Anda di halaman 1dari 24

Oleh : Arinda Rizki Cahyati

No Absen : 14

Materi Ringkasan

System Reproduksi dan System Perkemihan

 Pengertian Sistem Reproduksi

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerja
sama untuk tujuan reproduksi seksual. Banyak zat non-hidup seperti cairan, hormon, dan
feromon juga merupakan aksesoris penting untuk sistem reproduksi.

Sistem reproduksi merupakan suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme
yang bertujuan untuk berkembang biak untuk mewariskan sifat-sifat induknya kepada
keturunan berikutnya. Reproduksi pada manusia hanya terjadi secara seksual. Organ-organ
reproduktif menghasilkan dan menstranspor gamet (Campbell et al., 2010: 170).

 Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduktif pada pria dibagi menjadi dua bagian yaitu organ-organ reproduktif internal
dan eksternal. Kedua bagian tersebut saling berhubungan satu sama lain.
a. Organ-organ Reproduktif Internal

1. Testis

Merupakan organ berbentuk ovoid dengan jumlah dua buah, biasanya testis sebelah kiri lebih
berat dan lebih besar daripada yang kanan. Testis terletak di dalam skrotum dan dibungkus
oleh tunica albuginea, beratnya 10-14 gram, panjangnya 4 cm, diameter anteroposterior
kurang lebih 2,5 cm. Testis merupakan kelenjar eksokrin (sitogenik) karena pada pria dewasa
menghasilkan spermatozoa, dan disebut juga kelenjar endokrin karena menghasilkan hormon
untuk pertumbuhan genitalia eksterna. Testis terbagi menjadi lobulus-lobulus kira-kira 200
sampai 400. Pada bagian dalam lobulus-lobulus tersebut terletak jaringan parenkim yang
membentuk tubuli seminiferi kontorti. Pada waktu mencapai mediastinum testis, tubulus-
tubulus ini berubah menjadi tubuli seminiferi recti, jalannya kurang lebih 20 – 30 tubulus di
mana mereka membentuk anyaman sehingga disebut rete testis (halleri). Dari rete ini keluar
kurang lebih 15 – 20 duktus efferentes yang masuk ke dakam kaput epididimis.

2. Epididimis

Merupakan organ yang berbentuk organ yang berbentuk seperti huruf C, terletak pada fascies
posterior testis dan sedikit menutupi fascies lateralis. Epididimis terbagi menjadi tiga yaitu
kaput epididimis, korpus epididimis dan kauda epididimis. Kaput epididimis merupakan
bagian terbesar di bagian proksimal, terletak pada bagian superior testis dan menggantung.
Korpus epididimis melekat pada fascies posterior testis, terpisah dari testis oleh suatu rongga
yang disebut sinus epididimis (bursa testikularis) celah ini dibatasi oleh epiorchium (pars
viseralis) dari tunika vagianlis. Kauda epididimis merupakan bagian paling distal dan terkecil
di mana duktus epididimis mulai membesar dan berubah jadi duktus deferens. Epididimis
Berfungsi sebagai tempat sekresi sperma dari testis, sebagai pematangan motilitas dan
fertilitas sperma, memekatkan/mengentalkan dan menyimpan sperma

3. Duktus deferens (Vas Deferens)

Merupakan lanjutan dari duktus epididimis.Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat
keluarnya sperma dari epididimis menuju vesikula seminalis. Vas deferens menjulur di
sekeliling dan di belakang kandung kemih. Tempat vas deferens bergabung dengan vesika
seminalis membentuk duktus ejakulasi. Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang
menghubungkan vas deferens dengan uretra. Fungsi saluran ejakulasi untuk mengeluarkan
sperma menuju uretra (Campbell et al., 2010: 172).

Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur oleh kontraksi prostat
(Syaifuddin, 2006: 267). Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat didalam
penis. Uretra membentang melalui penis dan membuka ke luar pada ujung penis (Campbell et
al., 2010: 172). Vas Deferens Berfungsi sebagai pembawa spermatozoa dari epididimis ke
duktus ejakulatorius dan menghasilkan cairan semen yang berfungsi unutk mendorong
sperma keluar dari dukrus ejakulatorius dan uretra.
4. Vesikula seminalis

Adalah organ berbentuk kantong bergelembung-gelembung yang menghasilkan cairan


seminal. Jumlahnya ada dua, di kiri dan kanan serta posisinya tergantung isi vesika urinaria.
Bila vesika urinaria penuh, maka posisinya lebih vertical, sedangkan bila kosong lebih
horizontal. Vesika seminalis terbungkus oleh jaringan ikat fibrosa dan muscular pada dinding
dorsal vesika urinaria.

Vasikula Seminalis Berfungsi sebagai penghasil fruktosa untuk memberi nutrisi sperma yang
dikeluarkan, mengeluarkan prostaglandin yang merangsang motilitas saluran reproduksi pria
untuk membantu mengeluarkan sperma, menghasilkan sebagian besar cairan semen,
menyediakan precursor (proses biologis) untuk pembekuan semen.

5. Duktus ejakulatorius

Merupakan gabungan dari duktus deferens dan duktus ekskretorius vesikula seminalis,
menuju basis prostat yang akhirnya bermuara ke dalam kollikus seminalis pada dinding
posterior lumen uretra. Duktus Ejakulatorius Berfungsi membawa spermatozoa dari vas
deferens menuju ke basis prostat.

6. Glandula prostatica

Merupakan organ yang terdiri atas kelenjar-kelenjar tubuloalveolar. Terletak di dalam cavum
pelvis sub peritoneal, dorsal symphisis pubis, dilalui urethra pars prostatica. Bagian-bagian
dari glandula prostatica adalah apeks, basis fascies lateralis, fascies anterior, dan fascies
posterior. Glandula prostatica mempunyai lima lobus yaitu anterior, posterior, medius dan
dua lateral. Glandula prostatica Berfungsi mengeluarkan cairan basa yang menetralkan
sekresi vagina yang asam, memicu pembekuan semen untuk menjaga sperma tetap berada
dalam vagina pada saat penis dikeluarkan.

