik 4
Baik 3
Kurang Baik 2
Tidak Baik 1
Instrumen skala likert ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda ataupun dalam bentuk cheklist.
Analisis data validator menggunakan rumus
Skor yang dicari = julah skor respon di bagi jumlah skor idela di kali 100%
Tabel yang berada dibawah ini merupakan presentase perhitungan angket respon dari siswa, dan
dianalisis menggunakan data kuantitatif. Siswa nantinya akan menjawab pertanyaan dengan
jawaban “ Ya” dan “Tidak”. Perhitungan dari presentase angket respon siswa ini sama dengan
perhitungan pada ahli materi dan media. Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan kategori
penilaian menggunakan skala Guttman.
Keterangan:
Taraf skala Skor
P = Perolehan Presentase Respon Siswa
Ya 1
∑ X : jumlah Skor Respon
Tidak 0
N: jumlah Skor Ideal
60-80% Baik/menarik
DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah Ibda. 2015. Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Volume 3
Nomor 1. Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry .
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.
Illahi, Tiara Ayu Rahma, dkk.2018. Pengembangan Multimedia Interaktif
Pada Pembelajaran Materi Jenis-Jenis Pekerjaan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Review Pendidikan Dasar. Vol 4. Nomor 3.
Matt Jarvis. 2011. Teori-Teori Psikologi, Cet. X, Bandung: Nusa Media
Munir. 2015. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya.