Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Muhammad Givan Sanubahri

KELAS : Hukum Udara dan Angkasa 3.1


NIM : 211O113052

TUGAS HUKUM UDARA DAN ANGKASA

A. Pesawat udara dan pesawat ruang angkasa adalah dua jenis kendaraan yang berbeda yang
dirancang untuk beroperasi di medium yang berbeda.

1. Pesawat Udara:

 Definisi: Pesawat udara adalah kendaraan yang dirancang untuk beroperasi di


atmosfer bumi. Pesawat ini mengandalkan udara sebagai medium untuk
menghasilkan daya angkat, yang biasanya dicapai melalui desain sayap dan
penggerak udara seperti mesin jet atau baling-baling.

 Prinsip Kerja: Daya angkat pada pesawat udara dihasilkan oleh perbedaan tekanan
udara di atas dan di bawah sayap. Mesin pesawat udara menghasilkan dorongan
untuk melawan gesekan dan gravitasi, memungkinkan pesawat untuk terbang.

2. Pesawat Ruang Angkasa:

 Definisi: Pesawat ruang angkasa adalah kendaraan yang dirancang untuk beroperasi
di luar atmosfer bumi, di lingkungan hampa udara ruang angkasa. Mereka tidak
mengandalkan daya angkat dari atmosfer, karena di ruang angkasa tidak ada udara
yang dapat memberikan daya angkat.

 Prinsip Kerja: Pesawat ruang angkasa menggunakan mesin roket untuk


menghasilkan dorongan yang cukup untuk mengatasi gravitasi dan memasuki ruang
angkasa. Mereka bekerja di luar atmosfer, di mana tidak ada udara untuk
memberikan resistensi atau daya angkat.

Perbedaan utama antara keduanya adalah lingkungan operasi. Pesawat udara beroperasi di atmosfer
bumi dan menggunakan daya angkat atmosfer untuk terbang, sementara pesawat ruang angkasa
beroperasi di luar atmosfer dan mengandalkan mesin roket untuk melewati hampa udara.

B. Delimitasi antara udara dan angkasa umumnya didasarkan pada batas fisik dan karakteristik
lingkungan yang berbeda. Teori ini melibatkan konsep fisik dan termodinamika atmosfer
serta kondisi lingkungan di ruang angkasa. Salah satu parameter yang sering digunakan untuk
menetapkan batas ini adalah ketinggian tertentu di atmosfer.

1. Ketinggian Karman:

 Salah satu teori yang dikenal adalah konsep "ketinggian Karman" atau "batas
angkasa Karman." Ketinggian Karman adalah ketinggian teoretis sekitar 100
kilometer (62 mil) di atas permukaan bumi.
 Ketinggian ini terkait dengan kenyataan bahwa di atas ketinggian ini, atmosfer sangat
tipis sehingga kendaraan yang berada di sana akan memerlukan kecepatan yang
lebih tinggi untuk menghasilkan daya angkat yang cukup.

 Ketinggian Karman bukanlah batas yang baku atau tegas, tetapi sering diakui sebagai
referensi umum untuk memisahkan atmosfer bumi dan ruang angkasa.

2. Hampa Udara:

 Batas yang lebih teknis dan ketat adalah hampa udara, yang dimulai di luar atmosfer
bumi. Di sini, tekanan udara sangat rendah dan mendekati nol.

 Lingkungan hampa udara memerlukan perangkat dan sistem yang berbeda


dibandingkan dengan operasi di atmosfer bumi, seperti sistem dukungan hidup dan
propulsi roket.

3. Gravitasi dan Orbit:

 Konsep lainnya melibatkan pertimbangan gravitasi. Kendaraan yang berada di orbit


mengalami gaya gravitasi yang mendominasi, dan ini dapat dianggap sebagai masuk
ke dalam ruang angkasa.

4. Kecepatan Lepas Bumi:

 Teori lain berfokus pada kecepatan lepas bumi yang diperlukan untuk melewati
gravitasi bumi dan memasuki orbit atau ruang angkasa yang lebih luas.

Sebagai catatan, batas antara atmosfer dan ruang angkasa tidak selalu memiliki definisi yang jelas,
dan pendekatan untuk menentukannya dapat bervariasi. Ketinggian Karman umumnya diakui di
banyak sumber sebagai referensi umum, tetapi batasan tertentu mungkin dipilih berdasarkan
kebutuhan dan konteks tertentu.

C. Hukum udara internasional mengenal beberapa teori delimitasi ruang udara dan ruang
angkasa. Antara lain Schater Air Space Theory diperkenalkan oleh Oscar Scahater. Jenks Free
Space Theory (teori ruang angkasa bebas) diperkenalkan oleh C Wilfred Jenks, Haley’s
International Unanimity Theory (teori persetujuan internasional) diperkenalkan oleh Andrew
G. Haley dan Cooper’s Control Theory (teori pengawasan) diperkenalkan oleh John Cobb
Cooper.

Banyaknya para ahli memberikan argumentasi keilmuan tentang delimitasi ruang udara dan ruang
angksa. Mereka memberikan warna tersendiri dan pemahaman yang mendalam serta teliti.
Pendapat mereka dijadikan sebagai doktrina (pendapat para ahli hukum) sebagaimana tertera dalam
pasal 38 Statuta Mahkamah Pengadilan Internasional. Dan dijadikan sebagai sumber hukum formil
bagi para hakim dalam memutus sebuah perkara hukum.

Namun ada juga beberapa teori yang dilahirkan dari organisasi internasional, perjanjian
internasional, cara bekerja sebuah pesawat angkasa, cara bekerja transmisi gelombang radio, teori
orbit satelit. Antara lain:
 Teori ICAO (International Civil Aviation Organization). Teori ini berdasarkan pada bunyi
konvensi Chicago tahun 1944 dengan segenap annex-nya yang menggunakan batas
berlakunya ketentuan hukum udara internasional. Dimulai batas maksimum yang dapat
dipakai oleh pesawat udara (aircraft) dengan mendefinisikan pesawat udara sebagai”. Setiap
alat yang mendapat gaya angkat aerodinamis di atmosfir karena reaksi udara (any machine
can derive support in the atmosphere from the reaction of the air). Konvensi ini tidak
menyebutkan secara jelas dan pasti batas ketinggian kedaulatan suatu negara atas ruang
udaranya. Dapat dikatakan bahwa ruang angkasa dimulai pada saat tidak ada reaksi
udara menurut teknologi penerbangan berkisar 25 mil sampai 30 mil dari permukaan bumi
atau sekitar 60.000 kaki.

 Teori Transmisi Radio. Teori ini didasarkan pada sifat gelombang yang memancar melalui
perantaraan konduktor atmosfir udara dapat ditentukan bahwa batas ruang angkasa dimulai
dari batas maksimum udara dimana gelombang radio tidak dapat menembus batas tersebut
melainkan kembali memantul ke bumi ketinggian berdasarkan teori berkisar 150 mil sampai
300 mil dari permukaan bumi.

 Teori Outer Space Treaty 1967. Teori ini memberi batas antara ruang udara dan ruang
angkasa berdasarkan teori titik terendah orbit suatu satelit atau suatu space objects.
Pembatasan teori outer space treaty bersifat tidak pasti. Hal ini bergantung pada
karakteristik suatu satelit buatan dan kepadatan atmosfir di suatu orbit pada waktu tertentu.
Menurut teori ini, ruang angkasa dimulai pada ketinggian 80 Km diatas permukaan bumi
yang merupakan batas ketinggian minimum (lower limit) dari suatu orbit satelit

Anda mungkin juga menyukai