7. Glandula bulbuorethralis (Glandula cowperi)

Glandula bulbuorethralis berbentuk bulat dan berjumlah dua buah. Letaknya di dalam otot
sfingter uretrae eksternum pada diafragma urogenital, dorsal dari uretra pars membranasea.
Glandula bulbuurethralis (Glandula Cowperi) Berfungsi mengeluarkan mucus untuk
pelumasan.

b. Organ-organ Reproduktif Eksternal

1. Penis

Secara anatomi organ penis dibagi menjadi dua yaitu pars occulta dan pars libera. Pars
occulta yang disebut juga radiks penis atau pars fiksa adalah bagian penis yang tidak
bergerak, terletak dalam spatium perinea superfisialis. Pars occulta merupakan jaringan
erektil. Pars occulta terdiri dari crus penis dan bulbus penis.Crus penis melekat pada bagian
kaudal sebelah dalam dari ramus inferior ossis ischii ventral dari tuber iskiadum.Masing-
masing crus penis ini tertutup oleh muskulus ischiokavernosus dan selanjutnya kaudal dari
simfisis pubis, kedua crus penis tersebut bergabung disebut sebagai corpora kavernosa
penis.Sedangkan,bulbus penis terletak antara kedua crus penis dalam spatium perinea
superfisialis.Fascies superiror melekat pada fasia diafragma urogenital inferior, sedangkan
fascies lateralis dan inferior tertutup oleh muskulus bulbokavernosus. Ke arah kaudal berubah
menjadi korpus spongiosum penis yang juga ikut membentuk korpus penis.

2. Skrotum

Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari jaringan kutis dan subkutis yang terletak dorsal
dari penis dan kaudal dari simfisis pubis. Skrotum juga terbagi atas dua bagian dari luar oleh
raphe scrota dan dari dalam oleh septum skrotum scrota.Masing-masing skrotum
membungkus testis, epididimis, dan sebagai funikulus spermatikus. Skrotum sinistra lebih
rendah rendah daripada dekstra. Lapisan skrotum terdiri atas lapisan cutis dan lapisan
subcutis. Lapisan cutis merupakan lapisan kulit yang sangat tipis mengandung pigmen lebih
banyak daripada kulit sekitarnya sehingga lebih gelap warnanya. Terdapat sedikit rambut,
tetapi memiliki kelenjar sebasea dan kelenjar keringat yang lebih banyak.Yang kedua dalah
lapisan subcutis disebut juga tunika dartos. Lapisan ini terdiri atas serabut-serabut otot polos
dan tidak didapatkan jaringan lemak. Lapisan subcutis melekat erat pada jaringan cutis
superficial dan merupakan lanjutan dari fasia superfisialis dan fasia penis superfisialis.

 Hormon Pada Pria

1. Testosteron

Testosteron di sekresi oleh sel-sel interstisial leydig yang terdapat diantara tubulus
seminiferus (Guyton, 1990: 734). Testosteron penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal
untuk membentuk sperma terutama pembelahan meosis untuk membentuk spermatosit
sekunder. Pengeluaran testeron bertambah nyata pada pubertas dengan pengembangan sifat
sifat kelamin sekunder yaitu tumbuhnya jenggot, suara lebih berat dan pembesaran genetalia
(Syaifuddin, 2006:231). Hormon testosterone Dihasilkan oleh sel interstitial yang terletak
antara tubulus seminiferus.Testosteron yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat diubah
oleh hati menjadi aldosteron dan dehidroepialdosteron.

Fungsi testosteron adalah sebagai berikut :

1) Efek desensus (penempatan) testis

Hal ini menunjukkan bahwa testosteron merupakan hal yang penting untuk perkembangan
seks pria selama kehidupan manusia dan merupakan faktor keturunan.

2) Perkembangan seks primer dan sekunder

Sekresi testosteron setelah pubertas menyebabkan penis, testis, dan skrotum membesar
sampai usia 20 tahun serta mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai
pada masa pubertas.
2. Hormon gonadotropin

Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan dua macam hormone yaitu Lutein hormone (LH)
dan Folicle Stimulating Hormon (FSH).

3. Hormon estrogen

Dibentuk dari testosteron dan dirangsang oleh hormon perangsang folikel. Hormon ini
memungkinkan spermatogenesis untuk menyekresi protein pengikat endogen untuk mengikat
testosterone dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan lumen tubulus
seminiferus untuk pematangan sperma.

4. Hormon pertumbuhan (Growth Hormone)

Hormon ini diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi metabolisme testis secara
khusus dan untuk meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis

 Spermatogenesis

Spermatogenenesis berasal dari kata spermadan genesis (pembelahan). Pada spermatogenesis


terjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis. Spermatogenesis merupakan tahap atau fase-
fase pendewasaan sperma di epididimis. Setiap satu spermatogonium akan menghasilkan
empat sperma matang. Spermatogenesis adalah proses gametogenesis pada pria dengan cara
pembelahan meiosis dan mitosis. Spermatogenesis pada sprema biasa terjadi di
epididimis.Sedangkan tempat menyimpan sperma sementara terletak di vas deferens. Berikut
adalah tahap-tahap spermatogenesis:

a. Spermatogonium

Spermatogonium merupakan tahap pertama pada spermatogenesis yang dihasilkan oleh


testis.Spermatogoium terbentuk dari 46 kromosom dan 2N kromatid.

b. Spermatosit primer

Spermatosit primer merupakan mitosis dari spermatogonium. Pada tahap ini tidak terjadi
pembelahan. Spermatosit primer terbentuk dari 46 kromosom dan 4N kromatid.

c. Spermatosit sekunder

Spermatosit sekunder merupakan meiosis dari spermatosit primer. Pada tahap ini terjadi
pembelahan secara meiosis. Spermatosit sekunder terbentuk dari 23 kromosom dan 2N
kromatid.

d. Spermatid

Spermatid merupakan meiosis dari spermatosit sekunder. Pada tahap ini terjadi pembelahan
secara meiosis yang kedua. Spermatid terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid.
e. Sperma

Sperma merupakan diferensiasi atau pematangan dari spermatid. Pada tahap ini terjadi
diferensiasi. Sperma terbentuk dari 23 kromosom dan 1N kromatid dan merupakan tahap
sperma yang telah matang dan siap dikeluarkan.

 Sistem Reproduksi Wanita

Sistem reproduksi wanita meliputi organ reproduktif dan proses oogenesis. Organ reproduktif
pada wanita terdiri organ-organ reproduktif internal dan eksternal
a. Organ-organ Reproduksi Internal

Organ-organ reproduktif internal wanita terdiri dari

1. Vagina

Vagina adalah tabung yang dilapisi membran dari jenis epitelium yang dialiri banyak
pembuluh darah dan serabut saraf (Syaifuddin, 2006: 252). Vagina merupakan saluran akhir
dari saluran reproduksi bagian dalam wanita. Vagina mempunyai dinding yang berlipat-lipat
dengan bagian terluar yaitu selaput berlendir yang menghasilkan lendir oleh kelenjar
bartholin berperan pada saat rangsangan seksual. Secara anatomi, vagina merupakan organ
yang berbentuk tabung dan membentuk sudut kurang lebih 60 derajat dengan bidang
horizontal. Namun,posisi ini berubah sesuai dengan isi vesika urinaria. Dinding ventral
vagina yang ditembus serviks panjangnya7,5 cm, sedangkan panjang dinding posterior
kurang lebih 9 cm. Dinding anterior dan posterior ini tebal dan dapat diregang. Dinding
lateralnya di bagian cranial melekat pada ligament Cardinale, dan di bagian kaudal melekat
pada diafragma pelvis sehingga lebih rigid dan terfiksasi. Vagina ke bagian atas berhubungan
dengan uterus, sedangkan bagian kaudal membuka pada vestibulum vagina pada lubang yang
disebut introitus vaginae. Vagina berfungsi Sebagai organ kopulasi, jalan lahir dan menjadi
duktus ekskretorius darah menstruasi.

2. Himen

Adalah lipatan mukosa yang menutupi sebagian dari introitus vagina. Himen tidak dapat
robek disebut hymen imperforatus. Terdapat beberapa bentuk himen diantaranya : himen
anular, himen septal, himen kribiformis, himen parous.

3. Tuba uterina

Tuba uterina atau tuba fallopi memiliki panjang masing-masing tuba kurang lebih 10 cm.
Dibagi atas 4 bagian (dari uterus kea rah ovarium) yaitu pars uterine tubae (pars
intramuralis), isthmus tubae, ampulla tubae, dan infundibulum tubae. Tuba uterine berfungsi
membawa ovum dari ovarium ke kavum uteri dan mengalirkan spermatozoa dalam arah
berlawanan dan tempat terjadinya fertilisasi.

4. Uterus

Uterus merupakan organ berongga dengan dinding muscular tebal, terletak di dalam kavum
pelvis minor (true pelvis) antara vesika urinaria dan rectum. Ke arah kaudal, kavum uteri
berhubungan dengan vagina. Uterus berbentuk seperti buah pir (pyriformis) terbalik dengan
apeks mengarah ke kauda dorsal, yang membentuk sudut dengan vagina sedikit lebih 90
derajat uterus seluruhnya terletak di dalam pelvis sehingga basisnya terletak kaudal dari
aperture pelvis kranialis. Organ ini tidak selalu terletak tepat di garis median, sering terletak
lebih kanan. Posisi yang tidak tepat (fixed) bisa berubah tergantung pada isi vesika urinaria
yang terletak ventro kaudal dan isi rectum yang terletak dorso cranial. Panjand uterus kurang
kebih 7,5 cm, lebarnya kurang lebih 5 cm, tebalnya kurang lebih 2,5 cm, beratnya 30-40
gram. Uterus dibagi menjadi tiga bagian yaitu fundus uteri, korpus uteri dan serviks uteri. c.
Uterus berfungsi Sebagai tempat ovum yang telah dibuahi secara normal tertanam dan tempat
normal dimana organ selanjutnya tumbuh dan mendapat makanan sampai bayi lahir.

5. Ovarium

Ukuran dan bentuk ovarium tergantung umur dan stadium siklus menstruasi. Bentuk ovarium
sebelum ovulasi adlah ovoid dengan permukaan licin dan berwarna merah muda keabu-
abuan. Setelah berkali-kali mengalami ovulasi, maka permukaan ovarium tidak rata/licin
karena banyaknya jaringan parut (cicatrix) dan warnanya berubahm menjadi abu-abu. Pada
dewasa muda ovarium berbentuk ovoid pipih dengan panjang kurang lebih 4 cm, lebar
kurang lebih 2 cm, tebal kurang lebih 1 cm dan beratnya kurang lebih 7 gram. Posisi ovarium
tergantung pada posisi uterus karena keduanya dihubungkan oleh ligamen-ligamen.

Ovarium berfungsi Sebagai organ eksokrin (sitogenik) dan endokrin.Disebut sebagai organ
eksokrin karena mampu menghasilkan ovum saat pubertas, sedangkan disebut sebagai organ
kelenjar endokrin karena menghasilkan hormone estrogen dan progesteron.

b. Organ-organ Reproduktif Eksternal

1. Mons pubis

Mons pubis adalah penonjolan berlemak di sebelah ventral simfisis dan daerah supra pubis.
Sebagian besar mons pubis terisi oleh lemak, jumlah jaringan lemak bertambah pada pubertas
dan berkurang setelah menopause. Setelah dewasa, mons pubis tertutup oleh rambut
kemaluan yang kasar.
2. Labia mayora

Labia mayora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan yang memanjang berjalan ke
kaudal dan dorsal dari mons pubis dan keduanya menutup rima pudendi (pudendal cleft).
Permukaan dalamnya licin dan tidak mengandung rambut. Kedua labia mayora di bagian
ventral menyatu dan terbentuk komisura anterior. Jika dilihat dari luar, labia mayora dilapisi
oleh kulit yang mengandung banyak kelenjar lemak dan tertutup oleh rambut setelah
pubertas.

3. Labia minora

Labia minora merupakan organ yang terdiri atas dua lipatan kulit kecil terletak di antara
kedua labia mayora pada kedua sisi introitus vaginae. Kedua labium minus membatasi suatu
celah yang disebut sebagai vestibulum vaginae. Labia minora ke arah dorsal berakhir dengan
bergabung pada aspectus medialis labia mayora dan di sini pada garis mereka berhubungan
satu sama lain berupa lipatan transversal yang disebut frenulum labii. Sementara itu, ke depan
masing-masing minus terbagi menjadi bagian lateral dan medial. Pars lateralis kiri dan kanan
bertemu membentuk sebuah lipatan di atas (menutup) glans klitoris disebut preputium
klitoridis. Kedua pars medialis kiri dan kanan bergabung di bagian kaudal klitoris
membentuk frenulum klitoris. Labia minora tidak mengandung lemak dan kulit yang
menutupnya berciri halus, basah dan agak kemerahan.

4. Klitoris

Terletak dorsal dari komisura anterior labia mayora dan hampir keseluruhannya tertutup oleh
labia minora. Klitoris mempunyai tiga bagian yaitu krura klitoris, korpus klitoris dan glans
klitoris.

5. Glandula vestibularis mayor

Sering disebut juga kelenjar Bartholini, merupakan kelenjar yang bentuknya bulat/ovoid yang
ada sepanjang dan terletak dorsal dari bulbus vestibule atau tertutup oleh bagian posterior
bulbus vestibuli. Glandula vestibularis mayor berfungsi melubrikasi bagian distal vagina.
6. Glandula vestibularis minor

Glandula vestibularis minor mengeluarkan lendir ke dalam vestibulum vagina untuk


melembapkan labia minora dan mayora serta vestibulum vagina. Organ ini adalah daerah
dengan peninggian di daerah dengan peninggian di daerah median.Glandula vestibularis
minor berfungsi mengeluarkan lendir untuk melembabkan vestibulum vagina dan labium
pudendi.

