Anda di halaman 1dari 22

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA

INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN


KEMAMPUAN MEMBACA NOTASI ANGKA DI
KELAS VII SMPN SATAP 2 SOA

OLEH

APLIANA DENGGU

NIM 202004003

PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN MUSIK
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN CITRA BAKTI NGADA
2024

Lembar Persetujuan Pembimbing


Proposal skripsi oleh Apliana Denggu ini telah diperiksa dan disetujui
untuk mengikuti ujian proposal skripsi

Malanuza, April 2024

Pembimbing I

Ferdinandus Bate Dopo,S.Fil,M.Pd


NIDN. 082506801

Pembimbing II

Kanzul Fikri, S.Pd,M.Pd


NIDN. 0829079102

A. JUDUL
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA INTERAKTIF UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NOTASI ANGKA DI
KELAS VII SMPN SATAP 2 SOA.

B. RINGKASAN
Pendidikan adalah suatu proses yang sangat penting untuk meningkatkan
kecerdasan, dan keterampilan serta memperkuat kepribadian dan semangat
kebangsaan agar dapat membangun diri maupun bertanggung jawab atas
pembangunan bangsa. Oleh karena itu sangat penting untuk terus
mengupayakan adanya peningkatan kualitas pendidikan. Dalam proses
pembelajaran terdapat banyak sumber belajar diantaranya adalah
pembelajaran berbasis multimedia interaktif. Pembelajaran berbasis
multimedia interaktif ini membantu peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan
pengembangan bahan ajar multimedia interaktif terdapat masalah salah
satunya adalah penggunaan pembelajaran berbasis multimedia yang masih
belum mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dan mandiri maka
tujuan peneliti mengembangkan multimedia interaktif adalah untuk
menemukan sosok pembelajaran berbasis multimedia interaktif yang dapat
meningkatkan hasil dan kemandirian belajar sebagai upaya meningkatkan
penguasaan mata pelajaran, melalui pembelajaran berbasis multimedia ini
dikembangkan sesuai dengan kondisi lapangan yang ada dan kurikulum
yang berlaku.

KATA KUNCI
Pengembangan, Bahan ajar, Multimedia Interaktif, Meningkatkan
kemamapuan membaca, notasi angka.

C.PENDAHULUAN
a. Latar Belakang dan Rumusan Permasalahan Yang Diteliti

Pendidikan Merupakan suatu proses yang sangat penting untuk


meningkatkan kecerdasan, dan keterampilan serta memperkuat kepribadian dan
semangat kebangsaan agar dapat membangun diri sendiri maupun bertanggung
jawab atas pembangunan bangsa.

Menurut UU NO 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I


pasal 1 dinyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dalam dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”
(Depdiknas 2003:3)

Pentingnya pendidikan bagi pembinaan sumber daya manusia sangat penting oleh
setiap orang, karena melalui pendidikan akan terciptanya seorang manusia yang
cakap, terampil, dan berilmu sebagai bekal hidup, Serta mampu hidup mandiri
ditengah pesatnya kemajuan ilmu pendidikan dan teknologi sekarang ini. Oleh
karena itu kualitas pendidikan harus ditingkatkan agar tujuan pendidikan nasional
dapat terwujud, seperti yang dijelaskan dalam undang-undang no.20 Tahun 2003
pasal 3 yaitu:

Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan


berbentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakep, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan juga berperan
penting dalam mempersiapkan generasi muda untuk menjadi pemimpin masa
depan, membantu mereka mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan untuk berkontribusi dalam masyarakat, dan membentuk mereka
menjadi individu yang berpikiran kritis dan kreatif.
Pembelajaran berbasis multimedia interaktif adalah salah satu pendekatan
yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan
dengan pengetahuan, pembelajran berbasis multimedia interaktif merupakan salah
satu pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil dan kemandirian belajar siswa
di SMP kelas VII. Tujuan pada tahap ini adalah menemukan sosok pembelajaran
berbasis multimedia interaktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dan
kemandirian belajar sebagai upaya meningkatkan penguasaan mata pelajaran,
melalui pembelajaran berbasis multimedia interaktif ini dikembangkan sesuai
dengan kondisi lapangan yang ada dan kurikulum yang berlaku, proses dilakukan
dengan fokus pada proses pengembangan pembelajaran berbasis multimedia oleh
guru untuk meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran berbasis multimedia
masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah menciptakan suasana belajar
yang mengarah terhadap permasalahan sehari-hari (Shoimin 2017), Pembelajaran
berbasis masalah pembelajaran yang menggunakan masalah yang nyata sebagai
konteks bagi siswa untuk belajar tentang berfikir kritis dan kterampilan
pemecahan masalah, untuk memperoleh pengetahuan dan konsep dari mata
pelajaran.

Pembelajaran berbasis multimedia interaktif merujuk pada materi


pembelajaran yang menggunakan kombinasi media visual, audio, dan interaktif
untuk menyampaikan informasi dan memfasilitasi proses pembelajaran. Bahan
ajar multimedia menggabungkan elemen-elemen seperti teks, gambar, audio,
video, animasi, dan interaktifitas untuk menciptakan pengelaman belajar yang
lebih menarik dan efektif

Dalam pembelajaran berbasis multimedia informasi disampaikan melalui berbagai


media yang berbeda-beda misalanya, teks digunakan untuk memberikan
penjelasan, gambar dan diagram digunakan untuk memvisualisasikan konsep,
audio menunjukan dan untuk melibatkan siswa dalam aktivitas belajar,
pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam membaca notasi angka dapat
memberikan pengelaman belajar yang interaktif dan memudahkan pemahaman
dalam membaca notasi angka , dalam video terdapat cara membaca notasi angka
yang baik dan benar, multimedia interaktif membantu siswa dapat dengan cepat
memahami cara membaca notasi angka, penerapan multimedia interaktif dalam
pembelajaran seni budaya khususnya dalam materi membaca notasi angka
memililiki berbagai manfaat diantaranya (1) Meningkatkan pemahaman dan
keterlibatan siswa : Multimedia mengintegrasikan berbagai media seperti teks,
gambar, suara, video, animasi dan elemen interaktif kedalam konten pembelajaran
yang dapat membantu siswa lebih memahami pembelajaran notasi angka, (2)
Membuat proses belajar mengajar menjadi lebih efektif, interaktif, dan
menyenangkan: Dengan media pembelajaran yang menarik, siswa akan lebih
tertarik dan terlibat dalam proses belajar, (3) Membantu menjelaskan konsep yang
abstrak: Multimedia dapat mengubah materi pembelajaran atau objek yang abstrak
menjadi konkrit, sehingga siswa dapat mudah memahami materi tersebut, (4)
Memberikan pengelaman nyata dan langsung: Siswa dapat berkomunikasi dan
berinteraksi dengan lingkungan tempat belajar mereka, sehingga mereka dapat
memiliki pengelaman belajar yang lebih nyata dan langsung, (5) Mengoptimalkan
waktu belajar dan meng urangi stres siswa: Dengan multimedia interaktif, siswa
dapat belajar dengan cara yang lebih menarik dan menyenangkan, yang dapat
mengurangi stres dan membuat mereka lebih efesien dalam belajar.

Kelebihan pembelajaran multimedia interaktif yakni sebagai berikut: (1)


Pembelajaran terasa lebih interaktif dan inovatif, (2) Guru dituntut untuk selalu
kreatif dan inovatif dalam mengajar , (3) Memiliki elemen multimedia seperti
teks, grafik, gambar, video, animasi, audio, dan interaktivitas yang memberikan
kemudahan bagi siswa dan guru dalam memahami materi (Munir 2015).

menurut Andi Prastowo kelebihan multimedia dalam pembelajaran, (1) Lebih


komunikatif, informasi yang disampaikan menggunakan gambar dan animasi
lebih mudah dipahami oleh pengguna, (2) Mudah dilakukan perubahan, dalam
multimedia dapat diubah dengan muda.

Dalam dunia seni musik, notasi merupakan salah satu komponen yang
penting. Notasi musik merupakan suatu media agar hasil karya musik seseorang
dapat dimainkan kembali. Dalam peneliti ini nantinya notasi dijadikan objek
utama pembuatan program. Not adalah tanda tertulis yang memiliki titik nada,
mengartikan sebagai proses membuat tanda nada, lambang atau tulisan musik,
notasi musik menggambarkan dalam arah vertikal, notasi musik ada tiga yaitu not
angka, not huruf, dan not balok.

