Anda di halaman 1dari 1

Dampak Perang Dunia Bagi Anak-Anak

di Negara yang Sedang Berperang


Peperangan masih acap kali terjadi di belahan dunia manapun manusia berada.
Beberapa negara di timur tengah seperti Palestina, Suriah, dan beberapa negara di wilayah
Afrika masih sering terserang konflik internal maupun konflik dengan pihak luar. Tidak
hanya menghancurkan bangunan kota maupun desa di negara tersebut, namun peperangan
pula menghancurkan masa depan para generasi yang baru lahir dan belum mengerti esensi
dari pertikaian sama sekali. Dikutip dari www.kelaspintar.id ‘diketahui sekitar setengah dari
korban perang adalah warga sipil. Anak-anak merupakan bagian besar dari populasi yang
terkena dampak perang, data dari American Psychology Association menunjukkan 95 persen
warga sipil tewas dalam beberapa tahun terakhir oleh konflik bersenjata modern, sekitar 50
persen diantaranya adalah anak-anak’. United Nations Children’s Fund, (UNICEF)
memperkiraan korban anak-anak selama dekade terakhir mencapai 2 juta jiwa tewas, 4-5 juta
jiwa mengalami cacat, 12 juta jiwa kehilangan tempat tinggal, lebih dari 1 juta jiwa menjadi
yatim piatu atau terpisah dari orang tua mereka, dan lebih dari 10 juta jiwa mengalami trauma
psikologis.Berikut adalah beberapa dampak perang dunia bagi anak-anak:

1. Kondisi tubuh anak-anak yang masih lemah menyebabkan banyak anak-anak terluka
bahkan tidak terselamatkan saat terjadi perang di negaranya. Banyak korban perang
berusia dini yang selamat dan tertampung di kamp penampungan namun banyak luka
yang mereka dapat berupa luka fisik maupun mental yang sulit disembuhkan.
2. Perang tidak hanya menyerang sebuah negara dalam bentuk fisik, perang bahkan
melukai kondisi psikologis korbannya. Anak-anak di negara yang tengah berperang
sering mengalami kondisi psikologis yang tidak stabil, trauma, stress, perasaan sedih
yang mendalam, kekosongan, dan lainnya.
3. Perang menyebabkan kondisi kesehatan korban usia dini yang selamat menurun, tak
jarang korban anak-anak mengalami gizi buruk, dehidrasi, imun yang rendah,
terjangkit virus, dan penyakit fisik lainnya.
4. Masa depan negara yang diserang menjadi hancur karena para penerusnya (anak-
anak) tidak mendapat pendidikan yang layak sebab mereka sering kali hidup di kamp
penampungan dan jauh dari rumah mereka yang entah bangunannya masih kokoh
ataupun sudah roboh. Tidak ada pendidikan formal yang memadai di kamp
penampungan. Banyak anak yang mengalami buta huruf karena tidak mengenyam
pendidikan yang seharusnya ia dapat.
5. Perang telah memaksa korban usia dininya untuk menjadi tentara anak-anak,
mengalami pelecehan seksual dan kehilangan masa kecil bahkan keluarga mereka.

Oleh karena itu, perang tidak boleh terjadi lagi agar penderitaan yang telah terjadi
sebelumnya tidak terulang.

Referensi
https://www.kelaspintar.id/blog/inspirasi/dampak-konflik-bersenjata-atau-perang-terhadap-anak-anak-12147/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/08/28/151705569/anak-anak-dalam-perang-dunia-i?page=all
https://tirto.id/derita-berkepanjangan-anak-anak-korban-perang-bJo1

Anda mungkin juga menyukai