Anda di halaman 1dari 3

KONSEP AL QURAN DALAM MENYIKAPI HOAK

Assalamu’alaikum w.w

Alhamdulillahirabbil ‘alamiin. Wabihi nasta’in ‘ala umriidduddnya waddiin. Nashadualla ilaha


illallah wahdahula syarikalah wanasyhaduanna Muhammadan ‘abduhu wa rasululuh saw.

Yang terhomat, dewan hakim yang bijaksana, Bapak-bapak, ibu-ibu, hadirin-walhadirat


rahimakumullah

Puji syukur, marilah kita persembahkan kehadirat Allah yang maha kuasa yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan karunianya hingga pada kesempatan ini kita masih bisa melangkahkan
kaki dan mengayunkan tangan untuk berkumpul ditempat ini.

Shalawat dan salam mari pula kita kirimkan kepada baginda Rasulullah saw .

Allahumma shalli ‘ala syayyidina Muhammad wa’ala ‘alihi washahbihi ajma’in.

Perkembangan teknologi Electronic digital memberikan dampak positf sekaligus negatif


terhadap perilaku sosial, budaya, ekonomi maupun politik. Bagi pelaku bisnis atau pengusaha,
keberadaa media sosial dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap penjualan.
Namun jika kita melihat sisi negatifnya, tidak kalah dahsyat efek yang ditimbulkan akibat
penyalahgunaan dari media sosial. Penyebaran informasi hoak di media sosial merupakan
fenomena yang mengancam ukhwah Islamiyah dalam berbangsa dan bernegara.

Menanggapi permasalahan tersebut, maka pada kesempatan ini kami akan menyampaikan
sebuah syarahan dengan judul

“Konsep Al Qur’an dalam menyikapi Hoak”

Sebagai landasana marilah kita dengan surah an nur/33:11 yang berbunyi:

¨bÎ) tûïÏ%©!$# râä!%y` Å7øùM}$$Î/ ×pt6óÁãã ö/ä3YÏiB 4 Ÿw çnqç7|¡øtrB #uŽŸ° Nä3©9 ( ö@t/
uqèd ×öŽ yz ö/ä3©9 4 Èe@ä3Ï9 <›Íö
 D$# Nåk÷]ÏiB $¨B |=|¡tFø.$# z`ÏB ÉOøOM}$# 4 “Ï%©!$#ur
4†¯<uqs? ¼çnuöŽ 9Ï. öNåk÷]ÏB ¼çms9 ë>#x‹tã ×LìÏàtã ÇÊÊÈ

Artinya:

Sesungguhnya orang-orang yang membawa brita bohong itu adalah kelompok diantara kamu
(juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu.
Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang
yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat.

Berita bohong ini mengenai Aisyah ra. Ummul mukminin, setelah perang dengan banii Mustaliq
pada bulan sya’ban 5 H.Perang itu diikuti kaum munafik dan turut pula ‘Aisyah ra. Dengan Nabi
saw. Berdasarkan undian yang diadakan diantara istri-istri beliau. Dalam perjalanan kembali,
mereka berhenti pada suatu tempat.’Aisyah ra. Keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan,
kemudian kembali. Tiba-tiba ia merasa kalungnya hilang, lalu ia pun mencarinya. Sementara itu,
rombongan berangkat dengan persangkaan bahwa ‘Aisyah ra. Masih ada dalam sekedup. Setelah
‘Aisyah ra. Mengetahui sekedupnya sudah berangkat, ia duduk ditempatnya dan berharap
sekedup itu akan kembali menjemputnya. Secara kebetulan, seorang sahabat Nabi bernama
Safwan bi Mu’atttal lewat ditempat itu dan menemukan seseorang yang sedang tidur sendirian.
Safwan terkejut seraya mengucapkan “Innalillahi wa inna iaihi raji’un, Istri rasulullah!” ‘Aisyah
ra terbangun. Lalu safwan mempersilahkan ‘Aisyah ra. Menaiki untanya. Safwan berjalan
menuntun unta sampai Madinah. Orang-Orang yang melihat mereka membicarakannya menurut
pendapat masing-masing. Mulailah timbul desas desus. Kemudian kaum munafik membesar-
besarkannya. Maka fitnah atas ‘Aisyah ra. Itu pun bertambah luas sehingga menimbulkan
keguncangan di kalangan kaum Muslim.
Menurut syeh prof doktor Suhaiman dalam tafsirnya al madinah al munawarah menjelaskan
“Dalam ayat ini Allah membebaskan umul mukminin dari tuduhah zina yang disebarkan oleh
pemimpin kaum munafik Abdullah bin ubai bin salut dan Allah menerangkan hati kelurga Abu
Bakar. Sedangkan secara bahasa lafal al ifku adalah bentuk masdar dari fiil tsulasi mujarat yaitu
afaka yafiku ifkan yang berarti kadzaba, berbohong dan suka memanipulasi.