Notasi angka biasanya dipelajari dalam konteks pembelajaran seni musik, dalam
kurikulum merdeka materi membaca notasi angka dipelajari dengan tujuan
pembelajaran ini adalah agar peserta didik dapat mengasah kemampuan musikal
dan multitaskingnya melalui primavista noit angka, yaitu membaca sambil
menyanyikan atau membunyikan not pada instrumenya.

Permendikbud Nomor 59 Tahun 2014 kurikulum 2013 menjelaskan tujuan


mata pelajaran Seni Budaya yakni untuk menumbuh kembangkan kepekaan rasa
estetik dan artistik, sikap kritis, apresiatif, dan kreatif pada diri setiap peserta didik
secara meyeluruh. Dalam proses pembelajaran di kelas terdapat banyak sumber
belajar yang digunakan siswa salah satunya pembelajaran Multimedia. Umumnya
ditujukan untuk memfasilitasi proses belajar mengajar dan meningkatkan
pemahaman serta keterampilan siswa. Dalam konteks membaca notasi angka,
beberapa metode yang digunakan, pengembangan pembelajaran multimedia
dalam membaca notasi angka (Pembelajaran seni budaya membaca notasi angka
2014) dengan kebutuhan siswa dalam pembelajaran membaca notasi angka dapat
dilakuakan dengan beberapa cara (1) Mengenal siswa: sebelum membuat bahan
ajar, penting untuk mengenal siswa, ini termasuk pemahaman tentang latar
belakang siswa, tingkat pemahaman siswa tentang materi, dan gaya belajar
mereka. Ini akan membantu merancang bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan
siswa, ( 2) Menggunakan Media yang sesuai: Pilih media yang dapat menarik
minat siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Misalanya, jika siswa lebih
suka belajar secara visual, gunakan media seperti video atau gambar, ( 3)
Interaktif: Bahan ajar multimedia harus interaktif untuk mefasilitasi pembelajaran
aktif. Ini dapat mencakup kuis, latihan, dan aktivitas lain yang memungkinkan
siswa untuk berinteraksi dengan materi, (4), Mudah dipahami: Pastikan bahan ajar
mudah dipahami oleh siswa. Menggunakan bahasa yang sederahana, menyediakan
penjelasan yang jelas, atau memecah materi menjadi bagian yang lebih kecil, (5)
Mendapatkan umpan balik: Setelah siswa menggunakan bahan ajar, siswa harus
memberikan umpan balik. Salah satu fungsi pendidikan adalah mengenalkan anak
pada lingkungannya. Fungsi ini dapat diaplikasikan melalui Pendidikan Seni
Musik sebagai bagian sari mata pelajarn Seni Budaya dan Keterampialan.

Pendidikan seni musik adalah salah satu materi yang diajarkan di sekolah
menengah pertama dalam mata pelajaran seni budaya. Menurut Banoe (2003:288)
Seni Musik adalah cabang seni yang menjelaskan tentang berbagai macam suara
dalam pola yang dapat dipahami oleh manusia. Sedangkan menurut David Ewen
musik adalah ilmu pengetahuan seni tentang kombinasi ritmik dan nada-nada,
baik Vokal maupun instrumental yang meliputi melodi dan harmoni sebagai
ekspresi dari segalah sesuatu yang ingin diungkapkan terutama dari aspek
emosional. Seni Musik sangat diminati banyak orang dan dipelajari dari berbagai
macam kalangan umur. Maka dapat dikatakan Seni Musik merupakan seni untuk
menyusun nada atau suara sesuai urutanya yang dapat dikombinasikan untuk
menghasilkan komposisi suara yang saling berkesinambungan.

Berdasarkan observasi yang sudah dilakukan dalam kelas untuk kelas VII
di SMPN SATAP 2 SOA terdapat permasalahan yang terjadi dalam dunia
pendidikan khususnya pada pembelajaran seni budaya. Salah satunya adalah
pembelajaran yang masih belum mampu menciptakan pembelajaran yang aktif
dan guru kurang optimal dalam memanfaatkan sumber belajar khususnya
pembelajaran seni budaya membaca notasi angka karena disekolah masih
cenderung menggunakan buku yang yang diberikan oleh guru. Dikelas masih
belum menggunakan pembelajaran berbasis multimedia interaktif dalam
membaca notasi angka sehingga siswa kurang aktif dan merasa kesulitan dalam
proses Pembelajaran. Pembelajaran masih berpusat pada satu arah dan guru
masih dijadikan sebagai sumber belajar akibatnya siswa kurang aktif dan hanya
mengharapkan informasi dari guru.

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaiamana mendesain atau


merancang pengembangan pembelajaran berbasis multimedia untuk
meningkatkan kemampuan membaca notasi angka pada mata pelajaran seni
budaya di kelas VII SMPN Satap 2 Soa.

b.Pendekatan Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas maka solusinya adalah, suatu alternatif


pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru untuk mengatasinya dimana dengan
menggunakan pembelajaran multimedia interaktif dalam pembelajaran membaca
notasi angka diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca notasi angka
dengan baik dalam pembelajaran seni budaya SMP kelas VII. Dengan adanya
menggunakan metode pengajaran yang efektif dan menarik, salah satunya adalah
pembelajaran multimedia interaktif dan memberikan kesempatan yang cukup bagi
peserta didik untuk berlatih membaca notasi angka dengan pendekatan ini siswa
dapat mengatasi permasalahan dalam pembelajaran seni budaya dan mmbaca
notasi angka dengan baik. Oleh karena itu dapat diperlukan pembelajaran berbasis
multimedia interaktif dengan tujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami
materi pelajaran sehingga mencapai tujuan pembelajaran. Dengan adanya
pembelajaran berbasis multimedia ini dapat membantu peserta didik dalam
menyelesaikan suatau masalah, siswa dapat belajar notasi angka dengan
menggunakan dua alternatif yaitu melihat dan mendengar, dengan pembelajaran
berbasis multimedia ini peserta didik dapat mudah membaca notasi angka
dengan baik dan benar.

c.State Of The Art dan Kebaruan

Penelitian yang sebelumnya di lakukan oleh Herman Dwi surjono (2017)


yang berjudul Multimedia pembelajaran interaktif konsep pengembangan , dalam
penelitiannya Multimedia pembelajaran konsep pengembangan menjelaskan suatu
mencapai tujuan pembelajaran. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif. oleh Al-fikru (2020) yang
berjudul Multimedia Interaktif sebagai media pembelajaran menunjukkan adanya
model pembelajaran multimedia meningkatkan minat dan motivasi belajar anak,
pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan. Penelitian yang telah dilakukan
konsep tertentu kita bisa menggunakan multimedia berupa perpaduan teks dan
gambar, video yang saling berhubungan (terpadu) serta saling menguatakan,
multimedia dibuat untuk tujuan tertentu tergantung pemanfaatanya, multimedia
yang digunakan untuk mempermudah siswa dalam memahami materi
pembelajaran sehingga. Peneliti ini memiliki kesamaan yaitu sama-sama
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif, perbedaannya adalah
multimedia yang di hasilkan oleh peneliti sebelumnya menggunakan teks dan
gambar sedangkan multimedia dalam penelitian ini menggunakan video

Penelitian lain dilakukan pula oleh Sri Wulan Anggraen, (2021) yang berjudul
Pengembangan multimedia pembelajaran interaktif berbasis video untuk
meningkatkan minat belajar siswa penelitian ini menyatakan bahwa antusiasme
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dipengaruhi oleh minat belajar
siswa, Namun kenyataan dilapangan, minat belajar siswa masih sangatlah rendah.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan multimedia pembelajaran
berbasis video dalam menarik minat belajar siswa. Penelitian ini memiliki
kesamaan yaitu sama-sama mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif
berbasis video

Penelitian dilakukan oleh Dessy Rahmi Kusumayanti, dkk (2022) dengan judul
Pengembangan multimedia interaktif pada mata pelajaran seni budaya , penelitian
ini bertujuan untuk mengembangkan produk multimedia interaktif pada mata
pelajaran seni budaya agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut, (1)
memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan, (2)
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budays dan keterampilan, (3)
menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, dan (4)
menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat
lokal, regional, maupun lokal. Penelitian ini memiliki kesamaan yaitu
mengembangkan multimedia pembelajaran interaktif.
d.Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar merupakan sebuah alat yang memungkinkan dapat membantu


siswa untuk mempelajari kompetensi atau kompetensi dasar sehingga mampu
menguasai semua kompetensi secara menyeluruh (Rizal Zaenal Muqados, 2015).

Menurut Wasino ( dalam Kanzul, 2018:3) bahan ajar merupakan


seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik secara tertulis maupun
tidak tertulis yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran, baik bahan ajar yang berisi pengetahuan, keterampilan maupun
sikap yang harus dipelajari siswa agar mencapai kompetensi yang ditentukan.

Berdasarkan defenisi menurut para ahli diatas, maka dapat diambil sebuah
defenisi tentang bahan ajar yaitu seperangkat materi ajar yang disusun secara
sistematis dan dikemas dengan baik, dapat berupa bahan tertulis maupun bahan
tidak tertulis yang dapat membantu guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam
bahan ajar tersebut sudah mencakupi semua standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang diharapkan.

2. Jenis-jenis Bahan Ajar

Menurut Mulyasa ( dalam Ade, 2014) bentuk-bentuk bahan ajar atau


materi pembelajaran antara lain sebagai berikut:

(a) Bahan ajar cetak (Materis Printed)


Bahan ajar dapat ditampilkan dalam berbagai bentuk. Jika bahan ajar cetak
tersususn secara baik maka bahan ajar akan mendatangkan beberapa keuntungan
seperti yang dikemukakan oleh Ballstaedt ( 1994) yaitu: bahan tertulis biasanya
menampilkan daftar isi, sehingga memudahkan bagi seorang guru untuk
menunjukkan kepada peserta didik bagian mana yang sedang dipelajari, biaya
untuk pengadaanya relatif sedikit, bahan tertulis cepat digunakan dan dapat
dipindah-pindah secara mudah, bahan ajar yang baik akan dapat memotivasi
pembaca untuk melakukan aktivitas, seperti menandai, mencatat, membuat
sketsa. Banyak sekali jenis bahan ajar yang bisa digunakan dalam proses
pembelajaran antara lain handoutm modul, buku teks, lembar kegiatan siswa,
model (maket), poster dan brosur.

(b) Bahan ajar elektronik (Materials electronic/noncetak)

Bahan ajar noncetak atau ynag disebut bahan ajar elektronik dapat dibedakan
menjadi beberapa bagian yaitu sebagai berikut: (1) bahan ajar dengar (Audio)
bahan ajar audio merupakan salah satu bahan ajar noncetak yang di dalamnya
mengandung suatu sistem yang menggunakan sinyal audio secara langsung, yang
dapat dimainkan atau diperdengarkan oleh pendidik kepada peserta didiknya
guna membantu mereka menguasai kompetensi tertentu. Jenis-jenis bahan ajar
audios ini antara lain adalah radio, kaset MP3, MP4, sounds recorder dan
handphone. Bahan ajar ini mampu menyimpan suara yang dapat diperdengarkan
secara berulang-ulang kepada pesrta didik dan biasanya digunakan untuk
pelajaran bahasa dan musik, (2) bahan ajar pandang dengar (Audiovisual) bahan
ajar pandang dengar merupakan bahan ajar yang mengkombinasikan dua materi
yaitu, visual dan auditif. Materi auditif ditujukan untuk merangsang indra
pendengaran sedangkan visual untuk merangsang indra penglihatan. Dengan
kombinasi keduanya, pendidik dapat menciptakan proses pembelajaran yang
lebih berkualitas. Hal ini berdasarkan bahwa peserta didik cenderung akan lebih
mudah mengingat dan memahami suatu pelajaran jika mereka tidak hanya
menggunakan satu jenis indra saja. Bahan ajar pandang dengar mampu
memperlihatkan secara nyata sesuatu yang pada awalnya tidak mungkin bisa
dilihat di dalam kelas menjadi dilihat. Selain itu juga membuat efek visual yang
memungkinkan peserta ddidk memperkuat proses belajar. Bahan ajar pandang
dengar antara lain adalah video dan film, ( 3) bahan ajar interaktif (Interactive
Teaching Material) bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang mengkobinasikan
beberapa media pembelajaran (audio, video, teks atau grafik) yang bersifat
interaktif untuk mengendalikan suatu perintah atau perilaku alami dari suatu
presentasi. Bahan ajar interaktif memungkinkan terjadinya hubungan dua arah
antara bahan ajar dan pengguananya, sehingga peserta didik akan terdorong untuk
lebih aktif. Bahan ajar interaktif dapat ditemukan dalam bentuk CD interaktif,
yang dalam proses pembuatan dan penggunanaanya tidak dapat terlepas dari
perangkat komputer. Maka dari itu, bahan ajar intraktif juga termasuk bahan ajar
berbasis komputer.

3. Fungsi Bahan Ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah untuk mengarahkan
semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Fungsi bahan ajar juga bagi
siswa untuk menjadi pedoman dalam proses pembelajaran dan merupakan
substansi kompetensi yang harusnya dipelajari.

4.Multimedia Pembelajaran Interaktif

Menurut surjono, 2017, MPI adalah suatu program pembelajaran yang


berisi kombinasi teks, gambar, grafik, suara, video, animasi, simulasi secara
terpadu dan sinergis dengan bantuan perangkat komputer atau sejenisnya untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu dimana pengguna dapat secara aktif
berinteraksi dengan program. Tiga hal pokok atau kata kinci dalam MPI tersebut
adalah multimedia, pembelajaran, dan interaktif

Dalam hal pembelajaran, MPI harus berisi materi pembelajaran dengan


cakupan keluasan dan kedalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Oleh karena itu, dalam MPI tujuan disampaikan dengan jelas, materi
disajikan melalui kombinasi multimedia, dan ada upaya untuk mengetahui tingkat
pencapaian hasil belajar misalnya dalam bentuk soal atau quis. Dalam hal
interaktif, MPI harus mempunyai fitur yang memungkinkan pengguna dapat
terlibat secara aktif untuk berinteraksi dengan program. Pengguna MPI harus
dapat mengontrol dan berinteraksi secara dinamis. Pengguna menekan tombol,
menggerakkan cursor, menggeser objek, melakukan dragand-drop, menulis
melalui keyboard, berbicara melalui mic, menggerak-gerakan anggota badan di
depan kamera adalah beberapa contoh aksi dari pengguna yang dapat mengawali
untuk berinteraksi dengan MPI. Sebagai akibat adanya aksi tersebut, MPI
memberikan reaksi seperti menampilkan gambar, memutar video, menjalankan
animasi, menampilkan tulisan, memberikan

Efek suara, mengeksekusikan program, menyimpan data, mengaktifkan program


lain, dan lain sebagainya.

5. Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis multimedia interaktif

Menurut Surjono 2017 adapun prinsip-prinsip dasar dalam pembelajaran


berbasis Multimedia interaktif sebagai berikut: (1) Pemanfaatan multimedia
pembelajaran didasarkan atas asumsi dua channels, limitid capacity, dan active
processing. Ini dinyatakan bahwa informasi disajikan melalui dua saluran (Visual
dan auditori), kapasitas u ntuk mempambar tersebutroses informasi terbatas, dan
proses pembelajaran membutuhkan partisispasi aktif dan pengguna, (2) Gunakan
kombinasi visual dan auditory. Pembelajaran berbasis multimedia interaktif harus
melibatkan penggunaan gambar dan suara untuk mencapai hasil optimal, (3)
Gambar, teks, dan suara harus relevan dengan materi. Semua elemen multimedia
yang digunakan dalam pembelajaran harus berhubungan langsung dengan topik
yang sedang diajarkan, (4) Gambar dan penjelasan harus berkaitan. Gambar yang
digunakan dalam pembelaj aran harus berkaitan dengan teks atau suara yang
menjelaskan gambar tersebut.

