Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak


kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif,
berbudi pakerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkunganya sesuai
dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Pendidikan di sekolah dasar merupakan sarana
penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin
keberlangsungan pembangunan suatu bangsa. Melalui pendidikan dasar, manusia dapat
mewujudkan segala aspek kehidupan dan mengembangkan potensi dirinya dengan merubah cara
berpikir, bersikap, dan bertingkah laku dalam kehidupan sesuai fungsi dan tujuan sistem
pendidikan nasional.

Pembelajaran muatan lokal adalah bahan kajian atau seperangkat rencana yang
mengembangkan kompetensi sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing dalam
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan didaerah tempat
tinggalnya. Muatan lokal diorientasikan untuk menjembatani kebutuhan keluarga dan masyarakat
dengan tujuan pendidikan nasional. Mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa
untuk mengembangkan kemampuanya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
(Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 79 Tahun 2014).

Berdasarkan hasil observasi saya dapat disimpulan bahwa masalah yang terjadi di
sekolah SDN 4 SILA adalah motivasi belajar siswa dalam pembelajaran muatan lokal masih
kurang, siswa masih pasif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
hanya menjelaskan materi dengan ceramah, guru belum menggunakan media pembelajaran yang
memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran berlangsung dengan baik. Pada proses
kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal materi yanh dijelaskan tanpa ditunjuk
gambaran/wujud dari materi yang diajarkan tersebut. Siswa berharap adanya media pembelajaran
yang memadai yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu memberikan
pemahaman kepada siswa dan mengandung konten yang menarik, menumbuhkan minat serta
memotivasi sehingga tidak merasa bosan.
Fasilitas yang ada di sekolah SDN 4 SILA cukup memadai apabila digunakan sebagai
penunjang belajar mengajar. Oleh karena itu perlu adanya kreativitas dalam merancang media
pembelajaran inovatif dengan memanfaatkan fasilitas yang ada agar pelaksanaan pembelajaran
dapat berjalan maksimal. Salah satu media pembelajaran inovati yang memanfaatkan penggunaan
teknologi dan informasi yaitu pengembangan media interaktif berbasis multimedia. Media
pembelajaran ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran yang berisikan teori
maupun kegiatan keterampilan sehingga dapat menciptakan pembelajaran efektif dan eisien.

Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran yang
dikembangkan sebagai perentara agar terciptanya komunikasi dua arah antara guru dan siswa.
Media pembelajaran ini diracang dan disesuaikan dengan perkembangan teknologi yang
menampilkan gabungan dari teks, suara gambar, dan vidio. Penggunaan media ini dapat
meningkatkan efektifitas dalam penyampaian suatu informasi serta daat merangsang panca indera
manusia seperti indra penglihatan, pendengaran maupun aksi suaa yang merupakan indra penting
manusia dalam menangkap informasi.

Keunggulan dari media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interktif) yang dikembangkan
yaitu media ini akan menyajikan materi pembelajaran yang dapat merangsang aspek kognitif,
afektif dan psikomot siswa dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. media pembelajaran
SBI (Seni Budaya Interktif) yang dikembangkan akan memberikan berbagai macam informasi
seputar seni dan budaya daerah Bima seperti ciri khas dan potensi daerah Bima. Media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini di kembangkan untuk memberikan solusi dari
permasalahan yang terjadi di dalam proses kegiatan pembelajaran. Penggunaan media
pembelajaran akan menyadarkan siswa betapa banyaknya sumber-sumber belajar yang dapat di
manfaatkan untuk keperluan pembelajaran.

Penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh
Triana Sekti, tahun 2019 dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif
Berdasarkan Adobe Flash Pada Muatan SBdP Materi Mozaik Siswa Kelas IV Sdn Purwosari 01
Semarang” berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, Media pembelajaran interaktif
berbasis adobe flash dinilai valid oleh pakar materi dan media dengan kriteria sangat layak
dengan perolehan presentae penilaian kelayakan oleh pakar materi dan pakar media. Media
Adobe Flash materi mzaik efektif digunakan dalam pembelajaran SBdP materi mozaik yang
dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pretest dan posttest. Dengan demikian penggunaan
media ini sangatlah efektif digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdarkan permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan


sebagai berikut

1. Pada proses kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal materi yang
dijelaskan tanpa ditunjukan gambaran/wujud dari materi yang diajarkan tersebut
2. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang memadai yang dapat menunjang
proses pembelajaran berlangsung dengan baik

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka urgensinya peneliti melakukan Pengembangan


Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif dengan judul: “Pengembangan Media
Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) Untuk Mengenal Seni Dan Budaya Pada Siswa Kelas
III SDN 4 SILA

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas dapat dirumuskan permasalah sebagai berikut:

1. Bagaimana karakteristik pengembangan media pembelajaran seni budaya interktif


untuk mengenal seni dan budaya daerah bima pada siswa kelas III SDN 4 SILA
2. Bagaimana kelayakan pengembanagan media pembelajaran seni budaya interaktif
untuk mengenal seni dan budaya daerah bima pada siswa keas III SDN 4 SILA
3. Bagaimana keefektifan pengembangan media pembelajaran seni budaya interaktif
untuk mengenal seni dan budaya daerah bima pada siswa kelas III SDN 4 SILA

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan & pengembangan adalah
mendeskripsikan pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) untuk
mengenal seni dan budaya daerah bima, untuk mengetahui keefektifan materi Seni Budaya
Interaktif pada siswa kelas III, dan mengetahui kelayakan penggunaan media pembelajaran Seni
Budaya Interaktif pada sekolah SDN 4 SILA

F. Spesifiksi Produk yang Dikembangkan

Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran yang
menggunakan media elektronik yang didalamnya terdapat konsep pembelajaran yang menarik
sehingga membuat peserta didik tertarik untuk mempelajarinya. multimedia interaktif ini dapat
menghasilakn produk sebagai berikut:

a. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini berisikan gambar-gambar yang
menarik seperti gambar pakaian adat, rumah adat, makanan daerah, alat musik, dan tarian
daerah.
b. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) ini dalam penggunanya harus
menggunakan bantuan laptop/komputer, pengeras suara/spiker dan LCD/proyektor yang
disambungkan pada laptop agar peserta didik dapat melihat secara bersama-sama.

G. Manfat Penelitian

Pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif ini bermanfaat untuk


memecahkan masalah yang terjadi dalam proses kegiatan pembelajaran. disamping itu juga
penggunaan media pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman, minat dan perhatian siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adapun manat pengembangan media pembelajaran
berbasis multimedia interaktf dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Siswa mendapatkan pengalaman baru dengan belajar menggunakan media pembelajaran


ini. Media pembelajaran ini dapat meningkatkan pemahaman serta motivasi belajar siswa
sehingga proses kegiatan pembelajran menjadi lebih aktif, efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharpkan

b. Bagi Guru
Memberikan saran penggunaan media multimedia interaktif agar memudahkan guru
dalam menyampaikan materi pembelajaran. Dengan adanya media multimedia interaktif
dapat memberikan dorongan kepada guru agar lebih kreatif dan inovatif dalam
menciptakan media pembelajaran yang relevan sehingga menarik minat siswa dalam
mengikuti proses kegiatan pembelajaran

c. Bagi Sekolah

Memberikan reverensi penggunaan media pembelajaran di sekolah dan memberikan


kontribusi yang baik kepada pihak sekolah dalam meningkatkan kualitas pendidikan
karena adanya pengembangan media pembelajaran yang inovatif serta dapat memotivasi
siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

H. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

1. Asumsi

Pada pengembangan media pembelajaran multimedia interaktif mempunyai beberapa asumsi


yang mendasari penelitian

a. Sarana dan prasarana sekolah cukup mendukung dan belum ada media yang
digunakan dengan memanfaatkan sarana dan prasarana ini
b. Media memuat materi pelajaran tentang seni dan budaya daerah Bima
c. Dalam pembuatanya memerlukan kreativitas dan tidak menghabiskan biaya yang
mahal
d. Media pembelajaran menggunakan tampilan yang menarik dengan menggunakan
animasi, gambar, vidio, audio dan warna yang bermacam-macam
e. Memberikan edukasi kepada guru dan pihak sekolah terkait pembuatan dan
penggunaan medi pembelajaran multimedia interaktif yang harapanya mampu
menyampaikan konsep materi dengan baik sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan optimal sesuai dengan harapan bersama
f. Media dapat dibawa kemana saja

2. Keterbatasan

Ada beberapa keterbatasan dalam pengembangan media pembelajaran media interktif ini,
antara lain:

a. Materi yang terdapat didalam media pembelajaran ini hanya memuat satu mata
pelajaran didalamnya yaitu muatan lokal
b. Media pembelajaran ini tidak bersifat konkret sehingga siswa tidak dapat menyentuh
langsung dan penggunaanyapun harus menggunakan bantuan laptop/komputer, LCD
dan speaker
c. Media pembelajaran ini hanya diuji coba pada SDN 4 SILA dan hanya berfokus pada
1 sekolah saja

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Kurikulum Muatan Lokal

a. Definisi Kurikulum Muatan Lokal

Menurut Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor


79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013, menyatakan bahwa Kurikulum
muatan lokal adalah bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan pendidikan yang berisi
muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksud untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan didaerah tempat
tinggalnya

Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kurikulum


muatan lokal adan bahan kajian atau seperangkat rencana yang mengembangkan kompetensi
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan daerah masing-masing dalam membentuk pemahaman
peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal
diorientasikan untuk menjebatani kebutuhan keluarga dan masyarakat dengan tujuan
pendidikan nasional. Mata pelajaran ini juga memberikan peluang kepada siswa untuk
mengembangkan kemampuanya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan.
Adapun unsur pembelajaran muatan lokal mencakup: Seni Budaya, Prakarya, Pendidikan
Jasmani, Olahraga, dan kesehatan, bahasa dan teknologi

b. Tujuan Penyelenggaraan Kurikulum Muatan Lokal

Pada dasarnya penyelenggaraan program muatan lokal dalam kurikulum sekolah dasar
bertujuan:

1. Bahan pengajaran lebih mudah diserap oleh siswa


2. Sumber belajar di daerah dapat lebih dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan
3. Siswa lebih mengenal kondisi alam sekitar, lingkungan sosial, dan lingkungan
budaya yang terdapat di daerahnya
4. Siswa lebih meningkatkan pengetahuanya mengenai daerahnya
5. Siswa dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya untuk
memecahkan masalah yang ditemukan disekitarnya

c. Ruang Lingkup Pembelajaran Muatan Lokal


Adapun ruang lingkup muatan lokal adalah sebagai berikut:

1. Lingkup keadaan dan kebutuhan daerah


2. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah
3. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dibidang tertentu sesuai dengan
keadaan perekonomian daerah
4. Meningkatkan kemampuan berwirausaha
2. Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

Menurut Musfiqon dalam buku Pengembangan Media dan Sumber Belajar


(2012:28) menyatakan bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu fisik maupun
nonfisik yang digunakan sebagai perantara guru dan siswa dalam memahami materi
pembelajaran agar lebih efektif dan efisien. Menurut Daryantodalam buku berjudul
Media Pembelajaran (2016:5) bahwa media pembelajaran adalah media yang digunakan
sebagai alat dan bahan kegiatan pembelajaran

Dengan demikian, berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media


pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai alat dan bahan untuk
menyampaikan pesan atau informasi sehingga dapat merangsang perhatian dan minat
siswa dalam memahami materi pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.

b. Fungsi Media Pembelajaran

Peranan media dalam kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang sangat


menentukan efektivitas dan efisiensi pencapaian tujuan pembelajaran. Media
pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan membantu siswa
memahami materi yang disampaikan.

3. Multimedia Interaktif

Multimedia merupakan penggabungan dari kata Multi dan Media. Multi dapat diartikan
sebagai kumpulan dari berbagai peralatan media yang berbeda yang digunakan untuk
presentasi, multimedia adalah gabungan dari teks, grafik, suara, vidio, dan animasi yang
dapat menghasilkan suatu media interaktif (Adi Pratomo:2019)
Dengan demikian, dari pengertian diatas dapat dismpulkan bahwa multimedia interaktif
merupakan produk atau layanan digital berupa gabungan dari teks grafik, suara, vidio, dan
animasi yang dirancang untuk menginformasikan pesan dan memiliki interaktifitas kepada
pengguna media tersebut.

4. Pengembangan Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) adalah media pembelajaran berbasis
multimedia interaktif yang berisi informasi seputar materi pelajaran yang dikembangkan
sebagai perantara agar tercapainya komunikasi dua arah antara guru dan siswa. Media ini
bertujuan untuk memudahkan dalam proses kegiatan pembelajaran, karena media
pembelajaran ini memuat informasi yang dikemas dalam bentuk teks, animasi, gambar, vidio,
dan musik yang disusun menjadi satu kesatuan dalam bentuk multimedia interaktif.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang Pengembangan Multimedia Interaktif dalam pembelajaran telah


banyak dilakuka. Berikut ini beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan adalah sebagai
berikut:
1. Studying The Impact Of Using Multimedia Interactive Programs At Children ability To
Learn Basic Math Skulls yang dituliskan oleh Saswan Nusir, Izzat Alsmadi, Mohammed
Al-Kabi, dan Fatima Sharadgah pada Tahun 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dampak pemanaatn teknologi multimedia pada peningkatan keefektifan
mengajar siswa pada tahap awal di sekolah dasar Yordania. Untuk mencapai tujuan ini,
program ini dikembangkan dengan menguji kemampuan siswa dalam memahami
pengetahuan dan keterampilan dasar matematika. Terdapat dua subjek pada penelitian ini.
Program dikembangkan pada subjek pertama, sedangkan pada subjek kedua masih
menggunakan metode tradisional. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan
keterampilan belajar pada subjek yang menggunakan program yang dikembangkan.

2. Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Kompetensi Dasar Pemasangan


Sistem Panerangan dan Wiring Kelistrikan di SMK yang dituliskan oleh Nopriyanti dan
Putu Sudira pada tahun 2015. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengembangkan
media pembelajaran menggunakan multimedia interaktif pada materi jenis-jenis
pekerjaan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas III Sekolah Dasar.

C. Pertantyaan Penelitian
Kondisi Ideal
Kondisi
1. Apakah ibu mengajarkan dengan menggunakan media Faktual interaktif
multimedia
1. Pemanfaatan media pembelajaran
2. Apakah
seharusnya siswa aktif
memanfaatkan dalam mata
sarana pelajaran
dan seni & budaya
Berdasarkan hasil wawancara awal pada
prasaran sekolah secara maksimal tanggal 13 November 2023, adapun
terkhusus dalam penggunaan media informasi yang didapatkan adalah sebagai
eletronik sebagai media pembelajaran. berikut:
2. Penggunaan media pembelajaran seharusnya 1. Guru masih belum menguasai
lebih bervariasi agar siswa tidak mudah pemanfaatan teknologi sebagai media
bosan dalam proses pembelajaran pembelajaran.
3. Media pembelajaran yang digunakan harus 2. Media pembelajaran yang digunakan
sesuai dengan kondisi siswa dan tidak mencakup semua materi
lingkungan sekitar siswa. pembelajaran yang disajikan.

Analisis Kebutuhan Siswa Kelas III SDN 4 SILA

Motivasi belajar siswa dalam pembelajaran muatan lokal asih kurang. Siswa
masih pasif dalam pelaksanaan pembelajaran. Dalam proses pembelajaran guru
hanya menjelasakan materi dengan ceramah. Guru belum menggunakan media
pembelajaran yang memadai yang dapat menunjang proses pembelajaran
berlangsung dengan baik.

Model Pengembangan

Metode yang digunakan pada penelitian dan pengembangan menggunakan model


D.penelitian
Kerangka Research
Pikir And Devloment (R&D) yang diadaptasi dari teori ADDIE
yang terdiri dari lima tahapan yaitu (1) Analyze (2) Design (3) Development
(4) Implementation (5) Evaluation.

Lokasi
Instrumen Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data
SDN 4 SILA
(1) Pedoman Observasi (1) Observasi (1) Kualitatif
(2) Pedoman Wawancara (2) Wawancara (angket
penilaian
materi dan
respon peserta
didik

Pada Penelitian Ini Akan Menghasilkan Produk Berupa “Media Pembelajaran SBI
(Seni Budaya Interaktif) Untuk Mengenal Seni Dan Budaya Daerah Bima Pada
Siswa Kelas III”
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Model penelitian Pengembangan Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya


Interaktif) Dalam Mengenal Seni Dan Budaya Daerah Bima Pada Siswa Kelas III SDN 4
SILA menggunakan Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari teori
ADDIE dengan lima tahapan antara lain: Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation yang sumber referensinya di ambil dari bukunya Sugiyono,
2015. Pemilihan model penelitian dan pengembangan ini dikarenakan memiliki tahap
pengembangan yang disusun secara terprogram dengan urutan-urutan yang sistematis
dalam memecahkan permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran yang sesuai
dengan kondisi dan karakteristik peserta didik. Sazer (2013:137) menekankan bahwa
model ADDIE merupakan suatu pendekatan yang menekankan suatu analisa bagaimana
suatu komponen yang dimiliki saling berinteraksi satu sama lain dengan berkoodinasi
sesuai dengan fase yang ada.

Alasan peneliti menggunakan model ini dalam pengembangan media


pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yaitu: model ADDIE merupakan model
pengembangan yang memiliki tahapan yang cukup lengkap yang terdiri dari analisis,
perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Sehingga dengan
menggunakan model penelitian ini peneliti mampu menghasilkan media pembelajaran
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa dalam memahami materi pelajaran agar
terwujudnya proses pelaksanaan pembelajaran yang efektif sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Disamping itu juga, penggudaan model ADDIE dalam
pengembangan dapat memberikan kesempatan untuk melakukan evalusi produk dan
revisi secara terus-menerus dalam setiap tahap pengembangannya sehingga produk yang
dihasilkan menjadi produk yang valid.

Dalam pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) peneliti


menggunakan model pegembangan ADDIE. Penggunaan model ADDIE ini diharapkan
dapat merangsang perkembangan siswa pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Hal
ini berdasarkan dengan komponen-komponen pada model ADDIE saling berkaitan,
terstruktur, dan sistematis dalam pengaplikasiannya sehingga media yang dihasilkan
mampu merangsang pemahaman siswa dan menciptakan proses kegiatan pembelajaran
yang efektif dan efisien. Disamping itu juga, media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) yang dikembangkan dengan menggunakan model pengembangan ADDIE
dapat menghasilkan produk yang dapat menjawab kebutuhan dilapangan. Berikut tahap-
tahap dalam model ADDIE:

Analisis Perancangan Pengembangan


(Analysis) (Design) (Development)
B. Prosedur Pengembangan

Prosedur penelitian dan pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya


Interaktif) dilakukan sesuai dengan model ADDIE. Pada dasarnya model ini memiliki
tahapa-tahapan yang saling berhubungan satu sama lain. Penelitian dan pengembangan
ini disusun secara sistematis sesuai dengan tahapan-tahapan berikut ini:

1. Tahap Analisis (Analysis)

Pada tahap ini dilakukan analisis mulai dari analisis karakteristik siswa serta
analisis materi yang dibutuhkan atau yang sesuai dengan kompetensi yang telah
ditentukan. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi yang ada dilapangan.
Karakteristik siswa kelas III fokus perhatiannya tertuju pada kehidupan sehari-hari,
memiliki minat belajar yang besar dan memiliki rasa ingin tahu yang kuat. Oleh
karena itu, dikembangkan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yang
harapannya siswa mendapatkan pengalaman baru dan tertarik untuk
mempelajarinya. Media pembelajaran ini memuat pelajaran muatan lokal
khususnya tentang keanekaragaman seni dan budaya daerah Bima.

a. Analisis Karakteristik Siswa


Melakukan analisis karakteristik siswa untuk memahami karakteristik
siswa agar sesuai dengan desain media pembelajaran yang dikembangkan.
Karakteristik siswa kelas III fokus perhatiannya tertuju pada kehidupan
sehari-hari, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, mulai berpikir secara faktual,
suka berbicara dan mengeluarkan pendapat, minat besar dalam belajar dan
keterampilan dan ingin coba sesuatu yang baru. Pada kegiatan proses
pembelajaran siswa menerima materi pembelajaran tanpa adanya media yang
dapat menunjang proses kegiatan pembelajaran. Siswa membutuhkan media
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk menunjang keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan adanya pengembangan media
pembelajaran ini mampu membuat siswa memahami materi pelajaran dengan
baik dan mengikuti kegiatan pembelajaran dengan aktif, efektif, dan
menyenangkan.

b. Analisis Kebutuhan Guru

Pada tahap ini peneliti melakukan analisis kebutuhan guru terkait proses
pelaksanaan pembelajaran di kelas. Hasil analisis ini di peroleh melalui
tahap wawancara dengan guru kelas terkait materi pembelajaran yang
diajarkan, media yang pernah digunakan dalam proses pembelajaran, dan
kebutuhan media yang diperlukan untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
berdasarkan wawancara, Adapun hasil analisis sebagai berikut: materi
pembelajaran yang diajarkan seputar tentang seni dan budaya daerah Bima.
Didalam proses pembelajaran guru hanya menggunakan media penunjang
berupa LKS, papan tulis, speaker audio seabagai media pembelajaran.
Media pembelajaran yang ada di sekolah hanya untuk mata pelajaran
tertentu. Guru mengharapkan adanya media pembelajaran yang dapat
menunjang proses pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman
siswa sehingga proses pembelajaran menjadi efektif dan efisien sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan.
c. Analisis Materi

Pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya


Interaktif) berfokus pada pelajaran muatan lokal tentang keragaman seni dan
budaya daerah Bima. Materi ini dibuat untuk mengenal dan
mengidentifikas informasi seputar seni dan budaya daerah Bima seperti ciri
khas dan potensi daerah Bima, keragaman budaya Bima, dan termasuk
keunggulan daerah Bima.

2. Tahap Perancangan (Design)

Tahap perancangan atau design yaitu dapat yang dilakukan setelah tahap
analisis. Tahap perancangan atau design bertujuan untuk menyusun media
pembelajaran yang sesuai dengan materi dan kebutuhan siswa. Tahap ini dimulai
dengan porses perancangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)
dengan menggunakan adobe flash dengan materi bahasan tentang keanekaragaman
seni dan budaya daerah Bima yang dikembangkan sesuai dengan analisis yang
sudah dilakukan. pada tahap ini juga mendesain konten-konten yang terdapat pada
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yang meliputi petunjuk
penggunaan, kompetensi dasar, materi pelajaran, dan evaluasi serta dilengkapi
dengan gambar, musik dan audio yang menarik. Peneliti menggunakan strategi
pembelajaran berbasis Student Center, siswa menjadi fokus utama dalam
pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran yang sudah disediakan
sehingga siswa dapat memahami materi pelajaran sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang diharapkan.

3. Tahap Pengembangan (Development)


Pada tahap pengembangan ini media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) dikembangkan sesuai dengan rancangan yang telah disusun. Selanjutnya
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) diujikan melalui tahap validasi.
Terdapat dua validator untuk menguji kevalidan media pembelajaran yaitu validator
ahli materi dan validator ahli media pembelajaran. Pada saat proses validasi akan
diberikan komentar, kritik dan saran terkait produk media yang telah
dikembangkan. Kemudia setelah itu akan dilakukan revisi produk media yang telah
dikembangkan sesuai dengan arahan dari validator ahli. Media pembelajaran SBI
(Seni Budaya Interaktif) yang sudah diperbaiki dan dinyatakan layak akan
selanjutnya di implemntasi pada siswa kelas III Sekolah Dasar.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah tahap pengembangan yaitu tahap implementasi atau tahap uji coba
dilapangan terkait produk media pembelajaran yang telah dikembangkan. Tahap ini
dilakukan pada siswa kelas III SDN 4 SILA. Pada saat melakukan uji coba produk
yang di kembangkan, peneliti akan mencatatat setiap kekurangan maupun kendala
dari produk yang telah dikembangkan pada saat implementasi berlangsung.
Disamping itu juga, siswa dan guru juga akan diberikan angket yang telah
disediakan. Angket ini disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi yang
digunakan untuk melihat keefktifan penggunaan media SBI (Seni Budaya
Interaktif).

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini merupakan tahap menilai produk yang dikembangkan terkait
kesesuaian produk, kekurangan produk, maupun kelemahan dari produk yang
telah dikembangkan. Pada tahap evaluasi ini digunakan dua macam evaluasi yaitu
evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi formatif dilakukan untuk
mengetahui kualitas dari produk media yang dikembangkan. Hasil evaluasi
formatif digunakan sebagai umpan balik untuk mengadakan perbaikan dari media
yang dikembangkan. Evaluasi fomatif dalam penelitian ini adalah validasi dari
ahli materi dan ahli media serta penilaian dari guru dan peserta siswa. Evaluasi
sumatif dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap
kompetensi yang telah diajarkan. Hal ini berarti untuk mengetahui efektivitas
Media Pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dalam meningkatkan hasil
belajar dan pemahaman siswa.

C. Uji Coba Produk


Uji coba media pembelajaran interaktif dilakukan dikelas III SDN 4 SILA yang berjumlah
total 17 peserta didik dengan peringkat akademik tinggi, menengah, dan rendah. Pada
tahap ini disertai dengan pemberian angket siswa dan guru untuk mengetahui keefektifan
dan kelayakan bahan ajar yang sudah diujikan.

1. Desain uji coba


Pada penelitian ini peneliti mulai merancang dan menyusun desain produk media
pembelajaran interaktif pada pembelajaran SENI & BUDAYA kelas III SDN 4 SILA yang
meliputi penyusunan pokok-pokok isi seni budaya interaktif penyusunan ini dilakukan
secara keseluruhan. Penyusunan media pembelajaran interaktif ini berdasarkan masalah
bahwa pada proses pembelajaran siswa dituntut untuk menghafal materi yang dijelaskan
tanpa menunjukan gambaran/wujud dari materi yang diajarkan, maka dari itu perlu
dimembangkanya media pembelajaran interaktif ini yang diharpkan mampu
meningkatkan aktivitas dari hasil belajar siswa.

2. Subyek Uji Coba


Subyek coba pada penelitian ini adalah siswa kelas III SDN 4 SILA
3. Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif.
Menurut Martono (2011.20) data kuantitatif merepakan data berupa angka yang kemudian
diolah dan dianalisis untuk mendapatkan suatu informasi ilmiah dibalik angka-angka
tersebut. Data kuantitatif digunakan dalam mengolah data validasi bahan ajar berupa
media pembelajaran interaktif yang telah divalidasi oleh validator.