Menurut imam al ghair dalam tafsir al ghazil jilid 13 mengatakan “ayat ini sama dengan surah an
nahl 105 sama-sama menjelaskan tentang perilaku manusia yang menyebarkan berita dengan
dusta.

Gaya hidup para pendusta mereka berbuat ulah seenaknya, menyebarkan berita dusta diberbagai
tempat hanya semata untuk mendapatkan jabatan kekuasaan dan kekayaan. Hanya demi sebuah
jabatan mereka rela menyebarkan kebohongan, hanya demi sebuah kekuasaan mereka
memproduksi berita bohong yang merugikan, dan hanya demi uang, mereka melenyapkan fakta-
fakta kebenaran.

Jika virus yang sedang melanda baru-baru ini, hanya akan menyerangkan dan mematikan orang-
orang yang lemah anti bodinya, maka wabah kebohongan bahayanya akan menyerang dan
mematikan siapa saja. Tak pandang seorang penguasa, tak pandang seorang ulama, tak pandang
seorang pengusaha bila mereka diposisikan paksa oleh kejahatan media pasti akan lebih binasa
karena kejahatan para pendusta.

Lalu bagaimana konsep al qur’an dalam memyikapi berita bohong?

Al Qur’an mengecam umatnya yang ikut andil dalam menyebarkan berita bohong padahal ia
belum tahu kebenaran dari sebuah berita tersebut.

Ada beberapa anjuran Al Qur’an dalam menyikapi peredaran berita bohong. Diantaranya:

1. Hendaklah berprasangka baik Allah menyatakan dalam surah an nur ayat 12 yang berbunyi:

Mengapa orang –orang mukmin dan mukminat tidak berbaik sangka terhadap kelompok mereka
sendiri, ketika kamu mendengar berita bohong itu, dan berkata “ ini adalah (berita) bohong yang
nyata.

2. Selalu berkata benar

Menyampaikan berita yang benar akan menjaga kemurnian ajaran Islam serta melahirkan
keharmonisan dalam pergaulan. Sebagai mana firman Allah swt dalam surah al ahzan/33: 70
yang berbunyi:

Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan
yang benar

3. Melakukan tabayyun (teliti) setiap menerima berita

Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah al hujarat/49:6 yang berbunyi:

$pkš‰r'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,ř$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br&


(#qç7ŠÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4’n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBω»tR ÇÏÈ

Artinya:

Wahai orang –orang yang beriman, jika seorang fasik datang kepadamu, membawa berita
penting, maka telitilah kebenaran
Hadirin wal hadirat rahima kumullah

Ayat diatas berpesan jika ada berita atau informasi yang datang hendaknya terlebih dahulu
melakukan tabayyun dengan memeriksa secara teliti berita tersebut. Dengan demikian, peran
tokoh agama diharapkan mampu melakukan upaya check-recheck, konfirmasi, dan akurasi,
dalam mengawal i sebuah berita, sehingga pesan berita yang tersebar dapat diterima dan
dimanfaatkan masyarakat untuk mempelajari realitas yang melingkupi situasi tertentu.

Sebagai kesimpulan Konsep al Qur’an dalam menyikapi hoax adalah sebagai berikut:

1. Hendaklah berprasangka baik

2. Selalu berkata benar

3. Melakukan tabayyun (teliti) setiap menerima berita

Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga ada manfaatnya, terikasih atas segala
perhatian, mohon maaf atas salah dan khilaf. Wa Billahi taufik wal hidayah

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai