Anda di halaman 1dari 14

TRADISI

FENOMENOLO
GI FENOMENOLOGI
KLASIK

KELOMPOK 2

EGI NUR FAUZI 1910631190013


LENI AMELIA 1910631190023
NAILA RAHMANANDA 1910631190184
CANNY ALFIANITA 1910631190144
AULIA NUR AZIZAH 1910631190067
APA YANG DISEBUT FENOMENOLOGI

Adalah studi bagaimana manusia manusia menglami kehidupannya di dunia. Studi ini melihat objek dan
peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari
pengalaman seseorang

**********
Fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani “phaenesthai” berrti meunjukan dirinya sendiri, fenomenologi juga
berasal dari Bahasa Yunani “pahainomenon” yang secara harfiah berarti “gejala” atau apa yang telah
menampakan diri sehingga nyata bagi si pengamat. Fenomenologi adalah ilmu (logos) mengenai sesuatu
yang tampak (phenomenon). Dimana fenomenologi juga berupaya mengungkapkan makna dari pengalaman-
pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.
SEJARAH FENOMENOLOGI

Sejarah awal mula munculnya filsafat fenomenologi berkembang pada


abad ke-15 dan ke-16. Pada masa itu, terjadi perubahan besar dalam diri
manusia tentang perspektif dirinya di dunia ini. Pada abad sebelumnya,
manusia selalu memandang segala hal dari sudut pandang Ketuhanan.
Selanjutnya, terjadilah gelombang besar modernitas pada kala itu yang
mengubah sudut pandang pemikiran tersebut. Para filsuf banyak yang
menolak 7 doktrin-doktrin Gereja dan melakukan gerakan reformasi yang
disebut sebagai masa pencerahan.
MAURICE MARLEU-PONTY

Seorang fenomenologis terkenal, mengungkapkan pandangannya :

Seluruh pengetahuan saya tentang dunia, bahkan pengetahuan


ilmiah saya, diperoleh dari sudut pandang saya sendiri, atau dari
beberapa pengalaman yang tanpa menggunakan sudut pandang
saya sendiri akan menyebabkan simbol-simbol ilmiah menjadi tidak
berarti.
TIGA PRINSIP DASAR FENOMENOLOGI OLEH
STANLEY DEET
01
PENGETAHUAN HARUSLAH
02
MAKNA DIBERIKAN PADA
03
BAHASA MERUPAKAN
SADAR SESUATU ATAS DASAR PERANTARA BAGI
POTENSINYA BAGI TINDAKAN MUNCULNYA MAKNA
Pengetahuan tidak disimpulkan SESEORANG Kita mengalami banyak hal
dari pengalaman, tetapi
Bagaimana seseorang melalui Bahasa yang digunakan
diekspresikan dalam
berhubungan dengan suatu untuk mendefinisikan dan
pengalaman sadar itu sendiri
objek akan menentukan makna mengungkapkan hal-hal
tersebut tersebut
ASUMSI DASAR
FENOMENOLOGI
Menurut Mark P. Orbe melalui Encyclopedia of Communication Theory (2009 :
751-752), fenomenologi memiliki 5 (lima) asumsi dasar, yaitu :

1. Asumsi pertama adalah penolakan terhadap gagasan bahwa para peneliti dapat bersikap objektif.
2. Asumsi kedua adalah bahwa pemahaman yang mendalam terhadap sifat dan arti dari hidup
terletak pada analisis praktik kehidupan yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya.
3. Asumsi ketiga adalah eksplorasi manusia yang bertentangan dengan individu adalah hal sangat
penting dalam fenomenologi. Manusia dipahami melalui berbagai cara yang unik sebagaimana
mereka merefleksikannya melalui keadaan sosial, budaya, dan sejarah kehidupannya.
4. Asumsi keempat adalah bagaimana manusia dikondisikan dalam sebuah proses penelitian. Para
peneliti fenomenologi tertarik untuk mengumpulkan berbagai pengalaman sadar manusia yang
dianggap penting melalui intepretasi seorang individu dibandingkan dengan pengumpulan data
secara tradisional.
5. Asumsi kelima berkaitan dengan proses. Fenomenologi adalah sebuah metodologi yang
berorientasi pada penemuan yang secara spesifik tidak menentukan sebelumnya apa yang akan
menjadi temuannya.
KERANGKA TEORI FENOMENOLOGI SEBAGAI
DISIPLIN ILMU

 Fenomenologi sebagai bidang disiplin filsafat


 Fenomenologi sebagai sebuah pergerakan dalam sejarah
filsafat
 Fenomenologi sebagai metode
FOKUS
KAJIAN