 Hormon pada Wanita

a. Hormon estrogen

Estrogen memengaruhi organ endokrin dengan menurunkan sekresi FSH, dimana pada
beberapa keadaan akan menghambat sekresi LH dan pada keadaan lain meningkatkan LH.
Pengaruh terhadap organ seksual antara lain pada pembesaran ukuran tuba falopii, uterus,
vagina, pengendapan lemak pada mons veneris, pubis, dan labia, serta mengawali
pertumbuhan mammae. Pengaruh lainnya adalah kelenjar mammae berkembang dan
menghasilkan susu, tubuh berkembang dengan cepat, tumbuh rambut pada pubis dan aksilla,
serta kulit menjadi lembut.

b. Hormon progesterone

Dihasilkan oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung jawab atas perubahan endometrium
dan perubahan siklik dalam serviks serta vagina. Progesteron berpengaruh sebagai anti
estrogenic pada sel-sel miometrium. Efek progesterone terhadap tuba falopii adalah
meningkatkan sekresi dan mukosa. Pada kelenjar mammae akan meningkatkan
perkembangan lobulus dan alveolus kelenjar mammae, kelenjar elektrolit serta peningkatan
sekresi air dan natrium.

c. Foliclle stimulating hormone (FSH)

FSH dibentuk oleh lobus anterior kelenjar hipofisi. Pembentukan FSH ini akan berkurang
pada pembentukan/pemberian estrogen dalm jumlah yang cukup seperti pada kehamilan.

d. Lutein hormone (LH)

LH bekerjasama dengan FSH untuk menyebabkan terjadinya sekresi estrogen dari folikel de
Graaf. LH juga menyebabkan penimbunan substansi dari progesterone dalam sel granulosa.

e. Prolaktin atau luteotropin hormone (LTH)

Fungsi hormon ini adalah untuk memulai mempertahankan produksi progesterone dari korpus
luteum.

 Ovulasi

Pada wanita yang mempunyai siklus seksual normal 28 hari, sesudah terjadinya menstruasi,
tidak berapa lama sebelum ovulasi, dinding luar folikel yang menonjol akan membengkak
dengan cepat. Dalam waktu 30 menit kemudian cairan akan mulai mengalir dari folikel ke
stigma. Sekitar 2 menit kemudian, folikel menjadi lebih kecil karena kehilangan cairan.
Stigma akan robek cukup besar dan cairan yang lebih kental yang terdapat di bagian tengah
folikel akan mengalami evaginasi keluar dan kedalam abdomen. Cairan kental ini membawa
ovum yang dikelilingi oleh beberapa ratus sel granulose kecil yang disebut corona radiata.

 Oogenesis

Oogenesis merupakan proses dari bentuk betina gametogenesis yang setara dengan jantan
yakni spermatogenesis. Oogenesis berlangsung melibatkan pengembangan berbagai tahap
reproduksi telur sel betina yang belum matang.

Kelainan yang sering Terjadi pada Sistem Reproduksi

Kelainan Reproduksi Wanita

1. Endometriosis

Salah satu penyakit pada sistem reproduksi wanita yang sering kita dengar adalah
endometriosis. Penyakit ini terjadi ketika jaringan yang membentuk lapisan dalam dinding
rahim tumbuh di tempat lain di dalam tubuh. Jaringan tersebut dapat tumbuh di ovarium,
bagian belakang rahim, usus, atau bahkan di kandung kemih. Jaringan yang salah tempat ini
akan menyebabkan nyeri haid yang hebat, perdarahan menstruasi yang deras, nyeri saat
berhubungan seksual, serta sulit hamil.

Pencegahan Endometriosis yaitu: Mengonsumsi makanan sehat dengan gizi seimbang,


Menjaga berat badan agar tetap ideal, Membatasi konsumsi alkohol dan kafein, Berhenti
merokok, Rutin berolahraga
2. Radang panggul

Penyakit yang kerap terjadi pada sistem reproduksi wanita adalah radang panggul. Penyakit
ini diakibatkan oleh bakteri penyebab infeksi yang merambat masuk ke dalam panggul
melalui vagina atau leher rahim. Salah satu penyebab radang panggul yang paling umum
adalah penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore. Jika tidak diobati dengan baik,
penyakit ini bisa menyebabkan nyeri panggul jangka panjang, tersumbatnya saluran telur,
infertilitas, dan kehamilan ektopik.

Pencegahan Radang panggul yaitu: Jangan berganti-ganti pasangan, Gunakan kondom saat
berhubungan seksual, Periksa kesehatan secara rutin jika memiliki risiko tertular infeksi
menular seksual,Konsultasikan pilihan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi dengan
dokter,Bersihkan area kemaluan dari depan ke belakang dan jangan sebaliknya.

3. PCOS

PCOS atau sindrom ovarium polikistik adalah kondisi yang memengaruhi kadar hormon
wanita. Wanita yang menderita penyakit ini akan menghasilkan hormon seks androgen dalam
jumlah yang lebih banyak. Akibatnya, penderita akan mengalami sulit hamil, serta menstruasi
yang tidak teratur atau bahkan tidak menstruasi sama sekali.

Pencegahan PCOS yaitu: Rutin Berolahraga, Mengonsumsi Suplemen, Menjaga Pola Makan
Sehat, Menjaga Berat Badan Ideal, Menerapkan Pola Tidur Sehat, Mengonsumsi Obat-obatan
dari Dokter,Terapi bedah.

4. Miom

Miom atau fibroid rahim adalah tumor jinak yang tumbuh di rahim. Tumor pada miom
terbentuk dari jaringan otot rahim. Penyakit pada sistem reproduksi wanita ini sering
menyerang wanita di usia produktif. Gejalanya dapat berupa perdarahan dari vagina di luar
masa haid, nyeri panggul, kram atau nyeri pada perut, nyeri punggung, sering merasa ingin
pipis, serta nyeri saat berhubungan seksual.

Pencegahan Miom yaitu: Melakukan aktivitas fisik secara teratur dan berkala, Berhenti
merokok, Membatasi konsumsi alkohol, Menjaga berat badan ideal, Mengonsumsi makanan
sehat dengan gizi seimbang, Menghindari konsumsi makanan tinggi gula dan tinggi lemak.

5. Kanker pada organ reproduksi wanita

Kanker pada organ reproduksi wanita dikenal dengan istilah kanker ginekologi. Beberapa
jenis kanker ginekologi adalah kanker rahim, kanker mulut rahim, kanker ovarium, dan
kanker vagina.

Pencegahan Organ Reproduksi Wanita yaitu: Menghentikan kebiasaan merokok, Menjalani


pemeriksaan pap smear dan organ reproduksi secara rutin, Menjalani vaksinasi HPV,
Menggunakan pengaman saat berhubungan seksual, Menghindari hubungan seksual di usia
dini, Tidak bergonta-ganti pasangan untuk berhubungan seksual
Kelainan Reproduksi Pria

1. Epididimitis

Penyakit ini terjadi akibat adanya peradangan pada epididimis, yakni saluran di dalam
skrotum yang menempel pada testis. Saluran ini berperan untuk mengangkut serta
menyimpan sperma yang diproduksi oleh testis. Epididimitis dapat menyebabkan buah zakar
bengkak dan nyeri, air mani mengandung darah, nyeri saat buang air kecil dan ejakulasi, serta
gangguan kesuburan.

Pencegahan Epididimitis yaitu: Melakukan hubungan seks yang sehat agar terhindari dari
infeksi menular seksual.

2. Orchitis

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit pada sistem reproduksi pria yang cukup sering
terjadi. Orchitis adalah peradangan pada testis, yang biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri
atau virus. Orchitis bisa menyerang salah satu testis maupun keduanya sekaligus. Sama
seperti epididimitis, orchitis juga bisa menyebabkan buah zakar bengkak dan nyeri. Bila tidak
ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan kemandulan dan penurunan produksi hormon
testosteron.

Pencegahan Orchitis yaitu: Menggunakan kondom saat berhubungan seksual jika tidak yakin
pasangan bersih dari penyakit menular seksual, Tidak melakukan seks bebas atau berganti-
ganti pasangan seks

3. Gangguan prostat

Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih atau
uretra. Kelenjar ini memproduksi cairan mani yang berfungsi untuk menyuburkan dan
melindungi sperma. Gangguan pada prostat dapat berupa peradangan prostat (prostatitis),
pembesaran prostat (BPH), atau kanker prostat.

Pencegahan Gangguan Prostat yaitu: Mengonsumsi Buah dan Sayur Berwarna Merah. Salah
satu cara mencegah kanker prostat pada pria adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur
berwarna merah, Mengonsumsi Kedelai dan Teh, Rutin Berolahraga, Berhenti Merokok,
Batasi Pengonsumsian Lemak.

4. Hipogonadisme

Hipogonadisme pada pria terjadi ketika tubuh tidak menghasilkan hormon testosteron yang
cukup. Pada pria dewasa, kondisi ini dapat menyebabkan penurunan libido, gangguan
produksi sperma dan fungsi organ-organ reproduksi, serta infertilitas.

Pencegahan Hipogonadisme yaitu: Berolahraga rutin, Mengonsumsi makanan sehat dan


bergizi seimbang, Mempertahankan berat badan ideal, Mengelola stres dengan baik, Tidak
merokok atau mengonsumsi minuman beralkohol.
5. Masalah pada penis

Masalah pada penis tak jarang dikeluhkan oleh para pria. Beberapa penyakit yang bisa
menyerang organ reproduksi pria ini adalah disfungsi ereksi, kelainan bentuk penis seperti
hipospadia atau penis bengkok (penyakit Peyronie), dan kanker penis.

Sistem Perkemihan

Sistem perkemihan merupakan sistem yang penting untuk membuang sisa-sisa metabolisma
makanan yang dihasilkan oleh tubuh terutama senyawaan nitrogen seperti urea dan kreatinin,
bahan asing dan produk sisanya. Sampah metabolisme ini dikeluarkan (disekresikan) oleh
ginjal dalam bentuk urin. Urin kemudian akan turun melewati ureter menuju kandung kemih
untuk disimpan sementara dan akhirnya secara periodik akan dikeluarkan melalui uretra.

Struktur Sistem Perkemihan

1. GINJAL

Terletak di kedua sisi columna vertebralis, di bawah liver dan limphe. di sekitar vertebra T12
hingga L3. merupakan organ berbentuk seperti kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah
dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh organ hati. (Kutub atas ginjal
kanan terletak setinggi iga ke12, ginjal kiri setinggi iga ke 11. Ginjal terletak dibelakang
peritonium yg melapisi rongga abdomen retroperitoneal. Di bagian superior ginjal terdapat
adrenal gland (kelenjar suprarenal).

Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan pararenal) yang
membantu meredam goncangan Pada orang dewasa : panjang ginjal sekitar 12-13 cm, lebar
5-7 cm, tebal 2,5 cm , berat ± 140 gram ( pria=150 – 170 gram, wanita = 115-155 gram)

Struktur organ ginjal

Ginjal ditutup oleh kapsul tunika fibrosa yang kuat. Pada potongan melintang
memperlihatkan dua daerah yang berbeda yaitu :

1. Korteks : bagian luar dari ginjal, berwarna coklat kemerahan. Fungsi utama korteks ginjal
adalah filtrasi sejumlah besar darah melalui glomerulus

2. Medula : Bagian dalam ginjal ,terdiri atas piramid renalis dengan apeks menghadap
kesinus renalis dan basis disepanjang ginjal terjadi kerja metabolik terutama reabsorpsi Na
dan ekstraksi O2 dari darah Lubang – lubang yang terdapat pada renal piramid membentuk
simpul – simpul yang terdiri atas satu badan malphigi yang disebut glomerulus. Kolumna
Bertini ; Bagian korteks yang mengelilingi piramid.

Papilaris berlini : Papila dari tiap piramid yang terbentuk dari persatuan bagian terminal dari
banyak duktus pengumpul.Kaliks minor : bagian ujung pelvis berbentuk seperti cawan yang
mengalami penyempitan karena adanya duktus papilaris yang masuk ke bagian pelvis
ginjal.Kaliks mayor: Kumpulan dari beberapa kaliks minor.
3. Pelvis : Reservoarutama sistem pengumpulan ginjal.

Struktur nefron ginjal

Tiap tubulus ginjal dan glomerulus membentuk satu kesatuan yang disebut nefron yaitu suatu
Unit fungsional terkecil ginjal. Pada manusia setiap ginjal mengandung 1-1,5 juta nefron
yang pada dasarnya mempunyai struktur dan fungsi yang sama.Dapat dibedakan dua jenis
nefron:

• Nefron kortikalis

nefron yang glomerulinya terletak pada bagian luar dari korteks dengan lengkung henle yang
pendek dan tetap berada pada korteks atau mengadakan penetrasi hanya sampai ke zona luar
dari medula.

• Nefron juxtamedullaris

nefron yang glomerulinya terletak pada bagian dalam dari korteks dekat dengan cortex-
medulla dengan lengkung henle yang panjang dan turun jauh ke dalam zona dalam dari
medula, sebelum berbalik dan kembali ke cortex.

Bagian-bagian nefron:

a. Glomerulus : Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol afferent
yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi sebagian air
dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya.

b. Kapsula Bowman : Bagian dari tubulus yang melingkupi glomerulus untuk


mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus.

c. Tubulus, terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Tubulus proksimal : berfungsi mengadakan reabsorbsi bahan -bahan dari cairan tubuli dan
mensekresikan bahan-bahan ke dalam cairan tubuli.

2. Lengkung/ gelung Henle ( ansa henle) : membentuk lengkungan tajam berbentuk U.


Terdiri dari :

pars descendens : bagian yang menurun terbenam dari korteks ke medula dan pars ascendens:
bagian yang naik kembali ke korteks.Bagian bawah dari lengkung henle mempunyai dinding
yang sangat tipis sehingga disebut segmen tipis, sedang kan bagian atas yang lebih tebal
disebut segmen tebal. Lengkung henle berfungsi reabsorbsi bahan-bahan dari cairan tubulus
dan sekresi bahan-bahan ke dalam cairan tubulus. berperan penting dalam mekanisme
konsentrasi dan dilusi urin.

3. Tubulus distal : Berfungsi dalam reabsorbsi dan sekresi zat-zat tertentu


d. Duktus pengumpul (duktus kolektifus/duktus koligentis medula): Satu duktus
pengumpul menerima cairan dari 6 - 8 nefron yang berlainan. Setiap duktus pengumpul
terbenam ke dalam medula untuk mengosongkan cairan isinya (urin) ke dalam pelvis ginjal.

Pembuluh Darah Pada Ginjal

Struktur ginjal berisi pembuluh darah. Ginjal mendapat darah bersih dari Arteri renalis yang
merupakan cabang dari aorta abdominalis. Cabang–cabang arteri banyak didalam ginjal dan
menjadi arteriola afferen yang masing–masing membentuk simpul dan kapiler–kapiler
didalam badan malphigi yang disebut glomerulus. Pembuluh afferen kemudian tampil
sebagai arteriola aferen yang bercabang–cabang membentuk jaringan kapiler sekeliling
tubulus urineferus.Kapiler mendapat suplay darah dari arteriol aferen, kemudian darah akan
keluar melalui arteriol eferen (lebih kecil dari aferen) Kapiler–kapiler kemudian bergabung
membentuk vena renalis yang membawa darah dari ginjal ke vena cava inferior

Pembuluh Limfe Ginjal

Pembuluh limfe mengikuti perjalanan arteri renalis menuju nodi limfatikus aorta lateral yang
terdapat disekitar pangkal arteri renalis Terbentuk oleh pleksus yang berasal dari massa ginjal

Persarafan Ginjal

Saraf ginjal terdiri atas kurang lebih 15 ganglion. Ganglion–ganglion ini membentuk pleksus
renalis yang berasal dari cabang terbawah dan diluar pleksus siliaka , pleksus akustikus dan
bagian bawah splenknikus.Pleksus renalis bergabung dengan pleksus spermatikus dengan
cara memberikan beberapa serabut yang dapat menimbulkan nyeri pada testis dan pada
kelainan ginjal

Ginjal merupakan organ organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan


tubuh.Ginjal memiliki fungsi yaitu:

1. Pengaturan keseimbangan volume air (cairan) dalam tubuh

2. Pengaturan keseimbangan osmotik dan mempertahankan konsentrasi ion-ion penting


( terutama Na & Cl )

3. Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh

4. Pengeluaran(ekskresi) zat sisa organik / sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan
oleh tubuh

5. Pengeluaran zat beracun

6. Sistim pengaturan hormonal dan metabolisme

2. URETER

Kedua ureter terdiri atas 2 buah saluran yang panjangnya sekitar 20-30 cm, terbentang dari
ginjal sampai vesica urinaria. Fungsi ureter menyalurkan urine ke vesica urinaria.
Ureter pada pria : terdapat dalam vesika seminalis. Ureter pada wanita terdapat dibelakang
fossa ovarika berjalan kebagian medial dan kedepan lateral serviks uterus.Lapisan dinding
ureter terdiri dari : Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa). Lapisan tengah (otot polos)
dan Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa). lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan
peristaltik tiap 5 menit sekali yang akan mendorong air kemih masuk kedalam kandung
kemih (vesika urinaria).

3. VESICA URINARIA ( Kandung Kemih)

Nama lain kandung kemih. Merupakan tempat menyimpan urine berupa kantong berotot kuat
yang dapat mengempis, terletak dibelakang simfisis pubis didalam rongga panggul. Terdapat
3 saluran bersambung dengan kandung kemih yaitu : 2 buah saluran ureter yang bermuara
secara obliq disebelah basis (secara obliq untuk mencegah urine kembali kedalam ureter dan1
buah saluran uretra keluar dari kandung kemih disebelah depan Fungsi vesica urinaria:
Tempat penyimpanan urine dan mendorong urine keluar dari tubuh. Vesika urinaria dan
uterus dipisahkan oleh lipatan peritoneum membentuk ruang utero vesikel atau cavum
douglassi.

4. URETRA

Merupakan saluran keluar air kemih dari leher kandung kemih kelubang luar. Dilapisi
membran mukosa yang bersambungan dengan membran yang melapisi kandung kemih .
Meatus urinarius terdiri atas serabut otot melingkar yang membentuk sfingter uretra Pada
wanita panjang uretra 2,5-3,5 cm. pada pria 17-22,5 cm.

Uretra pria Mulai dari orifisium uretra interna didalam kandung kemih sampai orifisium
uretra eksterna pada penis. Terdiri atas :

 Uretra prostatika
 Uretra pars membranasea
 Uretra pars kavernosa
 Orifisium uretra eksterna
Uretra wanita Terletak dibelakang simpisis, Salurannya dangkal . Uretra wanita lebih pendek
daripada pria. Terdiri atas :

 Tunika muskularis
 Lapisan spongiosa
 Lapisan mukosa

FISIOLOGI SISTIM URINARIA

• Filtrasi di glomerulus

• Reabsorbsi dan sekresi di tubulus kontortus proksimal

• Proses di lengkung henle

• Proses ditubulus kontortus distal

• Prose diduktus kolektivus

• Proses berkemih
Filtrasi di glomerulus

Glomerulus terbentuk oleh invaginasi kapiler kedalam pelebaran ujung nefron yang buntu
yang disebut Kapsula Bowman Terdapat 2 lapisan sel yang memisahkan darah dengan filtrat
glomerulus didalam kapsula bowman yaitu :

 endotel kapiler dan epitel khusus kapsula (tersusun atas podosit yang mempunyai
banyak pseudopodia saling menjalin membentuk celah filtrasi sepanjang dinding
kapiler)-> dipisahkan oleh lamina basalis membentuk selubung untuk kedua kapiler
tsb. Endotel kapiler glomerulus mempunyai fenestra (jendela) dengan pori–pori
berdiameter 70-90 mm. Jumlah luas seluruh endotel kapiler glomerulus tempat
terjadinya proses filtrasi pada manusia sekitar 0,8 m2
 sel stelata (sel mesangial) terdapat diantara lamina basalis dan endotel memiliki daya
kontraksi dan sangat berperan dalam proses pengaturan filtrasi glomerulus ,
mensekresi beberapa zat, menyerap kompleks imun serta terlibat dalam patogenesis
penyakit glomerulus

Glomerulus adalah saringan/filtrasi

Setiap menit sekitar 1 liter darah mengalir melalui semua glomeruli dan sekitar 10 %
disaring keluar. Cairan yang disaring yaitu filtrat glomerulus yang mengalir melalui tubula
renalis dan sel–selnya menyerap semua bahan yang diperlukan tubuh dan meninggalkan yang
tidak diperlukan. Dalam keadaan normal semua glukosa diabsorpsi kembali Air sebagian
besar diabsorpsi kembali ,Kebanyakan sisa metabolisme dikeluarkan.

Reabsorbsi dan sekresi di tubulus kontortus proksimal

Molekul protein berukuran kecil dan beberapa hormon peptida mengalami reabsorpsi melalui
proses endositosis ditubulus proksimal. Zat lain akan disekresi atau direabsorpsi melalui
proses difusi pasif antar sel dan melalui sel atau transport aktif. Banyak zat yang diangkut
secara aktif dari cairan dilumen tubulus proksimal pada dasarnya merupakan cairan
isoosmotik sampai keujung tubulus proksimal

 air akan keluar dari tubulus secara pasif akibat perbedaan osmotik yang dihasilkan
oleh transport aktif zat terlarut sehingga keadaan isotonik tetap dipertahankan.

Proses di lengkung henle.

Bagian nefron yang bernama ansa henle ( lengkung) sangat panjang dan tipis terutama pada
nefron juxtamedularis. Pada ansa henle terjadi kerja metabolik terutama reabsorpsi Na dan
ekstraksi O2 dari darah

Proses ditubulus kontortus distal

Bagian ini relatif tidak permeabel terhadap air. Reabsorpsi zat-zat terlarut yang lebih banyak
daripada pelarut(air) akan lebih mengencerkan cairan tubulus. Sekitar 5% dari air yang
difiltrasi akan direabsorpsi disegmen ini
Proses diduktus kolektivus.

kumpulan beberapa tubulus kontortus distal bersatu membentuk duktus koligentes yang akan
mengalirkan cairan filtrat kedalam pelvis renalis yang berada pada tiap apeks piramid
medulla. Epitel dinding duktus koligentes terdiri dari : Sel prinsipal (sel P) berperan dalam
proses reabsorpsi Na dan air yang dirangsang oleh hormon vasopresin dan sel interkalaris (sel
I) lebih sedikit jumlahnya dan berperan pada sekresi asam dan transport HCO3

PROSES DIKANDUNG KEMIH,

terdiri dari 2 proses yaitu

• Proses pengisian : Dinding ureter terdiri atas otot polos yang tersusun spiral, memanjang
dan melingkar tanpa batasan lapisan yang jelas . Kontraksi peristaltik yang timbul secara
teratur akan mendorong urine dari pelvis renalis menuju vesika urinaria dan masuk secara
periodik sesuai dengan gelombang peristaltik .

• Proses pengosongan : Otot polos kandung kemih tersusun secara spiral , memanjang dan
melingkar Kontraksi otot melingkar (otot destrusor) terutama berperan pada pengosongan
vesika selama berkemih / miksi.

Selama proses berkemih otot perineum dan sfingter uretra eksterna melemas, otot destrusor
berkontraksi dan urine akan mengalir melalui uretra. Pada anak dan dewasa melalui proses
belajar kontraksi sfingter eksterna mampu dikendalikan sehingga mampu menunda berkemih
sampai saat yang tepat

Proses terjadinya urine pada organ urinaria yaitu :

Proses filtrasi glomerulus : Cairan diginjal difiltrasi melalui dinding kapiler glomerulus
masuk ketubulus renalis. Dalam perjalanannya sepanjang tubulus ginjal volume cairan filtrat
akan berkurang dan komposisinya berubah akibat proses reabsorpsi tubulus (penyerapan
kembali air dan zat terlarut dari cairan tubulus) dan terjadi proses sekresi tubulus dimana sisa
cairan filtrat dan zat terlarut membentuk urine yang akan disalurkan kedalam pelvis renalis.
Dari pelvis renalis melalui ureter urine mengalir kedalam vesika urinaria (buli–buli/kandung
kemih) kemudian dikeluarkan melalui uretrae yang disebut sebagai proses berkemih/miksi

Ciri-ciri urine normal :

• Jumlah rata-rata 1 – 2 liter / hari

• Berat jenis berkisar 1010 – 1025

• Warna bening orange pucat (jernih sedikit kuning disebabkan oleh warna urobilinogen yang
berasal dari bilirubin), Urine yang keruh menandakan adanya kristal garam atau ada lendir

• Tanpa endapan , tapi adakalanya jonjot lendir tipis tampak terapung didalamnya .

• Urine berbau pesing karena terbentuk zat amoniak (NH3) dari urea atau ion ammonium
• Urine bersifat asam terhadap lakmus (pH < 7). makan yang mengandung banyak protein
akan menurunkan pH urine. Makanan yang banyak mengandung sayuran meningkatkan pH
urine

Gangguan Pada Sistem Perkemihan

1. Sindrom Nefrotik

Sindrom nefrotik adalah kondisi di mana kadar protein dalam urine mengalami peningkatan.
Kondisi ini terjadi karena kerusakan di nefron ginjal yang fungsinya menyaring limbah dan
cairan berlebih dari darah. Pasien dengan sindrom nefrotik umumnya mengalami
pembengkakan pada bagian-bagian tubuh. Sindrom nefrotik dapat merupakan masalah
bawaan akibat kelainan membran, ataupun akibat penyakit auitoimun dan metabolik (SLE,
diabetes, amioloidosis, dan lainnya).

