Anda di halaman 1dari 4

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitan yang dilakukan, penulis dapat menyimpulkan hal-

hal sebagai berikut:

1. Faktor penyebab dilakukannya penyalahgunaan psikotropika yaitu:

Penyebab dari diri sendiri yaitu ketidakmampuan menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Kepribadian yang lemah. Kurangnya percaya diri. Tidak

mampu mengendalikan diri. Dorongan ingin tahu, ingin mencoba, ingin

meniru. Dorongan ingin berpetualang. Mengalami tekanan jiwa. Tidak

memikirkan akibatnya dikemudian hari. Ketidaktahuan akan bahaya

penyalahgunaan psikotropika. Penyebab yang bersumber dari keluarga

(orang tua). Salah satu atau kedua orang tua adalah pengguna narkoba.

Tidak mendapatkan perhatian, dan kasih sayang dari orang tua. Keluarga

tidak harmonis (tidak ada komunikasi yang terbuka dalam keluarga). Orang

tua tidak memberikan pengawasan kepada anaknya. Orang tua terlalu

memanjakan anaknya. Orang tua sibuk mencari uang/mengejar karir

sehingga perhatian kepada anaknya menjadi terabaikan. Penyebab dari

teman/kelompok sebaya Adanya satu atau beberapa teman kelompok yang

menjadi pengguna penyalahgunaan psikotropika. Adanya anggota kelompok

yang menjadi pengedar penyalahgunaan psikotropika. Adanya ajakan atau

rayuan dari teman kelompok untuk menggunakan/penyalahgunaan

87 Universitas Bung Karno


88

psikotropika. Paksaan dari teman kelompok agar menggunakan narkoba

karena apabila tidak mau menggunakan akan dianggap tidak setia kawan.

Ingin menunjukan perhatian kepada teman. Penyebab yang bersumber dari

lingkungan Masyarakat tidak acuh atau tidak peduli. Longgarnya

pengawasan sosial masyarakat. Sulit mencari pekerjaan Penegakan hukum

lemah Banyaknya pelanggaran hukum Kemiskinan dan pengangguran yang

tinggi Menurunnya moralitas masyarakat. Banyaknya pengedar

penyalahgunaan psikotropika yang mencari konsumen. Banyaknya

pengguna/penyalahgunaan psikotropika disekitar tempat tinggal.

2. Sanksi hukuman bagi penyalahgunaan psikotropika menurut KUHP dan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika, yaitu : Pasal

103 KUHP disebutkan ketentuan-ketentuan dalam Bab VIII buku pertama,

juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-

undangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali oleh undang-undang

ditentukan lain. Demikian pula Pasal 63 ayat (2) KUHP menyebutkan, jika

suatu perbuatan masuk dalam suatu aturan pidana yang bersifat umum,

diatur pula dalam aturan pidana yang bersifat khusus, maka hanya yang

bersifat khusus itulah yang diterapkan. Dari dua ketentuan tersebut dapat

diambil kesimpulan bahwa jika suatu perbuatan diancam dengan ketentuan

pidana umum didalam pasal KUHP dan ketentuan pidana khusus yaitu

misalnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Tentang Psikotropika,

maka yang dikenakan adalah yang khusus yaitu Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1997 Tentang Psikotropika. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997

Universitas Bung Karno


89

Tentang Psikotropika adalah merupakan salah satu undang-undang yang

mengatur tindak pidana di luar KUHP. Pengaturan diluar KUHP terjadi

karena perkembangan kejahatan yang berkaitan dengan kemajuan

masyarakat itu sendiri. Hal ini merupakan perwujudan azas “lex specialis

derogat lex generali” yang artinya undang-undang yang bersifat khusus

meniadakan undang-undang yang bersifat umum. Penyimpangan-

penyimpangan tersebut tidak hanya terjadi dalam hukum materiilnya, seperti

yang dikemukakan diatas, tetapi juga dalam hukum formilnya.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan penelitian yang telah penulis paparkan dalam

penelitian ilmiah ini, penulis memiliki beberapa saran sebagai berikut:

1. Perlunya penegak hukum lebih giat dalam pencegahan penyalahgunaan

psikotropka seperti melakukan sosialisasi, memperketat pengawasan

peredaran psikotropika yang ada, dan memberikan sanksi yang tegas

terhadap penyalahguna, dan perlunya kerjasama antara pihak kepolisian,

dokter, apotek untuk saling mengontrol pasien dengan data yang akurat agar

satu pasien hanya periksa pada satu dokter saja, dan juga semestinya

pemerintah mengatur tentang batas maksimal jumlah psikotropika yang

disimpan, digunakan, dimiliki, secara tidak sah sehingga dapat membedakan

pelaku tindak pidana, apakah digolongkan sebagai pemilik, pengguna,

penyimpan, atau pengedar.

Universitas Bung Karno


90

2. Perlunya peran keluarga dan masyarakat sangat penting untuk

meminimalisir peredaran psikotropika, tidak hanya keluarga dan

masyarakat, peran dokter sebagai pemberi resep pun sangat penting dalam

menyeleksi pengguna yang benarbenar membutuhkan psikotropika.

Sedangkan bagi para pengguna lebih sadar akan bahaya penyalahgunaan

psikotropika untuk fisik maupun sanksi berat yang dijatuhkan.

Universitas Bung Karno

Anda mungkin juga menyukai