Anda di halaman 1dari 3

Cara menyikapi hoax

Kabar dusta atau yang sekarang disebut dengan hoax adalah suatu kabar yang sangat
merugikan manusia. Di zaman sekarang yang teknologinya sudah sangat maju, sikap kehati-
hatian terhadap suatu berita sangatlah diperlukan, karena mengingat begitu banyak berita yang
mudah diakses oleh hampir semua manusia. Sikap hati-hati ini akan mencegah dari suatu berita
yang tidak benar yang bisa saja menimbulkan kekacauan di masyarakat.

Dalam masalah ini, al-Qur’an telah memberikan solusi untuk mencegahnya. Allah Swt
berfirman:

‫ِدِم‬ ‫ٍة‬ ‫ِص‬ ‫ِس‬ ‫ِذ‬


‫َيا َأُّيَه ا اَّل يَن آَم ُنوا ِإْن َج اَءُك ْم َفا ٌق ِبَنَبٍإ َفَتَبَّيُنوا َأْن ُت يُبوا َقْو ًم ا َجِبَه اَل َفُتْص ِبُح وا َعَلى َم ا َفَعْلُتْم َنا َني‬
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita,
Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum
tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q.S
al-Hujurat: 6).

Ayat tersebut turun berkaitan dengn al-Harits bin Dhirar al-Khuza’i yang menghadap Rasulullah
saw. Beliau mengajak al-Harits masuk Islam dan mengeluarkan zakat, dan ia pun menerimanya.
Manakala akan pulang, ia berjanji pada Rasul bahwa ia akan mengajak kaumnya masuk Islam
dan menunaikan zakat juga. Ia meminta kepada Rasul untuk mengirim utusannya guna
mengambil zakat yang nanti akan dikumpulkannya. Ketika zakat telah terkumpul, al-Harits
menunggu-nunggu utusan dari Rasulullah saw, namun tak kunjung datang. Al-Harits lalu
mengira bahwa Rasul marah padanya. Ia lalu berpikiran bahwa tak mungkin Rasul mengingkari
janjinya, karena ia pernah meminta Rasulallah untuk mengutus utusannya guna mengambil zakat
yang dikumpulkannya itu. Ia dan para dermawan kaumnya beranjak untuk menemui Rasulullah
saw. (As-Suyuti, Lubab al-Nuqul fi Asbab al-Nuzul, hlm. 240)

Sebenarnya, Rasulullah telah mengutus al-Walid bin ‘Ubah untuk mengambil zakat tersebut,
namun di tengah perjalanan, ia pulang kembali dan mengatakan pada Rasulullah bahwa al-Harits
enggan memberikan zakat dan mengancam akan membunuhnya. Mendengar berita tersebut,
Rasul pun mengirim utusan lain untuk mengambil zakat. Namun di tengah perjalanan, mereka
berpapasan dengan al-Harits yang tengah menuju Rasulullah. Al-Harits kemudian bertanya pada
mereka untuk menanyakan kemana tujuannya dan untuk bertemu siapa. Mereka menjawab
bahwa ia diutus Rasul untuk menemuinya. Mereka lalu menceritakan bahwa Rasul awalnya
mengutus al-Walid, namun ia bercerita pada Rasul bahwa al-Harits enggan mengeluarkan zakat
dan mengancam akan membunuhnya. Al-Harits pun bersumpah bahwa belum ada orang yang
datang menemuinya (As-Suyuti, hlm. 240)
Versi riwayat lain menyebutkan bahwa Rasul bahkan ingin memerangi kaum yang diceritakan al-Walid bin
‘Uqbah yang enggan mengeluarkan zakat dan mengancam akan membunuhnya tersebut. (Wahbah Zuhaili, Tafsir al-
Munir, juz. 16, hlm. 556)

Adapun kandungan ayat tersebut, Syekh Wahbah Zuhaili menjelaskan dalam tafsirnya:

‫ وال تتعجل??وا ب??الحكم‬،‫ وتثبتوا من األم??ر‬،‫ فتبينوا الحقيقة‬،‫إن أتاكم فاجر ال يبالي بالكذب بخبر فيه إضرار بأحد‬
‫ وتلحقوا بهم ضررا ال‬،‫ خشية أن تصيبوا قوما باألذى‬،‫حتى تتبصروا في األمر والخبر لتتضح الحقيقة وتظهر‬
‫ متم??نين‬،‫ مغتمين ل??ه‬،‫ فتصيروا على ما حكمتم عليهم بالخطإ نادمين على ذلك‬،‫ وأنتم جاهلون حالهم‬،‫يستحقونه‬
.‫عدم وقوعه‬

“Jika seorang fajir datang kepada kalian membawa berita yang tidak dipedulikan kebohongan
yang dapat membahayakan seseorang, maka hendaknya kalian mencari kebenaran dari berita
tersebut. Dan jangan cepat menghukumi sebelum kalian tahu jelas kebenaran duduk beritanya,
karena dihawatirkan akan menyakiti dan membahayakan kaum yang semestinya tidak berhak
mendapatkannya, padahal kalian tidak mengetahui keadaan mereka. Karena bisa jadi kalian
menyesal karena telah melakukan kesalahan atas apa yang kamu lakukan itu akibat berita hoax
tersebut. (Wahbah Zuhaili, hlm. 557)

Ayat tersebut mengindikasikan bahwa jika ada orang fasiq yang datang membawa suatu
kabar, maka hendaknya kita berhati-hati atas apa yang diucapkannya tersebut. Menurut Wahbah
Zuhaili, hal ini harus dilakukan karena bertujuan untuk menghindari fitnah di antara indvidu
seorang muslim dengan kaumnya. Hal ini juga harus dilaksanakan guna menjaga persatuan
ummat. Ayat tersebut juga menunjukkan bahwa informasi dari orang jujur bisa dijadikan
pegangan, sedangkan jika datangnya dari orang fasiq maka tidak bisa diterima begitu saja. (hlm,
557-558)

Salah satu bentuk kehati-hatian kita dan juga sebagai bentuk klarifikasi dalam menyikapi
berita hoax yang ditujukan pada seseorang, menurut hemat penulis adalah dengan mengecek
sumber berita tersebut, siapa yang membuatnya, dan apa tujuannya. Lalu kemudian mengecek
langsung pada akun atau website resmi yang dimilliki (jika ada) oleh orang yang menjadi sasaran
berita hoax tersebut. Atau juga melalui orang-orang terdekatnya dan lain sebagainya, yang
sekiranya membuat kita menjadi jelas akan isi kebenaran berita tersebut.
Terakhir, dalam masalah hoax ini, penulis akan menuliskan apa yang dikatakan oleh al-
Khalil bin Ahmad, yang dikutip oleh al-Ghazali dalam kitabnya. Berikut ini pernyataam al-
Khalil:

‫ ورجل يدري وال يدري أنه يدري ف??ذلك ن??ائم‬.‫ رجل يدري ويدري أنه يدري فذلك عالم فاتبعوه‬: ‫الرجال أربعة‬
‫ ورجل ال يدري وال ي??دري أن??ه ال ي??دري‬.‫ ورجل ال يدري ويدري أنه ال يدري فذلك مسترشد فعلموه‬.‫فأيقظوه‬
.‫فذلك جاهل فاحذروه‬

“Manusia terbagi empat macam, yakni: 1. Manusia yang memiliki pengetahuan dan
menyadarinya. Orang semacam ini tergolong orang orang alim, hendaknya diikuti. 2. Manusia
yang memiliki pengetahuan, namun tidak menyadarinya. Orang itu seperti orang yang tertidur,
hendaknya dibangunkan. 3. Manusia yang tidak memikiki pengetahuan dan menyadarinya.
Orang ini tergolong orang yang sedang mencari bimbingan, hendaknya dituntun. 4. Manusia
yang tidak memiliki pengetahuan, namun ia tidak menyadarinya. Orang tersebut tergolong
orang bodoh, hendaknya kita berhati-hati padanya”. (Mukhtashar Ihya Ulumiddin, hlm. 17)

Pada point terakhir tersebut yang nampaknya harus kita perhatikan dalam mewaspadai berita
hoax, karena pada umumnya yang membuat berita hoax dan menyebarkannya adalah mereka
yang sebenarnya tidak memiliki pengetahuan dan tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya
mereka tidak memiliki pengetahuan juga. Kita hendaknya waspadai orang yang semacam ini.

Anda mungkin juga menyukai