6. Kriteria Multimedia Pembelajaran Interaktif

Menurut Surjono (2017) terdapat tiga aspek kriteria kualitas MPI

a. Aspek isi
Aspek isi atau materi terdapat beberapa sub-aspek yang berkaitan
dengan kualitas isi atau materi pembelajaran. Aspek materi ini perlu
dievaluasi oleh ahli materi yang relevan. Beberapa contoh penjabaran
aspek isi yang harus dicermati ahli materi antara lain: (1) kesesuaian
materi dengan tujuan pembelajaran, (2) kebenaran struktur, (3) keakuratan
isi materi, (4) kebenaran tata bahasa, (5) kebenaran ejaan, (6) kebenaran
istilah, (7) kebenaran tanda baca,(8) kebenaran kesesuaian tingkat
kesulitan dengan pengguna, (8) ketergantungan materi dengan budaya atau
etnik.
b. Aspek Instruksional
Aspek instruksional atau aspek pedagogis seharusnya dievaluasi oleh
ahli pembelajaran atau instruksional, biasanya dalam praktek sering
dijadikan satu untuk dievaluasi oleh ahli media.
Beberapa contoh aspek instruksional atau pedagogis adalah: (1) ketepatan
tema, (2) metadologi (cara penyajian), (3) interaktivitas, (4) kapasitas
kognitif, (5) strategi kognitif, (6) strategi pembelajaran, (7) kontrol
penggunaan, (8) kualitas pertanyaan, (9) kualitas umpan balik.
c. Aspek tampilan
Aspek ini berkaitan dengan tampilan dari produk MPI yaitu
merupakan komponen antar muka atau sesuatu yang berhubungan antar isi
materi pembelajaran dengan pengguna
Ahli media akan melihat beberapa contok penjabaran aspek tampilan
antara lain adalah: (1) tata letak, (2) penggunaan warna, (3) kualitas teks
(ukuran, jenis font, warna), (4) kualitas gambar (resumsi, relefansi, dengan
materi), (5) kualitas animasi (resulusi, relefansi, dengan materi), (6)
kualitas audio atau video (resulusi, relefansi dengan materi), (7) fungsi
nafigasi, (8) konsistensi nafigasi, (9) kekontrasan latar belakang denga
objek depan.

7. Meningkatkan Kemampuan Membaca Notasi Angka

Berdasarkan hasil yang dilakukan peneliti yang berupa tes awal siswa
tidak tepat dapat mengenal notasi angka dengan baik dan benar. Untuk mengatasi
masalah tersebut, peneliti mencari metode yang dapat mengatasi masalah ini dan
metode yang digunakan peneliti adalah metode pembelajaran beebasis
multimedia interaktif , dengan metode ini khususnya pembelajaran seni musik
dapat meningkatkan kemampuan dalam membaca notasi angka.
D. METODE PENELITIAN

Metode penelitian ini pelaksanaanya menggunakan model APPED, yang


terdiri dari 5 tahapan dalam proses pengembangannya, yaitu: analisis penelitian
awal, perancangan, produksi, evaluasi, diseminasi.

a. Tahapan analisis dan penelitian awal


Peneliti ini melakukan analisis dan bahan ajar dengan tujuan untuk
mengidentifikasikan kelayakan multimedia interatif. Terdapat 2 tahapan
dalam menganalisis, antara lain:
1) Analisis ruang lingkup
Pada tahap ini peneliti menganalisis kurikulum yang digunakan di
SMPN Satap 2 Soa, proses pembelajaran secara umum dan teknologi
yang mendukung produk yang akan dikembangkan oleh peneliti. Hal
ini perlu dilakukan untuk menjadi acuan peneliti dalam
mengembangkan pembelajaran berbasis multimedia interatif agar dapat
membantu peserta didik dalam proses pembelajaran seni musik
khususnya dalam membaca notasi angka. Pada tahap ini peneliti
mengumpulkan informasi dengan menggunakan teknik pengumpulan
data, wawancara dan dokumentasi.
2) Analisis karakteristik peserta didik
Peneliti akan melakukan kegiatan menganalisis karakteristik peserta
didik di kelas 7 SMPN Satap 2 Soa yang akan mejadi pengguna produk
yang akan dihasilkan diantaranya daerah asal, bakat, perkembangan
kognitif, serta gaya belajar siswa. Peneliti mengumpulkan informasi
dengan menggunakan teknik pengumpulan data dan wawancara.
b. Tahap perancangan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perancangan ini menentukan
kompetensi, indikator pencapaian suatu rancangan perencanaan
pembelajaran, pada kompetensi dasar yang akan dicapai peserta didik,
penyusunan materi berdasarkan rencana kegiatan pembelajaran yang ada
disekolah yang berisi kerangka materi sesuai dengan capaian pembelajaran.
c. Produksi
Berdasarkan kebutuhan analisis yang sudah dilakukan sebelumnya
oleh peneliti. Waktu yang dibutuhkan peneliti untuk menghasilkan produk
ini selama lima minggu dengan tiga tahap.