Fokus utama studi fenomenologi ini adalah makna berbagai pengalaman,


peristiwa, dan status yang dimiliki oleh partisipan. Studi ini juga berupaya
untuk mengeksplorasi pengalaman personal dan memfokuskan pada
persepsi atau pendapat individu tentang pengalaman pada objek atau
peristiwa.
*********
fenomenologi adalah studi tentang fenomena atau gejala yang mencakup
penampilan sesuatu atau sesuatu sebagaimana mereka tampil dalam pengalaman
manusia, atau cara manusia dalam mengalami sesuatu termasuk didalamnya arti
dari sesuatu tersebut yang dimiliki oleh manusia dalam pengalamannya.
FENOMENOLOGI KLASIK

Fenomenologi klasik adalah karya Edmund Husserl dimana metode yang


dikembangkan betolak pada kebenaran melalui kesadaran yang terfokus.
Sehingga Husserl meyakini bahwa kebenaran dapat diperoleh dari
pengalaman langsung dan catatan atas fenomena yang menerpa
pengalaman manusia tersebut (Littlejhon, 2009:58).
Husserl memaknai fenomenologi sebagai studi ilmiah tentang struktur
kesadaran dan kemudian mengembangkan metode untuk memeriksa
struktur kesadaran dalam dirinya sendiri dan mengesampingkan masalah
mengenai hubungan kesadaran dengan dunia fisik.
TOKOH
FENOMENOLOGI
KLASIK
Edmund Husserl atau Edmund Gustav Albrecht Husserl
adalah seorang filsuf Jerman, yang dikenal sebagai bapak
fenomenologi. Karyanya meninggalkan orientasi yang murni
positivis dalam sains dan filsafat pada masanya, dan
mengutamakan pengalaman subyektif sebagai sumber dari
semua pengetahuan kita tentang fenomena obyektif. Ia
adalah tokoh pendiri fenomenologi modern, adalah salah
satu pemikir fenomenologi klasik. Melalui buku-bukunya
yang ditulis pada periode pertengahan abad ke 20 beruapaya
mengembangkan suatu metode untuk menemukan
kebenaran melalui pengalaman langsung. Menurutnya, orang
harus berdisiplin dalam menerima pengalaman itu. Dengan
Edmund Husserl kata lain, pengalaman secara individu adalah jalan yang tepat
untuk menemukan realitas.
Lahir di Prostějov (Prossnitz), Moravia,
Ceko, 8 April 1859 
CONTOH KASUS
ANALISIS DALAM FENOMENOLOGI
Dari 3 prinsip yang di kemukakan oleh Stanley Deetz, dari kasus di atas dapat dianalisis sebagai
berikut:

1.  Pengetahuan berdasar pengalaman sadar: Pengetahuan SL tentang rokok bermula dari faktor
ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa
terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri. Orang mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan
cara mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang
bersangkutan   (Palalloi, 2010).
2.  Makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu pada hidup seseorang : bagi orang dewasa yang
perokok, rokok adalah sesuatu yang di konsumsi untuk pelengkap saja, tetapi SL memaknai bahwa
rokok adalah kebutuhan yang harus di penuhi "Waktu itu sudah kami marahi, tapi saat rokoknya
diambil dia menangis dan tidak mau berhenti. Setelah diberi, baru dia diam, sampai sekarang masih
seperti itu, dan kami juga bingung untuk menghentikannya, jadi kami biarkan saja," tutur Pinah. makna
konseptual itu bisa berupa imajinasi, pikiran, hasrat, ataupun perasaan-perasaan spesifik, ketika orang
mengalami dunianya secara personal[(Wattimena, 2009).
3.  Bahasa adalah ‘kendaraan makna’ : kita mengetahui suatu objek, dan dengan bagaimana cara kita
menyampaikan suatu makna objek tersebut. Dari contoh kasus diatas, seorang anak yang berinisial SL,
kita dapat melabelkan SL sebagai anak berumur 2,9 tahun, SL seorang anak di bawah umur pecandu
rokok, SL terbiasa merokok karena melihat ayahnya yang merokok.
ANALISIS DALAM BAGIAN
FENOMENOLOGI KLASIK

Fenomenologi Klasik
Mendapatkan pengetahuan baru, fenomenologi dengan
suatu injunksi, yakni "mengurung keluar" [bracket out]
peristiwa-peristiwa serta prakonsepsi-prakonsepsi lahiriah,
dan dengan demikian mendekati
suatu penangkapan [pemahaman, apprehension] yang
bersifat langsung.
Kita mengetahui bahwa pada umunya orang perokok adalah
orang-orang dewasa, dengan mengesampingkan
pengetahuan demikian, kita mendapatkan pengetahuan baru
bahwa anak usia dini pun juga bisa menjadi pecandu rokok.
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai