OLEH
APLIANA DENGGU
NIM 202004003
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MUSIK
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN CITRA BAKTI NGADA
2024
Pembimbing I
Pembimbing II
A. JUDUL
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NOTASI ANGKA DI
KELAS VII SMPN SATAP 2 SOA.
B. RINGKASAN
Pendidikan adalah suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan
kecerdasan, dan keterampilan serta memperkuat kepribadian dan semangat
kebangsaan agar dapat membangun diri maupun bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Oleh karena itu sangat penting untuk terus
mengupayakan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Dalam proses
pembelajaran terdapat banyak sumber belajar diantaranya adalah
pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Pembelajaran berbasis
multimedia interaktif ini membantu peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan
pengembangan bahan ajar multimedia interaktif terdapat masalah salah
satunya adalah penggunaan pembelajaran berbasis multimedia yang masih
belum mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan mandiri maka
tujuan peneliti mengembangkan multimedia interaktif adalah untuk
menemukan sosok pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat
meningkatkan hasil dan kemandirian belajar sebagai upaya meningkatkan
penguasaan mata pelajaran, melalui pembelajaran berbasis multimedia ini
dikembangkan sesuai dengan kondisi lapangan yang ada dan kurikulum
yang berlaku.
KATA KUNCI
Pengembangan, Bahan ajar, Multimedia Interaktif, Meningkatkan
kemamapuan membaca, notasi angka.
C.PENDAHULUAN
a. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan Yang Diteliti
Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat penting oleh
setiap orang, karena melalui pendidikan akan terciptanya seorang manusia yang
cakap, terampil, dan berilmu sebagai bekal hidup, Serta mampu hidup mandiri
ditengah pesatnya kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi sekarang ini. Oleh
karena itu kualitas pendidikan harus ditingkatkan agar tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud, seperti yang dijelaskan dalam undang-undang no.20 Tahun 2003
pasal 3 yaitu:
Dalam dunia seni musik, notasi merupakan salah satu komponen yang
penting. Notasi musik merupakan suatu media agar hasil karya musik seseorang
dapat dimainkan kembali. Dalam peneliti ini nantinya notasi dijadikan objek
utama pembuatan program. Not adalah tanda tertulis yang memiliki titik nada,
mengartikan sebagai proses membuat tanda nada, lambang atau tulisan musik,
notasi musik menggambarkan dalam arah vertikal, notasi musik ada tiga yaitu not
angka, not huruf, dan not balok.
Notasi angka biasanya dipelajari dalam konteks pembelajaran seni musik, dalam
kurikulum merdeka materi membaca notasi angka dipelajari dengan tujuan
pembelajaran ini adalah agar peserta didik dapat mengasah kemampuan musikal
dan multitaskingnya melalui primavista noit angka, yaitu membaca sambil
menyanyikan atau membunyikan not pada instrumenya.
Pendidikan seni musik adalah salah satu materi yang diajarkan di sekolah
menengah pertama dalam mata pelajaran seni budaya. Menurut Banoe (2003:288)
Seni Musik adalah cabang seni yang menjelaskan tentang berbagai macam suara
dalam pola yang dapat dipahami oleh manusia. Sedangkan menurut David Ewen
musik adalah ilmu pengetahuan seni tentang kombinasi ritmik dan nada-nada,
baik Vokal maupun instrumental yang meliputi melodi dan harmoni sebagai
ekspresi dari segalah sesuatu yang ingin diungkapkan terutama dari aspek
emosional. Seni Musik sangat diminati banyak orang dan dipelajari dari berbagai
macam kalangan umur. Maka dapat dikatakan Seni Musik merupakan seni untuk
menyusun nada atau suara sesuai urutanya yang dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan komposisi suara yang saling berkesinambungan.
Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan dalam kelas untuk kelas VII
di SMPN SATAP 2 SOA terdapat permasalahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan khususnya pada pembelajaran seni budaya. Salah satunya adalah
pembelajaran yang masih belum mampu menciptakan pembelajaran yang aktif
dan guru kurang optimal dalam memanfaatkan sumber belajar khususnya
pembelajaran seni budaya membaca notasi angka karena disekolah masih
cenderung menggunakan buku yang yang diberikan oleh guru. Dikelas masih
belum menggunakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam
membaca notasi angka sehingga siswa kurang aktif dan merasa kesulitan dalam
proses Pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada satu arah dan guru
masih dijadikan sebagai sumber belajar akibatnya siswa kurang aktif dan hanya
mengharapkan informasi dari guru.
Penelitian lain dilakukan pula oleh Sri Wulan Anggraen, (2021) yang berjudul
Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis video untuk
meningkatkan minat belajar siswa penelitian ini menyatakan bahwa antusiasme
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh minat belajar
siswa, Namun kenyataan dilapangan, minat belajar siswa masih sangatlah rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan multimedia pembelajaran
berbasis video dalam menarik minat belajar siswa. Penelitian ini memiliki
kesamaan yaitu sama-sama mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif
berbasis video
Penelitian dilakukan oleh Dessy Rahmi Kusumayanti, dkk (2022) dengan judul
Pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran seni budaya , penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan produk multimedia interaktif pada mata
pelajaran seni budaya agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1)
memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, (2)
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budays dan keterampilan, (3)
menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, dan (4)
menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat
lokal, regional, maupun lokal. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif.
d.Tinjauan Pustaka
Berdasarkan defenisi menurut para ahli diatas, maka dapat diambil sebuah
defenisi tentang bahan ajar yaitu seperangkat materi ajar yang disusun secara
sistematis dan dikemas dengan baik, dapat berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis yang dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
bahan ajar tersebut sudah mencakupi semua standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang diharapkan.
Bahan ajar noncetak atau ynag disebut bahan ajar elektronik dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut: (1) bahan ajar dengar (Audio)
bahan ajar audio merupakan salah satu bahan ajar noncetak yang di dalamnya
mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung, yang
dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya
guna membantu mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis bahan ajar
audios ini antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds recorder dan
handphone. Bahan ajar ini mampu menyimpan suara yang dapat diperdengarkan
secara berulang-ulang kepada pesrta didik dan biasanya digunakan untuk
pelajaran bahasa dan musik, (2) bahan ajar pandang dengar (Audiovisual) bahan
ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan dua materi
yaitu, visual dan auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra
pendengaran sedangkan visual untuk merangsang indra penglihatan. Dengan
kombinasi keduanya, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang
lebih berkualitas. Hal ini berdasarkan bahwa peserta didik cenderung akan lebih
mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya
menggunakan satu jenis indra saja. Bahan ajar pandang dengar mampu
memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa
dilihat di dalam kelas menjadi dilihat. Selain itu juga membuat efek visual yang
memungkinkan peserta ddidk memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang
dengar antara lain adalah video dan film, ( 3) bahan ajar interaktif (Interactive
Teaching Material) bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengkobinasikan
beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat
interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Bahan ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah
antara bahan ajar dan pengguananya, sehingga peserta didik akan terdorong untuk
lebih aktif. Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif,
yang dalam proses pembuatan dan penggunanaanya tidak dapat terlepas dari
perangkat komputer. Maka dari itu, bahan ajar intraktif juga termasuk bahan ajar
berbasis komputer.
Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar juga bagi
siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang harusnya dipelajari.
a. Aspek isi
Aspek isi atau materi terdapat beberapa sub-aspek yang berkaitan
dengan kualitas isi atau materi pembelajaran. Aspek materi ini perlu
dievaluasi oleh ahli materi yang relevan. Beberapa contoh penjabaran
aspek isi yang harus dicermati ahli materi antara lain: (1) kesesuaian
materi dengan tujuan pembelajaran, (2) kebenaran struktur, (3) keakuratan
isi materi, (4) kebenaran tata bahasa, (5) kebenaran ejaan, (6) kebenaran
istilah, (7) kebenaran tanda baca,(8) kebenaran kesesuaian tingkat
kesulitan dengan pengguna, (8) ketergantungan materi dengan budaya atau
etnik.
b. Aspek Instruksional
Aspek instruksional atau aspek pedagogis seharusnya dievaluasi oleh
ahli pembelajaran atau instruksional, biasanya dalam praktek sering
dijadikan satu untuk dievaluasi oleh ahli media.
Beberapa contoh aspek instruksional atau pedagogis adalah: (1) ketepatan
tema, (2) metadologi (cara penyajian), (3) interaktivitas, (4) kapasitas
kognitif, (5) strategi kognitif, (6) strategi pembelajaran, (7) kontrol
penggunaan, (8) kualitas pertanyaan, (9) kualitas umpan balik.
c. Aspek tampilan
Aspek ini berkaitan dengan tampilan dari produk MPI yaitu
merupakan komponen antar muka atau sesuatu yang berhubungan antar isi
materi pembelajaran dengan pengguna
Ahli media akan melihat beberapa contok penjabaran aspek tampilan
antara lain adalah: (1) tata letak, (2) penggunaan warna, (3) kualitas teks
(ukuran, jenis font, warna), (4) kualitas gambar (resumsi, relefansi, dengan
materi), (5) kualitas animasi (resulusi, relefansi, dengan materi), (6)
kualitas audio atau video (resulusi, relefansi dengan materi), (7) fungsi
nafigasi, (8) konsistensi nafigasi, (9) kekontrasan latar belakang denga
objek depan.
Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti yang berupa tes awal siswa
tidak tepat dapat mengenal notasi angka dengan baik dan benar. Untuk mengatasi
masalah tersebut, peneliti mencari metode yang dapat mengatasi masalah ini dan
metode yang digunakan peneliti adalah metode pembelajaran beebasis
multimedia interaktif , dengan metode ini khususnya pembelajaran seni musik
dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca notasi angka.
D. METODE PENELITIAN
d. Evaluasi
a. Melakukan Alpha Testing
Pada awal ini, ahli materi, ahli media, dan ahli produk mevalidasi produk awal
dengan menilai, komentar serta saran aspek tampilan serta pemograman untuk
mengantisipasi dari perangkat pembelajaran yang menjadi acuan awal
bahananalisis dan revisi pada media yang dikembangkan.
b. Melakukan revisi
Pada tahap ini, peneliti melakukan revisi awal berdasarkan data yang
dikumpulkan dari ahli materi, ahli media, dan ahli produk berdasarkan komentar
dan saran saat uji coba produk tahap 1 atau alpha testing.
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba produk yang telah direvisi ahli materi,
ahli media, dan ahli produk kepada skala kecil di SMP satap 2 soa
d.Revisi akhir
Peneliti melakukan evaluasi dan revisi akhir berdasarkan data yang dikumpulkan
dari peserta didik.
e.Diseminasi
Pada tahap ini melakukan sosialisasi produk multimedia pembelajaran
interaktif kepada pengguna dan uji coba produk di sekolah dengan target adalah
untuk melihat dan mengetahui keaktifan peserta didik dengan menggunakan
produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Knazul, dkk. 2018. Penerapan Bahan Ajar Musik Berbasis Pendekatan Proses
Pada Materi Teori Musik Dasar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa. NTT. Vol.2. No. 10 oktober. STKIP CITRA BAKTI NGADA