Edmund Husserl
Edmund Husserl
Husserl Phenomenology
Tujuan Husserl adalah untuk membuat taksonomi pikiran: dia berkeinginan untuk
menjelaskan essence mental dari pengalaman diri mereka, manusia lain, dan dunia.
Husserl percaya bahwa esensi tersebut harus mendahului setiap upaya untuk memahami
interaksi antara manusia dan lingkungannya = esensi tindakkan mental harus didahulukan
dalam memahami interaksi manusia.
Dasar ilmu pemahaman bergantung pada atribut mental manusia.
Fokus Husserl: memeriksa makna dan esensi dari proses mental–bukan elemen
mentalnya—melalui intropeksi.
Kesimpulan:
a. Husserl bersikeras pada fenomenologi murni, tanpa ada hubungan subjektif
pengalaman dan dunia fisik (berbeda dengan Brentano).
b. Husserl percaya sebelum psikologi ilmiah, taksonomi pikiran itu diperlukan. Untuk
membuat taksonomi, fenomenology murni diperlukan untuk mengeksplor
pengalaman subjektif.
Tambahan: Taksonomi= ilmu pengelompokkan suatu hal
Taksonomi pikiran= ilmu pengelompokkan pikiran-pikiran manusia (aspek mental (perasaan dan
emosi), intelektual, dan keterampilan).