Anda di halaman 1dari 29

Prosedur Tetap Cara Halaman 1 dari 28

Pemakaian Alat
No. 1
Flow Tester

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9


Ayesha Nadia Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Flow Tester

2. Gambar dan Bagian Alat

a. Corong: untuk menyimpan serbuk yang akan digunakan


b. Penutup: untuk menahan granul agar tidak mengalir
c. Penggaris: untuk mengukur ketinggian dari tumpukan granul yang terbentuk

3. Deskripsi
Flow tester merupakan alat untuk pengujian aliran granul untuk mengetahui sifat alir
granul agar dapat dilakukan proses selanjutnya, contohnya seperti cetak tablet atau
pengisian granul ke sachet. Flow tester juga digunakan untuk mengetahui
keseragaman bobot dari granul agar mencegah tersendatnya granul pada proses
pencetakan tablet (Vortex, 2020). Pengujian yang dilakukan guna memperhitungkan
berbagai parameter yang memengaruhi kemampuan aliran bubuk seperti ukuran dan
bentuk partikel, permukaan unit, kepadatan aktual dan curah, pengendapan porositas
dan juga muatan elektrostatik (USP, 2007).
4. Spesifikasi Penerimaan
a. Syarat yang baik yaitu kecepatan granul yang mengalir tidak kurang dari 10
gr/detik (Taufikurrahmi, dkk., 2017).

b. Sudut istirahat serbuk bernilai kurang dari sama dengan 30° (≤ 30°) memiliki
sifat aliran yang baik (Gibson, 2004).

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Bersihkan alat dengan menggunakan tissue
2. Letakan kertas perkamen besar dibagian bawah alat yang berbentuk seperti
corong
3. Pastikan bagian bawah corong tertutup dengan menggeser plat penutup kearah
kiri
4. Masukkan serbuk granul sebanyak 20
5. Tutup bagian atas alat
6. Buka bagian plat yang berada dibagian bawah corong dengan menggeser
kearah kanan
7. Hitung sudut istirahat yang terbentuk
II. Selesai pengujian
1. Bersihkan alat dengan menggunakan kuas dan tissue
2. Kembalikan posisi plat penutup bagian bawah corong dengan menggeserkan
kearah kiri
3. Tutup kembali bagian atas alat setelah dibersihkan

6. Daftar Pustaka
Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design. New York:
Churchill Livingstone Inc.
Gibson, M. 2004. Pharmaceutical Preformulation and Formulation : A Pratical Guide
From Candidate Drug Selection to Commercial Dosage Form. Amerika : CRC
Press.
Tufikurrahmi, dkk. 2017. Pengaruh Variasi Bahan Penghancur Terhadap Sifat
Fisikokimia dan Disolusi Tablet Aminofilin sebagai Terapi Asma. Jurnal
Pharmascience. Vol. 04 (1).
Pharmacopeia USP. 2007. The National Formulary, Edition 30. United States of
Pharmacopeial Convention.
Vortex. 2020. Manual Powder Flow Tester. Tersedia secara online di
https://www/vortexsg.com/products/manual-powder-flow-tester. [Diakses pada 10
Maret 2024].
Prosedur Tetap Cara Halaman 4 dari 28
Pemakaian Alat
No. 2
Hardness Tester

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9


Ayesha Nadia Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Hardness Tester

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Hardness test adalah alat yang digunakan untuk menentukan tingkat kekerasan dan
ketahanan tablet terhadap tekanan yang diterima selama perjalanan distribusi. Dengan
alat ini akan diketahui standar kekerasan yang diterima tablet hingga retak, dimana
kekerasan tablet dipengaruhi oleh struktur bahan yang digunakan dan tekanan
kompresi (Venu dan Gozali, 2018).

4. Spesifikasi Penerimaan
Pada umumnya tablet dikatakan baik apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg,
apabila kurang dari 4 kg masih dapat diterima asalkan kerapuuhannya tidak melebihi
batas yang ditetapkan. Kekerasan yang lebih dari 10 kg masih dapat diterima, asalkan
masih memenuhi persyaratan waktu hancur/disintegrasi dan disolusi yang
dipersyaratkan (Rhoihana, 2008). Persyaratan tablet lepas terkendli non swellable
adalah 10-20 kg/cm2 (Venu dan Gozali, 2018).

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Hubungkan striker listrik pada stop kontak
2. Tempatkan tablet dengan posisi berdiri pada alat hingga lampu indicator
menyala
3. Tekan tombol warna merah, maka alat akan mengukur kekerasan tablet hingga
tablet tersebut hancur/pecah
4. Amati kekerasan tablet pada skala yang terdapat dibagian layar aparatus
II. Selesai pengujian
1. Bersihkan potongan-potongan tablet pada alat dengan menggunakan kuas
2. Lepaskan striker listrik dari stop kontak

6. Daftar Pustaka
Rhoihana, D. (2008). Perbandingan Availibilitas In Vitro Tablet Metronidazol Produk
Generik dan Produk Dagang. Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta.
Venu, S., Gozali, D. 2018. Review Artikel: Formulasi Dan Evaluasi Sediaan Granul
Effervescent Dan Sediaan Tablet Dengan Metode Granulasi Basah. Farmaka. Vol
16 (1).
Prosedur Tetap Cara Halaman 6 dari 28
Pemakaian Alat
No. 3
Alat Penguji Susut
Pengeringan
(Moisture Analyzer)
LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9


Ayesha Nadia Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Alat penguji susut pengeringan

2. Gambar dan Bagian Alat

a. Lamp protection : lampu penanda, biasanya berwarna merah


b. Halogen lamp : memberikan energi panas yang akan dialirkan pada sampel atau
bahan uji
c. Temperature sensor : mengatur dan mengamati suhu pada main unit
d. Pan/plate : wadah untuk menampung sampel atau bahan uji yang digunakan
e. LCD display : proyeksi untuk beberapa tampulan suhu, kecepatan, data, dll.
f. Adjust level feet : penopang pada main unit agar alat dapat diletakkan secara tegak

3. Deskripsi
Alat penguji susut pengeringan atau moisture analyzer merupakan alat yang digunakan
untuk menguji parameter suatu zat obat apakah bersifat higroskopis atau terdegradasi
oleh kelembaban. Kelembaban yang tinggi menyebabkan produk menjadi lengket
sedangkan jika kelembaban rendah akan menyebabkan produk menjadi keras atau
rapuh. Kualitas hasil pengukuran pada moisture analyzer sangat bergantung pada
penyiapan sampel yang optimal dan pemilihan parameter pengukuran utama yang
tepat seperti ukuran sampel, suhu pengeringan, dan lama pengeringan (Adam, 2022)
4. Spesifikasi Penerimaan
Syarat kadar lembab pada granul sebesar 3-5% sehingga granul yang dihasilkan tidak
cepat ditumbuhi oleh mikroba, bakteri, ataupun jamur. Sebaliknya, jika kadar air
dalam granul tinggi maka dapat menyebabkan granul basah dan memiliki daya alir
yang buruk (Voight, 1995)

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Hubungkan steker listrik ke stop kontak
2. Tekan tombol “ON/OFF’ untuk menyalakan alat
3. Atur suhu pengeringan dengan menekan tombol pengatur suhu
4. Atur waktu pengeringan dengan menekan tombol pengatur waktu
5. Buka alat penguji susut pengeringan
6. Letakkan sampel diatas piringan alumunium, distribusikan sampel secara
homogen
7. Tutup alat pengujian susut pengeringan
8. Tekan tombol “STAR” untuk mulai menguji susut pengeringan
9. Susut pengeringan yang terjadi dapat dilihat pada monitor
10. Setelah pengujian selesai, tekan tombol “TARE” untuk mengembalikan
monitor pada kondisi semula. Matikan alat dengan menekan tombol
“ON/OFF”
II. Selesai pengujian
1. Lepaskan steker listrik dari stop kontak
2. Bersihkan alat dan buang granul yang telah diuji
3. Tutup alat dengan penutupnya

7. Daftar Pustaka
Adam. 2022. The Importance of Moisture Content Determination in Pharmaceuticals.
Adam equipment: UK.
Voigt, R. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi Edisi V. Terjemahan: Soendani
Noerono. UGM Press : Yogyakarta
Prosedur Tetap Cara Halaman 8 dari 28
Pemakaian Alat
No. 4
Timbangan Analitik

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9


Ayesha Nadia Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Timbangan Analitik

2. Gambar dan Bagian Alat

a. Balance plat : wadah untuk meletakkan sampel bahan yang akan diukur
b. Weights : mengkalibrasi timbangan analitik
c. Waterpass : menentukan posisi balance plat
d. Tombol power : menghidupkan atau mematikan timbangan analitik
e. Tombol mode : merubah satuan dalam proses penimbangan sesuai yang
dibutuhkan

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur massa zat cair
dan zat padat dengan tingkat ketelitian tinggi. Prinsip kerja neraca analtik adalah untuk
menimbang massa suatu bahan kimia dengan tanpa adanya pengaruh udara bebas
sehingga dihasilkan pengukuran akurat (Sholihah, 2016).

4. Spesifikasi Penerimaan
Spesifikasi penerimaan bobot tablet:
● Menimbang 20 tablet dan menghitung bobot rata-ratanya.
● Catatan: Apabila menimbang satu per satu, tidak disarankan lebih dari dua
tablet yang menyimpang dari bobot rata-rata, lebih dari bobot yang
ditetapkan pada kolom A dan tidak boleh ada satupun tablet yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata yang ditetapkan dari kolom A dan B.
● Mengulang dengan 10 tablet dan tidak boleh ada satu tablet pun yang bobot
rata-rata yang ditetapkan di kolom A dan B.

(Kemenkes RI, 2014).

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Periksa apakah kedudukan alat telah benar, gelembung udara dalam
kolom air waterpas harus tetap berada ditengah.
2. Hubungkan steker ke stop kontak 220 V
3. Nyalakan alat dengan menekan tombol on/off lampu pada layar
menyala
4. Tunggu beberapa saat, apabila pada layar sudah tertera “0,0000g”
alat telah siap digunakan
5. Buka kaca penutup pada alat
6. Tempatkan kertas perkamen atau kaca arloji pada neraca timbangan
7. Tekan tombol untuk menset timbangan ke nol
8. Masukkan zat yang akan ditimbng pada kertas perkamen atau kaca
arloji
9. Tutup kaca penutup pada alat
10. Setelah angka yang ditujunjukkan pada layar stabil, catat angka
tersebut yang menunjukkan berat zat yang ditimbang
11. Tekan tombol “KONVERSI” untuk mengubah satuan dari gram ke
miligram
12. Buka kaca penutup pada alat
13. Keluarkan zat yang ditimbang dari timbangan dengan mengambil
kertas perkamen atau kaca arloji

6. Daftar Pustaka
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Farmakope Indonesia Edisi V.
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Sholihah, F. M. 2016. “Teknik Kalibrasi Timbangan Elektronik Menggunakan Metode
CSIRO”. Jurnal Ilmiah Teknosains. vol. 2 (2).
Prosedur Tetap Cara Halaman 10 dari 28
Pemakaian Alat
No. 5
Disintegration Tester

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Disintegration Tester

2. Gambar dan Bagian Alat

a. Robust Metal Case : Bagian ini merupakan terbuat dari bahan logam yang
telah dilapisi oleh bahan yang dapat melindungi dari korosi.
b. Touch Display : Touch display bisa dibilang juga merupakan screen display.
Bagian ini sangat berfungsi sebagai tombol yang mengatur seluruh fungsi
dari alat ini.
c. Auto Basket : Bagian ini disebut juga dengan keranjang. Yang di mana untuk
melakukan proses disintegrasi.
d. Temperature Monitor : Temperature monitor adalah bagian yang mengatur
suhu dari alat tersebut.
e. Tabung Uji : Merupakan tabung yang digunakan untuk melakukan pengujian
waktu hancur. Tabung ini adalah tempat untuk menaruh beaker glass.
f. Larutan Uji : Larutan uji juga sangat dibutuhkan, larutan ini ditaruh di dalam
water bath.
3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk menentukan waktu hancur tablet atau kapsul
dalam jangka waktu tertentu yang telah ditentukan ketika berada dalam suatu cairan
tertentu. Hancurnya tablet atau kapsul dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana zat
aktif dan eksipien hancur sempurna kecuali zat pelapis atau salut pada tablet maupun
cangkang pada kapsul yang tidak dapat hancur secara sempurna. Alat ini memiliki
pengaduk yang akan berputar dengan kecepatan yang diatur dan adapun suhu yang
mendukung (Depkes RI, 2014)

4. Spesifikasi Penerimaan
Pengujian waktu hancur tablet
● Tak bersalut :
- Tidak lebih dari 15 menit.
- Tablet hancur sempurna (tidak ada bagian tablet yang tersisa) dalam aquades dengan
suhu antara 35℃ dan 39℃.
● Bersalut non-enterik (gula atau selaput)
- Tidak lebih dari 60 menit.
- Tablet hancur sempurna atau hanya fragmen penyalut yang tertinggal dalam aquades
dengan suhu antara 35℃ dan 39℃.
● Bersalut enterik
- Tablet tidak hancur kecuali zat penyalut dalam HCl 0,06 N selama 3 jam. Lalu cuci
dengan air dan dimasukkan ke dalam dapar pH 6,8 dengan suhu antara 35℃dan 39℃.
Tablet hancur sempurna atau hanya fragmen penyalut yang tertinggal tidak lebih dari
60 menit Dalam dapar pH 6,8.
(Tim MGMP Pati, 2019)

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Nyalakan alat dengan menekan tombol “MAINSWITCH” kontak on/off
2. Atur suhu hingga 37oC ± 2oC dengan menekan tombol “HEATER”
3. Masukkan 6 tablet yang akan diuji kedalam keranjang, kemudian dimasukkan
cakram diatas masing masing tablet dengan posisi yang sama
4. Masukkan keranjang kedalam beaker glass ukuran 1 liter yang berisi aquadest yang
telah dipanaskan sampai suhu 37oC ± 2oC
5. Buka penutup lubang alat uji waktu hancur, masukkan beaker glass kedalam alat dan
gantungkan keranjang pda gantungan logam kemudian nyalakan alat dengan
menekan tombol “START” sambil memulai menghitung waktu dengan stopwatch
6. Pengujian dihentikan saat semua tablet hancur sempurna, matikan alat dengan
menekan tombol “START”, “HEATER”, dan “MAINSWITCH”
II. Selesai pengujian
1. Lepaskan steker listrik dari stop kontak
2. Lepaskan keranjang dari gantungan, keluarkan beaker glass dari alat dan cuci hingga
bersih
3. Tutup kembali lubang tempat memasukkan beaker glass
4. Tutup alat dengan penutupnya

6. Daftar Pustaka
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi 5. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Tim MGMP Pati. 2019. Ilmu Resep Teori Jilid III. Yogyakarta : Deepublish.
Prosedur Tetap Cara Halaman 13 dari 28
Pemakaian Alat
No. 6
Disolution Tester

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Disolution Tester

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk menentukan kesesuaian disolusi sesuai dengan
persyaratan disolusi yang tertera pada monografi. Alat ini terdiri dari sebuah wadah
tertutup berbahan kaca transparan yang inert. Pada alat tipe dayung sendiri digunakan
dayung yang terdiri dari daun dan batang sebagai pengaduk (Depkes RI, 2014).

4. Spesifikasi Penerimaan
Persyaratan untuk disolusi akan terpenuhi bila jumlah zat aktif yang terlarut dari
sediaan yang diuji sesuai dengan tabel penerimaan. Pengujian ini dilakukan hingga tiga
tahap kecuali bila hasil pengujian memenuhi tahap S1 atau S2. Harga Q sendiri
merupakan jumlah zat aktif yang dapat terlarut seperti yang tertera pada masing masing
monografi dan dinyatakan 23 dalam presentasi kadar pada etiket, dalam angka 5% dan
15% dalam tabel adalah persentase kadar pada etiket yang mempunyai arti sama
dengan Q.
● S1 : 6 tiap unit sediaan tidak kurang dari Q +15%
● S2 : 6 rata rata dari 12 unit (S1 + S2) adalah sama dengan atau lebih besar dari q dan
tidak satu unitpun yang lebih kecil dari Q - 15%
(Depkes RI, 2014)
5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Hubungkan steker ke stop kontak 220 V
2. Masukkan tabung disolusi yang berisi larutan seperti yang tertera pada monografi
3. Pasang pengaduk disolusi pada alat
4. Nyalakan alat dengan menekan tombol berwarna hitam
5. Atur suhu sampai 30o± 0,5oC dengan menekan tombol-tombol pada alat
6. Atur kecepatan putaran pengaduk dengan menekan tombol-tombol pada alat
7. Masukkan tablet yang akan diuji ke dalam tabung
8. Tekan tombol warna hijau untuk memulai pengujian
9. Setelah selesai pengujian, matikan alat dengan menekan kembali tombol berwarna
hijau
II. Selesai pengujian
1. Lepaskan steker alat dari stop kontak
2. Lepaskan pengaduk dan keluarkan tabung dari alat, lalu cuci hingga bersih
3. Tutup alat dengan penutupnya

6. Daftar Pustaka
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi 5. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Prosedur Tetap Cara Halaman 15 dari 28
Pemakaian Alat
No. 7
Multipurpose Granulator

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Multipurpose Granulator

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan dalam proses pengadukan, granulasi, pembuatan
tablet, penyalutan, penggilingan, pengisian dan dosing serta analisis saringan. Alat ini
mudah dilepas pasang sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya (Erweka, 2016)

4. Spesifikasi Penerimaan
● Berat : 30 kg ± 12 kg
● Rotor : 4 rods, panjang 164 mm, dan diameter : 75 mm
● Sudut osilasi rotor : 90o
● Pergerakan rotor : 0 - 150/menit
● Kapasitas rotor : maksimal 30kg/h, tergantung dari material granul dan
ukuran mesh
(Erweka, 2016)
5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Pasang alat yang akan digunakan pada bagian depan apparatus (apakah alat
coating/super mixer/granulator) sesuai dengan kebutuhan
2. Hubungkan steker listrik pada stop kontak
3. Tekan tombol ON
4. Jika proses telah selesai tekan tombol OFF
II. Selesai pengujian
1. Lepaskan steker listrik pada stop kontak
2. Lepaskan bagian depan dari alat multi purpose
3. Bersihkan alat dari sisa serbuk/cairan cotting
4. Bersihkan mesin multi purpose

6. Daftar Pustaka
Erweka. 2016. Instruction Manual: All-Purpose Equipment Program Wet Granulator
Type FGS. Heusenstamm: Erweka GmbH.
Prosedur Tetap Cara Halaman 17 dari 28
Pemakaian Alat
No. 8
Tap Density

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Tap density

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur kompresibilitas serbuk, granul,
pellet, ataupun keping. Pengujian kompresibilitas ini bertujuan untuk mempermudah
pencetakan tablet. Serbuk dengan persen kompresibilitas yang baik akan lebih mudah
untuk dikempa (Chandira et al, 2012).

4. Spesifikasi Penerimaan
Spesifikasi indeks Carr dan Rasio Hausner
(Sonawane, et al, 2021)

5. Cara Penggunaan
I. Cara kerja
1. Bersihkan alat menggunakan kuas atau tisu sebelum digunakan, pastikan alat tidak
terdapat sisa kotoran pada bagian dalam alat yang dapat mengganggu proses analisis.
2. Sambungkan alat ke sumber listrik
3. Masukkan sejumlah serbuk atau granul yang telah diketahui massanya ke dalam
gelas ukur, kemudian ratakan bagian atas serbuk. Kerapatan yang terukur pada
langkah ini merupakan kerapatan ruah.
4. Untuk mengukur kerapatan mampat, ketukkan serbuk dengan mengatur jumlah
ketukan serta waktu yang dibutuhkan menggunakan tombol pengatur ketukan dan
tombol pengatur waktu.
5. Tekan tombol power untuk menyalakan alat, alat akan mulai mengetuk sesuai
dengan jumlah ketukan dan waktu yang telah disetel.
6. Setelah pengujian selesai dilakukan, matikan alat dengan menekan kembali tombol
power.
7. Untuk menjaga agar alat selalu berfungsi dengan baik dan akurat, maka lakukan
kalibrasi dan pembersihan alat secara berkala.
(Fahr, 2018)
6. Daftar Pustaka
Chandira, R. M., D. Bhowmik, R. Yadav, B. Jayakar, K. P. S. Kumar. 2012.
Formulation and Evaluation The Oral Tablet Ibuprofen. The Pharma
Innovation, Vol. 1(9): 32- 43.
Fahr, A. 2018. Voigt’s Pharmaceutical Technology. Hoboken: John Wiley & Sons.
Sonawane, A., Pathak, S. S., and Pradhan, R. C. 2021. Effect of Drying on Physical
and Flow Properties of Banana Powder. Carpathian Journal of Food Science
and Technology, 13(3): 173-184.
Prosedur Tetap Cara Halaman 19 dari 28
Pemakaian Alat
No. 9
Siever Shaker

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret

1. Nama Alat
Siever Shaker

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengevaluasi serbuk kasar atau granul
sebagai evaluasi distribusi ukuran partikel. Ayakan pada siever shaker tester ini disusun
sesuai dengan urutan bagian lubang yang paling besar berada dipaling atas dan bagian
lubang yang paling kecil berada dibagian bawah. Proses evaluasi ini dilakukan dengan
memasukkan serbuk granul dari ayakan paling atas dan diguncangkan hingga ayakan
paling bawah dimana nantinya berat serbuk tiap tingkat ayakan akan ditimbang untuk
mendapatkan data distribusi ukuran partikelnya (Murtini dan Yetri, 2018)

4. Spesifikasi Penerimaan
● Ukuran partikel yang dapat diayak sekitar 50-500 nm dengan bentuk jarum,panjang,
datar, atau serat
● Waktu optimum untuk sekali goncangan sekitar 5 menit
● Pengayakan dilakukan dengan 5 tingkatan dalam 1 seri yang disusunberdasarkan
urutan nomor mesh dari 20, 40, 60, 80, 100 dengan urutan palingatas adalah mesh
paling besar
● Selisih bobot sesudah dan sebelum dilakukan pengayakan (standar deviasinya)tidak
boleh lebih dari 5 %
(Zulfikar, 2010)

5. Cara Penggunaan
I. Pengayakan dengan gerakan horizontal
a. Sampel dimasukkan ke dalam ayakan paling atas lalu digoncangkan dengan
gerakan horizontal pada permukaan sievenya. Gerakan pengayakan dilakukan
secara melingkar sehingga terjadi penyebaran pada sampel yang dimasukkan
dan kemudian terjadi pemisahan
b. Sampel yang ukurannya lebih kecil akan lolos melewati mesh ayakan urutan
teratas lalu turun ke urutan di bawahnya
c. Pengayakan dilakukan berulang pada ayakan selanjutnya dengan mesh yang
lebih kecil.
d. Ditimbang bobot massa yang sudah di ayak dan dihitung standar
II. Pengayakan dengan gerakan vertikal
a. Sampel dimasukkan ke dalam ayakan paling atas lalu digoncangkan dengan
gerakan horizontal pada permukaan sievenya. Gerakan pengayakan dilakukan
secara melingkar sehingga terjadi penyebaran pada sampel yang dimasukkan
dan kemudian terjadi pemisahan
b. Sampel yang dimasukkan ke atas akan berotasi dan jatuh ke permukaan
ayakan.
c. Sampel yang ukurannya lebih kecil akan lolos melewati mesh ayakan urutan
teratas lalu turun ke urutan di bawahnya
d. Pengayakan dilakukan berulang pada ayakan selanjutnya dengan mesh yang
lebih kecil.
e. Ditimbang bobot massa yang sudah diayak dan dihitung standar devisiasinya
(Zulfikar, 2010)
6. Daftar Pustaka
Murtini, G., Yetri, E. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kemenkes RI.
Zulfikar. 2010. Gravimetri. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Prosedur Tetap Cara Halaman 21 dari 28
Pemakaian Alat
No. 10
Friability Tester

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Friability tester

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mengukur parameter kekuatan dan keregasan
tablet. Alat ini menggunakan prinsipdalam memperlakukan sejumlah tablet terhadap
gabungan pengaruh goresan dan goncangan pada silinder plastik yang berputar pada
alat untuk menjatuhkan tablet sejauh 6 inch pada tiap putarannya dengan kecepatan 25
rpm (Murtini dan Yetri, 2018).

4. Spesifikasi Penerimaan
● Persen friaabilitas harus kurang dari 1%
● Bila massa yang hilang lebih besar dari nilai yang ditargetkan, tes perlu diulang dua
kali dan persen friabilitasnya harus kurang dari 1%
● Rumus perhitungan persen friabilitas :
𝑊1 − 𝑊2
%𝐹 = 𝑊1
𝑥 100%
Ket :
%F : persentase friabilitas
W1 : massa tablet awal
W2 : massa tablet akhir
(Murtini dan Yetri, 2018)

5. Cara Penggunaan
1. Bersihkan tablet dari debu dengan menggunakan kuas kecil
2. Timbang massa tablet sebelum melalui proses pengujian (Wo). Jumlah tablet yang
ditimbang umumnya 20 tablet untuk tablet besar dan 40 tablet untuk tablet kecil
3. Tablet dimasukkan ke dalam alat lalu alat dijalankan selama 15-20 menit dengan
kecepatan 25 rpm
4. Tablet dikeluarkan dan tempat dibersihkan kembali dengan kuas kecil 5) Timbang
tablet setelah pengujian (Wf)
5. Hitung persentase kerapuhannya
(Murtini dan Yetri, 2018)

6. Daftar Pustaka
Murtini, G., Yetri, E. 2018. Teknologi Sediaan Solid. Jakarta: Kemenkes RI.
Prosedur Tetap Cara Halaman 23 dari 28
Pemakaian Alat
No. 11
Single Punch
Alat Kempa Tablet
LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Single Punch Alat Kempa Tablet

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mencetak dengan menggunakan tekanan
tinggi yang dapat merubah massa cetak tablet menjadi butiran-butiran tablet. Alat ini
bekerja dengan cara memasukkan massa cetak tablet melalui hopper sehingga dapat
mengalir ke piringan moulding dan mengisi rongga cetakan. Alat ini akan menekan
massa cetak tablet dengan piston-piston bertekanan hingga massa cetak tablet menjadi
padat dan keluar dalam bentuk tablet (Saputra dan Wahyudin, 2020).

4. Spesifikasi Penerimaan
a. Spesifikasi tablet
Tablet yang baik mempunyai keseragaman bobot (mg) 7,5% dari bobot tablet,
kekerasan tablet (kg) 4-8, kerapuhan tablet <1%, waktu hancur <15 menit (Rori, et
al., 2016). Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1.5 kali tebal
tablet (Depkes RI, 1979).
b. Spesifikasi alat
Tekanan Utama Maksimum 50 kn, diameter tekanan maksimum 20 mm, diameter
cetakan 7,8 mm, kedalaman pengisian maksimum 16 mm, ketebalan tablet
maksimum 6 mm, kapasitas produksi 3800-4000 (p/h) Berat 120 kg (Haritha, 2017).

5. Cara Penggunaan
a. Pasang punch atas dan bawah serta die dengan ukuran yang sesuai dalam keadaan
sudah dipoles dan bersih
b. Atur punch atas dan bawah supaya tepat masuk ke dalam lubang die dan tidak
miring.
c. Pasang hopper/feeding she untuk memasukkan massa granul
d. Jalankan mesin untuk proses pencetakan tablet dengan menekan tombol ON dan
timbang tablet yang telah tercetak untuk mengevaluasi berat dan kekerasan tablet
sesuai dengan besaran yang telah ditentukan
e. Bila belum sesuai dengan yang diinginkan, atur berat tablet dengan memutar mur
pada bagian bawah untuk mengatur volume pengisian die.
f. Putar ke kanan untuk menambah volume die, ke kiri untuk mengurangi volume die
g. Atur kekerasan tablet dengan putar baut silinder pada bagian atas alat.
h. Putar ke kanan untuk mengurangi tekanan punch (kekerasan berkurang), putar ke
kiri untuk menambah tekanan punch (kekerasan tablet meningkat)
i. Hubungkan steker ke stop kontak 220V
j. Setelah diperoleh kekerasan dan berat tablet yang sesuai, tekan tombol "AEG" untuk
proses pencetakan secara otomatis
k. Bila terjadi hal yang tidak diharapkan atau akan menghentikan jalannya proses
pencetakan tekan tombol "AEG""
l. Tahap ejeksi yaitu ketika tablet sudah jadi dan dikeluarkan dari punch atas maupun
bawah
(UNC, 2023).

6. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Haritha, H. 2017. A Review on Evaluation of Tablets. Journal of Formulation Science
& Bioavailability, 1(1):55.
Saputra, I. dan Wahyudin, U. 2020. Analisa Mesin Pencetak Tablet Kapasitas 80
Pcs/Menit Bertempat di Laboratorium Farmasi ISTA. Prosiding SNITT Poltekba, 4:
106-112.
UNC. 2023. Single Punch Tablet Machine. Tersedia online di
https://pharmlabs.unc.edu/labexercises/compounding/tablets/ [Diakses 10 Maret
2024].
Prosedur Tetap Cara Halaman 25 dari 28
Pemakaian Alat
No. 12
Rotary Punch

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Rotary Punch

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat laboratorium yang digunakan untuk mencetak tablet dalam jumlah besar. Alat ini
memiliki banyak punch dan die yang berputar terus menerus dengan butiran tablet yang
keluar dari hopper (Remington, 2005).

4. Spesifikasi Penerimaan
● Pada umumnya tablet dikatakan baik, apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg
(Parrott, 1970).
● Tablet dikatakan baik apabila kerapuhannya tidak lebih dari 0,8% (Lachman dkk,
1994).
● Waktu yang diperbolehkan untuk menghancurkan tablet tidak bersalut salut enterik
adalah tidak lebih dari 15 menit (Depkes RI, 1979).

5. Cara Penggunaan
1. Pasanglah punch atas dan bawah die sesuai ukuran yang telah bersih. 2. Atur punch
atas dan bawah agar tepat masuk ke dalam lubang die dan posisi tidak miring.
2. Pasang hopper/feeding shoe untuk memasukkan massa granul.
3. Nyalakan mesin dengan menekan tombol ON untuk proses pencetakan tablet lalu
timbang tablet yang telah tercetak untuk mengevaluasi berat dan kekerasan tablet
agar sesuai dengan besaran yang telah ditentukan
4. Bila belum sesuai, putar mur pada bagian bawah untuk mengatur volume pengisian
die. Putar ke kanan untuk menambah volume die, dan putar ke kiri untuk
mengurangi volume die.
5. Atur kekerasan tablet dengan memutar baut silinder pada bagian atas alat. Putar ke
kanan untuk mengurangi tekanan punch (kekerasan berkurang), putar ke kiriuntuk
menambah tekanan punch (kekerasan tablet).
6. Hubungkan steker ke stop kontak 220 V.
(Remington, 2005)

6. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Lachman, L., Liebermen, H. dan Kanig, J. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri
Edisi III. Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Parrot, E. 1970. Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics. United
States of America: Burgess Publishing Company.
Remington, J. P. 2005. Remington : The Science and Practice of Pharmacy 21st
Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Prosedur Tetap Cara Halaman 27 dari 28
Pemakaian Alat
No. 13
Stigmat

LABORATORIUM
TEKNOLOGI FARMASI

Disusun oleh Ayesha Nadia Diperiksa dan disetujui oleh Tanggal berlaku hingga 9
Savitri Maret 2024.

Tanggal 10 Maret 2024 Tanggal 11 Maret 2024

1. Nama Alat
Stigmat

2. Gambar dan Bagian Alat

3. Deskripsi
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter dalam, luar, kedalaman, ketebalan,
panjang, dan lebar dari suatu benda. Diameter tablet ini perlu diukur dalam evaluasi
untuk memastikan seluruh tablet memiliki keseragaman ukuran (Fadhilah dan Saryanti,
2019).

4. Spesifikasi Penerimaan
Tablet yang baik Tablet yang baik mempunyai diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 1.5 kali tebal tablet (Depkes RI, 1979).

5. Cara Penggunaan
1. Cek dan selalu pastikan bahwa pada saat kedua rahang tertutup, skala menunjukkan
angka nol.
2. Kendurkan baut pengunci dan tarik rahang geser ke kanan. Tarik sampai tablet yang
ingin diukur tepat ditempatkan diantara 2 rahang (tetap dan geser).
3. Letakkan tablet yang akan diukur di antara kedua rahang.
4. Tarik rahang geser ke kiri sampai mengapit tablet yang akan diukur. Lalu, putar baut
pengunci sampai terdengar suara “klik”.
5. Perhatikan garis yang terhimpit antara skala atas dan bawah atau skala nonius-nya.
Temukan angka yang menyambungkan lurus dengan garis dari skala nonius tersebut.
6. Hitung hasil pengukuran diameter tablet yang diperoleh dengan cara menjumlahkan
kedua angkanya.
(Fatiatun, et al., 2022).

6. Daftar Pustaka
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III.
Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Fadhilah, I. N. dan Saryanti, D. 2019. Formulasi Dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan
Tablet Ekstrak Buah Pare (Momordica charantia L.) Secara Granulasi Basah.
Smart Medical Journal, 2(1): 25-31.
Fatiatun, F., Naja, F. N., Septyana, A. L., dan Rakhmadahani, A. 2022.
Pengembangan Large Size Vernier Calipher untuk Pengukuran Benda dalam
Kehidupan Sehari-Hari. Jurnal Al-Qalam, 23(1): 47-52

Anda mungkin juga menyukai