4. Instrumen Pengumpulan Data


Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian dan pengembangan media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) yaitu teknik obervasi, wawancara, angket,
dan dokumentasi yang penjelasannya sebagai berikut:

a. Obesrvasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data berdasaran kondisi yang ada
di lapangan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek
yang akan diteliti. Teknik obeservasi digunakan untuk menganalisis ruang lingkup
kebutuhan penelitian, analisis karakteristik siswa sebelum dan sesudah
implementasi media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).

b. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi dan komunikasi verbal dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi. Wawancara diguanakan untuk meninjau
kebutuhan yang berada di lingkungan sekolah, situasi dan kondisi serta
karakteristik peserta didik, dan materi pembelajaran. pedoman wawancara dapat
dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada Kepala sekola, Guru, Wali
Kelas dan Siswa agar bisa mendapatkan informasi yang dibutuhkan terkait kondisi
yang berada dilapangan sehingga peneliti dapat memperoleh analisis kebutuhan
yang nantinya peneliti dapat memberikan solusi terkait permasalahan yang ada
melalui penelitian ini.

c. Angket
Angket merupakan alat pengumpulan data yang digunakan untuk
pengumpulan informasi dan disampaikan secara tertulis kepada responden.
Angket digunakan untuk mengetahui respon dari guru dan siswa setelah
implementasi media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dilakukan.
Angket ini juga akan diberikan kepada validator ahli media dan ahli materi untuk
mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan.
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu metode yang digu
nakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2010:274). Pada penelitian ini,
peneliti menggunakan teknik dokumentasi berupa ruang lingkup sekolah, ruang
kelas, proses kegiatan pembelajaran berlangsung, vidio pembelajaran
berlangsung, dan nilai pre-test dan post-test siswa dari hasil uji coba implementasi
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).

1. Instrumen validasi ahli materi

Adapun kisi-kisi kusioner yang akan di ajukan kepada ahli materi adalah
sebagai berikut:
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran.
2. Kelengkapan materi dan kesesuaian soal evaluasi dengan taraf berpikir
siswa.
3. Pemanduan sumber materi dengan lingkungan sekitar siswa.
4. Kesesuain media dengan materi pembelajaran.
5. Tingkat keefesienan dalam proses pembelajaran.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Ahli Materi

Kisi-Kisi Angket Ahli Materi

1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran

2. Kelengkapan materi dan kesesuaian soal evaluasi dengan taraf berpikir siswa

3. Pemanduan sumber materi dengan lingkungan sekitar siswa

4. Kesesuaian media dengan materi pembelajaran

5. Tingkat keefesiean dalam proses pembelajaran


2. Instrumen validasi ahli media
Adapun kisi-kisi kusioner yang akan di ajukan kepada ahli media adalah
sebagai berikut:
1. Struktur materi pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
2. Kualitas huruf, gambar dan suara pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif).
3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan
materi yang diajarkan.
4. Kemudahan operasional dan kejelasan petunjuk penggunaan media.
5. Keindahan desain dan kelengkapan fitur-fitur media pembelajaran SBI
(Seni Budaya Interaktif).
6. Keseuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan
karakteristik siswa.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Angket Ahli Media

Kisi-Kisi Angket Ahli Media

1. Struktur materi pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

2. Kualitas huruf, gambar dan suara pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan materi yang diajarkan

4. Kemudahan operasional dan kejelasan petunjuk penggunaan media

5. Keindahan desain dan kelengkapan fitur-fitur media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif(

6. Kesesuain media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan karakteristik siswa
3. Angket respon peserta didik
Adapun kisi-kisi kusioner yang akan di ajukan kepada ahli pembelajaran
adalah sebagai berikut:
1. Kesesuaian KD dan Indikator pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif).
2. Keseuaian Indikator dengan Tujuan Pembelajaran pada media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sebagai
media yang digunakan dalam penyampaian materi pembelajaran.
4. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) menggunakan bahasa
yang komunikatif.
5. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) tidak menimbulkan makna ganda.
6. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) sesuai dengan EYD.
7. Petunjuk dalam pengunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif) sangat jelas.
8. Materi pelajaran yang disajikan pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif) lengkap dan jelas.
9. Tingkat keaktifan siswa dalam memahami materi pembelajaran
menggunakan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif).
10. Keseuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan
karakteristik siswa.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik


Kisi-Kisi Angket Respon Peserta Didik

1. Kesesuaian KD dan Indikator pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

2. Kesesuaian indikator dengan tujuan pembelajaran pada media pembelajaran SBI (Seni
Budaya Interaktif)

3. Kesesuaian media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sebagai media yang
digunakan dalampenyampaian materi pembelajaran

4. Media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) menggunakan bahasa yang komunikatif

5. Bahasa yang digunakan pada media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) tidak
memiliki makna ganda

6. Bahasa yang digunakan pada media SBI (Seni Budaya Interaktif) sesuai dengan EYD

7. Petunjuk dalam penggunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) sangat jelas

8. Materi yang disajikan pada media SBI (Seni Budaya Interaktif) lengkap dan jelas

9. Tingkat keaktifan siswa dalam memahami materi pembelajaran menggunakan media


pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

10. Kesesuaian media oembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) dengan karakteristik siswa

5. Tehnik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian dan pengembangan media pembelajaran
SBI (Seni Budaya Interaktif) yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis
data adalah suatu cara yang digunakan untuk memproses suatu data menjadi informasi sehingga
data tersebut mudah dipahami dan bermanfaat untuk digunakan menemukan solusi dari
permasalahan penelitian. Data yang diperoleh dari hasil analisis guru dan siswa kemudian di
jabarkan menggunakan deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari tahap analisis kelayakan
media/materi kemudian di jabarkan menggunakan deskriptip kuantitatif. Adapun penjelasan
lebih lanjut sebagai berikut:

1. Analisisi Data Deskriptif Kualitatif

Data dari hasil wawancara dan observasi dengan kepala sekolah, guru kelas III SD dan
pengamatan terhadap siswa serta hasil dari kritik dan saran dari validator ahli media dan ahli
materi kemudian akan dijabarkan melalui analisis deskriptif kualitatif . Analisis inilah yang
nantinya dijadikan sebagai acuan dalam memperbaiki produk pengembangan media
pembelajaran SBI (Seni Budaya Interafktif).

2. Analisis Data Deskriptif Kuantitatif

Data yang diperoleh dari hasil nilai validator ahli media dan ahli materi terhadap pengembangan
media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif) kemudian di jabarkan menggunakan Deskriptif
kuantitatif. Nilai yang didapat tersebut menggunakan angket ahli media, ahli materi dan guru
kelas III SDN 4 SILA sebagai validator ahli pembelajaran, dan angket untuk mengetahui respon
siswa terhadap penggunaan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

a. Validasi Angket Para Ahli

Menurut Sugiyono, 2017. Validasi yaitu ukuran untuk menunjukkan tingkat kevalidan dari data
yang dikumpulkan. Validasi dapat berupa gambaran data yang sesuai dengan kondisi yang ada
dilapangan atau data nyata. Pada pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya
Interaktif), validasi bertujuan untuk menguji kelayakan dan kesesuain materi dengan
pengembangan media pembelajaran SBI (Seni Budaya Interaktif)

Tabel 3.4 Instrumen Penilaian Skala Likert

Indikator Skor

Sangat Baik 4
Baik 3

Kurang Baik 2

Tidak Baik 1

Instrumen skala likert ini dibuat dalam bentuk pilihan ganda ataupun dalam bentuk cheklist.
Analisis data validator menggunakan rumus

Skor yang dicari = julah skor respon di bagi jumlah skor idela di kali 100%

b. Validasi Respon Siswa

Tabel yang berada dibawah ini merupakan presentase perhitungan angket respon dari siswa, dan
dianalisis menggunakan data kuantitatif. Siswa nantinya akan menjawab pertanyaan dengan
jawaban “ Ya” dan “Tidak”. Perhitungan dari presentase angket respon siswa ini sama dengan
perhitungan pada ahli materi dan media. Pada tabel dibawah ini akan dijelaskan kategori
penilaian menggunakan skala Guttman.

Tabel 3.5. Perhitungan Skala Guttmat dalam Bentuk Skor

Keterangan:
Taraf skala Skor
P = Perolehan Presentase Respon Siswa
Ya 1
∑ X : jumlah Skor Respon
Tidak 0
N: jumlah Skor Ideal

Untuk mengetahui presentasi kemenarikan produk setiap indikator

menggunakan rumus: sigma x dibagi n dikali 100 %


Tabel 3.6 Kualifikasi Tingkat Pencapaian Data

Tingkat Pencapaian Kualifikasi

80-100% Sangat baik/sangat menarik

60-80% Baik/menarik

40-60% Cukup/cukup menarik

20-40% Kurang baik/kurang menarik

<20% Tidak baik/tidak menarik

Berdasarkan uraian di atas, apabila tingkat ketercapaian lebih dari 60%


maka media tersebut dapat dikatakan baik atau menarik, sebaliknya jika tingkat
pencapaian kurang dari 60% maka media dapat dikatakan kurang baik atau tidak
menarik dan perlu adanya revisi.

DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.
Jakarta: Referensi Jakarta.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Daryanto. 2016. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta.
Fatimah Ibda. 2015. Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget. Volume 3
Nomor 1. Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry .
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.Bandung: Pustaka Setia.
Illahi, Tiara Ayu Rahma, dkk.2018. Pengembangan Multimedia Interaktif
Pada Pembelajaran Materi Jenis-Jenis Pekerjaan Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis. Jurnal Review Pendidikan Dasar. Vol 4. Nomor 3.
Matt Jarvis. 2011. Teori-Teori Psikologi, Cet. X, Bandung: Nusa Media
Munir. 2015. Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta.
Musfiqon. 2012. Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta:
PT. Prestasi Pustakaraya.

Anda mungkin juga menyukai