Gejala awal sindrom nefrotik pada anak umumnya berupa edema pada wajah yang kemudian
menyebar ke seluruh tubuh. Orang dewasa dapat datang dengan edema dependen. Fitur
umum lainnya adalah kelelahan, kehilangan nafsu makan, busa pada urin, sesak napas,
malnutrisi protein, ascites, serta adanya efusi pleura. Sindrom Nefrotik bisa di cegah dengan
mengonsumsi makanan kaya protein sesuai kondisi ginjal.

Pemeriksaan penunjang pada sindrom nefrotik akan menunjukkan proteinuria masif (≥ 3,5 g
per 24 jam), hipoalbuminemia (≤ 3,0 g/dL), serta dislipidemia. Pasien juga bisa mengalami
penurunan serum kreatinin dan serum albumin. Diagnosis definitif sindrom nefrotik
dilakukan dengan biopsi ginjal.

2. Inkontinensia Urine

Inkontinensia urine merupakan kondisi yang banyak dialami oleh lansia. Kondisi ini terjadi
ketika fungsi saraf atau otot kandung kemih dan saluran kemih mengalami gangguan,
sehingga proses buang air kecil tidak terkontrol dan sering menyebabkan penderitanya
mengompol.

Gejala yang umum terjadi sering kali membuat pengidapnya merasa malu. Tingkat
keparahannya berkisar dari sering buang air kecil saat batuk atau bersin, hingga keinginan
untuk buang air kecil yang begitu tiba-tiba dan kuat.

Pencegahan Inkontinensia urine yaitu: Membatasi konsumsi kafein, minuman beralkohol dan
makanan pedas,Tidak menahan buang air kecil, Menjaga berat badan ideal dengan
mengonsumsi makanan sehat dan rutin olahraga, Berhenti merokok, Mengonsumsi obat-
obatan sesuai dengan arahan dokter, Melatih otot dasar panggul dengan melakukan senam
kegel secara rutin.

3. Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) infeksi yang umum terjadi di sistem urinaria, infeksi ini dapat
terjadi pada saluran kemih hingga ginjal. Pada kasus ini, wanita memiliki risiko lebih besar
mengalami ISK daripada pria karena ukuran uretranya yang pendek.
Gejala yang umum terjadi yaitu: Organ intim terasa terbakar saat buang air kecil, Punggung
atau perut bagian bawah terasa nyeri dan tertekan, Urine berbau menyengat, Urine yang
keluar sedikit, Merasa lelah dan gemetar, Demam dan menggigil.

Pencegahan Infeksi Saluran kemih yaitu: Rutin minum air putih kurang lebih 2 liter per hari,
Tidak membiasakan menahan kencing, Menjaga kebersihan area intim, Menghindari pakaian
dalam yang ketat karena dapat meningkatkan kelembapan pada area tersebut.

4. Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih terbentuk dari endapan mineral pada urine yang mengkristal pada sistem
urinaria, contohnya seperti batu ureter, batu ginjal, atau batu kandung kemih. Makin besar
batu yang terbentuk, maka risiko timbulnya penyakit akan semakin tinggi pula.

Gejala Batu saluran Kemih yaitu: Rasa nyeri saat buang air kecil, Pada pria, penis terasa tidak
nyaman atau nyeri,Ditemukan darah dalam urine,Kesulitan atau tersendat-sendat saat buang
air kecil,Urine tampak lebih gelap dan berwarna pekat,Keinginan untuk buang air kecil
meningkat,Nyeri pada perut bagian bawah.

Pencegahan Batu Saluran kemih Yaitu: Minum air di sepanjang hari, Kurangi konsumsi
makanan yang mengandung oksalat, Pilih diet rendah garam, Kurangi asupan protein hewani,
Pastikan kebutuhan kalsium terpenuhi dengan baik.

5. Sindrom nefritik

Sindrom nefritik merupakan peradangan yang menyebabkan ginjal mengalami


pembengkakan. Kondisi ini bisa mengakibatkan nyeri panggul, nyeri saat buang air kecil,
hingga perubahan warna urine menjadi kemerahan atau keruh, nyeri perut dan pinggang, serta
pembengkakan di wajah dan kaki. Sindrom nefritik dapat dipicu oleh riwayat infeksi dan
peradangan.

6. Uretritis

Uretritis adalah kondisi ketika uretra mengalami peradangan. Kondisi ini umumnya
disebabkan oleh infeksi bakteri yang berkembang di saluran kemih. Beberapa gejala uretritis
di antaranya rasa nyeri serta peningkatan frekuensi buang air kecil.

Pencegahan Uretritis yaitu: Menggunakan kondom saat berhubungan seksual, Tidak


bergonta-ganti pasangan hubungan seksual, Mencukupi kebutuhan cairan tubuh, Selalu buang
air kecil setiap selesai berhubungan seksual, Menjaga kebersihan organ reproduksi,
Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara berkala

7. Gagal Ginjal

Gagal ginjal merupakan kondisi di mana ginjal tidak mampu lagi menyaring darah dan
membuang cairan serta racun dari tubuh. Kerusakan ginjal ini bisa dipicu oleh berbagai
faktor, mulai dari dehidrasi berat, penggunaan obat-obatan tertentu, hipertensi, dan diabetes
yang tidak mendapatkan penanganan dengan tepat. Kondisi ini ditandai dengan sesak napas,
berkurangnya volume urine, pembengkakan di kaki, wajah pucat, dan lemas.

Pencegahan Gagal Ginjal yaitu: Membatasi Asupan Gula, Membatasi Asupan Garam,
Memenuhi Kebutuhan Air putih, Menghindari Zat Pengawet, Perasa, dan Pewarna,
Menghindari Minum Alkohol, Menjaga Tekanan Darah Tetap Normal, Menghindari Rokok,
Bijak Minum Obat-Obatan, Rutin Olahraga, Periksa Fungsi Ginjal Rutin

Daftar Pustaka
Diktat Anatomi Fisiologi Sistem Reproduksi-Genap 2017

http://repository.uhamka.ac.id/id/eprint/7894/3/Modul%20Sistem%20Reproduksi
%20FIX.pdf

https://repository.penerbiteureka.com/media/publications/564564-sistem-perkemihan-
gangguandan-penatalaks-3ce88031.pdf

https://www.alodokter.com/ketahui-penyakit-pada-sistem-reproduksi-pria-dan-wanita

https://www.alomedika.com/penyakit/nefrologi/sindrom-nefrotik

Anda mungkin juga menyukai