Anda di halaman 1dari 18

Tugas Terstruktur Ketiga

(Mini Risert)

PENTINGNYA BIMBINGAN KONSELING PADA TENTARA PENDERITA PTSD


DALAM FILM “THANK YOU FOR YOUR SERVICE”
(Observasi Konseling Anak di dalam film “Thank You For Your Service”)

Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur Yang Diwajibkan

Dalam Mengikuti Perkuliahan Bimbingan Konseling

Oleh,

KELOMPOK :

1. Khairun Nisa : 0304191035


2. Chintia Ismawarni Sinaga : 0304191003
3. Adina Indriani : 0304191042
4. Raihan Safitri : 0304203170

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan petunjuk-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Mini Riset dengan judul” Pentingnya
Bimbingan Konseling pada Tentara Penderita PTSD dalam film Thank you for your Service ”,
yang mana Tugas ini di susun bertujuan untuk memenuhi tugas Kelompok Bimbingan
Konseling dalam menempuh pendidikan di Universitas islam negeri Sumatera Utara. Penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan alam penyajian data dalam
Mini Riset ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Mini Riset ini berguna dan
dapat menambah pengetahuan pembaca.

Demikian Mini Riset ini penulis susun, apabila ada kata- kata yang kurang berkenan
dan banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar- besarnya.

Medan, 15 December 2021

Penulis
ABSTRACT

Trauma pasca perang telah menjadi dampak yang selalu dialami para tentara setelah
menyelesaikan tugas mereka. Hal ini mendorong kelompok penulis untuk meneliti sebuah
film yang menceritakan tentang perjuangan para tentara dalam menghadapi dan
menyembuhkan trauma pasca perang yang mereka alami setelah menyelesaikan tugas
mereka. Semua bentuk trauma pasca perang sangat mempengaruhi para tentara secara fisik,
mental dan pandangan tentang diri mereka sendiri, orang lain di sekitarnya serta kinerja
mereka didalam kehidupan sosialnya. Dalam hal ini peran seorang konselor, keluarga dan
teman sebaya yang benar akan menjadi sebuah bentuk pengobatan psikis yang mampu
mengurangi penderitaan korban sehingga korban dapat melupakan masa lalunya dan memulai
sebuah lembaran baru yang akan menjadi pijakan awal korban dalam menemukan sebuah
penyembuhan trauma.

Keyword: Trauma Pasca Perang, Bimbingan dan Konseling, Bimbingan Konseling Teman
Sebaya
A. PENDAHULUAN
Bimbingan teman sebaya merupakan salah satu kegiatan pendukung dalam pola
bimbingan dan konseling, di mana padam bimbingan ini peran teman sebaya menjadi salah
satu kunci dalam proses konseling, apalagi klien dan teman sebaya merupakan seorang
mantan tentara sehingga proses konseling lebih mudah dilakukan mengingat kalau keduanya
memiliki pengalaman dan status yang sama di dalam medan pertempuran sehingga keduanya
bisa saling memahami dan merasakan satu sama lain.

Dalam film Thank you for your service ini, peran bimbingan dan konseling
sangatlah penting pada proses penyembuhan dan pemulihanan traumatik atau bisa disebut
PTSD yang dialami oleh para tentara seusai menjalankan tugasnya untuk negara, penyakit
yang dialami oleh tentara ini merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh
ketidakmampuan tentara dalam menerima keadaannya atau traumatic karena kehilangan
sahabat ataupun rekan prajurit serta kenangan-kenangan buruk selama masa perang yang
tidak dapat dilupakan olehnya dan dibawa dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu,
keberadaan sesama rekan prajurit tentara di lingkaran klien dapat membantu klien untuk
sembuh atau memulihkan traumatik yang dideritanya di mana teman sebaya akan
memberikan motivasi serta nasehat dalam membantu klien pada proses penyembuhan selagi
pada masa sesi konseling dengan ahli profesional.

Dengan demikian, pada film ini kita bisa melihat bagaimana klien melakukan
konseling penyembuhan pada dirinya sendiri dengan dua metode yaitu konseling dengan
seorang ahli profesional serta konseling dengan teman sebaya dan peran keluarga dalam
membantu penyembuhan klien , serta melalui film ini kita akan melihat bagaimana dampak
psikis dan fisik yang dialami oleh para veteran tentara tersebut seusai perang yang terlambat
mendapatkan perawatan konseling gratis dari rumah sakit militer.

2. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam Film Thank You For Your Service. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penyebab dan dampak perilaku dari trauma pasca perang dialami para tentara setelah
berperang yang tergambar dalam film ini dan bagaimana konseling pada teman sebaya. Film
ini dipilih menjadi objek penelitian karena cerita yang disuguhkan berupa betapa kelamnya
trauma yang harus dihadapi oleh para tentara setelah bertugas di medan perang dimana
membawa dampak buruk bagi diri mereka dan keluarganya apabila tidak segera ditangani.
Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis cerita dalam film serta membandingkan
dengan karya ilmiah lalu disajikan dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif
deskriptif. Penyebab terjadinya kasus kekerasan seksual pada anak dalam film ini adalah
karena penderita mengalami pengalaman yang sangat mengerikan saat di medan perang
bahkan penyebab tersebut disertai dengan dimana kurangnya kesadaran dan kepedulian orang
lain seperti keluarga dan orang terdekat mengenai dampak tersebut sehingga membuat
penderita enggan untuk bercerita. Sedangkan salah satu dampak yang ditimbulkan dari kasus
ini adalah penderita cenderung mengalami perubahan perilaku dan emosi yang membuatnya
sering menyalahkan diri sendiri. Dari penelitian ini dapat diketahui apa saja penyebab dan
dampak dari trauma pasca perang yang terjadi pada para tentara. Serta bagaimana peran
penting konselor, keluarga dan teman sebaya dalam proses penyembuhan trauma pasca
perang sangat penting untuk dilakukan.

Jadi dapat disimpulkan indentifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.

 Trauma perang yang dihadapi para tentara merupakan isu yang sering terjadi
 Gejala trauma pasca perang yang memberikan dampak buruk pada tentara
 Peran keluarga dan orang-orang terdekat mengenai masalah psikologis yang dihadapi
oleh para tentara
 Peran bimbingan dan konseling teman sebaya dalam mendukung penyembuhan
trauma yang dialami para tentara

3. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian sederhana yang terdpat dalam film “ Hope” ini mencakup tentang
permasalahan pentingnya Bimbingan Konseling pada proses penyembuhan dan pemulihanan
traumatik atau bisa disebut PTSD yang dialami oleh para tentara seusai menjalankan
tugasnya untuk negara dan bagaimana peran keluarga dan teman sebaya terhadap proses
penyembuhan psikis dan fisik dari trauma pasca perang yang dialami oleh mantan tentara.

4. LANDASAN TEORI
Menurut Michael Scott dan Stephen Palmer dalam bukunya Trauma and Post-
Traumatic Stress Disorder (2000) Post traumatic Stress Disorder (PTSD) adalah efek
psikologis dari jangka Panjang dan kejadian traumatis ekstrem yang dialami seseorang,Selain
itu, Wiramihardaja (2007: 97) juga mengatakan hal yang sama, bahwa kesehatan mental
berhubungan dengan keadaan mental positif dan keseimbangan psikologis. Karena itu, maka
PTSD tidak bisa dibiarkan berlarut-larut pada diri seseorang karena akan mempengaruhi
kesehatan fisiknya dan juga karirnya seperti yang dialami oleh karakter Adam dan Solo
sepanjang Film.

Adapun Gejala posttraumatis stress disorder bisa dikelompokkan dalam empat jenis
yakni kenangan yang mengganggu atau instrusive memories, menghindari atau avoidance
dan juga mati rasa emosional atau emotional numbing serta kecemasan atau meningkatnya
emosi atauhyperarousal. Seseorang nantinya bisa didiagnosa menderita posttraumatis stress
disorder jika beberapa gejala dalam setiap kategori terjadi lebih dari satu bulan.

Beberapa gejala yang termasuk kelompok instrusive memories diantaranya adalah


seseorang mengalami kilas balik atau flashback atau kehidupan yang dimiliki kembali ke
peristiwa trauma psikologis dalam beberapa menit atau bahkan sampai beberapa hari.
Seseorang sering mengingat kembali kejadian traumatik tersebut serta mengalami hal buruk
tentang hal tersebut. Penderitaan emosional yang sangat dalam terjadi karena stimuli yang
menandakan kejadian tersebut seperti balon meletus yang mengingatkan tentara ketika
bertempur di medan peperangan, atau tanggal dari terjadinya peristiwa traumatik seperti hari
dimana ia ditinggal seseorang yang dicintai.

Penghindaran stimuli diasosiasikan dengan kejadian yang berhubungan atau


avoidance atau mati rasa dalam responsivitas adalah seseorang yang berusaha untuk
menghindar dari berpikir mengenai trauma atau menghadapi stimuli yang bisa mengingatkan
tentang kejadian tersebut yang nantinya bisa menyebabkan amnesia terjadi pada kejadian
traumatik yang dialami. Mati rasa merupakan penurunan ketertarikan pada orang lain, merasa
seperti terpisah dan juga tidak mampu merasakan segala emosi dalam psikologi yang positif.
Beberapa gejala tersebut akan terlihat berlawanan dengan gejala di kelompok pertama. Akan
tetapi pada kenyataannya, ada fluktuasi dimana penderita secara bergantian akan mengalami
kembali dan juga mati rasa. Gejala kecemasan dan juga meningkatnya gairah, ketegangan
atau emosi meliputi susah untuk tidur, sulit untuk berkonsentrasi, waspada terlalu berlebihan
dan juga respon terkejut yang juga berlebihan.
Masalah lainnya yang sering dikaitkan dengan posttraumatis stress disorder adalah
gangguan anxietas lain, kemarahan, depresi dalam psikologi, rasa bersalah, penyalahgunaan
zat dengan tujuan mengobati diri sendiri sehingga distres bisa dihilangkan, masalah
pernikahan, disfungsi seksual, kesehatan fisik yang menurun dan juga menurunnya
produktivitas dalam bekerja. Pikiran dan rencana bunuh diri juga sangat umum terjadi seperti
juga insiden sebuah ledakan yang keras serta masalah psikofisiologis yang berkaitan dengan
stres, sakit kepala, sakit punggung bagian bawah dan juga gangguan sistem pencernaan.

