Anda di halaman 1dari 9

Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968

Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

IMPLEMENTASI POHON PINTAR DALAM PEMBELAJARAN CALISTUNG

IMPLEMENTATION OF SMART TREES IN CALISTUNG LEARNING

Rospala Hanisah Yukti Sari1, Supriadi2


1)
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan Ilmu Kependidikan, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya
2)
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtida’iyyah, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya
Email korespondensi: rospalahanisah@gmail.com

Abstract

At the elementary school level, the ability to read, write and count are basic capabilities that must be
trained at every level of education. In Law Number 20 of 2003 concerning the National Education System,
article 4 paragraph 5, it is stated that a principle in implementing education is to create a culture of reading,
writing and arithmetic everywhere for every member of society. The aim of this activity is that there is a change
in students' activeness and understanding in learning Calistung using smart tree media. The result of this
Community Service activity is that there is an increase in students' understanding and activeness in learning
Calistung as well as the creation of a balance between learning and playing, so that without students realizing it,
playing is included in learning activities.

Keywords: Calistung, Elementary School, Education, Smart Tree

Abstrak

Dalam jenjang Sekolah Dasar, kemampuan dalam membaca, menulis, dan berhitung adalah kapabilitas
dasar yang wajib dilatih terhadap setiap tingkatan pendidikan. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 4 ayat 5 dipaparkan bahwa suatu prinsip dalam pelaksanaan
pendidikan yaitu menciptaka budaya membaca, menulis, dan berhitung dimanapun bagi setiap warga
masyarakat. Tujuan dari aktivitas ini yaitu terdapat perubahan di dalam keaktifan serta pemahaman peserta didik
dalam belajar Calistung menggunakan media pohon pintar. Hasil dari aktivitas Pengabdian Masyarakat ini yaitu
terdapat peningkatan pemahaman dan keaktifan peserta didik dalam belajar Calistung serta terciptanya
keseimbangan antara belajar dengan bermain, sehingga tanpa disadari oleh peserta didik ketika bermain itu
sudah termasuk dalam kegiatan belajar.

Kata kunci: Calistung, Sekolah Dasar, Pendidikan, Pohon Pintar

Copyright © 2022 Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
99
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

PENDAHULUAN komponen yang terhubung erat satu sama lain.


(Sutrisno, 2016). Komponen tersebut meliputi
Dalam membangun peradaban suatu masyarakat, individu, atau kelompok nasional
bangsa, pendidikan merupakan pondasi yang yang berasal dari individu, serta segala realitas
utama dalam menciptakan kehidupan yang memiliki sifat spiritual maupun material
masyarakat yang beriman, beradab dan yang dapat menjalankan peran untuk
berilmu. Setiap warga negara memiliki hak menciptakan masa depan, karakter manusia
untuk mendapatkan pendidikan yang layak. maupun masyarakat.
Kondisi ini terjadi karena tidak ada kelompok Namun, disisi lain, bidang pendidikan di
manusia yang tidak menerapkan pendidikan Indonesia mempunyai tantangan yang
untuk mengembangkan kapabilitas dirinya berhubungan dengan kualitas pendidikan yaitu
baik dalam unsur pembudayaan maupun akses yang terbatas dalam mengenyam
peningkatan kualitasnya. Keperluan akan pendidikan, minimnya jumlah guru , minimnya
adanya bidang pendidikan dibutuhkan untuk pemerataan guru di berbagai wilayah di
menciptakan insan yang baik untuk menopang Indonesia, serta minimnya guru yang
masa depannya. Pendidikan merupakan usaha berkualitas itu sendiri. Akses pendidikan yang
sadar dalam menciptakan suatu peninggalan terbatas di Indonesia, khususnya di area
budaya yang diperoleh turun temurun tiap terpencil, terjadinya peningkatan aliran
generasi (Rahman BP, dkk, 2022). Pendidikan perpindahan penduduk untuk bisa memperoleh
juga merupakan tempat yang terbaik untuk kemudahan dalam memperoleh ilmu yang
mewujudkan suatu generasi bangsa yang terbaik di daerah perkotaan. Di masing-masing
dimodifikasi yang ikut dalam arus perubahan daerah juga membutuhkan pendidikan yang
serta adanya kebutuhan dalam aktivitas selaras dengan sifat daerah. Demikian juga
bermasyarakat. dengan pengembangan kurikulum yang
Pendidikan juga berperan dalam proses berperan sebagai “jantung” pendidikan juga
kehidupan untuk menciptakan individu harus ditingkatkan dan diterapkan secara nyata
masyarakat memiliki kompetensi dan memiliki untuk bisa menjawab keperluan tiap daerah
kualitas untuk melanjutkan kehidupan manusia dan peserta didik yang sesuai dengan satuan
itu sendiri. Mewujudkan seseorang yang pendidikan.
terdidik sangat penting dalam kehidupan, Menurut Undang-Undang Nomor 20
sebab ia akan mengoptimalkan usaha dalam Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan
mewujudkan kehidupan yang lebih baik selaras Nasional Pasal 1 ayat (19) menyebutkan
dengan kodrat manusia. Dengan demikian, bahwa kurikulum merupakan sekumpulan
manusia akan terus mencari serta berusaha perencanaan dan aturan tentang isi, tujuan, dan
mendalami pendidikan, terutama yang pelajaran serta metode yang dimanfaatkan
berkaitan dengan bidang yang urgen bagi sebagai panduan dalam pelaksanaan aktivitas
kemaslahatan bersama. kegiatan belajar untuk tercapai tujuan
Menurut Undang-Undang Nomor 20 pendidikan tertentu.
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Kurikulum yang berkembang di
Nasional Pasal 1, menyebutkan bahwa Indonesia dari sebelum Tahun 1945 sampai
pendidikan merupakan upaya yang dilakukan dengan Tahun 2006 yang berlaku hingga akhir
secara sadar serta terencana untuk Tahun 2012 lalu. Kurikulum yang mempunyai
menciptakan kondisi belajar dan proses sifat dinamis selalu dapat mengikuti perubahan
pembelajaran supaya peserta didik aktif dalam yang ada pada zaman, teknologi yang bisa
mewujudkan berbagai potensi dirinya untuk berubah, akar budaya yang berubah, serta pola
tercipta kemampuan dalam pengendalian diri, pikir dari masyarakat yang selalu tertuju pada
kekuatan dalam spiritual keagamaan, arah progresifisme dari adanya sebuah lintas
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta kebudayaan (Hikmah, 2020).
keterampilan yang dibutuhkan diri sendiri Adanya proses dari pergantian
maupun ruang lingkup negara, bangsa serta Kurikulum memiliki tujuan untuk terjadinya
masyarakat. Pendidikan yang menyatukan peningkatan kualitas dalam proses
antara aspek pemikiran dan akhlak mulia serta pembelajaran serta adanya suatu rancangan
pengembangan IPTEK dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang terdapat di
pendidikan holistik. Pendidikan merupakan sekolah. Adapun beberapa ahli menyatakan
aktivitas kompleks, dan mencakup berbagai bahwa penyebab adanya perubahan kurikulum

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
100
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

yang terjadi tiap waktu, baik di Indonesia Calistung merupakan suatu kegiatan
maupun di negara lain, yaitu keinginan yang terpenting di dalam melanjutkan aktivitas
masyarakat yang setiap waktu selalu hidup dan dapat dinyatakan bahwa segala
berkembang serta perubahan tuntutan zaman. proses kegiatan belajar berdasarkan pada
Adanya perkembangan kurikulum juga kapabilitas dalam membaca, menulis dan
dianggap sebagai objek yang menentukan berhitung. Calistung merupakan langkah awal
masa depan anak. Dengan demikian, dalam pengenalan huruf dan angka. Dengan
kurikulum yang ideal amat dibutuhkan agar aktivitas membaca, orang juga akan dengan
bisa diimplementasikan di Indonesia sehingga mudah dapat memahami pengetahuan, serta
tercipta masa depan cerah bagi anak bangsa dengan adanya proses menulis akan dilatih
hingga berpengaruh terhadap kriteria bangsa kapabilitas dalam motorik halus di sekitar
dan negara yang maju. tangan/jari, dengan kegiatan menghitung juga
Dalam implementasi terhadap akan terjadi peningkatan kapabilitas otak
Kurikulum 2013, memiliki beberapa macam dalam memproses informasi. Pembelajaran
ciri, yaitu peserta didik diharapkan kreatif, dalam Calistung juga merupakan
aktif, serta inovatif untuk menyelesaikan pembelajaran tematik terpadu yang juga
masalah. Guru juga melaksanakan evaluasi menghubungkan atau mengintegrasikan
dari aspek afektif, kognitif, maupun minimal dua mata pelajaran, yaitu Bahasa
psikomotor peserta didik. Selain itu, adanya Indonesia dan Matematika dalam suatu topik
pengembangan dari sifat serta pendidikan atau sub topik (Kuntarto, 2013). Salah satu
akhlak yang disatukan dalam seluruh bidang, kemampuan yang dikembangkan dalam
serta pada setiap aktivitas belajar yang telah Calistung yaitu membaca.
diciptakan serta diusahakan hingga selalu Menurut Harianto (2020) menyatakan
menghubungkan berbagai bidang ilmu yang bahwa membaca merupakan aktivitas yang
selaras dengan topik yang telah diambil. melibatkan kegiatan menganalisis dan
Kurikulum juga dilihat sebagai subsistem dari mengorganisasi dalam bermacam keterampilan
pendidikan yang bisa membuka hirarki serta yang semakin kompleks, terhitung di dalamnya
keterkaitan antara satu sama lain dari berbagai terdapat aktivitas berpikir, belajar, menimbang,
aspek yang ada mengenai tujuan, isi dari memadukan dan memecahkan masalah yang
pendidikan, serta bagaimana metode memberikan keterangan pengetahuan bagi para
pendidikan yang diajarkan hingga bagaimana pembaca. Aktivitas membaca merupakan salah
cara melakukan evaluasi ketika pembelajaran satu aktivitas yang mengharapkan supaya
dapat dilaksanakan dengan baik ataupun tidak gabungan kata yang terpadu akan terindera di
terlaksana dengan pedoman kurikulum yang dalam salah satu pemandangan yang sekilas
telah ditetapkan (Masykur, 2019). Dengan serta arti kata-kata secara individu juga akan
adanya kurikulum, diharapkan dapat bisa diinformasikan. Jika hal tersebut tidak
meningkatkan kompetensi peserta didik. terjadi, maka infromasi yang tersurat dan
Kompetensi yang wajib dimiliki oleh tersirat akan sulit terungkap atau dimengerti,
peserta didik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) sehingga proses aktivitas membaca tidak
di kelas awal yaitu kemampuan Calistung. dilaksanakan dengan semestinya.
Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar Sejalan dengan Harianto, menurut
Calistung di saat kegiatan belajar dan hal Hilaliyah (2016) bahwa membaca merupakan
tersebut hanya beberapa pemahaman yang partisi dari pengembangan bahasa yang juga
diperoleh. Hal ini semakin memprihatinkan bisa dimaknai sebagai kegiatan
dengan diterapkannya Permendiknas RI No. 58 menginterpretasi gambar atau simbol dalam
Tahun 2009 mengenai Standar Pendidikan bentuk suara yang kemudian diintegrasikan
Anak Usia Dini, peserta didik yang sudah dengan beberapa kata-kata, dimana kata-kata
melaksanakan PAUD atau TK hanya tersebut disusun supaya orang lain bisa
mempunyai kemampuan maksimal yaitu mengerti. Ringkasnya, dapat disebutkan bahwa
kemampuan membaca dan menulis nama membaca merupakan aktivitas memperoleh
masing-masing anak, melakukan komunikasi serta memahami isi yang terdapat dalam
verbal yang sederhana, serta mengetahui bahasa yang tertulis. Oleh karena itu, bisa
beberapa simbol dalam rangka menyiapkan dipahami bahwa membaca merupakan suatu
kemampuan membaca, menulis, dan berhitung aktivitas yang berhubungan dengan bahasa.
lanjutan. Penting untuk diingat supaya setiap hambatan

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
101
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

yang berhubungan dengan susunan bunyi, keterampilan yang dimiliki oleh setiap anak
bunyi, intonasi, ataupun jeda harus dijabarkan dalam bidang matematika seperti aktivitas
sebelum peserta didik dituntut membaca di mengurutkan bilangan atau aktivitas
dalam kalbu maupun verbal. membilang serta mengembangkan
Dengan demikian, pendapat ahli tersebut keterampilan yang sangat dibutuhkan dalam
yaitu bahwa kegiatan membaca merupakan melaksanakan aktivitas, yang juga merupakan
kegiatan dalam mengetahui makna yang ada di dasar bagi perkembangan kemampuan
dalam bahasa tulis tersebut, baik berupa matematika ataupun kesiapan dalam mengikuti
lambang tulisan, maupun beberapa bahasa. pendidikan dasar bagi anak.
Selain kemampuan membaca, Calistung juga Menurut Piaget (dalam Suyanto,
mengembangkan kemampuan menulis. 2005:160), mengatakan bahwa matematika
Menulis yaitu suatu aktivitas untuk anak PAUD tidak dapat disampaikan
menyampaikan pesan dengan memanfaatkan secara spontan. Dimana sebelum memahami
bahasa tulis sebagai instrumen atau medianya. konsep serta operasi bilangan, anak juga harus
Menulis merupakan suatu keterampilan dalam diberikan pemahaman terlebih dahulu dalam
berbahasa yang memiliki sifat produktif, yakni membangun pengetahuan dengan
mempunyai sebuah produk yang bernama menggunakan bahasa simbolik yang disebut
tulisan (Rifdah & Rizkiani, 2021). Pesan sebagai abstraksi ikonik sederhana (simple
merupakan inti atau isi yang terdapat dalam abstraction) atau dikenal juga dengan pola
sebuah tulisan. Tulisan juga merupakan abstraksi empiris. Kemudian anak juga dilatih
interpretasi dari ikon bahasa yang bisa dilihat untuk berpikir ikonik lebih jauh, yang disebut
serta disepakati penggunanya (Kartikasari & sebagai abstraksi reflektif (reflectife
Huda, 2018). Oleh karena itu, dalam aktivitas abstraction). Adapun tahapan selanjutnya yaitu
komunikasi, minimal adanya empat hal yang mengajari anak dengan cara mengaitkan antara
berperan yaitu penulis sebagai informan, definisi dengan ikon bilangan.
message, seperti tulisan, dan pembaca sebagai Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
receipt. Dengan kemampuan menulis bahwa peserta didik membutuhkan aktivitas
tersebutlah memotivasi peserta didik untuk tanda bilangan, pengenalan angka, dan konsep
bisa menentukan topik serta mengembangkan bilangan. Setelah itu, setelah didik memahami
gagasan di dalam sebuah karangan yang juga beberapa ikonik dan menyelesaikan soal
nantinya diperlukan dalam kehidupan peserta matematika.
didik (Rifdah & Rizkiani, 2021). Dengan Terkait dengan hal tersebut, maka guru
demikian, menulis merupakan proses seharusnya mempunyai landasan dalam
interpretasi simbol atau lambang bahasa yang mengajarkan kegiatan Calistung yang sesuai
telah digunakan dan disepakati oleh pengguna serta dapat berguna bagi peserta didik. Selain
sebagai sebuah informasi. Selain menulis dan itu, peserta didik juga harus aktif sendiri di
membaca, kemampuan lain yang dalam proses mengerti informasi, serta
dikembangkan dalam Calistung yaitu mengolah informasi, dan bertanya sehingga
berhitung. peserta didik juga akan membangun
Berhitung merupakan partisi aktivitas pengertiannya sendiri. Guru juga harus
dari matematika. Berhitung juga dibutuhkan mempunyai teknik yang juga berbeda dari
untuk bisa mengembangkan kemampuan Kurikulum lama, agar belajar dengan proses
berhitung yang amat dibutuhkan di dalam gabungan terlaksana dalam pembelajaran yang
kehidupan sehari-hari, terutama yang berkitan selaras halnya seperti pada jenjang kelas
dengan konsep bilangan yang juga merupakan tinggi.
asas bagi pengembangan keterampilan Pada Tahun Ajaran 2022-2023 di salah
matematika maupun dalam ketersediaan untuk satu sekolah di Palangkaraya khususnya di
mengambil pendidikan dasar. Keterampilan kelas 2 terdapat 33 peserta didik terindikasi
berhitung sangat penting diberikan karena bahwa keterampilan Calistung pada semester
keterampilan ini sangat kuat hubungannya ganjil belum sesuai yang diharapkan, namun
dengan aktivitas sosial dan dimanfaatkan pada semester genap hampir setiap peserta
dalam aktivitas sehari-hari (Aritonang & didik telah mencapai target. Di sisi lain,
Elshap, 2019). terdapat 3 orang peserta didik yang juga
Dari pengertian para ahli tersebut, dapat kesulitan dalam membaca padahal kemampuan
diambil kesimpulan bahwa berhitung yaitu membaca merupakan asas kemampuan yang

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
102
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

wajib dimiliki, supaya selanjutnya peserta (2016:21) alat visual yang diterapkan dalam
didik dapat menerapkan Calistung dengan pola yang menarik bisa memberikan
baik. kemudahan pada peserta didik agar dapat
Peserta didik di SD ini merupakan mengetahui materi, serta alat peraga visual
warga Kereng Bangkirai yang berasal dari juga menyediakan isi materi yang berhubungan
berbagai kalangan sehingga kemampuan dengan dunia nyata.
peserta didik yang masuk pun beragam. Kelebihan dari media pembelajaran
Meskipun ketika diawal masuk, telah banyak Pohon Pintar adalah adanya materi
peserta didik yang juga mengalami kesulitan pembelajaran yang meliputi segala materi
dalam Calistung, karena upaya guru di kemampuan dasar mengenai operasi
semester berikutnya telah hampir seluruh penjumlahan maupun pengurangan bilangan
memahami konsep Calistung. Menurut serta membaca dan menulis huruf.
pendapat guru, pembelajaran Calistung yaitu Alat peraga Pohon Pintar dimanfaatkan
kemampuan awal peserta didik sebelum ke dengan permainan berkoloni yang didesain
tahap pembelajaran selanjutnya yaitu supaya bisa memotivasi minat belajar peserta
mengolah informasi. Anak juga akan didik. Dengan adanya penggunaan media
mengalami masa kesulitan pada tahapan pembelajaran Pohon Pintar diharapkan peserta
berikutnya, jika belum mendapat pengetahuan didik bisa turut aktif setiap pembelajaran
yang baik tentang Calistung. berlangsung, serta memungkinkan peserta
Penyebab dari kesulitan Calistung juga didik untuk bisa berinteraksi dengan kawan
bisa dikarenakan oleh berbagai macam faktor. dan kondisi sekitar. Dengan demikian,
Salah satunya yaitu kurangnya perhatian serta penggunaan pohon pintar dapat menunjang
bimbingan dari orang tua pada aktivitas belajar proses pembelajaran Calistung.
mereka. Orang tua merupakan guru utama bagi Seperti hasil penelitian yang dilakukan
anak. Di sekolah, guru juga telah berupaya oleh Febiola (2020) bahwa dengan penggunaan
semaksimal mungkin dalam memberikan alat peraga pohon angka bisa mengoptimalkan
bimbingan, arahan dan perhatian khusus bagi keterampilan berhitung awal pada peserta didik
peserta didik yang sulit dalam belajar. khususnya kelompok B pada anak TK Negeri
Banyak upaya yang telah dilaksanakan Pembina Badung Tahun Pelajaran 2019/2020.
oleh guru, terutama guru kelas 1 untuk Hal tersebut terbukti bahwa pohon angka
meminimalisir kurang minatnya peserta didik berpengaruh dalam keterampilan berhitung
dalam aktivitas pembelajaran Calistung ini peserta didik. Selain itu, hasil penelitian yang
yaitu dengan memanfaatkan media menarik dilaksanakan oleh Rosiana (2021) bahwa
seperti alat peraga pohon pintar. Media ini pemanfaatan permainan pohon huruf memiliki
termasuk ke dalam golongan media visual pengaruh dalam meningkatkan keterampilan
dimana media ini berpengaruh dalam peserta didik dalam memahami huruf pada
meningkatkan kemampuan Calistung peserta anak kelompok B di TK Pembina Jekan Raya.
didik. Selain itu, dengan media ini peserta Dengan demikian, pohon huruf berpengaruh
didik bisa menginterpretasikan abjad dan terhadap kapabilitas peserta didik dalam
angka yang ada di dalam pohon pintar. Dengan memahami huruf. Selain pohon huruf
tampilan pohon yang berwarna-warni, peserta berpengaruh terhadap kemampuan
didik lebih memahami materi membaca, membaca,pohon huruf juga berpengaruh
menulis dan berhitung. Menurut Muttaqin terhadap kemampuan menulis. Seperti
(2017) bahwa pohon pintar merupakan penelitian yang dilakukan oleh Muttaqin
suatu alat permainan yang diciptakan (2017) bahwa alat peraga pohon pintar yang
sebaik mungkin sehingga bisa memfasilitasi berbasis multimedia model pembelajaran
anak dalam menciptakan kecerdasan, potensi, CIRC yang diciptakan, baik
dan kreativitas anak yang terdapat dalam diimplementasikan dalam kegiatan
pribadi peserta didik agar bisa berkembang pembelajaran menulis puisi.
secara maksimal. Dengan uraian tersebut, penulis tertarik
Media pembelajaran Pohon Pintar untuk melaksanakan pengabdian masyarakat
merupakan alat peraga visual dua dimensi mengenai “Implementasi Pohon Pintar
yang berpola batang pohon, dimana terdapat dalam Pembelajaran Calistung”.
materi pembelajaran yang saling berhubungan Tujuan dari kegiatan ini yaitu adanya
pada batang dan rantingnya. Menurut Wati perubahan dalam keaktifan dan pemahaman

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
103
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

peserta didik dalam belajar Calistung Alat, Bahan, Media Atau Instrumen
menggunakan media pohon pintar. Hasil dari
aktivitas Pengabdian Masyarakat ini yaitu Alat Dan Bahan
adanya peningkatan pemahaman peserta didik
dan keaktifan peserta didik untuk belajar • Kardus bekas
dalam Calistung serta terjadinya keseimbangan • Karton berbagai warna
antara bermain dengan belajar, hingga tanpa • Gunting
disadari mereka bermain itu sudah termasuk • Lem
belajar. • Kertas print bergambar bangun datar
Pengabdian Masyarakat ini diharapkan • Spidol
agar menjadi kajian serta bahan pengembangan • Penggaris
dalam ilmu kependidikan dalam usaha • Doubel tape
menyelesaikan permasalahan kesulitan dalam
• Selotif
belajar dimana memberikan bimbingan,
arahan, juga memberikan perhatian khusus
Media Atau Instrumen
bagi peserta didik yang mengalami kesulitan
• Pohon angka
belajar khususnya Calistung.
• Papan baca
METODE • Macam – macam bangun datar ( segitiga,
Menurut Muttaqin (2017) bahwa pohon kubus, layang – layang, jajar genjang,
pintar merupakan suatu alat permainan trapesium, balok )
yang diciptakan sebaik mungkin sehingga • Papan abjad
bisa memfasilitasi peserta didik dalam
mengoptimalkan kecerdasan, potensi, dan Prosedur Pelaksanaan
kreativitas anak yang terdapat dalam pribadi 1. Pendidik melakukan pembiasaan setiap
peserta didik supaya bisa berkembang secara pagi dengan baris di depan kelas dengan
maksimal. berdoa menurut keyakinan masing masing
Alat peraga Pohon Pintar merupakan setelah memasuki ruangan kelas.
media yang memvisualkan suatu proses dari 2. Pendidik membuat fokus peserta didik
dasar. Bagan tersebut akan saling berkaitan hanya pada mata pelajaran yang saat itu
satu sama lain. Menurut Munadi (2008:95) sedang berlangsung dengan menginstruksi
bagan pohon ibarat sebatang pohon yang agar peserta didik tidak berbicara didalam
dengan cabang dan ranting serta buah yang kelas dan tidak ada suara.
bergelantungan yang digunakan untuk 3. Pendidik memperlihatkan alat peraga
mendeskripsikan suatu korelasi antar konsep. pembelajaran berupa pohon pintar
Dimana batang merupakan konsep pokok tersebut.
dalam Calistung dan ranting-ranting pohon 4. Pendidik menjelaskan cara memahami
menggambarkan hasil dari operasi bilangan angka dan huruf.
maupun bacaan dan tulisan huruf. 5. Setelah peserta didik memahami tatacara
dan pengunaanya, kemudian pendidik
menginstrusikan kepada peserta didik
untuk menebak huruf dan angka yang
tertera di pohon pintar.
6. Untuk memperkuat ingatan peserta didik,
pendidik memberi tugas yakni,
menuliskan angka secara berurutan dari 1-
10 kemudian memberi beberapa latihan
soal dan menuliskan huruf.
7. Setelah peserta didik selesai menuliskan
tugas pada lembar kerja mereka,
kemudian pendidik menginstruksikan
kepada peserta didik untuk menghafalkan
dan dibimbing oleh pendidik dengan
Gambar 1. Kegiatan Penyerahan Gambar seksama.

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
104
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

8. Sementara peserta didik melakukan seperti hasil dari tulisan peserta didik dan
proses menghapal, tugas berhitung yang kapabilitas dalam lancar membaca.
telah dikerjakan dikumpulkan kemudian Berdasarkan hasil penelitian dan
dikoreksi oleh pendidik. pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
9. Peserta didik yang mendapat nilai penyelenggaraan Calistung pada peserta didik
sempurna diberi reward sedangkan kelas I di SDN 2 Kereng Bangkirai yang
peserta didik yang masih keliru di beri meliputi: (a) Kegiatan Calistung terlaksana
pengayaan pada materi yang belum dengan baik. (b) Adanya antusiasme dan
dipahami tersebut. keaktifan peserta didik selama pembelajaran
menggunakan Calistung. (c) Pemhaman
Media pembelajaran Pohon Pintar peserta didik meningkat terkait dengan materi
merupakan media yang digunakan dengan cara Calistung.
permainan berkoloni. Cara memainkan pohon Bagi peserta didik yang terhambat
pintar yaitu pendidik melaksanakan kegiatan dalam belajar Calistung akan diberi kelas
Calistung dengan memanfaatkan media berupa bimbingan khusus, guru membuat tempat
pohon pintar. Peserta didik diberikan papan duduk peserta didik hingga kemudian
huruf vocal. Dalam kegiatan membaca, peserta menginstruksikan tutor sebaya untuk
didik juga dibawa bermain diluar keluar kelas memberikan pendampingan kepada temannya
untuk bermain, sehingga peserta didik senang. yang mengalami kesulitan Calistung. Guru
Guru kelas ikut memfasilitasi peserta didik juga mengukur kapabilitas peserta didik
dalam pembuatan alat peraga, baik melalui portofolio menghasilkan karya yang
menggunting maupun menempel di karton. terbatas oleh waktu sehingga peserta didik
Pengabdian masyarakat dilaksanakan berinovasi dan bisa berpikir kritis.
dari tanggal 19 Mei hingga 26 Mei 2023. Usaha dalam mengatasi hambatan
Sebelm itu, penulis melakukan perizinan pembelajaran Calistung pada peserta didik
terlebih dahulu bertemu kepala sekolah pada kelas 2 di SDN 2 Kereng Bangkirai: (a)
tanggal 20 Maret 2023. kumpulan ibu paguyuban yang terdapat pada
Penyelenggaraan pengabdian tiap kelas, memberikan bantuan kepada guru
masyarakat berawal dari wawancara kepada dalam memberikan penanganan dalam
kepala sekolah dan guru, untuk memperoleh mengatasi kendala belajar peserta didik dan
informasi lebih lanjut mengenai pelaksanaan bergotong royong dalam membuat media
Calistung. Wawancara dilakukan pada hari pembelajaran bagi peserta didik, (b)
Jumat, 19 Mei 2023. Berkonsultasi antar guru kelas mengenai
pengembangan inovasi dan kreativitas
HASIL DAN PEMBAHASAN pembelajaran dan alat peraga yang digunakan,
(d) Guru mengikutsertakan peserta didik untuk
Kepala Sekolah SDN 2 Kereng dapat aktif dan memiliki semangat dalam
Bangkirai menjelaskan bahwa telah aktivitas belajar dengan menjadi tutor sebaya
menyelenggarakan Calistung lebih dulu, dan bagi temannya.
berfokus pada peserta didik kelas I. Manfaat pelaksanaan pembelajaran
Penyelenggaraan Calistung pada peserta didik Calistung bagi peserta didik adalah peserta
kelas 1-3 diberi pengertian konsep Calistung didik mempunyai motivasi dan tumbuhnya
berbantuan alat peraga, sedangkan kelas 4-6 keingintahuan. Ketersediaan fasilitas membaca
lebih kepda pengembangan mdan pemahaman di tiap kelas juga dapat mengoptimalkan
Calistung. Hambatan yang terjadi yaitu motivasi baca peserta didik. Tutor sebaya
peserta didik yang mempunyai kompetensi diinisiasi oleh guru juga memotibvasi peserta
yang beragam. didik lain dalam belajar serta meningkatkan
Dalam kegiatan membaca, peserta didik rasa percaya diri.
diinstruksikan untuk bermain di luar kelas,
sehingga peserta didik senang. Guru kelas juga KESIMPULAN
turut memfasilitasi dalam pembuatan alat
Kegiatan Calistung di sekolah ini telah
peraga, baik menggunting maupun menempel
dilaksanakan dengan baik, yang didukung oleh
di karton. Instrumen yang dimanfaatkan guru
lengkapnya sarana prasarana, alat peraga yang
untuk mengevaluasi ketercapaian Calistung
tercukupi, dan keikutsertaan orang tua dalam
yaitu melalui evaluasi portofolio peserta didik

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
105
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

memberikn dukungan kepada pembelajaran Kartikasari & Huda. (2018). Pengaruh Media
peserta didik di sekolah dan di rumah sehingga Gambar Lalu Lintas terhadap
peserta didik menjadi minat dan nyaman ketika Kemampuan Menulis Teks Deskripsi
mendapatkan pendidikan dan mengoptimalkan Peserta didik. Prosiding Pekan Seminar
kualitas dari penyerapan materi oleh anak. Nasional (Pesona).
Selain itu, meningkatnya keaktifan dan
pemahaman peserta didik dalam materi Kuntarto, E. (2013). Pembelajaran Calistung.
Calistung. Hasil dari aktivitas Pengabdian Universitas Jambi. E One Production.
Masyarakat ini yaitu adanya peningkatan
pemahaman peserta didik dan keaktifan peserta Masykur, R. (2019). Teori dan Telaah
didik untuk belajar dalam Calistung serta Pengembangan Kurikulum. Lampung.
terjadinya keseimbangan antara bermain CV. Anugrah Utama Raharja.
dengan belajar, hingga tanpa disadari mereka
bermain itu sudah termasuk belajar. Munadi, Y. 2008. Media Pembelajaran Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung
Persada Press.
UCAPAN TERIMA KASIH
Muttaqin, N. N. L. (2017). Pengembangan
Terima kasih kepada Kepala SD Media Pohon Pintar Berbasis
Negeri 2 Kereng Bangkirai dan seluruh pihak Multimedia Dalam Model Pembelajaran
yang membantu terselesaikannya tulisan ini. CIRC untuk Meningkatkan Kemampuan
Menulis Puisi pada Peserta didik Kelas
V Sekolah Dasar. Jurnal Review
DAFTAR PUSTAKA Pendidikan Dasar : Jurnal Kajian
Aritonang, L.A. & Elshap, D.S. (2019). Pendidikan Dan Hasil Penelitian, 3(3),
Meningkatkan Kemampuan Berhitung 499–507.
Pada Anak Usia Dini Dengan https://doi.org/10.26740/jrpd.v3n3.p499-
Menggunakan Metode Jarimatika. 507

Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Perannya Rahman BP, dkk. (2022). Pengertian
Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pendidikan, Ilmu Pendidikan dan Unsur-
Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Unsur Pendidikan. Al Urwatul Wutsqa:
Gava Media. Kajian Pendidikan Islam, 2(1), 1 – 8.

Febiola, K.A. (2020). Pengaruh Media Video Rifdah & Rizkiani. (2021). Pengaruh Media
Terhadap Kemampuan Menulis Teks Video Terhadap Kemampuan Menulis
Prosedur Peserta didik Kelas XI SMK Teks Prosedur Peserta didik Kelas XI
Kebon Jeruk. Jurnal Ilmiah Pendidikan SMK Kebon Jeruk. Metamorfosis:
Profesi Guru, 3(2), 238 – 248. Jurnal Bahasa, Sastra Indonesia, dan
Pengajarannya, 15(1), 45 – 54.
Harianto, E. (2020). Keterampilan Membaca
dalam Pembelajaran Bahasa. IAI Al Rosiana, D. (2021). Pengaruh Permainan
Amanah Jeneponto. Jurnal Didaktika, Pohon Huruf Terhadap Kemampuan
9(1), 1 – 8. Mengenal Huruf Pada Usia 5-6 Tahun di
TK Pembina Jekan Raya Tahun Ajaran
Hikmah, M. (2020). Makna Kurikulum dalam 2019/2020. Jurnal Pendidikan Dan
Perspektif Pendidikan. Jurnal Psikologi Pintar Harati, 17(1), 44 – 54.
Pendidikan dan Pemikiran, 15(1), 458 –
463. Sadiman, A. S., Rahardjo, R., Haryono, Anung
dan Harjito. 2014. Media Pendidikan
Hilaliyah, T. (2016). Kemampuan Membaca Pengertian, Pengembangan, Dan
Anak Usia Dini. Jurnal Membaca, 1(2), Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers.
187 – 194.
Sutrisno. (2016). Berbagai Pendekatan Dalam
Pendidikan Nilai dan Pendidikan

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
106
Hippocampus: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat E-ISSN: 2830-7968
Volume 2 No 2, Desember 2023 Halaman 99-107 P-ISSN: 2961-7138

Kewarganegaraan. Jurnal Dimensi


Pendidikan dan Pembelajaran,Vol. 5, 29
– 37.

Suyanto. 2005. Konsep Dasar Anak Usia Dini.


Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.

Wati, E. R. (2016). Ragam Media


Pembelajaran. Kata Pena.

Website: https://ojs.poltesa.ac.id/index.php/Hippocampus/index
107

Anda mungkin juga menyukai