Anda di halaman 1dari 18

FILSAFAT MODERN

DI S USUN OLEH :
NAMA :
1. ANDREINE V. PINONTOAN
2. CITRA LOISA WEJASU
3. FRANJELIA DEWI SAHOMING
4. LORENZO P. LUMENTUT
5. FAISAL SIMAELA
KELAS : C
Rasionalisme

Neo-Kantianisme
Emprirsme

Pragmatisme

Kritisme

Aliran Filsafat Filsafat hidup


Modern Abad Idealisme
ke-20
Fenomenologi
Positivisme

Eksistensialisme
Evolusionisme

Neo-Thomisme
Materialisme
Filsafat Hidup

Aliran filsafat ini lahir akibat dari reaksi dengan


adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang menyebabkan industrialisasi semakin pesat.
Hal ini mempengaruhi pola pemikiran manusia.
Tokoh Filsafat Hidup

• John Dewey (1859-1952)

Ia lahir di Brulington, dan sekaligus menjadi


guru filsafat. Pemikirannya, tugas filsafat adalah
memberikan pengarahan dalam tindakan hidup
manusia.
FENOMENOLOGI
Kata fenomenologi berasal dari bahasa Yunani
Phainein berarti menunjukkan. Dari kata ini timbul
kata Pheinomenon berarti yang muncul dalam kesadaran
manusia.
Fenomenologi menjadikan pengalaman sebenarnya
sebagai ‘data utama’ dalam memahami realitas. Apa yang
dapat diketahui seseorang adalah apa yang dialaminya. Jika
ingin mengetahui apakah itu ‘cinta’, maka Anda tidak akan
bertanya pada orang lain, tetapi Anda langsung memahami
cinta dari pengalaman langsung dari diri Anda sendiri.
4. Maurice Merlean-ponty (1908-1961)
3. Martin Heidegger (1889-1976)
2. Max Scheller (1874-1928)
1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Menurut Husserl, fenomena
adalah realitas sendiri yang tampak,
tidak ada selubung atau tirai yang
memisahkan subyek dengan
realitas, karena realitas itu sendiri
yang tampak bagi subyek.

Setiap obyek memiliki hakekat, dan hakekat itu


berbicara kepada kita jika kita membuka diri kepada gejala-
gejala yang kita terima dan mampu memahaminya berkat
intuisi dalam diri kita. Namun demikian, yang perlu
dipahami adalah bahwa benda, realitas, ataupun obyek
tidaklah secara langsung memperlihatkan hakekatnya
sendiri.
1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Metode fenomenologi menurut Husserl

Pendekatan Reduksi Epoche

Melupakan pengertian-
Penundaan segala
pengertian tentang obyek untuk
pengetahuan yang
sementara dan berusaha melihat
ada tentang obyek
obyek secara langsung dengan
sebelum pengamatan
intuisi tanpa bantuan pengertian-
itu dilakukan.
pengertian yang ada sebelumnya.

1. Edmund Husserl (1859-1938)


TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Epoche

Method of historical bracketing

Method of existensional
bracketing

Method of transcendental
reduction

Method of eidetic reduction

1. Edmund Husserl (1859-1938)


TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Berikut adalah komponen konseptual dalam
fenomenologi transendental Husserl :
a. Kesengajaan (Intentionality)
Kesengajaan (intentionality) adalah orientasi pikiran terhadap
suatu objek (sesuatu) yang menurut Husserl, objek atau sesuatu
tersebut bisa  nyata atau tidak nyata. Husserl menyatakan bahwa
kesengajaan sangat terkait dengan kesadaran atau pengalaman
seseorang dimana kesengajaan atau pengalaman tersebut
dipengaruhi oleh faktor  kesenangan (minat), penilaian awal, dan
harapan terhadap objek. 

1. Edmund Husserl (1859-1938)


TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
b. Noema dan Noesis
Noema atau noesis merupakan turunan dari kesengajaan atau 
intentionality. Intentionality adalah maksud memahami sesuatu,
dimana  setiap pengalaman individu memiliki sisi obyektif dan
subyektif. Jika  akan memahami, maka kedua sisi itu harus
dikemukakan.
Sisi obyektif  fenomena (noema) artinya sesuatu yang
bisa dilihat, didengar,  dirasakan, dipikirkan, atau
sekalipun sesuatu yang masih akan  dipikirkan (ide).
Sedangkan sisi subyektif (noesis) adalah tindakan  yang
dimaksud (intended act) seperti merasa, mendengar,
memikirkan, dan menilai ide.

1. Edmund Husserl (1859-1938)


TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
c. Intuisi
Bagi Husserl, intuisilah yang menghubungkan
noema dan noesis. Inilah sebabnya fenomenologi
Husserl dinamakan fenomenologi transendental, 
karena terjadi dalam diri individu secara mental
(transenden).

1. Edmund Husserl (1859-1938)


TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Bagi Scheler, metode fenomenologi sama dengan satu cara
tertentu untuk memandang realitas.

Dalam hubungan ini


kita mengadakan hubungan
langsung dengan realitas
berdasarkan instuisi
(pengalaman
fenomenologi).

2. Max Scheller (1874-1928)


1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Fakta yang memegang peranan
penting dalam pengalaman
fenomenologis

• Fakta natural

• Fakta ilmiah

• Fakta fenomenologis

2. Max Scheller (1874-1928)


1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Martin Heidegger lahir di Baden, Jerman. Ia memperoleh
gelar Doktor di bidang filsafat dari universitas Freiburg tempat ia
belajar dan menjadi asisten Husserl.
Menurut Heidegger, benda
yang konkrit harus ditingkatkan,
sehingga manusia itu terbuka
terhadap keseluruhan wujud. 
Manusia harus memusatkan
perhatiannya kepada kebenaran
yang dapat dia ungkapkan dan
hayati dalam kehidupan.
3. Martin Heidegger (1889-1976)
2. Max Scheller (1874-1928)
1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Maurice Merleau-Ponty  lahir di Perancis dan meninggal di
negeri itu pada tahun 1961. dasar cara berpikir Maurice adalah
ambiguitas; kalau ia berbicara tentang badan, dia berbicara pula
tentang roh dan sebaliknya.

Sebagaimana halnya Husserl, ia


yakin seorang filosof benar-benar
harus memulai kegiatannya dengan
meneliti pengalaman.

4. Maurice Merlean-ponty (1908-1961)


3. Martin Heidegger (1889-1976)
2. Max Scheller (1874-1928)
1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI
Merleau-Ponty berpendapat bahwa semua aktivitas
kognisi (mengenal) muncul dari aktivitas pengamatan,
sehingga dia mengatakan bahwa ilmu alam berakar dari
kepercayaan terhadap pengamatan.

Seluruh pengetahuan saya mengenai dunia,


bahkan pengetahuan ilmiah saya, diperoleh
dengan pandangan saya sendiri, atau dari
pengalaman dunia.

4. Maurice Merlean-ponty (1908-1961)


3. Martin Heidegger (1889-1976)
2. Max Scheller (1874-1928)
1. Edmund Husserl (1859-1938)
TOKOH-TOKOH FILSAFAT FENOMENOLOGI

Anda mungkin juga menyukai