5. METODE PENELITIAN

Rancangan pendekatan penelitian ini menggunakan metode deskriptif,yaitu data yang


dikumpulkan berbentuk kata-kata. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku
yang diamati.Pendekatan kualitatif yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk memahami
fenomena-fenomena yang dialami oleh subjek penelitian dan menafsirkannya dengan cara
melibatkan metode-metode yang ada.

Penelitian ini adalah termasuk jenis penelitian studi kasus yaitu mendeskripsikan
suatu latar belakang obyek atau peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam. Metode ini
berusaha memperoleh gambaran secara lengkap dan detail tentang kejadian dan fenomena
tertentu pada suatu obyek dan subyek yang memiliki kekhasan. Dengan demikian
pelaksanaan penelitian menggunakan metode studi kasus adalah menggali informasi
sebanyak-banyaknya dan sedalam-dalamnya , kemudian mendeskripsikannya dalam bentuk
naratif sehingga memberikan gambaran secara utuh tentang fenomena yang terjadi.

6. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. IDENTITAS FILM
Judul Film Thank You for Your Service
Sutradara Jason Hall
Produser John Kilik
Penulis Jason Hall
Penyunting Jay Cassidy
Dino Jonsater
Sinematograf Roman Vasyanov
i
Musik Thomas Newman
Distributor Universal Pictures
Tanggal Liris 15 Oktober 2017
Durasi 108 Menit.
Negara Amerika Serikat
Didasarkan Buku Thank You for Your Service oleh David Finkel
pada

Para Pemain :
Miles Teller sebagai Sersan Adam Schumann
Haley Bennet sebagai Saskia Schuman
Beulah Koale sebagai Tausolo Aieti
Amy Schumer sebagai Amanda Doster
Scott Haze sebagai Michael Adam Emory
Joe Cole sebagai Will Waller
Keisha Castle-Hughes sebagai Alea
Brad Beyer sebagai Sersan James Doster
Omar Dorsey sebagai Dante
Jayson Warner Smith sebagai resepsionis
Kate Lyn Sheil sebagai Bell
Sean P. Mcgoldrick sebagai Chris Kyle Jr.

B. GAMBARAN FILM
Film buatan produksi Amerika Serikat ini merupakan film biografi perang yang
dibuat berdasarkan buku Thank you for your Service karya David Finkel, Dimana dalam film
ini mengisahkan tentang Sekelompok tentara Amerika Serikat kembali dari pertempuran
di Irak untuk berkumpul kembali dengan keluarga mereka dan masyarakat. Mereka
menyesuaikan diri dengan kehidupan mereka sebagai warga sipil dan berusaha
mengatasi Gangguan stress pasca-trauma atau lebih dikenal PTSD karena perang.

Adapun Film ini berfokus pada sosok Sersan Adam Schumann, seorang mantan
tentara yang kesulitan menghadapi kenyataan ketika ia dihantui oleh bayangan-bayangan
masa lalu di medan perang karena kematian rekannya Sersan james Doster yang tidak
disangka-sangka terkena Bom karena menggantikan tugasnya kala itu dan kecelakaan yang
tidak disengaja oleh Adam membuat Emory mengalami kelumpuhan saraf disebelah bagian
tubuhnya yang mana tragedi yang dialami oleh kedua orang tersebut serta dampak yang
dialaminya selama perang irak memberikan perasaan bersalah dan rasa traumatik PTSD bagi
adam , selain itu permasalahan juga turut dialami oleh kedua sahabat Adam, yakni Tausolo
Aieti dan Billy Wallerm. Begitu sekembalinya Tausolo dari medan perang yang mana
mendadak ia merassa terpukul kala permintaannya kembali bertugas ke Irak ditolak akibat
cedera otak yang dialami Tausolo padahal ia begitu teramat mencintai profesinya sebagai
Tentara, Sedangkan Billy harus menerima fakta sang tunangan pergi meninggalkan Billy
begitu saja dan menghabiskan seluruh tabungan billy yang dikumpulkan oleh pria itu dari gaji
yang diterimanya setiap bulan, bukan hanya itu saja billy juga tidak mendapatkan hak asuh
atas putrinya sehingga didalam kantor tunanganya , billy memutuskan mengakhiri hidup
didepan sang tunangan.

Saat mendengarkan kematian Billy, PTSD yang dialami oleh adam dan solo semakin
menjadi-jadi dan membuat sebuah jarak yang sangat lebar antara kedua tentara itu dengan
keluarganya, termasuk juga Adam yang masih menyembunyikan Trauma dan depresinya dari
sang istri . Oleh karena itu akhirnya Adam dan solo memutuskan untuk mencari bantuan
untuk mengatasi penyakit yang menimpa mereka saat ini dan betapa terkejutnya mereka
tatkala melihat banyaknya tentara yang sudah tua ataupun masih berusia muda yang tengah
mengantri di sebuah rumah sakit militer yang menjadi pusat rekomendasi fasilitas perawatan
atau terapis bagi para tentara yang mengalami traumatik ataupun PTSD seusai perang, namun
kenyataan yang diperoleh oleh adam dan solo sangatlah menyakitkan yang mana mereka dan
seluruh para veteran perang lainnya harus menunggu giliran selama enam hingga sembilan
bulan untuk dirawat oleh dokter ahli , tentu saja hal ini sangat membuat kedua pria itu
menjadi kesal karena bagaimana mungkin mereka harus menunggu bantuan tiba padahal saat
ini mereka sangatlah membutuhkan pertolongan dari para pemerintah , padahal saat itu
mereka rela mengorbankan nyawanya hanya untuk Negara dan balasan yang diperoleh
mereka hanyalah sebuah rasa sakit yang harus ditanggung dengan berat dan depresi
kehilangan rekan dan anggota tubuh yang semakin memperparah psikologis mereka , serta
sebuah kalimat sarkas “ Thank you for your service” yang biasanya selalu diutarakan kepada
tentara sehabis menjalankan tugas dan rasanya kalimat tersebut tidak memberikan
keuntungan apapun bagi para tentara tersebut.

Dalam penantian panjang, Adam dan Solo harus melewati serangkaian tes psikologis
sebelum akhirnya menerima keputusan untuk memperoleh fasilitas perawatan dan konseling ,
namun semakin lama menanti perlahan-lahan Penyakit PTSD adam semakin sering kambuh
dan halusinasi bayangan tentang perang mulai membuat hubungannya dengan istri dan
anaknya semakin berantakkan yang mana akhirnya sang istri tidak sengaja menemukan
Tulisan adam yang mengatakan kalau dia ingin segera mengakhiri hidupnya sehingga hal ini
membuat ia dan istrinya berdebat panjang dan memutuskan untuk membuka diri kepada sang
istri dengan menceritakan segalanya kepada sang istri.

Meskipun memperoleh dukungan keluarga, tak ada yang menjamin kalau sewaktu-
waktu serangan panik yang diderita adam akan menghilang meskipun ia tahu kalau istrinya
sangatlah berperan penting dalam memberikan dukungan kepadanya saat ini, namun ia benar-
benar membutuhkan bantuan dari para professional yang sampai saat ini belum mendapatkan
jawaban apapun dari fasilitas perawatan tersebut, Adam dan solo juga mulai merasa hidupnya
telah hancur karena masih berlarut dalam penderitaan dan kondisi ekonomi keluarga yang
memburuk karena sampai saat ini mereka masih menganggur.

Solo pun akhirnya memutuskan menjadi pengedar narkoba untuk memenuhi biaya
persalinan istrinya sedangkan Adam memutuskan untuk mencoba bunuh diri saat tidak
sengaja menjatuhkan bayinya karena ia mengalami bayangan tentang Emory, namun
untungnya adam tidak jadi bunuh diri dan memutuskan untuk menemui emory ke kampung
halaman pria itu dengan perasaan yang bersalah.

Dengan perbincangannya bersama Emory, akhirnya adam tahu kalau emory tidak
pernah membenci dan menyalahkannya walaupun kehidupan emory saat ini jauh lebih
berantakkan daripada adam, malahan dukungan dan rasa terimakasih emory kepada adam
yang telah menyelamatkannya saat itu memberikan ketenangan bagi adam, rasa bersalahnya
dan depresinya kepada emory mulai membaik bersamaan dengan perasaan syukur yang
diajarkan oleh emory kepadanya membuat adam mulai memaafkan masa lalu dan
ketakutannya pada saat itu.
Adam pun langsung kembali kerumah dan berbaikan dengan istrinya, bersamaan pula
dengan dirinya yang mendapatkan berita baik kalau adam diterima untuk mendapatkan
perawatan difasilitas yang disediakan oleh pemerintah untuk para veteran tentara, namun ia
memutuskan menyerahkan kesempatan itu untuk solo yang saat itu diselamatkannya dari para
pecandu narkoba lain . Saat itu adam bisa tahu kalau solo mengalami PTSD yang lebih parah
darinya sehingga ia memutuskan memebrikan solo kesempatan terlebih dahulu.

Sedangkan adam memutuskan untuk menceritakan segalanya tentang kematian sersan


james kepada istri james yang sama sekali tidak marah ataupun membenci adam karena
memang sudah takdir yang sudah bekehendak, akhirnya saat itu jugalah adam memaafkan
diri dan masa lalunya dan meminta dukungan sang istri untuk menjual rumah mereka sebagai
biaya pengobatan perawatan adam selama beberapa tahun difasilitas perawatan lain.

Film ini ditutup dengan memperlihatkan sosok asli adam dan seluruh kalung tentara
yang bergantungan beserta kalimat penutup “Thank You for Your Service” diakhir adegan.

C. PENTINGNYA BIMBINGAN KONSELING BAGI TENTARA PENDERITA PTSD


DALAM FILM THANK YOU FOR YOUR SERVICE.

Film keluaran DreamWorks Pictures ini menggarisbawahi betapa mengerikannya


trauma yang dihadapi para mantan tentara AS. Thank You for Your Service seolah menjadi
pengingat bagi siapapun yang memiliki masalah psikologis untuk meminta bantuan agar
mendapat pertolongan dari pihak profesional. Beberapa kali kita bisa melihat bahwa film ini
menekankan pentingnya membuka diri pada keluarga dan orang-orang terdekat mengenai
masalah psikologis yang dihadapi, dimana bukan hanya para perawatan konseling saja yang
harus didapatkan oleh para tentara , melainkan juga peran dan komunikasi keterbukaan
dengan orang terdekat (istri, kekasih, sahabat) serta komunitas terkait (sesama kerabat
veteran) yang menjadi solusi penting dalam membantu penyembuhan dari para tentara.

Film ini benar-benar memberi gambaran menyeramkan tentang bagaimana trauma


dan keputusasaan dapat menjadi senjata yang lebih mematikan ketimbang senapan di medan
perang. Bahkan hingga kini, PTSD (Posttraumatic Stress Disorder) masih merupakan
persoalan yang menghantui para veteran perang. Setelah berbulan-bulan bahkan tahun
bertaruh nyawa, peluru berdesing di sekitar mereka, ranjau dapat meledak kapan saja,
mendapati rekan seperjuangan tewas di depan mata, pulang bukan perkara sederhana.
Adapun Trauma sendiri adalah adalah suatu peristiwa atau situasi di mana seseorang
dihadapkan dengan suatu peristiwa aktual yang dapat menyebabkan kematian atau cidera
serius pada diri sendiri atau orang lain sehingga muncul perasaan diteror dan perasaan putus
asa (Trippany, White Kress, dan Wilcoxon, 2004). Secara lebih khusus, Kaplan & Sadock
(Sinopsis Psikiatri Jilid 2, 1997) mengemukakan post-traumatic stress disorder (PTSD)
sebagai suatu stress emosional yang besar yang dapat terjadi pada hampir setiap orang yang
mengalami kejadian traumatik. Trauma tersebut antara lain trauma peperangan, bencana
alam, penyerangan, pemerkosaan, dan kecelakaan serius, seperti kecelakaan mobil dan
kebakaran gedung. Sejalan dengan penjelasan di atas, National Institute Mental Health
(NIMH, 1999) di Amerika menyebutkan posttraumatic stress disorder adalah gangguan
gangguan kecemasan yang terjadi setelah individu maupun kelompok mengalami atau
menyaksikan suatu kejadian yang mengancam. Dengan demikian, menurut penjelasan di atas
dapat ditarik kesimpulan bahwa trauma adalah cidera atau luka yang disebabkan oleh suatu
peristiwa atau kejadian yang bersumber dari luar diri individu. Trauma yang dimaksud dapat
terjadi pada fisik maupun psikis. Namun demikian, istilah trauma yang sering digunakan
dalam buku-buku psikologis maupun konseling pada umumnya adalah trauma psikis, bukan
trauma fisik. Karena itu sesuai judul makalah, maka trauma yang dimaksud dalam makalah
ini adalah trauma psikis yang terjadi jauh hari setelah peristima trauma, yang dikenal dengan
istilah PostTraumatic Stress Disorder (PTSD).

Penyebab Trauma yang dialami para tokoh didalam film tidak lepas dari tragedi yang
dialami oleh mereka selama menjalankan tugas di masa perang , yang mana Menurut
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM-IV, 1994) dalam Safaria &
Ekasaputra (2009: 66) ada tiga klasifikasi gejala PTSD, yaitu: intrusive re-experiencing,
avoidance, dan arousal. Pertama; Intrusive re-experiencing adalah selalu kembalinya
peristiwa traumatik dalam ingatan penderita. Gejalanya adalah sebagai berikut: (1) perasaan,
pikiran, dan persepsi mengenai peristiwa muncul berulang-ulang; (2) mimpi-mimpi buruk
tentang peristiwa; (3) pikiran-pikiran mengenai traumatic selalu muncul dalam bentuk ilusi,
halusinasi, dan mengalami flashback mengenai peristiwa; (4) gangguan psikologis yang amat
kuat ketika menyaksikan sesuatu yang mengingatkan tentang peristiwa traumatik; (5) terjadi
reaktivitas fisik, seperti menggigil, jantung berdebar kencang, atau panic ketika bertemu
sesuatu yang mengingatkan peristiwa. Kedua; Avoidance, yaitu selalu menghindari sesuatu
yang berhubungan dengan trauma dan perasaan terpecah. Gejala-gejalanya sebagai berikut:
(1) berusaha menghindari situasi, pikiranpikiran atau aktivitas yang berhubungan dengan
peristiwa traumatik; (2) kurangnya perhatian atau partisipasi dalam kegiatan sehari-hari; (3)
merasa terasing dari orang lain; (4) membatasi perasaan-perasaan, termasuk perasaan kasih
sayang; (5) perasaan menyerah dan takut pada masa depan, termasuk tidak mempunyai
harapan terhadap karir, pernikahan, anakanak, atau hidup normal. Ketiga; Arousal, yaitu
kesadaran secara berlebihan. Gejalanya antara lain sebagai berikut: (1) mengalami gangguan
tidur, atau bertahan untuk selalu tidur; (2) mudah marah dan meledak-ledak; (3) sulit
berkonsentrasi; (4) kesadaran berlebihan (hyper-arousal); (5) penggugup dan mudah terkejut.
Lebih lanjut, DSM-IV dalam Safaria & Ekasaputra (2009:67) menjelaskan bahwa individu
yang mempunyai kecenderungan PTSD akan terlihat kombinasi sejumlah gajala (simptom) di
atas, dan muncul tiga bulan setelah peristiwa traumatik. Boulware (1999) dalam Safaria &
Ekasaputra (2009:67-68) mengemukakan bahwa PTSD memiliki karakter sebagai berikut: (1)
flashback (kembalinya kejadian masa lalu); (2) mimpi mengerikan mengenai peristiwa
traumatic; (3) kecemasan berlebihan dan kekacauan fungsi fisik ketika mengingat kejadian;
(4) berusaha menghindari situasi, pikiranpikiran, dan aktivitas yang berhubungan dengan
peristiwa; (5) menghindari pembicaraan yang berhubungan dengan trauma; (6) perubahan
nafsu makan; (7) depresi, putus harapan, putus asa; (8) mengalami gangguan tidur atau lebih
banyak tidur; (9) mudah marah meledakledak; (10) kesulitan menyesuaikan diri dengan
situasi normal; (11) perasaan kekosongan emosional; (12) susah berkonsentrasi dan susah
mengingat; (13) terlalu waspada dan berhati-hati; (14) gugup, gelisah, dan mudah terkejut;
dan (15) pesimis, perasaan menyerah, dan takut menghadapi masa depan.

Oleh sebab itu, apabila para tentara penderita PTSD tidak segera dientaskan dapat
berakibat pada karir dan kesehatan fisik. Sebagaimana dikemukakan Glasser (1998:72)
bahwa kondisi fisik kita berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan tindakan kita.
Wiramihardaja (2007: 97) mengatakan hal yang sama, bahwa kesehatan mental berhubungan
dengan keadaan mental positif dan keseimbangan psikologis. Karena itu, maka PTSD tidak
bisa dibiarkan berlarut-larut pada diri seseorang karena akan mempengaruhi kesehatan
fisiknya dan juga karirnya seperti yang dialami oleh karakter Adam dan Solo sepanjang Film.

Selain dukungan keluarga dan kerabat, dukungan konseling dari teman sebaya juga
menjadi kunci yang membantu Adam dalam memulihkan dirinya dengan cara memaafkan
masa lalu dan rasa bersalahnya tersebut, Selain itu film juga memperlihatkan bahwa
bimbingan konseling dan fasilitas perawatan bagi para tentara yang menderita PTSD
sangatlah penting Dimana kita bisa melihat para veteran perang memilih untuk mengantri
sebagai seorang klien Meskipun mereka tahu bahwa hanya sekecil kemungkinan kalau
mereka akan mendapatkan kesempatan memperoleh fasilitas perawatan dari pemerintah
secara gratis untuk para tentara. Dalam film ini kita bisa melihat bahwa keterlambatan
seorang penderita PTSD dalam mendapatkan penanganan serta ketidakterbukaan pada
keluarga menjadi tolak ukur yang membuat keadaan penderita semakin memperparah dirinya
sendiri, Oleh sebab itu dukungan dari lingkungan dan keluarga serta bantuan pengobatan
kepada dokter profesional nantinya akan membantu para penderita untuk bisa menjalani
hidup normal seperti sediakala.

Dalam salah satu adegan film Thank you for your service ini, kita bisa melihat adegan
solo dan adam mendapatkan kuesioner dari konselor untuk menentukan layak atau tidaknya
mereka mendapatkan perawatan dan layak atau tidaknya mereka untuk bisa kembali bertugas
di divisi perang, kita bisa melihat bagaimana solo lebih terbuka dengan istrinya walaupun kita
menyadari bahwa stress dan depresi yang dialami oleh solo bukanlah hanya semata-mata
karena masa lalunya solo yang merasa bersalah atas kematian sersan James, solo juga merasa
sangat takut dan membenci diri sendiri yang saat itu menderita cedera otak sehingga
dikeluarkan dari tentara, namun rasa depresi yang dialami oleh solo tidak membuat pria itu
untuk berniat mengakhiri hidupnya , Berbeda dengan Adam yang hampir berkali-kali berniat
bunuh diri baik di dalam kuesioner pernyataan maupun tindakannya setiap waktu . Namun
dukungan penuh dari sang istri dan humor yang diperlihatkan sang istri pada saat sesi
konseling dapat memperlihatkan kepada kita bahwa ia sangatlah mendukung adam dengan
menemani dan membujuk konselor untuk merekomendasikan Adam sebagai salah satu
pasien yang memperoleh fasilitas perawatan dan dan juga rekomendasi sebuah pekerjaan
yang sedikit menambah aktivitas Adam selamat proses penyembuhan.

Sepanjang film juga kita bisa melihat bagaimana peran sahabat dan teman menjadi
konseling teman sebaya bagi para penderita PTSD, contohnya seperti peran emory terhadap
Adam yang membuat Adam mulai memaafkan dirinya sendiri dan mensyukuri hidupnya saat
itu serta pembicaraan Adam dengan memory membuat Adam mulai lebih terbuka dari rasa
bersalahnya , Sama halnya juga dengan konseling sebaya yang diberikan Adam kepada solo.

Adapun Menurut Tindall dan Gray (1985) konseling sebaya sendiri mencakup
hubungan membantu yang dilakukan secara individual (one-to-one helping relationship),
kepemimpinan kelompok, kepemimpinan diskusi, pemberian pertimbangan, tutorial, dan
semua aktivitas interpersonal manusia untuk membantu atau menolong (Lestariningsih,
2009). Definisi lain menekankan konseling sebaya sebagai suatu metode, seperti
dikemukakan Kan “Peer counseling is the use problem solving skills and active listening, to
support people who are our peers”. (Kan, 1996). Meskipun demikian, Kan mengakui bahwa
keberadaan konseling sebaya merupakan kombinasi dari dua aspek yaitu teknik dan
pendekatan. Berbeda dengan Tindall dan Gray (1985), Kan membedakan antara konseling
sebaya dengan dukungan sebaya (peer support). Menurut Kan peer support lebih bersifat
umum (bantuan informal; saran umum dan nasehat yang diberikan oleh dan untuk teman
sebaya); sementara peer counseling merupakan suatu metode yang terstruktur.

Konseling sebaya merupakan suatu bentuk pendidikan psikologis yang disengaja dan
sistematik. Konseling sebaya memungkinkan Penderita untuk memiliki keterampilan guna
mengimplementasikan pengalaman kemandirian dan kemampuan mengontrol diri yang
sangat bermakna bagi penderita. Secara khusus konseling sebaya tidak memfokuskan pada
evaluasi isi, namun lebih memfokuskan pada proses berfikir, proses perasaan dan proses
pengambilan keputusan. Dengan cara yang demikian, konseling sebaya memberikan
kontribusi pada pengalaman yang dimiliki, yang kuat serta yang dibutuhkan oleh parah
penderita PTSD. Memberikan motivasi juga dilakukan konselor sebaya (peer counseling)
dalam memberikan dorongan atau ide kepada konseli dengan bahasa baik dan halus. Adapun
cara yang dilakukan konselor sebaya (peer counseling) dalam memberikan masukan
terhadap konseli dalam proses konseling yaitu memotivasi. Konselor meyakinkan pribadi
konseli bahwa konseli memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dengan baik.

