FENOMENOLO
GI FENOMENOLOGI
KLASIK
KELOMPOK 2
Adalah studi bagaimana manusia manusia menglami kehidupannya di dunia. Studi ini melihat objek dan
peristiwa dari perspektif orang yang mengalami. Realitas dalam fenomenologi selalu merupakan bagian dari
pengalaman seseorang
**********
Fenomenologi berasal dari Bahasa Yunani “phaenesthai” berrti meunjukan dirinya sendiri, fenomenologi juga
berasal dari Bahasa Yunani “pahainomenon” yang secara harfiah berarti “gejala” atau apa yang telah
menampakan diri sehingga nyata bagi si pengamat. Fenomenologi adalah ilmu (logos) mengenai sesuatu
yang tampak (phenomenon). Dimana fenomenologi juga berupaya mengungkapkan makna dari pengalaman-
pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya.
SEJARAH FENOMENOLOGI
1. Asumsi pertama adalah penolakan terhadap gagasan bahwa para peneliti dapat bersikap objektif.
2. Asumsi kedua adalah bahwa pemahaman yang mendalam terhadap sifat dan arti dari hidup
terletak pada analisis praktik kehidupan yang dilakukan oleh manusia dalam kesehariannya.
3. Asumsi ketiga adalah eksplorasi manusia yang bertentangan dengan individu adalah hal sangat
penting dalam fenomenologi. Manusia dipahami melalui berbagai cara yang unik sebagaimana
mereka merefleksikannya melalui keadaan sosial, budaya, dan sejarah kehidupannya.
4. Asumsi keempat adalah bagaimana manusia dikondisikan dalam sebuah proses penelitian. Para
peneliti fenomenologi tertarik untuk mengumpulkan berbagai pengalaman sadar manusia yang
dianggap penting melalui intepretasi seorang individu dibandingkan dengan pengumpulan data
secara tradisional.
5. Asumsi kelima berkaitan dengan proses. Fenomenologi adalah sebuah metodologi yang
berorientasi pada penemuan yang secara spesifik tidak menentukan sebelumnya apa yang akan
menjadi temuannya.
KERANGKA TEORI FENOMENOLOGI SEBAGAI
DISIPLIN ILMU
1. Pengetahuan berdasar pengalaman sadar: Pengetahuan SL tentang rokok bermula dari faktor
ayahnya, Sapi'i, yang biasa merokok di depan anaknya, SL mengambil rokok ayahnya yang biasa
terletak di atas meja dan menghisapnya sendiri. Orang mengetahui pengalaman atau peristiwa dengan
cara mengujinya secara sadar melalui perasaan dan persepsi yang dimiliki orang
bersangkutan (Palalloi, 2010).
2. Makna dari sesuatu terdiri atas potensi sesuatu pada hidup seseorang : bagi orang dewasa yang
perokok, rokok adalah sesuatu yang di konsumsi untuk pelengkap saja, tetapi SL memaknai bahwa
rokok adalah kebutuhan yang harus di penuhi "Waktu itu sudah kami marahi, tapi saat rokoknya
diambil dia menangis dan tidak mau berhenti. Setelah diberi, baru dia diam, sampai sekarang masih
seperti itu, dan kami juga bingung untuk menghentikannya, jadi kami biarkan saja," tutur Pinah. makna
konseptual itu bisa berupa imajinasi, pikiran, hasrat, ataupun perasaan-perasaan spesifik, ketika orang
mengalami dunianya secara personal[(Wattimena, 2009).
3. Bahasa adalah ‘kendaraan makna’ : kita mengetahui suatu objek, dan dengan bagaimana cara kita
menyampaikan suatu makna objek tersebut. Dari contoh kasus diatas, seorang anak yang berinisial SL,
kita dapat melabelkan SL sebagai anak berumur 2,9 tahun, SL seorang anak di bawah umur pecandu
rokok, SL terbiasa merokok karena melihat ayahnya yang merokok.
ANALISIS DALAM BAGIAN
FENOMENOLOGI KLASIK
Fenomenologi Klasik
Mendapatkan pengetahuan baru, fenomenologi dengan
suatu injunksi, yakni "mengurung keluar" [bracket out]
peristiwa-peristiwa serta prakonsepsi-prakonsepsi lahiriah,
dan dengan demikian mendekati
suatu penangkapan [pemahaman, apprehension] yang
bersifat langsung.
Kita mengetahui bahwa pada umunya orang perokok adalah
orang-orang dewasa, dengan mengesampingkan
pengetahuan demikian, kita mendapatkan pengetahuan baru
bahwa anak usia dini pun juga bisa menjadi pecandu rokok.
TERIMAKA
SIH