Tabel 1. Waktu produksi

N MINGGU TAHAP DESKRIPSI


O

1 1 Tahap I Menyussun materi kerangka awal


produk dan mengumpulkan bahan
pembuatan media

2 2 Tahap II Mengembangkan produk,tampilan


sesuai kebutuhan

3 2-3 Tahap III Melakukan alpha testing dan beta


testing.

d. Evaluasi
a. Melakukan Alpha Testing
Pada awal ini, ahli materi, ahli media, dan ahli produk mevalidasi produk awal
dengan menilai, komentar serta saran aspek tampilan serta pemograman untuk
mengantisipasi dari perangkat pembelajaran yang menjadi acuan awal
bahananalisis dan revisi pada media yang dikembangkan.
b. Melakukan revisi
Pada tahap ini, peneliti melakukan revisi awal berdasarkan data yang
dikumpulkan dari ahli materi, ahli media, dan ahli produk berdasarkan komentar
dan saran saat uji coba produk tahap 1 atau alpha testing.

c. Melakukan Beta Testing

Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba produk yang telah direvisi ahli materi,
ahli media, dan ahli produk kepada skala kecil di SMP satap 2 soa

d.Revisi akhir

Peneliti melakukan evaluasi dan revisi akhir berdasarkan data yang dikumpulkan
dari peserta didik.

e.Diseminasi
Pada tahap ini melakukan sosialisasi produk multimedia pembelajaran
interaktif kepada pengguna dan uji coba produk di sekolah dengan target adalah
untuk melihat dan mengetahui keaktifan peserta didik dengan menggunakan
produk tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni. S. Wulan (2021). Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis


Video Untuk Meningkatkan Minat Belajar Siswa. Jurnal Basicedu, Vol 5 (6).
5313-5327. https://jbasic.org/index.php/basicedu.

Boneo (2003:288) Kenedi. T., & Lumbantorum. J. (2019). Pembelajaran Seni


Musik di SMAN 1 Koto XI Tarusan. Jurnal Sendratasik, 8(4), 52-60.

Fikru-Al (2020). Multimedia Iinteraktif Sebagai Media Pembelajaran. Jurnal


Ilmiah, vol. 14 (1), p-ISSN 1978-1326, E-ISSN 2721-4397.

Knazul, dkk. 2018. Penerapan Bahan Ajar Musik Berbasis Pendekatan Proses
Pada Materi Teori Musik Dasar untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep
Siswa. NTT. Vol.2. No. 10 oktober. STKIP CITRA BAKTI NGADA

Kusumayanti. D. R, Saragi. D, & Azhan. I (2022). Pengembangan Multimedia


Interaktif Pada Mata Pelajaran Seni Budaya. Jurnal Pembangunan Pendidikan,
10(2), 94-102. https://doi.org/10.218/jppfa.VIi2.57633.

Menurut UU no 20 Tahun 2003 .Tentang system pendidikan nasional.


Mulyasa (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.

Muqados, R.z. (2015). Desain Pembuatan Bahan Ajar Berdasarkan Pendekatan


Saintif pada Pelajaran sistem dan instalasi refregerasi. Jurnal Universitas
Pendidikam INdonesia.

Permendikbud nomor 59 Tahun 2014 Kurikulum 2013. Mata Pelajaran Seni


Budaya.

Shomin (2017). Model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based


Learning (PBL).

Surjono. H. D (2017). Multimedia Pembelajaran Interaktif.

Surjono. H. Dwi (2017). Mulimedia Pembelajaran Interaktif Konsep


Pengembangan-Ed.I- Yogyakarta : UNY press 2017.

Anda mungkin juga menyukai