D. HUBUNGAN ANTARA ARTIKEL JURNAL DAN FILM "THANK YOU FOR YOUR
SERVICE"

Adapun hubungan antara film Thank You For Your Service dengan buku yang
berjudul "KONSELING TEMAN SEBAYA (PEER COUNSELING) SUATU INOVASI
LAYANAN BIMBINGAN KONSELING DI PERGURUAN TINGGI" yaitu dimana pada
film ini, dimana beberapa mantan tentara di dalam film saling memberikan motivasi dan
dorongan satu sama lain layaknya konselor sebaya dikarenakan di dalam film mereka sangat
kesulitan mendapatkan layanan konseling dari konselor pada umumnya. Oleh karena itu
dapat kita kaitkan bahwa implementasi yang terkandung di dalam jurnal mengenai konseling
sebaya dapat kita lihat dalam tindakan proses konseling yang ada pada film di mana tokoh
yang ada pada film tersebut benar-benar menjalankan beberapa dasar dari bimbingan sebaya
di dalam jurnal tersebut meliputi: (1) Attending yaitu perilaku yang secara langsung
berhubungan dengan respek, yang ditunjukan ketika helper memberikan perhatian penuh
pada klien, melalui komunikasi verbal maupun non verbal, sebagai komitmen untuk fokus
pada helpee. Helper menjadi pendengar aktif yang akan berpengaruh pada efektivitas
bantuan. Termasuk pada komunikasi verbal dan non verbal adalah; Empath. Hal tersebut
bisa kita lihat di dalam film dimana yang dilakukan Adam kepada Solo, dimana Adam
antusias mendengarkan cerita Solo meskipun keduanya sama-sama memiliki trauma. Selain
itu, hal tersebut juga dilakukan oleh Emory yang mendengarkan segala cerita Adam tanpa
menyalahkan Adam dan sebaliknya dimana Adam mendengarkan segala cerita Emory
sehingga membuat Emory merasa bahagia; (2) Summarizing yaitu dapat menyimpulkan
berbagai pernyataan helpee menjadi satu pernyataan. Ini berpengaruh pada kesadaran untuk
mencari solusi masalah, hal ini dilakukan oleh Emory setelah mendengarkan cerita Adam
terkait trauma yang diderita Adam; (3) Questioning yaitu: proses mencari apa yang ada di
balik diskusi, dan seringkali berkaitan dengan kenyataan yang dihadapi helpee. Pertanyaan
yang efektif dari helper adalah yang tepat, bersifat mendalam untuk mengidentifikasi, untuk
memperjelas masalah, dan untuk mempertimbangkan alternative; (4) Genuineness/kesejatian
adalah mengkomunikasikan secara jujur perasaan sebagai cara meningkatkan hubungan
dengan dua atau lebih individu; (5) Assertiveness/ketegasan, termasuk kemampuan untuk
mengekspresikan pemikiran dan perasaan secara jujur, yang ditunjukkan dengan cara berterus
terang, dan respek pada orang lain; (6) Problem Solving adalah proses perubahan sesorang
dari fase mengeksplorasi satu masalah, memahami sebab-sebab masalah, dan mengevaluasi
tingkah laku yang mempengaruhi penyelesaian masalah itu. Jika kita menonton film, maka
keenam dasar bisa kita lihat di dalam film, baik itu hubungan antara Adam dengan Emory
maupun hubungan Adam dengan Solo dimana diakhir film, ketiga tokoh utama menghasilkan
solusi terbaik yang mereka dapatkan sehingga rasa trauma pasca perang yang mereka derita
perlahan-lahan mulai sembuh.

7. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dalam film Thank You For Your Service, kesimpulan yang diambil adalah bahwa
setiap perang pastinya akan menimbulkan trauma yang mendalam, trauma tersebut biasanya
disebut PTSD (Posttraumatic Stress Disorder) dimana trauma ini meliputi gangguan mental
yang terjadi akibat seseorang mengalami atau menyaksikan kejadian yang tidak
menyenangkan atau traumatis. Salah satu solusi dalam penyembuhan di dalam film adalah
dengan melakukan bimbingan konseling meliputi konseling individu ataupun konseling
sebaya yang dilakukan oleh ketiga tokoh utama di dalam film. Konseling sebaya merupakan
suatu bentuk pendidikan psikologis yang disengaja dan sistematik. Konseling sebaya
memungkinkan Penderita untuk memiliki keterampilan guna mengimplementasikan
pengalaman kemandirian dan kemampuan mengontrol diri yang sangat bermakna bagi
penderita. Secara khusus konseling sebaya tidak memfokuskan pada evaluasi isi, namun
lebih memfokuskan pada proses berfikir, proses perasaan dan proses pengambilan
keputusan. Dengan cara yang demikian, konseling sebaya memberikan kontribusi pada
pengalaman yang dimiliki tokoh dalam film selain konseling individu kepada para konselor,
serta sangat dibutuhkan oleh parah penderita PTSD. Memberikan motivasi juga dilakukan
konselor sebaya (peer counseling) dalam memberikan dorongan atau ide kepada konseli
dengan bahasa baik dan halus. Adapun cara yang dilakukan konselor sebaya (peer
counseling) dalam memberikan masukan terhadap konseli dalam proses konseling yaitu
memotivasi. Konselor meyakinkan pribadi konseli bahwa konseli memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik.

B.SARAN

Untuk kedepannya kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam mini


riset ini perlu di perbaiki agar lebih baik lagi dan dapat dimanfaatkan atau digunakan oleh
para pembaca untuk sebagai rujukan atau referensi dalam pembelajaran , penelitian-penelitian
ataupun untuk kegunaan yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Masril. (2012). Konseling Post Traumatic Stress Disorder Dengan Pendekatan “Terapi Realitas”
diakses pada 12 Desember 2021.
https://ojs.iainbatusangkar.ac.id/ojs/index.php/proceedings/article/viewFile/710/703
https://id.wikipedia.org/wiki/Thank_You_for_Your_Service_(film)
https://cinemaniaindonesia.wordpress.com/2017/11/04/what-we-say-thank-you-for-your-service/
Setiawati, Etty. (2016). Konseling Trumatik pendekatan cognitive-behavior Therapy. Al – Tazkiah.
5(2). 81-96.Diakses pada 12 Desember 2021.
Astiti, Sofi puji.(2019). Efektivitas konseling sebaya ( peer counseling) dalam menuntaskan masalah
siswa.Indonesian journal of Islamic psychology.1(2).243-263.Diakses pada 12 Desember 2021.
Noviza, Neni. Konseling Teman Sebaya ( Peer Counseling) suatu Inovasi Layanan Bimbingan
Konseling Di Perguruan Tinggi. Wardah No.22, Juni 2011 (83-98).

Anda mungkin juga menyukai